Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM

BANYUWANGI MENGAJAR
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

Nama : Fauzan Fadhili


Fakultas : Teknik Universitas Jember
Jurusan : Teknik Mesin
Angkatan : 2012

I. Dasar Kegiatan
Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Nomor :
188/3079/429.101/2018 Tanggal 17 Juli 108 tentang Penetapan Tenaga Guru
Relawan Yang Bertugas Di Wilayah Dengan Tingkat Akses Tersulit (DETAS)
Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2018

II. Tempat
Sekolah Dasar Negeri 2 Sarongan. Jalan Pantai Sukamade, Dusun Sukamade,
Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran

III. Waktu
Satu (1) Tahun Pelajaran 2018 / 2019

IV. Deskripsi Kegiatan


Program Banyuwangi Mengajar di daerah dengan Tingkat Akses Tersulit
(DETAS) merupakan program dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di wilayah Kabupaten Banyuwangi
terutama di wilayah DETAS. Program ini dilaksanakan dengan menambah
kekurangan jumlah tenaga guru di sekolah dengan wilayah DETAS, melalui kerja
sama dengan Perguruan Tinggi Negeri yang merupakan lulusan dari Program
Beasiswa Banyuwangi Cerdas.
Pada program Banyuwangi Mengajar ini, saya Fauzan Fadhili yang
merupakan lulusan dari Program Beasiswa Banyuwangi Cerdas di Universitas
Jember dengan Program Studi S1 Teknik Mesin ditempatkan di wilayah DETAS
yaitu di ujung selatan Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di wilayah Kecamatan
Pesanggaran. Saya ditugaskan di Lembaga SD Negeri 2 Sarongan, Sukamade,
Sarongan, Pesanggaran terhitung sejak Surat Keputusan tentang Program
banyuwangi Mengajar dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi saya
terima.
Awal pelaksanaan program, kami harus beradaptasi dengan akses jalan
menuju daerah penugasan, dimana sepanjang jalan hanya diisi dengan bebatuan
dengan lika liku jalanan menanjak dan turunan tajam. Selain itu, sekeliling jalan
hanya berdampingan dengan pepohonan hutan lindung, karena memang daerah
penugasan saya berada di kawasan konservasi yaitu Taman Nasional Meru Betiri,
maka bukan hal asing lagi jika sepanjang jalan terkadang berhadapan dengan hewan
liar dan ranting-ranting pohon yang berjatuhan. Selain itu, selama perjalanan kami
harus melalui tikungan tajam yang berdampingan dengan tebing dan jurang yang
merupakan ciri khas dari kawasan hutan lindung. Dan yang tak kalah menegangkan
lagi, akses ke daerah penugasan hanya bisa dilalui dengan menyeberang sungai
menggunakan perahu rakit (gethek) jika musim penghujan tiba, atau menyeberangi
tiga buah sungai jika debit air cukup rendah di musim kemarau.
Namun, akses jalan ternyata tidak lagi menjadi suatu hal yang membuat kami
merasa enggan untuk berangkat ke daerah penugasan setelah nampak di depan kami
pemandangan yang menurut kami langka. Dimulai dari jalanan yang lebih mulus,
rumah padat penduduk, alat transportasi yang cukup membuat kami terpana untuk
kalangan masyarakat dengan berbagai macam keterbatasan, dan yang mengherankan
lagi adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah penugasan. Bukan Program
Banyuwangi Mengajar namanya, jika kami hanya ditugaskan di lembaga pendidikan,
melainkan kami juga harus bergaul, bercengkerama, dan berhubungan sosial dengan
masyarakat di wilayah penugasan. Maka dari itu, bergaul dan berinteraksi dengan
masyarakat adalah modal awal kami agar betah di sana.
Setelah sampai di wilayah penugasan, keesokan harinya kami langsung
bertugas di lembaga pendidikan SD Negeri 2 Sarongan, dimana kami harus
berhadapan dengan siswa siswi yang beragam tingkah dan perilakunya, meskipun
latar belakang kami bukan dari bidang pendidikan. Di lembaga pendidikan yang
dikepalai oleh Bapak Bambang Harianto itu, kami diperkenalkan dengan seluruh
dewan guru dan siswa-siswi SD Negeri 2 Sarongan. Kami diterima dengan baik,
bahkan mereka sangat bersyukur atas kedatangan kami, karena mereka beranggapan
bahwa orang-orang seperti kami akan membawa pembaharuan terhadap sistem
pendidikan yang ada di lembaga tersebut.
Di lembaga ini, saya diberikan wewenang sebagai Wali Kelas 6 dengan
beban mengajar seluruh mata pelajaran selain PAI dan PJOK. Berat rasanya diawal
langkah kami yang notabene bukan berlatarbelakang seorang pendidik. Tapi, selama
matahari terbit dari timur, itu semua bukanlah hal yang mustahil. Kami harus belajar
dari awal, meskipun dulu di jenjang sekolah dasar kami pernah menerima semua
mata pelajaran, namun itu sudah lima belas tahun yang lalu, jadi wajar jika kami
cenderung lupa dengan materi-materi tersebut.
Selain itu, dikarenakan lembaga SD Negeri 2 Sarongan ini berdampingan
dengan SMP Negeri Pesanggaran Satu Atap, tak jarang kami juga diminta untuk
bantuan tenaga mengajar, karena memang terjadi keterbatasan tenaga pendidik.
Salah satu bentuknya adalah kami diminta tolong untuk mengajar mata pelajaran
Bahasa Inggris, karena memang belum adanya tenaga pendidik Bahasa Inggris,
selain itu juga diminta untuk menggantikan sementara guru mata pelajaran IPA
karena beliau terkendala masalah kesehatan.
Banyak hal yang sebenarnya kami ingin tuliskan terkait kegiatan Program
Banyuwangi Mengajar ini, namun dikarenakan keterbatasan kami, maka hasil dari
kegiatan ini kami rangkum menjadi beberapa poin berikut:
1. Lembaga Pendidikan
 Pelafalan Asma’ul Husna secara bersama-sama sebelum pembelajaran
dimulai.
 Sholat Dhuha Berjama’ah yang dilakukan seminggu sekali pada Hari Rabu.
 Sholat Dhuhur berjama’ah yang dilakukan pada Hari Senin – Kamis.
 Jum’at Taqwa yang dilakukan pada Hari Jum’at minggu pertama pada setiap
bulannya dimana diisi dengan kegiatan keagamaan seperti Sholat Dhuha,
Istighotsah, dan Ceramah.
 Jum’at Sehat yang dilakukan pada Hari Jum’at minggu kedua pada setiap
bullannya yang diisi dengan senam bersama dan jalan sehat di wilayah sekitar
lembaga.
 Jum’at Bersih yang dilakukan pada Hari Jum’at Minggu ketiga setiap
bulannya yang diisi dengan kegiatan pembersihan di lingkungan lembaga
maupun di lingkungan sekitar lembaga.
 Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang dilakukan setiap hari Jum’at sebelum
pelaksanaan Jum’at Berkarakter.
 Pendampingan kegiatan seperti perlombaan di bidang akademik maupun non
akademik, yaitu pendampingan Lomba MIPA, Lomba Cerdas Cermat, Lomba
Cerdas Cermat PAI, Lomba Cabang Atletik, Pendampingan Kegiatan Ekspo
Kecamatan, dan kegiatan kegiatan yang lain.
 Mengadakan Lomba MIPA di tingkat lembaga dengan kategori antar kelas
dan antar kelompok yang bertujuan untuk mencetak generasi sebagai
perwakilan delegasi lembaga di setiap perlombaan MIPA.
 Melakukan kegiatan keagamaan di setiap Hari Besar Agama Islam dengan
tema yang bertajuk sesuai dengan Hari-Hari Besar tersebut, misalnya
Peringatan Isra’ Mi’raj, Peringatan Maulid Nabi, Pelaksanaan Pondok
Ramadhan, Pengumpulan dan pembagian Zakat Fitrah, dan lain sebagainya.
 Melakukan kegiatan-kegiatan untuk memperingati Hari Besar Nasional
misalnya Peringatan Hari Pahlawan, Peringatan Hari Kemerdekaan RI, dan
Peringatan Hari pendidikan Nasional.
2. Masyarakat
 Melalui kerja sama dengan Pemerintah Dusun dan Pimpinan Perkebunan
setempat, kami melatih dan membentuk Pasukan Pengibar Bendera dalam
rangka Peringatan HUT ke 73 RI
 Mengikuti kegiatan keagamaan seperti Pengajian rutinan, Istighotsah,
Pengajian Akbar, Kepanitiaan Pembagian Daging Hewan Kurban, Santunan
Anak Yatim, dan lain-lain.
 Mengikuti kegiatan sosial seperti Perawatan terhadap Orang Meninggal,
Gotong Royong, Bersih-Bersih Dusun, dan kegiatan kemasyarakatan yang
lain.
 Melakukan kegiatan sosial dalam bentuk kerja sama dengan masyarakat di
bidang ekonomi, olahraga, dan kegamaan.

V. Kendala
1. Kendala Umum, seperti akses jalan yang memang terdiri dari bebatuan terjal
dengan tanjakan dan turunan yang tajam serta didukung oleh tikungan yang
berimpitan dengan tebing dan jurang.
2. Tidak adanya jaringan komunikasi sehingga acap kali ketinggalan informasi,
terutama yang berkaitan dengan perkembangan Program Banyuwangi
Mengajar.
3. Terbatasnya Listrik yang hanya tersedia antara Pukul 17.30 sampai dengan
22.00 WIB, sehingga terkadang pengerjaan materi maupun program -
program hanya bisa dilakukan pada kurun waktu tertentu.
4. Terbatasnya Sumber Daya Manusia untuk tenaga pendidik di lembaga,
sehingga terkadang harus berfikir lebih agar semuanya dapat terkendali dan
berjalan sesuai dengan harapan.
5. Terbatasnya sarana transportasi, sehingga terkadang harus dengan usaha yang
lebih agar dapat mengirimkan delegasi untuk kegiatan di luar daerah
penugasan.

VI. Penutup
Demikian Laporan Pelaksanaan Kegiatan Program Banyuwangi Mengajar di
Wilayah Dengan Tingkat Akses tersulit (DETAS) telah selesai saya buat, dengan
harapan pelaksanaan Program Banyuwangi Mengajar akan semakin baik di tahun
yang akan datang. Terima Kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada Bupati
Banyuwangi Bapak Abdullah Azwar Anas yang melalui wewenangnyalah kami
dapat berada diwilayah Sukamade. Terima Kasih selanjutnya kami sampaikan
kepada Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Bapak Sulihtiyono
yang telah menugaskan kami ke daerah yang begitu beragam kultur dan budayanya.
Tak lupa pula terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada Ibunda Nuri
dan Bapak Rohadin yang dengan rasa sabar dan keikhlasannya telah membantu kami
selama masa pengabdian hingga terbuatnya laporan kegiatan ini. Dan yang terakhir
saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Bambang Harianto selaku Kepala Sekolah,
beserta jajarannya, dan seluruh masyarakat Dusun Sukamade pada umumnya.
Akhir kata, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya karena keterbatasan
saya sebagai manusia, saya masih melakukan banyak kesalahan dan juga masih
terlalu banyak kekurangan yang saya lakukan. Demikian yang dapat saya laporkan
terkait pelaksanaan Program Banyuwangi Mengajar di SD Negeri 2 Sarongan,
Pesanggaran, semoga dapat menjadi manfaat bagi diri saya pribadi maupun orang
lain.

Hormat Saya

Fauzan Fadhili

Anda mungkin juga menyukai