Anda di halaman 1dari 6

Tips top tentang Manajemen Bandwidth.

Kamis, 10-06-2010

Apa itu Manajemen Bandwidth ? Manajemen Bandwidth adalah istilah umum yang
diberikan untuk sekumpulan tools dan teknik yang dapat digunakan oleh suatu
institusi untuk mengurangi kebutuhan kritikal dari suatu segmen jaringan.
Seringkali manajemen bandwidth diterapkan pada segmen WAN yang menghubungkan
institusi ke internet yang lebih besar. Ini juga dapat diterapkan pada segmen
internal yang juga bersifat kritikal, seperti segmen yang menghubungkan ruangan-
ruangan kampus ke seluruh jaringan. CIO Magazine telah menerbitkan sebuah artikel
gambaran yang baik tentang manajemen bandwidth berjudul "Trailblazers Bandwidth"
[1]. Beberapa isu teknis terkait teknologi pada manajemen bandwidth: -1- Kompresi
data, untuk mengurangi ukuran data yang harus ditransmisikan. -2- Caching lokal,
untuk menyimpan data yang sering digunakan secara lokal, bukan mengirimkannya dalam
beberapa kali. -3- Prioritas bandwidth, mengalokasikan bandwidth berdasarkan
pentingnya aplikasi. -4- Konten terdistribusi, untuk memindahkan isi dari satu
lokasi ke beberapa lokasi yang lebih dekat dengan pengguna akhir. -5- Blocking lalu
lintas data yang tidak sah (unauthorized traffic). -6- Paket akuntansi internet
(internet accounting packages), untuk melacak penggunaan bandwidth dan menagih
pembiayaan penggunaan layanan terkait kepada pelanggan (pay per use, umum digunakan
di universitas-universitas di Australia). -7- Sarana pendidikan bagi pemakai, untuk
mendidik pengguna tentang konsekuensi dari tindakan mereka dan meyakinkan mereka
untuk menjadi warga negara yang baik di jaringan yang mereka pakai secara bersama.
Beberapa Produsen Utama Produk Manajemen Bandwidth. Vendor manajemen bandwidth yang
saat ini eksis di pasar meliputi: -1- SR-50 Sequence Reducer dari Peribit Networks,
melakukan kompres data dengan menghilangkan pengulangan menggunakan teknologi
Sequence Molecular Pengurangan (MSR) [2]. -2- ACCELERATORs dari Expand Networks
mengkombinasikan antara teknik kompresi data, caching, dan prioritas [3]. -3-
NetEnforcer dari Allot Communications menggunakan prioritas bandwidth, dan
menggunakan caching untuk CacheEnforcer mereka [4]. -4- PacketShaper dari Packeteer
menggunakan skema prioritas bandwidth untuk memonitor, memblok, dan pencekikan
bandwidth (bandwidth throttle) [5]. -5- AcceleNet dan Xpress Suite dari Intelligent
Compression Technologies menggunakan kompresi data [6]. -6- EdgeSuite dari Akamai
mendistribusikan konten ke jaringan server global [7]. -7- L7 Solution dari Sistem
Akonix mendeteksi dan memblok protokol yang tidak dikehendaki pada jaringan EDGE
(koneksi internet yang disediakan oleh provider kartu telepon) [8]. -8- PacketHound
dari Palisade Systems menggunakan skema prioritas bandwidth untuk
memonitor, memblok, dan pencekikan bandwidth (bandwidth throttle) [9]. -9- Traffic
Edge dari Inktomi mengkombinasikan strategi caching dan filtering [10]. -10-
Internet Management System dari Digiquant melakukan internet accounting dan billing
kepada pengguna akhir [11]. -11- Technologies Hub dari Hansen melakukan internet
accounting dan billing kepada pengguna akhir [12]. Pentingnya Manajemen Bandwidth
pada Institusi Pendidikan Tinggi. Sebuah jaringan kampus yang solid dan didukung
konektivitas internet yang baik tidak lagi menjadi barang mewah bagi sebuah
institusi pendidikan tinggi, melainkan sebuah kebutuhan. Para mahasiswa, termasuk
para orang tua mereka mempertimbangkan akses yang baik ke sumber daya jaringan
sebagai faktor dalam menentukan institusi mana yang akan mereka pilih. Ini
berdampak baik pada rekrutmen maupun retensi. Semakin banyak mahasiswa yang datang
ke perguruan tinggi berharap bahwa jaringan yang ada di sana akan memenuhi
kebutuhan pendidikan mereka, tetapi selain itu mereka juga berharap akan
ketersediaan layanan hiburan bagi mereka. Pihak kampus ingin faktor-faktor ini
terakomodir ke dalam sistem pembuatan keputusan mereka, dalam bentuk dukungan
terhadap skema prioritas, bukan skema pemblokiran. Dilihat dari perspektif
manajemen dan hubungan masyarakat, lebih baik melakukan pembatasan terhadap lalu
lintas hiburan daripada memblok secara sepenuhnya. Beberapa produk manajemen
bandwidth memungkinkan untuk meningkatkan lalu lintas hiburan saat lalu lintas
bisnis rendah. Seperti halnya layanan video dan suara yang juga berpindah ke
jaringan, pengelolaan bandwidth untuk penyediaan kualitas layanan terhadap aplikasi
peka waktu (timesensitive applications) menjadi lebih penting. Penelitian mengenai
kebutuhan bandwidth juga terus berkembang. Proyek penelitian mutakhir, seperti
SETI@home [13], UCSC Genome Bioinformatics [14], atau Mars Exploration [15],
memanfaatkan sekelompok besar perangkat jaringan untuk perhitungan masif atau untuk
melakukan distribusi data set yang besar melalui situs mirror. The Access Grid [16]
mendukung interaksi manusia melalui high-end audio dan video. Semua aplikasi ini
merupakan aplikasi dengan tingkat kebutuhan bandwidth yang tinggi. Bila
dibandingkan dengan masa lalu, hari ini kita dapat membeli bandwidth dengan dana
yang lebih sedikit. Dan kemungkinan besar tren ini akan terus berlanjut. Walau
demikian, hanya dengan membeli lebih untuk memenuhi meningkatnya permintaan
bandwidth sering dianggap tidak praktis. Lingkungan dan aplikasi untuk melakukan
komputasi peerto-peer [17] seperti Napster, Kazaa, Audio Galaxy, Gnutella dan
Torrent berujung pada kebutuhan bandwidth yang lebih besar daripada penyediaan yang
sanggup perguruan tinggi dan universitas bisa adakan. Setiap kampus, dalam
melakukan strategi manajemen bandwidth, harus memutuskan kapan biaya investasi akan
lebih murah daripada membeli bandwidth lebih. Salahnya strategi dalam investasi
manajemen bandwidth maupun pembelian bandwidth beresiko membuat jaringan kampus
menjadi macet, menuju titik di mana tidak ada pengguna yang dilayani dengan baik.
Saat Dimana Manajemen Bandwidth Menjadi Penting di Kampus. Manajemen bandwidth
menjadi penting ketika biaya yang diperlukan untuk menambah bandwidth yang sesuai
kebutuhan melebihi biaya investasi teknologi manajemen
bandwidth. Berharaplah ini segera terjadi pada kampus anda bila belum. Beberapa
kampus, yang biasanya lebih kecil, dapat melakukan pendekatan kepada para
mahasiswa, fakultas, dan staf untuk menjadi warga negara yang baik. Pendekatan ini
memang efektif untuk sementara waktu, tergantung pada nilai-nilai komunitas kampus.
Kampus lain, dengan staf yang lebih banyak, kadang-kadang bisa membayar waktu staf
untuk melacak pengguna bandwidth yang berlebihan dan mendorong atau mendisiplinkan
mereka secara langsung untuk mengontrol masalah. Tool manajemen bandwidth
terotomasi bekerja dengan baik, dan cukup layak secara finansial, ketika teknik-
teknik lainnya tidak lagi memadai untuk memecahkan masalah. Jangan menunggu sampai
jaringan kampus Anda pada terengah-engah sebelum anda mulai mengeksplorasi pilihan
anda. Perkembangan Manajemen Bandwidth. Tool manajemen bandwidth yang efektif harus
berkembang cepat untuk tetap eksis di depan aplikasi yang dirancang untuk mereka
kontrol. Upaya awal untuk mengelola bandwidth termasuk memblokir port tertentu pada
router kampus, tapi pengembang aplikasi dapat dengan cepat belajar untuk mengubah
port. Aplikasi lain menyamarkan data yang harus dibatasi menjadi data yang dianggap
prioritas utama. Tool manajemen bandwidth harus selalu ditingkatkan untuk berada di
depan para pengembang. Tool manajemen bandwidth juga berkembang untuk menangani
pipa yang besar dan lebih besar lagi. Sebuah riset di sebuah universitas di USA
telah menginvestigasi PacketShaper dari Packeteer pada bulan Januari 2002. Produk
tersebut bisa mengelola link DS3 milik universitas tersebut ke kampus utama yang
mereka miliki di Minneapolis / St. Paul, tapi tidak bisa mengelola pipa OC3 dari
kampus utama ke Internet. Sekarang PacketShaper dapat mengatur hingga 200 MB,
sehingga dapat mengelola OC3 tersebut, tetapi tidak dapat mengelola OC12 yang lebih
besar dan pipa OC48 yang beberapa kampus gunakan. Dalam waktu dekat bisa dipastikan
akan keluar produk baru untuk menangani pipa-pipa yang lebih besar. Tool-tool ini
juga berkembang untuk dapat menerapkan aturan manajemen yang berbeda untuk berbagai
kelompok pengguna di jaringan kampus. Beberapa produk dapat menerapkan aturan yang
berbeda untuk VLAN berbeda. Melihat trend kebutuhan ini, akan ada evolusi dari
tool-tool ini yang memungkinkan pengaturan ke setiap perangkat milik individu pada
jaringan. Isu-Isu Terkait Penerapan Manajemen Bandwidth. Unit TI pada kampus yang
siap menerapkan manajemen bandwidth harus mengembangkan rencana komunikasi untuk
kampus. Dibutuhkan penjelasan ke kampus apa yang anda lakukan dan mengapa.
Bersiaplah untuk menjelaskan bagaimana pendekatan anda dalam meminimalkan dampak
terhadap kebebasan akademik dan menghindari sensor. Tekankan pentingnya memberi
semua pengguna akses yang adil terhadap sumber daya serta memastikan akses yang
lebih baik terhadap sumber daya yang lebih penting bagi misi kampus. Para mahasiswa
akan ingin tahu mengapa anda campur tangan terhadap akses hiburan mereka jika anda
kembali membatasi akses aplikasi peer-to-peer yang mendukung file audio dan video
swapping. Ingatlah bahwa ini bisa menjadi masalah retensi, tapi masalah
retensi lain yang tak kalah pentingnya adalah akses ke sumber daya pendidikan dan
biaya pendidikan. Jika anda memang melemparkan lebih banyak uang untuk menambahkan
bandwidth untuk mendukung aplikasi hiburan secara tidak terbatas, itu akan mengarah
kepada peningkatan biaya pendidikan mahasiswa. Jika anda mengizinkan akses tak
terbatas pada aplikasi hiburan dengan bandwidth yang terbatas, siswa tidak akan
mampu mencapai materi sumber daya pendidikan yang sah. Pada kampus trersebut di
atas, telah terbukti fakta bahwa aplikasi yang bersifat membatasi lebih cocok untuk
para mahasiswa daripada memblokir. Mereka diberi keyakinan bahwa ketika bandwidth
tidak digunakan untuk pendidikan dan aplikasi bisnis, bandwidth tersebut disediakan
untuk hiburan. Bahkan pejabat CIO di lingkungan kampus tersebut secara pribadi
meluangkan waktu untuk memberikan jawaban langsung kepada mahasiswa yang
mempertanyakan dan mengkritik apa yang pihak kampus lakukan. Beberapa menjadi
marah, akan tetapi yang lain tumbuh untuk menerima pendekatan yang telah dilakukan
kampus ketika diberikan informasi lebih lanjut. Lihat [18] untuk contoh komunikasi.
Surat kabar mahasiswa kampus tersebut juga telah menulis sebuah artikel tentang
subjek ini [19]. Selain semua referensi tersebut di atas, terdapat juga definisi
umum mengenai manajemen bandwidth pada Wikipedia [20]. Penerapan Manajemen
Bandwidth di Lingkungan Korporat. Menerapkan manajemen bandwidth di lingkungan
korporat terbagi atas dua aspek, yakni aspek internal dan eksternal. Aspek internal
meliputi pengaturan pemakaian bandwidth untuk keperluan internal itu sendiri,
sedangkan aspek eksternal meliputi pengaturan pemakaian bandwidth untuk menjaga
³keseimbangan´ antara keterbatasan infrastruktur yang didukung oleh pendanaan yang
relatif terbatas dengan tingkat kepuasan pengguna akhir sebagai konsumen. Kedua
aspek tersebut berujung pada efisiensi dan efektifitas kerja lingkungan korporat
itu sendiri. Efektif dalam artian pendanaan yang relatif memiliki tingkat prioritas
yang lebih rendah dapat direlokasi ke pengembangan infrastruktur, sehingga
akselerasi dalam proses ekspansi bisnis dapat dilakukan. Efisien dalam artian
dengan alokasi pendanaan yang sama, kualitas capaian bisa lebih optimal. Bila
memungkinkan malah bisa dimaksimalkan dengan pola-pola bisnis tertentu yang sudah
terbukti. Kesimpulan. Penerapan manajemen bandwidth memungkinkan kita untuk
memberikan prioritas yang tepat untuk lalu lintas jaringan terkait pendidikan dan
bisnis, sementara pada saat yang sama memungkinkan lalu lintas hiburan pada tingkat
prioritas yang lebih rendah. Link DS3 milik kampus ke internet kini lebih dari
cukup untuk memenuhi kebutuhan kampus, dimana tanpa manajemen bandwidth akan benar-
benar menjadi kelebihan beban (overload). Manajemen bandwidth akan menghemat
alokasi pendanaan untuk bandwidth, yang dapat dialokasikan untuk memberikan akses
jaringan yang lebih baik dan lebih sesuai.
Situs Referensi. -1- Levinson, M.(2002), ³Bandwidth Trailblazers,´ CIO Magazine,
March 1, 2002, http://www.cio.com/archive/030102/et_article.html -2- Peribit
Networks at http://www.peribit.com/ -3- Expand Networks at http://www.expand.com/
-4- Allot Communications at http://www.allot.com/ -5- Packeteer at
http://www.packeteer.com/ -6- Intelligent Compression Technologies at
http://www.ictcompress.com/ -7- Akamai at http://www.akamai.com/ -8- Akonix Systems
at http://www.akonix.com/ -9- Palisade Systems at http://www.palisadesys.com/ -10-
Inktomi Corporation at http://www.inktomi.com/ -11- Digiquant at
http://www2.digiquant.com/ -12- Hansen Technologies at http://www.hancorp.com.au/
-13- SETI@home at http://setiathome.ssl.berkeley.edu/ -14- UCSC Genome
Bioinformatics at http://genome.ucsc.edu/ -15- Mars Exploration at
http://mpfwww.jpl.nasa.gov/ -16- Access Grid at http://www-
fp.mcs.anl.gov/fl/accessgrid/ -17- Rutherford, E.(2000), ³The P2P Report,´ CIO
Magazine, July 12, 2000,
http://www.cio.com/research/knowledge/edit/p2p_content.html -18- Campus
communication example, http://www.d.umn.edu/itss/news/articles/02-
0125bandwidth.html -19- Watson, M.(2002), ³U limits µrecreational use¶ internet
computing,´ UMD Statesman, February 14, 2002,
http://www.d.umn.edu/statesman/archives/021402/story9.htm -20- Bandwidth management
at Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Bandwidth_management Sesi Terkait pada
Educause 2002. -1- Educause 2002 Track Session: It¶s Their Bandwidth«Let Them
Decide Track 2, Thursday, October 3, 3:55 p.m. ± 4:45 p.m., B303. -2- Educause 2002
Constituent Group: Net Improvement Wednesday, October 2, 12:40 p.m. ± 2:10 p.m.,
B301. http://www.educause.edu/memdir/cg/netimprov.html -3- Educause 2002
Constituent Group: Network Management. Thursday, October 3, 4:55 p.m. ± 6:10 p.m.,
B215 http://www.educause.edu/memdir/cg/netman.html

Anda mungkin juga menyukai