Anda di halaman 1dari 23

Koko Martono – FMIPA - ITB

001

Fungsi dua peubah, permukaan ruang, dan kurva ketinggian Fungsi


dua peubah mempunyai aturan z = f (x,y) dengan daerah asal dan daerah
nilai Df = {(x,y) : f (x,y) ∈ } dan Rf = {z : z = f (x,y), (x,y) ∈ Df }. Grafik
fungsinya dinamakan permukaan ruang.
Fungsi dua peubah dalam bentuk implisit Dalam F(x,y, z) = 0 termuat
informasi z adalah fungsi dari x dan y, yang dinamakan fungsi dua peu-
bah dalam bentuk implisit. Fungsi z = f (x,y) mempunyai bentuk implisit
F(x,y, z) = 0 dengan F(x,y, z) = z − f (x,y) atau F(x,y, z) = f (x,y) − z. Fungsi
z = f (x,y) adalah fungsi dua peubah dalam bentuk eksplisit.

Ilustrasi Permukaan ruang dalam bentuk fungsi eksplisit dan implisit.


z z z
z = f (x,y) z = 2x − y2 x2 + y2 + z2 = a2 a
bola
permukaan
ruang 0 −a 0 a y
a
x
0
x −a
y y
z z
x Df bidang c elipsoida
datar n = 〈a,b,c〉
ax + by + cz = d 0 b y
a
0 y
x x2 y 2 z 2
x + + = 1; a, b,c > 0
a 2 b2 c 2
KDFS2P
002

Ilustrasi Permukaan kuadratik dan permukaan dibangun suatu kurva.


z z z z
hiperbolida daun parabolida paraboloida
satu eliptik hiperbolik
hiperboloida
0 daun dua
0
y 0
x y x
x x2 y 2 z 2
- - = 1, 0 y x2 y 2 y
x2 y 2 z 2 a 2 b2 c 2 z= - , a,b > 0
+ - = 1, a, b, c > 0 x x2 y2 a 2 b2
a 2 b2 c 2 z= + , a,b > 0
a, b, c > 0 a2 b2
z z z z
y = ax 2, a > 0 permukaan
kerucut tabung tabung dibangun
eliptik parabolik eliptik dari
C kurva C
y y
y x x y
x x2 y 2 z 2 x2 y 2
+ - = 0, + = 1, a,b > 0 x
a 2 b2 c 2 a 2 b2
a, b, c > 0
z Kurva ketinggian Untuk permukaan z = f (x,y),
kurva f (x,y) = k
ketinggian himpunan titik di bidang yang memenuhi f (x,y)
= k, k konstanta dinamakan kurva ketinggian.
z = f (x,y) Kurva ketinggian untuk permukaan F(x,y,z) = 0
adalah himpunan titik di bidang yang memenuhi
0 F(x,y,k) = 0, k konstanta.
y
Kurva f (x,y) = k dan F(x,y,k) = 0 mempunyai ke-
x Df f (x,y) = k tinggian yang sama, nilai z-nya selalu konstan.
Ilustrasi Kurva ketinggian dari permukaan z = 2x − y2 adalah 2x − y2 = k,
k konstanta, yang grafiknya berbentuk keluarga parabol.
z y
permukaan kurva
z = 2x − y2 ketinggian

0 −4 −3 −2 −1 0 1 2 3 x

x
x = y2 y k = −1 k=0 k=1
KDFS2P
003

Contoh Gambarkan permukaan f (x,y) = x2 − 4y2 dengan mencari jejak-


nya dengan bidang koordinat dan gambarkan kurva ketinggiannya.
z Jejak permukaan z = x2 − 4y2 dengan bidang
koordinat:
z = x2 − 4y2 ¾ dengan bidang xoy: sepasang garis x = ±2y.
¾ dengan bidang yoz: parabol z = −4y2.
0 ¾ dengan bidang xoz: garis z = x2.
¾ dengan bidang // xoy: hiperbol x2 − 4y2 = k.
x
y Kurva ketinggian dari permukaan z = x2 − 4y2
Grafik kurva ketinggian adalah x2 − 4y2 = k, k konstanta. Keluarga kur-
y va ini berbentuk hiperbol memotong sumbu x
k<0 x = 2y untuk k > 0, sepasang garis untuk k = 0 dan hi-
k>0 k>0
perbol memotong sumbu y untuk k < 0.
0 x Permukaan z = x2 − 4y2 adalah paraboloida hi-
perbolik berpusat di titik asal. Titik (0,0,0) pa-
k<0 x = −2y da permukaannya dikenal sebagai titik pelana.

Limit fungsi dua peubah


¾ Fungsi z = f (x,y) yang mendekati L untuk (x,y) mendekati (x0,y0) ditu-
lis dengan lambang lim f (x, y) = L. Artinya jarak f (x,y) ke L dapat
(x,y)Æ (x0,y0 )
dibuat sebarang kecil dengan mengambil jarak (x,y) ke (x0,y0) cukup
kecil. Sebelumnya kondisikan agar di sekitar (x0,y0) terdapat tak hing-
ga banyaknya titik dari daerah asal fungsi z = f (x,y).
¾ Secara formal didefinisikan lim f (x, y) = L ⇔
(x,y)Æ (x0,y0 )

∀ε > 0 ∃ δ > 0 ∋ 0 < (x - x0) 2 + ( y - y0) 2 < d fi | f (x, y) - L | < e .


¾ Sifat dasar limit satu peubah juga berlaku untuk limit dua peubah.
Kekontinuan fungsi dua peubah
¾ Fungsi z = f (x,y) kontinu di (x0,y0) jika lim f (x, y) = f (x0 , y0 ).
(x,y)Æ (x0,y0 )
¾ Fungsi z = f (x,y) kontinu pada Df jika f kontinu di setiap titik pada Df .
KDFS2P
004

x2 y 4 - x4 y 2 x2 y - xy 2
Contoh Hitunglah lim x+y
dan lim .
(x,y)Æ (0,0) x + y
2 2
(x,y)Æ (0,0)

¾ Uraikan pembilang sehingga faktor linear (x + y) tercoret, diperoleh


x2 y 4 - x4 y 2 x 2 y 2 ( y 2 - x 2) - x2 y 2 (x + y)(x - y)
lim x+y
= lim x+y
= lim x+y
(x,y)Æ (0,0) (x,y)Æ (0,0) (x,y)Æ (0,0)
= lim - x 2 y 2(x - y) = -0 ◊ (0 - 0) = 0.
(x,y)Æ (0,0)

¾ Dari ketaksamaan x 2 £ x + y , y £ x 2 + y 2 dan sifat nilai mutlak diperoleh


2 2 2

x2 y - xy 2 x2 | y | + y2 | x| (x2 + y 2)(| y | + | x |)
0£ = £ = | x| +| y| .
x2 + y 2 x2 + y 2 x2 + y 2
Karena lim 0 = 0 dan lim (| x | + | y |) (limit pengapitnya nol), maka
(x,y)Æ (0,0) (x,y)Æ (0,0)
x2 y - xy 2 x2 y - xy 2
lim = 0, akibatnya lim = 0.
(x,y)Æ (0,0) x + y (x,y)Æ (0,0) x + y
2 2 2 2

xy x2 y
Contoh Tunjukkan lim dan lim tidak ada.
(x,y)Æ (0,0) x + y (x,y)Æ (0,0) x + 2 y
2 2 4 2

Fungsi z = f (x,y) tidak mempunyai limit di (x0,y0) jika terdapat kurva C1 dan
C2 yang melalui (x0,y0) dengan lim f (x, y) π lim f (x, y) .
(x,y)Æ (x0,y0 ) (x,y)Æ (x0,y0 )
sepanjang C1 sepanjang C2

¾ Ambil C1: y = 0 (sb-x) dan C1: y = x yang melalui (0,0), limitnya adalah
xy x ◊0
Sepanjang C1: lim = lim 2 = lim 0 = 0 .
(x,y)Æ (0,0) x + y (x,0)Æ (0,0) x + 0
2 2 2
xÆ 0
xy x◊ x x2 1 1
Sepanjang C2: lim = lim = lim = lim 2 = 2 .
(x,y)Æ (0,0) x + y (x, x)Æ (0,0) x + x
2 2 2 2 2
xÆ0 2 x xÆ 0
xy
Karena kedua limit ini tidak sama, maka lim tidak ada.
(x,y)Æ (0,0) x + y
2 2

¾ Ambil C1: x = 0 (sb-y) dan C1: y = x2 yang melalui (0,0), limitnya adalah
x2 y 02 ◊ y
Sepanjang C1: lim = lim = lim 0 = 0 .
(x,y)Æ (0,0) x + 2 y (0,y)Æ (0,0) 0 + 2 y
4 2 4 2
yÆ0
2
x y x2◊ x2 x4 1 1
Sepanjang C2: lim = lim = lim 4 = lim 3 = 3 .
(x,y)Æ (0,0) x + 2 y (x, x )Æ (0,0) x + 2 x
4 2 4 4
2 xÆ0 3 x xÆ 0
x2 y
Karena kedua limit ini tidak sama, maka lim tidak ada.
(x,y)Æ (0,0) x + 2 y
4 2
KDFS2P
005

ÏÔ xy , (x, y) π (0,0)
Contoh Tunjukkan f (x, y) = Ì x2 + y 2 kontinu pada 2
.
ÔÓ 0 , (x, y) = (0,0)
¾ Fungsi f kontinu pada 2 - {(0,0)} karena merupakan hasil bagi dari dua
fungsi yang kontinu dengan penyebut taknol pada daerah tersebut.
¾ Agar f kontinu pada 2, tinggal menunjukkan fungsi f kontinu di (0,0).
Gunakan prinsip apit untuk menghitung limit fungsinya di (0,0).
xy | x || y | x2 + y 2 ◊ x2 + y 2
0£ = £ = x2 + y 2.
x +y2 2
x +y
2 2
x +y
2 2

Karena lim 0 = 0 dan lim x 2 + y 2 = 0 (limit pengapitnya nol),


(x,y)Æ (0,0) (x,y)Æ (0,0)

xy xy
maka lim = 0, akibatnya lim = 0 = f (0,0) .
(x,y)Æ (0,0) x +y2 2 (x,y)Æ (0,0) x + y2
2

¾ Jadi f kontinu pada 2


- {(0,0)} dan di (0,0), sehingga f kontinu pada 2
.

z Turunan parsial
z = f (x,y) ¾ Turunan parsial dari z = f (x,y) terhadap x adalah
( )
y tetap
A
∂f f ( x + h, y ) - f ( x , y ) ∂f
x tetap
∂f
∂f
∂y ∂x
= lim . ∂x = f x = Dx f = z x
∂x perm hÆ0 h
P
C1 C2 Arti geometri: gradien garis singgung pada C1 di A.
y
(x,y)
Arti fisis: laju perubahan z terhadap x (dalam arah i)
x ∂f
C1 ≡ P ∩ {y tetap}
∂x
≡ turunan f terhadap x dengan y tetap.
C2 ≡ P ∩ {x tetap}
¾ Turunan parsial dari z = f (x,y) terhadap x adalah
( )
C2 A
∂f A C1
∂f f ( x, y + h) - f ( x, y ) ∂f
∂y
∂f
∂x ∂y
= lim . ∂y = f y = D y f = z y
hÆ0 h
(x,y) (x,y) Arti geometri: gradien garis singgung pada C2 di A.
(x, y +h) (x+h, y) Arti fisis: laju perubahan z terhadap y (dalam arah j)
x tetap y tetap ∂f
laju f thd y laju f thd x ∂y
≡ turunan f terhadap y dengan x tetap.
KDFS2P
006

Vektor gradien Vektor gradien dari fungsi z = f (x,y), ditulis ∇f, didefi-
∂f ∂f ∂f ∂f
nisikan sebagai —f = ∂x i + ∂y j = ∂x , ∂y . Vektor ini berperan sebagai
pengganti turunan untuk fungsi peubah banyak.
Turunan parsial kedua Turunan parsial kedua dari fungsi z = f (x,y) di-
definisikan sebagai turunan parsial dari z x = f x (x,y) dan z y = f y (x,y).

( )
∂ ∂f
f xx = ∂x ( f x ) = ∂x ∂x = 2
∂x
∂2 f
( ) ( )
∂ ∂ ∂f
f yx = ∂x f y = ∂x ∂y = ∂x ∂y
∂2 f

( )= f yy = ∂y ( f y ) = ∂y ( ∂y ) =
∂ ∂ ∂f ∂2 f ∂ ∂ ∂f ∂ f
( fx ) =
2
f xy = ∂y ∂y ∂x ∂y ∂x ∂y 2

Teorema Jika f xy dan f yx kontinu di (x0,y0), maka f xy (x0, y0) = f yx (x0, y0) .
∂f ∂f
Ilustrasi Jika f (x,y) = xy2 + yx2, maka ∂x = y2 + 2xy dan ∂y = 2xy + x2.
Vektor gradien dari f adalah ∇f (x,y) = (y2 + 2xy) i + (2xy + x2) j.
Turunan parsial kedua dari f adalah
f xx = 2y, f xy = 2y + 2x, f yx = 2y + 2x, dan f yy = 2x.

Perluasan konsep turunan parsial ke fungsi tiga peubah Turunan par-


sial dari fungsi tiga peubah u = F (x,y,z) didefinisikan dalam bentuk limit
seperti turunan parsial dua peubah. Untuk keperluan perhitungan,
∂F
∂x
= turunan u = F (x,y,z) terhadap x dengan menganggap y dan z tetap.
∂F
∂y
= turunan u = F (x,y,z) terhadap y dengan menganggap x dan z tetap.
∂F
∂z
= turunan u = F (x,y,z) terhadap z dengan menganggap x dan y tetap.
Vektor gradian dari fungsi u = F (x,y,z), ditulis ∇F, didefinisikan sebagai
∂F ∂F ∂F
( ∂F ∂ F ∂ F
—F = ∂x i + ∂y j + ∂ z k = ∂ x , ∂ y , ∂ z . )
Ilustrasi Jika F(x,y,z) = xy + yz + zx, maka
∂F ∂F ∂F
∂x
= y+ z, ∂y
= x + z , dan ∂z
= x + y.
Vektor gradien dari F adalah ∇F = ( y + z) i + (x + z) j + ( y + x) k.
KDFS2P
007

Fenomena fungsi satu peubah Fungsi y = f (x) terdiferensialkan di titik


x0 jika lim
hÆ0
f (x0 + h) - f (x0)
h
= f ¢(x0) ⇔ lim
hÆ0
(
f (x0 + h) - f (x0)
h )
- f ¢(x0) = 0 ⇔
f (x + h) - f (x0) - h f ¢(x0 ) f (x + h) - f (x0) - h f ¢(x0)
lim 0 h
= 0. Misalkan e = 0 h
, maka
hÆ0
kondisi y = f (x0 +h) - f (x0) = f ¢(x0)h + e h dengan ε → 0 untuk h → 0
setara dengan keterdiferensialan fungsi y = f (x) di x0.
Jika x0 + h = x, maka f (x) ≈ f (x0) + f ′(x0)h (hampiran linear dari f di x0)
Pertambahan untuk fungsi dua peubah Untuk fungsi z = f (x,y) di titik
(x0,y0), perubahan z = f (x0 +h, y0 +k) - f (x0, y0) memenuhi kondisi
z = f (x0 +h, y0 +k) - f (x0, y0) = f x (x0, y0)h + f y (x0, y0)k + e1h + e 2 k
dengan e1 , e 2 Æ 0 untuk (h, k) → (0,0).
Jika x0 + h = x dan y0 + k = y, maka f (x,y) ≈ f (x0,y0) + fx(x0,y0)h + fy(x0,y0)k.
(hampiran linear dari z = f (x,y) di (x0,y0))
Diferensial total fungsi dua peubah Untuk fungsi z = f (x,y), jika (x0,y0)
bergerak ke (x0 + dx,y0 + dy), maka diferensial dari f didefinisikan sebagai
∂f ∂f
dz = df = f x (x0, y0)dx + f y (x0, y0)dy = ∂x dx + ∂y dy di (x0,y0).

Keterdiferensialan fungsi dua peubah Fungsi z = f (x,y) terdiferensial-


kan di (x0,y0) jika turunan parsial fx(x0,y0) dan fy(x0,y0) memenuhi kondisi
z = f (x0 +h, y0 +k) - f (x0, y0) = f x (x0, y0)h + f y (x0, y0)k + e1h + e 2 k
dengan e1 , e 2 Æ 0 untuk (h, k) → (0,0).
Dalam bentuk vektor, jika x0 = 〈x0,y0〉, h = 〈h,k〉, ε = 〈ε1,ε2〉, dan ∇f (x0) =
〈 fx(x0), fy(x0)〉, maka kondisi keterdiferensialan di (x0,y0) dapat ditulis
z = f (x0 + h) - f (x0) = —f (x0) i h + e (h) i h
dengan ε(h) → 0 untuk h → 0.
Teorema Untuk fungsi z = f (x,y), jika f terdiferensialkan di (x0,y0), ma-
ka f kontinu di (x0,y0).
Teorema Untuk fungsi z = f (x,y), jika turunan parsial fx(x,y) dan fy(x,y)
kontinu pada suatu daerah terbuka D, maka f terdiferensialkan pada D.
KDFS2P
008

Contoh Tunjukkan fungsi f (x, y) = xe y + ye x terdiferensialkan pada 2

dan tentukan vektor gradien dari fungsi f.


¾ Karena turunan parsial f x (x, y) = e y + ye x dan f y (x, y) = xe y + e x kontinu
pada 2, maka f terdiferensialkan pada 2.
¾ Vektor gradien dari fungsi f adalah —f (x, y) = (e y + ye x ) i + (xe y + e x ) j .
Contoh Tentukan suatu vektor singgung pada kurva C: y = x2 di A(1,1).
Tulislah aturan kurva C dalam bentuk implisit F(x,y) = 0, F(x,y) = x2 − y.
Tunjukkan vektor singgung di A pada C tegak lurus pada vektor ∇FA.
y ¾ Dalam bentuk parameter, C: r (t) = t i + t 2 j, t ∈ .
y=x
2 Karena r (1) = A, r′(t) = i + 2t j, dan r′(1) = i + 2 j,
C r′(1) maka vektor singgung pada kurva C di titik A ada-
lah r′(1) = i + 2 j = 〈1,2〉.
A ¾ Vektor gradien dari F di (x,y) adalah ∇F = 2x i − j,
0 ∇F x sehingga ∇FA = ∇F (1,1) = 2 i − j = 〈2,−1〉. Karena
r′(1) •∇FA = 〈1,2〉 • 〈2,−1〉 = 0, maka r′(1) ⊥∇FA.
Contoh Nyatakan volum tabung lingkaran tegak sebagai fungsi dua pe-
ubah dari diameter dan tinggi tabung. Jika galat pengukuran diameternya
paling besar 2% dan galat pengukuran tingginya paling besar 1%, tentu-
kan hampiran galat terbesar dari volum tabung dengan diferensial total.
¾ Jika diameter tabung adalah x dan tingginya t, maka volum tabung adalah
1 2 1
( )
V = p 2 x t = 4 p x 2t .
∂V ∂V 1 1
Diferensial total dari V adalah dV = ∂x dx + ∂t dt = 2p xt dx + 4p x 2 dt .
1 p xt 1 p x2
dV dx dt
Akibatnya V = 1 2 dx + 14 2 dt = 2 x + t .
2

4p x t 4p x t
dx dt
¾ Dari data pada soal ini x £ 0,02 = 2% dan t £ 0,01 = 1% , sehingga
dV dx dt
= 2 x + t £ 2 ◊ 0,02 + 0,01 = 0,05 = 5% .
V
Jadi hampiran galat terbesar dari volum tabung adalah 5%.
KDFS2P
009

Fenomena: Aturan rantai fungsi satu peubah


dy
dx
dx
dt Jika y = y(x), x = x(t) terdiferensialkan
y = y(x) x = x(t) dan komposisi y = y (x(t)) terdefinisi,
y x t maka y terdiferensialkan terhadap t,
dan dy dy dx
dy
dt
= dx ◊ dt
dt

Aturan rantai fungsi dua peubah terhadap satu peubah


Dalam bentuk komponen Dalam bentuk vektor
dx ∂z ∂z ∂z ∂z
dt
t
— f ( x , y ) = ∂x i + ∂y j = ∂x , ∂ y
x
∂z
∂x r = r(t) = 〈x(t),y(t)〉 = x(t) i + y(t) j
z = f (x,y), x = x(t), y = y(t)
dx dy dx dy
z z = z(t) = f (x(t),y(t)) r ¢(t) = dt i + dt j = dt , dt
dz ∂z dx ∂z dy ∂z ∂z
∂z
z ¢(t ) = dt = ∂x dt + ∂y dt dz
z ¢(t) = dt = ∂x , ∂y i
dx dy
,
dt dt
∂y
dz
y dy
t z ¢(t) = dt = —f (r (t)) i r ¢(t)
dt

Aturan rantai fungsi tiga peubah terhadap satu peubah


Jika u = f (x,y,z), x = x(t), y = y(t), z = z(t), maka u = u(t) = f (x(t),y(t),z(t))
du ∂u dx ∂u dy ∂u dz
dan u ¢(t) = dt = ∂x dt + ∂y dt + ∂z dt = —f (r (t)) i r ¢(t) , dengan r = r(t) =
dx dy dz ∂u ∂u ∂ u
·x(t), y (t), z (t)Ò = x(t) i + y (t) j + z (t)k , r ¢(t) = dt , dt , dt ,—f (x, y, z) = ∂x , ∂y , ∂z

Contoh Jika f (x,y) = x2 + xy, x = sin t dan y = cos t, tentukan f ′(t).


Tulislah r(t) = sin t i + cos t j, maka r′(t) = cos t i − sin t j. Vektor gradien f
adalah ∇f (x,y) = 〈2x + y, x〉, sehingga ∇f (t) = 〈2 sin t + cos t, sin t〉. Jadi
df
f ¢(t) = dt =—f (r (t)) i r ¢(t) = · 2sint + cost ,sint Ò i ·cost ,- sint Ò= sin2t + cos2t .
KDFS2P
010

Contoh Jika f (x,y,z) = (x + y)z, x = sin t, y = cos t, dan z = sin t, tentukan f ′(t).
Tulislah r(t) = sin t i + cos t j + sin t k, maka r′(t) = cos t i − sin t j + cos t k.
Karena ∇f (x,y,z) = 〈z, z, x + y), maka ∇f (t) = 〈sin t, sin t, sin t + cos t〉. Dengan
aturan rantai diperoleh
f ′(t) = ∇f (r(t)) • r′(t) = 〈sin t, sin t, sin t + cos t〉 • 〈cos t,−sin t, cos t〉
= sin t cos t − sin2t + sin t cos t + cos2t = cos 2t + sin 2t.
Cara lain Tulislah f sebagai fungsi dari t dan gunakan turunan satu peubah.
Contoh Sebuah tabung lingkaran tegak berjari-jari r = 10 cm dan tinggi
h = 50 cm dipanaskan. Jika r dan h bertambah panjang dengan laju 0,2
cm/jam dan 0,3 cm/jam, tentukan laju pertambahan luas permukaannya.
¾ Karena luas permukaan tabung adalah S = S(r,h) = 2π r2 + 2π rh, maka
laju pertambahan S terhadap t adalah
dS ∂S dr ∂S dh dr dh
S ¢(t ) = dt = ∂r dt + ∂h dt = (4p r + 2p h) dt + 2p r dt
dr dh
¾ Gantikan r = 10 cm, h = 50 cm, dt = 0,2 cm/jam dan dt = 0,3 cm/jam,
diperoleh S ′(t) = (40π + 100π)(0,2) + (20π)(0,3) = 34π ≈ 106,8 cm2/jam.
Aturan rantai fungsi dua peubah terhadap dua peubah
∂x
∂u u Jika z = f (x,y), x = x(u,v), y = y(u,v), maka
∂z x z = f (x(u,v), y (u,v)) (z fungsi dari u dan v)
∂x ∂x
∂v v dengan
z ∂z ∂z ∂x ∂ z ∂y
∂y
∂u
= ∂x ∂u + ∂y ∂ u
∂z ∂u u
∂y y ∂z ∂z ∂x ∂ z ∂y
∂y
v ∂v
= ∂x ∂v + ∂y ∂ v
∂v

Contoh Jika z = f (x,y), x = u + v, dan y = u − v, tunjukkan fu f v = f x2 - f y2.


∂x ∂x ∂y ∂y
Karena ∂u =1, ∂v =1, ∂u =1, ∂v = -1, dan z = f (x(u,v), y (u,v)) , maka
∂z ∂z ∂x ∂ z ∂y ∂z ∂z ∂z ∂z ∂x ∂ z ∂y ∂z ∂z
∂u
= ∂x ∂u + ∂y ∂ u = ∂ x + ∂ y dan ∂v
= ∂x ∂v + ∂y ∂ v = ∂ x - ∂ y

( ) - ( ) , atau f f = f - f .
2 2
∂ z ∂z ∂z ∂z
Kalikan, maka diperoleh ∂u ∂v
= ∂x ∂y u v x
2 2
y
KDFS2P
011

Turunan berarah Turunan parsial fungsi dua peubah z = f (x,y) = f (x),


x = (x,y) ∈ Df terhadap peubah x dan y dapat ditulis dalam bentuk
∂f f (x + h, y) - f (x, y) f (x + h i ) - f (x)
∂x
= lim h
= lim h
= —f (x, y) i i
hÆ0 hÆ0
∂f f (x, y + h) - f (x, y) f (x + h j) - f (x)
∂y
= lim h
= lim h
= —f (x, y) i j
hÆ0 hÆ0
Gagasan turunan berarah adalah mengganti vektor satuan i dan j di sini
dengan vektor satuan sebarang u.
z
Definisi turunan berarah Turunan berarah
bidang // (u,k)
permukaan P
dari fungsi z = f (x,y) = f (x) di x = (x,y) ∈ Df
∂f
C A z = f (x,y) dalam arah vektor satuan u = 〈u,v〉, ditulis ∂u ,
∂f didefinisikan sebagai
k ∂u
j ∂f f (x + hu) - f (x)
i
u
(x, y)
y ∂u
(x) = lim h
.
hÆ0
x C ≡ P ∩ {bdg // (u,k)} Dalam bentuk komponen vektornya,
∂f f (x + hu , y + hv) - f (x, y )
y
x+hu ∂u
(x, y) = lim h
C A hÆ0
∂f x
∂u 1 j Arti geometrinya adalah gradien garis sing-
u
gung pada kurva C: P ∩ {bdg //(u,k)} di titik
x
x+hu
0 i x A(x,y,z). Arti fisisnya adalah laju perubahan
bdg // (u,k) nilai z = f (x,y) dalam arah vektor satuan u.
Cara menghitung turunan Berarah Misalkan g(t) = f (x + tu,y + tv), ma-
ka g(h) = f (x + hu,y + hv) dan g(0) = f (x,y), sehingga
∂f g (h) - g (0)
∂u
(x, y) = lim h
= g ¢(0)
hÆ0
Misalkan r = r(t) = x + tu dan s = s(t) = y + tv, maka g(t) = f (r(t),s(t)), de-
dr ds dr ds
ngan dt = u dan dt = v; akibatnya dt , dt = u ,v = u . Asumsikan fungsi
g(t) = f (r(t),s(t)) terdiferensialkan terhadap t, maka diperoleh
∂f dr ∂f ds ∂f ∂ f dr ds
g ¢(t) = ∂r dt + ∂s dt = ∂r , ∂s i dt , dt = —f (r, s) i u .
∂f
Karena untuk t = 0 berlaku (r,s) = (x,y), maka ∂u (x, y) = g ¢(0) = —f (x, y) i u.
KDFS2P
012

Teorema Turunan berarah dari fungsi terdiferensialkan z = f (x,y) = f (x)


∂f
di x = (x,y) ∈ Df dalam arah vektor satuan u adalah ∂u (x, y) = —f (x, y) i u .
∂f
Karena ∂u =—f i u = || ∇f || || u || cos ∠(∇f,u) = || ∇f || cos ∠(∇f,u), maka
∂f —f (A) ∂f -—f (A)
maks ∂u tercapai bila u = ||—f (A)|| dan min ∂u tercapai bila u = ||—f (A)|| .

Contoh Tentukan turunan berarah dari fungsi z = f (x,y) = 4 − x2 − y2 di


titik (1,1) dalam arah vektor v = 3 i + 4 j.
z y
v Di sini ∇f (x,y) = (−2x,−2y), sehingga vektor
4
z = f (x,y) gradien di (1,1) adalah ∇f (1,1) = (−2,−2).
u
(1,1) Vektor satuan searah v adalah u = 53 , 54 .
00 2 x
∇f Turunan berarah dari z = f (x,y) di (1,1) da-
∇f
lam arah vektor satuan u adalah
∂f
( , ) = −2
2 y 3 4 4
(1,1)
∂u
= —f i u = (−2,−2) • 5 5 5
.
x v
1 1
Contoh Untuk fungsi z = f (x, y) = 2 x 2 + 2 y 2 di titik A(1,1), tentukan vek-
tor satuan u sehingga di A nilai z bertambah paling besar, nilai z berku-
rang paling besar, dan nilai z tetap (tidak berubah).
z
Laju perubahan z dalam arah vektor satuan u
∂f
adalah = ∂u = —f i u = || —f ||cos –(—f ,u) , de-
ngan ∇f (x,y) = 〈x,y〉 dan ∇f (A) = 〈1,1〉.
(1,1,1) ¾ Nilai z bertambah paling besar jika maksi-
z = 12 x 2 + 12 y 2 0 mum, tercapai bila u searah dengan ∇f (A),
−∇f 1 y —f (A)
1 (1,1) yaitu u = ||—f (A)|| = 12 2, 12 2 .
x ∇f

¾ Nilai z berkurang paling besar jika minimum, tercapai bila u berlawan-


-—f (A)
an arah dengan ∇f (A), yaitu u = ||—f (A)|| = - 12 2, - 12 2 .
¾ Nilai z tetap jika = 0, tercapai bila u tegak lurus pada ∇f (A), yaitu
u = - 12 2, 12 2 atau u = 12 2, - 12 2
KDFS2P
013

Vektor gradien tegak lurus vektor kecepatan ke arah perubahan z terbesar


z Fenomena y
z=4−x −y
2 2
2 r ′(π /4) = 〈−1,1〉
4
z = f (x,y) = 4 − x2 − y2

( ) = (-2x,-2y)
r = r(t) √2
C ∂f ∂f
—f (x, y) =
(1,1)
(1,1,2)
,
∂x ∂y
−2 0 √2 2 x
∇f ∇f (1,1) = 〈−2,−2〉 ∇f (1,1)
r ′(t)
−2 0 2 y Kurva perpotongan z = f (x,y) = 〈−2,−2〉 √2
−2
2 (1,1) dengan xoy adalah x2 + y2 = 4.
x

¾ Jika C: r = r(t) kurva ketinggian pada z = f (x,y) = 4 − x2 − y2 yang melalui


(1,1,2), maka 2 = 4 − x2 − y2, atau x2 + y2 = 2. Fungsi parameternya adalah
C: r (t) = 2cos t i + 2sin t j dengan r 14p = i + j = ·1,1Ò . ( )
¾ Dari r ¢(t) = - 2sint i + 2cos t j diperoleh vektor singgung di (1,1) pada C
( ) ( )
adalah r ¢ 14p = -i + j = ·-1,1Ò. Karena r ¢ 14p i—f (1,1) = ·-1,1Òi ·-2,- 2Ò = 0,
( )
maka —f (1,1) ^ r ¢ 14p dan arah ∇f (1,1) menuju titik (0,0); dalam arah
ini pertambahan nilai z terbesar.
Perluasan fenomena untuk permukaan terdiferensialkan
z ¾ Kurva ketinggian dari permukaan S: z = f (x,y)
z = f (x,y) ∇F(P) yang melalui titik A ∈ Df adalah f (x(t),y(t)) = k,
F(x,y,z) = 0 P
k konstanta, bentuk parameternya r = r(t).
z − f (x,y) = 0
bidang
singgung permu-
¾ Dari dt ( )
d f (x (t), y (t) = 0 diperoleh —f ( A) i r ¢(t) = 0 ,
kaan S sehingga —f (A) ^ r ¢(t).
0 ∂f
y ¾ Karena maks ∂u tercapai jika u searah ∇f (A),
∇f
r = r(t) maka ∇f (A) mengarah ke pertambahan z yang
r′(t)
Df
A
x terbesar.
Bidang singgung pada permukaan S: F(x,y,z) = 0 Jika kurva ruang C:
r (t) = x(t) i + y (t) j + z (t) k terletak pada S: F(x,y,z) = 0 dan melalui P, maka
F(x(t), y(t), z (t)) = 0. Dari dt ( F(x(t), y (t), z (t) ) = 0 diperoleh —F (P) i r ¢(t) = 0 ,
d

sehingga —F (P) ^ r ¢(t). Karena berlaku untuk sebarang C yang melalui P,


maka ∇f (P) adalah suatu vektor normal dari bidang singgungnya.
KDFS2P
014

Persamaan bidang singgung pada S: F(x,y,z) = 0 Jika P(x0,y0,z0) ada-


∇F(P) lah titik singgung dan Q(x,y,z) terletak pada bidang sing-
bidang
singgung gung, maka vektor PQ = 〈x − x0 ,y − y0 , z − z0〉 tegak lurus
vektor normal ∇F(P). Jika ∇F(P) = 〈n1 , n2 , n3〉, maka dari
P
PQ i—F (P) = 0 diperoleh persamaan bidang singgung
Q
P(x0,y0,z0)
Q(x,y,z) 〈x − x0 ,y − y0 , z − z0〉 • 〈n1 , n2 , n3〉 = 0.
Contoh Tentukan persamaan bidang singgung pada permukaan
(a) z = 4 − x2 − y2 di titik P(1,1,2) (b) x2 + y2 + z2 = 49 di titik B(2,6,3).
z ¾ Tulislah S: F(x,y,z) = z + x2 + y2 − 4 = 0. Titik A
4
z = 4 − x2 − y2
terletak pada S karena 2 + 1 + 1 − 4 = 0 (benar).
∇F Vektor gradien dari F di titik P adalah
bidang ∇F(x,y,z) = (2x,2y,1), ∇F(1,1,2) = (2,2,1).
singgung P A(1,1,2)
Karena persamaan bidang singgung memenuhi
〈x − 1 ,y − 1 , z − 2〉 • 〈2 , 2 , 1〉 = 0.
−2 0 2 y
2 Jadi bidang singgungya ≡ 2x + 2y + z = 6.
x z
¾ Tulislah S: F(x,y,z) = x2 + y2 + z2 − 49 = 0. Titik
7
bidang
B terletak pada S karena 4 + 36 + 9 − 49 = 0 (be-
∇F
singgung nar). Vektor gradien dari F di titik Q adalah
0
Q
∇F(x,y,z) = (2x,2y,2z), ∇F(2,6,3) = (4,12,6)
−7 7 y Karena persamaan bidang singgung memenuhi
7
〈x − 2 ,y − 6 , z − 3〉 • 〈4 , 12 , 6〉 = 0,
x
−7
maka bidang singgungnya ≡ 2x + 3y + 6z = 49.

Persamaan bidang singgung pada permukaan S: z = f (x,y) Untuk per-


mukaan ini, F(x,y,z) = z − f (x,y) = 0 atau F(x,y,z) = f (x,y) − z = 0, sehingga
∇F(P) = 〈−fx,−fy,1〉 atau ∇F(P) = 〈fx , fy,−1〉. Jika P(x0,y0,z0) titik singgung-
nya, maka bidang singgungnya adalah 〈x − x0 ,y − y0 , z − z0〉 • 〈 fx , fy,−1〉 = 0,
atau dapat dituliskan dalam bentuk z − z0 = fx(P)(x − x0) + fy(P)(y − y0).
Ilustrasi Untuk S: z = f (x,y) = 4 − x2 − y2 dan P(1,1,2) diperoleh fx(P) = −2
dan fy(P) = −2. Jadi bidang singgung pada S di P adalah
z − 2 = −2(x − 1) − 2(y − 1), atau 2x + 2y + z = 6.
KDFS2P
015

Ekstrim fungsi fua peubah Fungsi z = f (x,y) mencapai maksimum di


(x0,y0) jika f (x0,y0) ≥ f (x,y) dan minimum di (x0,y0) jika f (x0,y0) ≥ f (x,y)
untuk (x,y) di sekitar (x0,y0).
z z z
bidang
singgung
z=x +y
sejajar xoy 2 2
maks
z = f (x,y) z = f (x,y) z
4 bidang
min bidang singgung
singgung maks min
sejajar xoy 0 y
0 y 0 y x bidang
singgung
(x0,y0)
Df (x0,y0) Df 0 y
z=4−x −y
2 2
x x x

Ilustrasi Fungsi f (x,y) = 4 − x2 − y2 mencapai maksimum di (0,0) karena


f (0,0) = 4 ≥ 4 − x2 − y2 = f (x,y) ∀(x,y) ∈ 2. Fungsi g(x,y) = x2 + y2 menca-
pai minimum di (0,0) karena g(0,0) = 0 ≤ x2 + y2 = g(x,y) ∀(x,y) ∈ 2.
Titik stasioner dan titik pelana Fungsi z = f (x,y) mencapai titik stasio-
ner di titik-dalam (x0,y0) jika ∇f (x0,y0) = 0 (bidang singgung sejajar xoy).
Di sini f dapat mencapai ekstrim di (x0,y0) atau mungkin juga tidak. Jika
tidak, fungsi f mencapai titik pelana di (x0,y0).
Ilustrasi Untuk f (x,y) = x2 + y2 diperoleh ∇f (x,y) = 〈−2x,−2y〉, sehingga
∇f (0,0) = 〈0,0〉 = 0. Fungsi f mencapai titik stasioner di (0,0) dan jenis ti-
tik stasionernya adalah ekstrim minimum.
z Ilustrasi Untuk f (x,y) = x2 − y2 diperoleh ∇f (x,y) =
〈2x,−2y〉 dan ∇f (0,0) = 〈0,0〉 = 0. Tetapi fungsi f ti-
0 dak mencapai ekstrim di (0,0) karena f (x,y) ≥ 0 di
x
(−x ≤ y ≤ x) dan f (x,y) ≤ 0 di (y ≥ x,y ≥ −x). Di sini
y titik (0,0) ini merupakan titik pelana dari fungsi f.
KDFS2P
016

Uji turunan parsial kedua untuk titik ekstrim dan titik pelana
Misalkan fungsi z = f (x,y) mempunyai turunan parsial kedua yang konti-
nu di sekitar titik A(x0,y0), ∇f (A) = 0, dan D(x, y) = ( f xx - f xy2 ) (x, y) .
• Jika D(A) > 0 dan f xx ( A) < 0, maka fungsi f mencapai maksimum di A.
• Jika D(A) > 0 dan f xx ( A) > 0, maka fungsi f mencapai minimum di A.
• Jika D(A) < 0, maka fungsi f mencapai titik pelana di A.
• Jika D(A) = 0, maka tidak ada kesimpulan tentang titik A.
Catatan Untuk kasus D(A) > 0 diperoleh ( f xx f yy - f xy2 ) (A) > 0 . Akibat-
nya f xx (A) f yy (A) > f xy2 (A) ≥ 0, sehingga f xx (A) dan f yy (A) bertanda sama.
f xx f xy
Dalam bentuk determinan, D(x,y) = (x,y).
f xy f yy

Contoh Tentukan semua titik ekstrim dan jenisnya dari fungsi


z = f (x,y) = x3 − 9xy + y3.
¾ Tentukan titik stasionernya Syarat titik stasioner ∇f (x,y) = 0 memberi-
kan
∇f (x,y) = 3(x2 − 3y) i + 3(y2 − 3x) j = 0 = 0 i + 0 j
yang menghasilkan persamaan
(1) x2 − 3y = 0 dan (2) y2 − 3x = 0
1 1
Dari (1), y = 3 x 2 . Gantikan ke (2), diperoleh 9 x 4 - 3 x = 0 . Akibatnya
x4 − 27x = 0, atau x(x − 3)(x2 + 3x + 9) = 0.
Karena bentuk kuadratnya definit positif, maka x = 0 atau x = 3, dengan
nilai y yang bersesuaian adalah y = 0 atau y = 3. Jadi titik stasioner dari
fungsi f adalah O(0,0) dan A(3,3).
¾ Tentukan jenis titik stasionernya Dari f x = 3x2 − 9y dan f y = 3y2 − 9x
diperoleh f xx = 6x, f yy = 6y, dan f xy = −9, sehingga D = 36xy − 81.
Karena D(O) = −81 < 0, maka fungsi f mencapai titik pelana di O(0,0).
Karena D(A) = 36⋅3⋅3 − 81 = 243 > 0 dan f xx (A) = 18, maka fungsi f
mencapai minimum di A(3,3) dengan nilai minimum f (3,3) = −27.
KDFS2P
017

Contoh Sebuah kotak tanpa tutup akan dibuat sehingga volumnya 4 li-
ter. Tentukan ukuran kotak agar luas bahan pembuatnya paling hemat.
x
y
¾ Misalkan ukuran kotak adalah x × y × z dm.
y
Karena volum kotak = 4 dm3, maka xyz = 4,
x z
sehingga z = 4/xy dengan x > 0 dan y > 0.
z z
¾ Luas bahan pembuat kotak tanpa tutup adalah
y
L = L(x,y,z) = xy + 2xz + 2yz.
x
Nyatakan L sebagai fungsi dua peubah dengan substitusi z = 4/xy, maka
4 4 8 8
L = L(x,y) = xy + 2x ⋅ xy + 2y ⋅ xy = xy + x + y .
Tentukan ekstrim L = L(x,y) dan tunjukkan jenisnya minimum mutlak.
¾ Tentukan titik stasionernya, syarat ∇L(x,y) = 0 memberikan
8
∇L(x,y) = ( y -
x2
)i + ( x - y82 ) j = 0 i + 0 j.
8 8
Dari sini diperoleh (1) y - = 0 dan (2) x - = 0 . Dari (1) diperoleh
x2 y2
y = 8/x2 kemudian gantikan ke (2) dan selesaikan.
8
x- = 0 ⇒ x − 8x = 0 ⇒ x (x − 2)(x + 2x + 4) = 0.
4 2
(8/ x 2 )2
Karena bentuk kuadrat terakhir definit positif dan x > 0, maka x = 2, de-
ngan nilai y dan z yang terkait adalah y = 8/x2 = 2 dan z = 4/xy = 1. Jadi
titik stasioner dari fungsi L adalah (x0,y0) = (2,2).
¾ Tentukan jenis ekstrimnya, turunan parsial kedua dari L = L(x,y) adalah
16 16
Lxx = 3 , Lyy = 3 , dan Lxy = 1. Akibatnya
x y

(
D(x,y) = Lxx Lyy - L2xy = )16 16

x3 y 3
- 1 =
256
( xy )3
- 1.
16
Karena D(2,2) = 4 − 1 = 3 dan Lxx (2,2) = 8 = 2 > 0 , maka jenis titik sta-
sionernya adalah minimum. Karena ekstrimnya tunggal, maka jenisnya
minimum mutlak.
¾ Jadi ukuran kotak tanpa tutup dengan volum 4 liter yang luas bahan pem-
buatnya paling hemat adalah 2 × 2 × 1 dm dan luasnya L(2,2) = 12 dm2.
KDFS2P
018

Ekstrim mutlak pada suatu daerah beserta batasnya


Cara menentukan ekstrim mutlak dari z = f (x,y), (x,y) ∈ D ∪ {batas D}:
¾ tentukan semua titik stasioner di titik-dalam daerah D,
¾ nyatakan batasnya sebagai r(t) = x(t) i + y(t) j dan gantikan ke aturan
fungsi f, diperoleh z(t) = f (x(t),y(t)) kemudian tentukan titik stasioner
dari z = z(t),
¾ bandingkan nilai fungsi z di semua titik stasioner yang diperoleh (dari
titik-dalam dan dari fungsi satu peubah), yang terbesar adalah ekstrim
maksimum dan yang terkecil adalah ekstrim minimum.
Contoh Tentukan semua titik ekstrim mutlak dan jenisnya dari fungsi
z = f (x,y) = x2 − y2 pada cakram lingkaran D = {(x,y | x2 + y2 ≤ 1}.

¾ Dari ∇f (x,y) = 0 diperoleh (2x,−2y) = (0,0), sehingga (x,y) = (0,0). Aki-


batnya titik stasioner di titik-dalam cakram lingkaran D adalah (0,0).
¾ Carilah fungsi parameter untuk batas D (lingkaran x2 + y2 = 1), diperoleh
r(t) = cos t i + sin t j, 0 ≤ t ≤ 2π.
Gantikan x = cos t dan y = sin t ke z = f (x,y) = x2 − y2, diperoleh
z(t) = f (t) = cos2t − sin2t = cos 2t.
Titik stasioner dari fungsinya tercapai bila z ′(t) = cos 2t = 0, yang meng-
hasilkan t = 0, t = 12p , t = π, t = 32p , dan t = 2π; dengan nilai fungsi
r(0) = (1,0), r (12p ) = (0,1), r(π) = (−1,0), r (32p ) = (0,−1), dan r(2π) = (1,0).
¾ Bandingkan semua nilai z = f (x,y) = x2 − y2 di setiap titik stasionernya.

titik stasioner (0,0) (1,0) (0,1) (−1,0) (0,−1)


nilai z = x2 − y2 0 1 −1 1 −1
jenis ekstrim --- maks min maks min
¾ Kesimpulan Fungsi dua peubah
z = f (x,y) = x2 − y2 pada cakram lingkaran D = {(x,y | x2 + y2 ≤ 1}
mencapai maksimum di titik (±1,0) dengan f (±1,0) = 1 dan minimum di
titik (0,±1) dengan f (0,±1) = −1.
KDFS2P
019

Metode Pengali Lagrange untuk Ekstrim Fungsi


Kasus 1 Menentukan ekstrim dari z = f (x,y) dengan kendala g(x,y) = 0.
Asumsi: Vektor ∇f dan ∇g kontinu pada daerah D yang memuat kurva
C: g(x,y) = 0 dan ∇g ≠ 0 di titik stasionernya.
Solusi Kasus 1 Gagasannya adalah membuat fungsi f menjadi satu peu-
bah dengan pemisalan C: r = r(t) = x(t) i + y(t) j sehingga z(t) = f (x(t),y(t)).
Syarat ekstrim di titik stasionernya menghasilkan
z′(t) = 0 ⇒ ∇f (r(t)) • r′(t) = 0 ⇒ ∇f (r(t)) ⊥ r′(t)
g(x(t),y(t)) = g(r(t)) = 0 ⇒ ∇g (r(t)) • r′(t) = 0 ⇒ ∇g(r(t)) ⊥ r′(t)
Karena ∇f (r(t)) dan r′(t) adalah vektor bidang, maka dari sini diperoleh
∇f (r(t)) // ∇g(r(t)). Akibatnya di titik stasionernya berlaku
∃ λ ≠ 0 sehingga ∇f (x,y) = λ∇g (x,y).
Kesimpulan Titik stasioner z = f (x,y) dengan kendala g(x,y) = 0 dipero-
leh dari ∇f = λ∇g dan g(x,y) = 0.

Contoh Tentukan ekstrim fungsi f (x,y) = xy dengan kendala x2 + y2 = 8.

¾ Tulislah g(x,y) = x2 + y2 − 8 = 0. Akan ditentukan ekstrim fungsi z = f (x,y)


dengan kendala g(x,y) = 0 dengan mencari titik stasionernya, yang diper-
oleh dari ∇f = λ∇g. Kita mempunyai
∇f = λ∇g ⇒ ( y,x) = λ (2x,2y) ⇒ y = 2λx dan x = 2λy
y x
Eliminasi λ , diperoleh λ = 2 x = 2 y , yang menghasilkan y2 = x2.

¾ Gantikan y2 = x2 ke x2 + y2 = 8, diperoleh 2x2 = 8, sehingga x = ±2 dengan


y = ±2. Jadi titik stasionernya adalah
(2,2), (2,−2), (−2,2), dan (−2,−2),
dengan nilai fungsi
f (2,2) = 4, f (2,−2) = −4, f (−2,2) = −4, dan f (−2,−2) = 4.
¾ Kesimpulan Fungsi f (x,y) = xy dengan kendala x2 + y2 = 8 mencapai
• maksimum sebesar 4 yang terjadi di (x,y) = (2,2) dan (x,y) = (−2,−2),
• minimum sebesar −4 yang terjadi di (x,y) = (2,−2) dan (x,y) = (−2,2).
KDFS2P
020

Kasus 2 Menentukan ekstrim dari


u = f (x,y,z) dengan kendala g(x,y,z) = 0.
Asumsi: Vektor ∇f dan ∇g kontinu pada daerah D yang memuat permu-
kaan S: g(x,y,z) = 0 dan ∇g ≠ 0 di titik stasionernya.
Solusi Kasus 2 Seperti kasus 1, misalkan C: r = r(t) = x(t) i + y(t) j + z(t) k
pada permukaan S sehingga diperoleh z(t) = f (x(t),y(t),z(t)). Dari z′(t) = 0
dan g(x,y,z) = 0 diperoleh ∇f (r(t)) ⊥ r′(t) dan ∇g(r(t)) ⊥ r′(t). Karena ber-
laku untuk sebarang C pada S, maka vektor ruang ∇f (r(t)) dan ∇g(r(t))
tegak lurus bidang singgung di titik stasioner P. Jadi ∇f (r(t)) // ∇g(r(t)),
sehingga di P berlaku ∃ λ ≠ 0 sehingga ∇f (x,y,z) = λ∇g (x,y,z).
Kesimpulan Titik stasionernya diperoleh dari ∇f = λ∇g dan g(x,y,z) = 0.

Contoh Gunakan metode Lagrange untuk menentukan minimum mutlak


L(x,y,z) = xy + 2xz + 2yz dengan kendala xyz = 4, x, y, dan z positif.
¾ Tulislah g(x,y,z) = xyz − 4 = 0. Kondisi titik stasioner ∇L = λ∇g memberi-
kan ( y + 2z, x + 2z, 2x + 2y) = λ ( yz, xz, xy), sehingga diperoleh
Ï y + 2 z = l yz …… (1)
Ô
Ì x + 2 z = l xz …… (2)
ÔÓ2 x + 2 y = l xy …… (3)
¾ Kalikan (1) dengan x dan (2) dengan y kemudian kurangkan, diperoleh
2z(x − y) = 0. Karena z > 0, maka x = y.
¾ Kalikan (2) dengan y dan (3) dengan z kemudian kurangkan, diperoleh
x(y − 2z) = 0. Karena x > 0, maka y = 2z.
¾ Jadi x = y = 2z, gantikan hasil ini pada xyz = 4, diperoleh 2z⋅2z⋅z = 4, se-
hingga z3 = 1. Karena z > 0, maka z = 1, y = 2, dan x = 2.
¾ Kesimpulan
• Titik stasioner dari L tercapai di (2,2,1) dengan L(2,2,1) = 12.
• Dari z = 4/xy, nilai x dan y yang cukup kecil akan menghasilkan z yang
cukup besar sehingga L ≥ 12. Akibatnya fungsi L mencapai minimum
di titik stasionernya.
• Karena ekstrimnya tunggal, maka fungsi L mencapai minimum mutlak
di (2,2,1) dengan L(2,2,1) = 12.
SOAL LATIHAN MA 1201 – KALKULUS 2A – 2010/2011
Pokok Bahasan: Kalkulus Diferensial Fungsi Dua Peubah
Soal uji konsep dengan benar – salah, berikan argumentasi atas jawaban Anda.
No. Pernyataan Jawab
1. Jika fungsi z = f (x,y) mempunyai turunan parsial di (0,0), maka f kontinu di (0,0). B−S
2. Jika fx(x,0) ada dan g(x) = f (x,0), maka fungsi g kontinu di 0. B−S
3. Untuk fungsi z = f (x,y), jika lim f (x, y) = L, maka lim f ( y, y) = L. B−S
(x, y) Æ (0,0) yÆ0

4. Jika fungsi z = f (x,y) kontinu di (x0,y0), maka f mempunyai turunan parsial di (x0,y0). B−S
5. Jika fungsi z = f (x,y) mempunyai turunan parsial di (x0,y0), maka f kontinu di (x0,y0). B−S
6. Jika ∇f kontinu di A(x0,y0) dan ∇f (A) = 0, maka bidang singgung di A // bidang xoy. B−S
7. Jika z = f (x,y) dan A(x0,y0), maka vektor 〈 fx, fy,−1〉A tegak lurus bidang singgung di A. B−S
8. Jika ∀(x,y) ∈ daerah D berlaku ∇f (x,y) = ∇g (x,y), maka f dan g fungsi yang identik. B−S
∂f ∂f ∂f
9. Untuk fungsi z = f (x,y), jika || u || = 1 dan ∂u (x, y) ada, maka ∂( -u) (x,y) = - ∂u (x, y) . B−S

10. Jika fungsi z = f (x,y) mencapai minimum di (x0,y0), maka ∇f (x0,y0) = 0. B−S

Kumpulan Soal Fungsi, Limit, Kekontinuan, Turunan Parsial, dan Keterdiferensialan

11. Gambarkan permukaan ruang z = - 12 y 2 dan z = x 2 + y 2 dalam satu sistem koordinat.


2
12. Gambarkan kurva ketinggian dari permukaan z = xy untuk k = −4, −1, 0, 1, 4.
x 2 +1
13. Gambarkan kurva ketinggian dari permukaan z = untuk k = 1, 2, 4.
x2 + y 2

14. Jika suhu di (x, y) Π2


adalah T (x,y) = x2 , gambarkan kurva isotermal untuk T = 0, 12 , 15.
x + y2
2

2 2 2 2
x- y+2 x -2 y xy x -y x y
15. Hitunglah (a) lim (b) lim (c) lim xy (d) lim
(x, y) Æ (0,0) x- y (x,y) Æ (0,0) x 2 + y 2 (x,y) Æ (0,0) x +y
2 2
(x,y) Æ (0,0) x + y
2 4

4 4 2 2
y x x -y xy
16. Tunjukkan (a) lim (b) lim (c) lim (d) lim 2 4 tidak ada
(x,y) Æ (0,0) x + y (x,y) Æ (0,0) x + y (x,y) Æ (0,0) x + y
2 4 4 2
(x,y) Æ (0,0) x + y
2 2

x2 - y 2
17. Tentukan turunan parsial dan vektor gradien dari fungsi (a) f (x,y) = e y sin x (b) f (x, y) = xy .
2 x- y
18. Jika f (x, y) = xy , tentukan vektor gradien dari fungsi f di titik (3,−2).
19. Jika f (x,y) = 3e2 x cos y , hitunglah f xy (x,y) dan f yx (x,y) kemudian periksa apakah hasilnya sama.

20. Tentukan kemiringan garis singgung pada kurva { 2 z = 3 x 2 + y 2 - 4 dan y = 1} di titik 2,1, 32 . ( )
21. Volum tabung lingkaran tegak yang berjari-jari r dan tinggi h adalah V = π r 2h. Jika h tetap se-
besar 10 cm, tentukan laju perubahan V terhadap r untuk r = 6 cm.
22. Sesuai hukum gas ideal, tekanan P, suhu T, dan volum V dari suatu gas memenuhi PV = kT, de-
ngan k konstanta. Jika volumnya dibuat tetap sebesar 100 cc, tentukan laju perubahan tekanan
terhadap suhu untuk suhu 300°K.
23. Tentukan vektor gradien dari F(x,y,z) = x2 + y2 + z2 + ln (xyz) di titik (−1,1,−2).
Kumpulan Soal Aturan Rantai, Turunan Berarah, Diferensial, dan Ekstrim Fungsi

24. Jika w = f (x, y) = x 2 y 3; x = t 3, y = t 2, hitunglah dw dt


sebagai fungsi dari t.
25. Jika w = f (x, y) = x 2 y - y 2 x; x = cos t , y = sin t , hitunglah dw
dt
sebagai fungsi dari t.
26. Jika w = f (x, y, z) = sin xyz , x = t 3, y = t 2, z = t , hitunglah dw
dt
sebagai fungsi dari t.
27. Jika w = f (x, y) = x 2 y ; x = st, y = s - t , hitunglah ∂∂ws dan ∂∂wt sebagai fungsi dari s dan t.
dy
28. Jika y = y(x) dalam x sin y + y cos x = 0, hitunglah dx dengan turunan implisit dan aturan rantai.
29. Jika z = z(x,y) dalam F (x,y, z) = 3x 2 z + y 3 - xyz 3 = 0, hitunglah ∂∂xz dan ∂∂yz .

30. Jika w = f (r - s, s -t, t - r) , buktikan ∂∂wr + ∂∂ws + ∂∂wt = 0.


31. Tentukan turunan berarah dari f (x, y) = 2 x 2 + xy - y 2 di titik (3,−2) dalam arah vektor i − j.
( )
32. Tentukan turunan berarah dari f (x, y) = e x sin y di titik 0, 14p dalam arah vektor i + 3j .
33. Tentukan turunan berarah dari f (x,y, z) = x3 y - y 2 z 2 di titik (−2,1,3) dalam arah vektor i − 2j + 2k.
34. Tentukan turunan berarah dari f (x, y, z) = xy + z 2 di titik (1,1,1) dalam arah menuju titik (5,−3,3).
35. Bola padat B berpusat di titik asal dan suhu di (x,y,z) ∈ B adalah T (x, y, z) = 200 . Tentukan
5 + x2 + y 2 + z 2
(a) titik terpanas di B dan (b) vektor arah di mana terjadi kenaikan suhu terbesar di titik (1,−1,1).
36. Tentukan persamaan bidang singgung pada permukaan x2 + y2 + z = 9 di titik (1,2,4).
37. Tentukan persamaan bidang singgung pada permukaan cos π x − x2y + exz + yz = 4 di titik (0,1,2).
38. Untuk fungsi z = f (x,y) = ln (x2y), gunakan diferensial untuk menentukan hampiran perubahan z
jika (x,y) bergerak dari titik P(−2,4) ke Q(−1,98;3,96).
39. Jika pengukuran jari-jari dan tinggi kerucut lingkaran tegak mempunyai galat paling besar 2%
dan 3%, tentukan galat paling besar dari perhitungan volumnya.
40. Tentukan semua titik stasioner dan jenisnya dari fungsi f (x,y) = x2 + 4y2 − 2x + 8y − 1.
41. Tentukan semua titik ekstrim dan jenisnya dari fungsi f (x,y) = x2 − y2 + 1 pada cakram x2 + y2 ≤ 1.
42. Tentukan ukuran kotak dengan volum terbesar yang dapat termuat dalam bola x2 + y2 + z2 = 3.
43. Tentukan jarak terdekat dari titik (0,0,0) ke permukaan y − xz = 4.
2

44. Tentukan vektor di ruang yang panjangnya 9 satuan dan jumlah komponennya maksimum.

Kunci Jawaban
1. S 2. B 3. B 4. S 5. S 6. B 7. B 8. S 9. B 10. S 11. z 12. y
z = x2+ y2 1
15. (a) 2 (b) 0 (c) 0 (d) 0 17.(a)∇f (x,y) = 〈eycos x,eysin x〉 4
x2 + y 2
, - x +2y
2 2 z = - 1 y2
17.(b) —f (x,y) = 2 18. —f (3,-2) = 19 , - 12 2
x y xy 0 y 0 x
19. f xy (x,y) = -6e sin y = f yx (x, y) 20. 3 21. 120π 22. k/100
2x −4
x −1
23. —F ( -1,1, 2) = - 52 , 52 , -5 24. dw dt
= 12t11 13. y 14. y
k=1 T=1/5 T= 0 T=1/5
25. dw
dt
= cos3t + sin 3t - sin 2t (cos t + sin t ) 26. dw dt
= 7t 6 cos t 7 k=2
y sin x - sin y k=4 T=1/2 T=1/2
27. ∂∂ws = 3s 2t 2 - 2st 3, ∂∂wt = 2s 3t - 3s 2t 2 28. dx = x cos y + cos x
dy
−1 0 1 x 0 x
T=1/2 T=1/2
yz 3 - 6 xz xz3 - y 2
29. ∂∂xz = , ∂z = 31. 32 2 32. 14 ( 2 + 6) k=1
3 x2 - 3 xyz 2 ∂y x2 - xyz 2 T=1/5 T= 0 T=1/5
33. 17 3 34. 3 35. (a) (0,0,0) (b) − i + j − k 36. 2x + 4y + z = 14 37. 2x + 2y + z = 4 38. −0,03 39. 7%
1 2

40. ttk-pelana (0,0), ttk-min ( ± 12 ,0) 41. maks di (±1,0), min di (0,±1) 42. 2 × 2 × 2 43. 2 44. 3 3 ·1,1,1Ò

Anda mungkin juga menyukai