Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ANALISI FARMASI

WORKSHEET UV-VISIBLE

KELOMPOK VII/A2A
Nyoman Andilia Krisdhina (171200154)
Pande Galang Ayu Lestari (171200155)
Putu Risma Riantini (171200156)
Putu Risma Meliana Ayu Sangging (171200157)
Si Luh Ayu Nyoman Shinta Pradewi (171200158)
Sindy Astika Darmayanti (171200159)

Dosen Pengampu:

Dewi Puspita Apsari, S. Farm., M. Farm., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2019

WORKSHEET UV-VISIBLE
1. Jelaskan komponen instrument UV-Vis

Lamp Lampu sebagai sumber cahaya dimana Lampu memancarkan


semua warna cahaya (yaitu, cahaya putih). lampu deuterium untuk UV
(190 -350 nm), lampu halogen kuarsa / tungsten untuk Visibel (350 –
900nm).
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki
pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi
cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan
inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut
terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu
pijar biasa, daerah panjang gelombang () adalah 350 – 2200 nanometer
(nm).
Lampu hidrogen dan lampu deuterium terdiri dari sepasang
elektroda yang terselubung dalam tabung gas dan diisi dengan gas
hidrogen dan deuterium yang bertekanan rendah. Sumber radiasi terlihat
dan radiasi inframerah dekat yang biasa digunakan adalah lampu
filamen tungsten. Filament dipanaskan oleh sumber arus searah (DC),
atau oleh baterai. Filamen tungsten menghasilkan radiasi kontinu dalam
daerah antara 350 dan 2500 nm.
Kebaikan lampu wolfarm adalah energi radiasi yang dibebaskan
tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Sumber cahaya
untuk spektrofotometer inframerah, sekitar 2 ke 15 m menggunakan
pemijar Nernst (Nernst glower).
Gambar 1. Lampu wolfram Gambar 2. Lampu deuterium
Lens
Lens berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan
oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan.

Monochromator Monokromator adalah serangkaian alat optik alat yang berfungsi


untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen
panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang berbeda (terdispersi)
dan yang selanjutnya dipilih oleh celah (slit). Jenis monokromator yang
saat ini banyak digunakan adalah gratting atau lensa prisma dan filter
optik.
1. Prisma

Prisma berfungsi sebagai pendispersi atau penyebar cahaya,


dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan
panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel.

2. Grating (kisi difraksi)


Jika digunakan grating maka cahaya akan diubah menjadi
spektrum cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga
cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai
cahaya.

 Keuntungan menggunakan kisi difraksi :

- Dispersi sinar merata

- Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama

- Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum


Cahaya monokromatis ini dapat dipilih panjang gelombang
tertentu yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah sempit
yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh
lebar celah (slit width) yang dipakai.
Cuvette Kuvet merupakan wadah dari sampel berupa cairan yang telah
diatur takarannya hingga dapat terbaca oleh spektrofotometer UV-Vis.
Biasanya sampel yang digunakan adalah sampel yang berwarna yang
mudah menyerap sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Pada
pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV
digunakan kuvet kuarsa.

Cuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :


1) Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.
2) Permukaannya secara optis harus benar- benar sejajar.
3) Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.
4) Tidak boleh rapuh.
5) Mempunyai bentuk (design) yang sederhana.
Amplifier
Amplifier atau penguat berfungsi untuk memperbesar arus yang
dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh indikator.

Detector Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap


cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah
cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh
penampil data dalam bentuk jarum penunjuk (angka digital) atau
ditransmisikan untuk selanjutnya diolah oleh amplifier .

Syarat-syarat ideal sebuah detektor adalah :


1. Kepekaan yang tinggi.
2. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi.
3. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
4. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
5. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga
radiasi.
Macam - macam detector:
1. Photovoltaic

2. Phototube

3. Diode array
2. Sebutkan dan jelaskan 2 limitasi dari HUKUM LAMBERT-BEER

1. Chemical Deviations
Penyimpangan dari hukum Lambert-Beer muncul ketika jenis penyerap mengalami
asosiasi, disosiasi, atau reaksi dengan pelarut untuk memberikan produk yang menyerap
secara berbeda dari analit. Tingkat keberangkatan tersebut dapat diprediksi dari
absorptivitas molar spesies penyerap dan konstanta kesetimbangan untuk keseimbangan
ini. Sayangnya, karena kita biasanya tidak menyadari bahwa proses tersebut
mempengaruhi analit, seringkali tidak ada kesempatan untuk memperbaiki pengukuran.
Equilibria khas yang menimbulkan efek ini termasuk monomer-dimer equilibria,
equilibria kompleksasi logam di mana terdapat lebih dari satu kompleks, kesetimbangan
asam / basa, dan kesetimbangan jenis analit-pelarut.
A berbanding terbalik lurus dengan konsentrasic, kecuali : untuk konsentrasi yang
terlalu tinggi atau jika terjadi reaksi kimia.
a. Biasanya, A menjadi nonlinier jika c > 0,010 M
Pada konsentrasi diatas 0,10 M, jarak antar molekul analit menjadi cukup dekat,
yang mempengaruhi distribusi muatan, sehingga mengubah cara molekul melakukan
serapan (mengubah ε)
b. A menjadi nonlinier jika terjadi reaksi kimia.
Jika analit mengalami assosiasi, dissosiasi atau bereaksi dengan pelarut atau
komponen lain dalam larutan, penyimpangan Hk.
Gambar 1. Penyimpangan kimia dari hukum
Beer untuk solusi unbuffered dari indikator HIn.
Nilai absorbansi dihitung pada berbagai
konsentrasi indikator, Perhatikan bahwa ada
penyimpangan positif pada 430 nm dan
penyimpangan negatif pada 570 nm. Pada 430
nm, absorbansi terutama disebabkan oleh bentuk
In- terionisasi dari indikator dan sebenarnya
sebanding dengan fraksi yang terionisasi. Fraksi
terionisasi bervariasi secara nonlinier dengan
konsentrasi total. Pada konsentrasi total yang
lebih rendah ([HIn] + [In-]), fraksi terionisasi lebih besar daripada pada konsentrasi total
tinggi. Karenanya, kesalahan positif terjadi. Pada 570 nm, absorbansi terutama disebabkan
oleh asam HIn yang tidak terdisosiasi. Fraksi dalam bentuk ini dimulai sebagai jumlah
rendah dan meningkat secara nonlinier dengan konsentrasi total, sehingga menimbulkan
deviasi negatif yang ditunjukkan.

2. Instrumental Deviations
a. Polychromatic Radiation
Hukum Beer hanya berlaku bila pengukuran dilakukan dengan radiasi sumber
monokromatik. Dalam praktiknya, sumber polikromatik yang memiliki distribusi panjang
gelombang yang berkelanjutan digunakan bersama dengan kisi atau filter untuk
mengisolasi pita panjang gelombang yang hampir simetris di sekitar panjang gelombang
yang akan digunakan
Derivasi berikut menunjukkan efek radiasi polikromatik pada hukum Beer.
Pertimbangkan sinar radiasi yang terdiri dari hanya dua panjang gelombang ʎ' dan ʎ''.
Dengan asumsi bahwa hukum Beer berlaku ketat untuk setiap panjang gelombang, kami
dapat menulis untuk ʎ'.
Gambar 2, hubungan antara Am dan konsentrasi tidak lagi linier ketika absorptivitas
molar berbeda. Selain itu, ketika perbedaan antara Ɛ' dan Ɛ'' meningkat, penyimpangan
dari linearitas meningkat. Ketika derivasi ini diperluas untuk memasukkan panjang
gelombang tambahan, efeknya tetap sama.

Gambar 2. Penyimpangan dari hukum Beer dengan radiasi polikromatik. Penyerap


memiliki absorptivitas molar yang ditunjukkan pada dua panjang gelombang ʎ' dan ʎ''

Jika pita panjang gelombang yang dipilih untuk pengukuran spektrofotometri sesuai
dengan wilayah spektrum serapan di mana absorptivitas molar analit pada dasarnya
konstan, penyimpangan dari hukum Beer akan minimal. Banyak pita molekul di wilayah
UV/visible spektrum yang sesuai dengan deskripsi ini. Untuk pita-pita ini, hukum Beer
dipatuhi, seperti ditunjukkan oleh Band A pada Gambar 3. Di sisi lain, beberapa pita
absorpsi di wilayah UV-visible dan banyak di wilayah IR sangat sempit, dan
penyimpangan dari hukum Beer adalah umum, seperti yang diilustrasikan untuk Band B
pada Gambar 3. Untuk menghindari penyimpangan seperti itu, yang terbaik adalah
memilih pita panjang gelombang dekat panjang gelombang penyerapan maksimum di
mana absorptivitas analit berubah sedikit dengan panjang gelombang.

Gambar 3. Efek radiasi polikromatik pada hukum Beer. Dalam spektrum serapan di
atas, absorptivitas analit terlihat hampir konstan di atas Band A dari sumbernya. Catatan
dalam plot hukum Beer di bagian bawah yang menggunakan Band A memberikan
hubungan linier. Dalam spektrum, pita B bertepatan dengan wilayah spektrum di mana
perubahan penyerapan analit. Perhatikan penyimpangan dramatis dari hukum Beer yang
menghasilkan plot yang lebih rendah.

b. Stray Light
Stray Radiation, biasa disebut Stray Light, didefinisikan sebagai radiasi dari instrumen
yang berada di luar pita panjang gelombang nominal yang dipilih untuk penentuan.
Radiasi yang tersesat ini seringkali merupakan hasil dari hamburan dan pantulan
permukaan kisi, lensa atau cermin, filter, dan jendela. Ketika pengukuran dilakukan di
hadapan Stray Light, A’ absorbansi yang diamati diberikan oleh di

Dimana Ps adalah kekuatan radiasi dari Stray Light. Gambar 4. menunjukkan plot A’
absorbansi yang jelas versus konsentrasi untuk berbagai tingkat Ps, relatif terhadap P0-.
Cahaya menyimpang selalu menyebabkan absorbansi tampak lebih rendah dari absorbansi
sejati. Penyimpangan karena Stray Light paling signifikan pada nilai absorbansi tinggi.
Karena tingkat Stray Radiation dapat setinggi 0,5% pada instrumen modern, tingkat
absorbansi di atas 2,0 jarang diukur kecuali tindakan pencegahan khusus dilakukan atau
instrumen khusus dengan tingkat Stray Light yang sangat rendah digunakan. Beberapa
instrumen filter yang murah menunjukkan penyimpangan dari hukum Beer pada absorban
serendah 1,0 karena tingkat Stray Light yang tinggi dan/atau adanya cahaya polikromatik.

Gambar 4. Penyimpangan dari hukum Beer disebabkan oleh berbagai tingkat cahaya
menyimpang. Perhatikan bahwa absorbansi mulai mendatar dengan konsentrasi pada
tingkat cahaya liar yang tinggi. Cahaya liar selalu membatasi absorbansi maksimum yang
dapat diperoleh karena, ketika absorbansi tinggi, daya radiasi yang ditransmisikan melalui
sampel dapat menjadi sebanding atau lebih rendah dari tingkat cahaya menyimpang.
(Fundamentals of Analytical Chemistry 9th ed)

3. Jelaskan Single Beam UV-Vis Spectrometer

 Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)


Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu
berkas sinar yang dilewatkan melalui cuvet. Blanko,
larutan standar dan contoh diperiksa secara bergantian.

Single-beam instrument dapat digunakan untuk


kuantitatif dengan mengukur absorbansi pada panjang
gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai
beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya murah,
dan mengurangi biaya yang ada merupakan keuntungan
yang nyata. Beberapa instrumen menghasilkan single-
beam instrument untuk pengukuran sinar ultra violet dan
sinar tampak. Panjang gelombang paling rendah adalah
190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai
1000 nm.

4. Jelaskan Double Beam UV-Vis Spectrometer


 Spektrofotometer double beam (berkas ganda)

Pada alat ini sinar dari sumber cahaya dibagi menjadi 2


berkas oleh cermin yang berputar (chopper).
- Berkas pertama melalui cuvet berisi blanko
- Berkas kedua melalui cuvet berisi satndar atau contoh
Blanko dan contoh diperiksa secara bersamaan seperti
terlihat pada gambar. Blanko berguna untuk menstabilkan
absorbsi akibat perubahan voltase atau Io dari sumber
cahaya. Dengan adanya blanko dalam alat kita tidak lagi
mengontrol titik nolnya pada waktu-waktu tertentu, hal ini
berbeda jika pada single beam.

Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang


gelombang 190 sampai 750 nm. Double-beam instrument
dimana mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh
potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah
sinar. Sinar pertama melewati larutan blangko dan sinar
kedua secara serentak melewati sampel, mencocokkan
foto detektor yang keluar menjelaskan perbandingan yang
ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh alat
pembaca (Yanto,2013).

5. Tentukan persamaan regresi linear jika diketahui data sebagai berikut :


No. Konsentrasi Absorbansi
Parasetamol
1 10 ppm 0,25
2 20 ppm 0,36
3 30 ppm 0,45
4 40 ppm 0,58
5 50 ppm 0,79

Jawab :

No. Konsentrasi
Absorbansi X2 Y2 XY
Parasetamol
1 10 0,25 100 0,0625 2,5
2 20 0,36 400 0,1296 7,2
3 30 0,45 900 0,2025 13,5
4 3 40 0,58 1600 0,3364 23,2
5 50 0,79 2500 0,6241 39,5
∑ 150 2,43 5500 1,3551 85,9
Rumus persamaan linier y = a+bx
Perhitungan :

Jadi persamaan linier-nya y= 0,096 + 0,013x

6. Sebanyak 20 tablet furosemid ditimbang beratnya 1,656 g. Diambil sampel 519,5 mg


digojog dengan 300 mL NaOH 0,1 N , lalu diencerkan sampai 500,0 mL dengan NaOH
0,1 N. Sejumlah ekstrak disaring dan diambil 5,0 mL lalu diencerkan dengan NaOH 0,1
N sampai 250,0 mL. Absorbansi dibaca pada λ 271 nm dengan blanko NaOH 0,1 N
ternyata absorbansinya 0,596. Jika E 1%1cm furosemid λ271 nm = 580, Hitung kadar Furosemid
tiap tabletnya ?
Tersedia rumus sebagai berikut :
 Konsentrasi Furosemid dalam ekstrak yang diencerkan
Absorbansi
x1% xfaktorpengenceran
1%
E
1cm

 Kadar furosemid tiap tablet


mg volumepengeneran
kadarfuros emid ( pengenceran) x xberatrata  ratatablet
mL sample

Jawab :
Sebanyak 519,5 mg serbuk yang mengandung furosemide dilarutkan sampai 500 ml, berarti :

Berat rata-rata tablet

= 0,0828 g = 82,8 mg

Faktor pengenceran

= 50 kali

Konsentrasi furosemide dalam ekstrak yang diencerkan

x 1 % x Faktor penggenceran

= x 1 % x 50

= 0,0514 %
= 51,4 mg / 100 ml

Kadar furosemide tiap tablet


=

= 40,96 mg/tablet

Anda mungkin juga menyukai