Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung
suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri
harus mempunyai hal-hal berikut:
• Kualitas baik
• Harga pantas
• Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat
dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini
harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana. Aktifitas untuk menunjang baik
buruknya suatu sistem dan komponen elektronika umunya dilakukan dua kegiatan antara lain
: kegiatan terencana dan tidak dapat terduga. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang
bersifat teratur atau rutin merupakan kegiatan yang dapat direncanakan. Sedangkan kegiatan
tak terduga bisa terjadi misalnya karena kerusakan alat akibat kecelakaan baik pengaruh dari
factor lingkungan atau orang yang mengoperasikan. Namun demikian, hal-hal semacam ini
harus dapat diantisipasi. Minimal diketahui apa yang harus dilakukan ketika terdapat gejala
kerusakan tak terduga seperti itu.
Catu Daya(power supply) adalah bagian dari setiap perangkat elektronika yang
berfungsi sebagai sumber tenaga. Catudaya sebagai sumber tenaga dapat berasal dari ;
baterai , accu , solar cell dan adaptor. Komponen ini akan mencatu tegangan sesuai
dengan tegangan yang diperlukan oleh rangkaian elektronika.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa itu catu daya (power supply) teregulasi linier ?
2) Apa itu catu daya (power supply) switching ?
3) Bagaimana pelacakan kerusakan dan gejala kerusakan catu daya (power supply)
switching ?
4) Bagaimana tindakan pencegahan dalam perawatan power supply ?

1.3 Tujuan
1) Memahami penjelasan tentang catu daya (power supply) teregulasi linier
2) Memahami penjelasan tentang catu daya (power supply) switching
3) Mengetahui pelacakan kerusakan pada catu daya (power supply) dan gejala yang
terjadi
4) Mengetahui cara pencegahan dalam perawatan power supply

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Catu daya (power supply) Teregulasi Linear


Kita telah mengetahui bahwa hampir setiap sistem ataupun peralatan elektronika
memakai rangkaian catu daya (power supply) di dalamnya dan sangat bervariasi
rangkaiannya, tetapi mempunyai dasar yang sama. Dari diagnosis kesalahan yang ditemukan
pada umumnya terletak di bagian catu daya (power supply), oleh karena itu sangat penting
untuk mempelajari lebih dahulu berbagai macam jenis catu daya (power supply). Catu daya
(power supply) digunakan untuk mengoperasikan sistem atau instrumen, dapat berupa
baterai tetapi pada umumnya memakai sumber daya utama arus bolak-balik satu fasa yang
dirubah menjadi suatu tegangan searah yang stabil.

 Ada dua metoda pokok yang digunakan meregulasi dan menstabilkan


tegangan searah (dc), yaitu:
● Regulator seri linier: digunakan untuk kebutuhan daya yang sederhana / kecil
● Switching Mode Power Unit (SMPU) : untuk keperluan daya yang
besar (lihat gambar 2.1)

Sistem switching lebih efisien karena menghantarkan sedikit panas dan mengambil tempat
yang kecil, bila dibandingkan dengan regulator linier yang konvensional.

Gambar 2.1 Contoh Regulator Switching Untuk Komputer

3
1. Regulator Seri Linier
Regulator seri linier adalah suatu rangkaian yang umumnya digunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan daya medium dan sekalipun rangkaian hanya sederhana, sudah
mampu untuk memberikan daya guna yang lebih baik. untuk contoh catu daya (power
supply) teregulasi beban dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 Contoh Catu daya (power supply) Teregulasi

Dibawah ini adalah table yang menunjukkan beberapa kerusakan dan gejala yang terjadi pada
sebuah catu daya (power supply) teregulasi.

Table 2.1 Kerusakan umum pada catu daya (power supply) teregulasi

4
Gambar 2.3 Salah satu model catu daya (power supply) computer

2.2 Catu daya (power supply) Switching (Switching Mode Power Unit / SMPU)
Sistem catu daya (power supply) disaklar dan regulator mode tersaklar digunakan karena
mempunyai efisiensi yang tinggi. Perkembangan yang pesat selama beberapa tahun terakhir
ini menunjukan adanya produksi catu daya (power supply) dengan efisiensi maksimum dan
bentuknya kecil serta ringan.

2.3 Pelacakan Kerusakan dan Gejala Kerusakan SMPU


Sebelum memperbaiki suatu peralatan yang rusak khususnya untuk Switching Power
Supply, ada beberapa langkah yang bisa membantu dalam proses perbaikan, yaitu:
1. Mengamati gejala kerusakan yang terjadi
2. Menganalisa kerusakan atau memperkirakan bagian/blok mana yang
rusak karena gejala tersebut
3. Lakukan pengetesan pada bagian yang anda curigai atau lakukan pengetesan
sistematis bila anda kurang yakin bagian mana yang rusak.

Dalam pelacakan kerusakan sistematis pada Switching Power Supply sebaiknya pengetesan
dimulai dari input jala-jala sampai bagian primer rangkaian penyaklar karena umumnya
kerusakan banyak terjadi di bagian tersebut. Bila pada bagian primer semua komponen sudah
dites baik, begitu pula besarnya tegangan pada masing-masing kapasitor filter perata DC
sudah normal ± 150 V, maka langkah berikutnya adalah melakukan pengetesan ke bagian
sekunder yaitu driver PWM dan rangkaian IC PWM baik pengetesan tegangan catunya
atau pengetesan komponen secara pasif. Pengetesan pada penyearah output dan penguat
kesalahan adalah yang terakhir karena pada bagian ini jarang terjadi kerusakan kecuali bila
catu daya (power supply)nya sudah berumur tua bisa terjadi kerusakan pada kapasitor
penyearah jeleknya/putusnya solderan ke komponen atau konektor atau diode penyearah yang
rusak.

5
A. Gejala kerusakan dan penyebabnya sebagai berikut :
1. Catu daya (power supply) mati total
Kemungkinan penyebabnya :
a. Pada blok filter RFI (Radio Frequency Interference):
Ada kapasitor hubung singkat sehingga fuse/sikring putus
b. Pada blok Penyearah :
- Dioda yang putus atau hubung singkat
- Kapasitor filter hubung singkat
- NTC (pembatas arus sentakan) putus
c. Pada Blok Penyaklar :
- Transistor saklar rusak (hubung singkat atau putus)
- Resistor pemicu basis transistor terbuka
- Dioda terbuka atau hubung singkat
d. Pada blok Isolasi :
Untuk trafo pengisolasi jarang terjadi
e. Pada blok penyearah output :
Dioda terbuka dan kapasitor hubung singkat
f. Pada blok PWM :
IC-nya rusak atau komponen penunjangnya rusak.
2. Tegangan Catu daya (power supply) Turun
Penyebabnya :
Hanya sepotong pulsa switching yang diproses. Ini akibat dari salah satu transistor
penyaklar baik transistor utama atau driver yang tidak bekerja atau mungkin dari
jalur pulsanya putus
3. Gejala kerusakan lain yang bisa terjadi penyebabnya adalah :
Hubungan kabel yang pendek, rangkaian kotor dengan debu, konektor yang kotor, dan
saklar yang jelek.

B. Penyebab kerusakan pada power supply antara lain (selain power supply itu dalam
keadaan panas) :
1. Kelebihan beban
2. Tegangan masuk yang tidak stabil
3. Sistem grounding yang buruk

6
C. Ada tiga cara untuk menguji kerusakan pada power supply yaitu :
1. secara manual menggunakan multimeter
2. menggunakan power supply tester untuk melakukan tes PSU otomatis.
3. Tes manual dengan menghubungkan ujung kabel output tertentu.

Keterangan warna kabel pada power supply dan output tegangannya :


Merah : menunjukkan Voltase +5V
Putih : untuk menunjukkan voltase -5V
Hitam : Ground (0V)
Kuning : untuk voltase +12V
Biru : untuk -12V
Ungu : +5V (stand by)
Oranye : untuk +3,,3V
Hijau : DC ON
Coklat : sense (pemberi tanda ke motherboard computer)

D. Jika power supply sudah dikatakan rusak, maka ada beberapa langkah atau cara untuk
memperbaiki power supply yang rusak, diantaranya :
1. Lepaskan kotak power supply dari cassing agar memudahkan memeriksa
rangkaian elektronik. Dan pastikan power supply tidak terhubung dengan
peragkat lain.
2. Periksa fisik komponen elektronik, apakah dalam keadaan bagus semua atau ada
yang terbakar.

7
3. Bersihkan bekas lem yang ada pada rangkaian power supply untuk memeriksa
koneksi kabel dengan board.
4. Periksa FUSE pada masukkan AC 220V dari sumber listrik luar, lepaskan FUSE
dari socket dan ukur hubungan kawat pengamannya dengan multimeter pada
posisi jarum X1 ohm meter. Dan pastikan multimeter telah terkalibrasi. Apabila
jarum menunjukkan nilai tak terhingga berarti Fuse dalam keadaan putus dan
harus diganti.
5. Apabila FUSE dalam keadaan bagus maka periksa transistorapa power switching
2SC3039 yang bertugas sebagai kendali catu daya (power supply) secara PWM.
Periksa kegagalan transistor menggunakan multimeter.
6. Apabila transistor dalam keadaan baik juga, langkah selanjutnya adalah
pemeriksaan dioda bridge, pastikan dioda tidak bocor dan tidak terhubung
singkat. Apabila hal itu terjadi, arus listrik AC ikut masuk switching dan
melumpuhkan powersupply secara keseluruhan.
7. Dan seterusnya periksa komponen-komponen yang ada pada rangkaian, pastikan
rangkaian dalam keadaan bagus dan masih bekerja pada batas-batas spesifikasi.

E. Power Supply Troubleshooting!


1. Metode Sederhana.
2. Metode Pengamatan.
3. Menggunakan Metode Pengukuran Nila dan Polaritas Komponen.
4. Menggunakan Metode Pengukuran Tegangan.

2.4 Tindakan yang harus dilakukan untuk perawatan power supply

Beberapa cara dapat dilakukan agarpower supply dapat bertahan lebih lama. Diantara
adalah :

1. Meletakkan power supply pada lingkungan yang tidak keras


2. Power supply lebih baik tidak diletakkan pada lingkungan yang lembab dan banyak
getaran.
3. Menggunakan power supply sesuai dengan prosedur
4. Tidak menggunakan power supply terus menerus
5. Jangan menggunakan power supply lebih dari kemampuan

8
6. Lakukan pengecekan berkala pada komponen-komponen yang ada pada rangkaian
power supply
7. Pengecekan berkala ditujukan agar identifikasi kegagalan dapat diketahui lebih awal
sebelum kegagalan yang lebih parah dan total.
8. Perlakukan power supply dengan baik

9
BAB III
KESIMPULAN
Kegagalan yang terjadi pada power supply rata-rata dikarenakan pengguanan yang tidak
sesuai prosedur. Namun lebih dari itu kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada power
supply diantara adalah
1. Power supply mati total
2. Tegangan catu daya (power supply) turun
3. Timbul karena gejala kerusakan lain
Penyebab dari masalah tersebut kebanyakan adalah karena faktor komponen yang sudah
tidak bekerja pada batas-batas spesifikasi.
Metode pelacakan kegagalan pada power supply ada 3, yaitu :
1. secara manual menggunakan multimeter
2. menggunakan power supply tester untukmelakukan tes PSU otomatis
3. Tes manual dengan menghubungkan ujung kabel output tertentu
Apabila power supply sudah dipastikan rusak maka hal pertama yang harus dilakukan
pemeriksaan secara berturut mulai dari fisik komponen sampai pemeriksaan komponen-
komponen yang dicurigai rusak menggunakan multimeter.
Beberapa cara yang harus dilakukan agar power supply dapat bertahan lebih lama
1. Meletakkan power supply pada lingkungan yang tidak keras
2. Menggunakan power supply sesuai dengan prosedur
3. Tidak menggunakan power supply terus menerus
4. Jangan menggunakan power supply lebih dari kemampuan
5. Lakukan pengecekan berkala pada komponen-komponen yang ada pada rangkaian
power supply
6. Lakukan pengecekan berkala pada komponen-komponen yang ada pada rangkaian
power supply
7. Pengecekan berkala ditujukan agar identifikasi kegagalan dapat diketahui lebih awal
sebelum kegagalan yang lebih parah dan total.
8. Pengecekan berkala ditujukan agar identifikasi kegagalan dapat diketahui lebih awal
sebelum kegagalan yang lebih parah dan total.
9. Perlakukan power supply dengan baik

10
Daftar Pustaka

Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung. Diakses pada tanggal 21
Nobember 2014.

Herry.2014. Cara Memperbaiki Power Supply Yang Rusak. Diakses pada tanggal 21
November 2014.
https://www.academia.edu/7581265/Cara_Memperbaiki_Power_Supply_
Yang_Rusak

http://agussale.com/tes-kerusakan-power-supply-unit. Diakses pada tanggal 21 November


2014.

Handayani, Peni.2008. Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Elektronika Jilid 2 :


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

http://storage.jak-stik.ac.id/students/paper/penulisan%20ilmiah/20402272/BAB%20II.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai