Umum
(multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal). Pada prinsipnya, teknik OFDM
hampir sama dengan FDM (frequency division multiplexing) yaitu membagi lebar
pita (bandwidth) yang ada kedalam beberapa kanal. Namun teknik OFDM membagi
kanal trsebut dengan lebih efisien dibanding sistem FDM. Karena masing-masing
Pada saat ini, OFDM telah dijadikan standar dan dioperasikan di Eropa yaitu
pada proyek DAB (Digital Audio Broadcast), selain itu juga digunakan pada HDSL
(High Bit-rate Digital Subscriber Lines; 1.6 Mbps), VHDSL (Very High Speed
Digital Subscriber Lines; 100 Mbps), HDTV (High Definition Television) dan juga
komunikasi radio. Teknologi ini sebenarnya sudah pernah diusulkan pada sekitar
tahun 1950, dan penyusunan teori-teori dasar dari OFDM sudah selesai sekitar tahun
1960. Pada tahun 1966, OFDM telah dipatenkan di Amerika. Kemudian pada tahun
(Discrete Fourier Transform) pada OFDM, dan sejak tahun 1985 muncul beberapa
Interference). Suatu cara untuk mengatasi ISI ini ialah dengan melakukan penyisipan
guard interval. Guard interval dapat berupa cyclic prefix. Dalam sistem OFDM,
subcarrier OFDM[3].
Konsep Orthogonalitas
membuat luas area positif sama dengan luas area negatif atau hasil integral dari
sinyal tersebut adalah nol[4].
(2.1)
(2.2)
Dimana:
(2.3)
Jika Luas daerah adalah 0, maka sin dan sin saling orthogonal untuk
terdiri dari bagian transmitter, channel, dan receiver. Demikan juga halnya dengan
sistem OFDM.
Transmitter OFDM
modulasi yang umum, seperti Quadrature Amplitude Modulation (QAM) atau Phase
Shift Keying (PSK). Sinyal baseband ini biasanya digunakan untuk memodulasi
carrier RF, s[n] adalah aliran serial digit-digit biner. Dengan multiplexing inverse,
aliran serial ini di-demultiplex ke dalam aliran paralel, kemudian masing-masing
(QAM, PSK, FSK dll). Gambar 2.2 menunjukkan blok diagram transmitter
OFDM[5].
Constellation mapping
. .
. DAC X
..
X0
Real
. .
.
..
X1 fc
s[n] IFFT +
Serial to . .
. 90° s(t)
parallel ..
XN-2 Imaginary
. .
DAC X
. . XN-1
IFFT dihitung pada setiap set simbol, memberikan satu set sampel kompleks
pada domain waktu. Set sampel ini kemudian dicampur (mixed) secara kuadratur
Channel
telekomunikasi. Pada bidang frekuensi, noise thermal ini memiliki nilai kepadatan
spektral daya yang sama untuk daerah frekuensi yang lebar, yaitu sebesar N/2,
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.3 (a) sedangkan fungsi otokorelasi AWGN
Gn(f) R(σ)
N/2
N/2
f f
0 0
(a) (b)
white disebut white noise, sehingga noise thermal merupakan white noise.
Pergerakan elektron penyebab noise thermal bersifat acak, sehingga besarnya noise
Noise ini merusak sinyal dalam bentuk aditif, yaitu ditambahkan ke sinyal
utama, sehingga noise thermal pada perangkat penerima ini disebut Additive White
Gaussian Noise (AWGN). Persamaan Distribusi Gaussian yang mewakili AWGN
= (2.4)
(2.5)
Dimana: adalah kerapatan spektral daya dari noise dan Tb adalah laju bit.
Sehingga:
(2.6)
Receiver OFDM
Pada sisi receiver, dilakukan proses yang berkebalikan dengan proses yang
terjadi pada sisi transmitter. Receiver menerima sinyal r(t), yang kemudian diproses
frekuensi pembawa. Hal ini juga menciptakan sinyal berpusat pada 2fc, jadi low-pass
filter digunakan untuk menolak ini. Gambar 2.4[5] menunjukkan blok diagram
receiver OFDM.
Symbol Detection
. .
X ADC .
..
Y0
Real . .
.
. .
Y1
fc FFT s[n]
. . Parallel to
r(t) 90° .
.. serial
Imaginary YN-2
. .
X ADC . .
YN-1
dikonversi menjadi aliran biner menggunakan detektor simbol yang sesuai. Aliran
simbol ini kemudian kembali digabungkan menjadi aliran serial s[n] yang merupakan
Modulasi/Demodulasi QAM
modulasi yang sering digunakan pada sistem OFDM. Pada modulasi QAM, titik-titik
konstelasi (constellation points) dibuat dalam bentuk kotak dengan jarak vertikal dan
Modulator QAM
Sinyal yang akan dikirimkan dibagi menjadi dua bagian sehingga terdapat
dua bagian bit stream. Keduanya di-encode secara terpisah dan kemudian salah satu
bit stream (yang disebut kanal inphase) dikalikan dengan sinyal kosinus dan yang
lain (disebut kanal quadrature) dikalikan dengan sinyal sinus. Oleh karena itu,
terdapat perbedaan fasa 90° di antara masing-masing kanal. Kemudian kedua bit
stream tersebut digabung dan dikirimkan pada kanal transmisi. Gambar 2.5
inphase
cos 2πfct
IMPULSE
Ht (f) X
GENERATOR
IMPULSE
GENERATOR
-sin 2πfct
quadrature
Gambar 2.5 Blok Diagram Modulator QAM
(2.7)
Dimana:
Demodulator QAM
Pada bagian receiver terdapat demodulator QAM. Demodulator ini
merupakan logika inverse dari modulator pada bagian transmitter. Gambar 2.6[7]
menunjukkan blok diagram demodulasi QAM dengan frekuensi carrier dan
inphase
c
cos 2πf t
X Hr (f)
r (t)
quadrature
Gambar 2.6 Blok Diagram Demodulator QAM
Dengan mengalikan sinyal kosinus atau sinus dan dengan filter low pass, akan
didapat komponen konstelasi. Selanjutnya sinyal sinus dan kosinus tersebut digabung
kembali menjadi satu bit stream sinyal informasi. Pada praktiknya, terdapat phase
delay antara transmitter dan receiver yang nantinya dapat diatasi dengan
Fast Fourier Transform (FFT) dan Inverse Fast Fourier Transform (IFFT)
Algoritma ini awalnya dikembangkan oleh Cooley dan Tokey yang mengajukan
FFT mengubah sinyal dalam domain waktu kebentuk spektrum frekuensi yang
ekuivalen. Hal ini dilakukan dengan menemukan bentuk sinyal yang ekuivalen, yaitu
spektrum frekuensi dari sinyal domain waktu. IFFT melakukan proses yang
berkebalikan, mengubah sebuah spektrum (amplitudo dan fasa dari setiap komponen)
ke bentuk sinyal dalam domain waktu. IFFT mengubah sejumlah titik data kompleks,
kedalam domain waktu dengan jumlah titik yang sama. Setiap titik data dalam
spektrum frekuensi yang digunakan pada FFT atau IFFT disebut dengan bin.
Orthogonal carrier digunakan untuk sinyal OFDM dapat dengan mudah disamakan
dengan mengatur amplitudo dan fasa dari setiap bin-IFFT, kemudian dilakukan
proses IFFT. Ketika setiap bin-IFFT diatur amplitudo dan fasanya pada gelombang
orthogonal.
FFT merupakan metode perhitungan DFT yang sangat efisien sehingga akan
menggunakan metode perhitungan DFT yang mencapai N2 operasi. Dalam hal ini, N
(2.8)
dengan h(n) adalah runtun masukan diskret dan H(k) merupakan magnitude frekuensi
runtun waktu diskret h(n) dari runtun frekuensi diskret H(k). Perhitungan IDFT
(2.9)
mempercepat proses penghitungan DFT. Bila diterapkan pada kawasan waktu maka
algoritma ini disebut juga sebagai FFT penipisan dalam waktu atau decimation-in-
time (DIT). Penipisan kemudian mengarah pada pengurangan yang signifikan dalam
sejumlah perhitungan yang dilakukan pada data kawasan waktu. Perhitungan IDFT
(2.10)
dengan:
Akhiran n pada persamaan 2.10 diperluas dari n=0 sampai dengan n=N-1,
bersesuaian dengan nilai data h(0), h(1), h(2), h(3), ..., h(N-1). Runtun bernomor
genap adalah h(0), h(2), h(4), ..., h(N-2) dan runtun bernomor ganjil adalah h(1),
h(3), ..., h(N-1). Kedua runtun berisi N/2-titik. Runtun genap dapat ditandakan h(2n)
dengan n=0 sampai n=N/2-1, sedangkan runtun ganjil menjadi h(2n-1). Kemudian
(2.11)
(2.12)
Selanjutnya dengan menggantikan , maka diperoleh persamaan 2.13.
(2.13)
Pada Tabel 2.1 dapat dilihat perbandingan perhitungan kompleks antara DFT
dan FFT.
Guard Interval
Simbol OFDM akan tetap orthogonal dengan menerapkan DFT pada sisi
receiver. Hal ini dapat tercapai bila tidak terjadi ISI (Intersymbol Interference) dan
ICI (Intercarrier Interference) pada kanal transmisi. Namun, hal ini sulit tercapai
karena pada umumnya kanal transmisi wireless dapat mengalami multipath pada
sinyal yang ditransmisikan. Hal ini mengakibatkan diterimanya sinyal asli yang ter-
interferensi pada simbol berikutnya atau suatu simbol dapat mengalami interferensi
interval. Guard interval dapat berupa CP (cyclic prefix). Dalam sistem OFDM, CP
OFDM pada situasi kanal yang selektif frekuensi. CP adalah deretan bit yang
dibentuk dengan menyalin ulang bagian akhir bit-bit suatu simbol OFDM, kemudian
sinyal OFDM tidak akan mengalami ISI selama besar delay spread kanal lebih
pendek dari durasi CP yang diilustrasikan seperti Gambar 2.7[3]. Kekurangan dari
sistem guard interval adalah daya transmisi yang menjadi kurang efektif akibat
Dimana:
Tguard Tsymbol
Ttotal
Definisi OFDM
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah teknik transmisi yang
menggunakan beberapa buah frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal).
Masing-masing sub-carrier tersebut dimodulasikan dengan teknik modulasi konvensional
pada rasio symbol yang rendah.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari OFDM dapat dijelaskan sebagai berikut. Deretan data informasi yang akan
dikirim dikonversikan kedalam bentuk parallel, sehingga bila bit rate semula adalah R , maka
bit rate di tiap-tiap jalur parallel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur parallel (sama
dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiap-tiap sub-carrier.
Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain, tapi ketiga teknik tersebut
sering digunakan pada OFDM. Kemudian sinyal yang telah termodulasi tersebut
diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT), untuk pembuatan simbol
OFDM. Penggunaan IDFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling tegak
lurus (orthogonal). Setelah itu simbol-simbol OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk
serial, dan kemudian sinyal dikirim.
Sinyal carrier dari OFDM merupakan penjumlahan dari banyaknya sub-carriers yang
orthogonal, dengan data baseband pada masing-masing sub-carriers dimodulasikan secara
bebas menggunakan teknik modulasi QAM atau PSK.
Sinyal yang terkirim tersebut, dalam persamaan matematik bisa diekspresikan sebagai
berikut:
Report this ad
Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap antar
frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain.
Ortogonalitas juga memungkinkan efisiensi spektral yang tinggi, mendekati rasio Nyquist.
OFDM secara umum mendekati spektrum ”white”, sehingga terdapat properti interferensi
elektromagnetik terhadap pengguna co-channel yang lain.
Satu prinsip kunci dari OFDM adalah dimana skema modulasinya dengan rasio symbol yang
rendah sehingga hanya mendapat sedikit pengaruh intersymbol interference dari multipath
fading. Oleh karena itu, maka dapat ditransmisikan sejumlah aliran low-rate dalam paralel,
bukan aliran high-rate tunggal. Karena durasi dari tiap simbol panjang, maka memungkinkan
untuk penyisipan guard interval di antara simbol-simbol OFDM, sehingga dapat
menghilangkan intersymbol interference.
Properti OFDM
BER dari OFDM disini hanya dicontohkan pada lingkungan dengan fading. Kita tidak akan
menggunakan OFDM sebagai straight line dari sight link seperti satellite link. Sinyal OFDM,
dikarenakan variasi amplitudonya, tidak berlaku baik pada channel non-linier seperti yang
dihasilkan high power amplifier pada board satelit. Penggunaan OFDM pada satelit akan
membutuhkan backoff yang besar, sekitar 3 dB, sehingga harus ada alasan untuk pemaksaan
penggunaannya seperti ketika sinyal digunakan untuk pengguna yang bergerak.
Jika sinyal OFDM merupakan penjumlahan dari N sinyal dengan amplitudo maksimum
masing-masing 1 V, maka kita bisa mendapatkan amplitudo maksimum dari N ketika semua
N sinyal dijumlahkan pada keadaan maksimum. Untuk sinyal OFDM yang mempunyai 128
carrier, masing-masing dengan daya normalisasi 1 W, maka maksimum PAPR adalah
mencapai log (128) atau 21 dB. RMS dari PAPR akan didapatkan sekitar setengah dari
jumlah tersebut atau 10-12 dB.
Report this ad
C. Sinkronisasi
Sinkronisasi dibutuhkan pada OFDM. Sering pilot tones digunakan pada ruang sub-carrier.
Tujuannya untuk mengunci fasa dan menyeimbangkan channel.
D. Coding
OFDM secara tidak tetap digunakan pada konjungsi dengan channel coding (forward error
detection), dan hampir selalu menggunakan interleaving frekuensi dan/atau waktu. Tipe
umum dari error correction coding yang digunakan pada sistem berbasis OFDM adalah
convolutional coding, yang sering disambung dengan Reed-Solomon coding. Convolutional
coding digunakan sebagai inner code dan Reed-Solomon coding digunakan untuk outer code.
Alasan digunakannya kombinasi error correction coding ini adalah karena Viterbi decoder
yang digunakan untuk convolutional decoding menghasilkan burst error singkat ketika
terdapat konsentrasi eror yang tinggi, dan Reed-Solomon code sangat cocok untuk
mengoreksi burst error.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
A. Keunggulan
Untuk memperjelas perbedaan OFDM, baik dalam operasi dasarnya maupun dalam segi
efisiensi spektrumnya, dengan sistem single carrier, dan juga dengan sistem multicarrier
konvensional, bisa dilihat pada Gambar.3. Dari gambar tersebut bisa dilihat, bahwa OFDM
adalah salah satu jenis dari multicarrier (FDM), tetapi memiliki efisensi pemakaian frekuensi
yang jauh lebih baik. Pada OFDM overlap antar frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan,
karena masing-masing sudah saling orthogonal, sedangkan pada sistem multicarrier
konvensional untuk mencegah interferensi antar frekuensi yang bersebelahan perlu diselipkan
frekuensi penghalang (guard band), dimana hal ini memiliki efek samping berupa
menurunnya kecepatan transmisi bila dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar
spektrum yang sama. Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat
efisiensi dalam pemakaian frekuensi. Selain itu pada multicarrier konvensional juga
diperlukan band pass filter sebanyak frekuensi yang digunakan, sedangkan pada OFDM
cukup menggunakan FFT saja.
Karakter utama yang lain dari OFDM adalah kuat menghadapi frequency selective fading.
Dengan menggunakan teknologi OFDM, meskipun jalur komunikasi yang digunakan
memiliki karakteristik frequencyselective fading (dimana bandwidth dari channel lebih
sempit daripada bandwidth dari transmisi sehingga mengakibatkan pelemahan daya terima
secara tidak seragam pada beberapa frekuensi tertentu), tetapi tiap sub carrier dari sistem
OFDM hanya mengalami flat fading (pelemahan daya terima secara seragam). Pelemahan
yang disebabkan oleh flat fading ini lebih mudah dikendalikan, sehingga performansi dari
sistem mudah untuk ditingkatkan. Teknologi OFDM bisa mengubah frequency selective
fading menjadi flat fading, karena meskipun sistem secara keseluruhan memiliki kecepatan
transmisi yang sangat tinggi sehingga mempunyai bandwidth yang lebar, karena transmisi
menggunakan subcarrier (frekuensi pembawa) dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga
kecepatan transmisi di tiap subcarrier sangat rendah dan bandwidth dari tiap subcarrier
sangat sempit, lebih sempit daripada coherence bandwidth (lebar daripada bandwidth yang
memiliki karakteristik yang relatif sama). Perubahan dari frequency selective fading menjadi
flat fading bisa diilustrasikan seperti gambar berikut :
Keuntungan yang lainnya adalah, dengan rendahnya kecepatan transmisi di tiap subcarrier
berarti periode simbolnya menjadi lebih panjang sehinnga kesensitifan sistem terhadap delay
spread (penyebaran sinyal-sinyal yang datang terlambat) menjadi relatif berkurang.
A. Kelemahan
Sebagai sebuah sistem buatan menusia, tentunya teknologi OFDM pun tak luput dari
kekurangan-kekurangan. Diantaranya, yang sangat menonjol dan sudah lama menjadi topik
penelitian adalah frequency offset dan nonlinear distortion (distorsi nonlinear).
Frequency Offset
Sistem ini sangat sensitif terhadap carrier frequency offset yang disebabkan oleh jitter pada
gelombang pembawa (carrier wave) dan juga terhadap Efek Doppler yang disebabkan oleh
pergerakan baik oleh stasiun pengirim maupun stasiun penerima.
Distorsi Non-linier
Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang menggunakan multi-frekuensi dan
multi-amplitudo, sehingga sistem ini mudah terkontaminasi oleh distorsi nonlinear yang
terjadi pada amplifier dari daya transmisi.
Sinkronisasi sinyal
Pada stasiun penerima, menentukan start point untuk memulai operasi Fast Fourier
Transform (FFT) ketika sinyal OFDM tiba di stasiun penerima adalah hal yang relatif sulit.
Atau dengan kata lain, sinkronisasi daripada sinyal OFDM adalah hal yang sulit.
REFERENSI
https://frisilya09.wordpress.com/2011/10/11/ofdm-orthogonal-frequency-division-
multiplexing/
https://www.elektroindonesia.com/elektro/tel24.html
https://id.wikipedia.org/wiki/OFDM