Anda di halaman 1dari 12

ASBAK KURA - KURA DARI TANAH LIAT

DISUSUN OLEH :

ADELLA PUSPA SETYAWATI (01)

APRILIYA TIYAS NINGRUM (06)

FRIE DHANTI AYUNDA PRATIWI (12)

THOMAS LINTANG AJI WICAKSONOI (30)

XI IPS 2

SMA N 3 BANTUL

2017/2018
Format Business Plan

 Nama Perusahaan : Bill’s Corporation


 Bidang Usaha : kerajinan bahan lunak
 Jenis Produk : Asbak dari tanah liat
 Alamat Perusahaan : Perum. Sekar, Kasongan, no. 14, Bangunjiwo, Kasihan,
Bantul
 Nomor telepon : 082291035699
Bab 1

Pendahuluan

A. Identifikasi Peluang bisnis

Peluang usaha adalah peluang atau kesempatan waktu yang dapat dimanfaatkan untuk
menjalankan suatu kegiatan usaha. Hal ini dianggap peluang karena memiliki potensi untuk
menjadi besar dan menguntungkan.

Asbak kura-kura masih banyak terjual dimana saja artinya peminatan konsumen
masih tinggi, selain itu asbak kura-kura dari tanah liat terbilang unik dan harga yang cukup
terjangkau. Pemanfaatan lingkungan sekitar untuk dijadikan sebuah peluang yang
menjanjikan, produk ini akan menjadi sebuah ciri khas yang dapat dikenali banyak orang.

Membuat produk asbak kura-kura tidak perlu mengeluarkan modal yang cukup
banyak hanya pandai akan promosi dan kreatifitas, Keunikan asbak kura-kura juga berpotensi
akan menjadi daya tarik wisatawan asing.

B. Penjelasan Produk
Asbak kura-kura adalah sebuah produk yang didapat bahan bakunya dari
lingkungan sekitar yaitu tanah liat yang memiliki beberapa fungsi dan harga yang murah.

Bahan-bahan:
1. Tanah liat
2. Air
3. Pilox Clear Lacquer (transparan)
4. Cat asturo

Alat-alat:
1.Sendok
2. Alas yang permukaannya halus

3. kuas

Cara Pembuatan:

1. Membentuk tanah liat menjadi bulat tanah liat sesuai ukuran yang diinginkan.
2. Mepipihkan namun jangan terlalu tipis karna mudah retak
3. Buat gambaran lingkaran menggukan ujung tangkai sendok
4. Keruk menggunakan sendok bagian sudah ditandai dengan sendok, tidak
terlalu dalam.
5. Membentuk tanah liat menjadi bulatan, potong menjadi dua. Bentuk kaki-kaki
nya (lakukan 2 kali)
6. Membentuk kepala dengan cara dibulatkan, dan membentuk tanah liat
menjadi bulatan-bulatan kecil untuk bagian mata
7. Membentuk tanah liat dengan cara dipilin menjadi panjang untuk menjadi
ekor
8. Menempelkan bagian kaki terlebih dahulu, sedikit tekan bagian ujung kaki
yang berada menempel disamping-samping badan badan.
9. Menempelkan kepala, sedikit tekan-tekan dibagian.
10. Menempelkan ekor di belakang bagian bawah lalu tekan-tekan agar tertempel
kuat
11. Menempelkan bagian mata
12. Sedikit mengkeruk bagian samping kanan kiri asbak menjadi cekungan
13. Menambal bagian kepala hingga menyerupai leher agar bisa ditempel dengan
sempurna, setelah itu diratakan menggunakan air sebagai lem (Air: Lem)
14. Menambal kaki, ekor dan meratakan menggunakan air
15. Bentuk mulut dan hidung dengan ujung sedok
16. Asbak kura-kura dihaluskan/diratakan menggunakan air sekaligus memastikan
semua menempel dengan rapi.
17. Mengkeringkan produk di bawah sinar matahari sejenak, dibakar
18. Dibakar dengan menumpuk batu bata berbentuk persegi, lalu asbak kura-kura
dimasukan di dalam tumpukan batu bata. Membakarnya menggunakan jerami
diletakan diatas asbak dan dibakar menggunakan api.
19. Mewarnai asbak menggunakan cat asturo, setelah itu menjemur asbak kura-
kura dibawah matahari hingga kering.

C. Latar belakang bisnis


Indonesia memiliki kaya akan sumber daya alamnya, tanah-tanah yang berada di
Indonesia beragam dan dapat dimanfaatkan salah satunya tanah liat, Tidak perlu Impor
tanah liat dari Negara lain dan tanah liat tersebar luas di berbagai wilayah, salah satunya
adalah Yogyakarta. Yogyakarta kaya akan tanah liat, terasa sangat rugi jika modal alam
yang melimpah ini tidak dimanfaatkan sama sekali.
Untuk membuka usaha yang berbahan pokok tanah liat tidak perlu mengeluarkan
modal berlebih ditambah tekstur tanah liat yang mudah dibentuk berbagai macam
kerajinan.
Melihat perilaku penduduk Indonesia yang bertambahnya perokok hingga
membuka peluang bisnis asbak agar tidak membuang puntung dan abu rokok secara
sembarangan, namun asbak rokok tidak dapat dibawa-bawa secara praktis.
Adanya Asbak rokok kura-kura dari tanah liat selain memanfaatkan lingkungan
sekitar sekaligus bermanfaat untuk para perokok yang dengan mudah membawanya
kemana-mana untuk menjaga kebersihan. Produk ini akan mudah dikenali wisatawan
asing yang menjadi ciri khas produk dari Yogyakarta, Asbak kura-kura yang unik dan
harga terjangkau sering digunakan sebagai souvenir dalam acara pernikahan dan hiasan
yang dimanfaatkan para ibu rumah tangga.

D. Tujuan
1. Membuka wirausahawan baru yang dapat mengurangi pengangguran.
2. Memanfaatkan SDA yang ada di sekitar
3. Menambah pendapatan karna dapat dijadikan pekerjaan sampingan
4. Membuka daya tarik baru wisatawan asing maupun lokal
5. Menambah produk ciri khas Indonesia

E. Potensi bisnis

Produk dapat berkembang secara perlahan-lahan karna peminatnya masih banyak.


Produk ini juga memiliki fungsi lebih dari satu. Mengingat perokok yang ada di
Indonesia terus bertambah pasti memiliki minat dengan asbak, selain itu produk ini
dijadikan sebagai hiasan dan sebagai hadiah dalam acara-acara ingin menampilakan hal
berbeda dari yang lain.
Selain itu untu kerugian dalam produk ini tidak terlalu dalam karna barang tidak
dapat membusuk seperti makanan.
Bab 2

Pembahasan

A. Analisis SWOT
Sebelum melaksanakan suatu usaha baru kita perlu mengetahui hal-hal / aspek yang
berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah aspek kekuatan
(strength), kelemahan ( weakness), kesempatan (opportunites), dan ancaman (threath).
Dengan melakukan analisis hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan
sukses.
1. Faktor Internal
a. Strength (kekuatan)
- Produk yang bisa diletakan dimana saja.
- Bahan baku mudah mudah diperoleh dan tidak mudah jamur.
- Bahan material terbaik dan mempunyai keunikan tinggi.
b. Weakness (kelemahan)
- Jika bahannya jelek akan ada retakan – retakannya.
- Bahan dari tanah liat tidak tahan banting.
- Belum ditemukan material pengganti yang bisa membuat gerabah lebih kuat.
2. Faktor eksternal
a. Peluang (opportunities)
- Produk yang menarik hingga menimbulkan minat pembeli
- Para wisatawan asing yang tertarik pada hal-hal yang unik, sehingga tertarik
untuk membeli
b. Ancaman (threats)
- Banyaknya saingan produk
- Produk tidak laku

B. Perencanaan Bisnis
1. Sasaran dan target
Kalangan atas: Asbak kura-kura sangat fleksibel dan dapat diletakan dimana saja
selain itu asbak kura-kura akan menjadi souvenir dalam berbagai acara menampilkan hal
yang berbeda dari yang lain.
Kalangan Menengah: Di kalangan menengah asbak kura-kura bisa dijadikan
sebuah hiasan, asbak , dan hadiah souvenir.
Kalangan bawah: Untuk kalangan bawah jika membeli asbak kaca dan kaleng
tentu akan sangat mahal dan memberatkan jadi asbak kura-kura ini akan meringankan
kalangan bawah. Selain itu asbak kura-kura dapat dijadikan hiasan tambahan dan mudah
diletakan dimana saja.
Turis: Asbak kura-kura tanah liat merupakan ciri khas oleh-oleh Indonesia.
Mengingat tanah liat melimpah di Indonesia sehingga akan jadi daya tarik.

2. Pembiayaan
a. Biaya Tetap

- Sendok : Rp 1.500
- Alas : Rp 2.000
- Kuas besar : Rp 400
- Kuas sedang : Rp 200
- Kuas kecil : Rp 250
b. Biaya Variabel
- Pilox 15 ml : Rp 150
- Cat Asturo : Rp 2.500
- Tanah liat : Rp 6.000
c. Biaya total

Sendok RP 1.500
Alas Rp 2.000
Kuas besar Rp 400
Kuas sedang Rp 200
Kuas kecil Rp 250
Pilox transparent (15 ml) Rp 150
Cat asturo Rp 2.500
Tanah liat Rp 6.000
Rp 13.000

d. Biaya dan Harga Per Unit

Bahan Harga Kebutuhan Jumlah


Sendok Rp 1.500 1 Rp 1.500
Alas Rp 2.000 1 Rp 2.000
Kuas besar Rp 400 1 Rp 400
Kuas sedang Rp 200 1 Rp 200
Kuas kecil Rp 250 1 Rp 250
Pilox transparant Rp 150 15 ml Rp 150
Cat asturo Rp 7.000 4 buah Rp 1.800
Tanah liat Rp 6.000/kg 3 buah/ 350 g Rp 2.000
+
Rp 8.300
Biaya Bahan Baku
Naker Rp 500
BOP Rp 500
Laba Rp 2.000
Total Rp 3.000

e. Modal Awal

Modal awal kami Rp 13.000 yang kami kumpulkan melalui iuran semua anggota
kelompok.

f. Analisis Titik Impas (Break Even Point)


Dengan biaya per unit Rp 4333, dan dengan kami jual dengan harga Rp 6500
dimana keuntungan sebesar Rp 2167/pcs maka titik impasnya adalah Rp 13000
dibagi Rp 6500 adalah sebanyak 2 pcs.

g. Analisis Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh dari penjualan asbak kami yaitu Rp 6500

h. Pengembalian Modal

Kami mengalami balik modal karena dengan modal Rp 13000 kami menjual
dengan harga seharga Rp 19500 yang berjumlah tiga barang.

C. Studi Kelayakan

1. Lokasi

Kerajinan yang kami diproduksi di daerah Sentra Kerajinan Tanah Liat karena
mayoritas tempat ini banyak dikunjungi banyak wisatawan yang berkunjung di daerah
ini. Selain itu produk kami juga dijual di beberapa toko oleh – oleh.

2. Sarana dan Prasarana

Kami memanfaatkan internet atau media social seperti Facebook, Instagram, dan
membuat website tersendiri. Dilengkapi dengan penjelasan produk berupa kelebihan
dan harga.

3. Sumber Daya Manusia

SDM yang dibutuhkan dalam pembuatan [produk ini ada 1-4 orang. 1-4 orang ini
adalah yang setengah terampil.

D. Real Business Plan

Rencana Manajemen
1. Strategi pemasaran
a. Pengembangan produk
Terdiri dari beberapa warna di setiap asbak kura-kura, namun jika
konsumen ingin membuat pesanan sendiri dapat memilih atau menentukan
warna sendiri. Produk juga akan mengalami tambahan hiasan seperti
abstrak dan semacamnya untuk memperindah produk atau bentuk kura-
kura yang dibuat berbeda.
b. Pengembangan wilayah
Produk kami dipasarkan di toko-toko kerajinan, mengekspor ke luar negeri
karna banyak kerajinan Indonesia laku keras di berbagai negeri, ke
beberapa wilayah seperti Kalimantan, dijual secara online,di tempat
pariwisata. Dan membuka cabang ke daerah –daerah yang memiliki
potensi bahan baku tanah liat sebagai tempat produksi.
c. Kegiatan promosi
 Kami menggunakan cara yaitu jika konsumen membeli 1 lusin
maka akan mendapatkan bonus 1 biji asbak kura-kura.
 Jika konsumen membeli satu pack(50 biji) maka akan ada diskon
harga sebesar 20%. Kami tidak berani mengambil diskon 50% ke
atas dikarenakan dapat merugikan kami cukup banyak.
 Menggunakan promosi saat akan ada pameran kerajinan, dijual di
toko-toko, dan dijual melalui media social.

2. Strategi Produksi
Massal : Produk ini dijual di beberapa toko seperti swalayan, tempat makan yang
bertema Jawa, dan pedagang kaki lima yang dijual seperti terminal, bandara, dan
tempat wisata.
Non massal: Produk dapat dipesan dalam jumlah besar seperti 1 lusin atau 1 pack.
3. Strategi Penetapan Harga
Saat adanya inovasi produk baru, maka harga produk lama asbak kura-kura akan
diturunkan agar tetap menjaga minat konsumen.

4. Rencana Pengembangan Produksi


Jika Produk kami meluas dan laku keras maka akan mengalami penambahan jumlah
tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan bagian yang sangat penting perannya, semakin
banyak tenaga kerja maka dapat menambah jumlah produk sekaligus mempersingkat
waktu pembuatan. Membuka cabang di daerah-daerah, Proses menggunakan oven
yang modern.

Struktur Organisasi
 Pemasaran: Thomas Lintang A.W
 Produksi : Frie Dhanti Ayunda Pratiwi dan Aprilia Tiyas Ningrum
 Bahan Baku: Adella Puspa S

Bab 3

Penutup
A. Kesimpulan

Produk kami memanfaatkan lingkungan sekitar tidak memerlukan modal yang


begitu banyak dan memakai bahan yang ramah lingkungan. Produk kami juga
menunjukan akan cinta tanah air, kami meningkatkan minat masyarakat dengan berbagai
invosi asbak kura-kura tanah liat hingga usaha tanah liat tidak berhenti ke satu generasi
namun ke generasi masa depan. Harga yang murah dapat dimanfaatkan siapa saja.

B. Saran
Sebagai generasi Indonesia kita tetap menjaga kelestarian barang tradisional
sebagai warisan bangsa yang patut dihargai. Tidak putus asa untuk bersaing
dengan barang dari luar negeri, karna kebanyakan orang luar negeri justru bangga
dengan barang Indonesia, sebuah potensi bahwa kita mampu menjual barang hasil
tangan.

Anda mungkin juga menyukai