Anda di halaman 1dari 20

Nama kelompok materi OFDM

1.NURUL FADILAH JASMANI (D41116016)


2. RAHMAT MAULANA M (D041171503)
3. ABIDZAR AL GHIFARY (D041171510)
4. MYCHEL ADAN (D04117303)
5. ALYA PREVIA (D04117518)
6. AFIF FAHMI M(D0117504)
7.FADEL MUHAMMAD RAJIB (D41115520)

ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM)

Umum

OFDM merupakan sebuah teknik transmisi dengan beberapa frekuensi

(multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal). Pada prinsipnya, teknik OFDM

hampir sama dengan FDM (frequency division multiplexing) yaitu membagi lebar

pita (bandwidth) yang ada kedalam beberapa kanal. Namun teknik OFDM membagi

kanal trsebut dengan lebih efisien dibanding sistem FDM. Karena masing-masing

frekuensi sudah saling tegak lurus (orthogonal) sehingga terjadi overlap

antarfrekuensi yang bersebelahan, maka tidak diperlukan guard band[1].

Pada saat ini, OFDM telah dijadikan standar dan dioperasikan di Eropa yaitu

pada proyek DAB (Digital Audio Broadcast), selain itu juga digunakan pada HDSL

(High Bit-rate Digital Subscriber Lines; 1.6 Mbps), VHDSL (Very High Speed

Digital Subscriber Lines; 100 Mbps), HDTV (High Definition Television) dan juga

komunikasi radio. Teknologi ini sebenarnya sudah pernah diusulkan pada sekitar

tahun 1950, dan penyusunan teori-teori dasar dari OFDM sudah selesai sekitar tahun

1960. Pada tahun 1966, OFDM telah dipatenkan di Amerika. Kemudian pada tahun

1970-an, muncul beberapa paper yang mengusulkan untuk mengaplikasikan DFT

(Discrete Fourier Transform) pada OFDM, dan sejak tahun 1985 muncul beberapa

paper yang memikirkan pengaplikasian tekonologi OFDM ini pada komunikasi


wireless[2].

Gambar 2.1[1] mengilustrasikan perbedaan antara teknik multicarrier non-


overlap konvensional dan teknik modulasi multicarrier orthogonal, teknik ini dapat

menghemat hampir 50% bandwidth.

(a) Single Carrier Frekuensi

(b) FDM Frekuensi


Penghematan
Bandwidth

(c) OFDM Frekuensi

Gambar 2.1 Perbandingan Penggunaan Frekuensi Modulasi

(a) Single carrier (b) FDM (c) OFDM

Pada umumnya kanal transmisi wireless dapat mengalami multipath pada

sinyal yang ditransmisikan. Hal ini dapat menimbulkan ISI (Intersymbol

Interference). Suatu cara untuk mengatasi ISI ini ialah dengan melakukan penyisipan

guard interval. Guard interval dapat berupa cyclic prefix. Dalam sistem OFDM,

cyclic prefix memegang peranan penting untuk mempertahankan orthogonalitas

subcarrier OFDM[3].

Konsep Orthogonalitas

Secara matematis, untuk membuat setiap sinyal orthogonal adalah dengan

membuat luas area positif sama dengan luas area negatif atau hasil integral dari
sinyal tersebut adalah nol[4].

(2.1)

Persamaan 2.1 dapat diturunkan menjadi:

(2.2)

Dimana:

n dan m = konstanta sinyal yang saling tegak lurus

= 2 ; f = frekuensi sinyal carrier (Hertz)

Luas daerah (LA) dinyatakan dengan persamaan 2.3:

(2.3)

Jika Luas daerah adalah 0, maka sin dan sin saling orthogonal untuk

nilai m dan n adalah integer[4].

Komponen Sistem OFDM

Secara umum, komponen yang membentuk sistem komunikasi wireless

terdiri dari bagian transmitter, channel, dan receiver. Demikan juga halnya dengan

sistem OFDM.

Transmitter OFDM

Sebuah sinyal carrier OFDM terdiri dari sejumlah orthogonal subcarrier.

Data baseband pada masing-masing subcarrier dimodulasi menggunakan teknik

modulasi yang umum, seperti Quadrature Amplitude Modulation (QAM) atau Phase

Shift Keying (PSK). Sinyal baseband ini biasanya digunakan untuk memodulasi

carrier RF, s[n] adalah aliran serial digit-digit biner. Dengan multiplexing inverse,
aliran serial ini di-demultiplex ke dalam aliran paralel, kemudian masing-masing

dipetakan (mapping) ke aliran simbol menggunakan beberapa konstelasi modulasi

(QAM, PSK, FSK dll). Gambar 2.2 menunjukkan blok diagram transmitter

OFDM[5].

Constellation mapping
. .
. DAC X
..
X0
Real
. .
.
..
X1 fc
s[n] IFFT +
Serial to . .
. 90° s(t)
parallel ..
XN-2 Imaginary
. .
DAC X
. . XN-1

Gambar 2.2 Blok Diagram Transmitter OFDM

IFFT dihitung pada setiap set simbol, memberikan satu set sampel kompleks

pada domain waktu. Set sampel ini kemudian dicampur (mixed) secara kuadratur

untuk passband. Komponen real dan imajiner dikonversi ke domain analog

menggunakan Digital to Analog Converter (DAC); sinyal analog kemudian

digunakan untuk memodulasi gelombang kosinus dan sinus pada frekuensi

pembawa (fc). Sinyal-sinyal ini kemudian dijumlahkan dan diperoleh parameter

transmisi sinyal, s(t)[5].

Channel

Kanal adalah media elektromagnetik diantara pemancar (transmitter) dan

penerima (receiver). Kanal komunikasi wireless antara transmitter dan receiver


merupakan gelombang radio. Gelombang ini rentan oleh gangguan sistem transmisi,

salah satunya adalah Additive White Gaussian Noise (AWGN).

AWGN merupakan noise thermal yang disebabkan oleh pergerakan–

pergerakan elektron di dalam konduktor yang terdapat pada perangkat

telekomunikasi. Pada bidang frekuensi, noise thermal ini memiliki nilai kepadatan

spektral daya yang sama untuk daerah frekuensi yang lebar, yaitu sebesar N/2,

seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.3 (a) sedangkan fungsi otokorelasi AWGN

ditunjukkan pada Gambar 2.3 (b)[6].

Gn(f) R(σ)

N/2
N/2

f f
0 0
(a) (b)

Gambar 2.3 (a) Rapat Spektral Daya Derau Putih

(b) Fungsi Otokorelasi Derau Putih

Karakteristik seperti ini disebut white. Noise yang memiliki karakteristik

white disebut white noise, sehingga noise thermal merupakan white noise.

Pergerakan elektron penyebab noise thermal bersifat acak, sehingga besarnya noise

thermal juga berubah secara acak terhadap waktu.

Noise ini merusak sinyal dalam bentuk aditif, yaitu ditambahkan ke sinyal

utama, sehingga noise thermal pada perangkat penerima ini disebut Additive White
Gaussian Noise (AWGN). Persamaan Distribusi Gaussian yang mewakili AWGN

dapat dituliskan pada persamaan 2.4.

= (2.4)

Dimana: Mean = 0 dan Varians =

Varians memiliki nilai:

(2.5)

Dimana: adalah kerapatan spektral daya dari noise dan Tb adalah laju bit.

Sehingga:

(2.6)

Dimana[6]: k = Konstanta Boltzman (1,38.10-


23
J/K) Ts = Temperatur Noise (Kelvin)

B = Bandwidth Noise (Hertz)

Receiver OFDM

Pada sisi receiver, dilakukan proses yang berkebalikan dengan proses yang

terjadi pada sisi transmitter. Receiver menerima sinyal r(t), yang kemudian diproses

secara kuadratur ke baseband menggunakan gelombang kosinus dan sinus pada

frekuensi pembawa. Hal ini juga menciptakan sinyal berpusat pada 2fc, jadi low-pass

filter digunakan untuk menolak ini. Gambar 2.4[5] menunjukkan blok diagram

receiver OFDM.
Symbol Detection
. .
X ADC .
..
Y0
Real . .
.
. .
Y1
fc FFT s[n]
. . Parallel to
r(t) 90° .
.. serial
Imaginary YN-2
. .
X ADC . .
YN-1

Gambar 2.4 Blok Diagram Receiver OFDM

Sinyal baseband kemudian dicuplik dan diubah kebentuk digital

menggunakan Analog to Digital Converter (ADC). FFT digunakan untuk mengubah

kembali ke domain frekuensi. Aliran data kembali paralel, yang masing-masing

dikonversi menjadi aliran biner menggunakan detektor simbol yang sesuai. Aliran

simbol ini kemudian kembali digabungkan menjadi aliran serial s[n] yang merupakan

aliran biner asli dari transmitter[5].

Modulasi/Demodulasi QAM

Quadrature Amplitude Modulation (QAM) merupakan salah satu teknik

modulasi yang sering digunakan pada sistem OFDM. Pada modulasi QAM, titik-titik

konstelasi (constellation points) dibuat dalam bentuk kotak dengan jarak vertikal dan

horizontal yang sama.

Modulator QAM

Sinyal yang akan dikirimkan dibagi menjadi dua bagian sehingga terdapat
dua bagian bit stream. Keduanya di-encode secara terpisah dan kemudian salah satu

bit stream (yang disebut kanal inphase) dikalikan dengan sinyal kosinus dan yang

lain (disebut kanal quadrature) dikalikan dengan sinyal sinus. Oleh karena itu,

terdapat perbedaan fasa 90° di antara masing-masing kanal. Kemudian kedua bit

stream tersebut digabung dan dikirimkan pada kanal transmisi. Gambar 2.5

menunjukkan blok diagram QAM[7].

inphase

cos 2πfct
IMPULSE
Ht (f) X
GENERATOR

S FLOW SPLITTER Ht (f) X


s (t)

IMPULSE
GENERATOR

-sin 2πfct
quadrature
Gambar 2.5 Blok Diagram Modulator QAM

Sinyal yang dikirimkan dapat dirumuskan sebagai[7]:

(2.7)

Dimana:

Frekuensi sinyal carrier (Hertz)

I = Amplitude Kanal inphase

Q = Amplitude Kanal quadrature-phase

Demodulator QAM
Pada bagian receiver terdapat demodulator QAM. Demodulator ini

merupakan logika inverse dari modulator pada bagian transmitter. Gambar 2.6[7]
menunjukkan blok diagram demodulasi QAM dengan frekuensi carrier dan

respon frekuensi dari filter penerima[7].

inphase
c

cos 2πf t

X Hr (f)

r (t)
quadrature
Gambar 2.6 Blok Diagram Demodulator QAM

Dengan mengalikan sinyal kosinus atau sinus dan dengan filter low pass, akan

didapat komponen konstelasi. Selanjutnya sinyal sinus dan kosinus tersebut digabung

kembali menjadi satu bit stream sinyal informasi. Pada praktiknya, terdapat phase

delay antara transmitter dan receiver yang nantinya dapat diatasi dengan

menggunakan sinkronisasi pada bagian receiver [7].

Fast Fourier Transform (FFT) dan Inverse Fast Fourier Transform (IFFT)

Algoritma ini awalnya dikembangkan oleh Cooley dan Tokey yang mengajukan

sebuah penyelesaian alternatif untuk Dicrete Fourier Transform (DFT) yang

didasarkan pada dekompresi transformasi yang ukurannya lebih kecil dan

mengkombinasikan hasilnya untuk mendapatkan transformasi total[6].

FFT mengubah sinyal dalam domain waktu kebentuk spektrum frekuensi yang

ekuivalen. Hal ini dilakukan dengan menemukan bentuk sinyal yang ekuivalen, yaitu

dengan menjumlahkan komponen-komponen sinyal sinus yang saling orthogonal.


Amplitudo dan fasa dari komponen-komponen sinusoidal merepresentasikan

spektrum frekuensi dari sinyal domain waktu. IFFT melakukan proses yang

berkebalikan, mengubah sebuah spektrum (amplitudo dan fasa dari setiap komponen)

ke bentuk sinyal dalam domain waktu. IFFT mengubah sejumlah titik data kompleks,

kedalam domain waktu dengan jumlah titik yang sama. Setiap titik data dalam

spektrum frekuensi yang digunakan pada FFT atau IFFT disebut dengan bin.

Orthogonal carrier digunakan untuk sinyal OFDM dapat dengan mudah disamakan

dengan mengatur amplitudo dan fasa dari setiap bin-IFFT, kemudian dilakukan

proses IFFT. Ketika setiap bin-IFFT diatur amplitudo dan fasanya pada gelombang

sinusoidal orthogonal, proses yang berkebalikan menjamin bahwa carrier tetap

orthogonal.

FFT merupakan metode perhitungan DFT yang sangat efisien sehingga akan

mempercepat proses perhitungan DFT. Kecepatannya berasal dari kenyataan bahwa

algoritma FFT memanfaatkan hasil-hasil komputasi sebelumnya untuk mengurangi

banyaknya operasi. Khususnya, algoritma FFT memanfaatkan sifat keperiodikan dan

sifat simetri fungsi-fungsi trigonometri pada runtun eksponensial kompleks untuk

menghitung transformasi tersebut dengan sekitar Nlog2N operasi, berbeda dengan

menggunakan metode perhitungan DFT yang mencapai N2 operasi. Dalam hal ini, N

dapat diasumsikan sebagai jumlah cacah bin-IFFT.

Perhitungan DFT ditunjukkan oleh persamaan 2.8.

(2.8)

dengan h(n) adalah runtun masukan diskret dan H(k) merupakan magnitude frekuensi

serta N merupakan jumlah runtun masukan diskret.


Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT) ditentukan dengan cara menghitung

runtun waktu diskret h(n) dari runtun frekuensi diskret H(k). Perhitungan IDFT

ditunjukkan oleh persamaan 2.9.

(2.9)

FFT merupakan prosedur penghitungan DFT yang efisien sehingga akan

mempercepat proses penghitungan DFT. Bila diterapkan pada kawasan waktu maka

algoritma ini disebut juga sebagai FFT penipisan dalam waktu atau decimation-in-

time (DIT). Penipisan kemudian mengarah pada pengurangan yang signifikan dalam

sejumlah perhitungan yang dilakukan pada data kawasan waktu. Perhitungan IDFT

ditunjukkan oleh persamaan 2.10.

(2.10)

dengan:

Akhiran n pada persamaan 2.10 diperluas dari n=0 sampai dengan n=N-1,

bersesuaian dengan nilai data h(0), h(1), h(2), h(3), ..., h(N-1). Runtun bernomor

genap adalah h(0), h(2), h(4), ..., h(N-2) dan runtun bernomor ganjil adalah h(1),

h(3), ..., h(N-1). Kedua runtun berisi N/2-titik. Runtun genap dapat ditandakan h(2n)

dengan n=0 sampai n=N/2-1, sedangkan runtun ganjil menjadi h(2n-1). Kemudian

diperoleh persamaan 2.11 dan 2.12.

(2.11)

(2.12)
Selanjutnya dengan menggantikan , maka diperoleh persamaan 2.13.

(2.13)

Pada Tabel 2.1 dapat dilihat perbandingan perhitungan kompleks antara DFT

dan FFT.

Tabel 2.1 Perbandingan perhitungan kompleks pada DFT dan FFT

Jumlah Jumlah Jumlah perkalian Jumlah perkalian N2/(N/2)


stage masukan kompleks dengan kompleks dengan log2 N
diskret, N DFT, N2 FFT, (N/2) log2 N
2 4 16 4 4
3 8 64 12 5,333
4 16 256 32 8
5 32 1.024 80 12,8
6 64 4.096 192 21,33
7 128 16.384 448 36,57
8 256 65.536 1.024 64
9 512 262.144 2.304 113,77
10 1.024 1.048.576 5.120 204,8

Guard Interval

Simbol OFDM akan tetap orthogonal dengan menerapkan DFT pada sisi

receiver. Hal ini dapat tercapai bila tidak terjadi ISI (Intersymbol Interference) dan

ICI (Intercarrier Interference) pada kanal transmisi. Namun, hal ini sulit tercapai

karena pada umumnya kanal transmisi wireless dapat mengalami multipath pada

sinyal yang ditransmisikan. Hal ini mengakibatkan diterimanya sinyal asli yang ter-

delay pada receiver. Dengan demikian, suatu simbol dapat mengakibatkan

interferensi pada simbol berikutnya atau suatu simbol dapat mengalami interferensi

dari simbol sebelumnya[4].


Suatu cara untuk mengatasi ISI ini ialah dengan melakukan penyisipan guard

interval. Guard interval dapat berupa CP (cyclic prefix). Dalam sistem OFDM, CP

memegang peranan penting untuk mempertahankan orthogonalitas subcarrier

OFDM pada situasi kanal yang selektif frekuensi. CP adalah deretan bit yang

dibentuk dengan menyalin ulang bagian akhir bit-bit suatu simbol OFDM, kemudian

menempatkan bit-bit tersebut di awal simbol. Dengan adanya tambahan CP ini,

sinyal OFDM tidak akan mengalami ISI selama besar delay spread kanal lebih

pendek dari durasi CP yang diilustrasikan seperti Gambar 2.7[3]. Kekurangan dari

sistem guard interval adalah daya transmisi yang menjadi kurang efektif akibat

adanya pengiriman secara berulang sinyal guard interval[4]. Secara matematis,

periode total simbol OFDM dapat dirumuskan:

Ttotal = Tguard + Tsymbol (2.10)

Dimana:

Ttotal = Periode total simbol OFDM (detik)

Tsymbol = Periode simbol OFDM (detik)

Tguard = Periode cyclic prefix (detik)

GUARD SYMB GUARD


INTERV OL INTERV
AL AL

Tguard Tsymbol

Ttotal

Gambar 2.7 Penyisipan Guard


Jadi kesimpulannya

 Definisi OFDM

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah teknik transmisi yang
menggunakan beberapa buah frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal).
Masing-masing sub-carrier tersebut dimodulasikan dengan teknik modulasi konvensional
pada rasio symbol yang rendah.

 Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari OFDM dapat dijelaskan sebagai berikut. Deretan data informasi yang akan
dikirim dikonversikan kedalam bentuk parallel, sehingga bila bit rate semula adalah R , maka
bit rate di tiap-tiap jalur parallel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur parallel (sama
dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiap-tiap sub-carrier.
Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain, tapi ketiga teknik tersebut
sering digunakan pada OFDM. Kemudian sinyal yang telah termodulasi tersebut
diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT), untuk pembuatan simbol
OFDM. Penggunaan IDFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling tegak
lurus (orthogonal). Setelah itu simbol-simbol OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk
serial, dan kemudian sinyal dikirim.

Sinyal carrier dari OFDM merupakan penjumlahan dari banyaknya sub-carriers yang
orthogonal, dengan data baseband pada masing-masing sub-carriers dimodulasikan secara
bebas menggunakan teknik modulasi QAM atau PSK.

Sinyal yang terkirim tersebut, dalam persamaan matematik bisa diekspresikan sebagai
berikut:

Report this ad

Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap antar
frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain.

Ortogonalitas juga memungkinkan efisiensi spektral yang tinggi, mendekati rasio Nyquist.
OFDM secara umum mendekati spektrum ”white”, sehingga terdapat properti interferensi
elektromagnetik terhadap pengguna co-channel yang lain.

Satu prinsip kunci dari OFDM adalah dimana skema modulasinya dengan rasio symbol yang
rendah sehingga hanya mendapat sedikit pengaruh intersymbol interference dari multipath
fading. Oleh karena itu, maka dapat ditransmisikan sejumlah aliran low-rate dalam paralel,
bukan aliran high-rate tunggal. Karena durasi dari tiap simbol panjang, maka memungkinkan
untuk penyisipan guard interval di antara simbol-simbol OFDM, sehingga dapat
menghilangkan intersymbol interference.

 Properti OFDM

A. Performa Bit Error Rate

BER dari OFDM disini hanya dicontohkan pada lingkungan dengan fading. Kita tidak akan
menggunakan OFDM sebagai straight line dari sight link seperti satellite link. Sinyal OFDM,
dikarenakan variasi amplitudonya, tidak berlaku baik pada channel non-linier seperti yang
dihasilkan high power amplifier pada board satelit. Penggunaan OFDM pada satelit akan
membutuhkan backoff yang besar, sekitar 3 dB, sehingga harus ada alasan untuk pemaksaan
penggunaannya seperti ketika sinyal digunakan untuk pengguna yang bergerak.

B. Rasio daya Peak to Average

Jika sinyal OFDM merupakan penjumlahan dari N sinyal dengan amplitudo maksimum
masing-masing 1 V, maka kita bisa mendapatkan amplitudo maksimum dari N ketika semua
N sinyal dijumlahkan pada keadaan maksimum. Untuk sinyal OFDM yang mempunyai 128
carrier, masing-masing dengan daya normalisasi 1 W, maka maksimum PAPR adalah
mencapai log (128) atau 21 dB. RMS dari PAPR akan didapatkan sekitar setengah dari
jumlah tersebut atau 10-12 dB.

Report this ad

C. Sinkronisasi

Sinkronisasi dibutuhkan pada OFDM. Sering pilot tones digunakan pada ruang sub-carrier.
Tujuannya untuk mengunci fasa dan menyeimbangkan channel.

D. Coding

OFDM secara tidak tetap digunakan pada konjungsi dengan channel coding (forward error
detection), dan hampir selalu menggunakan interleaving frekuensi dan/atau waktu. Tipe
umum dari error correction coding yang digunakan pada sistem berbasis OFDM adalah
convolutional coding, yang sering disambung dengan Reed-Solomon coding. Convolutional
coding digunakan sebagai inner code dan Reed-Solomon coding digunakan untuk outer code.
Alasan digunakannya kombinasi error correction coding ini adalah karena Viterbi decoder
yang digunakan untuk convolutional decoding menghasilkan burst error singkat ketika
terdapat konsentrasi eror yang tinggi, dan Reed-Solomon code sangat cocok untuk
mengoreksi burst error.
 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

A. Keunggulan

Untuk memperjelas perbedaan OFDM, baik dalam operasi dasarnya maupun dalam segi
efisiensi spektrumnya, dengan sistem single carrier, dan juga dengan sistem multicarrier
konvensional, bisa dilihat pada Gambar.3. Dari gambar tersebut bisa dilihat, bahwa OFDM
adalah salah satu jenis dari multicarrier (FDM), tetapi memiliki efisensi pemakaian frekuensi
yang jauh lebih baik. Pada OFDM overlap antar frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan,
karena masing-masing sudah saling orthogonal, sedangkan pada sistem multicarrier
konvensional untuk mencegah interferensi antar frekuensi yang bersebelahan perlu diselipkan
frekuensi penghalang (guard band), dimana hal ini memiliki efek samping berupa
menurunnya kecepatan transmisi bila dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar
spektrum yang sama. Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat
efisiensi dalam pemakaian frekuensi. Selain itu pada multicarrier konvensional juga
diperlukan band pass filter sebanyak frekuensi yang digunakan, sedangkan pada OFDM
cukup menggunakan FFT saja.

Karakter utama yang lain dari OFDM adalah kuat menghadapi frequency selective fading.
Dengan menggunakan teknologi OFDM, meskipun jalur komunikasi yang digunakan
memiliki karakteristik frequencyselective fading (dimana bandwidth dari channel lebih
sempit daripada bandwidth dari transmisi sehingga mengakibatkan pelemahan daya terima
secara tidak seragam pada beberapa frekuensi tertentu), tetapi tiap sub carrier dari sistem
OFDM hanya mengalami flat fading (pelemahan daya terima secara seragam). Pelemahan
yang disebabkan oleh flat fading ini lebih mudah dikendalikan, sehingga performansi dari
sistem mudah untuk ditingkatkan. Teknologi OFDM bisa mengubah frequency selective
fading menjadi flat fading, karena meskipun sistem secara keseluruhan memiliki kecepatan
transmisi yang sangat tinggi sehingga mempunyai bandwidth yang lebar, karena transmisi
menggunakan subcarrier (frekuensi pembawa) dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga
kecepatan transmisi di tiap subcarrier sangat rendah dan bandwidth dari tiap subcarrier
sangat sempit, lebih sempit daripada coherence bandwidth (lebar daripada bandwidth yang
memiliki karakteristik yang relatif sama). Perubahan dari frequency selective fading menjadi
flat fading bisa diilustrasikan seperti gambar berikut :
Keuntungan yang lainnya adalah, dengan rendahnya kecepatan transmisi di tiap subcarrier
berarti periode simbolnya menjadi lebih panjang sehinnga kesensitifan sistem terhadap delay
spread (penyebaran sinyal-sinyal yang datang terlambat) menjadi relatif berkurang.

A. Kelemahan

Sebagai sebuah sistem buatan menusia, tentunya teknologi OFDM pun tak luput dari
kekurangan-kekurangan. Diantaranya, yang sangat menonjol dan sudah lama menjadi topik
penelitian adalah frequency offset dan nonlinear distortion (distorsi nonlinear).

 Frequency Offset

Sistem ini sangat sensitif terhadap carrier frequency offset yang disebabkan oleh jitter pada
gelombang pembawa (carrier wave) dan juga terhadap Efek Doppler yang disebabkan oleh
pergerakan baik oleh stasiun pengirim maupun stasiun penerima.

 Distorsi Non-linier

Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang menggunakan multi-frekuensi dan
multi-amplitudo, sehingga sistem ini mudah terkontaminasi oleh distorsi nonlinear yang
terjadi pada amplifier dari daya transmisi.

 Sinkronisasi sinyal

Pada stasiun penerima, menentukan start point untuk memulai operasi Fast Fourier
Transform (FFT) ketika sinyal OFDM tiba di stasiun penerima adalah hal yang relatif sulit.
Atau dengan kata lain, sinkronisasi daripada sinyal OFDM adalah hal yang sulit.

REFERENSI
https://frisilya09.wordpress.com/2011/10/11/ofdm-orthogonal-frequency-division-
multiplexing/
https://www.elektroindonesia.com/elektro/tel24.html
https://id.wikipedia.org/wiki/OFDM

Anda mungkin juga menyukai