Anda di halaman 1dari 9

From:

http://cerita-tauladan.blogspot.com/

Sekelompok kodok sedang berjalan-jalan melintasi hutan,dan dua di antara kodok tersebut jatuh
kedalam sebuah lubang. Semua kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut. Ketika melihat
betapa dalamnya lubang tersebut,mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih
baik mati. Kedua kodok tersebut tak menghiraukan komentar itu dan mencuba melompat keluar dari
lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka
berhenti melompat dan lebih baik mati.

Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata kodok yang lain dan
menyerah. Dia terjatuh dan mati. Sedang kodok yang satunya tetap meneruskan untuk melompat
sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan kodok-kodok tersebut berteriak padanya agar berhenti
berusaha dan mati saja. Dia bahkan berusaha lebih kuat dan akhirnya berhasil.

Ketika dia sampai diatas, ada kodok yang bertanya, "Apa kau tidak mendengar teriakan kami?". Lalu
kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahawa ia pekak. Akhirnya
kodok2 tesebut sedar bahwa saat di bawah tadi kodok pekak itu menganggap mereka telah
memberikan semangat kepadanya.

Renungan :

Kekuatan hidup dan mati ada di lidah. Kekuatan kata-kata yang diberikan pada seseorang yang
sedang "jatuh" justeru dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam
menjalani hari-hari.

Kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang "jatuh" dapat membunuh mereka. Hati
hatilah dengan apa yang akan diucapkan. Suarakan 'kata-kata kehidupan' kepada mereka yang
sedang menjauh dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit dimengerti bahwa 'kata-kata
kehidupan' itu dapat membuat kita berfikir dan melangkah jauh dari yang kita perkirakan.

Semua orang dapat mengeluarkan 'kata-kata kehidupan' untuk membuat rakan dan teman atau
bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya bangkit darikeputus-asaanya,
kejatuhannya, ataupun kemalangannya.

Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk memberikan semangat kekuatan
bagi mereka yang sedang putus asa dan jatuh.
Pemburu Yang Tamak

9:36 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (0)

Pada satu hari, seorang pemburu telah menangkap seekor burung murai. Dengan perasaan sedih
burung murai itu merayu kepada si pemburu.

Burung itu bertanya, " Apa yang ingin engkau lakukan pada diriku?"

Lelaki itu menjawab " Akan aku sembelih engkau dan makan engkau sebagai lauk"

"Percayalah, engkau tidak akan begitu berselera memakanku dan aku tidak akan mengenyangkan
engkau. Jangan engkau makan aku, tetapi akan aku beritahu engkau tiga nasihat yang lebih baik dari
engkau memakanku "

Si burung berjanji akan memberikan nasihat pertama ketika berada dalam genggaman orang itu.
Yang kedua akan diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon dan yang ketiga ketika ia
sudah mencapai puncak bukit.

Terpengaruh dengan rayuan si murai itu, si pemburu pun bersetuju. Lalu dia meminta nasihat
pertama. Kata burung itu, "Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun engkau menghargainya seperti
hidupmu sendiri, jangan menyesal."

Orang itu pun melepaskannya dan burung itu segera melompat ke dahan. Di sampaikannya nasihat
yang kedua, "Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti."

Kemudian burung itu terbang ke puncak gunung. Dari sana ia berkata, "Wahai manusia malang! Jika
tadi engkau sembelih aku, nescaya engkau akan dapati dalam tubuhku ada dua biji mutiara. Berat
setiap mutiara itu adalah dua puluh gram."

Terperanjat sungguh si pemburu itu mendengar kata-kata si burung murai.. Si pemburu berasa
dirinya telah tertipu. "Bodohnya aku! Bagaimana aku boleh terlepas peluang yang begitu baik!"

Pemburu itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya. Namun katanya, "Setidaknya, katakan
padaku nasihat yang ketiga itu!"
Si burung murai menjawab,"Alangkah tololnya kau meminta nasihat ketiga sedangkan yang kedua
pun belum kau renungkan sama sekali. Sudah kukatakan padamu agar jangan kecewa kalau
kehilangan dan jangan mempercayai hal yang bertentangan dengan akal. Kini kau malah melakukan
keduanya. Kau percaya pada hal yang tak masuk akal dan menyesali kehilanganmu. Cuba engkau
fikirkan, hai orang yang dungu. Aku, dagingku, darahku dan buluku tidak logik seberat dua puluh
gram. Oleh itu, bagaimana mungkin akan ada dalam perutku dua biji mutiara yang masing-masing
seberat dua puluh gram? Aku tidak cukup besar untuk menyimpan dua butir mutiara besar! Kau
tolol! Oleh kerananya kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang disediakan bagi manusia."

Murai menyambung lagi, "Nasihatku yang ketiga adalah, memberi nasihat kepada sedozen bahlul
seperti engkau ini adalah seperti menabur benih di tanah usang, tidak akan memberi faedah!"

Kemudian terbanglah si burung murai yang bijak itu meninggalkan si lelaki yang termenung akan
ketamakannya itu.

Moral:

Itulah contoh betapa halobanya anak Adam yang jadi kelabu mata dari mengetahui kebenaran.

Jika seseorang menginginkan yang serba banyak atau terlalu panjang angan-angannya atas sesuatu
yang lebih, nescaya hilanglah sifat qana' (merasa cukup dengan yang ada). Dan tidak mustahil ia
menjadi kotor akibat haloba dan hina akibat rakus sebab kedua sifat itu mengheret kepada pekerti
yang jahat untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan mungkar, yang merosakkan maruah (harga
diri).

Kisah Tiga Budak Hitam.

9:35 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (8)

Tiga orang budak hitam berjalan-jalan di atas pasir di persisiran sebuah pantai. Tiba-tiba seorang dari
mereka tertendang sebiji botol. Beliaupun mengambil botol tersebut. Botol tersebut tertutup rapat
dengan penutup gabus. Kesemua mereka kehairanan dan tertanya-tanya apa yang ada di dalam
botol tersebut. Lalu salah seorang dari mereka pun membukanya. Terbuka sahaja botol tersebut,
keluarlah seekor jin yang amat besar.

Jin tersebut ketawa-terbahak-bahak lalu berkata " Siapakah engkau hai manusia yang telah
membebaskan aku? Aku telah terkurung dalam botol ini selama 20 tahun. Dalam masa terkurung
aku telah bersumpah akan menyempurnakan 3 hajat sesiapa yang membebaskan aku dari botol ini..
Nah! Sekarang kamu semua pintalah apa-apa, akan aku tunaikan permintaanmu"
Ketiga-tiga budak hitam itu mulanya terkejut tetapi bergembira apabila jin tersebut menawarkan
untuk menunaikan permintaan mereka. Jin pun berkata kepada budak yang pertama, " Pintalah!"
Budak hitam pertama pun berkata . "Tukarkanlah aku menjadi putih supaya aku kelihatan cantik" Jin
pun menunaikan permintaannya. Lalu budak itu pun menjadi putih. Jin pun berkata kepada budak
hitam kedua,"Pintalah!".

Budak hitam kedua pun berkata ." Tukarkanlah aku menjadi putih dan kelihatan cantik, lebih putih
dan cantik daripada budak yang pertama". Jin pun menunaikan permintaannya. Lalu budak itu pun
menjadi putih dan cantik lebih daripada budak yang pertama. Jin pun berkata

kepada budak hitam ketiga, "Pintalah!". Budak hitam ketiga pun berkata ."Tukarkanlah aku menjadi
putih dan kelihatan cantik, lebih putih dan cantik daripada budak yang pertama dan kedua".

Jin pun berkata. " Tidak, permintaan itu tidak dapat aku perkenankan. Pintalah yang lain..." Budak
hitam ketiga kehairanan dan terfikir-fikir apa yang mahu dipintanya.

Setelah lama berfikir, budak hitam ketiga pun berkata " Kalau begitu, aku pinta kau hitamkan
kembali rakan aku yang dua orang itu" Lalu jin pun tunaikan permintaannya. Kembalilah asal hitam
kedua-duanya. Jin pun berlalu dari situ dan ketiga-tiga mereka tercengang-cengang dan tidak
memperolehi sesuatu apa pun.

Moral:

Sikap dengki, cemburu dan irihati seringkali bersarang di hati manusia. Manusia tidak suka melihat
orang lain lebih dari mereka dan mengharapkan mereka lebih dari orang lain. Mereka juga suka
melihat nikmat orang lain hilang. Sikap ini sebenarnya pada akhirnya merugikan manusia sendiri.

Paku Di Tiang

9:34 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (3)

Beberapa ketika yang silam, ada seorang ikhwah yang mempunyai seorang anak lelaki bernama Mat.
Mat membesar menjadi seorang yang lalai menunaikan suruhan agama. Meskipun telah berbuih
ajakan dan nasihat,suruhan dan perintah dari ayahnya agar Mat bersembahyang, puasa dan lain-lain
amal kebajikan, dia tetap meninggalkannya.Sebaliknya amal kejahatan pula yang menjadi
kebiasaannya.

Kaki judi, kaki botol, dan seribu satu macam jenis kaki lagi menjadi kemegahannya. Suatu hari
ikhwah tadi memanggil anaknya dan berkata, "Mat, kau ni terlalu sangat lalai dan berbuat
kemungkaran. Mulai hari ini aku akan pacakkan satu paku tiang di tengah halaman rumah kita.
Setiap kali kau berbuat satu kejahatan,maka aku akan benamkan satu paku ke tiang ini. Dan setiap
kali kau berbuat satu kebajikan, sebatang paku akan kucabut keluar dari tiang ini."

Bapanya berbuat sepertimana yang dia janjikan, dan setiap hari dia akan memukul beberapa batang
paku ke tiang tersebut. Kadang-kadang sampai berpuluh paku dalam satu hari. Jarang-jarang benar
dia mencabut keluar paku dari tiang.

Hari bersilih ganti, beberapa purnama berlalu, dari musim ribut tengkujuh berganti kemarau
panjang. Tahun demi tahun beredar.Tiang yang berdiri megah di halaman kini telah hampir dipenuhi
dengan tusukan paku-paku dari bawah sampai ke atas. Hampir setiap permukaan tiang itu dipenuhi
dengan paku-paku. Ada yang berkarat lepat dek kerana hujan dan panas. Setelah melihat keadaan
tiang yang bersusukan dengan paku-paku yang menjijikkan pandangan mata, timbullah rasa malu.
Maka dia pun berazamlah untuk memperbaiki dirinya. Mulai detik itu, Mat mula sembahyang. Hari
itu saja lima butir paku dicabut ayahnya dari tiang. Besoknyas sembahyang lagi ditambah dengan
sunat-sunatnya.Lebih banyak lagi paku tercabut. Hari berikutnya Mat tinggalkan sisa-sisa maksiat
yang melekat. Maka semakin banyaklah tercabut paku-paku tadi. Hari demi hari, semakin banyak
kebaikan yang Mat lakukan dan semakin banyak maksiat yang ditinggal, hingga akhirnya hanya
tinggal sebatang paku yang tinggal melekat di tiang.

Maka ayahnyapun memanggil anaknya dan berkata: "Lihatlah anakku, ini paku terakhir, dan akan
aku cabutkannya keluar sekarang. Tidakkah kamu gembira?" Mat merenung pada tiang tersebut,
tapi disebalik melahirkan rasa gembira sebagai yang disangkakan oleh ayahnya, dia mula menangis
teresak-esak. "Kenapa anakku?" tanya ayahnya, "aku menyangkakan tentunya kau gembira kerana
semua paku-paku tadi telah tiada."Dalam nada yang sayu Mat mengeluh, "Wahai ayahku, sungguh
benar katamu, paku-paku itu telah tiada,tapi aku bersedih parut - parut lubang dari paku itu tetap
kekal ditiang, bersama dengan karatnya."

Moral :

Rakan yang dimuliakan, Dengan dosa-dosa dan kemungkaran yang seringkali diulangi hinggakan
menjadi suatu kebiasaan ,kita mungkin boleh mengatasinya, atau secara beransur-ansur
menghapuskannya,tapi ingatlah bahawa parut-parutnya akan kekal. Dari itu, bilamana kita
menyedaridiri ini melakukan suatu kemungkaran,ataupun sedang diambang pintu habit yang buruk,
maka berhentilah serta-merta. Kerana setiap kali kita bergelimang dalam kemungkaran, maka kita
telah membenamkan sebilah paku lagi yang akan meninggalkan parut pada jiwa kita, meskipun paku
itu kita cabut kemudiannya. Apatah lagi kalau kita biarkan ianya berkarat dalam diri ini sebelum
dicabut. Lebih-lebih lagilah kalau dibiarkan berkarat dan tak dicabut.
Kisah Tukang Gunting

9:32 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (1)

Seorang laki-laki bernama Manan datang ke sebuah salon untuk memotong rambut dan janggutnya.
Dia pun memulai sedikit perbualan yang hangat dengan tukang gunting yang melayaninya. Berbagai
macam topik dibincangkan, hingga akhirnya Tuhan jadi subjek perbualan.

Tukang Gunting: "Encik, saya ini tidak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang encik katakan tadi."

Mendengar ungkapan itu, Manan terkejut dan bertanya, "Mengapa anda berkata demikian?"

"Mudah saja,cuba encik menjengok ke luar tingkap itu dan sedarlah bahwa Tuhan itu memang tidak
ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa
banyak anak yang terbiar?. Jika Tuhan itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. Tuhan apa
yang mengizinkan semua itu terjadi..." ungkap si tukang gunting dengan nada yang tinggi dan
angkuh.

Manan pun berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan oleh tukang gunting. Namun, ia sama
sekali tidak memberi respon atau jawapan agar perbincangan tersebut tidak menjadi hangat lagi.

Ketika tukang gunting selesai melakukan pekerjaannya, Manan pun berjalan keluar dari kedai
tersebut. Baru beberapa langkah, dia bertembung dengan seorang laki-laki berambut panjang dan
janggutnya pun lebat. Sepertinya ia sudah lama tidak pergi ke kedai gunting rambut dan itu
membuatkannya terlihat tidak kemas.

Manan kembali masuk ke dalam kedai dan kemudian berkata kepada tukang gunting, "Tukang
gunting itu sebenarnya tidak adakan sepertimana yang anda kata bahawa Tuhan itu tidak ada!..."

Si tukang gunting pun terkejut dengan perkataan Manan tersebut.

"Bagaimana mungkin mereka tidak ada, buktinya adalah saya. Saya ada di sini dan saya adalah
seorang tukang gunting" sanggahnya si tukang gunting.

Manan kembali berkata tegas, "Tidak, mereka tidak ada. kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang
yang berambut panjang dan berjanggut lebat. Contohnya lelaki di luar itu."
"Ah, anda merepek saja...Tukang gunting selalu ada di mana-mana. Yang terjadi pada lelaki itu
adalah bahwa dia tidak mau datang ke kedai saya untuk di gunting rambut dan bercukur." jawabnya
tenang sambil tersenyum.

Tegas Manan" "Tepat sekali! Itulah jawapannyanya untuk soalan anda kepada saya tadi. Tuhan itu
memang ada. Yang terjadi pada umat manusia itu adalah kerana mereka tidak mau datang mencari
dan menemui-Nya. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak penderitaan di seluruh dunia ini...."

Mendengar jawapan dari Manan tersebut menyebabkan si tukang gunting diam membisu tidak
terkata.

Moral dari kisah diatas:

Dari cerita diatas ini, dapat kita simpulkan bahawa kita sebenarnya lupa akan Allah, tetapi Allah tidak
lupa akan kita. Hanya bila kita sakit atau susah barulah kita mengingatiNya sedangkan apabila kita
hidup senang dan sihat kita lupa akan kewujudanNya. Renungkanlah seketika. Berapa banyak kalikah
kita memujinya pada setiap hari? Dan berapa banyak kalikah kita memuji diri kita dan diri orang lain
setiap hari? Dan apabila kita memuji Allah sesudah solat, adakah kita memujiNya dengan
bersungguh-sungguh sepertimana kita memuji diri seseorang tokoh

Mimpi Seorang Gadis

9:31 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (7)

Seorang gadis datang menemui Rasulullah dengan tangan kanannya disorokkan ke dalam poket
bajunya. Dari raut wajahnya, anak gadis ini sedang menanggung kesakitan yang amat sangat.

Lalu Rasulullah menegurnya. "Wahai anakku, kenapa wajahmu menampakkan kamu sedang
kesakitan dan apa yang kamu sorokkan di tanganmu?"

Lalu gadis malanginipun menceritakan hal yang berlaku padanya :- "Ya,Rasulullah, sesungguhnya aku
adalah anak yatim piatu. Malam tadi aku telah bermimpi dan mimpiku itu telah membuatkan aku
menanggung kesakitan ini." Balas gadis tadi.

"Jika tidak jadi keberatan, ceritakanlah mimpimu itu wahai anakku." Rasulullah mula tertarik dengan
penjelasan gadis tersebut.
"Aku bermimpi berjumpa ibuku di dalam neraka. Keadaannya amat menyedihkan. Ibuku meminta
diberikan air kerana dia amat dahaga kerana kepanasan api neraka itu hingga peluh tidak sempat
keluar kerana kekeringan sekelip mata." Gadis itu berhenti seketika menahan sebak. "Kemudian
kulihat ditangan kirinya ada seketul keju dan ditangan kanannya ada sehelai tuala kecil.Beliau
mengibas-ngibaskan kedua-dua benda tersebut untuk menghalang api dari membakar tubuhnya.
Lantas aku bertanya ibuku, kenapa dia menerima balasan sebegitu rupa sedangkan ketika hidupnya
ibuku adalah seorang hamba yang patuh dengan ajaran islam dan isteri yang taat kepada suaminya?
Lalu ibuku memberitahu bahawa ketika hidupnya dia amat bakhil. Hanya dua benda itu sahaja iaitu
seketul keju dan sehelai tuala kecil pernah disedekahkan kepada fakir. Yang lainnya hanya untuk
bermuka-muka dan menunjukkan kelebihan hartanya sahaja.

Lalu aku terus mencari ayahku. Rupanya beliau berada di syurga dan sedang menjamu penghuni
syurga dengan makanan yang lazat dan minuman dari telaga nabi. Ayahku memang amat terkenal
kerana sikapnya yang dermawan dan kuat beramal. Lalu aku bertanya kepada ayahku. "Wahai ayah,
ibu sedang kehausan dan menaggung azab di neraka.Tidakkah ayah ingin membantu ibu sedangkan
di dunia kulihat ibu amat mentaatimu dan menurut perintah agama. Lalu dijawab oleh ayahnya.
Sesungguhnya beliau dan semua penghuni syurga telah dilarang oleh Allah dari memberi walau
setitik air kepada isterinya kerana itu adalah pembalasan untuk kebakhilan yang dilakukan ketika
didunia. Oleh kerana kasihan melihat azab yang diterima oleh ibuku, aku lantas menceduk sedikit air
mengguna tapak tangan kananku lalu dibawa ke neraka. Belum sempat air tersebut mencecah bibir
ibuku, api neraka telah menyambar tanganku sehingga melecur. Seketika itu juga aku tersedar dan
mendapati tapak tanganku melecur teruk. Itulah sebabnya aku datang berjumpa engkau ya
Rasulullah."

Panjang lebar gadis itu bercerita sambil airmatanya tidak henti-henti mengalir dipipi. Rasulullah
kemudian meletakkan tongkatnya ke tapak tangan gadis tersebut lalu menadah tangan, berdoa
memohon petunjuk dari Allah. Jika sekiranya mimpi gadis tersebut adalah benar maka
disembuhkanlah agar menjadi iktibar kepada beliau dan semua umat islam. Lalu berkat
kebesaranNya tangan gadis tersebut sembuh. Rasulullah lantas berkata, "Wahai anakku, pulanglah.
Banyakkan bersedekah dan berzikir dan pahalanya kau berikan kepada ibumu.Mudah-mudahan
segala dosanya terampun.

Tertipu Berulang Kali

9:30 PM Posted by Kisah Tauladan Comments: (1)

Di suatu hari, seorang lelaki sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman. Dia berjalan
dengan menarik seekor keldai di belakangnya. Seorang pencuri melihat hal ini. Dia mengendap-
endap dan memutuskan tali pengikatnya dan mengambil keldai tersebut. Setelah beberapa lama,
sang empunya keldai pun menyedari bahawa keldainya telah hilang. Dia berlari ke sana sini mencari
keldainya dengan panik.
Sampailah dia pada sebuah perigi. Di tepi perigi, dia nampak seorang lelaki tetapi dia tidak tahu
bahawa lelaki itulah yang telah mencuri keldai miliknya. Dia bertanya kepada lelaki itu adakah dia
melihat seekor keldai di sekitar tempat itu.

Pencuri itu tidak menjawab, malah dia menangis dan bersimpuh di tepi perigi.

"Mengapa kau menangis?" tanya pemilik keldai kehairanan.

"Dompetku jatuh ke dalam perigi ketika aku menimba air. Jika kau dapat membantuku
mengambilnya, aku akan berikan kau seperlima dari wang yang ada dalam dompet itu. Kau akan
mendapatkan seperlima dari seratus dinar emas di tanganmu!"

Pemilik keldai pun berfikir, "Wah! Wang itu cukup untuk membeli lebih dari sepuluh keldai! Bila satu
pintu tertutup, sepuluh pintu lain akan terbuka."

Dia segera membuka pakaiannya dan turun ke dasar perigi. Sudah pastinya di dalam perigi itu tidak
terdapat apa-apa. Dan si pencuri pun melarikan pakaian orang itu.

Moral:

Apabila satu kerugian saja membuatmu amat gelisah, maka kerugian-kerugian lain akan datang
kepadamu dengan mudah. .

Anda mungkin juga menyukai