Anda di halaman 1dari 14

PEMBELAJARAN LITERASI MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Eko Nurdiyanti* dan Edy Suryanto


Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Sebelas Maret

Abstract: This research aims at describing: (1) the carrying out of literacy teaching
learning; (2) the quality of literacy teaching learning; (3) the obstacles in literacy
teaching learning; and (4) the efforts of solving the problems in literacy teaching
learning. The method used is qualitative descriptive method. The sources of data include
places and events, informants, and documents. The data collecting technique was con-
ducted through observation, interview, and document analysis. Data triangulation,
method triangulation, and reviewing informant were used in data validity test. Data
analysis technique applied interactive analysis model. The research result showed that:
(1) learning literacy was conducted through three steps namely planning, implementing,
and evaluating; (2) most students achieved the criteria of minimum mastery score, 7.5.
Students' daily mean score in reading and writing was 7.5.; (3) the obstacles faced in
learning literacy are (a) teacher and students got difficulties in developing writing
activities; (b) school program of reading and writing fondness didn't run well, (c) media,
teaching infrastructure haven't been optimally provided. (4) there were some ways to
overcome the problems: (a) giving more assignments on writing especially upright
continual handwriting, (b) giving more assignments on reading by providing more books
at school, (c) providing sufficient infrastructure at schools.

Kata kunci: pembelajaran literasi, kemampuan membaca, kemampuan menulis,


pelajaran bahasa Indonesia

PENDAHULUAN lih untuk tidak membaca (Ahmad Slamet


Kemampuan literasi masyarakat In- Harjasujana dalam Wachid Eko Purwanto,
donesia tergolong masih rendah. Terkait ini, 2007).
Yulian Firdaus (2004) mengemukakan bah- Wachid Eko Purwanto (2007) me-
wa literasi bangsa Indonesia lebih rendah ngemukakan bahwa faktor penyebab ren-
dari bangsa Barat, bahkan dalam taraf dahnya kemampuan membaca adalah tra-
membaca pun masih rendah. Bagi masya- disi kelisanan (orality) yang masih meng-
rakat Barat, membaca buku di dalam bus akar di masyarakat. Masyarakat tempo du-
atau di kereta itu pemandangan biasa. Hal lu lebih memanjakan tradisi lisan (omong-
itu jarang ditemukan di Indonesia. Sebab, dengar) daripada tradisi literasi (baca-
manusia-manusia yang dihasilkan oleh per- tulis). Selain itu, sistem persekolahan ma-
sekolahan di Indonesia masih merupakan sih kurang memberi peluang bagi tradisi
masyarakat aliterat, yakni manusia-manu- literasi kepada peserta didik. Model peng-
sia yang bisa membaca, namun lebih memi- ajaran di kelas umumnya guru masih terla-

* Alamat korespondensi: Giriroto, RT 01/RW I, Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, HP 085725186880
115
lu banyak bicara, sedangkan siswa terlalu belajaran literasi karena SD merupakan
sukar menjadi pendengar. Guru jarang men- awal seorang anak belajar membaca dan
jadikan kegiatan membaca sebagai kerang- menulis. SD bertujuan memberikan bekal
ka berpijak (frame of reference) dalam pem- kemampuan dasar baca-tulis-hitung, penge-
belajarannya. Karena itu, berbagai pende- tahuan dan keterampilan dasar yang ber-
katan pendidikan selayaknya mensyaratkan manfaat bagi siswa sesuai tingkat perkem-
hadirnya tradisi literasi lebih banyak dila- bangannya serta menyiapkan mereka untuk
kukan dalam perspektif kelisanan. mengikuti pendidikan selanjutnya (Ahmad
Kita akui, kemampuan menulis ma- Rofi'uddin & Darmiyati Zuhdi, 2001:96).
syarakat Indonesia masih rendah, sama hal- Melalui pendidikan SD, siswa diharapkan
nya dengan kemampuan membaca. Stuart memperoleh bekal kemampuan literasi,
Weston (Puskur Depdiknas, dalam http:// yakni membaca dan menulis.
www.puskur.net; Muhana Gipayana, 2004: Pembelajaran literasi pada kuriku-
60) mengungkapkan sejumlah data hasil lum SD mata pelajaran Bahasa Indonesia
survei dari International Educational Achi- saat ini, yakni pada KTSP dikenal sebagai
evement (IEA) mengenai kemampuan baca- pembelajaran membaca dan menulis. Ke-
tulis anak-anak Indonesia bahwa sekitar mampuan literasi siswa SD dinilai rendah.
50% siswa SD kelas VI di enam provinsi Rendahnya tingkat literasi siswa SD karena
daerah binaan Primary Education Quality pembelajaran literasi tidak mendapat porsi
Improvement Project (PEQIP) tidak bisa waktu yang memadai mengingat banyaknya
mengarang. Salah satu penyebab rendahnya mata pelajaran yang harus diselesaikan sis-
kemampuan membaca siswa SD di Indo- wa setiap hari. Akibatnya, tingkat pengu-
nesia adalah selama ini siswa lebih banyak asaan Bahasa Indonesia relatif rendah jika
mendapat pelajaran menghafal daripada dilihat dari kesadaran baca-tulis.
praktik, termasuk mengarang. Riyadi Santosa, Tri Wiratno, & Hen-
Kelemahan pengajaran bahasa In- ry Yustanto (1998) menunjukkan bahwa
donesia itu terletak pada lebih ditekankan- tingkat literasi anak kelas tiga SD di Kodia
nya berbicara tentang bahasa (talk about the Surakarta tergolong masih rendah. Hal ini
language) daripada berlatih menggunakan disebabkan oleh kurikulum sekolah belum
bahasa (using language). Hal ini menjadi menyentuh kemampuan literasi, serta ku-
salah satu penyebab pengajaran bahasa In- rangnya bimbingan orang tua dan masyara-
donesia tidak mencapai tujuan untuk dapat kat pada peningkatan literasi anak, meski-
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. pun berada di lingkungan literasi yang baik.
Suparno (dalam Muhana Gipayana, 2004: Padahal pembelajaran literasi yang baik di-
60) menyebutkan empat faktor bermasalah terapkan di sekolah akan memberikan pe-
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ya- ngaruh terhadap kualitas membaca dan me-
itu: (1) kurangnya kemampuan guru dalam nulis siswa. Hasil penelitian ini sesuai de-
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran ngan penelitian Muhana Gipayana (2004:
dan evaluasi, (2) pengelolaan kelas dan 66) bahwa konsep kelas yang terpusat pada
pembelajaran individual siswa kurang in- pembelajaran literasi dan penilaian porto-
tensif, (3) jumlah buku ajar tidak seimbang folio dapat memaksimalkan kualitas pem-
dengan jumlah siswa, dan (4) evaluasi hasil belajaran menulis di SD dan menunjukkan
belajar terfokus pada aspek kemampuan kadar PAIKEM cukup tinggi. Jadi, dapat
berbahasa Indonesia belum berjalan semes- disimpulkan bahwa pembelajaran yang ter-
tinya. pusat pada literasi dan dapat menerapkan
Kemampuan berbahasa Indonesia, prinsip keterpaduan dengan baik akan dapat
termasuk keterampilan literasi perlu men- meningkatkan kemampuan literasi siswa
dapatkan penekanan dalam kompetensi, pe- pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
milihan materi dan distribusinya di SD dan Kurikulum dan pembelajaran untuk
sekolah menengah. SD menjadi dasar pem- meningkatkan keterampilan literasi siswa di

116 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 115 - 128
Indonesia perlu terus dikembangkan. Tar- Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD
getnya adalah agar setiap warga negara Negeri 1 Gemolong, Sragen, pada semester
mampu berkomunikasi, baik lisan maupun genap tahun pelajaran 2008/2009.
tulisan, untuk memenuhi kebutuhan hidup- Berdasarkan latar belakang di
nya. Karena itu, pengajaran Bahasa Indone- atas, masalah penelitian ini dapat dirumus-
sia diarahkan sebagai sarana pengembang- kan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah
an kemampuan berbahasa yang menjadikan pembelajaran literasi yang dilaksanakan
siswa mandiri sepanjang hayat, kreatif, dan oleh guru di kelas?; (2) Bagaimanakah hasil
mampu memecahkan masalah dengan cara pembelajaran literasi yang telah dicapai
menggunakan kemampuan berbahasa oleh siswa?; (3) Hambatan apa saja yang
Indonesianya. Terkait dengan hal tersebut, ditemui dalam pembelajaran literasi?; dan
berarti pembelajaran literasi adalah hal (4) Bagaimanakah cara mengatasi hambat-
yang menarik untuk diteliti karena memiliki an dalam pembelajaran literasi? Adapun tu-
hubungan erat dengan perkembangan kuri- juan yang hendak dicapai dalam penelitian
kulum yang ditetapkan oleh pemerintah. ini adalah ingin mendeskripsikan: (1) pelak-
SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, sanaan pembelajaran literasi; (2) hasil pem-
merupakan salah satu SD favorit yang me- belajaran literasi; (3) hambatan-hambatan
nerapkan literasi dan KTSP dalam kegiatan dalam pembelajaran literasi; dan (4) cara
pembelajaran Bahasa Indonesia. Sekolah mengatasi hambatan dalam pembelajaran
ini ditunjuk oleh pemerintah daerah setem- literasi.
pat sebagai rintisan Sekolah Dasar Standar Untuk menelisik ini, perlu dikaji ku-
Nasional (SDSN) karena telah memiliki rikulum SD. Kurikulum yang digunakan di
akreditasi “A”. Sarana dan prasarana SD SD adalah kurikulum tingkat satuan pendi-
Negeri 1 Gemolong, Sragen, memiliki ku- dikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum
alitas baik. Selain kondisi gedung sekolah operasional yang disusun dan dilaksanakan
yang layak, sekolah ini dilengkapi dengan di masing-masing satuan pendidikan. Kare-
perpustakaan yang memadai untuk diguna- na itu, muatan isi KTSP dinilai cocok untuk
kan sebagai salah satu sarana penunjang ter- dikembangkan sesuai potensi dan karakte-
laksananya pembelajaran literasi. Jadi, da- ristik sekolah/daerah, sosial budaya masya-
pat disimpulkan bahwa sarana dan prasara- rakat setempat, dan karakteristik peserta
na di SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, men- didik.
dukung untuk menciptakan pembelajaran Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005
literasi yang baik. (Depdiknas, 2005:6) disebutkan bahwa
Berlandastumpu pada uraian di atas, standar isi itu mencakup lingkup materi dan
kegiatan pembelajaran di SD Negeri 1 Ge- tingkat kompetensi untuk mencapai kom-
molong, Sragen, menarik diteliti dengan petensi lulusan pada jenjang dan jenis pen-
alasan: (1) kenyataan di lapangan menun- didikan tertentu. Kurikulum dan silabus un-
jukkan bahwa kemampuan membaca dan tuk SD dan sederajat menekankan kemam-
menulis masih rendah karena pembelajaran puan dan kegemaran membaca dan menulis,
literasi masih kurang maksimal; (2) penga- kecakapan berhitung, serta kemampuan
ruh KTSP terhadap kemampuan guru dalam berkomunikasi. Di lain pihak, standar pro-
pembelajaran literasi; dan (3) SD Negeri 1 ses dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 (Dep-
Gemolong, Sragen, belum pernah dilaku- diknas, 2005:14) dijelaskan tentang peng-
kan penelitian yang berkaitan dengan pem- aturan proses pembelajaran yang diseleng-
belajaran literasi. Dalam hal ini, menyang- garakan pada satuan pendidikan yang dise-
kut apakah ada kendala atau tidak dalam lenggarakan secara interaktif, inspiratif,
pembelajaran literasi mata pelajaran Bahasa menyenangkan, menantang, memotivasi
Indonesia dan bagaimana upaya pemecah- peserta didik untuk berpartisipasi aktif, ser-
annya. Karena itu, penelitian ini difokuskan ta memberikan ruang bagi prakarsa, kre-
pada pembelajaran literasi mata pelajaran ativitas, dan kemandirian sesuai dengan ba-
Eko Nurdiyanti, dkk., Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran ... 117
kat, minat, dan perkembangan fisik serta ngetahuan yang diperoleh dari disiplin ilmu
psikologis peserta didik. dengan keterbatasan ruang lingkup dan
Menurut Commbs (dalam Harjanto, waktu pelajaran siswa, dan (5) Aktivitas li-
1997:6), perencanaan pembelajaran me- terasi memberikan fondasi penting bagi per-
rupakan suatu penerapan yang rasional dari kembangan literasi dan belajar sepanjang
analisis sistematis proses perkembangan hayat.
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan Selain itu, aktivitas literasi juga ha-
lebih efektif dan efisien sesuai dengan ke- rus diupayakan agar menjadi budaya ma-
butuhan dan tujuan siswa serta masyarakat- syarakat dan pendekatan literasi merupakan
nya. Perencanaan pembelajaran dapat di- salah satu cara untuk meningkatkan ke-
anggap sebagai cetak biru (blue print) untuk mampuan literasi siswa. Wales (1993: 148)
mencapai tujuan pembelajaran, yang di da- mengungkapkan: “Literacy was an area in
lamnya mencakupi berbagai aspek, antara which longtern residents particularly
lain: (1) isi atau tujuan, (2) organisasi, (3) needed the help of a teacher, because even
materi dan perlengkapan, dan (4) kegiatan those high oracy learner who had taught
dan peran (Sarwiji Suwandi, 2008: 26). themselves to read English had not mana-
Kriteria kurikulum pembelajaran ged to learn also to write the English”. Oleh
Bahasa Indonesia (dalam http://www. karena itulah pendekatan literasi dibutuh-
puskur.net) meliputi: (1) lebih banyak berla- kan dalam kegiatan pembelajaran di Indo-
tih berbahasa nyata siswa (meaning focus); nesia.
(2) tata bahasa hanya untuk membetulkan Tujuan pembelajaran Bahasa Indo-
kesalahan ujaran siswa; (3) keterampilan nesia adalah mengembangkan kemampuan
berbahasa nyata menjadi tujuan utama; (4) menggunakan Bahasa Indonesia dalam se-
membaca sebagai alat untuk belajar gala fungsinya, yaitu sebagai sarana komu-
(reading for learning), bukan sekedar nikasi, sarana berpikir atau bernalar, sarana
learning to read; (5) menulis sebagai alat persatuan, dan sarana kebudayaan. Pembel-
berekspresi dan menyampaikan gagasan; ajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu
(6) kelas sebagai tempat berlatih menulis, proses interaksi antara peserta didik dengan
membaca, dan berbicara dalam bahasa pendidik dan sumber belajar pada suatu
Indonesia; (7) penekanan pengajaran sastra lingkungan belajar untuk mengembangkan
pada membaca sebanyak-banyaknya karya kemampuan berbahasa Indonesia dalam se-
sastra; dan (8) pengajaran kosakata untuk gala fungsinya.
menambah kosakata siswa. Tujuan pendidikan mata pelajaran
Aktivitas literasi perlu dikembang- Bahasa Indonesia siswa SD (Depdiknas,
kan agar mencapai tujuan yang maksimal 2006: 3) terdiri dari enam hal, yaitu: (1) ber-
dalam kegiatan pembelajaran. McKenna & komunikasi secara efektif dan efisien sesuai
Robinson (dalam http://www.puskur.net) dengan etika yang berlaku baik secara lisan
mengidentifikasi lima alasan penting akti- maupun tulis; (2) menghargai dan bangga
vitas literasi perlu dikembangkan, yaitu: (1) menggunakan bahasa Indonesia sebagai ba-
Hasil dari aktivitas literasi sebagai komple- hasa persatuan dan bahasa negara; (3) me-
men bagi pengajaran lisan dan meluaskan mahami bahasa Indonesia dan mengguna-
perspektif siswa, (2) Aktivitas literasi mem- kannya dengan tepat dan kreatif untuk ber-
berikan sebuah tindak lanjut alamiah terha- bagai tujuan; (4) menggunakan bahasa In-
dap pengajaran langsung, mendorong guru donesia untuk meningkatkan kemampuan
untuk melayani kebutuhan dan minat siswa, intelektual serta kematangan emosional dan
(3) Metode terkini mengenai pengajaran sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan
langsung mencakup fase praktik, dalam hal karya sastra untuk memperluas wawasan,
ini aktivitas literasi tampaknya sangat se- memperhalus budi pekerti, meningkatkan
suai, (4) Siswa mempunyai tantangan me- pengetahuan dan kemampuan berbahasa;
ngembangkan literasi isi lebih luas dari pe- dan (6) menghargai dan membanggakan

118 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 115 - 128
sastra Indonesia sebagai khasanah budaya yang akan dibahas; (2) modelling of text, ya-
dan intelektual manusia Indonesia. itu tahap pemajangan (exposure) terhadap
Pada siswa kelas V SD, pembel- teks percakapan dan tahap ini diberikan la-
ajaran membaca bukan sebagai membaca tihan keterampilan membaca terutama
permulaan melainkan telah meningkat pada membaca teks-teks singkat; (3) join cons-
membaca pemahaman. Tujuan membaca truction of text, untuk menciptakan kolabo-
pemahaman adalah agar siswa memiliki rasi antarsiswa sehingga diharapkan mun-
dasar-dasar kemampuan membaca secara cul teks sebagai hasil kerjasama antarsiswa
kritis. Menulis mempunyai posisi tersendiri tersebut; (4) independent construction of
dalam kaitannya dengan upaya mem-bantu text, yakni kemampuan secara mandiri
siswa mengembangkan kegiatan berpikir memproduksi teks tulis. Lebih lanjut, Dji-
dan pendalaman bahan ajar (dalam http:// bran (2008:28) menjelaskan bahwa angles
www.puskur.net). of literacy bukan hanya membaca pema-
Membaca adalah proses yang dila- haman, tapi membaca kritis. Modal utama
kukan serta dipergunakan oleh pembaca un- kegiatan menulis adalah kegiatan memba-
tuk memperoleh pesan penulis melalui me- ca. Membaca diartikan bukan hanya sebagai
dia kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam sekedar membaca, tetapi juga mengapre-
Tarigan, 1994: 7). Adanya pemahaman ter- siasi, memahami, dan berinteraksi dengan
hadap isi bacaan, tujuan membaca makin yang dibaca.
jelas. Sesuai pendapat Idris (2008: 337), tu- Bentuk penilaian dalam pembel-
juan membaca meliputi: (1) memperoleh in- ajaran literasi dapat berupa tes maupun non-
formasi, (2) mengembangkan berpikir kri- tes. Penilaian ini harus disesuaikan dengan
tis, (3) menambah wawasan dan pengalam- KTSP yang lebih menekankan prinsip
an, (4) menikmati isi bacaan atau kesenang- authentic assessment. Alat penilaian bahasa
an, (5) mengembangkan minat baca. SD yang otentik adalah: (1) hasil karya (pro-
merupakan pembelajaran dasar bagi siswa duct); (2) penugasan (project); (3) kinerja
dalam membaca kritis yakni membaca hati- (performance); (4) tes tertulis (paper and
hati, aktif, reflektif, dan analitik. pencil test); dan (5) kumpulan hasil siswa
Menulis dipandang sebagai sebuah (portofolio) (dalam http://www.puskur.net).
proses, tetapi juga sebuah hasil. Brown (da- Karena itu, guru diharapkan tidak hanya
lam Idris, 2008: 338) menyebutkan bahwa memberi nilai pada hasil akhir kegiatan
tulisan merupakan hasil pikiran yang dibuat pembelajaran, tetapi juga selama proses
dalam bentuk draf dan diperbaiki dengan pembelajaran berlangsung.
keterampilan khusus yang tidak dimiliki Pembelajaran dipandang mampu
oleh setiap pembicara secara alamiah. Se- menghasilkan produk yang baik, menurut
lanjutnya, tujuan secara paedagogis, Cha- Sardiman (2007: 51) adalah kemampuan
edar Alwasilah, 1994:36) berpendapat bah- mengorganisasikan proses belajar untuk
wa menulis dapat digunakan sebagai alat mencapai pengetahuan otentik dan tahan
untuk mempertajam dan memperhalus pi- lama. Proses tersebut meliputi: (1) masukan
kiran. Karenanya, penanaman kemampuan mentah: siswa/subjek belajar; (2) masukan
dasar menulis dapat dimulai dari tingkat alat/instrumental input, terdiri dari: tenaga,
SD. Jika dasarnya sudah kuat, tentu perlu- fasilitas, kurikulum, sistem administrasi,
asan dan pendalaman materi di tingkat se- dan lain-lain; (3) lingkungan, termasuk ke-
lanjutnya tidak akan mengalami kesulitan. luarga, masyarakat, sekolah; (4) proses
Menurut Chaedar Alwasilah (dalam pengajaran, merupakan interaksi antara un-
http://www.mailarchieve.com), ada empat sur raw input, instrumental input dan penga-
tahapan yang dapat ditempuh oleh guru dan ruh lingkungan; (5) hasil langsung meru-
siswa dalam pembelajaran literasi sesuai pakan tingkah laku siswa setelah belajar;
kelas, yaitu: (1) building knowledge of field, dan (6) hasil akhir merupakan sikap dan
berupa penjajagan dan pengenalan topik tingkah laku siswa setelah di masyarakat.
Eko Nurdiyanti, dkk., Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran ... 119
Ebel & Pearson (dalam http://www. tatan-catatan yang berkait dengan pelak-
titikoma.com/esai) menyebutkan faktor pe- sanaan pembelajaran literasi.
mengaruh kemampuan pemahaman bacaan Pengambilan sampel menggunakan
siswa dan perkembangan minat baca itu teknik purposive sampling. Teknik ini
bergantung pada: (1) peserta didik, (2) kelu- memfokuskan penelitian yang didasarkan
arga, (3) kebudayaannya, dan (4) situasi se- atas pertimbangan tertentu yang mengarah
kolah. Di lain pihak, mereka juga memilah- pada generalisasi teoretis. Sampel peneliti-
nya menjadi dua, yakni faktor intrinsik dan an ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1
ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa kepemi- Gemolong, Sragen, tahun pelajaran 2008/
likan kompetensi bahasa pembaca, minat, 2009.
motivasi, dan kemampuan membaca. Fak- Teknik pengumpulan data dengan
tor ekstrinsik terbagi dalam dua kategori, cara wawancara mendalam (indepht inter-
yaitu unsur yang berasal dari dalam teks view), yang ditujukan kepada guru, siswa,
bacaan berkait dengan keterbacaan (readi- kepala sekolah, dan pengelola perpusta-
bility) dan organisasi teks atau wacana. kaan dan majalah dinding sekolah. Selain
Mulyani Sumantri & Johar Permana itu, peneliti juga menggunakan observasi
(2001: 16) menyimpulkan teori mengenai berperan pasif dan analisis dokumen dan
pembelajaran anak usia SD bahwa anak SD arsip. Kegiatan analisis dokumen meliputi
merupakan seorang yang aktif. Karena itu, program tahunan dan program semester, si-
seorang guru harus menyediakan ling- labus, dan rencana pembelajaran yang dibu-
kungan atau bahan belajar yang cukup bagi at guru, serta arsip nilai dan hasil peker-
siswa, sebab anak senang mengeksplorasi jaan/portofolio siswa.
lingkungan. Berdasarkan beberapa teori Uji validitas data penelitian meng-
yang dipaparkan di atas, maka dapat disim- gunakan triangulasi data, triangulasi meto-
pulkan bahwa faktor-faktor penentu keber- de, dan reviu informan. Dalam triangulasi
hasilan pembelajaran literasi di SD, antara data, peneliti menggunakan beberapa sum-
lain: (1) perhatian dan motivasi, (2) bahan ber data untuk mengumpulkan/mendapat-
belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana, kan data yang sama, yaitu dokumen hasil
(5) kondisi subjek yang belajar, (6) ling- (rekaman dan catatan ujaran guru maupun
kungan, dan (7) interaksi. siswa dalam pembelajaran literasi), peristi-
wa (proses pembelajaran literasi), dan infor-
man (guru, kepala sekolah, pengelola per-
METODE PENELITIAN pustakaan dan majalah dinding, dan siswa).
Penelitian ini dilaksanakan di SD Dalam triangulasi metode, peneliti meng-
Negeri 1 Gemolong, Sragen. Subjek peneli- gunakan metode yang berbeda untuk men-
tian adalah siswa kelas V, sedangkan peristi- dapatkan data yang sama. Perolehan data
wa yang dikaji adalah pelaksanaan pembel- menggunakan metode analisis dokumen
ajaran literasi. Penelitian ini dilaksanakan dan observasi proses pembelajaran literasi
mulai bulan Desember 2008 sampai bulan di kelas. Selain itu, peneliti untuk menda-
Juni 2009. patkan data juga menggunakan metode wa-
Penelitian ini termasuk jenis pene- wancara dengan informan. Selanjutnya, pe-
litian deskriptif kualitatif dengan menggu- neliti melakukan pengecekan silang antara
nakan strategi studi kasus tunggal terpan- hasil wawancara dengan hasil observasi
cang. Sumber data penelitian adalah infor- proses pembelajaran literasi. Hal ini ditem-
man, tempat dan peristiwa, dan dokumen. puh dengan cara: (1) membandingkan data
Penggalian informasi pada informan ditu- hasil observasi dengan hasil wawancara gu-
jukan kepada kepala sekolah, guru kelas, ru; (2) membandingkan informasi yang di-
dan siswa. Sumber data dari dokumen meli- sampaikan guru di depan kelas dengan in-
puti silabus, rencana pembelajaran, nilai/ formasi guru melalui wawancara; dan (3)
hasil belajar, portofolio, buku teks atau ca- menganalisis dokumen. Pembandingan da-

120 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 115 - 128
ta ini dimaksudkan untuk mengetahui kese- kan guru sejak awal tahun pelajaran. Prak-
suaian informasi yang dikemukakan oleh tiknya, guru menggunakan program tahun-
responden dengan fakta di lapangan. Reviu an dan program semester, silabus, dan RPP
informan dilakukan pada guru pengampu yang telah disusun oleh Tim MGMP Bahasa
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karena Indonesia, Kabupaten Sragen.
itu, data yang sudah diperoleh mulai disu- Dalam menyusun RPP, ternyata gu-
sun, meskipun belum utuh dan menyeluruh ru tidak terlalu ketat mengikuti pola yang
serta dikomunikasikan dengan informan sudah ada. Karena itu, guru mengusahakan
yang dipandang sebagai informan pokok tercapainya kemampuan siswa dalam pem-
(key informant). belajaran, bukan pada selesainya bahan pel-
Teknik analisis data menggunakan ajaran.
analisis model interaktif (interactive model Pelaksanaan pembelajaran literasi
of analysis). Milles & Huberman (1992: 20) telah tercakup dalam pembelajaran memba-
menggambarkan analisis model ini merupa- ca dan menulis. Tujuan umum pembelajaran
kan interaksi dari empat komponen, yaitu: literasi adalah memberikan keterampilan
(1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) membaca dan menulis pada siswa sebagai
penyajian data, dan (4) penarikan simpulan. bekal yang berupa pengalaman nyata dalam
Pada tahap pengumpulan data, prinsipnya kegiatan membaca dan menulis. Karena-
peneliti sudah melakukan reduksi data dan nya, pelaksanaan pembelajaran membaca-
penyajian data sesuai dengan kemunculan menulis tidak terpisahkan, yakni menjadi
data yang diperlukan. Selanjutnya, hasil re- satu kesatuan.
duksi data dan penyajian data dilakukan pe- Langkah guru dalam pembelajaran
narikan simpulan terhadap pembelajaran li- membaca, antara lain: (1) siswa diminta me-
terasi di SD Negeri 1 Gemolong, Sragen. lakukan kegiatan membaca secara bersama-
sama; atau salah satu siswa membaca nya-
ring, sementara siswa lain menyimak; (2)
HASIL DAN PEMBAHASAN siswa berkesempatan menanyakan kata-
Selaras dengan rumusan masalah, kata sukar dalam bacaan; (3) siswa diajak
secara berturut-turut dapat dikemukan hasil mendiskusikan materi bacaan beserta kata-
penelitian berikut ini. kata khusus dalam bacaan; (4) siswa ditu-
1. Pelaksanaan Pembelajaran Literasi gasi menjawab pertanyaan sesuai dengan
Sebelum proses pembelajaran lite- materi bacaan secara tertulis; (5) siswa ber-
rasi, guru menyiapkan, antara lain membu- sama guru membahas pertanyaan dan ja-
at: program tahunan dan program semester, wabannya. Hasil wawancara dengan guru
silabus, dan rencana pelaksanaan pembel- dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
ajaran (RPP). Program tahunan dan pro- menulis dilaksanakan dengan langkah lebih
gram semester memiliki komponen standar beragam. Langkah guru dalam pembelajar-
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar an menulis di antaranya adalah: (1) Guru
(KD) tertentu yang harus dicapai dalam memberikan materi pembelajaran atau sis-
jangka waktu tertentu. Silabus memuat SK wa membaca materi bacaan yang sudah di-
yang nantinya akan dikembangkan oleh gu- siapkan guru; (2) Siswa bersama guru men-
ru secara spesifik, yakni KD. SK pembel- diskusikan materi pembelajaran serta me-
ajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dikem- nyebutkan contoh nyata materi pembelajar-
bangkan dalam aspek kemampuan berbaha- an yang disampaikan; (3) Siswa ditugasi
sa dan bersastra. SK yang disusun dalam si- membuat tulisan sesuai perintah guru; (4)
labus meliputi empat KD, yaitu: membaca, Guru mengadakan kegiatan evaluasi ter-
menulis, menyimak, dan berbicara. Penja- hadap hasil tulisan siswa; dan (5) Guru ber-
baran SK itu diuraikan dalam bentuk pro- sama siswa membahas hasil evaluasi.
gram tahunan dan program semester, sila- Pendekatan yang digunakan oleh
bus, dan RPP. Berbagai hal ini sudah disiap- guru dalam pembelajaran literasi adalah
Eko Nurdiyanti, dkk., Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran ... 121
pendekatan komunikatif dan terpadu. Guru wawancara dengan guru diperoleh simpul-
melibatkan keterampilan berbahasa dalam an bahwa bentuk penilaian pembelajaran
pembelajaran literasi. Pembelajaran kete- literasi dilakukan melalui tes tertulis, lisan,
rampilan membaca tidak lepas dari kete- dan praktik. Penilaian praktik pada kete-
rampilan menulis. Begitu pun dalam proses rampilan membaca, yakni membaca nya-
pembelajaran menulis, guru tidak dapat ring, bentuk tes tertulis dan lisan juga dila-
memisahkan dari keterampilan membaca kukan sebagai penilaian kemampuan mem-
dan juga keterampilan berbicara dan menyi- baca pemahaman. Bahan tes kemampuan
mak. Pemilihan pendekatan komunikatif membaca diambil dari buku teks terbitan
dan terpadu ini dimaksudkan untuk men- Erlangga. Penilaian menulis dilaksanakan
capai pembelajaran yang aktif, inovatif, dengan menggunakan pengkategorian isi,
kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian, dan
mencapai kompetensi yang diharapkan. kebersihan tulisan.
Metode pembelajaran cukup berva-
riasi. Metode yang sering digunakan oleh 2. Hasil Pembelajaran Literasi
guru adalah metode ceramah, tanya jawab, Pembelajaran literasi pada siswa ke-
demonstrasi, penugasan, dan diskusi. Guru las V SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, sudah
dalam memilih berbagai metode dinilai diarahkan oleh guru ke penguasaan memba-
dapat berjalan dengan baik dan efektif se- ca pemahaman dan membaca kritis. Secara
hingga mampu meningkatkan minat dan umum, siswa dinilai terampil membaca. Pe-
prestasi siswa dalam pembelajaran. mahaman terhadap bahan bacaan pun cukup
Dalam upaya meningkatkan pem- baik. Pada pembelajaran menulis, guru me-
belajaran literasi, guru telah menggunakan nilai siswa telah menunjukkan hasil yang
berbagai media, seperti: tape recorder, cukup memuaskan. Indikator keberhasilan
VCD player, kaset, dan CD. Melalui pe- pembelajaran literasi ini didasarkan pada
makaian media ini ternyata mampu mening- ketuntasan nilai yang telah dicapai oleh sis-
katkan daya tarik siswa untuk mengikuti wa dalam kegiatan membaca dan menulis,
pembelajaran. Persoalannya, apakah guru yaitu 7,5. Dikatakan oleh guru bahwa ham-
itu mau dan mampu mengoptimalkan media pir seluruh siswa mampu mencapai nilai
yang sudah disediakan oleh sekolah dalam yang telah ditentukan dalam KKM. Jadi,
pembelajaran atau tidak. nilai ketuntas siswa dalam pembelajaran li-
Sumber utama yang digunakan oleh terasi cukup baik.
guru dalam pembelajaran literasi adalah bu- Keberhasilan pembelajaran literasi
ku teks terbitan Erlangga tahun 2008. Selain juga dapat dilihat dari output siswa. Pem-
buku teks, guru juga menggunakan media belajaran literasi dipandang berhasil jika
cetak, yaitu Solopos dan majalah Bobo. Di siswa banyak membaca buku dan mengha-
lain pihak, perpustakaan juga merupakan silkan tulisan. Kegiatan ini dapat diamati
sumber pembelajaran yang cukup penting melalui kondisi perpustakaan dan majalah
bagi siswa. Karena itu, penggunaan sumber dinding (mading) sekolah. Berdasarkan in-
belajar yang beragam dalam pembelajaran formasi dari petugas perpustakaan, tiap bu-
merupakan upaya guru dalam mengem- lan kunjungan siswa di perpustakaan men-
bangkan materi ajar. capai 60%. Jadi, persentase minat baca sis-
Selama pembelajaran berlangsung, wa di perpustakaan dapat menjadi salah satu
guru mengamati peran aktif siswa dalam indikator keberhasilan siswa dalam pembel-
pembelajaran, kinerja siswa, dan kreativitas ajaran literasi.
siswa dalam melaksanakan tugas. Akan Dalam pembelajaran menulis, ma-
tetapi, penilaian hasil dilaksanakan setelah ding dipandang sebagai salah satu indikator
kegiatan pembelajaran berakhir, yakni keberhasilan pembelajaran literasi. Pem-
memberikan nilai pada hasil kerja siswa belajaran literasi memberi penghargaan pa-
selama pembelajaran. Berdasarkan hasil da hasil kegiatan siswa dalam menulis. Ter-

122 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 115 - 128
kait hal ini, guru menjelaskan bahwa sebe- namun terhambat oleh jadwal kunjung yang
narnya mading dapat dimanfaatkan untuk saat ini belum efektif. Hal ini dijelaskan
pengembangan kemampuan literasi siswa, lebih lanjut oleh pustakawan sekolah, sebe-
namun pengelolaannya belum optimal. De- narnya jadwal kunjungan ke perpustakaan
mikian pula antusiaisme siswa untuk meng- sudah diatur sesuai dengan urutan kelas.
isi mading sebenarnya cukup besar, tetapi Namun demikian, jadwal tersebut belum
karena keterbatasan tenaga pengelola sam- berjalan sebagaimana mestinya. Jadi, ham-
pai sekarang belum dapat dipenuhi. Jadi, batan ketiga ini adalah program sekolah da-
dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajar- lam pembinaan gemar membaca belum da-
an literasi untuk menulis pada siswa kelas V pat dilaksanakan dengan efektif.
SD Negeri 1, Gemolong, Sragen, belum me-
nunjukkan hasil optimal. 4. Upaya Mengatasi Hambatan dalam
Pembelajaran Literasi
3. Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran Terkait hambatan dalam pembel-
Literasi ajaran menulis, guru berupaya mengadakan
Hambatan yang berkait dengan kegiatan menulis khusus menggunakan hu-
pembelajaran literasi pada siswa kelas V SD ruf tegak bersambung seminggu sekali. Se-
Negeri 1 Gemolong, Sragen, dapat dikemu- lain itu, diadakan lomba menulis tegak ber-
kakan sebagai berikut. Pertama, guru meng- sambung untuk mengisi mading dan lomba-
alami kesulitan dalam memperbaiki kuali- lomba lainnya. Pernyataan tersebut sekali-
tas tulisan siswa. Selain itu, kepala sekolah gus untuk menegaskan upaya mengatasi
pun mengungkapkan bahwa kesulitan siswa hambatan dalam penggunaan sarana dan
dalam pembelajaran menulis adalah menu- prasarana sekolah secara optimal. Pada
lis dengan menggunakan huruf tegak ber- prinsipnya guru telah berupaya meningkat-
sambung. Menulis dengan menggunakan kan pembelajaran literasi dengan memak-
huruf tegak bersambung dianggap penting simalkan alat peraga yang sudah disediakan
karena merupakan salah satu bekal yang ha- oleh sekolah, misalnya menggunakan CD
rus dikuasai siswa dalam menulis. dan kaset. Selanjutnya untuk mengatasi me-
Kedua, hambatan kurangnya sarana nurunnya minat baca siswa, guru pun menu-
prasarana pembelajaran serta kurang opti- gasi siswa untuk memanfaatkan buku-buku
malnya penggunaan sarana prasarana seko- perpustakaan agar mereka sering berkun-
lah. Terkait dengan hal ini, kepala sekolah jung ke perpustakaan sekolah.
menjelaskan bahwa dana tidak memungkin- Pada sisi lain, sekolah dalam upaya
kan untuk melaksanakan pembelajaran mengatasi rendahnya kemampuan menulis
yang sesuai, karena KTSP menuntut pem- siswa, yaitu melakukan pembinaan pada
belajaran untuk lebih banyak melakukan siswa yang memiliki bakat menulis. Hal ini
praktik, sementara banyak kegiatan praktik dijelaskan oleh guru bahwa siswa yang me-
yang membutuhkan banyak dana. Selanjut- miliki bakat dalam bidang menulis sedang
nya, masalah belum optimalnya pengguna- diupayakan pembinaan. Siswa yang memi-
an sarana prasarana yang telah disediakan liki kemampuan menulis dan menampak-
oleh sekolah adalah kurang intensifnya gu- kan hasil akan mendapatkan tambahan nilai.
ru dalam pemanfaatan majalah dinding. Hal Sekolah juga berupaya mengirimkan siswa
inilah dapat menjadi penyebab kreativitas tersebut untuk mengikuti lomba yang terka-
siswa tidak dapat tersalurkan dengan baik. it dengan pembelajaran Bahasa Indonesia.
Ketiga, hambatan program sekolah Akan tetapi, upaya ini belum menampakkan
yang berkenaan dengan kegiatan membaca. hasil yang optimal. Kepala sekolah juga
Salah satu hambatan itu terkait dengan mi- mengemukakan bahwa untuk mengatasi
nat baca siswa di perpustakaan sekolah. hambatan yang berkenaan dengan sarana
Pustakawan sekolah menyebutkan adanya prasarana pendukung pembelajaran literasi
minat baca yang cukup tinggi pada siswa, adalah menyediakan kaset dan komputer se-
Eko Nurdiyanti, dkk., Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran ... 123
bagai media pembelajaran. Untuk kegiatan kan waktu dan sarana prasarana yang tidak
membaca, sekolah akan berusaha meleng- dapat dilaksanakan secara optimal dalam
kapi koleksi buku-buku perpustakaan. pembelajaran. Selain itu, guru melakukan
Perbaikan program yang berkait de- upaya untuk menyesuaikan kegiatan pem-
ngan peningkatan siswa agar gemar mem- belajaran sesuai dengan respons siswa.
baca baru pada taraf penyediaan buku baca- Empat tahapan pembelajaran litera-
an. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya un- si yang dikembangkan oleh Chaedar Alwa-
tuk meningkatkan minat dan motivasi siswa silah (2005) ternyata telah diterapkan oleh
dalam membaca, yaitu dengan cara mem- guru. Pada tahap penjajagan dan pengenal-
beritahukan koleksi baku-buku baru di per- an topik, guru terlebih dahulu memperke-
pustakaan sekolah kepada para siswa. Di nalkan topik pada siswa, namun tidak diser-
samping itu, pengelola perpustakaan seko- tai dengan kegiatan apersepsi untuk mena-
lah juga menjalin kerja sama dengan per- rik keingintahuan siswa. Pada tahap model-
pustakaan keliling yang dikelola oleh Pem- ling of text, guru telah menugasi siswa untuk
da Kabupaten Sragen agar lebih intensif membaca teks-teks bacaan secara nyaring
dalam memberikan pelayanan peminjaman maupun membaca pemahaman. Pada tahap
buku kepada para siswa. Melalui berbagai join contruction of text, guru telah berupaya
upaya tersebut diharapkan pembelajaran li- meningkatkan aktivitas siswa untuk mela-
terasi siswa makin meningkat sehingga da- kukan tanya-jawab maupun diskusi antara
pat menghasilkan generasi bangsa yang lite- beberapa siswa dalam satu kelompok besar
rat. maupun kelompok kecil. Pada tahap mem-
Berdasarkan hasil penelitian yang produksi teks tulis secara mandiri telah di-
telah dipaparkan di atas, maka hasilnya da- laksanakan oleh guru, namun pelaksanaan-
pat dibahas secara ringkas berikut ini. Seca- nya masih kurang maksimal. Guru cende-
ra umum, pembelajaran literasi yang dilak- rung merasa cukup jika kegiatan penugasan
sanakan oleh guru telah sesuai dengan pro- dilakukan dengan kelompok, tidak ada tin-
gram tahunan dan program semester, sila- dak lanjut keinginan untuk mengetahui ke-
bus, dan RPP yang disusun oleh Tim mampuan individu siswa.
MGMP. Menurut Harjanto (1997: 22), pro- Dalam pembelajaran membaca, sis-
gram tahunan dan program semester ini di- wa memiliki kemampuan membaca dengan
gunakan untuk mencapai sasaran pembel- lancar dan pemahaman bacaan yang cukup
ajaran secara lebih ekonomis, tepat waktu, baik. Akan tetapi, kelemahan yang perlu di-
dan lebih mudah dikontrol serta dimonitor perhatikan adalah pengembangan terhadap
dalam pelaksanaannya. Komponen-kompo- kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa se-
nen yang termuat dalam silabus juga me- benarnya memiliki potensi berpikir kritis
nunjukkan keselarasan penjelasan yang di- yang cukup besar, namun guru masih perlu
berikan oleh Mulyasa (2007:190) bahwa merangsang kemampuan siswa tersebut
komponen silabus minimal harus memuat melalui bahan bacaan dalam pembelajaran
standar kompetensi, kompetensi dasar, indi- membaca. Di sisi lain dalam pembelajaran
kator, materi standar, standar proses, dan menulis, jika dibandingkan dengan tahapan
standar penilaian. Dengan demikian, pelak- pembelajaran menulis dari Ahmad Rofi'
sanaan pembelajaran literasi telah sesuai uddin & Darmiyati Zuhdi (2001) dan Dji-
dengan gambaran yang disusun dalam ben- bran (2008:), tahapan yang dilaksanakan
tuk silabus. Demikian pula sistematika pen- oleh guru memiliki tahapan yang berbeda.
yusunan RPP yang telah digunakan guru te- Karena itu, guru perlu mengembangkan ta-
lah memenuhi standar. Pelaksanaan pem- hapan membaca, terutama kemampuan sis-
belajaran pembelajaran literasi telah meng- wa dalam menghasilkan tulisan secara indi-
acu pada RPP, namun guru tidak melaksana- vidu dan pada tahap publikasi.
kannya sama persis dengan RPP. Hal ter- Pemilihan metode dalam pembel-
sebut dilakukan dengan mempertimbang- ajaran literasi perlu dipertimbangkan oleh

124 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 115 - 128
guru. Metode ceramah masih dianggap pen- ngan berbagai bentuk penilaian dengan
ting dan kenyataannya masih tepat untuk pengkategorian penilaian berdasarkan isi,
menyampaikan materi pembelajaran. Meto- tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian dan
de tanya-jawab juga dilaksanakan sebagai kebersihan tulisan serta pengembangan ide
upaya guru untuk membiasakan siswa men- melalui tulisan. Penilaian ini telah menca-
ciptakan interaksi di kelas sehingga mampu kup penilaian menulis sebagaimana penda-
membuat siswa aktif menyampaikan ja- pat Sabarti Akhadiah MK, dkk. (1992:150)
waban, gagasan, atau pun sanggahan secara bahwa tugas menulis merupakan kemampu-
lisan. Metode demonstrasi, penugasan, dan an (1) penguasaan lambang bunyi, (2) pe-
diskusi juga dapat dilaksanakan dengan ba- nguasaan ejaan dan tanda baca, (3) kemam-
ik. Namun, peneliti belum melihat penggu- puan memilih kata, dan (4) kemampuan
naan permainan dan simulasi secara lang- mengarang sebagai sarana komunikasi.
sung dalam pembelajaran. Ada beberapa indikator yang bisa
Berdasarkan hasil penelitian me- ditelaah untuk memberikan gambaran ke-
nunjukkan bahwa guru telah menggunakan berhasilan pembelajaran literasi. Teale dan
berbagai media pembelajaran, misalnya Sulaby (dalam Ahmad Rofi'uddin & Dar-
tape recorder, VCD player, kaset, dan CD miyati Zuhdi, 2001: 65) menggambarkan
yang berisi materi pembelajaran literasi. karaktersitik sosok anak sebagai pelajar
Namun, penggunaan media ini tidak dite- keberwacanaan (literacy) sebagai berikut:
mui secara langsung di kelas. Hasil obser- (1) anak sudah mulai belajar membaca dan
vasi menunjukkan adanya pembelajaran de- menulis sejak dini; (2) anak mempelajari
ngan media sederhana. Karena itu, guru di- fungsi keberwacanaan melalui observasi
harapkan terus berusaha untuk mengguna- dan berperan serta dalam kehidupan nyata
kan dan mengoptimalkan media yang terse- yang menggunakan membaca dan menulis;
dia, termasuk juga dalam penggunaan sum- (3) kemampuan membaca dan menulis anak
ber pembelajaran. Akan lebih baik jika guru berkembang bersamaan dan berhubungan
mampu memanfaatkan media lain yang ber- melalui pengalamannya dalam membaca
kenaan langsung dengan kehidupan siswa dan menulis; dan (4) anak belajar melalui
sehari-hari. pelibatan aktif dengan materi-materi waca-
Sesuai prinsip authentic assessment na dengan membangun pengertian mereka
dalam KTSP, guru telah menggunakan alat tentang membaca dan menulis. Berdasar-
penilaian berupa penugasan, tes tertulis, dan kan karakateristik anak yang berliterasi itu,
kinerja. Namun, sistem penilaian portofolio maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas V
ini masih sulit dilaksanakan. Jika hal ini SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, dinilai cu-
dilaksanakan, sebenarnya pembelajaran kup tergambarkan dalam kriteria tersebut.
akan lebih menantang bagi siswa untuk me- Beberapa siswa menunjukkan hasil
nunjukkan keterampilan literasinya. Hal ini pembelajaran literasi yang cukup berarti,
menjadi pekerjaan rumah bagi guru untuk yaitu tumbuhnya minat baca. Salah satu
mampu mengembangkan penilaian dengan keberhasilan pembelajaran literasi juga di-
alat penilaian yang lebih nyata. tunjukkan adanya salah satu siswa yang
Sabarti Akhadiah MK, dkk. (1992) mampu menghasilkan tulisan dalam bentuk
mengemukakan bahwa tes membaca lanjut cerita dan mempublikasikan hasil tulisan-
atau pemahaman bacaan dapat berupa me- nya dalam media cetak. Akan tetapi, hasil
mahami pertanyaan, membaca sekilas, me- pembelajaran yang cukup bagus ini belum
mahami bacaan, prosedur klos, dan kritik diikuti oleh siswa lainnya.
terhadap tulisan. Penilaian ini sudah dilaku- Jika ditelaah lebih lanjut, hambatan
kan oleh guru, kecuali kritik terhadap tulis- dalam pembelajaran literasi tidak hanya di-
an. Padahal, penilaian ini cukup penting ba- sebabkan oleh proses pembelajarannya sa-
gi pengembangan berpikir kritis siswa. Pe- ja. Sardiman (2007: 51) menyebutkan bah-
nilaian kegiatan menulis dilaksanakan de- wa hasil akhir dan hasil langsung pembel-
Eko Nurdiyanti, dkk., Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran ... 125
ajaran literasi dipengaruhi oleh: (1) masuk- membaca “bacaan rekaan” yang terdapat
an mentah, yakni siswa/subjek belajar; (2) pada buku-buku paket.
masukan alat/instrumental input, terdiri da- Pendekatan literasi menekankan
ri: tenaga, fasilitas, kurikulum, sistem ad- pembelajaran bahasa secara menyeluruh
ministrasi, dan lain-lain; (3) lingkungan, (whole language). Karena itu, sekolah seda-
termasuk antara lain keluarga, masyarakat, pat mungkin menciptakan kondisi sehing-
sekolah; (4) proses peng-ajaran, merupakan ga anak bisa “tenggelam” (immersion) da-
proses interaksi antara unsur raw input, ins- lam suasana membaca. Misalnya, perpusta-
trumental input dan juga pengaruh ling- kaan yang memadai atau ruang kelas yang
kungan. Jadi, aspek siswa, instrumental in- banyak buku dan majalah. Jadi, pelaksana-
put, dan lingkungan sangat berperan dalam an program membaca bebas atau pun gemar
pembelajaran literasi. membaca dapat diwujudkan bila di SD
Masalah yang perlu dipertimbang- Negeri 1 Gemolong, Sragen, telah memiliki
kan adalah adanya keterampilan literasi sis- sarana dan prasarana yang cukup mendu-
wa yang cukup memadai, namun belum ada kung.
kesadaran siswa untuk meningkatkan buda-
ya gemar membaca dan gemar menulis. Se-
lain itu, keterlibatan lingkungan kelas, se- KESIMPULAN DAN SARAN
kolah, dan keluarga sangat berpengaruh Berdasarkan hasil analisis data, pe-
terhadap pembelajaran literasi ini. Karena nelitian ini dapat disimpulkan:
itu, perlu disadari bahwa dalam lingkungan 1. Pembelajaran literasi pada siswa kelas V
tersebut perlu digalakkan berbagai kegiatan SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, dilak-
yang mampu memicu dan memacu tumbuh- sanakan melalui tiga tahapan, yaitu: (1)
kembangnya keterampilan literasi bagi perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3)
anak atau siswa. evaluasi. Pembelajaran literasi yang dila-
Salah satu upaya untuk mengatasi kukan oleh guru di dalam kelas telah se-
hambatan di atas adalah sekolah dan guru suai dengan prinsip-prinsip pembelajaran
bekerja sama dengan lingkungan menca- literasi. Namun, dalam pelaksanaannya
nangkan program gemar membaca dan me- masih terasa belum optimal, utamanya
nulis. Keterlibatan lingkungan kelas, seko- dalam penggunaan sarana dan prasarana
lah, dan keluarga berpengaruh besar terha- sekolah.
dap pembelajaran literasi. Sebab, ling- 2. Hasil pembelajaran literasi pada siswa
kungan dan keadaan kelas yang kondusif kelas V SD Negeri 1 Gemolong, Sragen,
memiliki peran cukup signifikan terhadap menunjukkan sebagian besar mereka
peningkatan keterampilan literasi siswa. mampu mencapai nilai KKM, yaitu 7,5.
Lingkungan kelas perlu disetting sebagai Rata-rata nilai harian siswa mencapai
kelas literasi, sarana dan prasarana serta 7,5, baik dalam kemampuan membaca
suasana sekolah perlu dimanfaatkan dengan maupun kemampuan menulisnya. Ke-
optimal. Pembelajaran literasi di lingkung- mampuan siswa dalam membaca cukup
an keluarga perlu dilaksanakan, misalnya tinggi dan kemampuan siswa dalam me-
dengan penyediaan bahan bacaan bagi anak nulis baru menunjukkan pada taraf mam-
serta dorongan membaca dan menulis ber- pu mengemukakan ide melalui tulisan.
bagai jenis bacaan menjadi cara yang tepat Sebab, kemampuan siswa dalam menulis
untuk meningkatkan kemampuan literasi. sesuai ejaan baku belum mencapai hasil
Targetnya adalah anak mampu menangkap yang maksimal.
informasi dari bahan tertulis yang dibaca, 3. Hambatan-hambatan yang ditemukan da-
yaitu melalui program membaca bebas. lam pembelajaran literasi pada siswa ke-
Membebaskan anak langsung menikmati las V SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, an-
buku, majalah, koran, cergam akan lebih tara lain: (1) guru dan siswa mengalami
bermanfaat daripada sekadar berlatih kesulitan dalam pengembangan kegiatan

126 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 115 - 128
menulis, terutama dalam penggunaan hu- tuk lebih meningkatkan keterampilan li-
ruf tegak bersambung; (2) pelaksanaan terasinya, yakni lebih gemar membaca
program sekolah yang berkaitan dengan buku dalam upaya menambah wawasan
peningkatan pembelajaran literasi, yakni berbagai bidang ilmu. Lebih lanjut, siswa
gemar membaca dan menulis belum dila- juga diharapkan lebih gemar menulis ser-
kukan oleh sekolah; dan (3) media, sara- ta memiliki keberanian untuk mempubli-
na dan prasarana, serta penciptaan ling- kasikan hasil tulisannya, baik dalam ling-
kungan pembelajaran kurang optimal. kup sekolah maupun melalui berbagai
4. Upaya mengatasi hambatan yang terjadi media.
dalam pembelajaran literasi pada siswa 3. Pihak pengelola SD Negeri 1 Gemolong,
kelas V SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, Sragen, supaya menyediakan sarana dan
dapat dilakukan dengan cara: (1) mem- prasarana yang menunjang keberhasilan
berikan latihan dan tugas menulis dengan pembelajaran literasi dan mengoptimal-
menggunakan ejaan baku dan huruf tegak kan sarana prasarana yang tersedia, mi-
bersambung minimal seminggu sekali; salnya majalah dinding, pembinaan pada
(2) guru memberikan banyak latihan dan pengelola mading perlu dilakukan. Pem-
tugas membaca pada siswa, sekolah me- binaan terhadap siswa yang memiliki ke-
nyediakan buku bacaan, dan melaksana- mampuan menulis perlu dilakukan de-
kan program gemar membaca di sekolah; ngan mengikutsertakan siswa dalam
(3) sekolah menyediakan sarana dan pra- lomba yang berkaitan dengan literasi, sis-
sarana, menciptakan lingkungan yang wa perlu didorong untuk mempublikasi-
mendukung, dan guru mengoptimalkan kan hasil tulisannya ke media cetak. Pi-
sarana dan prasarana yang tersedia. hak sekolah perlu memberikan kebijakan
Bertumpu pada simpulan peneliti- atau program yang mampu meningkat-
an di atas, dapat dikemukakan saran-saran kan keterampilan literasi, salah satunya
sebagai berikut: berwujud gerakan gemar membaca atau
1. Guru bahasa Indonesia di SD Negeri 1 membaca bebas. Di samping itu, sekolah
Gemolong, Sragen, supaya memaksi- juga perlu menciptakan lingkungan yang
malkan kegiatan pembelajaran dengan kondusif bagi siswa maupun guru yang
penggunaan metode yang bervariasi. Se- mampu mendukung pembelajaran litera-
lain itu, guru diharapkan dapat memaksi- si.
malkan media pembelajaran yang terse- 4. Peneliti berharap hasil penelitian ini da-
dia serta dalam mengeksplorasi dan pat mematik minat peneliti lain untuk
mengoptimalkan lingkungan sekitar se- mengembangkan kajian pembelajaran
bagai media pembelajaran yang bersifat literasi lebih lanjut atau dapat menun-
kontekstual. taskannya dalam bentuk penelitian lain,
2. Siswa SD Negeri 1 Gemolong, Sragen, yaitu penelitian tindakan kelas (PTK).
supaya secara sadar memotivasi diri un-

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rofi’uddin & Darmiyati Zuhdi. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indo-
nesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Chaedar Alwasilah.(1994).Dari Cicalengka Sampai Chicago:Bunga Rampai Pendidikan
Bahasa. Bandung:Angkasa.
Chaedar Alwasilah. (2005). “Kurikulum Berbasis Literasi”, dalam http://www.mail-
archieve.com/cyberki@yahoogrups.com/msg00895,html, diakses 11 November
2008.
Eko Nurdiyanti, dkk., Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran ... 127
Depdiknas. (2005). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 19 Tahun 2005. Jakarta: Depdiknas.
_________. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sragen: UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Sumberlawang.
Djibran, Fahd. (2008). Writing is Amazing. Yogyakarta: Juxtapose.
Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Idris HM. Noor. (2008). “Model Membaca, Menulis, dan Berhitung di Sekolah Dasar”,
dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 071, Tahun ke-14, Maret 2008.
Milles, Mattew B. & Huberman, A. Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif. (Terje-
mahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Muhana Gipayana. (2004). “Pengajaran Literasi dan Penilaian Portofolio dalam Kon-
teks Pembelajaran Menulis di SD”, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan. Februari
2004, Jilid 11, Nomor 1, halaman 59-70.
Mulyani Sumantri & Johar Permana. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Maulana.
Mulyasa, E. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Puskur Depdiknas. (2004). “Naskah Akademik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia”, dalam
http://www.puskur.net/download/naskahakademikbindonesia.doc, diakses pada
tanggal 3 Januari 2007.
Riyadi Santosa, Tri Wiratno, & Henry Yustanto. (1998). “Tingkat Literasi Bahasa Indo-
nesia oleh Anak Kelas Tiga Sekolah Dasar di Kodya Surakarta: Studi Mengenai
Genre Deskripsi dan Rekon”, dalam Laporan Penelitian (tidak dipublikasikan),
Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret.
Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafin-
do Persada.
Sarwiji Suwandi. (2008). Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Serti-
fikasi Guru Rayon 13.
Tarigan, Henry Guntur. (1994). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Ban-
dung:Angkasa.
Wachid Eko Purwanto. (2007). “Menghidupi Tradisi Literasi: Problematika bagi Siswa,
Guru, Sekolah, dan Negara”, dalam http://www.titikoma.com/esai, diakses pada
tanggal 11 November 2008.
Wales, Lynn. (1993). “The Benefits of Literacy Development for Fossilized ESL Learn-
ers”, dalam ELT Journal, Volume 47/2April 1993.
Yulian Firdaus. (2004). “Blog: Sebuah Kemajuan Literasi di Indonesia”, dalam http://
yulian.firdaus.or.id, diakses pada 17 Oktober 2008.

128 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 115 - 128

Anda mungkin juga menyukai