Laporan Pendahuluan PNC
Laporan Pendahuluan PNC
Laporan Pendahuluan PNC
NIM : P00220217008
TAHUN 2018
A. DEFINISI
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandung kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yang berlangsung
kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas dibagi kedalam dalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan +40 hari
2. Puerperium intyermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat kandungan atau genetalia
yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
Adaptasi Psikologis
Masa transisi pada post partum yang harus diperhatikan perawat adalah :
1. “Honeymoon” adalah fase setelah anak lahir dan terjadi kontak yang lama antara ibu,
ayah, anak. Kala ini dapat dikatakan sebagai psikis honeymoon yang memerlukan
hal-hal romantis masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan
hubungan yang baru.
2. Bonding Attachment atau ikatan kasih
Dimulai sejak dini begitu bayi dilahirkan. “Bonding” adalah suatu istilah untuk
menerangkan hubungan antara ibu dan anak. Sedangkan “attachment” adalah suatu
keterikatan antara orang tua dan anak. Peran perawat penting sekali untuk
memikirkan bagaimana hal tersebut dapat terlaksana. Partisipasi suami dalam proses
persalinan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ikatan kasih tersebut.
Perubahan fisiologis pada klien post partum akan dikuti oleh perubahan
psikologis secara simultan sehingga klien harus beradaptasi secara menyeluruh.
Menurut klasifikasi Rubin terdapat tiga tingkat psikologis klien setelah melahirkan
adalah:
B. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau jelas
terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 1998) :
C. Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
“bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage
of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawa janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang
disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa bercampur
darah (bloody shoe).
F. PENATALAKSANAAN
1. Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal
2. Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
3. Segera dilakukan penilaian klinis dan upaya pertolongan dihadapkanpada masalah komplkasi dan Atasi
syok bila terjadi
4. Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman
5. Pastikan kontraksi berlangsung dengan baik (keluarkan bekuan darah,lakukan masase uterus, beri
uterotonika 10 ml, dilanjutkan infus 20 mldalam 500 cc NS/RL dengan tetesan 40 tpm)
6. Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplorasi
7. Pasang kateter dan pantau cairan keluar dan masuk
8. Lakukan observasi ketat pada 2 jam pertama pasca melahirkan dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga
jam berikutnya.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Monitor Keadaan Umum Ibu
Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit
24 jam I : tiap 4 jam
25 Setelah 24 jam : tiap 8 jam
b. Monitor Tanda-tanda Vital
c. Payudara : Produksi kolustrum 48 jam pertama.
d. Uterus : Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.
e. Insisi SC : Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna.
f. Kandung Kemih dan Output Urine : Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri.
g. Bowel : Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.
h. Lochea : Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,kontraksi uterus, distensi
abdomen,luka episiotomi
b. Ketidakefektifan proses menyusui berhubungan dengan, belum berpengalaman
menyusui, pembengkakan payudara,lecet putting susu,kurangnya produksi ASI.
c. Gangguan eliminasi BAK berhubungan dengan distensi kandung kemih, perubahan-
perubahan jumlah / frekuensi berkemih.
d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, penurunan
sistem kekebalan tubuh.
e. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebih (perdarahan)
f. Gangguan istirahat / perubahan pola istirahat tidur berhubungan dengan kecemasan
hospitalisasi, waktu perawatan bayi.
1. Rahmawati, Z. N. (2005) ‘Perawatan Postnatal Care terhadap kondisi ibu setelah melahirkan
’, kebidanan, pp. 7–40.
2. Yusuf, I. and Rasma, S. (2015) ‘Pelayanan dan perawatan Postnatal Care terhadap kondisi
ibu’, Keperawatan Maternitas, pp. 1–8.
3. Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2017. Teori dan Asuhan Kebidanan Vol 2.
EGC.Jakarta
(………………………………….) (………………………………)
Precepror Institusi
(…………………………………….)