Anda di halaman 1dari 5

28 Penentuan Kadar Kolesterol ..

(Laila Khamsatul M)

PENENTUAN KADAR KOLESTEROL DENGAN METODE


KROMATOGRAFI GAS

Laila Khamsatul Muharrami


Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian
Korespondensi : Jl. Raya telang PO BOX 2 Kamal-Bangkalan, Email: laila@trunojoyo.ac.id

ABSTRACT

The methods for quantitative determination of cholesterol in foods by chromatography


determination Two types of lipid classes including free cholesterol and cholesterol ester exist in
food. Total cholesterol is measured after chemical hydrolysis of cholesterol esters to free
cholesterolPrior to instrumental analysis, cholesterol is extracted from the food sample and
saponified. The amount of the food sample depends on the cholesterol content; a sample
containing ∼1 mg of cholesterol is required for lipid extraction. Saponification hydrolyzes the
carboxyl group attached to carbon in cholesterol and yields only free cholesterol in
unsaponifiable matter. The unsaponifiable matter can be extracted by n-hexane, diethyl ether,
or petroleum ether. In the present protocol, unsaponifiable matter is extracted using n-hexane.
This protocol requires prior knowledge of GC methodologies and adherence to instructions
from the instrument’s manufacturer.
Key words: cholesterol, foods, capillary gas chromatography

PENDAHULUAN Kadar kolesterol total yang dianggap


Kolesterol merupakan salah satu ideal adalah dibawah 200 mg/dL. (General
komponen susu yang terdapat dalam lapisan hospital Singapore). Perhatian terhadap
tipis lemak susu. Sebagian besar lemak di kolesterol dimulai sejak adanya pendapat
dalam tubuh dan makanan terdapat dalam tentang kaitan antara konsumsi kolesterol dan
bentuk trigliserida, yang dapat berbentuk insiden penyakit jantung koroner. Hal ini
lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak menekankan akan pentingnya penentuan
jenuh terutama ditemui dalam makanan kolesterol pada makanan hewani, termasuk
berasal dari hewan meliputi mentega, daging daging, telur, susu dan produk-produk
berlemak, organ-organ tubuh, dan susu lainnya. Timbulnya konsensus pembatasan
berlemak sedangkan dari bahan makanan kolesterol ikut memperbaiki peraturan
nabati tertentu seperti santan, minyak kelapa , kesehatan yang dihasilkan dalam pedoman
dan minyak kelapa sawit. Lemak tak jenuh baru pengadaan makanan yang khusus
dijumpai dalam bahan makanan dari membutuhkan kolesterol.
tumbuhan macam minyak tumbuhan selain Oleh karena itu, penentuan kadar
minyak kelapa dan kelapa sawit, alpukat, dan kolesterol dalam makanan menjadi penting.
makanan nabati lainnya. Kolesterol dalam Beberapa metode yang digunakan untuk
jumlah yang sedikit pada tubuh diperlukan menentukan kadar kolesetrol antara lain
untuk proses-proses tertentu bagi Kromatografi Gas, HPLC dan enzimatic
kelangsungan hidup. Akan tetapi, kalau measurenment.
jumlahnya berlebihan maka kolesterol akan Penentuan kolesterol dalam makanan
membuat darah menjadi lebih kental, lebih dengan metoda kromatografi gas lebih banyak
berlemak sehingga mengancam bagi disukai karena metodanya yang cukup
kelancaran peredaran darah apalagi jika sudah sederhana. Kolesterol merupakan fraksi lemak
menempel di dinding pembuluh darah atau yang tidak tersabunkan. Metode kromatografi
mengendap membuat sumbatan pada gas memerlukan preparasi sebelum analisis
pembuluh darah kecil. yang meliputi : ekstraksi lipida total,
menguapkan pelarut yang digunakan,
AGROINTEK Volume 5, No. 1 Maret 2011 29

saponifikasi alkalis dari lipida, ekstarksi dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian
senyawa tak tersaponifikasi dengan pelarut luar dan jaringan syaraf. Mula-mula kolesterol
organik, menguapkan pelarut yang dipakai, diisolasi dari batu empedu karena kolesterol
derivatisasi senyawa tak tersaponifikasi ini merupakan komponen utama batu empedu
dianalisis dengan kromatografi. Metode lain tersebut. Kolesterol dapat larut dalam pelarut
yang lebih singkat adalah dengan mengadakan lemak, misalnya heksana, eter, kloroform,
saponifikasi langsung dari sample kemudian benzene dan alkohol panas. Kolesterol akan
diteruskan dengan ekstraksi media alkali mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak
tersebut dengan pelarut organik dan berwarna, tidak terasa, tidak berbau dan
penentuan dengan kromatografi gas. Review mempunyai titik lebur 150o-151oC. Endapan
ini bertujuan untuk melaporkan penentuan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh
kadar kolesterol dengan netode kromatografi darah dapat menyebabkan penyempitan
gas. pembuluh darah karena dinding pembuluh
darah menjadi lebih tebal. Hal ini
HASIL DAN PEMBAHASAN mengakibatkan berkurangnya kelenturan
pembuluh darah sehingga aliran darah
Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu sterol yang terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini
penting dan banyak terdapat di alam. jantung harus mempompa darah lebih keras
Koleterol terdapat pada hampir semua sel (Poedjiadi, 1994).
hewan dan manusia. Pada tubuh manusia Perhatian terhadap kolesterol dimulai
kolesterol terdapat dalam darah, empedu, sejak adanya pendapat tentang kaitan antara
kelenjar adrenal bagian luar dan jaringan konsumsi kolesterol dan insiden penyakit
syaraf. Mula-mula kolesterol diisolasi dari jantung koroner. Hal ini menekankan akan
batu empedu karena kolesterol ini merupakan pentingnya penentuan kolesterol pada
komponen utama batu empedu tersebut. makanan hewani, termasuk daging, telur, susu
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak dan produk-produk lainnya. Timbulnya
misalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol konsensus pembatasan kolesterol ikut
panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi memperbaiki peraturan kesehatan yang
tinggi kolesterol mengkristal dalam bentuk dihasilkan dalam pedoman baru pengadaan
kristal yang tidak berwarna, tidak terasa, tidak makanan yang khusus membutuhkan
berbau dan mempunyai titik lebur 150o- kolesterol. Oleh karena itu, penentuan kadar
151oC. Endapan kolesterol apabila terdapat kolesterol dalam makanan menjadi penting.
dalam pembuluh darah dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah karena dinding Saponofikasi
pembuluh darah menjadi lebih tebal. Hal ini Metode kuantitatif penentuan kadar kolesterol
mengakibatkan berkurangnya kelenturan makanan yang diadopsi dari AOAC, 1996
pembuluh darah sehingga aliran darah ;Punwar, 1976 diantaranya adalah ekstraksi
terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini lipid, saponifikasi, ekstraksi dari zat yang
jantung harus mempompa darah lebih keras tidak tersaponifikasi dengan benzena dan
Kolesterol dalam jumlah yang sedikit kromatografi gas 5a-kolestana sebagai standar
pada tubuh diperlukan untuk proses-proses internal.
tertentu bagi kelangsungan hidup. Akan Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis a
tetapi, kalau jumlahnya berlebihan maka sam lemak oleh adanya basa lemah.
kolesterol akan membuat darah menjadi lebih Saponifikasi tidak hanya menghasilkan
kental, lebih berlemak sehingga mengancam kolesterol akan tetapi juga pengotor lain dari
bagi kelancaran peredaran darah apalagi jika asam lemak. Meskipun pada kenyataannya
sudah menempel di dinding pembuluh darah lipid dalam sampel sudah diekstraksi terlebih
atau mengendap membuat sumbatan pada dahulu. Van Elswyk et al. (1991)
pembuluh darah kecil. Kadar kolesterol total menyimpulkan bahwa metode saponifikasi
yang dianggap ideal adalah dibawah 200 langsung adalah metode yang paling akurat
mg/dL. (General hospital Singapore) untuk menghasilkan kolesterol bebas.
Kolesterol dalam tubuh manusia terdapat Pernyataan ini diawali dengan penelitian
Adam et al yang menggunakan metode
30 Penentuan Kadar Kolesterol .. (Laila Khamsatul M)

saponifikasi langsung dengan KOH-etanol memperoleh recoveri yang cukup seperti yang
dan metode ini dapat mengeliminasi ekstraksi dilakukan oleh Patton et al. (1990) dan Al-
lipid. Dalam penelitian yang dilakukan Hasani et al. (1990, 1993). Fenomena ini
menunjukkan bahwa saponifikasi langsung dapat terjadi karena heksana merupakan
lebih efisien dibandingkan dengan metode pelarut yang sangat rendah polaritasnya.
yang lain. Teknik saponifikasi ini dapat Pada penelitian D.J. Fletouris et al,
dilakukan dengan penambahan KOH dalam juga menggunakan metode ekstraksi heksana
air atau alkohol. Pada penelitian ini ganda dengan penambahan air sebagai
menunjukkan bahwa saponifikasi yang langkah awalnya. Keefisienan heksana dengan
menggunakan larutan KOH dalam air dengan ada atau tidak adanya air diuji dengan
penambahan etanol lebih efektif percobaan yaitu dengan menambahkan
menghilangkan semua pengotor (asam lemak) sejumlah variasi air yang berbeda Hasilnya
dalam bentuk busa yang dapat dipisahkan menunjukkan bahwa ketika tanpa
selama ekstraksi dan purifikasi. penambahan air, keefisienan heksana rendah
Walaupun hasil kromatogram sedangkan ekstraksi kedua dapat
menunjukkan masih terdapat peak asam meningkatkan persen recovery kolesterol
lemak bebas akan tetapi yang menarik adalah
tidak ada overlap pada peak kolesterol dan 5a-
KG (Kromatografi Gas)
kolestana hal ini dapat disimpulkan bahwa
Kromatografi berasal dari kata chroma
penggunaan larutan saponifikasi
(warna) dan graphein (penulisan) merupakan
KOH/metanol bersama eter dapat
suatu teknik pemisahan fisik karena
mengeliminasi gangguan asam lemak untuk
memanfaatkan perbedaan yang kecil sifat-sifat
mengekstrak kolesterol.
fisik dari komponen-komponen yang akan
Ekstraksi dipisahkan. Istilah penulisan warna sudah
Pembersihan hasil kromatogram tidak hanya tidak tepat lagi karena pemisahan dengan
disebabkan oleh saponifikasi akan tetapi juga kromatografi dapat dipakai untuk memisahkan
ekstraksi dan purifikasi. Kolesterol dengan komponen-komponen yang tidak berwarna.
polaritas rendah dalam campuran yang Kromatografi adalah pemisahan fisik suatu
tersaponifikasi harus diekstraksi dengan campuran zat-zat kimia berdasarkan pada
pelarut yang dapat bercampur baik dalam perbedaan migrasi dari masing-masing
suasana air-etanol dan menciptakan fase komponen campuran yang terpisah pada fase
homogen dalam ekstraksi. Penelitian yang diam dibawah pengaruh fase gerak.
lain untuk mengekstraksi kolesterol adalah Kromatografi gas (KG) adalah suatu cara
dengan menggunakan eter (Hwang et al., untuk memisahkan campuran dengan
2003) atau heksana Fenton, 1992; Fenton and mengalirkan arus gas melalui fase diam (H.M
Sim, 1991). Penggunaan eter sebagai pelarut Mc nair, 1988).
dapat menghasilkan peroksida yang dapat Metode kromatografi yang digunakan
menyebabkan degradasi sterol (Fenton, 1992). ada dua cara yaitu cara tradisional dengan
Indyk (1990) and Fenton and Sim (1991). derivatisasi dan modern tanpa derivatisasi.
Sehingga ekstraksi kolesterol yang dapat Derivatisasi sterol dianalisis dengan detektor
dilakukan adalah dengan menggunakan flame ionisasi. Pada derivatisasi sterol, kolom
heksana dimana berdasarkan laporan GC dilapisi dengan golongan silanol aktif
menunjukkan bahwa hasilnya cukup akurat. pada permukaan yang terbuat dari silika yang
Hal ini karena heksana merupakan pelarut dapat mencegah adsorpsi analit yang tidak
yang baik untuk kolesterol. Heksana tidak dapat dideritivikasi sehingga gangguan
berbahaya dibandingkan dengan pelarut- puncak tidak dapat teramati. Meskipun
pelarut yang lain dan tidak membentuk puncak beberapa asam lemak metil ester
emulsi sebagai toluen serta tidak membentuk masih ada dalam kromatogram, tetapi tidak
peroksida yang dapat menurunkan kadar nampak pada saat pemisahan atau
kolesterol dan tidak larut sempurna dalam air. kontaminasi pada kolom kapiler, elusi hanya
Ekstraksi tersebut dilakukan dengan terjadi pada bidang pelarut. Pemisahan
menggunakan ekstraksi heksana ganda untuk kromatografi kolesterol tanpa derivatisasi
AGROINTEK Volume 5, No. 1 Maret 2011 31

TMS eter sudah diteliti dan didokumentasi disebut parameter validasi. Parameter metode
akhir-akhir ini karena perkembangan analisis terdiri dari :
teknologi kromatografi gas kapiler dengan a. Selektivitas dan Spesifitas
resolusi tinggi(Fenton, 1992; Wu et al., Selektivitas diartikan sebagai
1997;Hwang et al., 2003; Thompson and kemampuan suatu metode analisis untuk
Merola, 1993;Al-Hasani et al., 1993). memberi tanggap detector terhadap
Penelitian ini menunjukkan bahwa kolesterol komponen-komponen kimia secara terpisah
tidak membutuhkan untuk dirubah menjadi sedangkan spesifitas diartikan sebagai
lebih volatil dan hasilnya dapat dibandingkan kemampuan suatu metode analisis untuk
dengan teknik derivatisasi tradisional. memberi tanggap detector hanya terhadap
suatu analat.
Kalibrasi
b. Kecermatan (Presisi)
Kalibrasi standard internal dan
Kecermatan atau presisi diartikan
eksternal telah direkomendasikan untuk
sebagai perbedaan dari hasil penentuan
analisis kolesterol. Teknik standard internal
berulang kali (2-10 kali) dengan protokol atau
dapat meminimalkan pengaruh berbagai
prosedur analisis yang diikuti ketat secara
macam error analit termasuk fluktuasi ukuran
sama. Kecermatan dapat dinyatakan dengan
sample yang mana timbal baliknya adalah
Coeffient of Variation (CV) dan Relative
senyawa yang digunakan sebagai standar
Standard Deviation (RSD) sebagai berikut :
internal mempunyai sifat kimia yang sama
dengan analit. Senyawa 5-kolesten yang
RSD = (s/x)x1000ppt
sering digunakan sebagai standar internal
CV = (s/x) x 100%
dalam analisis kolesterol adalah alkana yang
mempunyai sifat kimia dan fisika seperti
Dimana s adalah simpangan baku dan
kolesterol sehingga kegunaannya sebagai
x merupakan hasil penentuan rata-rata. Untuk
standar internal sangat dibutuhkan.
harga RSD < 20 ppt atau CV < 2% dapat
Selanjutnya, ketidaktentuan pengukuran area
dikatakan metode tersebut memiliki presisi
standar internal sendiri dapat meningkatkan
yang bagus.
presisi eror analisis dibandingkan pengukuran
dengan kalibrasi teknik standar eksternal
c. Ketepatan (Accuracy)
karena muncul dua puncak pada pengukuran
Ketepatan (akurasi) adalah
lebih dari satu.
keterdekatan hasil penentuan metode analisis
Persamaan garis yang diperoleh sudah
dengan harga sebenarnya. Indikasi yang
memadai untuk memperoleh target analisa
paling umum untuk menyatakan “High
yang dapat dipercaya. Berdasarkan penelitian
Accuracy” adalah persen perolehan kembali
D. J. Fletouris, 1998, kalibrasi standard
(% recovery ) yang dinyatakan :
eksternal lebih baik karena dapat mengurangi
manipulasi dan menekan biaya analisis.
%recovery = Xt/Xi x 100%
Validasi Metode Analisis
Validasi menurut Badan Standarisasi Akurasi dapat juga dinyatakan dalam absolute
Nasional Indonesia adalah konfirmasi melalui Error ( AE) atau Relative Error (RE) sebagai
pengujian dan pengadaan bukti yang objektif berikut :
bahwa persyaratan tertentu untuk maksud
khusus dipenuhi. Definisi validasi metode AE = Xi-Xt
sendiri adalah proses terdokumentasi yang RE = [(Xi-Xt)] x 100%
menjamin bahwa pelaksanaannya dapat juga
diartikan sebagai rangkaian seri percobaan Dimana Xi adalah harga atau kadar
tertentu untuk memastikan bahwa metode rata-rata yang didapat dan Xi adalah harga
analisis yang akan dipakai telah sahih atau kadar yang sebenarnya. Persen atau kadar
memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah yang sebenarnya. Persen recovery 80%-120%
ditentukan. Rangkaian seri percobaan yang sudah dikatakan memadai untuk analisis
dipakai untuk memvalidasi metode analisis
32 Penentuan Kadar Kolesterol .. (Laila Khamsatul M)

cuplikan biologis atau bioanalisis (Mulja, Journal of Food Composition and


Muhammad, 1997). Analysis 16, 169–178.
Naeemi, E. D., N. Ahmad, T. K. Al-Sharrah,
KESIMPULAN and M. Behbahani.1995. Rapid and
Metode kromatografi gas merupakan simple method for determination of
metode sederhana dan mempunyai tingkat cholesterol in processed food. J.
keakurasian yang baik untuk penentuan AOAC Int. Vol.78. Hal.1522–1525.
kolesterol dalam makanan Patton, G.M., Fasulo, J.M., Robins, S.J., 1990.
Analysis of lipids by high
DAFTAR PUSTAKA performance liquid hromatography:
Adams, M.L., Sullivan, D.M., Smith, R.L., part I. Journal of Nutritional
Richter, E.F. 1986. Evaluation of Biochemistry. Vol. 1 (9). Hal. 493–
direct saponification method for 500.
determination of cholesterol in meats. Punwar, J.K., 1975. Gas–liquid
Journal of Association of Official chromatographic determination of
Analytical Chemists Vol. 69. Hal. total cholesterol in multi-component
844–846. foods. Journal of Association of
Al-Hasani, S.M., Shabany, H., Hlavac, J. Official Analytical Chemists 58 (4),
1990. Rapid determination of 804–810.
cholesterol in selected frozen foods. Punwar, J.K., 1976. Collaborative study for
Journal of Association of Official the comparison of two methods for the
Analytical Chemists. Vol. 73 (5). Hal. determination of total cholesterol in
817–820. multi-component foods. Journal of
Al-Hasani, S.M., Hlavac, J., Carpenter, M.W., Association of Official Analytical
1993. Rapid determination of Chemists 59 (1),46–50.
cholesterol in single and multi- Sastrohamidjojo Hardjono. (1991).
component prepared foods. Journal of Kromatografi. Edisi Kedua. Cetakan
AOAC International 74 (4), 902–906. Pertama. Universitas Gadjah mada.
Fenton, M., and J. S. Sim. 1991. Yogyakarta.
Determination of egg yolk cholesterol Soedigno Soekeni. 1977. Cara Statistika
content by on-column capillary gas Kimia. Cetakan Kesembilan. Penerbit
chromatography.J. Chromatogr. ITB. Bandung.
Vol.540. Hal:323–329. Van Elswyk, M.E., Schake, L.S., Hargis, P.S.
Hwang, B.S., Wang, J.T., Choong, Y.M. 1991. Research note: evaluation of
2003. A simplified method for the two extraction methods for the
quantification of total cholesterol in determination of egg yolk cholesterol.
lipids using gas chromatography. Poultry Science. Vol.70. Hal. 1258–
1260.

Anda mungkin juga menyukai