Haha

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Diagram Tegangan dan Regangan

Diagram (kurva) tegangan-regangan seperti pada gambar dibawah memperlihatkan antara 0


ke σy disebut daerah elastis, sedangkan titik σy adalah batas luluh (yield). Titik σu
merupakan tegangan maksimal dimana bila beban dilepas maka bahan tersebut tidak akan
kembali ke bentuk semula. Bila diberi beban sampai melebihi titik σpatah,maka bahan akan
menjadi putus. Dari titik σy ke titik σu bahan tersebut mengalami deformasi plastis sempurna.
Sedangkan σu sampai σpatah terjadi deformasi plastis tak sempurna dimana batang mulai
mengecil dan akhirnya patah.

Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya. Selama deformasi, bahan menyerap energi
sebagai akibat adanya gaya yang bekerja. Sekecil apapun gaya yang bekerja, maka benda
akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Perubahan ukuran secara fisik ini disebut
sebagai deformasi. Deformasi ada dua macam, yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis.

Deformasi elastis adalah deformasi yang terjadi akibat adanya beban yang jika beban
ditiadakan, maka material akan kembali seperti ukuran dan bentuk semula, sedangkan
deformasi plastis adalah deformasi yang bersifat permanen jika bebannya dilepas. Secara
umum kekuatan suatu material diuji melalui uji tarik dengan memberi gaya tarik pada bahan
hingga bahan tersebut putus. Mesin uji akan mencetak kurva dari besarnya tegangan terhadap
regangan yang timbul selama proses penarikan hingga putus.
Penjelasan :

Batas proporsional σp (proportional limit)

Titik sampai di mana penerapan hukum Hooke masih bisa ditolerir. Tidak ada standarisasi
tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.

Deformasi plastis (plastic deformation)

Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula. Pada Gambar5 yaitu bila
bahan ditarik sampai melewati batas proporsional dan mencapai daerah landing.

Tegangan luluh atas σuy (upper yield stress)

Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi
elastis ke plastis.

Tegangan luluh bawah σly (lower yield stress)

Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis.
Bila hanya disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan
ini.

Regangan luluh εy(yield strain)

Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.

Regangan elastis εe(elastic strain)

Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban dilepaskan regangan ini
akan kembali ke posisi semula.

Regangan plastis εp (plastic strain)

Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan regangan ini tetap
tinggal sebagai perubahan permanen bahan.

Regangan total (total strain)

Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis, εT = εe+εp. Perhatikan beban
dengan arah OABE. Pada titik B, regangan yang ada adalah regangan total. Ketika beban
dilepaskan, posisi regangan ada pada titik E dan besar regangan yang tinggal (OE) adalah
regangan plastis.

Tegangan tarik maksimum TTM (UTS, ultimate tensile strength)


Pada gambar 5 ditunjukkan dengan titik C (σ β), merupakan besar tegangan maksimum yang
didapatkan dalam uji tarik.

Kekuatan patah (breaking strength)

Pada gambar 5 ditunjukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan di mana bahan yang
diuji putus atau patah.

Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis

Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas, tegangan luluh
biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar
0.2%, regangan ini disebut offset-strain

Hubungan Tegangan dan Regangan

Hubungan tegangan dan regangan dapat diketahui dengan jelas pada diagram tegangan dan
regangan yang didasarkan dari data yang diperoleh dari pengujian tarik. Ini juga berlaku
hukum hooke yang menyatakan tegangan sebanding dengan regangan. Dan tegangan (stress)
adalah beban dibagi dengan luas penampang bahan dan regangan (strain) adalah pertambahan
panjang dibagi panjang awal bahan. Persamaannya sebagai berikut :

Stress = δ= F/A ; F = gaya tarikan ; A = luas penampang

Strain = ε =ΔL/L ; ΔL = pertambahan panjang ; L = panjang awal

σP = Proporsional stress = pertambahan tegangan sebanding dengan pertambahan regangan

σE = Elasticity stress = titik dimana terjadi deformasi elastis

σY = Yield stress = tempat terjadinya penambahan regangan tanpa penambahan beban

σU = Ultimate stress = tegangan maksimum yang dapat dicapai bahan

σB = Breaking stress = titik dimana material tersebut patah


Pada titik nol sampai batas proporsional, tegangan berbanding lurus dengan regangan dan
membentuk garis lurus yang curam (semakin curam garis tersebut maka semakin kaku
materialnya). Pada titk nol sampai yield point merupakan daerah elastis. Pada titik yield
material akan mengalami pertambahan regangan tanpa disertai penambahan beban.Untuk
material tertentu umumnya tidak memperlihatkan batas yield yang jelas. Maka untuk
menentukannya digunakan metode offset. Dengan metode ini, kekuatan ditentukan sebagai
tegangan dimana bahan memperlihatkan batas penyimpangan/deviasi tertentu dari keadaan
proporsional tegangan dan regangan

Anda mungkin juga menyukai