Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER ( UTS )

EKONOMI MANAJERIAL

DOSEN : ARY WIRA ANDIKA, ST.,MM

1. Gambarkan dan jelaskan peranan ekonomi manajerial dalam pembuatan


keputusan manajerial ?

Berikut ini adalah beberapa peran dan tujuan managerial economics yang diterapkan
dalam membangun sebuah bisnis:

a) Sebagai Alat Evaluasi

Managerial economics dapat dijadikan sebagai alat evaluasi jika terjadi


pergantian manajer baru. Maka manajer baru dapat mempelajari apa saja
yang kurang dan apa yang bisa dilanjutkan dari strategi ekonomi manajerial
yang dilakukan manajer lama.

Tentu saja era baru akan membawa market baru yang lebih kompetitif
dalam dunia bisnis. Sehingga perlu adanya evaluasi dari kebijakan lama.

b) Membantu Manajer Menyelesaikan Masalah

Managerial economics sangat membantu sebagai penganalisis dalam


pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer.

Seperti yang kita ketahui, kemajuan ekonomi membuat kemajuan dalam


kondisi pasar yang sering berubah-ubah sehingga perlu adanya pembaruan
kebijakan sebagai upaya mengembangkan perusahaan atau bisnis yang
lebih efektif.

c) Mengatur Keuangan
Dengan ekonomi manajerial dapat digunakan untuk mengatur sistem
keuangan yang baik. Managerial economics penting untuk mengidentifikasi
mana biaya-biaya yang penting dan mana biaya yang tidak perlu. Hal ini
bertujuan untuk menghindari defisit perusahaan.
d) Mengetahui Lingkungan Industri, Perusahaan, dan Perekonomian
Ekonomi manajerial juga berperan dalam aktivitas analisis lingkungan
industri, perusahaan, maupun perekonomian. Analisis lingkungan ini perlu
dilakukan untuk mengetahui keadaan konsumen, pemasok, dan juga
kompetitor.
Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan analisis lingkungan dimana
produk mereka akan dikeluarkan. Analisis lingkungan ini sangat diperlukan
untuk tahap pengambilan keputusan, dan dari sinilah nantinya perusahaan
menghasilkan keputusan bagaimana cara mendapatkan keuntungan yang
diinginkan.
e) Mendapatkan Keuntungan Perusahaan
Dari pengertian managerial economics sudah dijelaskan bahwa tujuannya
adalah untuk keuntungan perusahaan. Sehingga dengan adanya strategi
ekonomi manajerial diharapkan dapat menganalisis hal-hal yang membawa
keuntungan dalam perusahaan.
Gambaran Contoh Pelaksanaan :
Salah satu contoh pelaksanaannya bisa kita lihat pada kegiatan di Rumah
Sakit yang melakukan aktivitas merawat pasien. Sebuah Rumah Sakit
tentunya harus memiliki informasi akurat tentang jumlah pasien yang bisa
ditangani setiap hari.
Selain itu, Rumah Sakit juga harus memiliki standar prosedur bagaimana
dokter, perawat, dan para pekerja di Rumah Sakit tersebut dapat bekerja
secara berkesinambungan dan bergantian dalam kurun waktu tertentu.
Tentunya untuk mendapatkan kinerja yang optimal harus diawali dengan
keputusan yang tepat mengenai standar prosedur kerja. Dengan begitu,
potensi terjadinya kesalahan dan kekurangan dapat diminimalisir.
2. Bagaimana konsep elastisitas harga dari permintaan ?

Berikut adalah konsep sederhana elastisitas harga dari permintaan , terdapat dua buah
komponen yang terlebih dahulu dihitung:

I. Persentase Perubahan Jumlah Barang yang Diminta


Persen perubahan jumlah barang yang diminta dihitung menggunakan rumus (
metode sederhana):
%ΔQ = ((Q2 – Q1) / Q1) x 100%

II. Persentase Perubahan Harga Barang


Persen perubahan harga dihitung menggunakan rumus (metode sederhana):
%ΔP = ((P2 – P1) / P1) x 100%

Sehingga untuk menghitung elastisitas harga permintaan:


ED = %ΔQ/%ΔP

3. Menurut saudara bagaimana tanggapan anda mengenai lemahnya undang undang


/ peraturan mengenai E-Commerce ?

Menurut saya, banyak ketentuan dalam UU ITE yang masih “kosong” dan oleh
karenanya memerlukan peraturan pelaksana. Beberapa di antaranya sangat berkaitan
dengan perkembangan kegiatan e-commerce, seperti:

a) Ketentuan mengenai penyelenggaraan transaksi elektronik

Terlepas dari adanya ketentuan-ketentuan lain tentang transaksi elektronik


dalam Bab V, UU ITE tetap mengamanatkan diterbitkannya peraturan
pemerintah untuk mengatur penyelenggaraan transaksi elektronik dalam ringkup
publik ataupun privat. Walau demikian, UU ITE tidak menjelaskan cakupan
ketentuan penyelenggaraan yang dapat diatur dalam peraturan pemerintah
tersebut (Pasal 17 dan penjelasannya dalam UU ITE).
b) Ketentuan mengenai lembaga sertifikasi keandalan dan penyelenggara
sertifikasi elektronik

UU ITE mengatur bahwa setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan


transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh lembaga sertifikasi keandalan.
Lembaga tersebut merupakan lembaga independen yang dibentuk oleh para
profesional untuk mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam
transaksi elektronik, di mana kegiatannya harus disahkan dan diawasi oleh
pemerintah (Pasal 10 UU ITE).

Sertifikat keandalan adalah bukti bahwa pelaku usaha yang melakukan


perdagangan secara elektronik layak melakukan usahanya tersebut, setelah
melalui penilaian dan audit dari badan yang berwenang (penjelasan Pasal 10
UU ITE). Keberadaan lembaga sertifikat keandalan jelas penting untuk
memberikan ukuran kelayakan pelaku usaha di bidang e-commerce dan pada
akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam bertransaksi melalui
sistem elektronik.

Sejalan dengan ketentuan di atas, UU ITE juga mengamanatkan penerbitan


peraturan pemerintah mengenai penyelenggara sertifikasi elektronik, yaitu
badan hukum yang memberikan dan mengaudit sertifikat elektronik. Sertifikat
ini memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukkan status
subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik. Sama halnya dengan
sertifikat keandalan, sertifikat elektronik juga penting untuk meningkatkan
kepastian dalam melakukan transaksi e-commerce dan mencegah
penyalahgunaan data dari para pelaku dalam kegiatan perdagangan elektronik.

Sayangnya, kedua peraturan pelaksana tersebut tak kunjung diterbitkan.


Padahal, UU ITE telah mengatur bahwa peraturan pelaksana dari UU ITE
wajib diterbitkan dalam waktu selambat-lambatnya 2 tahun sejak UU ITE
diundangkan (Pasal 54 ayat (2) UU ITE).
Selain kekurangan yang dijelaskan di atas, perlu juga dilakukan sosialisasi
yang lebih mendalam mengenai ketentuan-ketentuan dalam UU ITE sehingga
masyarakat lebih memahami hak dan kewajibannya dalam bertransaksi
sebagaimana yang sudah diatur dalam UU ITE. Misalnya, hak mengajukan
gugatan atas kerugian yang dialami atas penggunaan suatu sistem
elektronik. Bukan sedikit kasus penipuan yang terjadi di bidang e-commerce,
tapi tidak banyak konsumen yang menindak lanjuti hal tersebut sehingga tidak
banyak yang mengetahui celah-celah penipuan yang dapat terjadi, apalagi cara
mengatasinya.

4. Buatlah kurva dari fungsi demand dan supply beserta contoh !

a. Fungsi Permintaan ( Demand )

Contoh:

Jika harga barang Rp80,00 per unit, maka jumlah permintaan 10 unit. Dan jika harga
barang Rp60,00 per unit, maka jumlah permintaan 20 unit. Tentukan persamaan fungsi
permintaan dan gambarkan kurvanya!

Jawab:

Jadi, fungsi permintaannya adalah Q = 50 – ½ P


Untuk menggambar grafik fungsi permintaan,caranya dengan menentukan titik potong
terhadap sumbu P dan sumbu Q, yaitu:

a. memotong sumbu P, syaratnya Q = 0, maka

0 = 50 – ½ P
½ P = 50
P = 100
b. memotong sumbu Q, syaratnya P = 0, maka

Q = 50 – ½ (0)
Q = 50

c. Grafiknya

a. Fungsi Penawaran ( Supply )

Contoh:
Pada saat harga Rp60,00 per unit, jumlah penawarannya 20 unit. Dan jika harga Rp80,00
per unit, jumlah penawarannya 30 unit. Tentukan fungsi penawaran dan gambarlah
kurvanya!

Jadi, fungsi penawarannya adalah Q = -10 + ½ P


Untuk membuat grafik fungsi penawaran, caranya dengan menentukan titik potong
terhadap sumbu P dan sumbu Q, yaitu:

a. memotong sumbu P, syaratnya Q = 0, maka


0 = -10 + ½ P
-1/2 P = -10
P = 20

b. memotong sumbu Q, syaratnya P = 0, maka

Q = -10 + ½ (0)
Q = -10

c. grafiknya:

Anda mungkin juga menyukai