Anda di halaman 1dari 119

1.

TRAKSI – SECARA UMUM

TUJUAN TRAKSI

Ketika kita mempelajari tentang beragam teknik traksi, maka mula-mula kita harus
mengetahui dasar tentang traksi dalam penanganan fraktur. Dengan begitu, kita dapat kebih
mudah mengerti mengapa traksi henya dapat berfungsi apabila dipakai dengan benar. Traksi
merupakan suatu mekanisme yang dapat mengatasi faktor-faktor mekanik yang bertanggung
jawab terhadap terjadinya deformitas serta mengembalikan alignment pada fraktur tulang
panjang. Sehingga sangatlah penting untuk mengetahui faktor-faktor utama yang menghasilkan
deformitas sebagai akibat dari hilangnya kontinuitas sebagian tulang. Faktor-faktor ini adalah (1)
gaya mekanik yang menyebabkan terjadinya fraktur, (2) pengaruh dari tonus otot, dan (3)
pengeruh dari gravitasi. Hasil dari ketiga faktor inilah yang menghasilkan displacement dari
fragmen tulang saat kontinuitas tulang hilang, masing-masing faktor berpengaruh terhadap besar
kecilnya derajat pada suatu fraktur dan suatu kondisi.
Akhirnya, dengan mengatasi ketiga faktor tersebut dengan penggunaan traksi
menghasilkan kembalinya alignment yang normal. Analisis dari masing-masing faktor ini
penting untuk mengerti signifikansinya dalam keberhasilan penggunaan traksi.

Mengatasi deformitas akibat pengaruh gaya


Fraktur pada suatu tulang, terutama tulang panjang dari ekstremitas, umumnya terjadi
apabila gaya yang diberikan pada tulang tersebut bertambah besar sampai melebihi stabilitas
struktural dari tulang tersebut. Walaupun gaya yang diberikan terjadi secara mendadak, sehingga
efeknya seakan-akan timbul secara langsung, analisis yang teliti memperlihatkan bahwa gaya
yang terjadi adalah gaya yang meningkat secara graduil sampai pada titik maksimal dimana
mendadak terjadi diskontinuitas pada tulang. Secara umum, tidak mungkin menghentikan gaya
yang terjadi ini dengan mendadak sesaat setelah tulang patah. Gaya tersebut menyebabkan
hilangnya kedudukan antar fragmen. Kadang-kadang gaya yang terjadi hanya cukup untuk
menimbulkan fraktur dan gaya tersebut habis pada saat fraktur terjadi. Tidak ada lagi cukup gaya
yang dapat menyebabkan displacement dari fragmen, malah tidak jarang gaya yang terjadi hanya
cukup untuk menghasilkan suatu retakan yang tidak komplit melalui suatu tulang tetapi posisinya
dapat tetap dipertahankan oleh periosteum dan jaringan lunak yang intak. Fraktur-fraktur ini tidak

1
dibicarakan dalam diskusi ini. Fraktur yang disebabkan oleh gaya yang besar yang menhhasilkan
diskontinuitas tulang ini menyebabkan fragmen tulang bergeser dari alignment yang normal
dengan dan besarnya pergeseran ini bergantung pada besarnya gaya. Tidak terdapat tahanan balik
yang dapat mengembalikan tulang tersebut ke posisi normal dan displacement yang terjadi akan
tetap ada. Pada beberapa kasus, gaya yang terjadi sedemikian besar sampai-sampai terjadi juga
kerusakan pada jaringan lunak. Kadang-kadang disrupsi dari jaringan lunak terjadi dan
menghasilkan suatu traumatic amputasi. Bagaimanapun juga, pada banyak kejadian, jaringan
lunaklah yang merupakan factor yang melimitasi adanya displacement. Hal ini menyebabkan
kompartemen dari jaringan lunak tempat fraktur berasal.
Penggunaan dari traksi longitudinal, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.1-1 akan
menghasilkan realignment dari fraktur dengan cara molding dari fragmen tersebut di dalam
kompartemen jaringan lunak. Reaposisi dari fragmen ini tidak akan berhasil apabila terdapat
interposisi dari jaringan lunak diantara akhir tiap fragmen. Penggunaan tarikan longitudinal akan
menyebabkan realignment dari jaringan lunak menurut posisi awalnya, dan juga posisi awal dari
struktur tulang tersebut. Karena telah terjadi gaya yang merusak struktur tersebut, maka hal ini
hanya dapat diperbaiki dengan pemberian traksi. Haruslah diketahui bahwa kadang-kadang berat
dari badan yang diberikan secara transversal melalui axis longitudinal dari tulang tersebut itulah
yang menyebabkan terjadinya fraktur. Bagaimanapun juga, gravitasi masih berpengaruh bahkan
setelah gaya yang menyebabkan fraktur telah hilang. Saat tubuh tidak lagi berhubungan secara
kinetic dengan tanah, gaya awal yang menghasilkan fraktur juga tidak lagi ada.

2
GAMBAR 1-1. Gaya yang menghasilkan fraktur merupakan salah satu factor yang menyebabkan
deformitas pada tempat fraktur tersebut. (A) Efek dari gaya pada fraktur. Berat dari badan menyebabkan
kolapsnya serta angulasi dari suatu fraktur. Tahanan balik dari lutut menghasilkan suatu segmen yang
relative stabil. Segmen yang bergerak adalah fragmen femur yang proksimal, sedangkan bagian tubuh
lainnya hanya mengikuti gaya gravitasi. (B) Efek dari traksi dalam mengatasi gaya tersebut. Disini, tubuh
berfungsi sebagai segmen yang stabil, dan tarikan longitudinal sepanjang axis dari femur telah
mengembalikan alignment yang normal. Jaringan lunak yang terdapat di sekitar fraktur telah ditarik oleh
traksi, dan memolding fragmen butterfly kembali ke posisinya.

3
Mengatasi efek gravitasi
Mengikuti suatu fraktur, berlangsungnya gaya gravitasi sebagai deforming factor hamper
selalu timbul pada fraktur tulang panjang. Ini dihasilkan dari bowing pada tempat fraktur saat
ekstremitas berada pada posisi horizontal dengan adanya support pada akhir tiap tulang. Gravitasi
juga mempunyai efek dalam menghasilkan deformitas pada suatu fraktur dimana berat badan
superior dari fraktur tersebut, tidak peduli bagaimana sikapnya, cukup besar untuk menghasilkan
kolapsnya fraktur tersebut. Penggunaan traksi ini dapat mengatasi efek dari gravitasi. Entah berat
badan superior dari fraktur ini dapat diangkat oleh traksi, melawan efek gravitasi, atau efek dari
bowing pada fraktur mid-shaft dipertahankan secara horizontal, prinsip yang sama dipakai.
Alignment yang normal dapat dicapai. Setelah efek gravitasi dapat teratasi, jaringan lunak dapat
memolding tempat fraktur kembali ke posisi normal. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1-2.

Mengatasi efek tarikan otot


Fraktur pada ekstremitas dengan paralysis flaksid kadang-kadang tidak dapat diketahui
sebab mereka hanya menimbulkan deformitas yang kecil. Kurangnya displacement pada
ekstremitas dengan tiadanya suplai saraf ini akibat dari absennya tonus otot. Otot normal
mempunyai sejumlah aktivitas kontraksi bahkan dalam keadaan istirahat, adanya tonus normal
ini, disamping kekuatan spasme otot akibat dari injuri, yang menyebabkan displacement dari
fraktur. Mekanisme kerja otot ini menyebutkan bahwa muscle belly terletak pada shaft tulang
dan melekat pada akhir tulang. Hilangnya stabilitas dari shaft tulang ini akan menyebabkan otot
berangulasi atau menyebabkan fraktur menjadi saling tumpang tindih, seperti dapat dilihat pada
gambar 1-3. Hal ini mungkin yang selalu menjadi penyebab deformitas pada suatu fraktur tulang
panjang. Maka dari itu, mengatasi gaya ini dengan penggunaan traksi sepanjang axis muscle belly
ini, dalam jumlah yang sedikit lebih besar dari gaya akibat tarikan otot, akan mengembalikan
posisi yang normal. Hal ini juga berlaku bahkan apabila terdapat fragmen multiple, dengan otot
akan membentuk tabung jaringan lunak yang akan memolding fragmen tersebut kembali ke
posisi semula.

4
GAMBAR 1-2. (A) Bowing posterior pada fraktur mid-femur. Tubuh dan ekstremitas distal dari
fragmen bekerja sebagai segmen yang kurang atau lebih fixed, sehingga gravitasi akan berefk pada
bowing dari tempat yang tidak stabil dari fraktur ini. (B) Efek dari traksi dalam mengatasi gaya gravitasi.
Saat traksi digunakan sepanjang axis longitudinal dari femur, efek gravitasi dapat diatasi dan
kompartemen jaringan lunak teregang sehingga menjadi ketat. Hal inilah yang bekerja sebagai gaya
molding di sekitar fraktur.

5
GAMBAR 1-3. Salah satu deforming factor terbesar pada fraktur tulang panjang adalah tarikan otot. (A)
Fraktur pada mid-point dari shaft femur akan menghasilkan lateral bow karena adanya otot-otot adductor.
Otot-otot adductor ini mempunyai keuntungan mekanis, karena mereka tidak berjalan parallel terhadap
tulang panjang, seperti halnya dengan vastus lateralis pada sisi lateral. Otot-otot ini bekerja dengan cara
berkontraksi dan membawa akhir dari kedua tulang panjang ini mendekat, menghasilkan lateral bowing.
(B) Mengatasi tarikan otot dengan traksi. Otot-otot ini diregangkan dan spastisitasnya diatasi oleh traksi.
Efek bowstring tadi diatasi dan fraktur shaft femur tersebut kembali ke posisi anatomis setelah deforming
factor tadi dapat diatasi.

Kewaspadaan perlu dicermati akan adanya tendensi untuk menarik melebihi yang
diperlukan. Harus diketahui bahwa tarikan hanya perlu sampai batas mengatasi dan ‘tonus’ yang
cukup dibiarkan untuk mempertahankan ujung tulang agar dapat mencapai proses penyembuhan.
Apabila gaya yang digunakan berlebihan, maka dapat terjadi distraksi. Hal ini selain dapat
menyebabkan delayed union, dan tidak jarang non-union, tetapi dapat juga apabila tetap terjadi
proses penyembuhan maka dapat menimbulkan lengthening dari ekstremitas yang terkena. Hal
ini terutama terjadi pada anak-anak dimana elastisitas dari jaringan lunak masih tinggi.

SEBERAPA BANYAK TRAKSI?

6
Saat seseorang menentukan berapa banyak traksi yang diperlukan, maka orang tersebut
harus mengetahui deforming factor yang hendak diatasi. Terdapat dua factor utama yaitu
gravitasi dan tarikan otot. Dari keduanya, yang paling penting adalah efek dari tarikan otot.

Efek dari tarikan otot


Tujuan dari traksi adalah mengatasi dari tarikan otot dan besar traksi yang diperlukan
bergantung pada tipe otot yang mengelilingi fraktur tersebut. Semakin besar otot yang
mengeliling fraktur, semakin besar pula traksi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, fraktur dari
femur memerlukan traksi yang lebih besar apabila disbanding traksi dari humerus. Sangatlah
penting bahwa penggunaan traksi hanya cukup sampai batas mengatasi dan tidak melebihi itu.
Pemberian traksi yang berlebihan akan menyebabkan distraksi dari fragmen fraktur,
memperlambat penyembuhan atau bahkan gagal untuk sembuh sama sekali. Karena efek
gravitasi biasanya lebih kecil dari efek tarikan otot maka apabilla kita telah dapat mengatasi efek
tarikan otot, secara tidak langsung kita juga telah mengatasi efek gravitasi, kecuali dalam
beberapa kondisi tertentu seperti kelemahan pada otot di sekitar fraktur.

Efek dari gravitasi


Banyak kali efek dari gravitasi menyebabkan bowing dari tempat fraktur bahkan setelah
efek dari tarikan otot berhasil diatasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian traksi tambahan
pada apex dari fraktur, seperti yang dapat dilihat pada gambar 1-4. Bisa juga dengan
menempatkan ekstremitas pada suatu tempat seperti pada Thomas traksi atau

7
GAMBAR 1-4. Traksi mengatasi gaya deforming yang disebabkan oleh efek gravitasi dan efek tarikan otot, bekerja secara
simultan. (A,1) Efek gravitasi digambarkan tetap ada walaupun efek dari tarikan otot telah diatasi oleh traksi longitudinal. (A,2)
Suatu sling ditempatkan tepat dibawah tempat bowing dari fraktur. Tekanan dari sling dan tarikan longitudinal dari traksi telah
mengembalikan fragmen fraktur ke posisi normal. (A,3) Sling dibawah segmen yang bengkok telah digantikan dengan suatu
ganjal yang secara mekanik mengangkat tulang yang bengkok tersebut akibat efek gravitasi. Hal ini bersama-sama dengan tarikan
longitudinal menghasilkan normal anatomic alignment. (B) Kedua factor dapat diatasi secara simultan. Traksi diletakkan dengan
hip dan lutut fleksi 90°. Traksi kemudian diletakkan pada femur, pada posisi ini efek dari gravitas dan tarikan otot, digambarkan
sebagai berat dari fragmen distal dan kaki, dapat diatasi dengan traksi. Efek bowing dari gravitasi diatasi, karena axis panjang
dari femur terletak parallel dengan tarikan gravitasi, efek bowing menjadi hilang dan fraktur dipertahankan dalam alignment
anatomis melalui tarikan dari traksi dengan menambah bantalan di bawah fraktur. Pada anak dapat digunakan traksi 90-90 untuk
mengatasi efek ini. Traksi ini lebih mudah digunakan untuk mengatasi baik efek dari gravitasi maupun efek dari tarikan otot.

Secara umum

8
Penggunaan x-ray secara berkala diperlukan untuk memonitor posisi dari fraktur
sehingga dicapai hasil yang memuaskan. Pada tahap awal dari penyembuhan fraktur, sangatlah
penting untuk mengetahui posisi dan efek dari traksi.
Penambahan atau pengurangan traksi sangat berpengaruh pada masa awal ini dan hal
inilah yang akan menentukan hasil akhirnya. Semakin lama waktu berlalu maka perubahan traksi
tidak akan terlalu bermanfaat dan apabila terjadi kesalahan dalam pemberian traksi, hal ini dapat
memberikan hasil yang permanent.
Besar dari traksi akan menentukan mekanisme dari traksi tersebut. Hal ini didiskusikan
lebih lanjut pada bagian 2. bagaimanapun juga, apabila traksi yang diperlukan besar maka
penggunaan skeletal traksi dengan pin lebih dipilih. Kerusakan pada kulit akan terjadi apabila
beban yang diberikan terlalu besar untuk mengatasi efek-efek tersebut.

MACAM-MACAM TRAKSI

Tujuan dari bab ini adalah mendiskusikan traksi bukan dari tipe spesifiknya tetapi dari
konsepnya. Terdapat tiga konsep dasar yang digunakan secara umum pada saat ini: (1) traksi
langsung, (2) balanced traksi dan (3) traksi vector.

Traksi langsung
Traksi ini sesuai dengan namanya, berdasarkan pada suatu mekanisme yang
menghasilkan tarikan pada satu bagian dari tubuh. Hal ini tentu saja meliputi traksi Buck yang
dengan memberikan traksi baik dengan tapes, foam strips atau traksi boot, menarik ekstremitas
tersebut dalam satu garis lurus. Tarikan ini biasanya kecil karena tidak mungkin memberikan
tarikan yang besar apabila yang digunakan adalah traksi kulit karena hal ini akan merusak kulit.
Traksi buck ini biasanya digunakan untuk menahan ekstremitas sambil menunggu untuk
terapi definitive. Traksi ini akan mempertahankan posisi secara alamiah dan mengatasi efek dari
spasme otot. Traksi buck ini juga berguna untuk immobilisasi dari ekstremitas bawah, seperti
pada saat setelah reduksi dari dislokasi panggul. Juga digunakan sebagai traksi untuk ekstremitas
yang nyeri akibat penekanan saraf pada tulang belakan bagian bawah. Beberapa contoh traksi ini
biasanya bukan sebagai terapi definitive tetapi hanya berprinsip pada memberikan kenyamanan.

9
Contoh lain dari traksi langsung ini adalah traksi pelvis yang digunakan untuk kasus
sindroma discus pada punggung bawah, dan traksi halter untuk gangguan pada cervical spine dan
leher. Traksi ini juga digunakan pada traksi skeletal pada leher. Tarikan yang diberikan adalah
menurut suatu garis lurus bahkan apabila diberikan melalui Crutchfield tongs atau halo apparatus
yang melekat pada tulang tengkorak. Prinsip tarikannya adalah tarikan lurus langsung tanpa
support tambahan atau traksi tambahan dalam arah yang berlainan.

Balanced traksi
Traksi ini kemungkinan merupakan traksi yang paling sering digunakan sebagai terapi
definitive pada fraktur dan injuri pada ekstremitas. Konsepdasarnya adalah mempertahankan
seluruh ekstremitas dan membuat ekstremitas tersebut berada dalam satu ‘unit’. Sebagai contoh,
pada penanganan fraktur femur, penggunaan traksi langsung akan terjadi imobilisasi yang sangat
jelek pada fragmen fraktur bahkan setelah deforming factor dari tarikan otot telah berhasil diatasi
dan fraktur telah tereduksi. Ekstremitas akan terletak pada tempat tidur dan traksi akan diberikan
melalui bagian distal dari femur, barangkali melalui skeletal pin, sehingga akan menyebabkan
pergerakan dari fragmen fraktur setiap kali tubuh bergerak. Immobilisasi yang sangat jelek ini
tentulah timbul.
Dengan menahan ekstremitas dalam suatu frame, seperti traksi Thomas dengan Pierson
attachment, dan dengan memberi suatu counterbalance dengan beratnya, akan dicapai kondisi
tanpa berat badan. Seluruh ekstremitas akan menjadi satu segmen. Hal ini dapat dilihat pada
gambar 1-5, dimana ekstremitas tersebut telah menjadi satu segmen yang mobile dan hubungan
antara ‘segmen ekstremitas’ dan ‘segmen tubuh’ terjadi pada sendi panggul. Gerakan timbul pada
tempat ini dan bukan pada tempat fraktur. Tarikan pada fiksasi skeletal pin membebaskan spasme
otot dan mengkoreksi deformitas. Traksi balanced ini mungkin merupakan salah satu traksi
favorit untuk menangani fraktur tulang panjang ekstremitas, umumnya femur dan yang lebih
jarang, humerus.

Traksi vector

10
Kadang-kadang, tidak mungkin untuk menggunakan traksi pada arah yang langsung
dapat mereduksi fraktur atau dislokasi. Pada kasus-kasus ini, sangatlah mungkin untuk
menggunakan traksi pada dua arah yang berbeda, dengan dua garis ditarik untuk mebentuk sudut
yang tepat. Gaya yang dihasilkan, atau ‘vektor’ timbul pada tempat diantara dua gaya yang
diberikan. Ini dapat diatur sehingga arahnya sesuai dengan arah yang diperlukan dalam terapi
definitive. Contohnya dapat dilihat pada gambar 1-6 dan 1-7. Pada gambar 1-6, central fracture
dislocation dari panggul memerlukan tarikan yang digambarkan sebagai C untuk mengembalikan
kaput femur ke posisi semula dan mungkin juga mereduksi fraktur panggul pada saat yang
bersamaan. Sangatlah sulit untuk dapat mencapai tarikan ini. Hal ini dapat tercapai dengan
pemberian tarikan sepanjang axis panjang dari femur “A” dengan penggunaan trochanter screw
yang akan memberi efek tarikan sepanjang garis “D”. Hal ini akan menghasilkan gaya vector
sepanjang garis “C”- arah yang diinginkan untuk mereduksi fraktur dislokasi.

11
GAMBAR 1-5. (A) Fraktur pada mid-shaft femur, dimana telah terdapat traksi pin yang telah dimasukkan
pada fragmen distal, dengan tarikan longitudinal yang cukup untuk mereduksi fraktur. Selama ekstremitas
distal dari frakur terletak pada tempat tidur, terdapat dua segmen terpisah: (1) segmen tubuh ditujukan
pada tubuh itu sendiri. Segmen proksimal ini relative immobile karena gravitasi menahan segmen tersebut
pada tempat tidur. (2) segmen distal, terdiri dari ekstremitas distal dari fraktur, dan relative immobile
karena juga terletak pada tempat tidur dan pergerakan justru akan terjadi pada tempat fraktur. (B)
ekstremitas yang telah diletakkan pada suatu balanced suspension apparatus sehingga segmen tubuh
tersebut berakhir pada bokong yang menempel di tempat tidur. Sedangkan ekstremitas distal telah
menyatu menjadi satu umit sehingga pergerakan yang terjadi akan meliputi seluruh ekstremitas. Sendi
yang bergerak adalah sendi panggul, berbeda dengan pada gambar A dimana yang bergerak adalah
fragmen fraktur.

GAMBAR 1-6. contoh dari traksi vector pada kasus fraktur sentral dari panggul dengan protrusi caput
femur intrapelvis. Garis traksi yang diinginkan sepanjang dari axis panjang dari leher femur. Karena
sangat sulit untuk menmpertahankan traksi pada garis ini, traksi dapat dicapai dengan penggunaan
trochanter screw melalui garis B. Traksi untuk garis A dapat diberikan melalui penggunaan pin pada distal
femur. Dengan ini akan didapatkan tarikan yang efektif melalui vector garis C.

Kadang-kadang juga dipakai, untuk kenyamanan, penggunaan traksi seperti pada gambar
1-7, dengan arah tidak sama persis dengan gaya yang diperlukan untuk reduksi dan
mempertahankan fraktur tulang panjang. Pada gambar 1-7A, traksi yang diberikan adalah
sepanjang axis fraktur femur. Ekstremitas ditahan dengan sling untuk efek balanced traksi.

12
Apabila sling ini perlu untuk dilepas dengan alasan tekanan atau untuk perawatan, maka dapat
digunakan seperti gambar 1-7B dimana garis 1 memberikan traksi di sepanjang axis tetapi juga
menahan ekstremitas itu sendiri.

13
14
15
TEMPAT DARI TRAKSI PADA EKSTREMITAS
(KULIT VERSUS PIN)

Terdapat dua tempat dalam hal pemakaian traksi pada ekstremitas, yaitu traksi kulit dan
traksi pin. Keputusan jenis traksi mana yang akan digunakan tergantung dari apa yang hendak
dicapai dari penggunaan traksi tersebut dan tipe traksi yang diperlukan. Sebagai contoh, traksi
kulit, walaupun lebih gampang digunakan daripada traksi pin, tetapi mempunyai limitasi, kulit
dan jarigan lunak hanya dapat mentolerir sejumlah tertentu traksi. Traksi ini tidak dapat
digunakan apabila diperlukan sejumlah tertentu traksi untuk mengatasi tarikan otot, atau apabila
diperlukan sejumlah besar distraksi. Fakta bahwa traksi ini dapat digunakan tanpa harus melukai
kulit atau tulang menjadikan traksi ini sering digunakan. Traksi pin , dilain pihak, mempunyai
masalah yang harus dipertimbangkan selain keuntungan penggunaannya.

Traksi Kulit
Straps kulit. Apabila seseorang berbicara mengenai traksi kulit, maka terdapat 3
kemungkinan, adhesive strips, mole skin atau thin sponge strips dengan beberapa lubang
ventilasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1-9A. Sponge rubber straps mempunyai keuntungan
tidak memerlukan perekat untuk melekatkan diri ke kulit. Adhesive strips dan mole skin tentu
saja memrlukan perekat sehingga dapat menyebabkan terjadinya blistering pada kulit.
Selain itu, adhesive strips sering menyebabkan erupsi dari kulit akibat iritasi hasil dari
tarikan pada kulit, dan juga iritasi kimia dari bahan adhesive tersebut.
Dari semua ini, tetaplah penting untuk membungkus ekstremitas biasanya dengan elastic
bandage, untuk memperthankan strips tersebut pada tempatnya. Traksi digunakan melalui
mekanisme spreader, entah suatu blok atau metal. Traksi ini terbatas dalam hal berat, apabila
terlalu berat dapat menyebabkan iritasi kulit.
Foam Traction Boot. Tambahan yang baru dari penggunaan traksi kulit ini adalah foam
traction boot. Boot ini dibuat dari plasitk yang relative tebal (gambar 1-9B). Boot ini
dipertahankan di sekitar ekstremitas dengan menggunakan Velcro straps, traksi yang dihasilkan
memungkinkan tarikan dengan sejumlah besar beban yang diposisikan pada tiap sisi dan
melewati spreader block pada akhirnya. Tentu saja seperti halnya traksi kulit yang lain, traksi ini
juga memiliki keterbatasan dalam hal beban yang dipakai.

16
GAMBAR 1-9. Traksi longitudinal dari ekstremitas bawah, seperti Buck’s traksi, dapat dicapai dengan
penggunaan perekat yang dilapisi busa. Perekat ini menempel pada kulit dan dipertahankan dengan
pembungkus yang melingkar, biasanya dengan elastic bandage. Sangatlah penting untuk melindungi
pergelangan kaki karena perekat ini dapat menyebabkan lecet pada maleolus. Dibutuhkan suatu kotak
tempat tali terpasang untuk dapat menarik traksi tersebut secara longitudinal. Dapat juga digunakan traksi
karet busa yang menyerupai sepatu boot (lihat gambar 2-9)

Traksi Pin
Traksi pin sejauh ini merupakan metode yang paling praktis dalam menghasilkan
sejumlah besar traksi pada tulang dalam waktu yang lama. Kulit dibersihkan secara aseptic
dengan menggosok dan menggunakan larutan antibakteri, dan pin dimasukkan ke dalam tulang
baik melalui bor mekanik maupun bor tangan. Kulit diinsisi kecil dengan pisau yang ujungnya
tajam sebelum pin tersebut dimasukkan ke dalam tulang. Baru kemudian pin dimasukkan ke
tulang dan dibor sampai menembus ujung kulit satunya.
Pin itu sendiri ada dua tipe. Dapat merupakan Steinmann pin yang relater besar, yang
cukup rigid untuk dapat menarik pada kedua sisi dengan mekanisme tapal kuda, tanpa
menggunakan tension dari pin itu sendiri. Bagaimanapun juga, metode yang paling sering
digunakan adalah menggunakan Kirschner-wire yang relative kecil dengan alat untuk traksi

17
dipasang pada wire tersebut. Alat traksi itu memegang pin pada kedua sisi secara kuat,
membuatnya rigid, sehingga traksi dapat digunakan. Sejumlah besar traksi dapat digunakan pada
tulang panjang ekstremitas melalui cara ini. Biasanya, diberikan salep antibakteri di sekeliling
dari bekas insisi kulit tempat pin dimasukkan. Kassa kering kemudian dipakai untuk menutup
luka tersebut untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Keuntungan. Yang paling jelas adalah traksi dapat dipakai langsung pada tulang tanpa
interposisi dari jaringan lunak. Hal ini memungkinkan jumlah yang besar dari traksi dan dapat
memberikan traksi secara lebih akurat. Tidak ada masalah dari kulit apabila menggunakan traksi
pin ini, kecuali mungkin infeksi pada tempat pin. Sejumlah besar beban dapat digunakan pada
tulang, dimana apabila menggunakan traksi kulit, hanya dapat memakai beban 5 – 10 pon.
Komplikasi. Infeksi dari pin tract kadang-kadang timbul dan dapat menjadi hal yang
serius. Infeksi ini jarang sampai menyebabkan pin tersebut harus diangkat, biasanya cukup
diatasi dengan pemberian antibiotic secara sistemik dan pemberian panas secara local. Proses
infeksi ini bagaimanapun juga tidak dapat diatasi secara menyeluruh sampai pin tersebut
diangkat. Apabila terjadi infeksi yang serius dan tidak dapat dikontrol, disarankan untuk
mengambil pin tersebut dan mengganti dengan pin baru pada tempat yang baru juga sehingga
infeksi tidak menyebar.
Komplikasi yang lebih jarang adalah adanya ring necrosis dari tulang di sekeliling pin.
Ini dapat terjadi akibat panas yang timbul saat pin dimasukkan, atau juga karena infeksi yang
timbul di sekeliling pin dengan pembentukan sequester sebagai hasil dari infeksi. Beberapa
tempat pin dapat memiliki drainage akibat dari reaksi benda asing dan bukanlah merupakan true
infection dari pin tract. Adanya slip dari pin dapat menyebabkan keluar masuknya bekteri, hal
ini dapat diatasi dengan pembersihan tempat pin masuk dengan larutan hydrogen peroksida 3%
tiap hari dan salep antibiotic. Setelah itu dapat digunakan bantalan agar pin tersebut relaitf stabil.

18
PERAWATAN DARI TRAKSI

Bagian ini merupakan akhir dari poin-poin umum tentang traksi secara umum. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, traksi tidak boleh digunakan sebagai terapi kecuali apabila
supervise ketat dilakukan setiap hari. Traksi tersebut harus dicek setiap saat untuk
mempertahankan alignment dan untuk mengetahui apakah beban yang digunakan sudah cukup.
Diperlukan orang yang mengerti dan menguasai hal tersebut dan dapat juga dibantu dengan x-
ray secara berkala untuk mengetahui dan memepertahankan posisi serta alignment yang benar.
Terdapat beberapa komplikasi dari traksi ini, salah satunya adalah lecet akibat tekanan.
Pasien dapat mengeluhkan perasaan terbakar pada lokasi tempat tekanan. Keluhan ini
tidak boleh diabaikan dan harus dicari secara menyeluruh untuk mencegah luka yang ada meluas.
Luka ini sangat sulit untuk disembuhkan dan dapat menyebabkan konsekuensi serius pada
struktur vital di sekitarnya.
Drainase pin-tract, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diperkirakan sebagai reaksi
terhadap benda asing oleh tubuh. Infeksi ini dapat terjadi dari inokulasi bakteri pada tempat
masuk pin dan dapat menyebabkan infeksi tulang dan jaringan lunak yang serius. Apabila ada
indikasi terjadi inflamasi di sekitar tempat pin, manajemen untuk mengatasi infeksi tersebut harus
dilakukan termasuk terapi antibiotic, kompres hangat dan terapi standar dari infeksi jaringan
lunak local tersebut.

2. Area-area Tertentu pada Pemakaian Traksi

19
Pengetahuan umum mengenai traksi harus di ingat kembali, ini dibutuhkan untuk diskusi
pada tiap-tiap area dalam pemakaian traksi. Jenis traksi sanagt banyak berdasarkan lokasi dan
penggunaannya di tubuh. Karena memang menjadi prinsip dasar dalam aplikasi traksi sebagai
terapi, mengetahui secara jelas perbedaan tiap-tiap sistem muskuloskeletal. Di diskusikan dengan
jelas secara terpisah.

Cervical
Pada pemakaian traksi untuk cervical tempat titik traksinya adalah cranium.

Halter Traksi
Digunakan untuk cedera cervical dan leher, dengan menggunakan sedikit beban. Sprain,
starin cervical dan protusio discus cervical dilakukan pemasangan halter traksi sedang posisi
pasien supine, tubuh sendiri sebagai kontra traksi. Umumnya penggunaan halter traksi ini
bebannya tidak lebih dari 5 pon. Ini pun tidak boleh dalam waktu lama. Tali halter,terlihat pada
gambar 2-1, dipasang dibawah dagu dan occiput dan dihubungkan dengan traksi ditengah atas
kepala.
Banyak dokter lebih menyukai tarikannya sampai pasien merasakan kenyamanan dalam
penggunaan traksi pada cervical. Kenyataan ini menyebabkan berkembangnya opini dalam
menerapkan posisi terbaik yang tentu saja tidak ada yang lebih baik dari yang lain. Jika pasien
supine dengan kepala elevasi sekitra 30-350 dan paha dan lutut sedikit fleksi, maka tempat
tidurnya diatur supaya segaris antara pantat dan seluruh tulang belakang, kepala dan katrol. Dari
posisi netral traksi dapat diubah menaikkan dan menurunkan bagian atas tempat tidur. Ketika
kepala tempat tidur dinaikkan tarikan lebih kuat pada dagu dan berkurang pada occiput. Ini
dibutuhkan ketika pasien merasakan sakit kepala berat saat traksi dipasang. Sakit kepala biasanya
karena tarikan-tarikan otot cervical yang berjaln dari cervical ke occiput. Sebaliknya jika tempat
tidur sedikit diturunkan tarikan lebih besar pada occiput dan berkurang pada dagu. Ini penting
pada pasien yang mengeluhkan sakit pada dagu karena lamanya traksi. Nyeri pada dagu karena
tekanan pada area antara dagu dan mandibula. Tapi dengan diberi bantalan biasanya nyeri
berkurang. Bagaimanapun ini juga karena adanya perubahan posisi maka pasien harus kooperatif.

Ganga

20
Gagambahghkjhkljhkh

Gambar 2-1. Penggunaan cervical traksi dengan posisi netral umumnya dipakai dengan posis semifleksi
(bawah). Bagian atas tempat tidur ditinggikan 30-400 dengan panggul dan lutut fleksi sekitar 450 harus
segaris antara pantat dan katrol. Penggunaan halter traksi pada kepala seperti yang ditunjukkan (atas).
(A,B,C) Saat tarikan penuh tekanan sama antara dagu dan occiput. Saat tarikan ditambah pada satu sisi
karena menaikkan dan menurnkan tempat tidur maka tekanan akan berubah antara dagu dan occiput.

Traksi cervical dengan tali halter digunakan secara intermitten. Pasien dapat melepaskan
sendiri dan bangun dari tempat tidur. Karena hal itu traksi ini tidak dapat menjaga stabilitas
cervical maka traksi ini tidak begitu efektif. Traksi ini tak dapat dilanjutkan.

21
Gambar 2-2. Tarikan saat pasien duduk sama jenisnya dengan halter, tetapi digunakan dua katrol. Traksi
yang ditunjukkan (kanan) dengan beban dan lamanya diatur dokter. Sekitar 10 menit dan beban 15 pon
dua kali sehari dibuka. Kekuatan beban pada occiput dan dagu diatur dengan mendorong kursi kedepan
dan kebelakang.

Traksi halter juga digunakan pada pasien duduk. Hal ini menyebabkan traksi dapat
dilakukan dirumah tanpa harus di RS. Traksi cervical dalam posisi duduk diatur dengan
menggunakan 2 katrol yang terpisah digantung pada tempat yang kuat. Traksi diatur dengan
berbagai variasi dalam penggunaan traksi di rumah. Tak hanya tali halter juga mekanisme
gantungannya. Sementara beban traksi bervariasi dengan menggunakan beban yang lebih besar
sedangkan lamanya dikurangi. Beberapa dokter merekomendasikan bebannya 15 pon dalam
posisi tegak lurus karena berat kepala (7-10 pon). Beban ini dipasang selama 10-15 menit 2 kali
sehari. Untuk waktu yang pendek ini jaringan lunak di dagu dan occiput harus mendapat

22
perhatian. Tekanan pada occiput dan dagu dapat di modifikasi dengan menggeser kursi ke depan
dan ke belakang cukup untuk menggeser tarikan dari dagu dan kepala, demikian sebaliknya.
Karena kebanyakan kasus dalam penggunaan traksi cervical menjadi stabil pada
pemakaian halter traksi. Namun ketika membutuhkan beban yang lebih besar, skele4tal traksi
lebih dipakai.

Tong
Adanya cervical yang tidak stabil karena adanya fraktur dan dislokasi maka lebih efektif
dengan memakai traksi ini. Traksi ini dibutuhkan pada kasus :
1. dapat mempertahnkan beban yang tetap
2. dapat dengan beban yang lebih besar
3. dapat digunakan selama 24 jam atau lebih
Dengan menggunakan sebuah alat yang ditautkan ke cranium, cranial tong yang digambarkan
oleh Crutchfield tahun 1933 dan digunakan sampai sekarang (gambar 2-3A)
Ada bentuk yang lain seperti Vinke dan Barton Tong tetapi prinsip sama yaitu dengan ditautkan
ke cranium. Dua titik ditempatkan pada bagian lateral cranium sebagai fiksasi lalu ditarik dengan
arah longitudinal dengan cervical.

Halo Cranial
Halo cranial yang diperagakan oleh Perry dan Nickel lebih efeisien sebagai skeletal traksi
(gambar 2-3C dan D). Halo ini lebih lengkap dengan tarikan dapat dikontrol dari berbagai arah
yang merupakan keuntungan dari traksi ini. Juga memungkinkan pasien dapat rawat jalan.
Setelah fraktur telah tereduksi dan stabil dengan posisi supine halo dapat dipasang dengan plaster
body jacket.
Tong Crutchfield dipasang dengan anestesi lokal dan langsung dapat dipakai. Jangan
sampai terlalu dalam. Juga bisa longgar karena nekrosis tulang, makanya dibutuhkan penguatan
setiap saat. Pada Halo juga demikian dipsang pada empat tempat. Dibutuhkan kekuatan putaran
5 pon dengan menggunakan screwdriver. Untuk memastikan traksi terpasang dengan baik.

23
Gambar 2-3. dengan ditanam dicranium dan dipasang traksi baik itu cranial tong maupun halo cranial (A,B)

Beban traksi dapat diatur melalui tong crutchfield atau apparatus halo sesuai dengan
kebutuhan. Biasanya dibutuhkan 10 pon untuk beban kepala dan sebagai tambahannya untuk
menstabilkan fraktur dan dislokasi dibutuhkan beban 40 pon. Jika reduksi tak tercapai dalam 24
jam maka dianjurkan untuk tindakan operatif. Posisi dapat berubah secara rotasi namun dapat
menjaga reduksi dislokasi facet cervical. Pemeriksaan X-Ray dibutuhkan untuk monitor vertebra
dan efek traksi.

24
Gambar 2-3. Cranial Halo. Halo ditempelkan pda tengkorak dengan menggunakan pin pada empat titik

25
Tempat Tidur Khusus
Salah satu masalah dasar pada pemasangan skeletal traksi untuk cervical adalah pasien
harus immobilisasi dalam waktu yang lama. Ini memberikan tekanan pada bagian tubuh yang
menyentuh tempat tidur atau frame. Karena alasan inilah harus ada apparatus khusus untuk
digunakan yang dapat diatur tanpa merubah traksi.
Tempat tidur Stryker atau Sandwich telah banyak digunakan yang memungkinkan
metoda terbaik untuk pasien yang harus mengurangi gerakan dalam posisi horizontal untuk
waktu lama (gambar 2-4A dan B). Alat ini terdiri dari 2 frame yang terpisah dan dibawahnya
canvas digabung dengan pasien diatasnya. Satu lapisan ditempatkan dengan frame dan sisi yang
lain untuk pasien, sebuah pembuka dipasang untuk melepas sehingga apparatus dapat dirubah ½
rotasi, begitu juga pasiennya. Dirubah untuk perutnya tanpa gerakan keseluruhan badan.
Mekanisme tempat tidur ini sangat sederhana. Pasien tidur pada frame A dan frame B digunakan
pada bagian anterior dan ada pegangan untuk menggunakan frame secara bersama-sama, pasien
yang mengaturnya. Ketika pembuka dilepas dan frame naik keatas. Apparatus ini dapat
digunakan setiap 4-6 jam. Hal ini dapat menjaga kulit dan daerah yang terkena tekanan.
Selanjutnya ketika bebanditambah, wire kuat digunakan untuk mengatur beban melalui
katrol dari skeletal traksi, baik itu tong juga halo. Traksi longitudinal tetap tidak berubah walau
pasien mengatur posisinya.
Tempat Tidur CircOlectric. Merupakan modifikasi terbaru Stryker frame. Tempat tidur
ini lebih menyenangkan dalam perubahan, langsung bisa naik turun bukan hanya kesamping
(gambar 2-4C) tubuh pasien ditempatkan secara horizontal pada frame circuler dan sesuai dengan
diameternya. Sama denga mekanisme sandwich juga digunakan dengan stryker tetapi sistem
elektrik ini hanyan untuk rotasi. Pasien hanya dengan menggunakan kaki untuk mengaturnya.
Tempat tidur CircOlectric mahal dan tidak praktis sehingga tidak populer dan lebih menyukai
stryker frame. CircOlectric ini tidak ada keuntungan yang dapat menghentikan dalam berbagai
posisi. Pasien dapat miring sedikit, keatas bawah sementara posisi horizontal dengan traksi
longitudinal.

26
Gambar 2-4. Pada pasien dipasang traksi cervical dengan tong cranial dimana gerakan pada cervical
dicegah, digunakan apparatus khusus untuk kenyamanan pasien. (A dan B) Dua model Stryker frame
atau sandwich.

27
Gambar 2-4. (C) Tempat tidur CircOlectric. Punya beberapa fungsi dapat naik turun juga kesamping.
Tempat tidur ini mahal dapat dihentikan dalam berbagai posisi.

28
Ektremitas Superior

Traksi untuk ekstremitas superior diperlukan pada fraktur atau trauma pada bahu, gerakan
bahu atau humerus. Fraktur siku digunakan traksi untuk mempertahankan posisi dan dipakai
sebagai cara untuk menghinadri aspek anterior pada tubuh, yaitu aliran vena dengan mengurangi
udem. Prinsip yang mendasar pada traksi ekstremitas superior. Fiksasi pada ekstremitas dapat
digunakan pin atau skin traksi. Ada juga yang lain digunakan pada fraktur humerus atau siku
yaitu Dunlop traksi (gambar 2-5). Sling lembut digunakan untuk menarik dan siku fleksi sekitar
900. Tangan dan lengan bawah dipertahankan dengan balan traksi.
Side Arm Traksi
Traksi yang digunakan pada ekstremitas superior selale mengarah keluar dari tubuh dan
digantung dengan sebuah frame sebagai balan traksi. Jika traksi dibutuhkan untuk waktu lama,
khususnya pada fraktur di distal humerus atau siku, pin traksi di masukkan melalui olecranon.
Itu lebih efektif tanpa ikatan melingkar.
Seperti yang ditunjukkan pada fraktur supracondyler pada siku, udem dapat dihindari
dengan siku fleksi dan mempertahankan fragmen distal. Kadang ketika udem bertambah karena
adanya halangan sirkulasi dapat dilakukan pengurangan fleksi kecil dari 900 . pin dimasukkan
melalui olecranon. Traksi longitudinal digunakan untuk humerus. Fleksi fragmen distal yang
berhubungan dengan batas fragmen juga memungkinkan tanpa fleksi pada sendi siku. Traksi juga
memberikan kemungkinan sebagai ”over the face” traksi yang juga dapat mengurangi udem
dengan elevasi ekstremitas (gambar 2-7). Fraktur komminutif humerus digunakak pada fase awal
dengan balan side arm traksi sampai fragmen union, cukup dilanjutkan dengan pemasangan gips
gantung digambarkan dibawah. Hal itu semua sebagai kontra traksi adalah tubuh pasien.
Forearm Traksi
Forearm traksi tak begitu di indikasikan tapi dalam hal ini fraktur distal radius dan ulna
hanya untuk memperlancar sirkulasi sebelum terapi definitif. Sebenarnya tidak mungkin
dipasang traksi pada forearm dengan skeletal traksi. Demikian juga dengan pemasangan skin
traksi.

29
Gambar 2-5 Traksi Dunlop. Diatur dengan traksi longitudinal pada humerus ketika hanya sebagian
traksi dibutuhkan sedangkan beban tidak begitu besar. Lengan dalam fleksi 900

Ketika skeletal traksi dibutuhkan dengan memasukkan K-wire yang kecil secara
transversal melalui metacarpal III dan IV dan dibengkokkan. Jika terpasang baikfiksasi stabil
dengan memasangkan tarikan searah axis longitudinal forearm. Digunakan untuk stabilisasi
lengan atas dan siku untuk kontratraksi. Ini dapat dilakukan dengan traksi juga pada humerus
sebagai support. Dapat juga dipasang sandbag menyilang pada lengan atas sebagai kontra traksi.

Portabel Traksi
Ekstremitas superior lebih memungkinkan denga portabel traksi dari pada traksi lain.
Pasien dapat pulang dengan tetap mempertahankan traksi.
Gips Gantung. Dapat digunakan dirumah dalam axis longitudinal pada humerus (gambar
2-8). Gips diperlukan hanya pada beratnya saja untuk melakukan stabilisasi. Terlihat pada fraktur
humerus proksimal dan dipasang dibawah fragmen fraktur. Ini penting untuk menjelaskan
kepada pasien bahwa alasan itu karena tempat fraktur tidak ditutup.

30
Gambar 2-6. Balan Side Arm Traksi. Lengan atas dipasang suatu cincin dipasang untuk menahan
bahu.

Ada beberapa point penting pada gips gantung. Gips dipakai dengan siku fleksi lebih dari
900. dengan demikian memberikan beban lebih baik tanpa adanya faktor angulasi.
Dibutuhkan untuk menggantung titik styloid radius sebagai titik tumpu, pengungkit
lengan di pakai traksi longitudinal pada axis panjang humerus. Titik penggunaan gips
berdasarkan styloid radius. Posisi siku fleksi lebih besar 900 pengungkit lengan akan bereaksi
karena traksi longitudinal.
Lebih penting lagi apakah pasien tetap mempertahankan posisi seperti itu atau tidak.
Tempat tidur RS harus dinaikkan sampai tinggi maksimal atau dirumah punggung ditinggikan
agar mendapat traksi yang efektif selama tidur
Hal lain yang penting adalah mengenai berat gips. Kemungkinan dapat menimbulkan non
union karena distraksi fragmen fraktur karena gips terlalu berat. Jadi harus ada pengalaman
bahwa gips cukup bebannya untuk mereduksi dan mempertahankan fraktur humerus. Jadi gips
jangan terlalu berat.

31
Gambar 2-7. (A) traksi longitudinal dapat ditempatkan pada axis panjang humerus dengan tangan
didepan wajah. Pin ditanamkan di olecranon sebagai fiksasi ekstremitas.
(B) mengankat ekstremitas tanpa pin traksi. Hanya dibutuhkan untuk ditinggikan mengurangi udem pada
lengan bawah, tangan dan siku.

32
Juga X-ray serial dibutuhkan untuk melihat posisi frajtur apakah perlu ditambah atau perlu
dipotong untuk mengurangi beban dengan penggunting gips.
Mengenai traksi juga harus diperhatikan pada orang gemuk dan wanita yang mempunyai
payudara besar. Pada pasien gemuk sulit mempertahankan posisi longitudinal humerus. Dinding
dada akan membuat deformitas angulasi, bengkok keluar. Inipun terjadi pada wanita yang punya
payudara besar yang mengenai bagian samping gips dan akan membuat angulasi ke lateral. Untuk
koreksinya dibuat cincin pada styloid radius yang letaknya lebih ke volar (sejajar styloid radius),
lengan bawah akan sedikit rotasi, untuk membantu koreksi angulasi humerus dan tubuh.
Sebaliknya ketika cincin diletakkan lebih ke dorsal akan menekan humerus menjadi bengkok. Ini
terlihat pada gambar 2-8. jika semua faktor telah dikoreksi gips gantuing menjadi metode terbaik
dalam perawatan jalan untuk fraktur humerus dan fraktur sekitar kaput humerus dan bahu.
Monitor dengan x-ray diperlukan untuk melihat fraktur pada posisi yang yang baik dan
deformitas tidak ada seperti dijelaskan pada awal. Lebih baik juga memakai side arm traksi untuk
waktu tertentu sebagai awal pengobatan. Mempertahankan posisi traksi akan membuat fragmen
menjadi union tapi jika gip gantung yang dipakai ada kemungkinan tarikan pada fragmen.
Fraktur pada Tangan. Postabel traksi juga digunakan pada fraktur tangan. Splin Banjo
lama suatu traksi melingkar dapat digunakan dengan jari-jari ekstensi, hanya sebagai koreksi.
Banyak traksi yang digunakan pada jari dengan sendi proksimal fleksi untuk mencegah
kontraktur pada ligamen colateral. Bunnel menjelaskan pada beberapa tahun yang lalu bahwa
ligamen colateral pada sendi proksimal posisi terbaiknya adalah dengan fleksi 900. Jika sendi
ekstensi untuk waktu lama ligamen colateral akan menjadi kontraktur dan memendek. Fleksi
tidak mungkin dipanjangkan tanpa dilakukan release kontraktur. Maka untuk penggunaan traksi
pada tangan adalah de4ngan posisi fleksi.
Pada jari selalu menggunakan K-wire kecil dipasang pada distal phalang. Adhesif tape
strap digunakan untuk memegang jari dihubungkan dengan rubber band yang menjadi kekuatan
traksi. Kekuatan traksi dibutuhkan untuk immobilasasi atau reduksi fraktur sangat sedikit juga
jangan sampai terlalu kuat. Coba dibuka lagi buku mengenai panatalaksanaan frajtur tangan.

33
Gambar 2-8. Traksi gantung untuk humerus atau bahu. Gips diperhatikan agar efektif. Gips dipasang
tidak perlu pada bagian tempat fraktur, tapi dibutuhkan beban untuk melakukan traksi daripada
immobilisasi. Bisa juga untuk menstabilkan fraktur dipasang gips pada bagian tempat fraktur. Siku fleksi
lebih dari 900. titk pada styloid radius harus diperhatikan juga. Dapat diletakkan pada bagian volar atau
dorsal. Gips ini efektif ketika berdiri tapi berkurang jika tidur.

Ekstremitas Inferior

Penggunaan traksi lebih sering untuk penggunaan pada kondisi yang termasuk
ekstremitas inferior dibandingkan tempat lain di tubuh. Berikut ini akan di diskusikan pemakaian
traksi pada ekstremitas inferior. Pada ekstremitas superior pemakain traksi pada beberap indikasi
tapi pada ekstremitas inferior lebih luas.
Selain digunakan untuk fraktur traksi juga dipakai pada kondisi lain. Traksi pada satu
tungkai digunakan untuk immobilisasi eksternal sebagai reduksi tertutup dislokasi coxa. Traksi
dipasang selama 3 minggu sampai penyembuhan capsul. Biasanya dipakai skin traksi. Banyak
fraktur pada pelvis dibutuhkan traksi pada satu atau kedua tungkai. Dengan munculnya metoda
dengan fiksasi interna traksi untuk femur menjadi jarang. Dengan internal fiksasi lebih cepat
dalam mobilisasi, lama dirawat dikurangi dan mencegah kondisi karena tidur lama. Walaupun
begitu pada fraktur communutif femur yang jelek masih dipakai traksi ketika reduksi tidak bisa.
Masih banyak fraktur femur yang dilakukan traksi pada beberapa RS.

34
Gambar 2-9. (A) Buck Traksi seperti ditunjukkan diatas, dengan art coxa dan lutut fleksi, dan pasien
dirawat di RS. Dipakai strap atau polyfoam boot. (B dan C) polyfoam boot khusus yang diberi nama
Medsco. Strap traksi untuk mencegah ulkus. Dipasang cincin setiap sampingnya

35
Traksi pada ekstremitas inferior merupakan pilihan pada fraktur femur anak. Reduksi
tubuh jarang di indikasikan, hampir semua pasien prepubertas diterpi dengan traksi. Sejak
mekanisme traksi berkembang dihubungkan dengan indikasi yang berbeda menjadi diskusi untuk
tiap traksi pada ekstremitas inferior.

Buck Traksi
Traksi longitudinal yang sederhana dan banyak dipakai pada ekstremitas inferior adalah
buck traksi. Sebuah traksi yang dipasang pada keadaan kaki harus lurus. Dipakai pada satu atau
kedua kaki secara simultan. Ini pada keadaan tertentu tidak efektif tidak bisa digunakan pada
beban yang besar untuk menarik ekstremitas khususnya pada lutut kebawah. Lebih dari itu
dibutuhkan traksi yang lebih bisa menarik kuat. Yang tidak mungkin memakai skin traksi. Pada
buck traksi jarang yang lebih dari 5 – 6 pon, khususnya ketika menarik dalam jangka waktu lama.
Traksi ini digunakan untuk menstabilkan ekstremitas dan injuri pada art coxa atau femur malah
lebih baik dengan memakai skeletal traksi. Contohnya pada dislokasi art coxa setelah direposisi
selalu digunakan buck traksi sebagai immobilisasi dan menarik agar otot-otot relaksasi.
Low Back Pain. Kadang-kadang buck traksi juga digunakan untuk low back pain karena
ada iritasi saraf dan nyeri disepanjang ekstremitas. Sementara banyak operator menggunakan
traksi pelvic daripada traksi satu ekstremitas. Tapi ini masih banyak didebatkan. Buck traksi
dipakai untuk low back pain diusahakan dengan posisi art coxa dan lutut fleksi seperti pada
gambar 2-9 untuk mengusahakan relaksasi otot hamstring dan nervus ischiadicus, sehingga nyeri
pun berkurang. Untuk mudahnya art coxa fleksi sedangkan lutut lurus untuk melakukan
penarikan pada n.ischiadicus dan melakukan terapinya.
Fraktur pelvis. Buck traksi juga digunakan pada fraktur pelvis sementara menunggu
terapi definitif. Traksi dipakai dasarnya adalah untuk immobilisasi dan mencegah kerusakan
lebih lanjut. Di pasang di tungkai dan diberi beban dan sedikit fleksi.
Alat perlengkapan. Buck traksi uang digunakan pada ekstremitas inferior dibutuhkan
alat skin tape dan rubber padding.
Ketika skin strap dipakai, selalu dipasang adheresif strip atau mole skin yang dimulai dari
lateral tungkai, dipertahankan dengan elastic perban. Satu padding pada maleolus dengan cukup
tekanan pada meleolus. Un\jungnya dihubungkan dengan satu tali dan diberi tekanan pada axis
longitudinal, dihubungkan dengan satu katrol dan diberi beban. Kerugiannya kulit dapat
melepuh, sebagai alternatifnya dapat dipakai padding rubber dan ditutup dengan elastic bandage.

36
Namun hal ini menjadikan traksi tidak efektif. Hati-hati dalam melingkari karena dapat
menggangu sirkulasi, cukup hanya kontak yang baik antara padding dan kulit. Elastic setiap
harinya dibuka kalau bisa setiap 12 jam, untuk mencegah kerusakan kulit. Sering padding robek
sehingga kulit juga bisa lacerasi.
Foam Rubber Boot. Lebih populer digunakan pada skin traksi. Lebih efektik karena
dapat mengurangi kerugian-kerugian seperti diatas. Boot dibuat dari bahan thick polytan dimana
lebih lembut dan lebih nyaman bersentuhan dengan kulit. Boot dipakai seperti pada gambar 2-9
dengan pegangan pada kedua sampingnya untuk menarik. Kerugian boot ini dapat menjadi
turundan kaki menjadi equinus. Boot dibuat oleh Medical Specialty Company dimana
mekanisme traksi melalui pegangan di distal boot. Dipasangkan cincin di kedua sampingnya dan
traksi longitudinal dipasang melalui kaki. Ini lebih kontak dan nyaman untuk mencegah kaki
equinus pada saat traksi dipasang. Boot dilepas setiap hari karena kulit dapat kering dan
diperhatikan kondisi lutut. Selama pemakaian traksi ini bagian jari kaku harus kelihatan untuk
menilai adanya udem, tekanan pada sirkulasi, atau sumber-sumber lain yang mengganggu
sirkulasi.

Bryant Traksi
Bryan traksi digunakan pada anak-anak dipasang pada fraktur femur. Traksi ini tidak
digunakan pada anak-anak yang beratnya diatas 40 pon (18 kg). Alasan ini karena bryan traksi
tidak efektif pada anak yang berat. Akan menimbulkan komplikasi yang berat.
Traksi digunakan pada kedua ekstremitas ekstremitas walaupun hanya satu yang diobati.
Dengan menggunakan kedua ekstremitas dilakukan immobilisasi dan sebagai kontra traksi
adalah badan anak, lebih mudah dikontrol. Beban digunakan sampai panggul terangkat dari
tempat tidur. Beban jangan terlalu berat dengan panggul terangkat kuat. Sebaiknya kulit dirawat
selama traksi (gambar 2-10). Juga jangan sampai lutut ekstensi karena menyulitkan pada pasien.
Ketika traksi ditautkan ke katrol diats lutut hiperekstensi, pembuluh darah akan terangkat dan
mengganggu sirkulasi. Katrol sebaiknya diletakkan agak ke caudal dari pelvis dan posisi lutut
tidak hiperekstensi. Hal yang lain perlu diperhatikan adalah menggulung elastic jangan terlalu
tegang karena dapat mengganggu sirkulasi.

37
Gambar 2-10. Bryan Traksi, digunakan untuk fraktur femur pada anak-anak dengan BB dibawah 40
pon (18kg). Traksi ini menggunakan kedua tungkai dilakukan beberapa point yang perlu diperhatikan :
(1) lutut sebaiknya jangan hiperekstensi. Katrol diletakkan agak ke caudal, (2) beban harus disesuaikan
sehinggan pantat terangkat, (3) sirkulasi harus diperhatikan khusunya pada anak-anak yang lebih tua dan
berat.

Posisi bryan traksi (kedua tungkai keatas) akan mengganggu sirkulasi di kaki karena
tekanan hidrostatik pada vaskuler. Darah mendapat tekanan gravitasi , sehingga aliran darah tidak
adekuat dan perubahan sirkulasi terlihat. Ini lebih jelas lagi pada pasien dengan lutut
hiperekstensi dan BB diatas 40 pon dengan beban yang besar tarikan kaki akan menjadi lebih
kelihatan. Pada anak yang berat cenderung punya otot-otot hamstring yang tegang sehingga
mengganggu sirkulasi. Komplikasi sirkulasi sangat berat. Makanya harus sering memonitornya
khususnya pada saat beberapa hari pertama pemakaian traksi. Gangguan vaskuler pada
ekstremitas dapat menyebabkan nyeri yang hebat. Anak-anak yang mendapat nyeri yang juga
ada trauma harus juga diduga adanya gangguan sirkulasi pada bagian distal dari lutut. Jika
memang berasal dari sirkulasi, bryan traksi harus dihentikan. Traksi longitudinal dengan fiksasi
pin untuk femur lebih dibutuhkan. Jadi tidak ada alasan bryan traksi dilanjutkan jika sirkulasi
distal terganggu.

38
Suatu bryan traksi harus digunakan sesuai dengan ukuran anaknya, karena adanya
berbagai ukuran traksi. Traksi dipertahankan sampai fraktur union dan dilanjutkan gips spica dan
rawat rumah. Dilakukan x-ray serial bukan hanya untuk melihat penyembuhan juga untuk
melihat seberapa adekuat reduksi yang dilakukan. Ketika ada angulasi ke anterior dan tidak dapat
dikoreksi dengan traksi beberapa hari, traksi dapat dilepas. Prosedur ini dengan rotasi pada pelvis
kadang-kadang bengkok ke anterior dapat dikoreksi. Ketika bryan traksi dipakai unilateral
penting dimonitor keefektifan traksi pada ekstremitas karena kontrol menjadi sulit.

Traksi Seimbang Pada Patah Tulang Paha atau Tulang panggul.


Mungkin semua traksi klasik dibuat dengan bentuk seimbang untuk pengobatan patah
tulang paha. Traksi ini digabungkan dengan prinsip dasar traksi dan dapat mewakili kemurnian
metode pengobatan fraktur. Banyak diskusi terdahulu pada buku ini yang membangun perbedaan
prinsipil traksi, dimana konsep yang digunakan adalah penggunaan traksi yang seimbang pada
pengobatan fraktur pada tungkai bawah. Sebuah traksi yang seimbang diciptakan khusus sebagai
satu kesatuan unit pada sebuah tungkai bawah, pergerakan utama terjadi pada sendi panggul
dibanding pada sisi fraktur. Traksi yang seimbang terdiri dari traksi yang menyenangkan
terutama jika dibutuhkan waktu yang lama. Jika bingkai yang dibuat dapat mengatur titik
tumpuan, dimana itu harus benar-benar menyenangkan, dan juga itu dapat menjadi lawan
keseimbangan, tungkai yang terlibat dapat dinaikkan dan diturunkan tanpa kesulitan dan bingkai
berada pada lokasi yang lain, traksi tersebut dikatakan efektif dan menyenangkan.
Pertanyaan. Kapan biasanya digunakan traksi seimbang pada penanganan fraktur Tulang
paha dan pelvis dengan menggunakan pen tungkai sebagai traksi tulang dari pada menggunaan
sepatu atau traksi pengikat, dimana itu mungkin digunakan belakangan.ini Traksi ini dapat dibuat
dengan waktu yang singkat. Sebagai contoh pada fraktur tulang paha.

39
Gambar 2-11. Traksi ganda Rusell’s, berat tunggal digunakan untuk system penggantungan kaki begitu
juga untuk traksi longitudinal. Catatan bahwa balutan menarik ka atas kaki sekitar 45 derajat pada sumbu
panjang, ketika bidang traksi pada kaki bawah di tarik ke bawah sekitar 45 derajat tarikan pada sumbu
panjang dari paha. Hasil ini adalah garis vector dari tarikan sekitar garis panjang dari bawah seperti yang
diperkirakan, tipe traksi ini mewajibkan pensejajaran yang sering dan sering menggunakan alat periksa
responden menjadi penting sehingga traksi cukup.

Tulang paha dapat dibuat dalam keseimbangan yang sementara; dengan salah satu sepatu
atau tali pegangan dan balutan pada tungkai bawah (Gambar 2.11) sampai kondisi umum cukup
kuat menggerakkan lurus dengan traksi yang teratur atau reduksi terbuka dan pelepasan dari
traksi. Penggunaan balutan yang sederhana atau traksi sepatu tinggi dapat mengikuti tarikan
longitudinal dari extremitas. Biasanya, traksi yang seimbang digunakan, sebagaimana yang
terlihat pada Gambar 2.9.

Traksi Ganda Russell’s


Salah satu modifikasi dari traksi kulit yang dibuat menggunakan traksi seimbang adalah
traksi ganda Rusells. Traksi ini awalnya tidak popular. Traksi ini relativ menyenangkan tanpa
membutuhkan penggunaan bingkai untuk menyatukan unsur ektremitas. Sebagaimana terlihat
pada Gambar 2.11. Itu mungkin tidak menciptakan ekstremitas bawah sebagai satu unit yang
komplit, sebagai satu kesatuan bagian yang seimbang. Sebagai pertimbangan, variasi dari Buek’s
sebagai traksi yang lebih memungkinkan sebagai traksi seimbang. Jika satu pertimbangan telah

40
jelas, itu tampak dari tarikan longitudinal dari ekstremitas. Dapat memfleksikan lutut dengan
baik dan seluruh ekstremitas dapat di fungsikan dan diluruskan. Tentu saja, traksi ini lebih efektif
dibandingkan dengan traksi Buck yang sederhana.

Thomas Splint Dengan Alat Tambahan Pierson


Pada traksi seimbang yang klasik, bagaimana membutuhkan penggunaan pen pada distal
tulang paha atau bagian atas tibia, dengan menggunakan lengkungan traksi dan bingkai yang
terdiri dari papan traksi Thomas dengan alat yang kita sebut alat tambahan Pierson. Bentuk yang
klasik dapat dibuat dengan berbagai jalan. Penulis menganjurkan seperti yang terlihat pada
Gambar 1-5B. Sesuai dengan penilaian pergerakan yang besar dan mobilitas yang luas
dibandingkan dengan beberapa teknik keseimbangan yang lain, yang mana tidak memiliki
kebebasan pergerakan yang besar Semua operator mengembangkan teknik titik tumpu utama
yang dapat digabungkan dengan praktek yang rutin.
Variasi untuk anak. Pada anak yang sering digunakan adalah traksi seimbang untuk
pengobatan fraktur tulang paha, beberapa variasi teknik fraksi seimbang untuk ekstermitas telah
dikembangkan. Salah satunya adalah penggunaan cast di dalam traksi yang efektif adalah
diproduksinya arah garis yang baik, seperti yang terlihat pada Gambar 1-7B. Hal itu tidak
menggunakan papan traksi Thomas dengan pen di Tulang paha. Tarikan sekunder adalah
sepanjang garis dari sisi plester sepatu tinggi, seperti yang tampak pada garis 2 dengan traksi inti
sepanjang sumbu longitudinal dari tulang paha. Sedikit variasi adalah tampak sebagai traksi “90-
90”, dimana fleksi pada sendi lutut 90 derajat dengan tarikan lurus ke atas dan sebuah kontrol
langsung di atas kepala. Hal ini memberikan tarikan langsung sepanjang sumbu tulang paha.
Lutut kemudian dibengkokkan sampai 90 derajat dan gips yang kecil atau sepatu tinggi
digunakan pada tungkai bawah sebagai penggantung yang menstabilkan. Ini merupakan traksi
yang seimbang, dimana paha dalam keadaan seimbang dengan tarikannya serta tungkai bawah
dalam keadaan seimbang dengan penambahan kontrol dan menaruh pemberat. Seperti pada
gambar 2.124.

41
Figure 2-12, lanjutan, (C) Tungkai encased pada plester gips tungkai yang panjang menahan lutut dan
pergelangan kaki pada sisi siku-siku, bagaimana pen dimasukkan pada plester. Metode ini
kurangmenyenangkan sejak fenomena tekanan bisa terjadi pada betis posterior pada tungkai dan tetap
tidak ketahuan karena gips.

42
Bingkai Braun Boehler
Adalah sebuah bingkai traksi yang memberi bantuan pada ekstrelitas bawah, dan jika
dibutuhkan traksi pada sumbu longitudinal dari tibia. Penggunaan alat ini tampak pada gambar
2-13, yang dibuat dari besi tubular dan dapat diatur sebagai alat pengangga ekstremitas bawah,
dengan kedua sendi panggul dan sendi lutut dalam posisi flexi 45 derajat. Ini biasa bervariasi
sesuai dengan keadaan. Bingkai terletak secara lengsung pada tempat tidur, biasanya didukung
oleh platform kayu, yang terletak pada tilam. Bingkai ini digunakan pada penerapan traksi pada
pemindahan pen pengeboran melalui distal tibia atau tulang kalkaneus. Bingkai tersebut sangat
berguna dalam mengobati fraktur terbuka pada tibia, sejak diijinkan meninggalkan kaki bawah
dan diijinkan membalut luka. Juga digunakan traksi yang menetralkan dengan flexi pada sendi
lutut dan disediakan dengan ikatan yang meneyeluruh pada bagian bawah bingkai. Pen traksi
dihubungkan dengan ikatan traksi dan diikat melalui katrol distal sehingga traksi dapat digunakan
secara langsung melalui bingkai tersebut, tanpa tergantung pada katrol yang disediakan dan
digunakan melekat pada tempat tidur. Hal ini membuat bingkai Braun-Boehler bermanfaat bagi
transportasi pasien, sejak perlengkapan traksi secara keseluruhan ada pada bingkai tersebut.

Gambar 2-14. Stabilisasi patahan dengan mamasukkan pen transfiksi pada gips.

Alat-alat tersebut digunakan pada traksi longitudinal fraktur femoral ketika transportasi
penting. Pen tersebut ditempatkan melalui tulang paha distal dan traksi tersebut sering digunakan

43
sebagai bingkai traksi yang seimbang. Pengobatan pada fraktur femoral dengan bingkai tidak
dianjurkan, tetapi ini digunakan dalam fraktur femoral yang direkomendasikan untuk
mengangkut, misalnya hanya digunakan sebagai alat yang sementara saja digunakan.

Gambar 2-13. Bingkai Braun Bohler. Pasien berbaring telentang dengan panggul dan lutut dilenturkan
sekitar 45 derajat, pada kain sling dengan disediakan frame. Traksi bisa digunakan melalui pen dalam
distal femur. Garis melewati atas katrol pada penggandung serta menggantungkan berat, memberikan
lebih baik atau kurang traksi tanpa penguluran bagian dari traksi seimbang (Bandingkan dengan GAmbar
(1-5). Traksi ini bisa digunakan pada tibia, dengan hiburan tambahan dari traksi yang berlanjut pada tibian

Pada fraktur tibial, bingkai Boehler-Braun merupakan mekanisme yang sangat sederhana
dalam menerapkan traksi. Kaki dipertahankan dengan kain kanvas sehingga angulation posterior
tidak terjadi karena pengaruh gravitas. Sejak Tibia tidak dikelilingi otot yang sangat kuat, seperti
pada tulang paha, penggunaan traksi pada tulang tibia untuk mempertahankan kesejajaran ,
fraktur berikut ini merupakan fraktur yang kurang terkenal seperti penggunaan pada pulang paha.
Ini biasanya sangat penting digunakan hanya pada sedikitberat beban traksi sepanjang sumbu
longitudinal dari tibia, untuk mempertahankan posisinya. Pengunaan beban berat yang
berlebihan akan menghasilkan masalah pada frakment fraktur. Karena, setiap traksi tidak cukup
mengatasi pengaruh gravitasi dengan “efek penarikkan”seperti dilihat dalam fraktur femoral.
Penggunaan kain sling di bawah kaki, untuk mempertahankan kesejajaran dan pengaruh daya
tarik gravitasi, sehingga penting dalam fraktur tibial. Traksi yang simple meniadakan tarikkan
otot, tetapi cukup kuat untuk merusak fraktur tibia. Misalnya penggunaan bingkai Boehler
merupakan mekanisme yang bagus, dengan. Jumlah tarikkan yang kecil

44
Sebenarnya, pengunaan dari traksi tidak direkomendasikan pada fraktur tibia, terutama
sejak ditemukannya alat fiksasi yang baik. Jika fiksasi internal tidak dapat digunakan pada fraktur
tibia, reduksi tertutup yang sederhana dapat digunakn dan posisi dipertahankan dengan
penggunaan gips. Contoh ini sulit dilakukan, penerapan dari penusukan pen dalam sling akan
memudahkan penerapan sling dan akan nyata kegunaan peralatan traksi (Gambar 2-14). Hal ini
dapat menyebebkan perusakkan yang berat pada ekstremitas, dengan perusakkan jaringan lunak,
sehingga kerusakkan pada ektremitas dapat ekspose. Disini, fungsi bingkai Boehler-Braun
merupakan pilihan yang dapat digunakan dalam menyembuhkan. Ini seharusnya menjadi catatn,
bahwa bingkai ini dirancang untuk pergerakkan sendi lutut dengan meluruskan otot
gastrocnemius dan
soleus, yang berorigo diatas sendi lutut Mekanisme sederhana menghilangkan tarikkan otot/urat
dari otot, yang cukup kuat dalam merusak bentuk dari fraktur tibial. Hal ini dapat dipertahankan
dengan penuggnaan bingkai braun bohler yang hanya menggunakan sedikit traksi.
Ketika terjadi fraktur pada distal dari tulang tibia, tidak mungkin memasang traksi diatas
sendi pergelangan kaki, dalam hal ini lebih memungkinkan dengan memasang traksi pada tulang
kalkaneus. Sejak jumlah dari tarikkan tidak besar, dibutuhkan tehnik traksi subastragalar dan
tidak merusak sendi pergelangan kaki.. Traksi melalui tulang kalkaneus sangat bagus dilakukan.
Tindakan pencegahan
Tidak ada pengendalian dari perputaran (rotasi). Sepanjang waktu, rotasi harus diuji
secara nyata kehadirannya sendiri. Sangat sulit untuk mengendalikan rotasi pada distal frakmen
disebabkan karena pengaruh kemampuan mengangkat pada kaki, khususnya jika ia jatuh pada
posisi rotasi eksternal. Adalah sangat penting untuk menjaga agar bagian distal dari frakmen
untuk tidak berotasi, karena kecendrungannya untuk berotasi.. Ini biasanya dilakukan dengan
menempatkan balok kecil. Mekanisme yang lain ialah dengan melakukan tarikkan dilateral dari
pen dengan tujuan sebagai kontrol dari rotasi, Ini seharusnya di periksa sehari-hari, dan harus di
cek secara bertahap dengan pengujian x-ray.
Tindakan pencegahan yang lain adalah melawan kerusakan equines pada pergelangan
kaki. Hal ini terjadi ketika pen untuk traksi diletakkan di atas pergelangan kaki. Fiksasi
diletakkan di atas pergelangan kaki dan kaki bebas jatuh kedalam posisi ekuinus, hal ini di dorong
oleh berat ke bawah sesuai gravitasi. Tambahan sedikit pada bingkai diwajibkan agar menahan
kaki pada posisi netral. Ini bisa dilakukan dengan penggunaan stockinet yang panjang yang dapat
menarik kaki, sehingga kaki istirahat pada sling yang lunak, yang mencegah kaki terjatuh pada

45
posisi equines yang alami. Kecenderungan kerusakan equines tidak terjadi bila pen diletakkan
pada tulang kalkaneus. Tarikkan menyebabkan perbedaan titik tumpu pada kaki diikuti kaki akan
tertarik dalam posisi dorsofleksi oleh traksi itu sendiri. Ketika kekuatan tarikkan tidak cukup,
tetap penting untuk menyertakan outrigger pada bingkai untuk menahan kaki ke atas, pada posisi
netral, atau posisi agak dorsiflexi

Jalur Pen
Poin selanjutnya tindakan pencegahan adalah pada jalur pen, khususnya ketika fraktur
terjadi pada distal tibial dan menggunakana tulang kalkaneus untuk memasukkan pen. Tulang
kalkaneus merupakan yang bersturuktur tulang kancelous, tidak dapat digunakan untuk tarikkan
dalam jumlah beban yang besar. Jika penting menerapkan traksi dalam jumlah yang besar selama
periode waktu perawatan, penggunaan tulang kalkaneus dibutuhkan. Tulang lunak akan
menyebabkan pemotongan tulang oleh pen dan kerusakan serius akan terjadi. Sangat penting
untuk dicatat bahwa infeksi dapat terjadi pada jalur pen, dengan menghasilkan “ring
sequestrum”. Ring Sequestrum merupakan tulang yang mati atau tidak vital yang membentuk
lingkaran disekitar pen yang seolah-olah melewati sepanjang tulang kalkaneus. Terjadinya hal
ini membutuhkan tindakkan pembuangan secara bedah pada sekuestrum dan penghentian traksi
pada tempat tersebut. Tulang kalkaneuss tidak memiliki tingkat resisten yang besar pada infeksi.
Pen digunakan melalui tulang kalkaneus hanya bisa dimasukkan dalam kondisi aseptic yang
sempurna.

Penempatan pen
Sebaiknya diberikan perhatian yang lebih pada penempatan pen melalui distal tibia ketika
fraktur terjadi. Kebanyak fraktur membutuhkan bingkai broun bohler pada fraktur yang jelas
komunitif. Daerah ini sebaiknya dengan hati-hati diteliti dengan roentgenogram sebelum
penempatan pen dimana garis patah tidak menyebar ke area tersebut. Hal ini berbahaya
memasukkan pen melalui fraktur. Prosedur ini mengundang infeksi yang pindah melalui jalur
pen pada daerah yang tingkat resistensinya menurun pada garis fraktur. Infeksi bisa diawali pada
daerah ini ketika pen dimasukkan melalui garis fraktur.

Daerah Tekanan

46
Hal terakhir yang berhubungan dengan tindakan pencegahan yang berhubungan dengan
sisi bawah kaki yang harus istirahat dengan ditopang oleh kain. Sejak berat kaki harus ditopang
dalam beberapa waktu tanpa bergerak, seseorang harus berhati-hati serta sering meneliti daerah
tekanan. Ketika daerah tekanan diindentifikasikan, pengukuran harus di lakukan untuk mencegah
daerah tersebut menjadi melebar. Pada bagian yang terkena, perawatan pada daerah tekanan
bergantung pada pergeseran ke daerah yang tidak terlibat tekanan. Daerah dimana tekanan luka
semakin berat membutuhkan analisa dan pengobatan individual. Jika daerah tekanan menjadi
lebih rusak, ini merupakan indikasi untuk dilakukannyaa penghentian traksi frame Braun-Bohler
dan membuat ukuran lain seperti mentransfiksikan fixasi kedalam gip.
Bagus untuk menggunakan sling pada permukaan dengan buatan palapis dari kulit
domba.Perawatan pada kulit harus dilakukan secara bertahap untuk mencegah kerusakan dan
maserasi, tekanan, atau kedua-duanya. Disampeng dari tindakan pencegahan ini, hal itu harus
diteliti, Frame Braun-Bohler menawarkan metode yang sangat bagus dalam mengatur fraktur
pada tibia ketika ada indikasi perawatan dengan traksi dari pada gip dan, fraktur terbuka ,
khususnya merupakan indikasi yang sempurna. Traksi dengan mengunakan binkai Braun-Bohler
merupakan unsur pokok metode penting perawatan fraktur yang dihubungkan dengan jaringan
lunak yang rusak.

Lateral Trochanter.
Lateral Trochanter biasanya penting diterapkan sebagai traksi lateral pada trochanter jika
dijumpai fraktur yang terjadi disekitar sendi panggul. Mungkin terjadi fraktur dengan
pengrusakan bentuk pelvic atau menjadi unsur pokok keterlibatan acetabulum dengan
pemindahan dinding medial dan masuknya intrapelvic dari kepala femur (disebut juga degnan
sentral dislokasi pada sendi panggul). Tarikkan pada lateral trochanter adalah harus membentuk
sudut yang baik dengan dengan sumbu panjang dari femur, tapi ini gabungkan dengan traksi
sepanjang sumbu panjang dari tulang paha dengan pen melalui daerah condilus femoral . Hasil
ini disebut vectored traksi dimana garis traksi efektif berada pada traksi lateral dan longitudinal
(Lihat Gambar 1-6). Misalnya, ini hanya penting diterapkan traksi yang lurus lateral pada tulang
paha tanpa traksi longitudinal. Alat gerak ini biasanya digantung pada peralatan sehingga
dorongan lateral pada trochanter lebih fektif dengan menciptakan “keadaan relative berbobot”
dari alat gerak bawah. Tetapi pengaruh yang sangat besar dari traksi lateral, perlengkapan

47
tambahan ke trochanter menyebabkan beberapa masalah , tetapi pemilihan dari segi praktis,
biasanya mengurangi dua kemungkinan: trochanteric “screw” dan “crossed” Steinmann Pens.
Trochanteric “screw” merupakan skrup tulang kancelous dengan putaran ulir yang besar
besar yang melebar kearah ring yang menonjol keluar dari kulit (Gambar 2-15A). Tipe fiksasi ini
relative efektif, menyediakan berat yang kecil. Hal ini mudah dilihat, tetapi ada kecenderungan
dari alur dari kancelous skrew untuk mendorong jaringan lunak tulang kancellous jika beratnya
berlebihan. Ini merupakan masalah khusus pada orang tua dengan gangguan mineralisasi pada
tulang dalam jumlah yang banyak. Pada orang muda, tarikkan kelateral dari trokanter skrew
merupakan metode yang baik. Hal ini lebih mudah diterapkan dibanding dengan teknik pen yang
menyilang.
Teknik pen menyilang tergantung pada bentuk pengendalian dari insersi dari pen,
sehingga dia ditempatkan mendekati sudut siku-siku satu terhadap lainnya. Seperti pada Gambar
2-15B, dua pen di bor melalui trochanter dan melalui tungkai bawah tulang paha sehingga mereka
bertemu satu sama lain hampir pada sudut siku, di luar batas kulit. Ini merupakan unsur pokok
situasi mekanik yang memperbolehkan dorongan yang kuat tanpa memisahkan dan merupakan
metode pilihan. Tanpa memperdulikan mekanisme yang digunakan pada kasus ini, dorongan
melalui trochanter dengan tipe traksi ini biasanya tidak efektif, sejak kerusakan lebih besar.
Tarikkan, tanpa memperdulikan berapa besar, tidak cukup untuk mencabut fragmen yang
dipindahkan, khususnya jika terjadi dalam panggul.
Ketika traksi trochanteric lateral diindikasikan, satu dari dua metode ini
direkomendasikan.

48
Gambar 2-15. Dua tipe mekanisme untuk menarik traksi kea rah lateral trachanter. (A) Skrub cancellous yang berat.
Skrup yang memperbolehkan untuk menarik mata kaitan tanpa melepaskan pen dari tulang. Jumlah traksi yang
banyak tidak diperpolehkan dengan tipe apparatus karena kecenderungan sebelumnya dari benang untuk menarik
tulang cancellous lunak. Kedua pen dibor melalui paha atas. (B) Biasany aditempatkan dengan tujuan ganbar
pengeras. Mereka subtend sebuah siku yang dekat ke 90 derajat pada titik silang di luar dari kulit untuk meberikan
stabilitas yang lebih baik. Siku sekitar 60 derajat biasanya lebih mudah untuk mendapat dan di terima. Traksi diikat
dalam posisi silang dari pen dan traksi digunakan pada sisi siku-siku sepnjang syumbu panjang paha. Traksi jarang
terjadi justru sepanjang sumbu panjang dari leher femoral.

PELVIC TRACTION

Ada dua indikasi untuk traksi panggul, baik dengan pertimbangan berbeda dalam
implikasinya. Pertama, traksi digunakan untuk pengobatan sakit punggung. Tindakan panggul
sebagai titik dari traksi pada badan. Tarikkan biasanya tidak melakukan tindakan apapun pada
setiap panggul, tetapi efektif dalam lumbar spine. Traksi ini seharusnya tidak disebut traksi
panggul, sejak dia tidak mempengaruhi panggul. Tetapi setelah beberapa tahun, traksi ini menjadi
terkenal sebagai “traksi panggul”, dan hal ini akan di diskusikan pada topik khusus selanjutnya
Tipe kedua dari traksi panggul adalah berhubungan dengan fraktur pada panggul itu
sendiri, meskipun tidak sepenuhnya menerapkan traksi pada panggul. Traksi ini biasanya
digunakan pada ekstremitas yang lebih rendah atau disusun sebagai pelvil sling sehingga tidak
sepenuhnya menjadi traksi panggul. Tetapi sejak dampak besarnya tergantung pada panggul,
sehingga menjadi kategori umum.

49
Akhirnya, traksi pada lateral trochanter, yang telah dijelaskan sebelumnya pada dasarnya
di gunakan untuk fraktur melalui panggul itu sendiri. Sehingga disebut traksi panggul yang
sebenarnya.
Kita di hadapkan dengan istilah yang tidak cocok selama disebut “traksi pelvik”. Tetapi
jika kita konsentrasi pada semantic, kita lebih membahas tipe dari traksi yang berhubungan
dengan pelvik, kemudian tujuan dari diskusi ini.

Low Back Pain


Traksi yang digunakan pada panggul untuk pengobatan pada sakit pinggang adalah traksi
yang difokuskan pada lumbar spine atau untuk persendian lumbosacral . Traksi yang digunakan
diterapkan dengan pelvic belt yang melekat pada sisi lateral penggul yang artinya dua bagian
yang menyambung dari posterior, seperti pada Gambar 2-16. Tali pengikat memanjang ke bawah
kearah katrol dan mengarah kebawah sesuai dengan berat dorongan. Mungkin untuk
mengggunakan berat 8-10 pon pada kedua sisi., membuat 16-20 pon . Penting bahwa tali pengikat
berada di tempat tidur dan tidak disentuh sejak traksi yang akan terjadi dengan menimpa tali
pengikat pada matras, traksi ini akan nyata jauh lebih efektif . Traksi pinggul seharusnya
digunakan, disebut dengan posisi Williams, yang dijelaskan oleh Paul William beberapa tahun
yang lalu yang menjadi traksi yang paling bagus tingkat efektivitasnya pada penyembuhan sakit
pinggang. Posisi ini terdiri dari knee dan pinggul flexi. Poin yang paling penting adalah posisi
dari tungkai dari lutut bawah. Posisi dari lutut dan pergelangan kaki sebaiknya sejajar dengan
lantai. Hasil ini dalam 30-40 derajat dari flexi pada kaki. Dari posisi ini, pinggul di dilenturkan
sehingga tubuh terletak pada posisi berbaring. Pinggul kemudian dilenturkan atau di panjangkan
dengan meninggikan atau merendahkan kepala tempat tidur dan meingkatkan dan merendahkan
kecondongan tubuh sesuai dengan extremities yang lebih rendah. Kemudian posisi 30-45 derajat
fleksi pinggul sesuai dengan penjelasan sebelumnya pada kaki yang lebih rendah, merupakan
posisi yang umumnya sangat nyaman. Dalam posisi ini, traksi biasanya digunakan sedikit lebih
daripada dorongan dengan menahan panggul pada posisi “bawah tubuh”. Posisi seperti ini yang
di jelaskan Williams, penting dalam mempertahankan diameter yang bagus pada lubang syaraf
vertebra pada level lumbosacral. Misalnya pada sakit pinggang akut, khususnya dengan iritasi
akar saraf, traksi panggul digunakan untuk menstabilkan panggul dan menahan posisi kelenturan.
Traksi ini mungkin tidak nyaman selama beberapa periode waktu. Pasien diijinkan
menggunakan atau menggantikan traksi, untuk kenyamanan. Pasien tidak diinstruksikan untuk

50
tidur dalam traksi pada malam, hal ini akan meningkatkan kekakuan dan akan meningkatkan rasa
sakit yang dialami di pagi hari. Penting untuk diketahui, traksi panggul tidak bisa diterapkan pada
pasien yang berbaring mendatar pada tempat tidur dengan pinggul dan lutut diluruskan. Pada
posisi ini, bokong bertindak sebagai tumpuan. Tarikkan dari traksi panggul menyebabkan
perpanjangan yang banyak pada tulang vertebra lumbal bagian bawah dan sendi lumbosacral ,
dengan pertimbangan meningkatnya rasa sakit. Bertambahnya rasa sakit semakin nyata bila
iritasi akar saraf, sejak posisi hiperextensi mempersempit lubang syaraf tulang belakang dan
peningkatan jumlah iritasi akar saraf.
Traksi pada sakit pinggang biasanya digunakan pada ekstremiti bawah dengan traksi
Buck’s. Ini digunakan pada satu ekstremitas dan kadang efektif . Ketika digunakan baik pada
extremities secara berkelanjutan, pasien merasa tidak nyaman dan merasa dilumpuhkan, sejak
tungkai bawah dipertahankan pada posisi itu. Akan ditemukan bahwa
pasien tidak tahan menghadapi traksi bilateral Buck’s. Traksi ini hampir tidak efektif dengan
peralatan panggul.

Gambar 2-16. Traksi pelvic untuk sakit penggang harus sesuai digunakan agar efektif. Faktor utama adalah
posisi. Panggul dan lutut harus dilenturkan sekitar 45 derajat. Jika traksi digunakan pada pasien yang
terlentang, sejajar dengan tepat tidur, ini akan membuat pasien lebih buruj atau hal itu menjadi tidak efektif.
Catat bahwa pelvic band memiliki peralatan mengikat bokong , sehingga traksi menarik panggul untuk
dilenturkan atau posisi mengedutkan. Jumlah traksi tidak banyak. Hanya traksi yang menarik panggung pada
posisi yang berhubungan dengan tulang belakang pinggang adalah efektif.

Implikasi sama hadir, selama posisi di fokuskan, dengan traksi bilateral Buck’s dengan
traksi panggul. Traksi seharusnya di gunakan pada posisi Williams dengan fle yang sedang dari

51
pinggul dan lutut. Dengan kata lain, simptom akan lebih sakit, dan pengaruh dari traksi akan
menyulitkan dari pada membantu (Gambar 2-9).
Seperti yang dijelaskan pada bagian pendahuluan, kebanyakan traksi yang digunakan
untuk patah panggul tidak bisa disebut dengan “traksi panggul” tapi seharusnya disebut traksi
yang digunakan untuk menyembuhkan patah panggul. Misalnya yang biasa digunakan traksi
panggul adalah sling panggul. Hal ini dijelaskan pada Gambar 2-17A. Ini merupakan sling
kanvas yang melewati panggul. Sling ini diikatkan pada sepotong pemulas yang menjaga dinding
sling agar tetap pada posisi sejajar sehingga tidak terjadi tekanan dari samping yang terjadi pada
trochanters. Keselurahan panggul merupakan kasus dalam satu sling yang menimobilisasikan
panggul dan merubahnya pada satu kesatuan mekanisme . Traksi ini tidak mengurangi
munculnya patahan. Ini merubah panggul kepada unit tersendiri sehingga pergerakan dari
sebagian tubuhnya akan terjadi dengan sedikit rasa sakit. Sudah diketahui bahwa kebanyakan
patah panggul akan sembuh disamping perawatan yang diberikan, sejak tulang innominates yang
dibuat secara prinsipil dari tulang cancellous. Selama taraf penyembuhan, ada rasa sakit pada
setiap gerakan. Ini sudah disebuhkan bahwa dengan membalut panggul pasien akan merasa lebih
nyaman karena dia bisa menggerakkan tungkai bawah dan bisa memindahkan bagian atas dari
batang tubuhnya tanpa menyebabkan pergerakan pada patah panggul. Traksi ini digunakan pada
daerah tersendiri dengan menggunakan sepotong pemulas dan jumlah beratnya biasanya cukup
untuk menyediakan kondisi kosong untuk panggul itu sendiri. Dengan kata lain, ketika sling
panggul telah dipasang dengan sesuai, tangan bisa dilalui pada diantara bokong dan tempat tidur
dengan sedikit kesulitan, mengidentifikasikan bahwa bokong jarang sekali menyentuh tempat
tidur. Sling panggul biasanya digunakan sampai pasien merasa nyaman dan sampai patah melekat
sehingga pasien bisa berggerak dengan beberapa tipe korset kanvas. Seperti pada penjelasan
sebelumnya, sling panggul tidak menjadi unsur pokok dalam mengartikan perawatan dari fraktur
tulang; dari pada meningkatkan kestabilan atau menghentikan pengaruh dari patahan ini,
Ketika pemisahan symphysis pubis terjadi dan kekuatan yang banyak diindikasikan, sling
panggul di rubah menjadi “cross compression traction”. Hal ini dijelaskan pada Gambar 2-17B.
Dua terakhir dari selendang panggul dianalisa dari batangang pemisah; masing-masing diikutkan
untuk mengontrol pada sisi berlawanan. Ini kemudian diperbolehkan untuk pengaruh yang
menyeluruh dari sisi ke sisi dan mempunyai pengaruh yang pasti pada fraktur yang terpisah
khususnya pada anterior pelvic ring. Berat traksi bervariasi tergantung pada jumlah tekanan yang
digunakan. Kondisi dengan berat kosong dari pelvic tidak bisa diciptakan seperti dengan sling
panggul polos, sejak hal ini pengaruh traksi pada masing-masing dari sling. Sebaliknya, sling

52
memiliki dukungan atau pengaruh imobilisasi, sejak kekuatan tekanan dijanakan dengan
kekuatan panggul. Kerugian utama dari traksi ini adalah tekanan yang besar pada daerah
trochanteric, kebanyakan dari pasien mengeluh bertambahnya rasa sakit pada thorchanter,
bahkan menghasilkan bursitis throchanter yang mengharuskan penghentian traksi. Mungkin
menggunakan traksi yang menyeluruh selama seminggu atau fragmen fraktur pada garis yang
lebih baik dan kemudian pelvic sling simple dapat dirubah, jika trochanters mengalami luka
akibat tekanan, hal ini sudah dapat menjamin menghentikan tekanan traksi.
Ketika ada pergeseran dari hemipelvis kearah kepala pada satu sisi atau sisi lain
disebabkan gabungan fraktur dari anterior dan posterios pelvic ring, ini akan membutuhkan
penggunaan traksi keseimbangan pada femur untuk mengurangi pergeseran hemipelvis. Traksi
ini menggunakan pen yang dipasang pada distal vemur dan sebuah bingkai traksi keseimbangan,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berat yang besar dibutuhkan untuk mengurangi
pergeseran kea rah kepala dari hemipelvis, sering ditemukan meskipun penggunaan berat yang
cukup pergeseran panggul tidak dapat diperbaiki. Ini terutama terjadi jika fraktur terjadi lama
sebelum traksi pertama digunakan. Jika digunakan traksi femur dengan cepat setelah trauma,
bagaimanapun hal ini akan meningkatkan penyembuhan pada cephalad displacement bisa
dicapai. Jika traksi telah berkurang, sangat penting untuk melanjutkan traksi pada beberapa
minggu untuk fracture sehingga mampu menyembuhkan serta mempertahankan posisi.
Traksi memiliki dampak negative yaitu cenderung menghasilkan gejala kearah hip joint,
yang merupakan unsur penting dalam proses penerapan traksi panggul. Ada contoh penurunan
supply darah pada femoral kepala dari stretching capsuler vessels yang di kepala sehingga
direkomendasikan ketika berat ditambahka pada femur dengan traksi melalui sendi panggul ke
panggul, traksi ini digunakan dalam waktu singkat dan dikurangi secepatnya bila patahan stabil.
Penggunaan dari traksi lateral trochanter dijelaskan paa bagian terakhir, yang merupakan
pengobatan fraktur dari hemipelvis yang melibatkan acetabulusb pada velpis. Traksi yang sesuai
diwajibkan untuk menurunkan fragment. Bahan bacaan mengarah kepada pencaharian bahan
yang banyak pada literature orthopaedic sesuai dengan indikasi tipe pembedahan.
Ketika traksi lateral digunakan, penting untuk menggunakan silang pen Steinman, akan
dijelaskan pada bagian terakhir. Berat penting untuk memindahkan intrapelvicnprotposion dari
head femoral, jumlah traksi yang bisa digunakan melalui femoral akan dipertimbangkan ; jumlah
traksi yang bisa diterapkan melalui skrup trochanteric cenderung tidak sesuai dengan pengaruh
yang diharapkan.

53
Pemindahan panggul, pengaruh traksi dalam mengurangi jumlah patah, cenderung
menyecewakan. Tulang innominate hampir seluruhnya cancellous; fracture yang diganti
cenderung stabil pada posisi yang digantikan karena susunan dari pelvis. Ketika dicoba, menarik
kepala femoral ke dalam posisi intrapelvic dengan traksi lateral pen yang menyilang atau ketika
berusahan penghentikan dan menstabilkan fraktur ada penggantian minimal atau ketika mencoba
menghentikan fracture yang digantikan pada posisi yang nyaman, kemudian hasil traksi yang
digunakan sesuai untuk patah panggul.

Gambar 2-17. Penggantungan sling panggul untuk patah panggul (A). Penggantung panggul tanpa usaha
penekanan. Sling digantung dengan bingkai besi yang besar dan berat digunakan sehingga panggul
menjadi seimbang dan menjadi tidak memiliki berat. Pergerakan bisa dilakukan tanpa menggerakkan
pecahan panggul. (B) metode yang menerapkan tekanan ketika ada pemisahan cincin panggul khususnya
pada symphysis pubis. Penggantungan ini menekan panggul dari sisi ke sisi untuk memperbaiki diastasis
yang tejadi. Nyeri bertambah pada titik tekanan di daerah trochanter, hal ini akan sering membatasi waktu
penggunaan kompresi traksi.

3. Gambaran Umum Gips dan splint


Salah satu bentuk pengobatan fraktur yang paling tua adalah dengan menggunakan
imobilisasi eksterna. Sejak awal pengobatan, fraktur pada ekstremitas dapat diobati dengan
pengikatan dengan splint. Ini membantu untuk imobilisasi tulang di dalam ekstremitas.
Imobilisasi eksterna mempunyai keuntungan dan kerugian yang membuat imobilisasi eksterna
sebagai bentuk pengobatan hanya atas indikasi tertentu.

54
Keuntungan
Keuntungan yang paling jelas dari imobilisasi eksterna adalah ia bersifat non operatip.
Ini tidak memerlukan insisi terbuka, jadi dapat menghindari kemungkinan resiko luka infeksi
pasca operasi. Karena tidak bersifat operatip, imobisasi eksterna bisa tidak memerlukan
pembiusan umum sehingga banyak komplikasi karena tindakan operasi dan pembiusan yang
dapat dicegah.
Sehubungan dengan non operatip, keuntungan yang dapat diperoleh adalah dari segi
ekonomi, yaitu murah. Imobilasasi eksterna dapat dikerjakan tanpa memerlukan perawatan
dirumah sakit, tidak memerlukan biaya untuk ruang operasi dan biaya lain yang berhubungan
dengan reduksi terbuka. Keuntungan terakhir adalah dapat melakukan koreksi dinamik. Ini
merupakan satu keuntungan paling utama dari imobilisasi eksterna.
Splint dapat beranekaragam dengan bentuk dinamik seperti dengan tali pengikat elastik, fraktur
dapat dikoreksi secara perlahan dengan melalukan wedging pada gips dan bentuk lain dari
koreksi dinamik dapat digunakan akhirnya sebagai pengobatan. Banyak dari bentuk ini membuat
imobilisasi eksterna dengan gip dan splint mempunyai banyak keuntungan sehingga membuat
menjadi pilihan pengobatan dalam berbagai kasus.

Kerugian
Disamping mempunyai keuntungan untuk pengobatan fraktur, ada juga keterbatasan dari
imobilisasi eksterna. Pertama imobilasinya tidak secara adequat. Interposisi jaringan lunak antara
alat imobilisasi dan fraktur membuat imobilisasi kurang efektif sehingga dapat terjadi pergerakan
fragment fraktur di dalam jaringan lunak. Untuk meningkatkan efesiensi imobilsasi, perlu
memperhatikan prinsip dari posisi ektremitas saat dilakukan pemasangan gip. Ini akan
didiskusikan lebih detail pada bab berikutnya.
Keterbatasan kedua yang penting untuk diingat adalah imobilisasi ekstrena lebih bersifat
memegang daripada untuk melakukan koreksi. Ini mungkin tidak sering memberikan jaminan
untuk koreksi dengan prosedur gip yang simple kecuali kalau memasang beberapa bentuk
dinamik kedalam alat fiksasi, seperti dengan menggunakan per, bantalan karet dan alat lain untuk
membantu koreksi deformitas yang terjadi. Ini tidak biasa diterapkan pada keadaan fraktur yang
akut meskipun dengan membuat baji pada gip untuk memperbaiki posisinya, terutama ketika ada

55
angulasi. Ketika pertama mencoba koreksi posisi dengan memakai gip, komplikasi yang paling
penting untuk dihindari adalah adanya penekanan pada daerah pemasangan gip. Ketika pertama
mencoba untuk mengoreksi angulasi dam memegang angulasi dalam plester dalam posisi yang
benar untuk melawan tahanan (seperti yang terjadi didalam mengkoreksi green stick fraktur tanpa
kerusakan pada kortek) daerah penekanan akan tampak ketika gips di tekan pada ekstremitas.
Dalam usaha memegang fraktur dimana terdapat beberapa hambatan untuk mengkoreksi bisa
sangat berbahaya. Gips dalam keadaan ini dapat dilakukan hanya dengan hati-hati.
Titik tekanan pada semua jenis harus dihindari pada aplikasi splint eksternal. Ini terutama
benar pada tepi dari metalik atau plastik dimana jikadiikat terlalu kuat akan memotong jaringan
lunak. Penonjolan tulang harus dilindungi dengan padding yang cukup untuk mencegah
penambahan tekanan pada daerah itu.Contohnya adalah head dari fibula, maleolus ankle dan
epikondilus pada humerus distal
Pada semua keadaan ini dapat terjadi kerusakan dari jaringan lunak antara gips dan tulang, bisa
timbul ulkus yang dapat sangat susah untuk disembuhkan. Pencegahan penekanan pada area ini
tidak hanya tergantung pada padding yang adekuat tetapi juga tergantung pada molding pada
gips.Molding dilakukan dengan plaster yang kering dengan mengikuti bentuk dari ekstremitas
dan penonjolan tulang sehingga penekanan pada area ini dapat dicegah. Daerah penekanan dapat
dengan mudah dicegah dengan gips yang menempel dengan baik, maka tidak ada pergerakan
yang terjadi antara gips dan ekstermitas. Banyak daerah penekanan dimulai dengan timbulnya
friksi diatas penonjolan tulang.

Mengukur Keefektifan
Sebaiknya dibuat variasi ukuran untuk meningkatkan keefektifan dari gips dan splint
karena imobilisasinya tidak sebaik fiksasi internal. Dengan memperhatikan var iasi ukuran ini
gips dan splint mungkin dapat digunakan lebih efektif untuk imobilisasi fraktur.
Posisi
Pentingnya posisi pada pemasangan gip pada fraktur yang akut tidak dapat dicapai
dengan baik, itu dapat diketahui dengan baik bahwa arah tarikan otot merupakan suatu faktor
yang penting untuk fraktur ini. Jadi oleh karena itu jika posisi dibuat dengan melawan arah
tarikan otot maka fraktur akan menjadi lebih stabil Contoh dapat dilihat pada gambar 3-lA

56
Gambar 3-1 Pengaruh posisi mempertahankan reduksi fraktur. (A) Fraktur radius yang yang bergeser ke dorsal
dipertahankan dengan posisi bergeser kearah dorsal dengan tarikan tendon ektensor yang bowstring untuk menjaga
fragmen distal pada posisi bergeser ke dorsal. Reduksi dapat diperoleh secara manual, tetapi ini memerlukan fleksi
pada pergelangan tangan untuk mengurangi tarikan mekanik dari tendon ektensor yang akhirnya dapat menjaga
reduksi dari fraktur. (B) Kondisi yang sama terjadi di tibia dimana pengaruh bowstring dari gastroc soleus
menyebabkan tibia bengkok kedepan dengan sendi lutut yang lurus, ketika lutut fleksi, otot gastroc soleus kehilangan
keuntungan mekanisnya dan menjadi relaksasi. Maka fraktur menjadi stabil. Hal ini dibutuhkan untuk keperluan
menjaga fraktur tibia dengan long leg plester dengan lutut fleksi.

Pada fraktur distal radius, fragmen distal sering angulasi kearah dorsal dengan menarik
otot-otot extensor. Jika setelah fraktur tereduksi , garis fraktur menjadi stabil, kemungkinan tidak
tereposisi menjadi lebih sedikit jika pergelangan tangan diletakan dalam posisi fleksi. Dengan
meletakan pergelangan tangan dalam posisi fleksi dapat diperoleh dengan jelas pengaruh dari
tarikan otot ektensor. Otot ektensor mengatur posisi dimana keuntungan mekanik berkurang.
Banyak contoh terlihat pada fraktur colles dimana terjadi kehilangan reduksi dan angulasi ke
dorsal terjadi lagi di distal fragmen, semua ini karena posisi yang salah dalam imobilisasi. Hampir
semua kasus pada fraktur colles dapat diletakan dalam posisi fleksi, pada posisi ini fraktur cukup
stabil sehingga reduksi akan dicapai.
Ilustrasi kedua bahwa betapa pentingnya posisi dalam mengontrol tarikan otot adalah
pada fraktur batang tibia, dimanan terjadi angulasi ke anterior karena tarikan dari otot gastroc
soleus. Fraktur ini dapat dipertahankan posisinya dengan memakai gips dengan lutut dijaga
dalam posisi fleksi, menurunkan keuntungan mekanik gastroc soleus. Posisi ini mencegah efek
tarikan busur pada otot ini. ini mencegah angulasi ke anterior di tempat fraktur.( gambar 3-1B)
Sehubungan dengan efek tarikan otot, jenis fraktur yang terjadi adalah sangat penting.
Sebagai contoh seperti yang ditunjukan pada gambar3-2. Fraktur pada maleolus posterior

57
merupakan fraktur yang sangat tidak stabil kecuali kalau ankle diletakan pada posisi dorsofleksi.
Pada posisi ini kapsul akan menarik tulang ke posisi anatomi dan fraktur dapat dengan mudah
untuk dipertahankan. Kegagalan untuk mempertahankan pergelangan kaki dalam posisi
dorsofleksi akan mengakibatkan kegagalan untuk mempertahankan posisi dari tulang bagian
posterior dan akan kehilangan stabilitas sisi posterior dari pergelangan kaki.
Salah satu hal penting yang seharusnya disampaikan dari posisi berdiri. Posisi yang kaku
dari tungkai diperlukan untuk memegang fraktur pada posisi yang ditoleransi untuk periode
waktu yang sementara, dan ini tidak boleh dalam waktu yang lama karena bisa terjadi kontraktur.
Sebagai contoh mungkin dapat diterapkan pada pemasangan gips pada kaki yang inversi untuk
mencegah distraksi dari fraktur maleolus medial. Posisi ini dapat memuaskan untuk periode 5-6
minggu, setelah tungkai dalam posisi ini, fraktur akan mulai sembuh. Penyembuhan yang cukup
akan membuat fraktur menjadi stabil. Pada pembentukan posisi anatomi yang hampir normal,
gips dapat dipasang lagi untuk memperoleh posisi yang dapat diterima. Pada posisi abnormal
yang lama akan memperpanjang pemulihan dan meningkatkan kesulitan dalam
rehabilitasinya.dan gips sebaiknya dibuka.
Panjang
Panjang imobilisasi merupakan pertimbangan kedua yang harus diperhatikan . Ketentuan
lama bahwa diatas sendi dan dibawah fraktur harus diimobilisasi..Itu mungkin diperlukan juga.

Gambar 3-2 Pentingnya jenis fraktur, dalam hal stabilitas .Fraktur pada posterior maleollus pada distal tibia
dengan pergesaren ke dorsal .Fraktur ini biasanya dapat dipertahankan dengan mengurangii posisi dengan menekan
kaki dalam posisi dorsofleksi, yang mana kapsul yang mengetatkan dan secara otomatis menarik fraktur kembali
kebawah masuk keposisi anatomiknya. Kapsul yang melekat mungkin akan membuat reduksi ini.

58
Untuk imobilisasi sendi pada sisi fraktur dan mengurangi tarikan otot dan untuk
meningkatkan stabilitas. Gip yang dibutuhkan meliputi di atas sendi dan dibawah fraktur dan
imobilisasi pada kedua ujung tulang.
.Pergerakan sendi dibentuk oleh ujung tulang yang patah dan karena itu mengenai tempat
fraktur, Contoh terlihat pada fraktur tibia, dengan fraktur yang terjadi di distal tibia yang mana
sering dicoba memasang gip dibawah lutut maka pergerakan sendi lutut dapat dijaga. Walaupun
gastroc soleus terikat pada atas sendi lutut, tetapi insersinya melalui tendon achilles yang
mengikat tulang kalsis. Pergerakan otot ini menyebabkan pergerakan pada tempat fraktur.
Imobilisasi tidak dapat dijaga dengan baik jika otot gastroc soleus tidak dihambat pergerakannya.
Pergerakan pada sendi lutut juga menyebabkan pergerakan yang kecil pada fraktur sehingga
fraktur menjadi tidak stabil dan imobilisasinya tidak komplet.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam pengobatan pada fraktur tibia dengan gip yang
pendek adalah rotasi. Jika fraktur terjadi pada seluruh batang tulang dan dilakukan pemasangan
gip yang pendek meskipun dengan molding yang baik, distal fragmen dan distal tungkai
merupakan suatu single unit. Gip silinder diatas tempat fraktur akan menyebabkan kaki bergerak
berputar mengakibatkan rotasi pada tempat fraktur dengan pergerakan shearing yang akan
menghalangi penyembuhan. Pemasangan gip sampai diatas lutut dengan lutut fleksi 45-50 derajat
akan melawan faktor ini. Itu akan (1) mencegah pergerakan lutut yang diakibatkan oleh
pergerakan pada tibia yang mana merupakan salah satu bagian yang membentuk sendi pada
lutut. itu akan (2) mencegah pergerakan gastroc soleus dan karena itu mencegah tekanan pada
tempat fraktur dengan kontraksi dari otot ini pada tempat fraktur. Terakhir, itu akan (3) mencegah
rotasi dengan imobilisasi sendi lutut dan membuat satu single unit pada seluruh tungkai daripada
hanya pada distal fragmen. ( gambar 3-3 )
Bentuk yang sama dapat dilihat pada fraktur distal femur terutama fraktur dislokasi pada
epifises distal femur.pada pasien remaja, ada satu cara di dalam mengurangi angulasi yang
berlebihan pada daerah fraktur dan imobilisasinya dengan long leg cast sampai pangkal paha.
Faktor rotasi seperti pada fraktur tiba, juga perlu diperhatikan dimana imobilisasi dengan
cara ini tidak dapat dicegah. Pergerakan melalui sendi panggul akan mengakibatkan pergerakan
pada fragmen proksimal femur yang mengakibatkan gangguan stabilitas pada tempat fraktur.
Otot harmstring yang berorigo pada tulang panggul dan berinsersi pada sendi lutut, juga akan
menyebabkan pergerakan pada tempat fraktur jika otot tersebut berkontraksi atau jika otot ini
tertarik pada saat fleksi pada sendi panggul . oleh sebab itur rotasi tidak dapat dikontrol dengan

59
pemakian long leg cast. Gip sirkuler yang hanya sampai ke pangkal paha akan menyebabkan
rotasi pada tempat fraktur. Imobilisasi sendi panggul dengan pemakian gip spika akan mencegah
rotasi..Banyak Imobilisasi yang adequat dapat diperoleh dengan gip spika pada panggul.
Ilustrasi terakhir pada fraktur colles, Colles fraktur lebih stabil pada posisi pergelangan
tangan fleksi.

Gambar 3-3 Efek pemasangan gip pada fraktur 1/3 tengah tibia. (A) Gip pendek dibawah lutut tidak
dapat mengontrol sendi lutut dan tidak dapat mencegah kontraksi otot gastroc soleus sehingga bisa terjadi
bengkok kedepan, tetapi juga gips dan tungkai bawah dengan menutupi kaki seperti unit tunggal, rotasi
pada tempat fraktur.Dengan pergelangan kaki berada pada sudut yang tepat dan gip dipasang sampai
dibawah lutut, kaki seperti sebuah fulkrumyang mana faktor mekanik yang sangat kuat dapat
menyebabkan rotasi.Pada saat bersamaan pergerakan sendi lutut diijinkan bergerak pada proksimal
fragmen. (B) Sebaliknya gip yang panjang dengan lutut fleksi menakibatkan lepasnya otot gastrocnemius,

60
yang mengurangi efek tarikan bususr. Rotasi dikontrol dengan dengan fleksi pada sendi lutut dan posisi
pergelangan kaki 0 derajat, jadi memberikan dua titik fiksasi dari rotasi titik berdiri.Gip yang panjang
menghambat pergerakan lutut.

Walaupun pronasi dan supinasi tidak dapat dicegah, masih terjadi shearing force pada
tempat fraktur yang mengakibatkan posisi yang kurang baik. Gerakan ekstensi dan fleksi yang
ringan pada siku tidak mengganggu stabilitas. Imobilisasi pada fraktur colles penting untuk
mengontrol supinasi dan pronasi, dan salah satu dari posisi ini akan mengontrol fraktur colles
dan tetap pada posisi fleksi pada pergelangan tangan..Banyak ahli bedah memakai sugar tong
splint yang terdiri dari molding dengan long plester splint mulai dorsum manus pada sendi
proksimal jari, diatas dorsum pergelangan tangan, lengan bawah, sekitar siku, dan meluas ke sisi
volar, menyebar kebawah ke proksimal fleksi dari palmar ( gambar 6-3) Dengan menekan sugar
tong splint, pergelangan tangan dalamposisi fleksi, lengan bawah dalam posisi netral, supinasi
dan pronasi dikontrol secara sangat baik.Pergerakan yang kecil pada siku masih bisa terjadi.

4. PLESTER PEMBALUT PARIS

Mungkin tidak ada dalam sejarah operasi orthopedic ada memiliki suatu pengaruh besar
dalam pengobatan patah tulang atau retak sebagaimana pengembangan plester paris. Pertama
kali digambarkan oleh ahli bedah tentara Flemish, plester paris cepat diperoleh dan terkenal
menyebar luas karena dia membuka secara luas konsep baru dalam pengobatan patah tulang
kaki dan tangan. Sebelum ini, ukuran dasar pengobatan mengikuti potongan terdekat yang
mendorong keretakan tersebut dengan aplikasi splint/membelat eksternal. Splint tersebut
kadangkadang cukup rumit. Mereka terdiri dari bahan yang diikuti garis luar kaki tangan yang
membuat mereka cukup berdaya guna dalam menangani patah tulang sepintas lalu mereka telah
berkurang. Ada perkembangan konsep sirkumferensial casement kaku yang menambah
dimensi baru. Tidak hanya bisa plester tersebut dicetak dengan mencocokkan kaki tangan
secara tepat, tetapi juga bisa dibentuk dan ditangani ketika plester dikeringkan seperti caya
posisi yang diinginkan pada kaki dan tangan bisa dipelihara. Sebelumnya hal tersebut diizinkan
sebanyak ruang gerak terluas dalam teknik pengobatan. Sebagaimana metode lain dalam
aplikasinya, seperti penyatuan penggabungan transfiksi, yang telah dikembangkan, konsep

61
tersebut lebih jauh telah diperluas. Pada saat ini, sulit rata-rata bagi orthopedist untuk
menyusun pengobatan tulang kaki dan tangan yang patah tanpa menggunakan plester paris.
Selama penggunaan plester dalam formasi circumferential casement (pembalut), digunakan
dalam mengukur splint demikian juga diberikan lebih banyak sulit tidak mengerahkan bagi
tulang yang patah tidak memberikan pembalut circumferential secara penuh.
Penggunaan plester paris menjadi bagian integral dari armamentarium dokter
pengobatan luka-luka pada tangan dan kaki. Melalui sebuah pengetahuan metode aplikasi
plester yang tidak mendorong adalah imperatif jika salah satu ada mencapai beberapa keahlian
dalam manajemen kondisi tersebut.

ILMU KIMIA DAN TINDAKAN


Umumnya, plester yang digunakan saat ini adalah hemihydrate kalsium sulfat, yang
memiliki satuan kekayaan dengan air dalam reaksi kimia yang menghasilkan gypsum. Gypsum
"sekumpulan" dalam posisi terpelihara selama proses "menyusun" menjadi cukup sukar, tetapi
secara relatif cahaya berat. Sebagaimana mengeringkan plester menjadi agak rapuh, tetapi
masih cukup kuat memelihara dengan mendorong beberapa kaki dan tangan cukup baik, jika
secara tepat dipergunakan.
Bubuk plester tersebut digunakan untuk mengisi gulungan atau mematahkan tipe bahan
crinoline yang telah diisi dengan gabungan kanji menjadikannya kencang/kaku.
Ketika bubuk plester paris dikaitkan pada lubang crinoline, seluruh gulungan crinoline
dimasukkan kedalam air dengan memulai reaksi kimia yang mengirim plester ke gypsum.
Dengan adanya plester ditangkap demikian dalam crinoline gulungan plester dengan mudah
bisa dipergunakan secara circumferensial pada kaki dan tangan. Lebih jauh crinoline, bertindak
sebagai satuan atau mekanisme penguat yang membiarkan plester ditangani dalam bagian
diinginkan ketika proses penyusunan terjadi. Demikian juga, gulungan crinoline basah menjadi
cukup pincang dengan menyediakan untuk membentuk dengan teliti, seperti susunan plester,
crinoline lunak bisa dibentuk secara baik dengan mengikuti beberapa garis bentuk yang
diinginkan. Satu susunan telah terjadi, crinoline bertindak sebagai penguat lubang, banyak
dalam cara yang sama bahwa lubang baja digunakan dalam beton untuk menghindari keretakan
dan memberikan stabilitas lateral terbaik.
Memungkinkan untuk mengembangkan pembalut bundar yang cukup tipis, tetapi yang
memiliki lateral cukup kuat seharusnya pada : (1) kekuatan bahan plester dan lubang crinoline,

62
dan (2) kekuatan yang melekat pada struktur tubular. Reaksi kimia yang mengembangkan
gypsum dari plester paris ada reaksi exothermic, pembalut menjadi cukup panas selama tahap
penyusunan. Yang terkirim kedalam gabungan keras bisa diukur dengan sensasi kepanasan.
Sepintas tekanan reaksi kimia dirasakan dengan menggunakan tangan, operator mengetahui
bahwa pembalut akan segera menjadi padat. Sebagaimana reaksi tersebut menjadi komplit,
reaksi exothermic menjadi surut. Tekanan panas tersebut dengan segera menghilang,
meninggalkan plester cukup basah, dingin, dan lembab.
Pengeringan menyeluruh pada plester memberikan cukup beberapa jam, dari itu
diperlukan air untuk menguapkan dengan meninggalkan kekeringan secara total, plester kaku.
Ketika reaksi tidak dapat dibalik, membasahi pembalut akan menjadikannya nyaman dan
menyebabkan pecahan. Adakalanya, akan hancur jika dibiarkan menjadi basah dan tetap basah
untuk beberapa waktu yang lama. Bagaimanapun, kelemahan dengan kebasahan, bukanlah luar
biasa untuk menghindari adakalanya pembersihan permukaan pembalut dengan lap lembab,
tetapi itu menghindari pencelupan dalam air.

KARAKTERISTIK PLESTER PARIS


Konsistensi
Beberapa perdagangan pengusaha pabrik plester merubah konsistensi dengan
bermacam-macam rumusan kimia, khususnya dengan penggunaan additif.
Berwarna krem. Beberapa plester ada yang berwarna krem. Seperti plester yang
dihadirkan oleh Gypsona. Gypsona cenderung agak lebih putih dan ikatan tercepat, tetapi
cenderung lebih lembut. Tidak adanya konsistensi sulit ketika kering sebagai plester paling
kasar, dari additif sampai plester menurun kuat setelah kering. Plester krem, bagaimanapun,
membuat pembalut yang sangat cantik karena itu cukup halus. Yang bisa dibuat menjadi sangat
halus, pembalut dibentuk secara sempurna dengan memijat selama tahap pemasangan.
Plester seperti ini memiliki keuntungan besar karena memiliki pemasangan yang cepat
dalam situasi seperti aplikasi memperbaiki pembalut pada kumpulan kaki bayi. Kecepatan
dalam pemasangan terjadi cukup bernilai, buktinya plester tidak cukup kuat dalam konsekuensi
kecil. Plester cenderung menjadi sangat lembut ketika basah. Pada bagian kaki bayi, bisa
direndam oleh ibunya di rumah malam sebelum membawa anaknya ke kantor tersebut.
Perawatan kulit bisa diberikan dan kulit bisa dibiarkan untuk kering sebelum pergantian
pembalut.

63
Plester krem sering digunakan untuk pembalut sarung tangan bagi tangan dan pembalut
kecil lain yang tidak memberikan kekuatan luar biasa, tetapi dimana kelembutan dan
keringanan ada sangat bernilai.
Kasar/kesat. Plester lain ada dibuat dengan lebih kasar. Ini terjadi karena additif tertentu
cenderung merubah properti kering pada plester tersebut, juga lubang crinoline paling kasar
digunakan. Plester tersebut lebih banyak dapat tahan lama, lebih kuat, dan lebih banyak bersifat
menantang pada kebasahan dari pada tipe lebih krem. Mereka agak lebih lambat kering,
walaupun plester bisa memiliki additif yang memberikan pengeringan yang sangat cepat, saat
diinginkan. Diantara dua perbedaan plester krem dan kasar tersebut, ada bermacam variasi
pengusaha pabrik. Dokter akan menemukan satu tipe plester yang lebih cocok denagn
kebutuhan umum, dan akan menyelesaikan plester untuk penggunaannya setiap hari. Plester
khusus lain kemudian bisa disimpan dalam cadangan untuk peristiwa/kesempatan khusus, saat
mereka meningkat.

Kekuatan
Kekuatan plester berbeda-beda dengan perubahan rumusan kimianya, khususnya pada
penambahan resin/damar tertentu. Seperti disebutkan diatas, ada beberapa perbedaan dalam
kekuatan plester berhubungan dengan konsistensinya. Persiapan tertentu ada diberikan secara
komersial yang memiliki resin yang ditambahkan yang menghasilkan pembalut anti air yang
sangat kuat. Sebuah contoh adalah suatu produk yang dibuat oleh Johnson dan Johnson dan
didistribusikan dibawah perdagangan bernama Zoroc. Plester tersebut ditambah resin yang
tidak hanya membuat plester lebih kuat dan lebih anti air, tetapi juga membuatnya lebih cepat
kering. Zoroc lebih mahal dari pada plester sederhana, dan disimpan untuk saat peristiwa
keperluan terpaksa untuk kekuatan, daya tahan, dan mengalihkan daya tahan air harga
tambahan.
Posisi. Ada bebarapa faktor disamping additif kimia yang mempengaruhi kekuatan
pembalut plester. Posisi pada kaki dan tangan adalah sangat penting. Seperti contoh, pembalut
kaki panjang dengan lutut bengkok pada 90 derajat yang tidak hampir seimbang pada lutut ada
pembalut yang dibuat pada lutut hanya dalam sedikit lenturan. Ini karena pengaruh penempatan
pada lutut dilenturkan pada 90 derajat memberikan susunan kekuatan terbesar dalam 90 derajat
lekukan. Untuk alasan tersebut, pembalut tertentu, seperti pembalut kaki panjang, harus

64
memiliki susunan splint ditambah dengan sisinya untuk meningkatkan kekuatan. Penambahan
lapisan ekstra pada plester dan dasar crinoline memberikan garis tambahan penguat.
Contoh lain batas ketegangan ada batas terendah dan tertinggi hyperextensi jas tubuh.
Ketegangan sedapat mungkin digunakan bagi mereka dengan usaha melenturkan batang tubuh
dalam pembalut. Ketegangan tak semestinya dilakukan pada batas terendah dan teratas dari
bagian depan pembalut, yang menekan terhadap tulang dada dan pubis. Area pembalut tersebut
lebih kuat dari pada area daerah perut, misalnya, yang relatif bebas dari tekanan mesin.
Perhatian harus diambil dengan memberikan ketebalan luar biasa pada plester dan memberikan
splint (dimana mereka sendiri meningkatkan stabilitas mekanis dari plester tersebut) dimana
tidak biasanya ketegangan mesin memungkinkan terjadi.
Membentuk. Faktor penting lainnya yang memiliki kepentingan luar biasa dari kekuatan
pendirian pembalut yang dibentuk. Ketika pembalut silinder memiliki sejumlah besar kekuatan
yang melekat dengan sifat baik stabilitas mekanis dari bagian silinder, mereka bisa ditingkatkan
secara besar dengan pembentukan lebih hati-hati garis luar yang tepat pada kaki dan tangan.
Variasi dalam rentetan garis luar tersebut bisa dihasilkan kembali dengan membentuk pembalut
besar garis lurus pada kaki dan tangan ketika plester kering. Peningkatan yang luar biasa
kekuatan mekanis pada silinder dengan sifat baik membuatnya hampir lebih membentuk benda-
benda yang lebih nyaman.
Semua faktor mekanis tersebut - mengatur, menambah kekuatan, dan pembentukan -
harus menjadi bagian dari kemampuan naluriah dari individu yang sering menggunakan
pembalut plester paris. Kemungkinan yang sulit memikirkan jangka menjalankan hal tersebut
secara khusus pada saat pembalut ada digunakan. Pelaksana harus memiliki genggaman
fundamental keseluruhan agar membentuk kekuatan, pembalut seimbang.

Masa pengeringan
Masa pengeringan plester bisa dirubah secara besar dengan additif dimasukan oleh
beragam pengusaha pabrik. Jarak luas pengeringan plester paling cepat atau paling lambat bisa
diperoleh. Rata-rata waktu pengeringan ditentukan dalam menit pengemasan, waktu
pengeringan yang diperlukan bisa dipilih setelah membaca labelnya. Bagi dokter yang hanya
kadangkadang menggunakan pembalut plester, pilihan dari seorang moderat dengan perlahan
mengeringkan plester yang lebih baik. Ini memberikan kemudahan luar biasa dalam aplikasi
pembalut dan waktu tersedia paling lama untuk membentuk dan menempatkan pembalut

65
tersebut. Pelaksana yang menggunakan pembalut sering cukup mahir dalam menggunakannya
bisa memerlukan pengeringan plester cepat secara relatif. Dia bisa menanganinya dengan cukup tepat,
dan bisa menguntungkan dari penghematan waktu menghasilkan pengeringan cepat plester.
Pengalaman pelaksana akan menemukan salah satu penggunaan pengeringan plester yang teramat
cepat, bahwa dia mampu membentuk pembalut dengan efisien, dia bisa meningkatkan posisi dan
kekuatan tepat dengan keras seperti keadaan yang dialami.
Pengeringan plester yang sangat cepat juga penting dalam pengobatan dengan membetulkan
pembalut pada bayi dan anak-anak. Penting sekali bahwa pengeringan pembalut yang sangat tepat,
pada tangan dan kaki harus sering ditangani melalui daya tahan perjuangan anak. Pengeringan plester
tercepat, lebih memungkinkan posisinya akan bisa menerima sewaktu-waktu pengeringan sempurna.
Pengeringan plester cepat biasanya digunakan dalam ruangan darurat dimana diperlukan
penanganan pengurangan yang dicapai dengan manipulasi terdekat ketika pengeringan plester. Juga,
pengeringan plester cepat membuatnya lebih mudah menyelesaikan penempatan yang memuaskan
tersebut.
Pengeringan plester juga bisa dipengaruhi oleh temperatur air yang digunakan untuk gulungan
plester basah. Air dingin membuat semua plester kering lebih lambat, sebaliknya, peningkatan
temperatur air akan meningkatkan kecepatan pengeringan. Penambahan garam pada air, juga
meningkatkan kecepatan pengeringan, seperti penambahan sejumlah kecil bubuk tawas.

LAPISAN
Pembalut harusnya memakai beberapa tipe lapisan untuk melindungi jaringan dasar.

Gumpalan kain
Biasanya lapisan adalah bahan katun tipis dikenal sebagai "gumpalan kain". Kumpalan
kain memiliki dua sisi ditekan pada pusat lapisan yang sangat tipis. Kain dipotong dalam
beragam lebar dengan cara menggulung untuk penggunaan.
Gumpalan kain cukup halus dan merupakan gumpalan bahan bagus, bagaimanapun,
tidak menempatkan dengan baik dan tidak mudah menggunakan secara keseluruhan. Tidak
mengikuti garis bentuk kaki dan tangan sebenarnya dan kumpulan atau ukuran punggung,
walaupun bahannya lembut, yang bisa menghasilkan daerah pada kulit tersebut.

Webril

66
Beberapa dari bahan lapisan terbaru ada dari tenunan paling kasar. Mereka menempel
terbaik dan salah satu yang lebih digunakan (Gambar 4). Lapisan terbaru (seperti salah satu
yang dipsarkan oleh Curity - Webril) memiliki daya rentang yang luar biasa, tetapi bisa
menyebabkan penyempitan circumferential dibawah pembalut tersebut. Jika lapisan tersebut
digunakan, bagaimanapun, dengan gangguan terus menerus setiap waktu yang berjalan dibuat
sekitar tangan dan kaki, kecendrungan untuk penyempitan circumferential ada dikurangi.
Bahan ini juga memiliki kapasitas mengikuti itu sendiri, agar sangat bagus, licin/lembut,
kemungkinan ada salah satu penggunaan.
Tipe lain dari lapisan pembalut dalam menggunakan bersama antara gumpalan kain
reguler dan Webril. Lapisan tersebut lebih lembut dan dihubungkan dengan mengikuti
sejumlah lapisan terbesar. Yang dibentuk agar sisinya tidak licin, oleh karena itu, bahan yang
lebih mudah digunakan dan bisa dibuat dengan mengikuti garis bentuk kaki dan tangan yang
lebih baik dari pada gumpalan kain reguler.

Lapisan tulang yang lebih menonjol


Dalam tambahan pada bahan yang membungkus sekitar kaki dan tangan, bahan yang
digunakan juga sebagai tambahan lapisan tulang yang lebih menonjol. Contohnya, sentuhan
orthopedik yang membentuk garis dengan mencocokkan puncak iliac untuk membantu
perlindungan ketika menggunakan pembalut tubuh spica. Melucuti kempa bisa meretakkan dan
membentuk garis pada bagian yang mereka cocokkan dengan lebih baik tulang yang lebih
menonjol. Karet busa yang lebih lembut dari bulu kempa, tetapi cenderung menyerap bau.
Kadang-kadang, menyebabkan reaksi hiper sensitif. Lapisan busa plastik terbaru lebih bisa
diterima. Bahan ini sangat lembut dan tidak menyerap bau sebanyak mungkin karet busa. Yang
menggunakan lebih baik keduanya bulu kempa dan lapisan karet busa.
Lapisan harusnya digunakan secara bijaksana. Ketika sejumlah besar lapisan diletakkan
antara pembalut kaki dan tangan, beberapa efisiensi hilang, patah tulang yang sebaliknya harus
seimbang dalam suatu balutan akan kehilangan posisi karena sejumlah permainan terjadi antara
kaki dan tangan dan pembalut tersebut.
Lapisan harus digunakan secara halus. Walaupun lapisan bahan pembalut cukup lunak,
ada bahaya penomena tekanan jika lapisan membentuk secara berlebihan. Ketika lapisan yang
digunakan secara circumferential kedalam gulungan besar, kebersamaan dalam sirkulasi bisa
terjadi distal pada area penyempitan. Pada bukti yang sama, ketika bahan lapisan yang

67
menggunakan lapisan tulang menonjol, perhatian harus diambil yang tidak membuat area
menonjol lebih terbuka dengan tekanan dibawah pembalut.

TEMPAT TEKANAN
Ketika sejumlah besar pembengkakkan yang diantisipasi, jumlah minimal lapisan harus
digunakan, dan pembalut harus ditambah dengan mudah dan pembengkakkan diberikan dengan
kemajuan tanpa rintangan.
Juga lapisan tidak harus meningkatkan tekanan lebih normal tulang yang menonjol. Jika
besar, jumlah yang besar sekali lapisan digunakan pada area tertentu, yang membentuk keadaan
terkemuka. Area tekanan akan terjadi dibawah pembalut sederhana dari gulungan lapisan
bahan.

68
Gambar 4-1. (A). Lapisan pembalut. (Kanan) Webril memiliki tenunan yang lebih dekat dan lebih kuat, agar tidak mudah
merentang. Memenuhi lebih baik dari pada lapisan pembalut yang lebih halus (kiri), yang menyediakan untuk lebih pada
ketika pembengkakan terjadi, kurang lebih bisa mengatur, dan lebih banyak kesulitan menggunakan secara lembut. (B dan
C) aplikasi Webril. (D dan E) Aplikasi lapisan pembaut lebih halus.

Penggunaan dengan teliti dan hemat menggunakan bahan lapisan akan memberikan
lebih banyak pembalut efektif, dan pada saat yang sama akan menjadi efektif dalam
menghindari formasi tempat tekanan. Pembentukan yang tepat disekitar balutan tulang yang
menonjol, sesuai contour/garis bentuk normal pada kaki dan tangan, lebih penting dalam
menghindari area tekanan dari pada penggunaan sejumlah besar lapisan. (lihat Gambar 3-4).
Jika pembalut dibentuk secara hati-hati, salah satu hanya pada sedikit lapisan, tidak
memungkinkan menyebabkan phenomena tekanan, khususnya jika pembengkakkan ada
diantisipasi dan balutan robek dengan membiarkannya.

Lekukan
Jika pembalut tidak ditangani secara tepat ketika kering, bekas dari jari memungkinkan
membentuk lekukan. Bentuk melekuk tersebut area tekanan abnormal/luar biasa pada kaki dan
tangan. Melekuk juga bisa terjadi saat pelenturan tulang sendi yang berubah selama tahap
pengeringan tersebut. Contohnya, ini terjadi dalam hal balutan dimana lutut dipegang pada
posisi tertentu ketika pembalut digunakan, tetapi selama tahap pengeringan lutut dibiarkan
lebih jauh melentur. Lekukan balutan pada lipatan lenturan akan dihasilkan di tempat tekanan
menonjol dalam balutan.

Jendela

69
Setelah balutan disempitkan/dikeraskan, jika pasien komplain dengan beberapa tekanan
apa saja, dia tidak harus diabaikan. Area yang menyebabkan pasien tidak nyaman harus
diperiksa. Jika timbul suatu area tekanan yang ada, jendela harus dilubangi pada balutan yang
kelihatan, lapisan diangkat agar kulit bisa diperiksa, bantalan busa karet atau busa plastik
digunakan pada jendela tersebut, dan jendela digunakan lagi pada plester.
Suatu kesalahan memindahkan area balutan dan menunda pembukaan jendela tanpa
menggunakan kembali beberapa tipe tekanan. Jika jendela dibiarkan sebagai pembukaan pada
balutan, pembengkakkan pada kaki dan tangan memungkinkan terjadi melalui jendela tersebut.
ada bahaya pada area tekanan terjadi sekitar batas jendela tersebut. jika jendela dibuka dan area
itu diperiksa, lapisan busa plastik lunak dipasang, dan jendela diganti dengan plester, penyebab
tekanan pada kulit akan dibersihkan. Pada saat yang sama, tekanan lembut yang kuat pada
lapisan busa plastik lembut akan menghindari pembengkakkan pada area tersebut melalui
jendela.
Salah satu keluhan khusus pasien pada area tekanan dalam balutan tersebut adalah luka
bakar. Memperpanjang tekanan salah satunya secara relatif intensitas lebih rendah area kulit
ada diartikan oleh pasien tersebut seperti "luka bakar", perhatian khusus harus diberikan pada
pasien dengan keluhan ini. Tekanan abnormal yang relatif areanya lebih kecil menghasilkan
menderita lebih sakit periode waktu sejak tekanan berkelanjutan. Kulit sensitif cukup besar
menyebabkan sakit yang luar biasa pada area tersebut.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, keluhan pada pasien tersebut harusnya tidak
pernah diabaikan, area tekanan harus diperiksa. Lebih baik menggunakan kembali sebuah
pembalut dari pada melanjutkan pembalut yang kelihatan menghasilkan beragam area tekanan.
Tekanan luka yang berkembang dibawah balutan tersebut sangat sukar untuk sembuh. Mereka
bisa menyebabkan lebam bisul yang memberikan lebih banyak waktu dan pengobatan dalam
usaha mengadakan pengobatan. Tekanan luka lebih mudah menghindari dari pada
mengobati sewaktu-waktu mereka terjadi.

METODE PENGGUNAAN
Ketika ada beberapa metode penggunaan pembalut dan banyak ragam teknik, prinsip
umumnya semuanya adalah sama. Metode tersebut menggambarkan disini salah satu utama
yang digunakan secara efektif oleh beberapa penulis pada beberapa periode tahun. Pelaksana

70
yang menggunakan pembalut akan mengembangkan beragam teknik ini, dan akan menemukan
teknik baru yang bekerja baik dalam penanganannya.

Persiapan
Persiapan kaki dan tangan diawali dengan pemeriksaan pada kulit tertentu yang tidak
ada ruam dan operasi atau trauma luka ada dalam kondisi baik. Pembalut tidak pernah harus
dibawah beberapa situasi, menggunakan area kulit yang lebih muncul, ruam tanpa kecuali akan
menjadi buruk. Area kecil kemungkinan bisa dicakup, dan kemudian segera dibuka dengan
melubangi jendela pada balutan yang kelihatan setelah pembalut digunakan.
Membuka luka juga harus terlindung oleh jendela agar mereka bisa diperbaiki dan
diobati.
Jendela bisa dibuat dalam balutan untuk pemeriksaan luka operasi atau untuk
pembuangan jahitan pada luka. Beberapa operator melebihkan plester kulit untuk penutupan
luka ketika pembalut digunakan. Pengangkatan jahitan luka setelah luka sembuh.
Bagaimanapun, beberapa operator merasa bahwa paling sedikit jendela kecil harus dibuat lebih
pada luka setelah periode waktu berlalu. Hal ini bisa dilakukan, apakah jahitan pada luka atau
bukan ada, untuk memeriksa luka infeksi, batas penderitaan, atau komplikasi luka lainnya.
Stockinett. Penggunaan stockinett didorong oleh beberapa ahli teknik membalut, tetapi
tidak diperlukan untuk penggunaan pembalut terbaik. Stockinett memberikan penutup kulit
halus/lembut dan memberikan kondisi terakhir balutan dengan membuatnya lebih lembut
(Gambar 4-2). Dengan kata lain, jika stockinett ditarik secara ketat pada area yang muncul,
seperti tumut besar, stockinett itu sendiri bisa bertindak sebagai tempat tekan dan bisa
menyebabkan area tekanan berkembang. Juga, jika perhatian tidak ada untuk menghindari
lipatan atau keriput pada stockinett, secara khusus melenturkan lipatan kerutan, area tekanan
bisa menyebabkan pemborokkan dibawah balutan. Beberapa pengalaman ahli teknik pembalut
sesuai dengan menggunakan lapisan pembalut secara langsung pada kulit, atau menggunakan
dua tahapan kecil stockinett pada dua terakhir balutan untuk memotong batas pembalut, lebih
baik dari pada mencakup seluruh kaki dan tangan. Ketika stockinett tidak digunakan yang
sangat sederhana melipat semua lapisan pembalut dan membuat batas yang sangat halus. Salah
satu kesulitan tambahan pada penggunaan stockinett yang memberikan penanganan tambahan
pada kaki dan tangan, menyebabkan kehilangan posisi patah tulang baru atau meningkatkan
perasaan sakit pada pasien, dari gulungan stockinett memberikan beberapa manipulasi.

71
Lapisan. Sesuai penggunaan dari stockinett, jika itu digunakan, lapisan pembalut ada
digunakan. Harus digunakan dalam putaran transfer. Jika lapisan tipe terbaru digunakan,
lapisan tersebut harus sering dibasahi agar waktu yang lama secara circumferential peningkatan
lapisan yang tidak digunakan. Lapisan bisa memiliki pengaruh menghentikan perdarahan jika
tipe tenunan yang lebih kasar digunakan, bagaimanapun, circumferential peningkatan lapisan
tanpa kerusakan pada urutan yang dihindari. Ketika gumpalan kain reguler digunakan, sulit
untuk menjamin bagian terakhir. Pembasahi sebagian kecil salah satu sisi dari gumpalan kain
akan membuka beberapa bagian inti busa, membiarkannya melekat pada sandaran dan
membaringkan tanpa melepaskannya. Penggunaan bijaksana lapisan yang sebelumnya
disebutkan, bagaimanapun, harus diulangi bahwa lapisan harus mengikuti contour yang paling
dekat pada kaki dan tangan. Yang tidak mesti digunakan secara berlebihan, dari kecenderungan
ini meningkatkan keefektifan dari pembalut dalam melumpuhkan kaki dan tangan. Jika
pembengkakan sungguh-sungguh diantisipasi, sebaiknya mempertimbangkan robekan balutan
setelah penggunaan, dari pada menggunakan lapisan terlalu banyak dengan membiarkan
pembengkakan. Jika dirasa lapisan digunakan, mereka harus digunakan pada bagian atas
gumpalan kain reguler agar mereka akan menjadi pengikut dibawah permukaan balutan. Jika
lapisan dirasa berpindah tempat dibawah balutan, mereka kadang kala akan menyebabkan area
tekanan.

72
Gambar 4-2. Stockinett menunjukkan penggunaan dalam suatu balutan. Tidak diperlukan untuk membungkus semua kaki
dan tangan dengan stockinett, tetapi segmen pada salah satu terakhir dari balutan bermanfaat untuk membantu dalam
memotong balutan dan menangani lapisan dan plester bersama. Stockinett pada salah satu bagian terakhir bisa dilipat dan
digabungkan pada plester saat pembalut digunakan.

Mempergunakan Plester
Gulungan plester digulung kedalam tempat untuk membentuk balutan. Gulungan
terbesar, dari pada yang terkecil, harus digunakan. Tidak hanya pembalut paling halus ketika
gulungan terbesar digunakan, tetapi juga kurang ada peluang dengan gulungan terbesar
membentuk area circumferential mengerut. Usaha harus dibuat untuk mendapatkan 6 inchi
gulungan plester itu sendiri. Khususnya pada kaki dan tangan terendah kemungkinan
menggunakan plester terlebar, salah satunya ukuran rata-rata kaki orang dewasa. Ketika
pembalut terkecil digunakan, seperti pada tangan dan lengan bawah, bagaimanapun, lebih baik
menggunakan bagian lebar tipis seperti plester 3 inchi atau 4 inchi. Gulungan 2 inchi diperlukan
saat menggunakan balutan bagian kaki kecil atau balutan pada area kecil lainnya.
Pembasahan. Air untuk pencelupan haruslah panas yang bisa tahan cukup nyaman,
karena ini memberikan pengeringan tercepat. Additif pada air bisa digunakan, sebagaimana
telah digambarkan sebelumnya. Wadahnya harus cukup dalam dengan membiarkan tingkat air
yang akan melindungi sama sekali gulungan tersebut ketika mereka berada pada ujungnya.
Gulungan tersebut harus dimasukkan kedalam air yang membujur agar mereka berhenti pada
ujungnya, mereka harus ditinggalkan dalam air sampai gelembung udara berhenti naik ke
permukaan. Ini menunjukkan bahwa pembasahan pada plester telah selesai (Gambar 4-3).
Gulungan plester harus diangkat dari air dan dipegang pada bagian masing-masing ujung
dengan tangan. Pada posisi ini gulungan bisa secara hati-hati diperas dan digulung untuk
menjamin distribusi keseluruhan plester melalui gulungan tersebut. Pada saat yang sama,
ujungnya secara kuat bisa diperas untuk menghindari telescoping gulungan itu. Gulungan tidak
pernah harus diperas, sebagaimana dalam memeras handuk. Ini akan menyebabkan banyak
kerugian pada plester yang digabungkan dengan kekuatan dalam proses pemerasan. Hal ini
juga mengangkat sejumlah air yang berlebihan sehingga plester sulit untuk digunakan dan
mengering selama proses penggulungan. Meninggalkan sejumlah besar cairan plester dalam
gulungan pasti bahwa plester akan menjadi bergabung kedalam balutan sebagai unit cairan
homogen. Struktur pembalut terbaik akan menghasilkan jika ada tersedia periode waktu lebih
lama untuk membentuk pembalut pada kaki dan tangan. Penggulungan. Plester harus digulung

73
pada kaki dan tangan dengan cara melintang. Perhatian harus ada untuk menghindari penarikan
perban crinoline yang cukup kuat, ini akan menghasilkan area tekanan circumferential didalam
balutan.

Gambar 4-3. Gulungan plester diturunkan kedalam wadah air yang berisi lebih dari cukup untuk membungkus gulungan
yang ada pada ujungnya. Posisi melintang dari gulungan lebih baik dari pada membiarkannya terletak persis pada baskom,
karena ini memberikan gabungan terbaik pada air kedalam gulungan tersebut. gulungan ditinggalkan dalam posisi ini sampai
seluruh gelembung tidak muncul lagi.

Gambar 4-4. (A) . Ketika menggulung plester, plester harus ditangani agar individu melingkari sekitar garis melintang. Ini
memunda bagian yang mewakili pada lingkaran yang lebih sempit dari bagian distal, ketika plester digunakan pada sebuah
area dengan penurunan lingkaran. (B). Tangan kiri memegang bagian lepas pada batas bebas distally dan membuat sebuah
lipatan, sehingga keketatan batas distal dari gulungan seketat proximal. Lipatan tersebut kemudia bisa dicakup seperti pleste r
yang diangkat dengan urutan menurunkan kaki.

74
Gambar 4-4. lanjutan. (C). Membentuk plester dengan mengurut seperti putaran yang dibuat. (D). Pembalut
terakhir.

Sebagaimana contour/garis bentuk perubahan kaki dan tangan, plester harus digulung
masih dengan cara garis melintang. Area terkecil pada kaki dan tangan bisa dicocokkan dengan
menarik kekenduran pada pembalut/perban seperti pada luka, membuat lipatan yang bisa
dilipat dan ditempatkan secara merata lewat kaki dan tangan (Gambar 4-4). Ini akan
memberikan penggunaan yang sangat rapi dari balutan plester. Yang akan mengikuti
contour/garis bentuk dengan pembentukan optimal pada bagian kaki dan tangan. Setiap putaran
balutan berturut-turut harus meliputi lapisan yang terdahulu sekitar satu setengah dari lebarnya,
sehingga bukan dua gulungan yang tepat saling berbenturan. Sebagaimana balutan yang
melewati sekitar tulang sendi, seperti melenturkan lutut atau pergelangan kaki dipegang pada
90 derajat, bentuk gambar delapan bisa digunakan untuk memberikan distribusi yang sama
pada plester. Juga, gulungan berturut tidak harus secara tepat saling meliputi salah satu
sebelumnya, tetapi harus saling meliputi sehingga cukup ada kelancaran gulungan tanpa
ketebalan berkelebihan pada salah satu area. Jika plester digulung pada tangan kanan,
pengangkut bisa diambil dengan tangan kanan, dan tangan kiri lebih jauh bisa digunakan untuk
melancarkan plester seperti digunakan.
Pembentukan. Sangat penting mengurut secara berturut-turut lapisan plester
sebagaimana mereka digunakan agar plester didistribusikan secara keseluruhan melalui
jaringan kerja crinoline untuk membentuk kumpulan homogen. Pijitan harus dilakukan pada
permukaan palmar pada tangan dan jari, dan harus dilakukan dengan cara kekuatan perlahan

75
plester lebih beragam contour pada kaki dan tangan (Gambar 4-5). Jika pembentukan secara
teliti dilakukan, pembalut tidak perlu tebal kuat dan efektif.

Gambar 4-5. Ketika pembalut sedang digunakan, sangat penting memijit contour dalam balutan, agar plester
lembut dibuat paling dekat sesuai contour kaki dan tangan. Sebagaimana plester kering, proses pembentukan
dilanjutkan sampai plester memiliki "susunan". Menggosok tulang yang muncul dan contour yang tidak beraturan
dilakukan dengan kedua tangan secara serempak, dan dilakukan dengan cukup penuh semangat agar plester sesuai
dengan penutup pada contour kaki dan tangan.

Secara berlawanan, pembentukan yang baik lapisan yang tipis, berat pembalut tipis
lebih efektif. Jika pembalut tidak diurut dan dibentuk sehingga kumpulan homogen dibuat,
laminasi bisa terjadi, dengan mengakibatkan kehilangan kekuatan dan merusak stabilitas dari
pembalut tersebut. Plester tidak pernah harus disimpul diatasnya ketika menggulung. Ini
memberikan area tekanan untuk mengembangkan dan menyebabkan pembubungan pada
pembalut. Sebaliknya kadang kala diperlukan area menonjol khususnya seperti tumit, tetapi ini
bisa digunakan tanpa kesulitan melewati gulungan sebelah belakang dan keempat telapak
tangan dan menempatkan lapisan plester kecil beberapa lapisan tebal sebelum
menggunakannya pada area tersebut.
Menguatkan. Patahan plester lurus dihasilkan oleh pengusaha pabrik dagang dalam
bermacam lebar dari 3 sampai 6 inchi. Patahan tersebut juga beragam panjangnya, tetapi bisa
disesuaikan dengan beberapa ukuran yang dinginkan untuk area khusus. Ketika kekuatan
tambahan suatu pembalut diperlukan, patahan plester membentuk cara ideal menggunakan
kekuatan tambahan. Mereka bisa digunakan dengan cara membujur, sebagaimana
dibandingkan dengan cara garis melintang dimana pembalut plester paris digunakan dari
gulungan. Kekuatan tambahan sekitar tulang sendi seperti lutut, yang menangani posisi
melenturkan untuk dibalut, harus diberikan untuk menghindari kerusakan pada balutan. Cara
yang paling sederhana dan sangat efisien dengan memberikan kekuatan tambahan dengan

76
menggabungkan patahan plester tambahan membujur dalam pembalut bundar sebagaimana
digunakan.
Menghindari Telescoping. Umumnya, pusat gulungan akan memasukan gulungan
dalam penomena dikenal sebagai "telscoping". Saat ini terjadi pada tingkat bagian pusat dari
gulungan menjadi ditempatkan secara keseluruhan dari sisanya, diperlukan secara sempurna
membuang sisa dari gulungan dan mulai dengan yang baru. Kecendrungan telescope bisa
mengurangi secara besar dengan memeras bagian kecil batas masingmasing ujung dari
gulungan plester yang basah. Yang membalut ujung bersama dan menghindari masuknya
bagian pusat dari gulungan.
Sebaliknya, telescoping bisa ditangani lebih baik ketika pertama dimulai terjadi hanya
menggunakan jempol atau jari menekan pusat telescoping belakang balutan kedalam hubungan
normal, sebelum masuk secara sempurna diluar gulungan. Beberapa tipe plester cenderung
pada telescope lebih mudah dari yang lainnya, beberapa pengusaha pabrik memberikan kertas
karton kecil atau biji plastik untuk gulungan, yang cenderung berkurang dengan hebat
kemungkinan telescoping.
Memotong. Pembalut harus selalu digunakan agak lebih lama dari yang dibutuhkan. Salah satu
plester disusun dan dikeringkan, batasnya bisa dipotong kembali pada posisi yang tepat.
Kemungkinan jarang menggunakan pembalut secara langsung sampai tingkat yang tepat
diinginkan saat menanganinya. Jika pembalut dibuat tipis lebih panjang dari yang diinginkan,
salah satu pinggir mata pisau cukur atau pisau balut bisa digunakan untuk memotong pembalut
secara hati-hati, pemotongan pada tingkat yang diinginkan setelah pembalut dikeringkan. Salah
satu pembalut yang kering dan telah dipotong, batas yang agak lebih tebal bisa dibuat pada
ujung pembalut, yang membantu menghindari kerusakan pada batas balutan. Setelah
memotong plester yang telah disempurnakan, lapisan atau stockinett bisa dilipat lebih keatas
dan dasar dari pembalut dan dilindungi dengan gulungan plester tambahan. Ini memberikan
batas yang sangat nyaman pada pembalut, yang tidak hanya lebih menyenangkan pada
penampilan tetapi juga lebih aman menggunakannya.
Dalam masalah pada bagian jari kaki pembalut sepatu tinggi, beberapa operator lebih
suka memotong pembalut dengan cara meninggalkan panggung dimana jari kaki bisa istirahat.
Ini diperlukan jika kaki cenderung mengembangkan penurunan jari kaki atau menutup lenturan
jari kaki, dimana ada jari kaki normal, platform secara khusus tidak diperlukan.

77
Gambar 4-6. Memotong pembalut dilakukan setelah penggunaan plester dan penyusunan telah dilengkapi.
Susunan plester dipotong ketika masih basah, menggunakan pisau tajam. Jika stockinett digunakan sebelumnya
untuk penggunaan pembalut, yang bisa dilipat melebihi lapisan balutan dan batas plester dan ditutup dengan
secarik plester tambahan. Dalam hal pembalut kaki dan tangan terendah, platform bisa ditinggalkan untuk
mendorong jari kaki dan menghindari pembentukan jatuhnya jari. Beberapa pelaksana mendorong meninggalkan
jari kaki yang dibuka secara sempurna tanpa platform dibawah, sehingga dengan semangat melatih jari kaki bisa
disempurnakan.

Pembalut harus diperpanjang melewati metatarsal kepala, dalam beberapa event,


memberikan dorongan maksimum pada kaki (Gambar 4-6). Jika platform diinginkan, pembalut
harus diperpanjang melewati ujung jari kaki dan bagian paling atas dipotong kembali dengan
pisau balut untuk membuka jari kaki tersebut. Sesuai penggunaan balutan, semua jari kaki atau
jari tangan harus dibuka. Tidak ada event harusnya pembalut diperpanjang melewati jari kaki
untuk beberapa waktu, ini akan menyebabkan maceration tempat jaringan antara jari kaki dan
perkembangan infeksi dan pemborokan.
Pemotongan pembalut seperti disebutkan, bisa dilakukan dengan pinggir mata pisau
cukur lurus, pisau balut reguler atau pisau bedah. Pisau balut yang dibuat untuk memotong
merawat pembalut menjadi tumpul. Dari mata pisau yang dipakai untuk masa periode lama,
frekuensi ketajaman pada file diperlukan dengan menjaganya cukup tajam untuk memotong
secara efektif. Untuk alasan tersebut, beberapa operator lebih suka menggunakan pinggir mata
pisau cukur atau pisau bedah yang memiliki mata pisau yang dapat dibuang, salah satunya yang
baru diberikan untuk masing-masingnya.
Membagi. Ketika pembengkakan sedapat mungkin diantisipasi, pembalut harus dibagi.
Khususnya ini benar untuk pembalut kaki dan tangan paling bawah. Pembagian harus
dilakukan secepat balutan digunakan. Lebih mudah melakukannya pada saat ini dan lebih
banyak sesuai dari pada menunggu sampai pembengkakan terjadi, mengharuskan pembagian
segera pembalut pada jam yang tidak sesuai. Pembagian bisa dilakukan dengan pisau balut atau
mata pisau jika dilakukan segera setelah pembalut dikeringkan. Sebaliknya, diperlukan

78
menggunakan pembalut dilihat memindahkan bidang kecil dari plester tersebut. lebih baik
memindahkan bidang plester 1 atau 2 cm lebarnya, dari pada memotong satu celah dalam
balutan dengan membiarkan untuk mengantisipasi pembengkakan. (Lihat gambar 3-5).
Pemotongan dari bidang balutan tidak secara serius membahayakan kekuatan atau stabilitas
dari pembalut tetapi apakah membuatnya lebih mudah melebarkan pembalut jika menjadi
dibutuhkan ketika pembengkakan terjadi. Memotong bidang dari balutan juga memenuhi untuk
pemeriksaan atau pemotongan pada lapisan pokok jika pembengkakan menjadi berat. Jika
bidang yang dipotong lebih sederhana dengan memperkenalkan gunting pembalut dibawah
lapisan dan memotong panjang keseluruhan bagian. Diperintahkan bahwa lapisan tersebut
dipotong saat pembengkakan menjadi berat, lapisan bisa menyebabkan penyempitan
circumferential dengan pengaruh turniket/alat menghentikan pendarahan lebih jauh
membahayakan sirkulasi pada bagian distal kaki dan tangan.
PEMBALUT SPICA
Saat adanya keperluan untuk memasukan pangkal paha atau bahu dengan menghentikan
penangan kaki dan tangan dalam pembalut plester, yang disebut pembalut spica ada digunakan.
Istilah ini termasuk inklusi keseluruhan kaki dan tangan paling atas dan paling bawah dengan
perluasan pembalut melalui bahu atau tulang sendi pangkal paha pada tubuh.

Spica pangkal paha


Umumnya, spica pangkal paha diperpanjang dari ujung jari kaki sampai bagian paling
bawah kurungan thoracic secara proximal pada bagian yang ada (Gambar 4-7). Apakah semua
atau bukan bagian kaki berlawanan yang dimasukan tergantung pada pertimbangan dokter dan
kondisi pengobatan. Jika melindungi secara sempurna fiksasi pada pelvis yang diinginkan,
menjadi jelas bahwa pangkal paha contralateral harus dihentikan. Tanpa inklusi dari pangkal
paha yang berlawanan dan paling tidak bagian kaki dan tangan berlawanan, pelvis akan
memperlihatkan jarak gerakan sesungguhnya pada kedua bidang sagittal dan lateral. Jika tidak
kaki dan tangan berlawanan yang ada dalam beberapa cara, biasanya tidak memerlukan
perpanjangan pembalut dibawah lutut bagian yang tidak tersedia. Bagian pendek dari pembalut
harus diakhiri cukup tinggi yang melengkapi gerakan dari lutut yang tidak tersedia bisa
ditingkatkan oleh pasien tersebut. Perhatian harus diberikan yang mana pembalut dipotong
pada bokong cukup besar dengan membiarkan gerakan tanpa pergeseran pada jaringan lunak
pada batas balutan. Perhatian juga harus diberikan yang mana batas yang lembut dan dikelilingi

79
untuk menghindari iritasi pada kulit. Jika tidak diperlukan untuk memasukkan kaki dan tangan
lain, pembalut bisa dipotong agar pembalut kaki panjang pada bagian yang ada hanya
diperpanjang untuk memasukkan pelvic atau jika sedikit lebih tinggi, pembalut torso. Pembalut
tersebut disesuaikan dengan salah satu spica yang berlawanan dengan "satu dan satu setengah"
atau "sepasang spica" ketika sebagian atau semua kaki dan tangan lain dimasukkan.
Menstabilisasikan. Dalam satu dan satu setengah dan sepasang spica, stabilitas susunan
tidak cukup besar untuk menahan kerusakan melalui area tulang sendi pangkal paha jika tidak
potongan plester ditempatkan melalui interval antara kaki untuk menstabilkan pembalut,
pergantian yang tidak seimbang "V" kedalam segitiga yang lebih seimbang. Beberapa operator
memilih untuk memotong bagian kayu kecil, kira-kira 2 atau 3 cm, dalam tahap silang diameter,
dengan ketepatan panjang dan setelah membungkusnya dalam balutan plester basah,
menggunakan balutan pada kaki dengan plester tambahan. Banyak ditemukan lebih tepat
memberikan topangan stabilisasi dengan mengikatkan plester "yang membelit" pada lokasi
antara kaki tersebut. teknik ini memberikan penggunaan belat plester (kira-kira 10 ketebalan)
dengan panjang lebih tipis lebih panjang dari jarak garis melintang. Splint tersebut 5 atau 6
inchi kemudian bisa dibelit agar gulungan atau " balok" plester dikembangkan pada dua
penutup bebas pada salah satu ujungnya. Penutup tersebut longgar kemudian bisa digunakan
pada keduanya dibagian depan dan belakang dari salah satu kaki. Mereka diberikan gulungan
plester pembalut tambahan yang tidak hanya digulung sekitar kaki dengan memberikan
penutup, tetapi juga digulung secara circumferential sekitar balok plester untuk menjaga
potongan tersebut dan melindungi lapisan splint yang diperas secara dekat bersama. Balok
tersebut cukup timpang ketika pertama kali digunakan, tetapi pada saat singkat kesukaran
membungkus dengan gulungan pembalut tambahan, menjadi cukup sukar dan membuat
stabilisasi balok sangat memuaskan (Gambar 4-7, kanan).
Setelah pembalut digunakan, harus dipotong yang depannya pada area pubic/pinggang,
sebagaimana pada salah satu sisinya, dan yang berikutnya pada point atas potongan antara
pantat sehingga kesehatan seseorang bisa disempurnakan. Batas pada salah satu sisi harus
terjadi menurun pada paha paling atas dibawah jarak singkat - tetapi bukan didalarri - lipatan
inguinal. Batas tersebut haruslah lunak, lebih nyaman bisa ditingkatkan jika batas ada yang
rusak lagi 1 cm untuk membuatnya lebih nyaman, sebelum plester kering secara sempurna.
Setelah pembalut kering (24 - 48 jam) bentuk diamond jendela abdominal bisa dipotong. Tidak
harus besar, karena balutan bisa dilemahkan, dan harus ditempatkan lebih epigastrium

80
membiarkan kenyang setelah makan. Tindakan pencegahan yang umumnya sama harus
diobservasi dalam pembalut spica seperti pada semua pembalut, fokus lapisan, point tekanan
dan lainnya.

Gambar 4-7. A. Satu dan satu setengah pembalut spica, diperpanjang dari batas iga/tulang rusuk paling bawah
sampai paling ats dari jari kaki pada sisi yang ada, dan pada lutut dengan sisi berlawanan. Umumnya, pangkal
paha ditangani abduksi tipis agar memisahkan cukup kaki dengan membiarkan perhatian peroneal. Ini dibentuk
dengan menggunakan "putaran" (kanan). Plester splint/membelat luka bersama, meninggalkan dua ujung bebas
pada salah satu ujung dari putaran. Ini selanjutnya dibungkus sekitar balutan kaki pada salah sat u sisi, dan
menggunakan gulungan plester, mereka terlindungi dengan pembalut kaki. Putaran mencakup pada beragam
lapisan plester dari gulungan, sehingga sangat lembut, kuat, terbentuknya dorongan baik ada dihasilkan.

Syndrom pembalut. Dalam menggambarkan pembalut spica hip, satu kata harus fokus
dimasukkan "syndrom pembalut". Yang lama dikenal bahwa penggunaan pembalut yang
mencakup abdomen bisa menyebabkan severe ileus. Apakah ini hak untuk menghilangkan atau
perubahan otomatis adalah masalah dalam beberapa perkiraan. Bagaimanapun, fakta

81
menunjukkan bahwa hal ini bisa sering menjadi situasi yang sangat menyedihkan, dengan ileus
menjadikan cukup keras untuk membicarakan respirasi dengan menekan pada diaphragm.
Pasien sering menderita pada tahap panik dengan memikirkan bahwa mereka tidak bisa
bernafas. Symptom tersebut sering menjadi menyedihkan bahwa aspek didepan dari segmen
abdominal pembalut harus terpisah dan menyebar pada ruangan lebih besar. Pasien biasanya
cukup gelisah untuk memulai, beberapa pelaksana yakin bahwa keakutan dari tekanan syndrom
yang ditandai dengan menerima udara. Pengurangan tekanan udara pada tabung nasogastric
dibutuhkan untuk satu hari atau sampai abdomen menjadi rata secara keseluruhan. Pembalut
selanjutnya bisa dengan aman diperbaiki melalui abdomen tanpa masalah. Sebagaimana
peraturan umum, lebih baik melindungi pasien hanya dengan cairan pada mulut untuk pertama
24-48 jam sesuai penggunaan pembalut spica, untuk mengurangi masalah dimana abdominal
distensi keras terjadi. Salah satunya ketika distensi tidak terjadi, eliminasi pada bidang
intestinal bisa menjadi sangat lembam, perhatian teliti harus diberikan untuk menggunakan
enemas, obat pencahar, atau pelunakan tempat duduk, sebagaimana ditentukan.
Perhatian pasien pada pembalut spica sesuai ukuran rutin. Kebersihan diri sangatlah
penting. Jika hal ini diobservasi secara teliti, biasanya tidak ada masalah nyata ditemukan.
Pasien bisa berjalan dan pindah disekitarnya tanpa pembatasan, sepanjang dia menyisakan
horizontal. Salah satunya bisa dizinkan dengan membiarkan perpindahan usungan seperti
diinginkan, jika tidak ada beberapa kontradiksi khusus. Memindahkan pasien sekitar dari
ruangan ke ruangan kamar dan salah satunya keluar dari pintu saat apakah izin sangat penting
untuk menghindari kebosanan yang menyertai penahanan akibat sebaliknya kesehatan individu
dalam satu ruangan. Usungan rumah sederhana adalah tepat, selama cukup kuat untuk
menghindari jatuh. Seperti usungan salah satunya bisa dibuat dari panel pintu lama, atau
kemungkinan dipinjam dari perusahaan ambulan lokal. Pasien yang hanya memiliki satu spica
secara umum bisa diberikan tong kat/penopang. Dalam beberapa contoh, satu pembalut spica
bisa digunakan pada kaki yang tetap bebas agar sepatu dan kaos bisa dipakai untuk sebagian
pikulan berat. Hak tersebut hanya harus dibiarkan pada diskresi dan atas perintah dokter yang
merawatnya.

Pembalut bahu spica


Pembalut bahu spica memiliki beberapa implikasi pembalut hip spica karena pasien
biasanya dapat berjalan dan abdomen tidak mencakup secara sempurna. Pembalut bahu

82
tersebut hanya digunakan pada satu sisi, dan lengan kiri lain secara keseluruhan bebas.
Pembalut secara umum diperpanjang dari lipatan lenturan proximal pada telapak, melalui
pergelangan tangan dengan kira-kira 45 derajat lenturan, dan selanjutnya sampai pada lengan
dan lengan bawah, dengan posisi siku tercatat pada kondisi diobati. Dari sini, pembalut tersebut
diperpanjang sampai melebihi bahu ke thorax dengan posisi bahu menjadi tecatat pada kondisi
diobati.

Gambar 4-8. pembalut bahu spica dibuat dengan cara yang sama dengan spica hip, dalam suatu dorongan yang
dibutuhkan, perpanjangan dari pembalut tubuh ke lengan. Posisi lengan dalam balutan tergantung pada kondisi
pengobatan dan atas pilihan sendiri dokternya. Posisi tersebut menunjukkan adanya salah satu yang digunakan
oleh beberapa operator. Batas dari bagian tubuh pada balutan harus diperpanjang melebihi puncak iliac dengan
membiarkan pengiriman tekanan pada pelvis, dari pada membiarkan batas pembalut dipotong kedal am panggul
atau menimpa puncak pinggir iliac yang terbuka. Sisi yang berlawanan bisa menjadi lebih pendek. Pembukaan
kecil ada dibuat melebihi epigastrium dengan membiarkan distensi setelah makan.

(A posisi kira-kira 45 derajat pengambilan glenohumeral biasanya sangat aman). Pembalut


tersebut selanjutnya diperpanjang ke thorax dan salah satu ujung pada batas tulang rusuk paling
bawah, atau jika stabilitas terbesar diinginkan, perpanjangan dengan memasukan puncak iliac.
Yang dipotong secara diagonal melalui dada keduanya secara anterior dan posterior dan
melewati dibawah beberapa lengan berlawanan dibawah axilla sentimeter. jika perpanjangan
pada puncak iliac diperlukan, bagian diamond jendela abdominal lebih epigastrium harus
dibuat. Balok pendorong dibuat dari topangan kayu atau plester "putaran" harus diperpanjang

83
dari daerah siku ke batas distal pada bagian tubuh (Gambar 4-8). Epicondyle tengah (dan secara
umum berbatasan ulnar urat saraf) sangat sering cenderung menekan pada bagian depan dan
pada lengan harus menempatkan pada sisi tengah. Perhatian besar harus diambil untuk
melindungi area tersebut. Jika diperlukan, sebuah jendela bisa diangkat setelah pembalut kering
untuk membuka epicondyle dan membiakan inklusi lapisan polyfoam area besar tersebut.
Eliminasi dan komplikasi gastrointestinal jarang ada pada pembalut bahu spica, sebagaimana
dibedakan dengan salah satu frekuensi kejadian pada spica hip. Instruksi harus diberikan untuk
urutan latihan aktif dalam pembukaan jari dan jempol untuk menghindari kekakuan.
PEKERJAAN MEMBALUT
Secara umum bisa diizinkan dengan membiarkan memuat berat dalam balutan, secara
khusus ketika pembalut kaki pendek digunakan. Beberapa tipe alat-alat harus digunakan untuk
balutan dengan membiarkan memuat berat. Tiga perbedaan alat secara umum digunakan.

Alat berjalan besi


Menjalankan besi digambarkan oleh Boehler beberapa tahun yang lalu. Mereka terdiri
dari apparatus bagian U metalik yang bengkok sehingga cenderung pada "U" yang diluruskan
dan mencakup pada lapisan karet dengan membiarkan memuat beban (Gambar 4-9 A). Dua
tegak lurus pada "U" diikatkan pada bagian pembalut dengan plester, umumnya berhubungan
dengan plester sebagai pembalut yang digunakan. Bagian paling atas tegak lurus ada "T"
memberikan perpanjangan stabilitas lebih baik, secara khusus menghindari migrasi proximal
saat berat digunakan untuk dasar pekerjaan berat. Besi tersebut memiliki keuntungan distribusi
berat sampai kedalam bagian balutan dari pada secara langsung kedalam area kecil pada dasar
balutan. Mereka ada kerugian agak lebih sulit untuk digunakan, sedikit memberikan pembalut
paling tebal dengan berat luar biasa. Mengambil roentgenogram melalui pembalut yang lebih
sulit dari besi metalik.

Menjalankan tumit
Alat-alat yang sangat umum digunakan saat ini umumnya disebut menjalankan tumit.
Ada myriad menyusun penggunaan oleh rumah dagang penyedia, semuanya tentu memiliki
bentuk yang diharapkan dengan memberikan gaya berjalan terbaik, stabilitas terbaik, dan
menghindari menjalankan tumit dari kelonggaran dari pembalut dengan beban berat (Gambar
4-9 B). Hampir pada dasarnya sama dari praktek yang ada, semua bekerja sebagaimana yang

84
lainnya. Mereka digunakan pada permukaan plantar dari balutan. Perhatian harus diberikan
yang mana mereka digunakan cukup jauh pada bokong dengan menggabungkan garis bobot
berat pada kaki. Jika mereka cukup jauh digunakan pada bagian depan, merusak pembalut
melalui pergelangan kaki memungkinkan lebih banyak terjadi. Tumit tersebut bisa digunakan
setelah pembalut kering dengan menambahkan plester tambahan untuk menanganinya. Pada
beberapa jarak, mereka digunakan pada saat penggunaan pembalut orisinil. Karena ada
sejumlah besar tekanan digunakan pada tumit melalui dasar pembalut tersebut, beberapa
lapisan tambahan pada plester dalam bentuk splint harus digunakan untuk pembatut tapak kaki
dengan memberikan dorongan tambahan bagi tumit. Salah satunya ketika ini dilakukan,
bagaimanapun, masalah terjadi hampir sering melembutkan pembalut dengan memukul tumit
melalui pembalut tapak kaki kepada kaki. Sebaliknya, tumit bisa menjadi bebas pada saat
menggunakan dan bisa memberikan pergantian.

Gambar 4-9. alat-alat berjalan. (A) alat berjalan besi, yang digunakan dengan perpanjangan plester sampai pada
bagian balutan. Yang memberikan permukaan berjalan karet kecil. (B) pembalut tumit, yang digunakan pada
bagian pusat kaki. Sebaliknya, diikatkan pada balutan plester, dfan menghadirkan bagian permanen dari balutan
dimana berat bisa dipikul. (C) pembalut sepatu tinggi, yang digunakan secara ekternal pada balutan dengan
memberikan perlindungan pada balutan dan beberapa alas duduk dengan bobot berat. (D, E, F) Penggunaan tumit
jalan.

Penyebab yang sangat umum melonggarkan tumit, atau migrasi tumit sampai keatas
tapak kaki, yang mendapatkan pembalut basah ketika berjalan selama musim hujan atau
melewati rumput dengan adanya embun. Sudah tentu, ketika area kecil dari tumit digunakan
untuk pengiriman keseluruhan berat badan, sejumlah tekanan digunakan pada balutan
menonjol. Bukanlah mengejutkan bahwa beberapa kesulitan terjadi pada detasemen tumit

85
tersebut. Jika tumit digunakan sebelumnya selama penggunaan balutan, dan jika plester
sufisien kuat digunakan pada balutan dibawah tumit, hasilnya akan menjadi pembalut kaki yang
memuaskan.
Pasien harus dimohon untuk memakai tumit paling tinggi pada kaki contralateral
dengan keseimbangan tingkat bobot berat, dari jalan tumit ditambah beberapa tinggi tambahan.
Jika sepatu berlawanan dibentuk, atau jika sepatu dengan tumit yang digunakan untuk
meratakan panjang kaki, pasien harus mampu berjalan baik dengan layak.
Pembalut boot
Metode ketiga memberikan pembalut berjalan yang disebut pembalut boot. Alat ini
dibuat dengan tapak kaki bahan komposisi berat dan lapisan inti lunak yang bisa digunakan
pada bagian kaki yang dibalut dengan salah satu tali pengikat atau benang (Gambar 4-9 C).
Pasien bisa berjalan secara langsung pada dasar balutan tanpa merusaknya. Boot tersebut tentu
memiliki keuntungan : mereka juga mengurangi meninggikan kaki, mereka bisa diikat dan
diangkat seperti yang diinginkan, mereka melindungi balutan, khususnya selama musim hujan,
dan mereka bisa diangkat pada malam hari, menghilangkan berat dan bagian terbesar dari tipe
lain selama tidur. Mereka punya kerugian yang mana mereka memberikan bobot berat nyata
pada kaki yang dibalut yang menyebabkan beberapa perbedaan kelembutan dari balutan. Jika
pembalut sebelumnya kuat, mengantisipasi pemakaian pembalut boot, hal ini bukanlah masalah serius.

PEMASANGAN GIPS

Salah satu konsep baru dalam terapi fraktur di ekstremitas bawah adalah dengan
pemasangan gips. Awalnya dilkukan oleh Ernst Dehne di awal 1960, kemudian dipopulerkan
oleh Vert Mooney dan rekan, yang diutamakan karena perawatan yang bisa dilakukan di rumah.
Terapi gips pada fraktur distal femur pertama dilakukan oleh Mooney, konsepnya meluas dimana
pemasangan gips tidak hanya dengan gips gantung di lutut saja, tapi juga gips gantung juga
digunakan di panggul, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Sementara gips gantung
di sendi selain lutut hanya kadang-kadang digunakan, gips gantung dengan weightbearing yang
lebih awal pada tatalaksana fraktur distal femur dan proksimal tibia akan semakin luas dipakai
dan diterima.
Pada kasus di sendi lainnya, gips gantung pada dasarnya dipakai untuk melakukan gerak
sendi lebih awal dan mencegah kaku sendi. Di sendi lutut pemakaian gips gantung tidak hanya

86
bertujuan untuk gerakan sendi tapi juga diijinkan untuk berjalan lebih awal dengan sebagian
menyangga beban tubuh pada fraktur itu sendiri.konsep dasar pemasangan gips adalah
immobilisasi yang tidak fisiologis sedangkan mobilisasi selalu fisiologis. Bukan hanya
penyembuhan fraktur dipercepat dengan tambahan rangsangan tekanan pada sisi fraktur, tapi
juga kemampuan gerak otot yang meningkatkan sirkulasi darah oleh efek pijatan otot terhadap
pembuluh darah didalamnya. Gerak juga berguna untuk mengalirkan cairan edema yang
terkumpul di kapsul dan ligamen sekitar sendi yang kadang menekan fungsi sendi. Pemasangan
gips selalu berdampak sama seperti pada pemasangan traksi dan pembalut. Sementara konsep
dasar pemakaian gips gantung adalah sama untuk semua sendi, kesuali pada fraktur di ekstremitas
bawah yang memerlukan tehnik yang harus diikuti.

Metode Pemasangan (gambar 4-10)


Gips dipasang setelah nyeri akut paska koreksi bedah menghilang. Karena bila masih
nyeri akut kemungkinan besar hasil pemasngan tidak maksimal. Aturannya, selama masa akut,
immobilisasi dengan pembalut Robert-Jones atau gips tipe lain hanya dilakukan setelah reaksi
inflamasi akut berkurang.
Biasanya dipakai stokinet di atas kulit untuk menghilangkan kemungkinan timbulnya
lekukan gips dan melakukan tekanan di jaringan lunak di daerah lutut yang tidak tertutup gips
sehingga tidak terjadi bengkak dan edema. Dengan pemakaian stokinet akan menekan sebesar
30 mmHg. Hanya dibutuhkan satu lapis padding di atas lapisan stokinet.
Gips dipakai dua segmen, satu untuk paha dan satunya untuk tungkai, dari tibia sampai
caput metatarsal dengan posisi netral pergelangan kaki. Bagian proksimal segmen paha
diletakkan pada cangkang plastik yang berbentuk quadrilateral sampai distal femur. Ujung gips
paha bagian proksimal dibentuk tidak runcing sehingga nyaman sebagai tempat menyangga
beban tubuh. Beban tubuh sebaiknya diarahkan ke paha bukan ke ischial. Beberapa operator
menyukai pemasangan long leg plaster kemudian dipotong di bagian lutut. Tetapi tampaknya
lebih praktis pemasangan dengan dua segmen yang terpisah sehingga didapatkan bentuk yang
baik pada tepi dekat lutut. Kemudian pada gips yang tergantung pada sisi medial dan lateralnya
dipasang jig dengan posisi yang benar-benar paralel, karena jika tidak paralel akan terjadi
hambatan gerak saat fleksi. Jig dimasukkan pada masing-masing ujung gips sekitar lutut dimana
garis aksis memanjang gantungan terletak di posterior garis potong midsgital. Di posisi ini, posisi
fleksi mendekati bentukan normal sendi lutut. Bila posisi sudah benar, dua segmen yang

87
terhubung oleh jig akan menjadi satu kesatuan dan aman pada kedua segmen. Kadang terjadi
drop lock di lutut yang terjadi karean ekstensi yang berlebihan dan bisa dicegah dengan
membentuk logam jig sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodasikan gerak sendi. Ujung
atas segmen tungkai harus dibentuk dengan hati-hati terutama di bagian posterior sehingga saat
fleksi ujungnya tidak bertemu dengan ujung bawah segmen paha.
Tatalaksana fraktur tergantung pada masing-masing kasus, dimana salah satu yang bisa
sangat bermanfaat adalah gips. Hasil yang dicapai sangat dituntut kemahiran tehnisi dalam
pemasangan gips.

88
Gambar 4-10 (A) perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemasangan hinged cast. Terdiri dari hinges, penuntun
pemasangan hinges, cast bender, dan penanda. (B) pemasangan stockinet Spandex, memiliki elastisitas yang
memungkinkan terjadinya kompresi ekstremitas.

89
gambar 4-10 (C). pemasangan lapis kedua dari stockinet biasa untuk padding tambahan dan mengikat tepi dua
segmen dari cast. (D). pemasangan padding cast diatas lapisan kedua dari stockinet.

90
gambar 4-10 (E). dua segmen padding cast telah dipasang, bagian tengah dari lutut tidak dipasang padding dan
plaster. (F) pemasangan dua segmen plaster. Bagian proksimal dipasang diatas silinder plastic.

91
gambar 4-10. (G) penyelesaian dua segmen cast. Satu bagian adalah short leg cast, terdiri dari kaki, ankle pada
posisi netral, dan bagian lain yang menutupi pelindung plastic quadrilateral. (H). membengkokkan hinges untuk
menyesuaikan tepi cast.

92
gambar 4-10 (I). pemasangan hinge, memakai plat kecil untuk menghaluskan permukaan. (J). hinge dipasang pada
dua segmen cast.

93
gambar 4-10 (K) dilakukan ekstensi sebisa mungkin pada cast brace. (L). Dilakukan fleksi sebisa mungkin.
Perhatikan pada bagian posterior terpotong lebih tinggi, sehingga lutut dapat fleksi 90 derajat.

94
gambar 4-10 (M) pasien berdiri dengan cast sepatu dan brace pada ekstensi penuh. (N). Pasien duduk dengan lutut
ditekuk dengan sudut yang nyaman

PERAWATAN GIPS
Setelah gips dipasang, harus dipesankan kepada pasien untuk merawat dengan baik.

Mencegah Basah
Pertama dan sangat penting adalah mencegah basah pada gips. Khususnya bila dipakai
berjalan di rumput, jalan atau trotoar yang basah. Pasien ingin mandi saat terpasang gips dengan
dibungkus plastik untuk melindungi gips dari air. Sebaiknya disarankan agar pasien mandi di
bathtub untuk menghindari gips basah. Bila basah akan merusak bentuk kaku gips dan menjadi

95
retak. Gips dapat dibersihkan dengan kain dari tanah yang menempel, sebaiknya gips dipoles
dengan semir putih bila ada warna kotoran yang menempel.

Mencegah Bau Tidak Sedap


Disebabkan oleh cairan hasil penguapan keringat yang tertahan. Bila keringat dan cairan
yang keluar dari luka terserap padding dan membasahi gips maka akan menimbulkan bau yang
tidak sedap. Sering dipakai pewangi, arang atau klorofil untuk menghilangkan bau, tetapi kurang
efektif. Disarankan untuk mengganti dengan gips baru.

Mencegah Iritasi Kulit


Harus dihindari adanya iritasi pada kulit dibawah gips, termasuk mencegah garukan
dengan benda ke kulit di bawah gips karena gatal, hal ini sangat dilarang. Hindari memakai
pewangi yang merangsang iritasi kulit. Sebaiknya digunakan bedak talkum untuk mengurangi
rasa gatal dan mengeringkan permukaan kulit yang lembab akibat penguapan keringat.

Mencegah Perlunakan Gips


Perlunakan gips biasanya terjadi di tumit karena tekanan saat kaki istirahat. Menahan
beban tubuh dengan tapak kaki terpasang gips tanpa proteksi sebaiknya dihindarkan. Pasien harus
segera lapor bila gips rusak atau lunak sehingga cepat diperbaiki dan fungsinya kembali efektif.

MELEPAS GIPS
Hal kecil yang sangat penting bagi residen orthopaedi yang junior adalah perkembangan
alat untuk membuka gips. Sekitar tahun 1945, gips dilepas dengan alat yang disebut pemotong
gips, yang pemakaiannya tergantung kekuatan untuk memotong gips dan adanya celah antara
kulit dan gips. Cara ini menyulitkan operator, dirasakan nyeri oleh pasien dan menghabiskan
waktu.
Perkembangan alat membuka gips dengan gergaji mempermudah melepas gips dan
pasien menjadi lebih nyaman. Biasanya dilakukan potongan secara memanjang disisi medial dan
lateral gips memakai gergaji (bivalve). Kemudian padding dan stolinet digunting, potongan
anterior gips dilepas secara hati-hati. Sedang potongan posterior gips dipakai sebagai penopang
saat pasien dipindahkan ke tempat radiologi. Potongan gips boleh dilepas saat fisioterapi, cuaca

96
panas atau saat ganti baju. Setelah gips dilepas, tumit untuk jalan, besi untuk jalan atau logam
gantungan dari gips dapat diambil untuk dipakai ulang.

GANTI GIPS
Indikasi
Umumnya jika gips menjadi lunak, strukturnya tidak mungkin untuk diperbaiki. Pada
anak dilakukan untuk mengikuti penambahan ukuran karena pertumbuhan tulang.
Kadang diganti karena gips longgar, yang disebabkan oleh atrofi otot dibawahnya,
padding yang terpasang sudah tidak ditempatnya, atau edema yang sudah hilang. Gips tidak
berfungsi bila longgar, sebaiknya diganti yang lebih kecil. Jika saat diganti fraktur masih ada
harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari perubahan posisi. Sebaiknya penggantian
gips dilakukan setelah terjadi perlekatan antara tulang yang fraktur.

gambar 4-11. bivalving. Cast dipisahkan menjadi dua bagian anterior dan posterior. Pada short leg cast, dibuat
lubang segitiga kecil pada sudut ankle.

97
gambar 4-11. sambungan

Mempertahankan Posisi
Bila gips harus diganti, kita harus hati-hati dan menghindari tekanan pada daerah fraktur
sehingga tidak terjadi bengkokan meskipun telah terjadi perlekatan antar segmen fraktur. Sebagai
contoh fraktur pada cruris, saat memasang gips baru sebaiknya pasien dalam posisi duduk dan
kaki menjuntai. Gaya gravitasi akan mempertahankan posisi fragmen fraktur dan operator dapat
memasang gips pada tungkai (cruris) tanpa manipulasi yang berarti. Kemudian pasien posisi tidur
saat operator memasang gips di bagian proksimalnya (paha). Untuk konfirmasi posisi fragmen
fraktur setelah ganti gips sebaiknya dilakukan ronstgen.

Perawatan Kulit
Perawatan kulit harus dilakukan saat kita mengganti gips atau setelah gips dilepas. Di
bawah gips akan tampak kulit mati yang terkumpul dan berbau tidak sedap. Lapisan kulit mati
ini masih melekat ke lapisan bawahnya sehingga harus dihindari garukan yang berlebihan yang
akan mengakibatkan lecet. Bila gips akan dipasang lagi, kulit mati bisa dibersihkan dengan spon
dan deterjen ringan atau sabun germisidal. Jika kulit mati sudah diangkat, dapat dilakukan
pemasangan gips baru. Jika gips dilepas seterusnya, kaki direndam dalam air hangat kemudian
digosok dengan spon dan deterjen ringan atau sabun germisidal. Setelah kulit dikeringkan
kemudian diolesi krem lanolin atau losion sehingga menjaga kelembaban kulit.

98
gambar 4-12. pemasangan cast berubah pada fraktur tibia, harus dihindari adanya pembengkokan pada lokasi
fraktur, bahkan saat mulai sembuh. Jika tungkai diterlentangkan, maka efek gravitasi akan menyebabkan posterior
bowing pada fraktur unstable. (B). Pada diterlentangkan dengan posisi betis menggantung di tepi meja, efek
gravitasi menjadi nol, dan cast dapat dipasang tanpa kuatir adanya posterior bowing.
Hal khusus yang mungkin terjadi pada kulit saat dipasang gips adalah timbulnya rash
dibawah gips. Ini terjadi karena penguapan atau keringat yang berlebihan sehingga menjadi
lembab. Suasana yang lembab mengakibatkan terjadinya maserasi kulit, tumbuhnya kuman
normal kulit yang berlebihan sehingga terjadi infeksi sekunder, multiple pustula. Pustula akan
berkembang menjadi reaksi lokal yang luas. Rash juga bisa terjadi karena kulit pasien yang
sensitif terhadap bahan gips. Timbulnya infeksi sekunder, gips harus dilepas dan diganti dengan
traksi sampai infeksi kulit teratasi. Bisa juga di buat windows pada daerah terjadinya reaksi kulit.

JENDELA
Penggunaan gergaji oscilating dengan goresan yang sempit sepanjang gips,
memungkinkan untuk membentuk jendela pada gips. Gips dapat dilubangi berbentuk kotak atau
segiempat sebagai jendela, bagian ini dilepas sebagai jendela. Keuntungan adnya jendela, dokter
dapat memeriksa bagian dibawah gips, misalnya luka operasi. Pemeriksaan luka operasi harus
sering dilakukan sampai masa melepas benang jahitan. Sebaiknya dibuat jendela untuk

99
memeriksa luka operasi setelah 2 atau 3 minggu paska operasi. Bila luka operasi baik, jendela
dapat ditutup lagi dengan menutupi bagian tersebut.
Jendela juga penting saat melepas pin yang dipakai untuk fiksasi fragmen fraktur. Pada fraktur
tibia yang tidak stabil biasanya dipasang satu pin diagonal untuk mempertahankan fragmen,
kemudian dipasang gips. Untuk mempermudah memeriksa letak pin dan saat melepas pin,
sebaiknya dibuat jendela kecil pada insersi pemasangan pin.

gambar 4-13
Pada fraktur tangan sering dilakukan fiksasi dengan Kirschner wires pada sendi dan
fragmen kecil tulang kemudian dipasang gips. Keadaan ini menuntut pengawasan yang terus
menerus untuk memeriksa posisi kawat sehingga tidak menusuk ke tangan karena kawat yang
kecil dan tajam serta tekanan yang sering terjadi pada ujung insersi pin. Gips yang menutupi pins
dibuat jendela dan ditutupi dengan spon plastik atau polyfoam dan diplester.

Indikasi lain dibuat jendela adalah untuk mengurangi tekanan pada kulit. Dengan
dibuatnya jendela akan terjadi protrusi jaringan lunak dan kulit di bagian gips yang terbuka. Hal
ini dapat dihindari dengan memotong padding di jendela dan memasang plastik foam seukuran
dengan jendela dan diplester. Plastik foam akan menghindarkan terjadi bengkak lokal di bagian
jendela tapi juga mengurangi akibat tekanan dengan pemasangan plastik foam.
Pada kasus penekanan di daerah tumit, dapat dibuat jendela. Tapi dianjurkan dengan
tehnik mengupas jeruk. Teknik ini dilakukan dengan membuat potongan memanjang sepanjang
garis longitudinal tumit, kemudian dibuat potongan-potongan kecil yang tegak lurus potongan
pertama sepanjang beberapa cm dan berjarak 4 mm antar potongan kecil. Kemudian masing-
masing potongan dapat dipertahankan dengan plester.

100
gambar 4-14
Jendela dibuat untuk membuka daerah kulit yang sensitif dan terdapat rash, jendela yang
banyak dapat dibuat untuk sirkulasi udara dan pendinginan.
Apapun indikasinya dibuat jendela, harus tetap diperhatikan perawatan gips ini.

GIPS UNTUK KOREKSI


Fungsi dasar gips adalah mempertahankan posisi ekstremitas saat terapi definitif terhadap
fraktur tidak bisa dilakukan. Gips menunjukkan mekanisme immobilisasi dan memegang reduksi
yang telah dilakukan bukan koreksi fraktur. Pemakaian gips untuk koreksi fraktur mengakibatkan
terjadinya luka karena tekanan dan gangguan pembuluh darah karena ketidakmampuan gips
untuk melakukan koreksi secara dinamis. Pemakaian gips untuk koreksi hanya terbatas pada
kasus-kasus tertentu.

Gips pada Club Foot


Salah satu pemakaian gips untuk koreksi adalah pada tatalaksana club foot baik pada anak
maupun bayi. Hal ini bukan berati gips yang melakukan koreksi tetapi berfungsi untuk
mempertahankan koreksi. Teknik pemasangan gips oleh Kite pada terapi club foot menunjukkan
bahwa gips mempertahankan forefoot segaris dengan hindfoot sementara koreksi dilakukan
secara manual dan dipertahankan dengan gips. Definisi secara umum menyebutkan bahwa
pemasangan gips pada club foot merupakan gips korektif.

Gips Wedged

101
Gips koreksi lainnya adalah gips wedged. Wedging dipakai bila kita telah melakukan
reduksi tertutup dan pemasangan gips yang telah kering, tetapi masih didapatkan deformitas sisi
fraktur. Mekanismenya adalah mengembalikan angulasi atau bengkok pada sisi fraktur.
Tehniknya dengan memotong secara melintang dengan gergaji oscilating secara melingkar pada
seluruh lapisan gips dan disisakan bagian kecil di daerah cembung. Sehingga memungkinkan
kita untuk meregang bagian yang telah terpotong dengan mendorong bagian distal ke arah daerah
cembung sampai posisi angulasi atau bengkok terkoreksi. Biasanya angulasi dapat dikoreksi
kecuali adanya kelainan yang cukup luas pada sisi fraktur. Koreksi dikonfirmasi dengan
roentgenogram atau intensifier, wedge dibiarkan terbuka sampai didapatkan koreksi yang tepat
dan dipasang gips.

gambar 4-15
Beberapa operator menyarankan untuk meletakkan kayu atau potongan gips diantara
wedge yang terbuka sampai didapatkan hasil yang memuaskan. Tapi akan membahayakan bila
potongan kayu tersebut masuk di sela gips dan kulit yang mengakibatkan tekanan pada kulit.
Sebaiknya untuk mempertahankan koreksi dipasang forsep buaya pada sisi wedge. Tempat yang
melebar diisi padding dan digunakan plester gulung untuk mempertahankan posisi wedge.
Sekeliling gips dipertahankan dengan kasa gulung sehingga tidak diperlukan potongan kayu
untuk mempertahankan wedge.harus dilakukan perawatan disekitar daerah wedge untuk
menghindari timbulnya tekanan di daerah wedge baik di sisi cembung maupun cekung.
Modifikasi tehnik ini adalah dengan mengukur wedge yang akan dilakukan, setelah
dilakukan wedge lalu diikuti dengan penutupan dengan gips baru. Tehnik tertutup ini lebih stabil
dibandingkan dengan tehnik terbuka.

Gips Dinamik

102
Beberapa jenis pemasangan gips lain adalah dengan koreksi dinamis yang membutuhkan
gips khusus, misalnya gips gantung dimana logam gantungan yang digabungkan dengan
pemakaian di lengkungan tulang belakang. Bagian gips yang menggabungkan tubuh, di atas dan
di bawah, terbentuk dua bagian. Jika gips ditarik ke arah gantungan, angulasi tulang belakang
akan terkoreksi. Kadangkala dipakai elastic band traction sehingga didapatkan aksi koreksi
dinamis dan benar-benar gips koreksi.
Jenis gips yang sama digunakan untuk koreksi deformitas tangan dan pergelangan tangan.
Gips dipakai pada lesi dan digantungkan di pusatnya diantara dua segmen. Kemudian digunakan
rangsangan dari luar secara kontinyu sehingga bisa menarik elastik band yang nantinya akan
timbul kontraktur jaringan fibrosis. Gips tidak hanya dapat digunakan untuk koreksi dinamis tapi
juga dapat dilepas sementara untuk hidroterapi, manual stretching atau fisioterapi lainnya.

5. JENIS-JENIS CAST SELAIN PLASTER OF PARIS


Meskipun konsep asli dari rigid padded fixation berkembang setelah adanya plaster of
paris bandage, terdapat laporan mengenai pemakaian bahan-bahan lain yang digunakan untuk
fiksasi ekstremitas. Sampai saat ini, tidak satupun dari bahan-bahan tersebut dapat menggantikan
konsep asli cast yang dibuat dari plaster paris. Dengan adanya perkembangan yang terus-
menerus, memungkinkan pada masa mendatang akan ditemukan bahan lain sebagai rigid fixation
yang memiliki keuntungan yang lebih baik daripada plaster of paris, serta memperbaiki beberapa
kerugiannya. Alat-alat tersebut meliputi bahan-bahan fiberglas dan bahan cast thermolabil yang
berwarna putih buram.

CAST DARI BAHAN FIBERGLASS


Cast dari bahan fiberglas diperkenalkan sekitar 20-30 tahun yang lalu, yang memerlukan
tambahan pelarut aseton agar dapat dibentuk dan dipasang pada ekstremitas. Cast tersebut ringan,
memungkinan aliran udara bebas melewati bagian dalam dari cast dan bersifat kedap terhadap
air. Kerugiannya adalah dapat menyebabkan reaksi alergi terhadap bahan pelarut. Setelah

103
pemasangan cast tersebut, kulit para pasien sering mengalami ruam eksim yangh berat, sehingga
cast harus segera dilepas. Usaha awal pada penggunaan cast dari bahan fiberglas telah menuju
pada perkembangan jenis cast yang lebih baru yang tetap mempertahankan segi keuntungan dari
cast fiberglas yang lama dan menghilangkan kerugian-kerugian mendasar.
Pada saat ini, pengembangan jenis cast yang ringan telah diterima secara luas. Bahan-
bahan yang digunakan pada ekstremitas memiliki sifat sama seperti pada apa yang digunakan
pada plaster of paris. Berikutnya pemasangan bandage secara komplit, ekstremitas disinari
dengan cahaya ultraviolet, yang mengeringkan material dan menjadikannya padat dan keras,
sehingga kedap air. Cast tersebut memiliki banyak keuntungan seperti yang tampak pada cast
fiberglas awal, yaitu ringan, sangat erat dan tahan pemakaian, serta relatif radiolusen. Cast
tersebut juga memudahkan aliran udara lebih banyak melewati material cast karena tidak
sepenuhnya homogen seperti pada plaster of paris. Cast tersebut juga memiliki kelebihan yaitu
cepat mengering, serta cepat menjadi keras sehingga memungkinkan untuk weight bearing secara
awal. Satu kelebihan yang dijelaskan secara rinci, bahwa material dari cast tersebut kedap air.
Ekstremitas yang dipasang cast bila dicelupkan ke dalam air tidak akan menimbulkan efek sakit
yang disebabkan oleh cast sendiri. Hal ini berlawanan dengan plaster of paris, yang akan menjadi
lemah dan mudah patah karena lunak akibat terkena air. Tampilan yang kedap terhadap air,
sehingga dapat dipakai untuk mandi atau berenang, dan bila terdapat luka terbuka maka cast
dipasang window.
Adanya kata ”peringatan” adalah berhubungan dengan prosedur pembasahan bahan cast.
Karena cast tersebut kedap air dan tidak terpengaruh bila dicelupkan ke dalam air, maka perlu
diingat bahwa kulit didalam cast akan basah; sehingga apabila jumlah udara yang berfungsi untuk
mengeringkan kurang, akan menyebabkan maserasi kulit yang berada di dalam cast.
Satu hal yang perlu hati-hati, yaitu dalam memilih bahan untuk padding yaitu memilih
padding yang tidak menyimpan air. Bila tercelup ke dalam air, maka harus dikeringkan ke dalam
cast secara hati-hati dengan menggunakan hair dryer atau alat yang sama. Bila gagal untuk
mengeringkan kulit yang basah setelah kaki tercelup air, akan mengakibatkan perubahan kulit
yang cukup serius sehingga cast harus diganti.
Kerugian lainnya adalah kesulitan pemasangan cast pada fraktur yang masih baru yang
memerlukan pegangan untuk mempertahankan posisi saat cast mulai mengering. Hal ini sangat
sulit, dan sangat tidak mungkin, bila menggunakan cast tipe ini. Sehingga cast ini lebih
direkomendasikan untuk mengganti cast yang telah dipasang sebelumnya setelah terjadi
penyembuhan parsial dari fraktur daripada pemasangan awal setelah dilakukan reduksi pada
fraktur. Kerugian lainnya adalah cast cepat mengering bila terkena sumber cahaya tertentu yang
mengenai bahan cast. Sulit untuk membuat cast yang sangat besar dibawah cahaya disebabkan
keterbatasan ruang. Pemakaian cast ini nampak pada keadaan tertentu, di mana pada tempat
praktek ortopedi yang mempunyai banyak pasien. Pada akhirnya, kerasnya cast membuat sulit
pemotongan dengan gunting cast saat akan dilepas. Sehingga memerlukan pisau khusus untuk
membukanya. Pisau harus sering diganti untuk mempertahankan ketajamannya.
Bila dihitung scara keseluruhan, maka pemakaian cast fiberglas masih memiliki
keuntungan pada kasus tertentu. Saat sebagian besar ahli ortopedi yang sibuk nampaknya tidak
memakainya sebagai bahan cast secara rutin, masih terdapat beberapa contoh yang lebih
banyak keuntungannya dibandingkan dengan kerugiannya.

CAST DARI BAHAN PLASTIK YANG LABIL TERHADAP PANAS


Jenis kedua dari bahan cast adalah menggunakan bahan plastic yang bersifat termolabil
yang diproduksi dalam bentuk mesh tersebar merata dalam gulungan dengan ukuran yang sesuai.
Gulungan tersebut dicelup ke dalam air panas. Gulungan tersebut menjadi sangat lunak dan dapat

104
digunakan pada ekstremitas dengan cukup mudah. Pemanasan pada bahan plastik tersebut
membuatnya melekat satu sama lain dengan sangat mudah; hal ini menjadikan mudah untuk
dilakukan molding dan menyatukan lapisan cast. Sekali mendingin, yang terjadi relatif cepat,
maka cast akan menjadi sangat keras. Cast ini memiliki banyak kesamaan sifat dengan cast dari
bahan fiberglas. Bahannya kuat, tahan air, radiopaque, dan ringan. Cast ini memiliki kerugian
seperti pada cast fiberglas. Satu keuntungan dari cast ini dibandingkan dengan cast fiberglas
adalah pemanasan terhadap cast ini akan menyebabkan perubahan posisi, karena akan membuat
lunak bahan dari cast itu. Posisi atau kontur dari cast dapat diubah dengan mudah dan akan terjadi
posisi yang baru saat cast mulai dingin.
Cast dari bahan fiberglas dan plastik termolabil saat ini harganya relatif mahal. Tentunya,
biaya dari bahan tersebut akan menurun bila popularitasnya meningkat dan volume penjualan
akan menyebabkan harga turun. Efek jelek dari cast terhadap kulit setelah tercelup air adalah
sangat merugikan. Jika hati-hati dalam mencegah kerusakan kulit, maka cast fiberglas dan cast
termolabil dapat bermanfaat.

6. SPLINT
Kata ”splint” berarti menggunakan suatu alat yang tidak berbentuk silinder dan
terbentang sepanjang satu atau lebih dari satu permukaan ekstremitas. Splint merupakan suatu
alat yang saling melekat dan berikatan secara erat pada ekstremitas dengan memakai bahan
pengikat eksternal, seperti elastic bandage, atau dengan beberapa tampilan halus dari desain
splint sendiri. Splint tidak berdiri bebas sendiri, seperti pada cast, serta tidak akan
mempertahankan posisinya pada ekstremitas didekatnya tanpa menggunakan beberapa
mekanisme untuk mempertahankan tetap pada posisinya. Tampilan itu akan membuat splint lebih
dapat disesuaikan. Splint dapat dimolding dengan kontur yang bermacam-macam, dimolding
dalam posisi yang bermaam-macam, dan dapat diletakkan pada ekstremitas dengan
menggunakan bermacam-macam jenis pembungkus, pengikat, dan alat pendukung yang sudah
ada pada splint. Splint terbuat dari bahn yang rigid atau semirigid. Splint dapat dibuat dari plaster
of paris sehingga setelah mengering akan menjadi sangat keras, dan ekstremitas harus tetap
dipertahankan dalam posisinya. Splint dapat dibuat dari metal yang kaku, tidak lunak seperti pada
plaster. Metal kuga tidak dapat menyesuaikan bentuk seperti pada plaster. Plaster dimolding
sesuai dengan kontur ekstremitas selagi masih basah dan dapat disusun sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Splint dari metal secara umum diproduksi dalam bentuk potongan tertentu dan
tidak dapat memberikan penyesuaian seperti pada bahan splint lainnya. Akibatnya, pemakaian
splint dari metal adalah terbatas. Akhirnya, munculnya bahan-bahan plastrik yang lebih baru,
telah menciptakan berbagai macam bahan yang mudah dapat disesuaikan untuk memproduksi
splint.
Selagi beberapa bahan plastik bersifat keras seperti pada plaster dan metal, bahan plastik
lainnya lebih lentur dan memungkinkan untuk melakukan sejumlah gerakan tertentu, meski
dipasang erat pada ekstremitas. Kebanyakan bahan plastik yang dapat dilunakkan memiliki

105
beberapa mekanisme untuk memberikan kemampuan daya lunak, akan kembali menjadi rigid
atau semi rigid saat dipakai. Cara yang sudah diketahui untuk membuat splint menjadi lunak,
adalah dengan melakukan pemanasan.bahan-bahan tersebut menjadi empuk dan lunak saat
dipanaskan. Bahan tersebut dapat dipasang pada ekstremitas dan memolding sesuai kontur
dengan erat. Saat bahan mulai mendingin, maka akan menjadi rigid dan mempertahankan bentuk.
Bahan plastik memberikan keuntungan pada fiksasi plaster, tanpa memberikan kerugian seperti
pada pemakaian plaster of paris. Bahan ini juga memberikan rigiditas dan kemampuan lunak
seperti pada plaster of paris serta kedap air. Mereka dapat dicuci dan tahan terhadap cairan yang
dikeluarkan oleh luka terbuka. Cairan yang keluar dari luka dapat dibersihkan dan padding dapat
diganti, sedangkan splint plaster of paris akan menyerap cairan dan tampak tidak menyenangkan.
Bahan plastik yang lebih baru dapt menjadi bahan splint yang palinbg populer. Meski perlu
pengalaman dan praktek unuk menjadi ahli dalm menggunakannya, bagi dokter yang
berpengalaman akan memberikan metode yang sangat efektif dan paling bersih pada splinting.

MAKSUD
Pada dasarnya, splint diterapkan untuk imobilisasi atau memberikan koreksi pada
ekstremitas. Imobilisasi adalah penerapan yang paling populer dan tidak diragukan lagi. Splint
dapat mengimobilisasi ekstremitas untuk pemotretan ekstremitas untuk memperbaiki
kemampuan fungsi ekstremitas. Penggunaanya sebagai alat pengoreksi, splint memiliki model
dan dilengkapi dengan peralatan tambahan sehingga dapat memberikan koreksi tertentu pada
salah satu deformitas dari ekstremitas atau untuk hilangnya fungsi motorik. Dalam kasus ini,
spint biasanya berfungsi sebagai korektor dinamik, tetapi dapat juga sebagi korektor statik.
Kadang splint dibuat untuk dipakai pada malam hari dalam mempertahankan koreksi yang sudah
dicapai melalui cara lain. Dalam contoh ini, splint tidak murni sebagai imobilisator atau alat
pengoreksi, sehingga fungsinya ada di antara keduanya.

Splint untuk imobilisasi


Splint digunakan untuk imobilisasi, secara mendasar didisain sesuai dengan ekstremitas
dan mempertahankan posisi yang dikehendaki. Sebagian besar splintuntuk imobilisasi, disusun
dalam bentuk tertentu agar dapat diganti secara periodik untuk fisioterapi, ganti pakaian, atau
untuk prosedur lainnya.
Imobilisasi splint tidak sesempurna cast sirkular atau plaster bandage, sehingga splint
hanya meliputi satu sendi. Imobilisasi pada seluruh ekstremitas hanya dengan menggunakan
splint saja adalah tidak mungkin. Perkecualian pada splint untuk pesawat terbang yang dipakai
untuk mengimobilisasi shoulder pada posisi abduksi. Disini sebagian ekstremitas diimobilisasi
karena harus dipertahankan dengan bagian tubuh tertentu. Sebagian besar bagian dari splint
dipakai pada ekstremitas bagian distal dari sendi siku dan lutut, dan dipakai bila indikasi untuk
pemasangan splint yang kurang lengkap. Beberapa jenis splint sebenarnya dipakai untuk
mengimobilisasi sendi siku dan lutut, dan kurang efektif pada pemasangan imobilisasi di
panggul.
Splint siap pasang. Hampir semua perusahaan peralatan bedah mensuplai splint yang
siap pasang untuk pemakaian ekstremitas atas dan bawah. Alat ini dapat terbuat dari metal, metal
dengan selubung plastik atau hanya dari plastik saja. Alat in dapat menyesuaikan dengan
permukaan ekstremitas yang kasar dan memiliki bermacam ukuran sehingga pas untuk dipakai.
Splint siap pasang ini tidak akan sesuai pada ekstremitas bila dipakai secara umum. Pepatah kuno
mengatakan ”splint dibuat agar cocok dipakai pada setiap orang, tetapi tidak dengan sangat
sempurna”, adalah benar. Kebanyakan splint siap pasang memiliki bentuk setengah sirkular dan
kasar, memiliki panjang bervariasi, dan tidak sepenuhnya sesuai dengan ekstremitas.

106
Pada kasus ekstremitas atas, tersedia splint panjang yang mulai dari aksila sampai ke
tangan, menahan siku dengan berbagai macam sudut fleksi. Ada splint pendek dengan panjang
mulai dari siku sampai metacarpal-phalangeal joint, dan secara primer dipakai untuk imobilisasi
wrist atau forearm bagian distal (gambar 6-1).

Gambar 6-1. splint pergelangan tangan siap pasang. (atas kebaikan Thermo-Mold Medical Productc, Inc.)

Splint dibuat pas untuk semua ekstremitas bawah, memanjang mulai dari selangkangan
sampai ujung jari kaki, menahan lutut pada berbagai macam sudut fleksi dan mempertahakan
ankle tetap dalam posisi tegak lurus. Splint ini tidak pas secara baik dan hanya dipakai untuk
imobilisasi sementara. Splint itu diletakkan diatas bulu-bulu halus yang banyak atau kapas
dimana ukuran pas dari splint kurang begitu penting. Splint ini hanya dipakai untuk sementara
dan akan diganti dengan splint khusus yang dibuat sangat pas dengan ekstremitas.
Splint khusus. Splint khusus dibuat dengan ukuran yang pas pada ekstremitas dan dapat
dimodel karena lunak sehingga dapat diterapkan. Melalui proses pengeringan dan pendinginan,
splin menjadi kaku dan sesuai dengan kontur dan posisi yang sudah diterapkan.
Splint menjadi lebih berguna bila diaplikasikan pada eksremitas bagian distal dari siku dan lutut,
dan terutama bermafaat pada ekstremitas atas untuk imobilisasi pergelangan tangan dan tangan.
Splint tunggal posterior memanjang dari gluteal crease yang menggabungkan semua ekstremitas
bawah dan kaki, atau splint membentang dari aksila yang menggabungkan seluruh ekstremitas
atas meliputi siku, pergelangan tangan, dan tangan. Beberapa jenis peralatan splinting harus
diganti. Kebanyakan bahan splinting tidak cukup kuat untuk tahan terhadap tekanan yang
mengenai lutut dan siku. Ada model khusus untuk imobilisasi pada lutut dan siku saja seperti
yang ditunjukkan oleh perusahaan Thermo-Mold Medical Product dan akan dijelaskan
selanjutnya. Splint untuk ekstremitas bawah pada dasarnya adalah short leg splint yang
mempertahankan tibia dan ankle pada posisi netral. Adaptasi pada ekstremitas atas biasanya
dalam bentuk short arm splint yang didesain untuk mempertahankan wrist dan forearm dalam
posisi khusus.

Splint terbuat dari plaster. Sebagian besar perusahaan yang menjual plaster of paris bandages
juga menjual splint yang terbuat dari lembaran crinoline dan plaster dalam berbagai ukuran.
Bahan tersebut dikemas dalam kotak sesuai ukuran.

107
Gambar 6-2. konstruksi splint volar. Setebal delapan sampai 10 lembar verban plaster yang sudah diukur, kemudian
dicelupkan ke dalm air, diperas sekering mungkin, lalu dibentangkan dan diletakkan diatas padding. Padding
dipasang di kedua sisi, kemudian splint dipangkas untuk membuat ruang agar ibu jari dapat bergerak. Splint
kemudian dipasang pada ekstremitas, mempertahankan wrist dan tangan pada posisi yang telah dikoreksi. Splint
diikat dengan verban elastis, yang mempertahankan pada tempatnya sampai splint mengeras. Verban alastis
kemudian dilepas dan dapat dipasang lagi untuk mengatur tekanan secukupnya.

108
gambar 6-2 sambungan

Splint dari plaster memiliki ketebalan 8-10 lembar yang di dalamnya terdapat 2 lembar
cast padding untuk mencegah plaster kontak langsung dengan kulit. Ujung splint dipotong agar
sesuai dengan kontur ekstremitas dan dimolding saat masih basah; splint tersebut dipertahankan
pada tempatnya menggunakan circular elastic bandages. Setelah plaster tersusun, splint dapat
dilepas dan membiarkan plaster mengering sebelum digunakan (gambar 6-2). Bila splint
meliputi panjang seluruh alat gerak, maka diperlukan tambahan splint pada siku untuk
memberikan kekuatan pada lengkung siku. Bila spint digunakan semuanya secara posterior,
maka splint tidak cukup kuat untuk mencegah gerakan pada siku/lutut.

109
Gambar 6-3. konstruksi sugar-tong splint. Panjang plaster diperlukan untuk splint agar ke dorsal dapat mencapai
sendi roksimal jari tangan yang melintang dorsum wrist, melingkari siku dan mempertahankannya pada sudut 90 o,
kemudian naik ke sisi volar dan memanjang sampai distal flexion crease dari palmar. Celah kecil dilepas diatas
emnensia thenar sehingga bu jari dapat diletakkan pada posisi yang lebih baik. Cast dibuat dari delapan sampai
sepuluh lapis plaster yang dibasahi, diperas sampai kering, dan dibentangkan serta permukaa yang kasar dihaluskan.
Salah satu sisi dari splint kemudian dilapisi padding cast, selanjutnya dipasang sesuai dengan posisi yang telah
dijelaskan. Splint dipertahankan dengan menggunaka elastic bandage ukuran 3inci untuk bagian elbow dan forearm,
dan ukuran 2 inci untuk bagian forearm distal, wrist dan tangan. Wrist dipertahankan sesuai dengan posisi yang
dikehendaki saat membentuk plaster, dan siku lengan dipertahankan sebisa mungkin mendekati sudut 90 o. Sugar
tong splint mencegah pronasi dan supinasi, memberikan imobilisasi yang kaku pada wrist, dengan sudut elbow mulai
dari fleksi 90o sampai ekstensi 120o.

Variasi splint yang dipakai umumnya digunakan pada fraktur di forearm dan wrist, dan
disebut sugar-tong splint. Perusahaan dari spilt ini mendemonstrasikan pada gambar 6-3. splint
dasar telah dimodelseperti pada yang dijelaskan pada volar splint kecuali panjangnya diukur dari
caput metakarpal, dan pada sisi dorsal, lembaran melewati dorsum dari wrist, forearm, da
melingkari elbow, dan melewati sisi volar, memanjang melampaui wrist sampai ke distal flexion
crease dari tangan. Sugar tong splint terbuat dari delapan sampai 10 lapis plaster, yang mulanya
basah dan diperas sampai relatif kering. Splint dilicinkan pada permukaannya yang datar dan
salah satu permukaannya dilapisi oleh selapis padding. Lokasi pada eminensia thenar dipotong
dengan gunting atau pisau skalpel, dan permukaan palmar agak ditumpulkan untuk
menyesuaikan kontur dari distal flexion crease pada palmar. Kemudian splint dipasang pada siku
dengan sudut fleksi 90o dan forearm pada posisi netral pronasi-supinasi. Pada posisi ini, splint
diperpanjang dari kaput metakarpal ke dorsal mengelilingi seluruh forearm sampai ke bagia
palmar dari distal flexion crease. Elastic bangage ukuran 3 inci dipakai untuk membebat bagian
proksimal dari splint, meliputi siku dan memanjang ke bawah sampai bagian distal dari forearm.
Elastic bandage ukuran 2 inci dipakai mulai dari bagian distal forearm , melewati wrist, dan
menuju tangan. Forearm biasanya tetap pada posisi netral pronasi-supinasi, meskipun kadang-
kadang terdapat beberapa keuntungan akibat penempatan forearm pada posisi supinasi atau
pronasi saat plaster mengering. Posisi ini dilakukan untuk tindakan terapi. Pada penatalaksanaan
fraktur colles, maka wrist harus sedikit fleksi saat plaster mulai mengering. Keadaan ini
menyebabkan radius pada posisi yan lebih stabil. Tulisan ini tidak bermaksud untuk mendikte
mengenai posisi tetapi hanya menjelaskan mengenai prinsip dasar pemasangan splint dan yang

110
berhubungan dengan penggunaan, keuntungan, dan kerugiannya. Khususnya splint plaster of
paris, sekali mengering, dapat diganti dan dipasang kembali sesuai dengan keinginan dokter.
Splint plastik. Dalam tahun terakhir ini, berbagai macam bahan cast telah dikembangkan
yang sangat memudahkan formasi splint. Hal ini menjadi sangat populer. Bahan material yang
diproduksi oleh perusahaan Johnson and Johnson adalah orthoplast yang pertama kali
dikembangkan dan masih disukai secara luas (gambar 6-4). Material disalurkan melalui
lembaran-lembaran. Saat dingin, maka akan menjadi keras dan erat, sehingga bahan plastik pada
keadaan kakumenjadi sulit untuk dipotong. Saat material ini dihangatkan pada air panas, maka
bahan tersebut menjadi sangat empuk, dapat dipasang, dan mudah dipotong dengan gunting
verban, serta dimolding sesuai kontur ekstremitas selama fase pendinginan. Saat material masih
hangat dan lunak, proses molding dapat disertai pembebatan sirkuler dengan elastik bandage
yang mempertahankan splint dengan sangat eratpada ekstremitas saat plastik mulai dingin dan
mengeras. Bila telah mendingin, maka splint akan mempertahankan bentuknya dengan baik,
meskipun tidak memberikan kekakuan dalam imobilisasi seperti pada plaster.

Gambar 6-4. splint orthoplast. Splint dipotong padaukuran sesuai. Pemotongan lebih mudah dilakuka bila bahan
dipanaskan pada air panas. Dilakukan pembentukan yang sesuai, kemudian digunting. Memperkuat bagian yang
terutama terkena tekanan dilakukan dengan memotong dua lapisan dan diperkeras dengan pemberian aseton. Saat
bahan dipanaskan pada air panas sampai mejadi mudah untuk dipasang. Bahan tersebut dipasang diatas padding
untuk mencegah kulit jangan sampai terbakar, dan kemudian dibalut dengan elastic bandage sampai dingin agar
kaku kembali. Elastic bandage kemudian dilepas, dan splint dilekatkan dengan cara dibebat lagi dengan elastic
bandage atau dengan diikat.

Lembaran-lembaran bahan tambahan dapat dicampurkan pada splint untuk memberikan


stabilitas tambahan, atau tehnik mekanik dapat digunakan untuk memberikan stabilitas
tambahan. Bahan kedap air dapat dicuci dengan mudah denganair. Dan dapat dimolding kembali
dengan cara dipanaskan. Perubahan lokal pada kontur atau posisi dapat diperoleh dengan cara
pemanasan melalui aliran udara panas seperti hair dryer atau dipanaskan dengan air panas . Bahan
ini memiliki kerugian yang menyebabkan kulit berkeringat dan biang keringat jika dipasang
langsung pada kulit tanpa dipasang padding untuk melindungi kulit. Memiliki kekedapan
terhadap air, bahan ini bersifat non absorbent sehingga perlu dipasang kain diantaranya untuk
absorbsi sekresi yang keluar dari luka. Orthoplast memliki keuntungan, yaitu spint dapat dicuci
sampai benar-benar bersih dan diberi disinfektan setiap waktu saat dilakukan pemasangan;
derajat kebersihan yang tinggi dapat dipertahankan melalui splint yang terbuat dari bahan ini.

111
Baru-baru ini, variasi dari splint plastik telah dikembangkan oleh Thermo-Mold Medical
Products, dan diperjualkan dengan nama dagang Warm ’N Form. Bahan ini berasal dari plastik,
tetapi diliputi oleh kainyang menutupi kain secara permanen. Penutup kain dapat diterima kulit,
karena lebih memliki daya serap yang tidak mengakibatkan keluarnya keringat sehigga
menyebabkan biang keringat, dimana terjadi pada splint lainnya. Disain yang lebih baru dari
produksi Warm ’N Form terdiri dari lapisan padding gumpalan plastik yang lebih diterima oleh
pasien pada produk ini. Jenis padding yang berbeda adalah tidak penting.
Warm ’N Form tergantung pada pemberian pemanasan kering, sehingga pemanasan
lembab merupakan kontraindikasi karena disokong kain atau gumpalan. Bahan yang dikeringkan
pada piring panas didisain untuk mencapai suhu yang benar tanpa dapat membakar penyokong
kain. Bila telah panas, maka dapat dipotong secara mudah dengan menggunakan gunting khusus
dan dibentuk sesuai tepi yang diinginkan. Pada saat fase masih lunak dan dapat dipasang, bahan
ini dimolding mengelilini ekstremitas dan dibuat sesuai kontur. Saat mendigi, bahan ini menjadi
kaku; bahan ini merupakan produk dari plastik paling keras an dipakai sampai saat ini.jadi tidak
untuk dipotong setelah bahan mengeras, sehingga harus dipanaskan untuk membuatnya lunak
sehingga mudah dipotong meskipun dengan gunting khusus. Perusahaan merekomendasikan
penggabungan strap Velaro untuk mempertahankan splint pada ekstremitas. Bentuk khusus,
seperti pada gambar 6-5, diindikasikan pada imobilisasi lutut dan siku.

Gambar 6-5. Produk splint dari Warm ’N Form. Bahan ini sangat keras dan sulit dipotong saat dingin. Bahan ini
dipanaskan dengan menggunakan piring penghangat elektrik khusus yang sdah disediakan. Saat dpanaskan pada
suhu tertentu, bahan ini menjadi mudah dipotong sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Kemudian dipasang pada
ekstremitas yang telah dipasang padding terlebih dahulu untuk melindungi kulit agar tidak terbakar. Kemudian
dibalut dengan elastic bandage, dan dibiarkan sampai dingin. Selanjutnya elastic bandage dilepas dan splint dipasang
pada ekstremitas dengan cara dibalut lagi dengan elastic bandage, tali penikat, atauVelcro fastener. Bahan dari Warm
’N Form lebih cepat dingin dibandingkan Orthoplast, dan bekerja lebih cepat. Dan bila sudah dingin, maka bahan
ini lebih kuat dari pada orthoplast. (atas kebaikan Thermo-Mold edical Products, Inc.)
Saat mengering, produk ini memiliki karakteristik umum yang memuaskan dari semua
splint lembaran plastik yaitu kuat, lentur, ringan dan tembus x-ray. Perusahaan Warm ’N Form
memberikan tambahan keuntungan menjadi kurang iritasi dan lebih menyerap lembab
dibandingkan dengan produk lembaran plastik tanpa sokongan kain.

Splint khusus terbuat dari metal. Saat ini bentuk populer yang digunakan adalah splint
dari lembaran aluminium tipis yang dipotong dengan ukuran yang disesuaikan dan disokong oleh
padding gumpalan plastik yang dipakai pada tangan. Splint ini sedemikian lunak. Produk ini
berbentuk lembaran panjang yang dapat dipotong dengan panjang secukupnya dengan
menggunakan gunting verban biasa. Splint ini sangat sesuai digunakan pada tangan karena dapat
dibengkokkan untuk membentuk kontur yang diinginkan, tetapi cukup kaku untuk mencegah

112
gerakan jari. Splint ini biasanya digunakan pada permukaan palmar, meskipun dapat melapisi
kedua permukaan volar dan dorsal untuk memperoleh kekuatan yang lebih besar dan mencegah
gerakan jari yang sedang diobati. Adanya padding yang cukup adekuat berupa gumpalan plastik
yang melekat pada metal membuat sendi tangan dan jari lebih mudah beradaptasi dengan
splinting. Adanya kemampuan melunak dari bahan ini membuatnya mampu untuk dipelintir
sehingga kontur tangan yang benar dapat diperoleh. Splint ini melekat pada kepingan pita atau
gulungan kecil elastic verban untu menunjang splint lebih baik.
Bandage yang dijual oleh Johnson & Johnson dengan merk dagang bernama Coban
memiliki bahan yang sangat baik untuk melekat pada splint tangan atau ekstermitas. Coban
adalah bahan elastik yang sama dengan verban elastik biasa kecuali kemampuan melekatnya.
Selain itu juga dapat dipakai ulang. Kemampuannya untuk saling melekat membuat berguna
pada pemasangan splint. Alat ini memiliki daya lekat sangat kuat pada splint ekstremitas, dan
dapat dilepas dari splint bila dikehendaki. Bahan splinting dari metal lainnya tidak cukup lunak
.

Splint untuk koreksi deformitas


Selama pemakaiannya sebagai alat immobilisasi, splint juga dapat dipakai untuk koreksi
deformitas. Telah ditulis sebelumnya bahwa koreksi dengan menggunakan cast jarang
memungkinkan, karena koreksi harus sudah dilakukan sebelum cast dipasang. Hal ini juga
terjadi pada splint murni. Jarang terjadi, bahwa fraktur dengan allignment yang kurang lurus
serta belum ditangani dapat berubah setelah dilakukan splinting. Koreksi dapat dipertahankan
pada deformitas jaringan lunak dengan memakai splint. Hal ini dilakukan pada penanganan
deformitas terutama pada persendian, dimana splint pengkoreksi menunjukkan hasil yang sangat
baik.
Deformitas yang telah dikoreksi melalui pembedahan atau dengan cara lain kemudian
dipertahankan dengan splint, maka koreksi ini disebut koreksi pasif. Hal ini cenderung dianggap
sebagai imobilisasi daripada koreksi yang sebenarnya. Terdapat garis tipis di antara splint yang
digunakan hanya sebagai imobilisasi dan digunakan untuk koreksi pasif. Contoh splint sebagai
koreksi pasif adalah splint ekstensor yang digunakan pada kontraktur fleksi dari sendi lutut. Pada
gambar 6-6A, tapak splint bertindak sebagai tenaga pasif untuk mengoreksi lutut dengan cara
stretching, dan mempertahankan koreksi tersebut. Splint ekstensi yang dipakai pada kontraktur
fleksi dari lutut seperti yang telah ditunjukkan, ternyata gagal untuk memperoleh ekstensi
lengkap setelah dilakukan tindakan pembedahan. Pasien diinstruksikan untuk berendam dalam
air panas dan membasahi ekstremitas sebelum dipasang splint. Dengan memakai air panas, maka
streching bertahap pada sendi dapat diperoleh; splint dipasang untuk membantu mempertahankan
koreksi dan mungkin dapat sedikit memperbaiki koreksi. Splint yang digunakan adalah night
splint. Splint ini memberikan koreksi bertahap yang mengakibatkan koreksi komplit pada suatu
deformitas.

113
Gambar 6-6. extension splint tergantung pada tekanan tiga titik demi efektifitasnya. (A) splint ekstensor pada lutut.
Bagian metal dari splint terletak pada bagian posterior, dengan ikatan pada paha dan betis. Terletak diatas lutut
adalah bantalan kulit yang akan mengetat saat lutut ekstensi. Splint ini secara dinamis tidak ditujukan untuk
mengoreksi deformitas; splint ini hanya bertujuan untuk mempertahankan ekstensi semaksimal mungkin dalam
beberapa jangka waktu. Splint biasanya dipakai pada malam hari, setelah mandi air hangat, untuk meregangkan
lutut sejauh mungkin. Posisi ekstensi dipertahankan sepanjang malam, yan membantu meregangkan struktur yang
mempertahankan lutut tetap fleksi. Bila dilakukan setiap malam, dengan meningkatkan ekstensi secara bertahap,
maka biasanya diperoleh hasil pemulihan ekstensi penuh secara sempurna. (B) splint ekstensor pada jari. Tidak
dicari koreksi dinamis, melainkan mempertahankan ekstensi pasif yang sudah diperoleh secara maksimal dan
diterapkan dalam jangka waktu yang lama. Peningkatan ekstensi secara bertahap diperoleh melalui peregangan pasif,
dan ekstensi dapat dipertahankan setelah tercapai.

Splint yang sama juga diterapkan pada kontraktur fleksi dari jari (gambar 6-6B).
Dilakukan penekanan pada tiga titik dan dinaikkan secara bertahap; koreksi bertahap pada
deformitas akan terjadi bila setiap derajat koreksi diperoleh dan dipertahankan.
Splint dinamis akan memberikan tenaga terus menerus yang memberikan koreksi
deformitas: contohnya adalah koreksi dinamis pada konraktur fleksi jari yaitu berupa Bunnel
finger extender splint (gambar 6-7A). Penerapan tenaga yang terus menerus untuk melawan
kontraktur menyebabkan stretching bertahap pada kontraktur. Daya streching dapat ditimbulkan
dengan memflexikan jari; jari diflexikan kemudian dilepas. Hentakan bertahap pada sendi
dihasilkan melalui tekanan dinamis dari rubber ban yang menyebabkan streching pada
kontraktur.

114
Gambar 6-7 (A dan B). Bunnell knuckle-bender splint adalah merupakan contoh dari splint dinamis dengan tekanan
terus menerus untuk menciptakan fleksi pada sendi proksimal pada jari tangan. Gelang karet dipakai sebagai atenaga
positif untuk menekan persendian tetap dalam posisi fleksi. Harus diperhatikan, bahwa ekstensi aktif yang disengaja
unuk melawan gaya traksi juga dilakukan, sehingga splint tidak hanya bertindak sebagai tenaga dinamis untuk fleksi,
tetapi juga bertindak untuk melatih otot-otot ekstensor jari tangan. (C dan D) Bunnell knuckle-extender splint
memiliki aplikasi yang berlawanan dengan Bunnell knuckle-bender splint. Sendi proksimal dari jari tangan dipaksa
dalam posisi ekstensi melalui tarikan gelang karet, menyebabkan tekanan pada palmar dan melawan falang
proksimal. Pada knuckle-bender splint, dapat juga dilakukan pelatihan untuk memperkuat otot fleksor jari tangan.
(E) Bunnel dynamic finger splint, memperlihatkan penerapan tenaga ekstensor untuk melawan sendi tengah jari
tangan. (F) tipe yang sama pada aksi dinamis untuk menciptakan fleksi pada sendi tengah. Pada kedua contoh,
sebagaimana pada knuckle-bender dan extender splint, splint dapat digunakan untuk melatih melawan tarikan
gelang karet, yang mungkin berfungsi lebih bermanfaat sebagai kekuatan dinamis untuk mengoreksi sendi yan
mengalami kontraktur fleksi atau ektensi.

Terdapat penerapan yang sama pada splint Oppenheimer seperti tampak pada gambar 6-
8. Splint ini memiliki tampilan dinamis pada mekanisme lilitan kawat pegas yang
mempertahankan pergelangan tangan pada posisi miring ke atas. Pada kasus paralysis motorik
yang kadang disebabkan oleh hilangnya fungsi motorik dari nervus radialis, maka splint hanya
bertindak sebagai alat penarik. Mekanisme pegas pada pergelangan tangan dapat diatasi dengan
memfleksikan pergelangan tangan untuk melawan tarikan tersebut. Sehingga pergelangan tangan
dapat digunakan mendekati normal. Splint Oppenheimer juga dapat digunakan untuk koreksi
dinamis pada kontraktur fleksi pergelangan tangan. Tarikan kinetik dapat melawan kontraktur

115
fleksi yan diatasi secara periodik dengan memakai otot fleksor pergelangan tangan. Saat fleksor
dilepas, terjadi hentakan yang melawan kontraktur fleksi sehingga terjadi koreksi deformitas
secara bertahap.

Gambar 6-8. splint Oppenheimer adalah contoh splint dinamis yang sangat bagus, yang digunakan untuk
menciptakan ekstensi pada wrist. Pada dasarnya digunakan untuk radial palsy, dimana otot-otot ekstensor pada wrist
kehilangan fungsi motoriknya. Kadang juga digunakan untuk meregangkan kontraktur flexi pada wrist. Alat ini
menimbulkan aksi dinamis ekstensi yang terus-menerus dan dapat diatasi dengab tenaga otot-otot flexor yang lebih
besar, sehingga berfungsi untukmelatih otot-otot flexor pada pegelangan tangan. Splint juga memiliki perlengkapan
tambahan yang dihubungkan dengan menggunakan slink kulit disertai traksi rubber band agar ibu jari tetap ekstensi
pada saat otot-otot ekstensor ibu jari mnegalami paralysis akibat radial palsy.

RINGKASAN

Sebagian besar dari splint ini adalah model splint koreksi standar yang sudah dikenal dan
digunakan selama bertahun-tahun. Tujuan dari tulisan ini adalah menekankan prinsip dasar
splinting dan koreksi dengan menggunakan splint. Para praktisionist yang mampu membuat
model splint asli untuk tujuan khusus telah memegang konsep splinting secara penuh. Prinsip
dasar yang harus tetap diingat saat menciptakan splint khusus untuk permasalahan spesifik
meliputi:
1. Corrective force, pasif atau dinamis, harus ditujukan langsung terhadap deformitas itu sendiri
dan sedikit mungkin meninggalkan gangguan pada ekstremitas.
2. Setiap correcting force harus terdapat counter acting force untuk membantu mengatasi
deformitas. Seperti pada splint Oppenheimer,penerapan cointer force dipasang pada dorsum
pergelangan tangan yang mempertahankan wrist dalam posisi tangan tetap ekstensi terhadap
forearm.
3. Dynamic correction splint biasanya didesain supaya otot-otot yang berfungsi dapat mengatasi
koreksi dinamis secara periodik, yang akan memberikan daya koreksi terhadap fungsi yang
lebih baik melalui hentakan secara periodik pada deformitas.
4. Passive correction splint tergantung pada peningkatan tekanan bertahap untuk memperoleh
koreksi. Ini merupakan tekanan pasif, dan hanya dapat diterapkan pada derajat moderat
karena bila dilakkan tekanan yang maksimum akan memberikan ketidaknyamanan.
5. Pasive atau dynamic corective splint, pengungkit alat gerak harus didisain untuk
menciptakan keuntungan mekanis yang cukup untuk memberikan tekanan pada penumpu
yang dibuat pada titik deformitas.

116
Gambar 6-9. Twister splint merupakan mekanisme yang sempurna dalam mengoreksi deformitas pada ekstermitas
bawah. Kabel twister dilekatkan pada pelvic band dan sepatu. (A) Twister menyebabkan sepatu tetap dalam posisi
rotasi eksternal (atau rotasi internal bila diperlukan). Tenaga twister dapat diatasi dengan memasukkan kaki ke dalam
sepatu. (B) Meski kaki telah dimasukkan ke dalam sepatu, traksi dinamis yang terus-menerus masih diterapkan pada
kaki, sehingga seluruh eksteritas dipaksa dalam posisi rotasi eksternal. Efek dinamis ini berguna pada rotasi internal
dari kontraktur panggul dan torsio interna pada tibia, di mana tenaga koreksi yang diberikan terus-menerus akan
melawan pertumbuhan tulang sehingga mengakibatkan koreksi bertahap melalui rangsangan pertumbuhan pada arah
yang sesuai.

6. kemampuan dari corrective splint untuk mengatasi deformitas tergantung pada kelenturan
jaringan yang menyebabkan deformitas, efek pertumbuhan, kemempuan jaringan sekitar
untuk menerima tekanan yang diperlukan, dan kemudahan mencapai deformitas. Faktor-
faktor diatas akan memberikan implikasi sebagai berikut:
a. Kelenturan jaringan. Sudah diketahui sejak lama, pertumbuhan dari scar yang
matur akan tahan terhadap stretching. Saat scar mengalami kematangan,
timbulnya stretching dengan tenaga dinamis atau pasif adalah sangat terbatas.
Penggunaan corrective splint masih dipertanyakan dalam mengatasi jaringan scar
matang dimana sudah tidak memiliki elastisitas dan tidak dapat diregangkan. Di
sisi lain, pada anak muda, scar yang masih imatur lebih mudah untuk diregangkan
dibandingkan dengan pada orang tua.
b. Efek pertumbuhan. Efek pertumbuhan tidak dapat dikesampingkan. Tekanan
kontinu sepanjang garis tertentu akan mengnyebabkan perubahan pertumbuhan

117
akibat perubahan dalam mekanisme pertumbuhan garis epifisial. Pada pasien
sangat muda dengan torsi tibia interna, koreksi dilakukan melalui splint kabel
memutar dengan tekanan dinamik eksternal rotasi, dapat dikoreksi secara cepat
karena pada ekstremitas terjadi pertumbuhan secara cepat (gambar 6-9).
Pemakaian splint yang sama pada pasien anak yang lebih tua atau orang dewasa
aka memberikan hasil yang sangat mengecewakan. Potensi pertumbuhan pada
individu ini sudah tidak ada atau terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk
dilakukan koreksi. Koreksi tulang dengan menggunakan corrective splint hanya
dapat digunakan pada pasien yang masih mengalami pertumbuhan. Efek
penggunaan corrective splint pada tulang panjang pasien dewasa tidak akan
memberikan hasil bermakna. Denis-Browne splint dapat digunakan untuk
mengoreksi deformitas torsio (gambar 6-10). Pada anak yang masih dalam masa
pertumbuhan perkembangan kontraktur pada jaringan lunak berjalan lebih
progresif jika kontraktur terjadi pada garis epifisis yang masih aktif. Jika panjang
contracting band tetap dan tidak meregang, sedangkan pusat epifisis terus
tumbuh, maka kontraktur akan menjadi lebih berat akibat efek tethering pada
contracting band akibat pertumbuhan ulang secara longitudinal. Contoh dari efek
tethering adalah adanya kekakuan pada heel cord yang berjalan progresif
beriringan dengan pertumbuhan anak. Adanya efek tethering dari heel cord akan
menyebabkan deformitas equinus.

Gambar 6-10. Denis-Brown splint. Digunakan tenaga koreksi secara pasif saat kaki masuk ke dalam sepatu yang
dipertahankan dalam posisi tertentu untuk memperoleh hasil koreksi yang diharapkan. Sepatu dipasang dalam posisi
rotasi eksternal yang digunakan pada internal tibial torsion. Hal ini merupakan tindakan koreksi secara pasif yang
sebenarnya lebih banyak menggunakan aksi dinamis, saat aksi menendang anak berakibat manipulasi ekstremitas
yang terus-menerus, sehingga menyebabkan proses koreksi. Splint dapat disusun dengan kaki pada posisi rotasi
internal ketika deformitas berupa rotasi eksterna akan dikoreksi. Demikian juga, sudut dari palang dapat
dibengkokkan sehingga koreksi inversi atau eversi kaki dapat diperoleh secara simultan dengan koreksi deformitas
torsi.

c. Kemampuan jaringan sekitar untuk tahan terhadap tekanan yang diperlukan untuk
mengoreksi deformitas sering menjadi faktor pembatas. Pada ekstensor splint
untuk lutut, pasien sering mengeluh nyeri di atas patella akibat penekanan dari
correcting strep bila dipasang terlalu ketat. Faktor yang membatasi ini disebabkan
ketidakmampuan pada area pre patella dalam mengatasi tekanan yang diperlukan
pada koreksi kontraktur flexi lutut. Banyaknya tenaga yang dapat digunakan
harus sesuai dengan banyaknya tekanan yang dapat ditoleransi oleh kulit pada
titik di mana alat tersebut menekan.
d. Terjangkau tidaknya kontraktur juga merupakan faktor pembatas pada saat
pemasangan correctional splint. Kontraktur flexi pada lutut mudah terjadi.
Peralatan splinting yang adequat dapat disusun untuk koreksi deformitas ini asal

118
kontraktur flexi lutut tidak terlalu besar sehingga mempersulit pemasangan splint.
Pemasangan splint yang adequat dapat dibuat bila sudut kontraktur flexi dari lutut
sebesar atau kurang dari 45 derajat.
Sendi tengah dari jari yang kadang tidak dapat dijangkau, terutama pada
anak kecil yang memiliki ruang terbatas untuk pemasangan splint, antara sendi
PIP dan MCP. Panjang dari pengungkit yang ada pada splint untuk meregangkan
sendi tengah adalah terbatas sehingga keuntungan mekanis untuk peregangan
sendi adalah terbatas. Dapat terjangkaunya sendi dan kemampuan pemasangan
splint yang memuaskan pada deformitas adalah hal terpenting.

Maksud dari presentasi ini adalah menjelaskan prinsip-prinsip dasar koreksi pada
splinting. Diharapkan tulisan ini pembaca dapat mengembangkan split-splint khusus untuk
tujuan tertentu. Banyk literatur yang dapat dirujuk mengenai teknik splinting spesifik.

119

Anda mungkin juga menyukai