Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TRIWULAN I

HASIL MONITORING UNIT STERILISASI DAN


UNIT LINEN DAN LAUNDRY
RUMAH SAKIT HAPSAH KAB. BONE

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT HAPSAH
WATAMPONE
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT Karena atas rahmat dan
Hidayanyalah Laporan Monitoring Unit Sterilisasi dan Unit Linen dan Laundry
Triwulan I tahun 2017 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Perlu disadari bahwa masih kurangnya kualitas dan kuantitas
pengendalian infeksi di Rumah Sakit sangat terkait komitmen Direktur Rumah
Sakit serta memerlukan dukungan dari beberapa pihak di Rumah Sakit. Infeksi
Nosokomial pada prinsipnya dapat dicegah, walaupun mungkin tidak dapat
dihilangkan sama sekali. Untuk itu dengan adanya Laporan Monitoring Unit
Sterilisasi dan Unit Linen dan Laundry Triwulan I tahun 2017 dapat menjadi
acuan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit dapat dilakukan lebih
optimal.
Ucapan terima kasih yang kepada semua pihak yang membantu
penyusunan laporan ini. Akhir kata, semoga apa yang kami sajikan dalam
laporan ini bermanfaat bagi semua petugas kesehatan di Rumah Sakit Hapsah.
Dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
konstruktif demi kesempurnaan laporan periode berikutnya.

Watampone, 26 Mei 2017


Penyusun

Komite PPIRS Hapsah

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Cover
i

Kata Pengantar
ii

Daftar Isi
iii

Daftar Grafik
iv

BAB I PENDAHULUAN
1

A. Latar Belakang
1

A. Tujuan
2

B. Waktu Pelaksanaan
2

C. Cara Pelaksanaan Kegiatan


2

D. Hasil Pelaksanaan Kegiatan


3

E. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut


5

BAB II PENUTUP
6

iii
DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 1. Presentase monitoring kepatuhan petugas unit sterilisasi

Terkait PPI triwulan I (Maret, April, Mei) 2017


3

Grafik 2. Presentase monitoring kepatuhan petugas unit linen dan laundry

Terkait PPI triwulan I (Maret, April, Mei) 2017


3

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit selain merupakan pusat rujukan medik, juga potensial
mengandung ancaman penularan penyakit di samping pencemaran
lingkungan. Untuk meminimalkan terjadinya penularan penyakit dibutuhkan
suatu pusat sterilisasi (Central Sterile Supply Department) yang berfungsi
untuk membantu unit-unit lain di Rumah Sakit Hapsah Kabupaten Bone yang
membutuhkan barang steril, membantu menurunkan angka kejadian
infeksi/infeksi nosokomial di Rumah Sakit Hapsah Kabupaten Bone serta
menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi yang dihasilkan.

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan Rumah Sakit adalah


rendahnya angka infeksi nosokomial di Rumah Sakit. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di Rumah
Sakit Hapsah Kabupaten Bone dengan cara melakukan sterilisasi pada alat
atau bahan tertentu yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses
kimia atau fisika.

Untuk melaksanakan tugas sterilisasi alat atau bahan diperlukan


pengetahuan dan keterampilan yang khusus oleh petugas sterilisasi sehingga
mendapatkan hasil yang baik yaitu kondisi alat atau bahan yang steril secara
cepat dan tepat.dari masing-masing unit lain yang membutuhkannya
sehingga resiko terjadinya infeksi nosokomial terhadap pasien dan karyawan
Rumah Sakit Hapsah Kabupaten Bone dapat di cegah sedini mungkin.

Salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit


adalah melalui pelayanan penunjang medik, khususnya dalam
pengelolaan linen di rumah sakit. Linen di rumah sakit dibutuhkan di
setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan sangat
bervariasi, baik jenis, jumlah ataupun kondisinya. Alur pengelolaan linen
cukup panjang, membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak
melibatkan tenaga kesehatan dengan bermacam-macam klasifikasi.

1
Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli manajemen, teknisi, perawat, tukang
cuci, penjahit, tukang setrika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan dan
keselamatan kerja. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman
dan siap pakai, diperlukan perhatian khusus, seperti kemungkinan
terjadinya pencemaran infeksi dan efek penggunaan bahan-bahan kimia,
maka bagian laundry sebagai salah satu pelayanan wajib mengantisipasi
dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas
sumber daya manusia maupun peralatan non medis sesuai perkembangan
bidang tehnologi di bidang linen laundry.
B. TUJUAN
 Untuk standarisasi proses identifikasi pelaksanaan dan
pemeriksaan tanggal kadaluarsa peralatan medis dari Unit
Sterilisasi.
 Untuk memberikan pedoman yang jelas mengenai penanganan
peralatan yang kadaluarsa.
C. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan audit dilaksanakan :
1. Dapat dilakukan beberapa hari
2. Periode pengumpulan data 1 bulan
3. Waktu analisa data 3 bulan
D. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Metode Audit/Monitoring yang digunakan oleh Komite PPI Rumah
Sakit Hapsah Kabupaten Bone adalah obsevasional. Pengumpulan data
dilakukan dengan melihat petugas unit sterilisasi dan unit linen dan laundry
dalam pelaksanaan kegiatan terkait PPI di Unit Pelayanan masing-masing.

Data yang sudah terkumpul, kemudian dilakukan analisa dengan


menggunakan bantuan perangkat lunak komputer. Analisa data dalam
audit/monitoring Kepatuhan terkait PPI ini dilakukan untuk menggambarkan
kepatuhan petugas unit sterilisasi dan unit linen dan laundry melakukan
Kegiatan terkait PPI di Unit pelayanan Masing-masing.

E. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

2
a. Peralatan Medis yang harus di Sterilkan untuk tiap Unit
NO. UNIT PERALATAN MEDIS YANG
HARUS STERIL

1. Instalasi Gawat Darurat 1. Hecting set

2. Kamar Operasi 1. Hecting set


2. Obgyn set
3. Laparotomi set
4. Bedah minor set
5. Orto set
6. Bedah mayor set
7. Eksterpasi set
8. Kuretase Set

3. Instalasi Rawat Inap 1. GV set

4. ICU 1. GV Set

5. Kamar Bersalin 1. Hecting set


2. Partus Set

Tabel 1. Daftar peralatan Medis yang Harus disetrilkan untuk disetiap unit

Grafik I. Daftar peralatan medis yang harus di sterilkan untuk disetiap unit
b. Berdasarkan ruangan atau unit yang melakukan sterilisasi alat.

3
Grafik 2. Berdasarkan ruangan atau unit yang melakukan sterilisasi alat.
In terpretasi : Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa rungan
yang paling sering melakukan sterilisasi alat yaitu kamar
operasi dikarenakan banyaknya pasien yang meakukan
operasi dan semua alat harus steril.

c. Angka kepatuhan petugas unit linen dan laundry

Grafik 3. Persentase monitoring kepatuhan petugas unit Linen dan Laundry


terkait PPI triwulan I (Maret, April, Mei) 2017.

4
Interpretasi : Dari grafik diatas terlihat Kepatuhan Petugas terkait PPI yang
telah diaudit oleh IPCN bulan maret 31.50%, april 45.50% dan
mei dengan nilai 68.50%. Secara keseluruhan kepatuhan
petugas unit linen dan laundry terkait PPI dengan nilai rata-rata
49% (Kurang).
F. REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam hal monitoring
sterilisasasi dan pengawasan peralatan kadaluarsa, maka komitmen bersama
perlu ditingkatkan. Rekomendasi khusus diberikan sebagai berikut :
 Meningkatkan Sosialisasi tiap Unit terhadap pentingnya monitoring
sterilisasi dan monitoring linen dan laundry di rumah sakit.

BAB II
PENUTUP

Demikian laporan ini di buat mudah-mudahan bisa menjadi bahan


pertimbangan untuk beberapa kebijakan yang menyangkut PPIRS, tentunya
untuk kemajuan rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan yang bermutu,
melalui penanganan pasien yang tepat pemutusan rantai penularan penyakit
dan pencegahan penyakit menular. Dengan demikian rumah sakit kita turut
berkontribusi untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri,
membebaskan manusia dari sakit dan kecacatan.

Watampone, 26 Mei 2017

Mengetahui
Ketua Komite PPIRS Sekretaris/IPCN

(dr. YURDIANSYAH, Sp.PK.,M.Kes) (HASFIANI F, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai