Anda di halaman 1dari 12

PENGAUDITAN dan ASURANS 1

RANGKUMAN BAB 2

The Audit Market

Disusun oleh:
Kelompok 4
Indrani Salsabilla 2006527046
Fathiyyah Novira 2006465533
Rizki Indra Dharmawan 2006524800
Intan J. G. Sitohang 2006607690
Jessica Melinda 2006536366
Laksmana Anggitapradhana 2006464165
Omar Pasha Jatikusumah 2006584314

Kelas:
Pengauditan dan Asurans 1 - C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

BAB 2 - The Audit Market 2


Teori Permintaan dan Penawaran Jasa Audit 3
Regulasi Audit: Perspektif Internasional 4
Regulasi terkait Profesi Akuntan Publik dan Audit di Indonesia 5
Organisasi-organisasi yang Mempengaruhi Profesi Akuntan Publik 8
Persyaratan untuk Menjadi Akuntan Publik di Indonesia 10

DAFTAR PUSTAKA 11

2
BAB 2 - The Audit Market

A. Teori Permintaan dan Penawaran Jasa Audit

Teori munculnya permintaan dan penawaran jasa audit di antara lain:

1. The Policeman Theory

Teori ini menyatakan bahwa tugas auditor berfokus pada akurasi aritmatika dan
pada pencegahan dan pendeteksian penipuan. Berdasarkan teori ini, auditor berperan
seperti seorang polisi, yaitu memverifikasi kebenaran dan kewajaran laporan keuangan.

2. Lending Credibility Theory

Dalam membuat penilaian, pemangku kepentingan harus yakin bahwa informasi


yang mereka terima merupakan representasi yang adil dari nilai ekonomi dan kinerja
organisasi. Teori ini menyatakan bahwa fungsi utama audit adalah penambahan
kredibilitas pada laporan keuangan. Laporan keuangan yang telah diaudit nantinya akan
digunakan oleh manajemen untuk meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan
dalam pengelolaan manajemen.

3. Theory of Inspired Confidence

Theory of Inspired Confidence dikembangkan oleh Theodore Limperg, seorang


profesor Belanda pada akhir 1920-an. Teori ini merujuk pada permintaan dan penawaran
jasa audit. Permintaan jasa audit merupakan konsekuensi langsung dari partisipasi pihak
ketiga dalam perusahaan yang menuntut akuntabilitas dari manajemen sebagai imbalan
atas kontribusi para pemangku kepentingan tersebut kepada perusahaan.

Penawaran jasa audit dalam teori ini mengadopsi pendekatan normatif. Menurut
teori ini, seorang auditor harus bertindak sedemikian rupa sehingga ia tidak
mengecewakan harapan eksternal. Namun, auditor juga tidak boleh menimbulkan
harapan yang lebih besar dalam laporannya daripada yang dibenarkan oleh
pemeriksaannya. Jadi, pada intinya, auditor harus berbuat sewajarnya. untuk dapat
memenuhi harapan publik.

4. Agency Theory

3
Teori yang diusulkan oleh Watts dan Zimmerman menyatakan bahwa auditor
bereputasi (memenuhi harapan) ditunjuk tidak hanya untuk kepentingan pihak ketiga,
tetapi juga untuk kepentingan manajemen. Dalam teori ini, suatu perusahaan dipandang
sebagai hasil dari kontrak yang kurang lebih formal di mana beberapa kelompok
memberikan beberapa jenis kontribusi kepada perusahaan dengan harga tertentu. Dalam
teori ini juga, manajemen bertindak sebagai agen yang berusaha untuk mendapatkan
kontribusi dari prinsipal yang dalam hal ini contohnya seperti pemegang saham dan
karyawan. Hubungan keagenan ini memerlukan biaya, seperti biaya pemantauan agen
dan biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk memastikan bahwa agen tidak akan
mengambil tindakan yang merugikan prinsipal.

Dalam hubungan agen-prinsipal ini terdapat beberapa masalah, seperti munculnya


asimetri informasi, yaitu agen, dalam hal ini manajemen, tahu lebih banyak tentang
informasi perusahaan sehingga ia memiliki keuntungan yang cukup besar dibandingkan
prinsipal (contohnya seperti pemegang saham dan karyawan). Agar prinsipal bisa percaya
pada informasi yang diberikan oleh manajemen, informasi tersebut harus dapat
diandalkan sehingga manajer dan investor harus turut melibatkan auditor yang bereputasi
baik.

Selain itu, Agent Theory ini juga dapat menjelaskan sisi penawaran pasar audit.
Kontribusi audit kepada pihak ketiga ditentukan oleh probabilitas auditor akan
mendeteksi kesalahan dalam laporan keuangan dan kesediaan auditor untuk melaporkan
kesalahan tersebut meskipun hal itu bertentangan dengan keinginan auditee (pihak yang
diaudit oleh auditor).

B. Regulasi Audit: Perspektif Internasional

Pasokan jasa audit saat ini juga diatur di sebagian besar negara. Meskipun terdapat
regulasi di seluruh dunia, dua yang mungkin paling berpengaruh adalah:

1. Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 mengharuskan Securities and Exchange Commission


(SEC) AS untuk membuat Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (PCAOB).
Dewan, pada titik ini, telah memutuskan standar audit yang berlaku umum (GAAS) yang

4
ditetapkan oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) hanya akan
digunakan sementara.
2. Arahan Dewan Kedelapan Uni Eropa 84/253/EEC dan Arahan UE 2006/43/EC. Beberapa
Arahan Uni Eropa pada rekening tahunan dan rekening konsolidasi perusahaan keuangan
dan asuransi mengharuskan rekening tahunan atau rekening konsolidasi diaudit oleh
auditor bersertifikat. Persyaratan untuk persetujuan auditor yang memenuhi syarat
ditetapkan dalam Arahan Dewan Kedelapan 84/253/EEC tanggal 10 April 1984. 6 EU
Directive 2006/43/EC 7 bertujuan pada tingkat tinggi. Tujuan dari Arahan ini adalah
mensyaratkan penerapan satu set standar audit internasional, pemutakhiran persyaratan
pendidikan, definisi etika profesional, dan implementasi teknis dari kerja sama antara
otoritas yang berwenang dari Negara-negara Anggota Uni Eropa dan pihak berwenang.
dari negara ketiga.
C. Regulasi terkait Profesi Akuntan Publik dan Audit di Indonesia

Berikut beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur hal-hal yang terkait


dengan Profesi Akuntan Publik dan Audit di Indonesia:
1. UU No. 40 Tahun 2007 (UU PT)
Di dalam Pasal 68 ayat (1), menyatakan bahwa Perseroan yang memenuhi kriteria
berikut wajib menyerahkan laporan keuangannya ke akuntan publik untuk diaudit.
Kriteria tersebut adalah:
a. Kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat;
b. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat;
c. Perseroan merupakan Perseroan Terbuka;
d. Perseroan merupakan persero;
e. Perseroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha dengan jumlah nilai
paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); atau
f. Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

2. UU No. 5 Tahun 2011 (UU Akuntan Publik)


Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Pasal 43 dan 44
menjelaskan mengenai Asosiasi Profesi Akuntan Publik. Di dalam Pasal 43 ayat (1) dan
(2), menyatakan bahwa Akuntan Publik berhimpun dalam wadah Asosiasi Profesi

5
Akuntan Publik dan Menteri menetapkan hanya 1 (satu) Asosiasi Profesi Akuntan
Publik untuk menjalankan kewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kemudian di dalam Pasal 43 ayat (3), menyatakan bahwa Asosiasi Profesi Akuntan
Publik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Berbentuk badan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Mempunyai anggota paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh Akuntan Publik;
c. Memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
d. Mempunyai susunan pengurus yang telah disahkan oleh rapat anggota;
e. Memiliki program mengenai pelatihan profesional berkelanjutan;
f. Memiliki kode etik organisasi; dan
g. Memiliki program reviu mutu bagi Akuntan Publik yang menjadi anggotanya.

Lalu, di dalam Pasal 44 ayat (1), menyatakan bahwa Asosiasi Profesi Akuntan
Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) berwenang:
a. Menyusun dan menetapkan SPAP;
b. Menyelenggarakan ujian profesi akuntan publik;
c. Menyelenggarakan pendidikan profesional berkelanjutan; dan
d. Melakukan reviu mutu bagi anggotanya.

3. PP No. 84 Tahun 2012 (Tentang Komite Profesi Akuntan Publik)


Di dalam PP No. 84 Tahun 2021 tentang Komite Profesi Akuntan Publik Pasal 1
ayat (1) menjelaskan bahwa Komite Profesi Akuntan Publik adalah komite yang bersifat
independen yang dibentuk oleh Menteri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Kemudian di dalam Pasal 4 menjelaskan bahwa
komite mempunyai tugas memberikan pertimbangan terhadap:
a. kebijakan pemberdayaan, pembinaan, dan pengawasan Akuntan Publik dan KAP;
b. penyusunan standar akuntansi dan SPAP; dan
c. hal yang diperlukan berkaitan dengan profesi Akuntan Publik.

Lalu, di dalam Pasal 10, menyatakan bahwa susunan keanggotaan Komite terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota;

6
b. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggota;
c. 11 (sebelas) orang anggota, yang terdiri atas unsur:
i. Kementerian Keuangan;
ii. Asosiasi Profesi Akuntan Publik;
iii. Asosiasi Profesi Akuntan;
iv. Badan Pemeriksa Keuangan;
v. otoritas pasar modal;
vi. otoritas perbankan;
vii. akademisi akuntansi;
viii. pengguna jasa Akuntan Publik;

4. PP No. 22 Tahun 2015 (Tentang Praktik Akuntan Publik)


Berdasarkan PP No. 22 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik Pasal 3 ayat
(1), untuk mengikuti ujian profesi Akuntan Publik seseorang harus memiliki pengetahuan
dan kompetensi di bidang akuntansi atau telah terdaftar dalam register negara untuk
akuntan. Pengetahuan dan kompetensi di bidang akuntansi diperoleh melalui:
a. program pendidikan sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) di bidang akuntansi
pada perguruan tinggi Indonesia atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
disetarakan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. program pendidikan pascasarjana (S-2) atau doktor (S-3) di bidang akuntansi
yang diselenggarakan perguruan tinggi Indonesia atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah disetarakan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. pendidikan profesi akuntansi sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan; atau
d. pendidikan profesi Akuntan Publik sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.

7
Lalu, menurut Pasal 4 ayat (1), untuk memperoleh sertifikat tanda lulus ujian
profesi Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi, seseorang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. lulus ujian profesi Akuntan Publik;
b. lulus pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) atau terdaftar
dalam register negara untuk akuntan;
c. lulus penilaian pengalaman kerja di bidang akuntansi dari Asosiasi Profesi; dan
d. Terdaftar sebagai anggota Asosiasi Profesi.

Kemudian, menurut Pasal 4 ayat (2), seseorang yang telah memperoleh sertifikat
tanda lulus ujian profesi Akuntan Publik akan mendapatkan sebutan profesi dari Asosiasi
Profesi.

D. Organisasi-organisasi yang Mempengaruhi Profesi Akuntan Publik

Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang memiliki tugas untuk
memberikan jasa asurans, yang meliputi: (1) jasa audit atas informasi keuangan historis;
(2) jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan (3) jasa asuransi lainnya. Hasil
pekerjaan Akuntan Publik berperan dalam meningkatkan kualitas dan kredibilitas laporan
keuangan milik suatu entitas yang kemudian akan digunakan oleh publik sebagai salah
satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Di dalam menjalankan
tugasnya, terdapat beberapa organisasi yang mempengaruhi profesi Akuntan Publik,
yaitu:
1. Pemerintah
DPR dengan persetujuan Presiden telah menyusun Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Undang-Undang tersebut
mengatur berbagai hal mendasar dalam profesi Akuntan Publik serta bertujuan untuk:
(1) melindungi kepentingan publik;
(2) mendukung perekonomian yang sehat, efisien, dan transparan;
(3) memelihara integritas profesi Akuntan Publik;
(4) meningkatkan kompetensi dan kualitas profesi Akuntan Publik; dan

8
(5) melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode etik
profesi.

2. Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap Akuntan Publik. Tanggung jawab tersebut meliputi pemberian serta
perpanjangan izin menjadi Akuntan Publik, persetujuan permohonan penghentian
pemberian jasa asurans untuk sementara waktu serta pengunduran diri, pemberian izin
usaha Kantor Akuntan Publik (KAP), serta pembentukan Komite Profesi Akuntan Publik.

3. Asosiasi Profesi Akuntan Publik


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik pasal 43, Akuntan Publik berhimpun dalam wadah Asosiasi Profesi
Akuntan Publik. Asosiasi Profesi Akuntan Publik merupakan organisasi profesi Akuntan
Publik yang bersifat nasional. Di Indonesia, Asosiasi Profesi Akuntan Publik adalah
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). IAPI memiliki kewenangan untuk mengadakan
ujian profesi Akuntan Publik berdasarkan KMK Nomor 443/KMK.01/2011. IAPI
bertujuan untuk mewujudkan akuntan publik yang berintegritas, berkualitas dan
berkompetensi standar internasional, mendorong pertumbuhan independensi profesi yang
sehat dan kondusif, menjaga martabat profesi dan kepercayaan masyarakat, melindungi
kepentingan publik, serta mendorong good governance di Indonesia.

4. Asosiasi Profesi Akuntan


Asosiasi Profesi Akuntan adalah organisasi profesi Akuntan yang bersifat
nasional. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan asosiasi profesi Akuntan di
Indonesia. IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi Akuntan Indonesia
secara keseluruhan, termasuk yang berpraktik sebagai Akuntan Publik. Berdiri sejak
tanggal 23 Desember 1957, IAI memiliki dua tujuan, yaitu membimbing perkembangan
akuntansi serta meningkatkan mutu pendidikan Akuntan dan meningkatkan mutu
pekerjaan Akuntan. IAI bertanggung jawab menyelenggarakan ujian sertifikasi akuntan
profesional, menjaga kompetensi melalui penyelenggaraan pendidikan profesional

9
berkelanjutan (PPL), menyusun dan menetapkan Kode Etik, Standar Profesi dan Standar
Akuntansi, menerapkan penegakkan disiplin anggota, serta mengembangkan profesi
akuntan Indonesia.

5. Kantor Akuntan Publik (KAP)


Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu badan usaha yang didirikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2011. KAP adalah
badan usaha bagi para Akuntan Publik untuk memberikan jasanya.

6. Organisasi Audit Indonesia (OAI)


Organisasi Audit Indonesia (OAI) adalah suatu organisasi yang merupakan
jaringan kerja sama antar-KAP.

7. International Forum of Independent Audit Regulators


International Forum of Independent Audit Regulators (IFIAR) merupakan
organisasi pengawasan global yang memiliki sejumlah 37 negara sebagai anggota,
termasuk Amerika Serikat, sebagian besar negara di Eropa, Afrika, Asia, dan Timur
Tengah. Organisasi tersebut didirikan pada tanggal 15 September 2006 dengan tujuan: (1)
membagikan pengetahuan mengenai lingkungan pasar audit dan pengalaman praktis dari
aktivitas regulasi audit independen; (2) mempromosikan pentingnya kolaborasi dalam
menjalankan kegiatan regulasi; dan (3) memberikan fokus untuk kontak dengan
organisasi internasional lainnya yang memiliki kepentingan dalam kualitas audit.

E. Persyaratan untuk Menjadi Akuntan Publik di Indonesia

Untuk menjadi seorang akuntan publik di Indonesia, kita dapat melihat PP No.
20/2015 mengenai profesi akuntan publik. Di PP tersebut, disebutkan bahwa peraturan
mengenai akuntan publik berdasarkan Undan-Undang Nomor 5 Tahun 2011. Dalam PP
tersebut, disebutkan bahwa kita harus mengikuti Ujian Profesi Akuntan Publik dan lulus
ujian tersebut. Adapun persyaratan untuk mengikuti ujian tersebut, seperti kita harus
mempunyai pengetahuan dan kompetensi mengenai akuntansi. Hal-hal tersebut dapat

10
didapatkan dari pendidikan tinggi seperti S1, S2, dan lain-lain. Setelah lulus ujian, kita
akan mendapatkan Sertifikat Tanda Lulus Ujian Profesi Akuntansi Publik dan sebutan
profesi dari Asosiasi Profesi.
Selain itu, akuntan publik disyaratkan untuk berdomisili di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Akuntan publik juga tidak boleh pernah terkena sanksi administratif berupa pencabutan
izin Akuntan Publik dan juga tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana
kejahatan dengan ancaman penjara lima tahun atau lebih.
Ketentuan lebih lanjut mengenai bagaimana prosedur untuk menjadi akuntan
publik diatur dalam peraturan menteri. Berdasarkan Peraturan Menteri pada BAB II Pasal
3 No.154/PMK.01/2017, seseorang akan mendapatkan izin untuk menjadi akuntan publik
apabila telah melalui prosedur berupa mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri
u.p. Kepala PPPK dan melengkapi formulir permohonan izin serta melampirkan
dokumen pendukung. Dokumen-dokumen yang diperlukan antara lain:
- Fotokopi sertifikat tanda lulus ujian akuntan publik oleh Asosiasi Profesi
Akuntan Publik
- Surat pengalaman pemberian jasa asuransi
- Fotokopi bukti anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik
- dan dokumen-dokumen lainnya seperti fotokopi KTP, NPWP, dan pas
foto.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hayes, Wallage, and Gortemaker. (2014). Principles of Auditing - an Introduction to


International Standards on Auditing, 3rd Edition. Pearson Education Limited.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2021). Tentang IAI.


https://web.iaiglobal.or.id/Profil-IAI/Tentang%20IAI

Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR. (2021). Mengenal Lebih Dekat dengan IAPI.
https://itjen.pu.go.id/single_kolom/94#:~:text=IAPI%20(Institut%20Akuntan%20Publik
%20Indonesia,dikenal%20dengan%20Ikatan%20Akuntan%20Indonesia

Presiden Republik Indonesia. (2011). Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2011
tentang Akuntan Publik. https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2011_5.pdf

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 154/PMK. 01/2017.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2017/154~PMK.01~2017Per.pdf

Peraturan Pemerintah (PP). (2015). Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015


https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5584/pp-no-20-tahun-2015

Undang - Undang Republik Indonesia. (2007). Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/peraturan/undang-undang/Documents/5.%2
0UU-40-2007%20PERSEROAN%20TERBATAS.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai