Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

BUNGA SEDERHANA DAN DISKON SEDERHANA

Tujuan Pembelajaran
Dalam bab 1 ini dipelajari tentang bunga sederhana, dengan tujuan agar
pembaca mampu: (1) Memahami istilah bungan sederhana, nilai waktu dari
uang, dan berbagai perhitungan mengenai bunga sederahana; (2) Memahami
konsep diskon, membedakan tingkat bunga dan tingkat diskon, memahami
konsep nilai sekarang; dan mampu menyelesaikan berbagai perhitungan yang
berkaitan dengan diskon; dan (3) Memahami perhitungan jumlah hari,
pembayaran secara angsuran, dan mampu melakukan reka bentuk matematika
yang berkaitan dengan bunga sederhana dan tingkat diskon.

1.1 Pendahuluan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, uang adalah suatu alat tukar atau
standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah dalam suatu Negara.
Semua orang pasti memerlukan uang untuk membiaya kebutuhan hidup
sehari-hari. Bilamana seseorang tidak memiliki uang yang cukup untuk
membiayai suatu transaksi, biasanya akan meminjam uang ke pihak lain yang
dapat memberi pinjaman. Sebaliknya, ketika seseorang memiliki uang lebih,
biasanya seseorang akan melakukan investasi yang memberi prospek
keuntungan dan dianggap relatif aman. Misalnya: berupa tabungan atau
deposito bank, membeli saham, dan lain sebagainya (Frensidy, 2010).

Bilamana seseorang meminjam uang ke pihak lain, misalnya ke suatu


bank, biasanya pihak bank akan mengenakan jasa (yang disebut bunga). Jadi,
peminjam ketika mengembalikan uang yang dipinjamnya ditambah dengan
(bunga). Sebaliknya, bilamana seseorang menginvestasikan uangnya,
misalnya berupa deposito ke suatu bank, biasanya pihak bank memberi bunga
sesuai ketentuan yang berlaku. Suatu ketika, baik bunga pinjaman maupun
bungan simpanan tersebut dibayarkan semua pada awal periode transaksi
peminjaman atau penyimpanan. Pembayaran bunga pada awal periode
transaksi inilah tidak lain adalah merupakan konsep diskon.

Perhitungan besarnya tingkat bunga selalu dikaitkan dengan jangka


waktu peminjaman atau penyimpanan. Jangka waktu kadang-kadang tidak
hanya dihitung berdasarkan jumlah bulan, melainkan hingga ke jumlah hari.
Perlu dimaklumi, bahwa jumlah hari dalam setiap bulan tidaklah selalu sama.
Oleh karena itu, perlu juga dipahami tentang metode menghitung jumlah hari.
Selanjutnya, perhitungan yang berkaitan dengan bunga dan diskon sederhana
ini, rekabentuk matematika sangat memegang peranan penting.

1.2 Bunga Sederhana


Dalam kebanyakan transaksi keuangan, terdapat dua pihak baik perorangan
ataupun lembaga yang terlibat, yaitu investor (kreditor) dan debitor. Investor
(kreditor) adalah yang meminjamkan uang, sedangkan debitor adalah yang
meminjam uang kepada investor (kreditor). Debitor harus membayar kembali
uang semula (awal) yang dipinjam, dan juga biaya yang dibebankan atas uang
yang digunakan (yang dipinjamnya). Biaya atas uang pinjaman tersebut
disebut sebagai bunga (interest). Modal awal yang diinvestasikan dalam
suatu transaksi berbunga disebut principal (principal). Jumlah dari principal
dan bunga selanjutnya disebut jumlah (amount) atau nilai akumulasi
(accumulated value). Kebanyakan transaksi berbunga dapat dijelaskan oleh
tingkat bunga, yang merupakan rasio bunga diterima dalam satu unit periode
atas principal.

Pada bunga sederhana, bunga digandakan atas principal (modal) awal


selama jangka waktu, atau jangka waktu pinjaman, pada tingkat bunga
tahunan yang ditentukan. Selanjutnya, akan digunakan notasi-notasi berikut
ini

P = principal, atau nilai sekarang dari S , atau nilai diskon dari S , atau
proceed.

S = jumlah, atau nilai akumulasi dari P , atau nilai akan datang dari P , atau
nilai maturitas dari P .

I = bunga sederhana.

r = tingkat bunga sederhana tahunan.


t = waktu dalam tahun.

Bunga sederhana dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini

I  P.r.t (1.1)

Dari definisi jumlah S diperoleh persamaan

S  PI

Mensubtitusikan I  P.r.t diperoleh persamaan S dalam P , r , dan t ,


sebagai berikut

S  P  P.r.t

Atau

S  P(1  r.t ) (1.2)

Faktor (1  r.t ) dalam persamaan (1.2) disebut faktor akumulasi pada


suatu tingkat bunga sederhana r , dan proses perhitungan S dari P
menggunakan persamaan (1.2) disebut akumulasi pada tingkat bunga
sederhana r . Hubungan antara S dan P dalam persamaan (1.2) dapat
ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut

P S  P(1  r.t )

Diakumulasi pada r sepanjang t tahun

0 t

Waktu t biasanya dalam tahun. Bilamana waktu diberikan dalam bulan b ,


maka
Banyaknya bulan b
t 
12 12
Bilamana waktu diberikan dalam hari h , terdapat dua pendekatan yang dapat
digunakan untuk perhitungan dalam bungan sederhana:

Banyaknya hari h
(1) Waktu eksak, dimana t   , yaitu satu tahun
365 365
ditetapkan sebagai 365 hari. Sehingga bunga yang dihitung berdasarkan
waktu eksak disebut bunga eksak.
Banyaknya hari h
(2) Waktu biasa, dimana t   , yaitu satu tahun
360 360
ditetapkan sebagai rata-rata terdiri dari 360 hari. Sehingga bunga yang
dihitung berdasarkan waktu biasa disebut bunga biasa.

Lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman (kredit) biasanya


akan menggunakan metode bunga sederhana (ordinary), sedangkan dalam
memberikan bunga simpanan (tabungan) akan menggunakan metode bungan
eksak (exsact), karena lebih menguntungkan lembaga keuangan.

Contoh 1.1

Hitunglah bunga eksak dan bunga biasa, dari suatu pinjaman sebesar Rp
10.000.000 selama 30 hari dengan bunga 8%.

Jawab:

Diketahui P = Rp 10.000.000; r = 8%; dan h = 30 hari.

Ditanyakan besarnya bunga I e dan bunga biasa I b ?

h
Bunga eksak: I e  P.r.t  P.r.
365

30
I e  Rp 10.000.000  0,08 
365
= Rp 65.753,42
h
Bunga biasa: I b  P.r.t  P.r.
360

30
I b  Rp 10.000.000  0,08 
360
= Rp 66.666,67

Contoh 1.2

Seseorang menabung di bank ABC sebesar 1.000.000 selama 4 bulan dengan


bunga 12% p.a (per annum). Hitung bunga yang diperolehnya.

Jawab:

Diketahui P = Rp 1.000.000; r = 12%; dan b = 4 bulan.

Ditanyakan besarnya bunga I ?

b
Bunga I  P.r.t  P.r.
12

4
I  Rp1.000.000  0,12  = Rp 40.000,00
12

Contoh 1.3

Suatu pinjaman Rp 100.000 setelah satu bulan harus dikembalikan menjadi


sebesar Rp 110.000. Berapakah tingkat bunga yang dibebankan?

Jawab:

Diketahui P = Rp 100.000; S = Rp 110.000; dan b = 1 bulan.

Ditanyakan besarnya tingkat bunga r ?

Bunga I SP

= Rp 110.000 – Rp 100.000 = Rp 10.000


I I
Tingkat bunga r 
P.t P  b
12

Rp 10.000
  120%
Rp 100.000  1
12

Contoh 1.4

Berapakah jangka waktu yang diperlukan untuk menginvestasikan modal


awal Rp 2.000 agar mendapatkan bunga Rp 50 pada tingkat bunga 5%.

Jawab

Diketahui P = Rp 2.000; I = Rp 50; dan r = 5%

Ditanyakan jangka waktu t tahun?

I
Jangka waktu t
P.r

Rp 50
= = 0,5 tahun
Rp 2.000  5%

= 0,5 12 bulan = 6 bulan

1.3 Nilai Tunai Bunga Sederhana


Berdasarkan persamaan (1.2) dapat diperoleh bentuk persamaan P dalam S ,
r , dan t , sebagai berikut

 S (1  r.t ) 1
S
P (1.3)
1  r.t

Faktor (1  r.t ) 1 pada persamaan (1.3) disebut faktor diskon pada bunga
sederhana dengan tingkat bunga r . Sehingga proses perhitungan P
berdasarkan besarnya jumlah nominal akhir S yang diketahui, disebut
pendiskonan pada bunga sederhana dengan tingkat bunga r , atau diskon
pada bunga sederhana dengan tingkat bunga r , atau nilai sekarang pada
bunga sederhana dengan tingkat bunga r . Hubungan antara P dan S dalam
persamaan (1.3) dapat ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut

P  S (1  r.t ) 1 S

Didiskon pada r sepanjang t tahun

0 t

Perhitungan P berdasarkan besarnya jumlah nominal akhir S ,


selanjutnya disebut P nilai sekarang dari S . Selisih D  S  P disebut
diskon sederhana atas S pada suatu tingkat bunga tertentu.

Contoh 1.5

Seseorang 6 bulan yang akan datang ingin memperoleh jumlah uang


tabungannya sebesar Rp 10.000.000. Jika bank memberikan tingkat bunga
simpanan sebesar 5% p.a. Berapakah uang yang harus disimpan di bank pada
awal jangka waktu tersebut?
Jawab:

Diketahui b = 6 bulan; S = Rp 10.000.000; dan r = 5%.

Ditanyakan berapakah rupiah nilai P ?

S S
Nilai sekarang P 
1  r.t 1  r. b
12

Rp 10.000.000
=  Rp 9.756.097, 56
1  5%  6
12

Contoh 1.6

Seseorang menabung sebesar Rp X pada suatu bank. Setelah 300 hari


tabungannya menjadi Rp 2.000.000. Jika pihak bank memberikan bunga
sebesar 8% p.a., besarnya diskon sederhana biasa yang diperoleh dari
tabungan tersebut?

Jawab:

Diketahui P = Rp X; h = 300 hari; S = Rp 2.000.000; dan r = 8%.

Ditanyakan berapa rupiah nilai D biasa?

S S
Besarnya nilai tabungan awal X 
1  r.t 1  r  h
360

Rp 2.000.000
=  Rp 1.874.414, 25
1  8%  300
360

Diskon sederhana biasa DSPSX

= Rp 2.000.000 – Rp 1.874.414,25

= Rp 125.585,75
1.4 Tingkat Diskon Sederhana
Perhitungan nilai sekarang (atau diskon) untuk jangka waktu kurang dari satu
tahun seringkali didasarkan pada tingkat diskon sederhana. Tingkat diskon
sederhana tahunan d adalah merupakan rasio dari diskon D untuk selama
satu tahun pada jumlah nominal akhir S yang diberikan diskon. Diskon
sederhana D atas jumlah untuk jangka waktu t tahun pada tingkat diskon
sederhana d dihitung dengan menggunakan rumus:

D  S .r.t (1.4)

dan nilai diskon P dari S , atau hasil (procceds) P , diberikan sebagai

PSD

Mensubstitusikan persamaan (1.4) ke dalam rumus tersebut diperoleh


persamaan P dalam S , d , dan t sebagai berikut

P  S  S .d .t , atau

P  S (1  d .t ) . (1.5)

Faktor (1  d .t ) dalam persamaan (1.5) disebut faktor diskon pada tingkat


diskon sederhana d . Diskon sederhana seringkali dikenal sebagai diskon
pinjaman (discounted loans). Hubungan antara P dan S dalam persamaan
(1.5) dapat ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut

P  S (1  d .t ) S

Didiskon pada d sepanjang t tahun

0 t
Berdasarkan persamaan (1.5) dapat diperoleh bentuk persamaan S
ke dalam P , d , dan t , sebagai berikut

 P (1  d .t ) 1
P
S (1.6)
(1  d .t )

Faktor (1  d .t ) 1 dalam persamaan (1.6) disebut faktor akumulasi pada


tingkat diskon sederhana d . Hubungan antara S dan P dalam persamaan
(1.6) dapat ditunjukkan dengan diagram sebagai berikut

P
S  P(1  d .t ) 1

Diakumulasi pada d sepanjang t tahun

0 t

Persamaan (1.6) dapat digunakan untuk menghitung nilai pinjaman akhir dari
suatu plafon pinjaman tertentu.

Contoh 1.7

Seseorang mengajukan permohonan pinjaman yang didiskon dengan nilai


yang akan datang Rp 5.000.000 untuk 6 bulan dari suatu bank yang
dikenakan tingkat diskon 9,5%.

a) Berapakan besarnya nilai diskon, dan berapa rupiah uang yang dipinjam
diterimanya?
b) Berapa besar plafon pinjaman yang harus diajukan oleh peminjam jika
ingin menerima pinjaman sebesar Rp 5.000.000?

Jawab:

Diketahui S = Rp 5.000.000; d = 9,5%; dan b = 6 bulan.

Ditanyakan: a) Berapa rupiah nilai D dan P ?

c) Berapa rupiah nila S yang diajukan agar P = Rp


5.000.000 ?

Perhitungan:

a) Diskon D  S .d .t  S .d . b
12
= Rp 5.000.000  9,5%  6  Rp 237.500
12

Pinjaman yang diterima PSD

= Rp 5.000.000 – Rp 237.500

= Rp 4.762.500

b) Dalam masalah ini haruslah P = Rp 5.000.000; d = 9,5%; dan b = 6


bulan.
P P
Nilai akhir pinjaman S 
1  d .t 1  d  b
12
Rp 5.000.000
= = Rp 5.249.300
1 - 9,5%  6
12
Jadi peminjam harus mengajukan pinjamannya sebesar Rp 5.249.300
agar dapat diterima bersih sebesar Rp 5.000.000.

Contoh 1.8
Seandainya Rp 1.200.000 adalah merupakan nilai sekarang dari Rp 1.260.000
pada akhir 9 bulan. Tentukan: a) Tingkat bunga sederhana tahunan, dan b)
Tingkat diskon sederhana tahunan.

Jawab:

a) Diketahui P = Rp 1.200.000; I = Rp 1.260.000 – Rp 1.200.000 = Rp


60.000; dan b = 9 bulan.
Ditanyakan berapa persen tingkat bunga r ?
I I
Tingkat bungan sederhana r  
P.t P  b
12
Rp 60.000
= = Rp 6,67%
Rp 1.200.000  9
12
b) Diketahui S = Rp 1.260.000; D = Rp 60.000; dan b = 9 bulan.
Ditanyakan berapapersen tingkat diskon d ?
D D
Tingkat diskon sederhana d  
S.t S  b
12
Rp 60.000
= = 6,35%
Rp 1.260.000  9
12

1.5 Aplikasi Bunga Sederhana dan Diskon Sederhana


Terdapat beberapa aplikasi konsep bunga sederhana dan diskon sederhana
yang sering digunakan pada lembaga keuangan. Misalkan aplikasi konsep
bunga sederhana pada perhitungan masalah Surat Promes (promissory note),
dan aplikasi konsep diskon sederhana pada masalah perhitungan diskon
(diskonto) bank.

1.5.1 Surat Promes


Surat Promes (Promissory Notes), adalah janji tertulis yang dibuat oleh
debitor (peminjam) atau disebut pembuat promes, untuk pembayaran kepada
kreditor (pemberi pinjaman) atau disebut penerima promes, sejumlah uang
pada tanggal tertentu yang ditetapkan dalam surat promes tersebut. Surat
promes dibuat apabila uang dipinjam atau barang/jasa dijual dengan secara
kredit. Terdapat dua jenis promes, yaitu promes dengan tarif bunga dan
promes tidak dengan bunga. Pinjaman yang dilakukan dengan mengeluarkan
promes lazim disebut sebagai utang wesel. Keistimewaan dari suatu surat
promes adalah bersifat dapat dinegasiasikan (negotiable), yaitu dapat
ditransfer kepada pihak lain (bersifat individu atau lembaga), menurut
persetujuan (endosment) dari pemegang promes terakhir (Algifari, 1997).

Gambar 1.1 berikut ini adalah contoh dari surat promes.

Bandung, 2Januari 20xx


Rp 5.000.000
Lima bulan setelah tanggal tersebut di atas bayarkan promes kepada Tuan Aminun atas order
sejumlah
“Lima juta rupiah”
Bunga 7% p.a.
Tanda Tangan
(Tuan Aminun)

Jumlah total dari uang pokok dan bunga disebut nilai jatuh tempo promes.

Contoh 1.9

Hitunglah nilai jatuh tempo promes yang memiliki uang pokok sebesar Rp
5.000.000 untuk jangka waktu 5 bulan dengan tingkat bunga sederhana 7%
p.a.

Jawab:

Diketahui P = Rp 5.000.000; b = 5 bulan; dan r = 7% p.a.

Ditanyakan berapa rupiah nilai jatuh tempo promes S ?

Nilai jatuh tempo promes S  P(1  r.t )  P(1  r  b )


12
= Rp 5.000.000( 1  7%  5 )
12

= Rp 5.145.833,33

Contoh 1.10

Tentukan nilai tunai (nilai sekarang) suatu promes yang memiliki nilai jatuh
tempo Rp 2.000.000 yang jatuh tempo 100 hari yang akan datang dengan
bunga sederhana biasa 6% p.a.

Jawab:

Diketahui S = Rp 2.000.000; h = 100 hari; dan r = 6%.

Ditanyakan berapa rupiah nilai tunai promes P ?

S S
Nilai tunai biasa P 
1  r.t 1  r  h
360

Rp 2.000.000
= = Rp 1.967.148,62
1  6%  100
360

1.5.2 Diskon Bank


Promes biasanya dicairkan (diuangkan) pada suatu bank yang ditentukan
dalam promes. Proses mencairkan promes pada suatu bank disebut
mendiskontokan promes (wesel). Bank akan mengambil bunganya di muka,
yang disebut diskon bank D , yang dihitung berdasarkan nilai jatuh tempo
promes S , pada tarif diskon tahunan d , untuk jangka waktu diskon t yang
diperhitungkan sejak tanggal diskon hingga tanggal jatuh tempo promes. Jika
jangka waktu dinyatakan dalam hari, biasanya pihak bank akan menganggap
satu tahun terdiri dari 360 hari (Algifari, 1997).

Contoh 1.11
Seseorang mencairkan surat promes pada suatu bank dengan nilai jatuh
tempo Rp 20.000.000 pada tingkat diskon 10% untuk jangka waktu 18 hari.
Hitunglah nilai diskon dan uang yang diterimanya.

Jawab:

Diketahui S = Rp 20.000.000; r = 10%; dan h = 18 hari.

Ditanyakan besarnya nilai D dan P ?

Nilai diskon D  S .d .t  S  d  h
360

= Rp 20.000.000  10%  18
360

= Rp 100.000

Uang yang diterima PSD

= Rp 20.000.000 – Rp 100.000

= Rp 19.900.000

Contoh 1.12

Seseorang mediskontokan surat promes pada suatu bank dengan nilai jatuh
tempo Rp 6.000.000. Untuk jangka waktu promes 120 hari, ia menerima uang
sebesar Rp 5.500.000. Berapakan tingkat diskon yang dikenakan pada surat
promes tersebut?

Jawab:

Diketahui S = Rp 6.000.000; h = 120 hari; dan P = Rp 5.500.000.

Ditanyakan berapa persen tingkat diskon r ?

Besarnya nilai diskon DSP

= Rp 6.000.000 – Rp 5.500.000

= Rp 500.000
D D
Tingkat diskon d 
S .t S  h
360

Rp 500.000
= = 25%
Rp 6.000.000  120
360

1.6 Metode Perhitungan Jumlah Hari


Terdapat dua metode untuk menghitung jumlah hari antara dua tanggal
kalender, yaitu: Metode menjumlahkan hari tiap bulan, dan Metode tabel
nomor urut tanggal.

1.6.1 Metode Menjumlahkan Hari Tiap Bulan


Adalah dengan menghitung jumlah hari per bulan dan kemudian
menjumlahkan seluruhnya.

Contoh 1.13

Hitung jumlah hari antara tanggal 10 Juli dan 5 Oktober

Jawab :

Jumlah hari dalam bulan Juli = 21 hari (31-10)

Agustus = 31

September = 30

Oktober = 5

_______________ +

Jumlah = 87 hari
Contoh 1.14

Hitung jumlah hari antara tanggal 20 Januari dan 15 April dalam tahun
kabisat (tahun yang habis dibagi dengan 4, pada tahun kabisat jumlah hari
dalam bulan Februari adalah 29 hari, sedangkan pada tahun biasa 28 hari).

Jawab:

Jumlah hari dalam bulan Januari = 11 hari (31-20)

Februari = 29

Maret = 31

April = 15

_______________ +

Jumlah = 86 hari

1.6.2 Metode Nomor Urut Tanggal


Dalam metode ini, tanggal mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember
diberi nomor urut tiap tahunnya. Jangan lupa bahwa dalam tahun kabisat,
harus ditambahkan 1 pada semua nomor urut mulai tanggal 1 Maret. Jumlah
hari antara dua tanggal kalender caranya adalah mengurangkan nomor urut
besar dengan nomor urut kecil.

Contoh 1.15

Hitung jumlah hari antara tanggal 20 Januari dan 25 Juni 2004.

Jawab:

Tanggal 25 Juni 2004 bernomor urut 177 (176+1*)

Tanggal 20 Januari 2004 bernomor urut 20

_______________ -
Jumlah 157

(* Tahun 2004 adalah tahun kabisat, sehingga harus ditambah 1).

1.7 Sifat Matematis Bunga Sederhana dan Diskon Sederhana


Misalkan t adalah jangka waktu investasi, ukurannya bisa hari, bulan, tahun,
dan sebagainya. Merujuk pada Kellison (1991), sifat-sifat matematis dari
bunga sederhana dan diskon sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sifat-Sifat fungsi akumulasi dan fungsi jumlah

(1) Misalkan pula a(t ) menyatakan fungsi akumulasi pada waktu t  0


dari 1 unit investasi awal. Sifat-sifat fungsi akumulasi a(t ) adalah
a. Pada saat t =0 jelaslah a(0)  1 .
b. Fungsi akumulasi a(t ) secara umum merupakan fungsi naik.
c. Jika bunga bertambah secara kontinu, maka fungsi akumulasi a(t )
akan berbentuk fungsi kontinu.
(2) Seandainya investasi awal bukan satu unit, tetapi sebesar k  0 . Jika
didefinisikan fungsi jumlah A(t ) menyatakan akumulasi pada waktu
t  0 untuk investasi awal k , maka
a. A(t )  k.a(t ) .
b. A(0)  k .
(3) Misalkan I n menyatakan bunga yang diterima sepanjang n periode
dari tanggal investasi awal, maka
I n  A(n)  A(n  1) untuk n  1 . (1.7)

Sifat-sifat bunga efektif

(4) Jika i adalah tingkat bunga efektif, maka hubungannya dengan fungsi
akumulasi adalah bahwa
i  a(1)  a(0) , atau
a(1)  1  i . (1.8)
Bunga efektif dapat didefinisikan pula sebagi

(1  i )  1 a(1)  a(0) A(1)  A(0) I


i    1 . (1.9)
1 a(0) A(0) A(0)

(5) Misalkan i n tingkat bunga efektif selama n periode dari tanggal


investasi awal. Tingkat bunga efektif i n ini dapat dinyatakan sebagai
A(n)  A(n  1) In
in   , untuk n  1 . (1.10)
A(n  1) A(n  1)

Sifat-sifat bunga sederhana

(6) Berdasarkan persamaan (1.8), untuk t  0 , akumulasi bunga


sederhana dapat dinyatakan sebagai
a(t )  1  i.t . (1.11)
(7) Berdasarkan persamaan (1.10), untuk n  1 , tingkat bunga efektif
selama n periode dalam bunga sederhana dapat dinyatakan sebagai
A(n)  A(n  1) a(n)  a(n  1)
in  
A(n  1) a(n  1)
[1  i.n]  [1  i.(n  1)] i
  . (1.12)
1  i.(n  1) 1  i.(n  1)
(8) Jika periode t bernilai tak bulat, fungsi akumulasi a(t ) bunga
sederhana mengikuti sifat
a(t  s)  a(t )  a(s)  1 , untuk t  0 dan s  0 . (1.13)
(9) Jika diasumsikan a(t ) differentiable, berdasarkan definisi turunan,
maka dapat diperoleh bahwa
a(t  s )  a(t )
a' (t )  lim
s 0 s
[a(t )  a( s )  1]  a(t )
 lim
s 0 s
a(s)  1
 lim
s 0 s
a ( s )  a ( 0)
 lim
s 0 s
= a ' (0) , suatu konstanta.
(10) Dari sifat (9), jika t diganti dengan x , dan mengintegralkan kedua sisi
antara 0 dan t , maka diperoleh
t t
 a' ( x)dx   a' (0)dx
0 0
a(t )  a(0)  t.a' (0)
a(t )  1  t.a' (0)
Jika dimisalkan t  1 dan ingat bahwa a(1)  1  i , maka diperoleh
a(1)  1  a' (0)  1  i ,
sehingga dapat disimpulkan bahwa a' (0)  i , dan substitusikan
kembali ke dalam hasil pengintegralan di atas, diperileh
a(t )  1  i.t .

Sifat-sifat diskon sederhana

(11) Jika dimisalkan d n menyatakan tingkat diskon efektif untuk jangka


waktu n periode dari tanggal investasi awal, maka tingkat diskon
efektif sederhana dapat dinyatakan sebagai
A(n)  A(n  1) I
dn   n , untuk n  1 . (1.14)
A(n) A(n)
(12) Jika diasumsikan bahwa seseorang meminjam 1 satuan pada tingkat
diskon efektif d , maka berlaku modal awal adalah 1  d dan besarnya
bunga (diskon) adalah d .
a. Berdasarkan definisi, bahwa i sebagai rasio besarnya bunga
(diskon) terhadap modal, sehingga dapat dinyatakan sebagai
d
i . (1.15)
1 d
b. Dari persamaan (1.15), jika dikalikan silang, maka diperoleh
i  i.d  d , didapat
d (1  i)  i , sehingga
i
d. (1.16.a)
1 i
atau v 1  1  i , maka persamaan
1
c. Jika didefinisikan v 
1 i
(1.16.a) menjadi
d  i.v . (1.16.b)
d. Dari persamaan (1.16.a) juga dapat dinyatakan sebagai
1 i 1
d  , atau
1 i 1 i
 1 v . (1.16.c)
e. Dari persamaan (1.16.c) dapat diperoleh bentuk v  1  d , dan jika
disubstitusikan ke dalam persamaan (1.16.b), maka diperoleh
persamaan
d  i(1  d ) ,
 i  id , sehingga didapat
i  d  i.d . (1.17)

Berdasarkan sifat-sifat matematis tersebut dapat digunakan untuk


menyelesaikan persoalan perhitungan yang berkaitan dengan bunga
sederhana dan diskon sederhana.

Contoh 1.16

Tunjukkan bahwa k[a(n)  a(0)]  I1  I 2  ...  I n .

Jawab:

k[a(n)  a(0)]  k.a(n)  k.a(0)

= A(n)  A(0)

= [ A(n)  A(n  1)]  [ A(n  1)  A(n  2)]  ...  [ A(1)  A(0)]

= I n  I (n 1)  ...  I 2  I1 , atau

= I1  I 2  ...  I n . 

Contoh 1.17

id
Tunjukkan bahwa d .in  .
1  i.(n  1)
Jawab:

A(n)  A(n  1) k .a(n)  k .a(n  1)


d .in  d .  d.
A(n  1) k .a(n  1)

a(n)  a(n  1) [1  i.n]  [1  i.(n  1)]


 d.  d.
a(n  1) 1  i.(n  1)

i id
 d.  . 
1  i.(n  1) 1  i.(n  1)

Contoh 1.18

Jika diketahui a(4)  5000 dan I n  0,05n , maka tentukan besarnya nilai
A(7) .

Jawab:

A(7)  A(4)  [ A(7)  A(6)]  [ A(6)  A(5)]  [ A(5)  A(4)]

 I 7  I 6  I 5 , sehingga

A(7)  I 7  I 6  I 5  A(4)

 I 7  I 6  I 5  k .a(4)

 0,05  7  0,05  6  0,05  5  k  5000

 0,90  5000 k

Rangkuman
Dalam bab 1 ini telah dipelajari tentang bunga sederhana dan diskon
sederhana, serta aplikasinya dalam transaksi keuangan, baik secara individu
maupun secara kelembagaan keuangan. Berkenaan dengan hal tersebut,
dalam bab 1 ini juga dipelajari tentang sifat-sifat matematis dari bunga
sederhana dan diskon sederhana.

Berdasarkan uraian pembahasan dalam bab 1 ini dapat dirangkum


beberapa hal pokok tentang bunga sederhana dan diskon sederhana. Bunga
(interest) adalah konpensasi yang diberikan kepada pemberi pinjaman atas
sebesar dana yang digunakan oleh peminjam. Modal awal (principal) adalah
besarnya dana yang dinvestasikan atau dipinjamkan oleh pemberi pinjaman
kepada pihak peminjam dalam jangka waktu tertentu. Akumulasi adalah
modal awal yang diinvestasikan atau dipinjamkan pada awal jangka waktu,
ditambah dengan bunga hingga akhir jangka waktu. Fungsi akumulasi
merupakan fungsi menaik, dan jika bunga dibayarkan secara kontinu maka
fungsi akumulasi juga kontinu. Jangka waktu biasanya diukur dalam unit
hari, bulan, tahun, dan sebagainya. Jika jangka waktu diukur dalam unit hari,
maka terdapat dua pendekatan: yaitu pendekatan eksak (satu tahun terdisri
dari 365 hari), dan waktu biasa atau rata-rata (satu tahun rata-rata terdisri dari
360 hari).

Selanjutnya, tingkat bunga efektif i adalah rasio dari besarnya bunga


yang dibayarkan selama jangka waktu tertentu, terhadap besarnya modal awal
(principal) yang diinvestasikan atau dipinjamkan pada awal jangka waktu
tertentu. Tingkat diskon efektif d adalah rasio dari besarnya bunga (atau
disebut diskon) yang dibayarkan selama jangka waktu tertentu, terhadap
besarnya investasi di akhir jangka waktu tertentu. Konsep bunga sederhana
dan diskon sederhana dapat diaplikasikan dalam perhitungan promes. Surat
promes (wesel) adalah adalah janji tertulis yang dibuat oleh debitor
(peminjam) atau disebut pembuat promes, untuk pembayaran kepada kreditor
(pemberi pinjaman) atau disebut penerima promes, sejumlah uang pada
tanggal tertentu yang ditetapkan dalam surat promes tersebut.

Dalam bab 1 ini juga telah dipelajari beberapa sifat-sifat matematis


yang berkaitan dengan bunga sederhana dan diskon sederhana. Sifat
matematis ini sangat berguna dalam menyelesaikan perhitungan yang
berkaitan dengan bunga sederhana dan diskon sederhana.
Frensidy, B. (2010). Matematika Keuangan. Edisi 3. Penerbit: Salemba
Empat, Jakrta.

Frensidy, B. (2006). Metematika Keuangan. Kumpulan Soal. Penerbit:


Salemba Empat, Jakarta.

Algifari, R,B. (1997). Matematika Bisnis. Edisi Pertama. Penerbit: BPFE,


Yogyakarta.

Kellison, S.G. (1991). The Theory of Interest. Second Edistion. Publiser:


Irwin McGraw-Hill, New York.

Anda mungkin juga menyukai