Anda di halaman 1dari 39

Logika Matematika/Kelas X

Kata “logika” dalam kehidupan sehari-hari biasanya


kita artikan “menurut akal”, seperti kalau orang berkata:
“Pasukan yang terdepan dalam peperangan logikanya
akan terbunuh lebih awal”. Akan tetapi logika menurut
istilah adalah suatu metode atau teknik yang digunakan
untuk meneliti ketepatan penalaran. Sedangkan penalaran
erat sekali artinya dengan penyimpulan, argumen dan
pembuktian.
Aritoteles (384-322) adalah seorang filsuf yang
mengembangkan logika pada jaman Yunani kuno. Pada
waktu itu logikanya dikenal dengan logika tradisional.
Sesuai dengan perkembangan dan perbedaan pendekatan dalam menafsirkan tugas dan
sifat dasar logika, sehingga timbul aliran-aliran (mazhab) yang didukung oleh logikawan-
logikawan tertentu. Seperti logika metafisis dipelopori oleh Frederich Hegel (1770-1831),
logika epistemologis dipelopori oleh Francis Herbert Bradley (1846-1924), logika pragmatis
dipelopori oleh John Dewey sampai aliran logika simbolis yang dipelopori oleh Leibniz,
Boole dan De Morgan.
Demikianlah logika Tradisional telah dikembangkan dengan menggunakan metode-metode
matematika menjadi logika modern yang disebut logika simbolis. Logika simbolis ini
merupakan logika formal yang semata-mata menelaah bentuk dan bukan isi dari apa yang
dibicarakan.
Mengapa kita perlu mempelajari logika matematika ?. Tujuan kita mempelajari logika
matematika adalah untuk mengembangkan daya nalar, sehingga diharapkan dalam menarik
kesimpulan dapat dilakukan dengan argumen dan pembuktian yang tepat. Sebagai contoh,
perhatikan cerita dibawah ini:

“Dua orang ayah dan dua orang anak akan berlibur


dari Jakarta ke Garut dengan mengendarai sebuah
kendaraan. Mereka ingin semuanya dapat naik
dalam satu kendaraan tersebut dan pergi bersama-
sama. Sayangnya kendaraan tersebut maksimal
hanya dapat dinaiki oleh 3 orang saja. Tetapi pada
kenyataannya mereka dapat pergi bersama-sama
dengan hanya mengendarai satu kendaraan saja,
bagai mana mungkin ?”

1
Logika Matematika/Kelas X
5.1 MENGGUNAKAN NILAI KEBENARAN PERNYATAAN MAJEMUK DAN IMPLIKASI
DALAM PEMECAHAN MASALAH

A. PERNYATAAN DAN KALIMAT TERBUKA.


A.1. PERNYATAAN.
Pada pelajaran bahasa Indonesia telah kita pelajari istilah “kalimat”, yaitu: “Rangkaian
kata-kata yang mengandung arti”. Sedangkan kalimat yang dapat ditentukan nilai benar dan
salahnya disebut pernyataan atau kalimat deklaratif.
Definisi: Pernyataan (statement) adalah suatu kalimat yang bernilai benar saja atau
salah saja, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Contoh-contoh pernyataan:
1. 2 x 3 = 5
2. Paris ibu kota Indonesia
a
3. log (x+y) = alog x + alog y
4. Ayam berkaki seribu
5. Sin 300 = ¼
6. 8 adalah bilangan genap
7. x2 + 1 = 0 mempunyai akar-akar yang tidak real
8. 1010 > 100
9. Jumlah sudut suatu segi tiga adalah 1800
10.  0 = 0
Dari 10 contoh diatas:
- pernyataan-pernyataan 1 sampai 5 adalah pernyataan yang bernilai salah.
- Pernyataan-pernyataan 6 sampai 10 adalah pernyataan yang bernilai benar.
Contoh-contoh bukan pernyataan:
1. Kemana ibu pergi?
2. Pergi !
3. Semoga lekas sembuh.
4. Jangan membuang sampah sembarangan.
5. Sampai jumpa… .

A.2. PERNYATAAN FAKTUAL.


Jika untuk menentukan kebenaran suatu pernyataan diperlukan observasi atau
penyelidikan terlebih dahulu, maka pernyataan yang demikian disebut pernyataan faktual.
Contoh-contoh pernyataan faktual:
1. Jumlah rambut Ani adalah 2000 helai
2. Butir pasir dilaut sebanyak satu milyard
3. Cecep lebih tinggi dari Ahmad.
4. Kucing itu berjalan pincang.
5. Jakarta lebih jauh dari Surabaya.

2
Logika Matematika/Kelas X
A.3. INGKARAN SUATU PERNYATAAN.
Untuk mempermudah pemberian penilaian terhadap suatu pernyataan, digunakan
lambang sebagai pengganti kalimat. Biasanya lambang yang digunakan adalah huruf kecil,
seperti p, q, r, s, t, … dan seterusnya.
Contoh.
p: Hari ini hari senin.
q: Tinggi badan Ani kurang dari 170 cm.
r: Nilai log 100 = 5
Perhatikan pernyataan: “Hari ini hari senin” adakalanya kita ingin mengingkari
pernyataan tersebut, sehingga kita mengatakan “Hari ini bukan hari senin” atau “Tidak benar
bahwa hari ini hari senin”. Jika pernyataan “Hari ini hari senin” merupakan pernyataan yang
bernilai benar, maka pernyataan “Hari ini bukan hari senin” merupakan pernyataan yang
bernilai salah atau sebaliknya.
Definisi: Ingkaran suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang bernilai benar jika
pernyataan semula bernilai salah atau sebaliknya. Ingkaran pernyataan p
ditulis p atau p (dibaca, “bukan p” atau “tidak p”)
Tabel kebenaran untuk ingkaran
p p
Keterangan:
B S B = Pernyataan bernilai benar
S B S = Pernyataan bernilai salah
Contoh:
1. Jika p : Matahari terbit dari timur (B)
maka p : Tidak benar bahwa matahari terbit dari timur. (S)
atau p : Matahari tidak terbit dari timur. (S)
2. Jika q : Kilogram adalah satuan berat (B)
maka q : Tidak benar bahwa Kilogram adalah satuan berat. (S)
atau q : Kilogram adalah bukan satuan berat. (S)
3. Jika r : Anwar lebih tinggi dari Farid
maka r : Tidak benar bahwa Anwar lebih tinggi dari Farid
atau r : Anwar tidak lebih tinggi dari Farid

A.4 KALIMAT TERBUKA.


Perhatikan kalimat “x adalah bilangan ganjil kurang dari 5” dengan semesta
pembicaraan S anggota bilangan Asli. Kalimat tersebut bukan merupakan pernyataan sebab
mengandung variabel dan belum dapat ditentukan nilai kebenarannya. Lambang “x” disebut
variabel dan untuk mengubah kalimat tersebut agar menjadi suatu pernyataan, x dapat
diganti oleh suatu konstanta yang sesuai dengan semesta pembicaraan. Kalimat “x adalah
bilangan ganjil kurang dari 5” disebut kalimat terbuka dan akan menjadi pernyataan yang
bernilai benar jika x diganti oleh konstanta 1 atau 3. Untuk selanjutnya 1 atau 3 disebut
penyelesaian dari kalimat terbuka “x adalah bilangan ganjil kurang dari 5”.

3
Logika Matematika/Kelas X
Definisi : Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung suatu variabel dan jika
variabel tersebut diganti dengan suatu konstanta dengan semesta yang
sesuai maka kalimat tersebut menjadi suatu pernyataan.
Contoh .
Dengan mengembil himpunan bilangan cacah sebagai semesta pembicaraan, tentukan
penyelesaian dari:
1. x  4
2. x2 – x – 6 = 0
3. x bilangan prima kurang dari 5
jawab:
1. x = {0,1,2,3,4}
2. x2 – x – 6 = 0
(x-3)(x+2) = 0
x = 3 atau x = -2
himpunan penyelesaiannya adalah x = {3} karena x = -2 tidak masuk dalam anggota
semesta pembicaraan.
3. x = {2,3}

LATIHAN 1
1. Diantara kalimat-kalimat dibawah ini, manakah yang merupakan pernyataan, bukan
pernyataan dan pernyataan faktual.
a. 3 adalah bilangan prima.
b. Sin x + Cos x = 1
c. Log x hanya akan mempunyai nilai untuk x < 0
d. Ani lebih tinggi dari Sari
e. Inya Allah pasti berhasil
2. Tentukan kebenaran masing-masing pernyataan dibawah ini
a. log 0 = 0
b. 24
c. sin x = 1 – cos2x
d. 13725 habis dibagi 3
e.  adalah bilangan rasional
3. Tuliskan ingkaran dari masing-masing pernyataan dibawah ini!
a. Matahari beredar mengelilingi Bumi. d. X + Y = 5
b. Umur Anita tidak lebih dari 30 tahun. e. P > q
c. 111 adalah bilangan prima.

4
Logika Matematika/Kelas X
4. Pada semesta pembicaraan S = semua x anggota bilangan genap positif, tentukan
penyelesaian dari kalimat terbuka dibawah ini agar menjadi pernyataan yang bernilai
banar.
a. x2 – 8x = 0
2
b. log x < 2log 7
c. 3 - 2x = 7
d. x3  4
e. x adalah bilangan kelipatan tiga yang kurang dari 12
5. Tuliskan 3 contoh pernyataan faktual dan berikan alasannya.

B. PERNYATAAN MAJEMUK.
Dari beberapa pernyataan tunggal (sederhana) kita dapat membuat pernyataan baru
dengan menggunakan kata hubung matematika, antara lain:
“atau” dilambangkan dengan 
“dan” dilambangkan dengan 
”jika … maka … ” dilambangkan dengan 
“jika dan hanya jika” dilambangkan dengan 
Pernyataan baru tersebut disebut pernyataan majemuk.

B.1. DISJUNGSI.
Dua pernyataan tunggal yang menggunakan kata hubung “atau” merupakan
pernyataan majemuk yang disebut disjungsi dari pernyataan-pernyataan semula.
Perhatikan pernyataan:
1. Fatimah bertubuh kurus atau Fatimah berkacamata.
2. Ahmad masih hidup atau Ahmad sudah mati.
Pernyataan pertama, “Fatimah bertubuh kurus atau Fatimah berkacamata.” mungkin saja
terjadi “Fatimah bertubuh kurus” juga “Fatimah berkacamata” keduanya sama-sama benar.
Disjungsi semacam ini disebut disjungsi inklusif.
Pada pernyataan kedua, “Ahmad masih hidup atau Ahmad sudah mati” tidak mungkin terjadi
“Ahmad masih hidup” juga “Ahmad sudah mati” keduanya sekaligus benar. Disjungsi yang
semacam ini disebut disjungsi eksklusif.
Disjungsi inklusif dari dua pernyataan p dan q ditulis p  q dan disjungsi eksklusif
dari dua pernyataan p dan q ditulis p  q dan dibaca “p atau q”. Pernyataan p  q disebut
juga penyataan disjungtif.

Definisi: Disjungsi Inklusif dua pernyataan p dan q bernilai benar apabila paling
sedikit satu pernyataanya bernilai benar, selain itu bernilai salah.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dibuat table kebenaran Disjungsi inklusif sebagai
berikut:

5
Logika Matematika/Kelas X
p q pq
B B B
B S B
S B B
S S S

Definisi: Disjungsi Eksklusif dua pernyataan p dan q bernilai benar apabila hanya
satu dari pernyataan tersebut bernilai benar, selain itu bernilai salah.

Berdasarkan definisi Disjungsi Ekslusif diatas, maka dapat dibuat tabel kebenaran disjungsi
Ekslusif sebagai berikut:
p q pq
B B S
B S B
S B B
S S S

Catatan:
- Untuk menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk tidak diperlukan
adanya hubungan sebab akibat antara pernyataan tunggal yang satu dengan
pernyataan tunggal yang lain, tetapi cukup ditentukan oleh kebenaran masing-masing
pernyataan tunggal dan kata hubung yang dipakainya.
- Selanjutnya didalam buku ini apabila disebut disjungsi, maka disjungsi yang
dimaksud adalah disjungsi inklusif.
Contoh:
1. p : 2+2=4 (B)
q : Ayam berkaki dua (B)
pq : 2 + 2 = 4 atau ayam berkaki dua (B)
2. p : 2 + 2 = 4 (B)
q : Ayam tidak berkaki dua (S)
p  q : 2 + 2 = 4 atau ayam tidak berkaki dua (B)
3. p : 2 + 2  4 (S)
q : Ayam berkaki dua (B)
p  q : 2 + 2  4 atau ayam berkaki dua (B)
4. p : 2 + 2  4 (S)
q : Ayam tidak berkaki dua (S)
p  q : 2 + 2  4 atau ayam tidak berkaki dua (S)
Untuk mudah diingat, disjungsi akan bernilai salah apabila kedua pernyataan komponennya
bernilai salah selain itu bernilai benar.

6
Logika Matematika/Kelas X

LATIHAN 2
1. Tentukan pernyataan-pernyataan tunggal dari pernyataan majemuk berikut !
a. Ani atau Andi adalah adik Nita.
b. Andi seorang mahasiswa atau seorang karyawan
c. 138 habis dibagi 2 atau 3
d. Dua bidang sejajar atau berpotongan
e. WNI berumur lebih dari 17 tahun atau telah menikah dapat ikut Pemilu.
2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut!
a. Matahari terbit dari timur atau kambing berkaki sepuluh.
b. 10 kelipatan 2 atau 5.
c. 5 kurang dari atau sama dengan 6
d. log 10 sama dengan 1 atau 0
cos 
e. sec  = sin  atau tg  =
sin 
3. Jika p : Bombom bertubuh gemuk
Dan q : Ali lebih tinggi dari Bombom
Tulislah pernyataan-pernyataan dibawah ini !
a. p f. p  q
b. q g. (p  q)
c. pq h. (p)
d. p  q i. (p  q)
e. p  q j. (p  q)
4. Tentukan apakah disjungsi berikut merupakan disjungsi inklusif atau disjungsi
eksklusif.
a. Aisah lahir di Jakarta atau di Bandung.
b. 2 bilangan genap atau bilangan positif.
c. KTP itu ditanda tangani atau dicap jempol.
d. Segitiga ABC sama kaki atau siku-siku.
e. 2 kurang dari 3 atau lebih dari 3.
5. Tentukan x, untuk x R agar disjungsi dibawah ini bernilai benar.
a. x2 = 9 atau 9 < 3.
b. x = 3 atau x  3.
c. x < 3 atau x > 3.
d. 2x + 1  5 atau x2 – 4x < 0
e. x3 – x2 = 0 atau 1 adalah bilangan ganjil

B.2. KONJUNGSI.

7
Logika Matematika/Kelas X
Dua buah pernyataan tunggal yang dihubungkan dengan kata hubung “dan” disebut
konjungsi dari dua pernyataan-pernyataan tersebut. Kata hubung “dan” dilambangkan
dengan “ “. Konjungsi p dan q ditulis p  q dibaca “p dan q”. Pernyataan pq disebut juga
pernyataan konjungtif.
Kita mengetahui bahwa siswa SMU diwajibkan menggunakan seragam sekolah yaitu
memakai baju putih dan bercelana abu-abu. Dalam peraturannya tertulis ”siswa wajib
memakai baju putih dan celana abu-abu”. Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat tunggal,
yaitu “siswa wajib memakai baju putih” dan “siswa wajib memakai celana abu-abu”. Siswa
disebut benar apabila memakai baju putih juga memakai celana abu-abu, apabila ada salah
satu saja yang tidak dipenuhi maka siswa tersebut dapat disalahkan.
Definisi : Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya apabila kedua
pernyataan komponennya bernilai benar, selain itu salah.

Berdasarkan definisi konjungsi diatas, maka dapat dibuat tabel kebenaran konjungsi
sebagai berikut:
p q pq
B B B
B S S
S B S
S S S

Contoh:
1. p : 3 adalah bilangan prima. (B)
q : 3 adalah faktor dari 6. (B)
p  q : 3 adalah bilangan prima dan faktor dari 6. (B)
2. p : 3 adalah bilangan prima. (B)
r : 3 + 2 = 6. (S)
p  r : 3 adalah bilangan prima dan 3 + 2 = 6. (S)
3. s : Garut ibu kota Indonesia. (S)
t : 5 > 2. (B)
s  t : Garut ibu kota Indonesia dan 5 > 2. (S)
4. m : log 100 = 10. (S)
n : 2 x 3 = 5. (S)
m n : log 100 = 10 dan 2 x 3 = 5. (S)
Perlu diketahui bahwa:
- kata hubung “dan” kadang ditulis dalam bentuk lain, seperti: tetapi, walaupun, yang
juga, sedangkan, meskipun, padahal, … dan sebagainya.
- Simbol  dapat digunakan untuk mendefinisikan irisan dari dua himpunan A  B =
{x / xA  xB }
Contoh.

8
Logika Matematika/Kelas X
1. Wanita itu cantik tetapi pemarah.
2. Kemarin Andi datang walaupun sakit.
3. 6 habis dibagi 3 padahal 3 tidak habis dibagi 6.
4. Ahmad tetap hadir meskipun tidak diundang.
5. Wati rajin membaca sedangkan Ani tidak.

LATIHAN 3
1. Diketahui p pernyataan “hari ini hujan” dan q pernyataan “rumah-rumah terendam
air”. Tentukanlah kalimat sesederhana mungkin yang menyatakan pernyataan
berikut:
a. p b. (p) c. p  q d. (p  q) e. (p 
q)
2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan konjungtif dibawah ini!
a. 9 bilangan rasional dan Jakarta ibu kota Indonesia
b. 2+2 = 4 dan kucing berkaki empat
1
c. sin 300 = 2 dan Tg 10 = 45
2
d. log 6 = 3 dan log 1 = 0
e. 2 > 3 dan 1100 > 210
3. Nilai kebenaran dari pernyataan p ditulis (p). Jika (p) = B, (q) = S , manakah dari
pernyataan-pernyataan majemuk berikut ini yang bernilai benar.
a. pq f. pq
b. pq g. pq
c. pq h. (pq)
d. (pq) i. (pq)
e. (pq) j. (pq)  q
4. Dengan melengkapi tabel dibawah ini buktikan bahwa (p  q)  p  q
p q p q pq (pq) pq
B B
B S
S B
S S
Terbukti ekuivalen jika urutan kebenaran dari (p  q) sama dengan urutan
kebenaran dari p  q.
5. Jika p: Amir siswa SMA dan q: Amir pandai matematika. Tuliskan pernyataan-
pernyataan berikut dalam bentuk lambing.
a. Amir siswa SMA dan pandai matematika.
b. Amir siswa SMA dan tidak pandai matematika.
c. Tidak benar bahwa Amir siswa SMA dan pandai matematika.

9
Logika Matematika/Kelas X
d. Amir bukan siswa SMA dan pandai matematika.
e. Tidak benar bahwa Amir bukan siswa SMA dan pandai matematika.

B.3. IMPLIKASI.
Perhatikan pernyataan : “Jika ia seorang haji maka ia beragama islam”. Pernyatan
tersebut menunjukkan jika kita tahu bahwa ia seorang haji, maka kita tahu pula bahwa ia
pasti beragama islam. Untuk menunjukkan bahwa seseorang beragama islam adalah cukup
dengan menunjukkan bahwa ia seorang haji, atau “ia seorang haji” adalah syarat cukup
untuk ia beragama islam. Sedangkan “ia beragama islam” disebut syarat perlu untuk “ia
seorang haji”. Pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung “ jika … maka …”
disebut implikasi dan dilambangkan dengan “ “.
p  q dibaca: (i) jika p maka q
(ii) p hanya jika q
(iii) q jika p
Dari implikasi p  q , pernyataan p disebut antesenden atau hipotesis dan q disebut
konsekuen atau konklusi.
Definisi: Implikasi p  q bernilai salah hanya apabila antesenden (p) bernilai benar
dan konsekuen (q) bernilai salah, selain itu p  q bernilai benar.
Definisi tersebut dapat dinyatakan dalam tabel berikut:
p q pq
B B B
B S S
S B B
S S B
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menentukan kebenaran suatu
pernyataan majemuk tidak diperlukan adanya hubungan sebab akibat, tetapi cukup dilihat
kebenaran masing-masing pernyataan dan kata hubung yang dipakainya.
Contoh:
1. p : Matahari terbit dari timur. (B)
q : 2+2 = 4 (B)
p  q : Jika matahari terbit dari timur maka 2+2 = 4. (B)
2. r : Hari ini kiamat. (S)
s : Laki-laki dapat melahirkan. (S)
r  s : Jika hari ini kiamat maka laki-laki dapat melahirkan. (B)
3. u : 2 x 5 = 10. (B)
v : 25 = 25. (S)
uv : Jika 2 x 5 = 10 maka 25 = 25. (S)
4. m : 2 bilangan ganjil. (S)
n : 2 faktor dari 8. (B)
m  n : Jika 2 bilangan ganjil maka 2 faktor dari 8. (B)

10
Logika Matematika/Kelas X
Dari tabel diatas juga terlihat bahwa implikasi bernilai benar jika:
- antesenden bernilai salah.
- Konsekuen bernilai benar.
Contoh:
Tentukan x  R sehingga pernyataan dibawah ini menjadi pernyataan yang bernilai benar!
1. jika 2x + 3 = 15 maka 6 adalah bilangan ganjil.
2. jika hari ini hujan maka x2 – 4x = 0.
Jawab:
1. agar pernyataan tersebut menjadi benar, maka cukup antesenden “2x + 3 = 15”
bernilai salah sehingga 2x + 3  15
2x  12
x6
penyelesaiannya {x / x  6 ; x  R }
2. Agar pernyataan tersebut menjadi benar, maka cukup konklusi “x 2 – 4x = 0” bernilai
benar. Sehingga:
x2 – 4x = 0
x(x-4) = 0
x=0 atau x=4
Penyelesaiannya { x/ x=0 atau x=4 ; x  R }
Sekarang kita akan membicarakan implikasi dua kalimat terbuka p(x)q(x) untuk
p(x) dan q(x) yang keduanya mempunyai hubungan. Antesenden dari p(x)q(x) yaitu p(x)
dianggap benar dalam semesta pembicaraannya, sehingga p(x)q(x) menjadi pernyataan
bernilai benar apabila semua x anggota p(x) mengakibatkan konklusi yaitu q(x) menjadi
benar.
Contoh:
Untuk x  Real. Tentukan kebenaran dari masing-masing pernyataan dibawah ini!
1. x < 5  2x < 10 .
2. x2 = 25  x = 5 .
Jawab:
1. (Benar). Karena untuk semua x  R yang kurang dari 5 jika dikalikan 2 menghasilkan
bilangan real yang kurang dari 10.
2. (Salah). Karena ada x  R dimana x  5 yaitu x = - 5 jika dikuadratkan hasilnya 25.

LATIHAN 4
1. Diketahui p : Pelajaran Matematika menyenagkan.
q : Murid-murid menggemari matematika.
Tulislah pernyataan-pernyataan dibawah ini!
a. pq c..  (p  q) e.  p  q
b. pq d.  (p  q)

11
Logika Matematika/Kelas X
2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut!
a. Jika 135 habis dibagi 3 maka 351 habis dibagi 3.
b. Jika 2+3 = 6 maka 2x3 = 5.
c. Jika 2 bilangan genap maka 4 bilangan ganjil.
d. Jika 210 = 100 maka log 100 = 2
e. Jika matahari terbit dari barat maka hari ini kiamat.
3. Untuk x  Bilangan Asli. Tentukan kebanaran dari pernyataan dibawah ini!
a. Jika x = 2 maka x3- x2 – x = 2
b. Jika x2 – 10x = 0 maka x = 10
c. Jika x = 10 maka log x = 2
d. Jika x bilangan prima maka x habis dibagi 1 dan habis dibagi x.
e. Jika x bilangan ganjil maka x2 bilangan genap.
4. Nilai kebenaran dari pernyataan p ditulis (p). Jika (p) = B, (q) = S dan (s) = B,
manakah dari pernyataan-pernyataan majemuk berikut ini yang bernilai benar.
a. pq f. (p  q)  s
b. pq g. (pq)  s
c. pq h. (p  q) (q  p)
d. (pq) i. (pq)  s
e. (pq) j. (pq)  q
5. Untuk x  Real, tentukan x agar kalimat majemuk dibawah ini menjadi benar!
a. Jika 2>1 maka 2x + 3 = 7
b. Jika 4x2 = 6 maka 3x = 9
c. Jika x2 –4 = 0 maka x = 3
d. Jika x = 4 maka 4 bilangan rasional
e. Jika log 8 = 3 maka log x = 2

B.4. BIIMPLIKASI.
Jika implikasi pq bernilai benar dan qp juga bernilai benar atau pq bernilai salah
dan qp juga bernilai salah, maka implikasi yang demikian disebut Biimplikasi atau
bikondisional, ditulis “pq” dibaca “p jika dan hanya jika q” .
Definisi: Pernyataan bikondisional bernilai benar hanya jika komponen-
komponennya bernilai sama.

Berdasarkan definisi diatas, dapat dibuat tabel kebenaran seperti dibawah ini:
p q pq
B B B

12
Logika Matematika/Kelas X
B S S
S B S
S S B
Contoh:
1. p : 2+3 = 5 (B)
q : 2<3 (B)
p  q: 2+3 = 5 jika dan hanya jika 2 < 3. (B)
2. p : Matahari terbit dari barat (S)
q : Hari ini kiamat (S)
p  q: Matahari terbit dari barat jika dan hanya jika Hari ini kiamat (B)
3. p : Laki-laki dapat melahirkan anak. (S)
q : Ayam berkaki dua. (B)
p  q: Laki-laki dapat melahirkan anak jika dan hanya jika ayam berkaki dua. (S)

LATIHAN 5
1. Diketahui p : Jakarta Ibu Kota Indonesia
q : Jakarta pusat pemerintahan.
Tulislah pernyataan-pernyataan dibawah ini!
a. p  q d.  (p  q)
b.  p  q e.  p  q
c.  (p  q)
2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut!
a. Panjang sisi suatu segi empat adalah sama jika dan hanya jika segi empat
adalah p.
b. Kambing adalah binatang buas jika dan hanya jika burung termasuk binatang
amphibi.
c. 23 = 8 jika dan hanya jika 2log 3 = 8
d. Garis a sejajar dengan garis b jika dan hanya jika koefisien arah garis a
sama dengan koefisien arah garis b.
e. Periode grafik y=sin x adalah 1800 jika dan hanya jika sin 300 = 1.
3. Diantara implikasi berikut ini, manakah yang dapat dijadikan ekuivalensi/biimplikasi
a. Jika dua segitiga mempunyai sudut-sudut yang sama, maka sisi yang sesuai
sebanding.
b. Jika suatu bilangan berakhir dengan nol, maka bilangan tersebut habis dibagi
lima.
c. Jika a=b maka a+c=b+c, a,b,c B.
d. Jika a2 = b2 + c2 maka segitiga ABC siku-siku di A.
e. Jika alog b = c maka b = ac.
4. Tentukan nilai x sehingga kalimat berikut menjadi pernyataan yang bernilai benar.

13
Logika Matematika/Kelas X
a. x2 – 4x + 3 = 0 jika dan hanya jika 2x = 4.
b. X2 – 5x = 0 jika dan hanya jika x < 1.
c. x < 4 jika dan hanya jika x  2 < 2.
d. X2  0 jika dan hanya jika x2 – x – 6 < 0.
e. X2 < -3 jika dan hanya jika x > 5.
5. Berikan lima bi implikasi yang bernilai benar.

C. INGKARAN PERNYATAAN MAJEMUK.

C.1. INGKARAN SUATU DISJUNGSI.


Ingkaran dari pernyataan p V q dibaca “p atau q” adalah  (p V q) dan dibaca
“tidak benar bahwa p atau q”. Perhatikan contoh berikut:
Diketahui p : Ani berumur 17 tahun
q : Ani telah menikah
maka p V q : Ani berumur 17 tahun atau telah menikah.
 (p V q) : Tidak benar bahwa Ani berumur 17 tahun atau telah menikah.
p V q : Ani tidak berumur 17 tahun atau belum menikah.
Dapat disebutkan bahwa ingkaran dari kalimat ” Ani berumur 17 tahun atau telah menikah”
adalah “Tidak benar bahwa Ani berumur 17 tahun atau telah menikah”.
Perlu diperhatikan bahwa kalimat “Tidak benar bahwa Ani berumur 17 tahun atau
telah menikah” bukan berarti “Ani tidak berumur 17 tahun atau belum menikah”. Hal
ini dapat kita lihat dalam table kebenaran berikut.
p q p q pq  (pq) p  q
B B S S B S S
B S S B B S B
S B B S B S B
S S B B S B B

 (pq)  p  q

C.2. INGKARAN SUATU KONJUNGSI.


Ingkaran dari pernyataan p  q dibaca “p dan q” adalah  (p  q) dan dibaca
“tidak benar bahwa p dan q”. Perhatikan contoh berikut:
Diketahui p : 7 lebih dari 5. (B)
q : 7 adalah bilangan prima. (B)
maka p  q : 7 lebih dari 5 dan 7 adalah bilangan prima. (B)
 (p  q) : Tidak benar bahwa 7 lebih dari 5 dan 7 adalah bilangan prima. (S)
Dapat disebutkan bahwa ingkaran dari kalimat “7 lebih dari 5 dan 7 adalah bilangan prima”
adalah “tidak benar bahwa 7 lebih dari 5 dan 7 adalah bilangan prima”.

14
Logika Matematika/Kelas X
Ingkaran pernyataan konjungtif dapat menggunakan pernyataan disjungtif, begitu pula
sebaliknya. Perhatikan tabel dibawah ini:
p q p q pq (pq) p q
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B

 (p  q)  p  q

p q p q pq (pq) p q


B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B

 (p  q)  p  q

Berdasarkan tabel kebenaran diatas dapat diketahui bahwa:


1. Ingkaran dari “p dan q” ekuivalen dengan “bukan p atau bukan q”
2. Ingkaran dari “p atau q” ekuivalen dengan “bukan p dan bukan q”

Contoh:
1. Tentukan ingkaran pernyataan-pernyataan dibawah ini kedalam pernyataan disjungtif:
a. Aminah gadis pendiam dan pintar
b. 2+2 = 5 dan 3  5
c. Segitiga ABC siku-siku dan dua sisinya sama panjang
2. Tuliskan ingkaran pernyataan-pernyataan dibawah ini kedalam pernyataan konjungtif:
a. Gajah berkaki lima atau tidak berbelalai
b. Dua bidang sejajar atau berpotongan
c. X = 5 atau x < 2

Jawab:
1. a. Aminah bukan gadis pendiam atau tidak pintar
b. 2+2  5 atau 3 < 5
c. Segitiga ABC tidak siku-siku atau dua sisinya tidak sama panjang
2. a. Gajah tidak berkaki lima dan berbelalai
b. Dua bidang tidak sejajar dan tidak berpotongan
c. X  5 dan x  2

15
Logika Matematika/Kelas X
C.3. INGKARAN SUATU IMPLIKASI.
Ingkaran dari pernyataan “p  q” adalah “ (p  q)” dibaca “tidak benar bahwa jika p
maka q”. Untuk selanjutnya, karena  (p  q)  p  q maka ingkaran dari “p  q” dapat
dinyatakan pula sebagi “ p  q”.
Perhatikan tabel dibawah ini:
p q q pq (pq) pq
B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B B S S
Terlihat bahwa
 (p  q)  p  q
Contoh:
Tulislah ingkaran dari pernyataan-pernyataan dibawah ini!
1. Jika bernapas maka mati .
2. Jika berpuasa maka boleh makan disiang hari.
3. p  q

Jawab:
1. - Tidak benar bahwa jika bernafas maka mati.
atau
- Bernafas dan tidak mati.
2. - tidak benar bahwa jika puasa maka boleh makan disiang hari
atau
- puasa dan tidak boleh makan disiang hari.
3.  (p  q)  p   (q)  p  q

LATIHAN 6
1. Tulislah ingkaran dari masing-masing kalimat dibawah ini!
a. Matematika pelajaran menyenangkan atau sejarah pelajaran yang sukar.
b. Ayam berkaki sepuluh atau sapi bermata delapan.
c. Ani lebih tinggi dari Yanti atau Yanti lebihkurus dari Ani
d. X = 8 atau x anggota bilangan ganjil.
e. Y = x2 – 4 grafiknya tidak memotong sumbu x atu puncaknya diatas sumbu x.
2. Tulislah ingkaran dari masing-masing pernyataan dibawah ini!
a. Ahmad bertubuh kurus serta berwajah jelek
b. Hari ini hari senin tetapi Fatimah tidak berpuasa
c. Saya tidak takut dan tidak marah
d. Tidak benar bahwa manusia hidup senang walaupun serba kekurangan

16
Logika Matematika/Kelas X
e. 10 > loq 10 dan 10 < 1010
3. Tulislah ingkaran dari masing-masing pernyataan dibawah ini!
a. Jika hari hujan maka penduduk kelaparan.
b. Jika m2 = 9 maka m = 3.
c. Jika ABCD persegi panjang maka maka AB tegak lurus AC.
d. Jika n < 3 maka n2 < 9
e. Jika PH < 7 maka larutan asam.
4. Tulislah ingkaran dari masing-masing pernyataan dibawah ini!
a. Jika Ali dan Burhan pergi maka suasana menjadi sepi.
b. Jika x=2 atau x=3 akar-akar persamaan kuadrat maka x2 = 4.
c. Tidak benar bahwa jika saya berpuasa maka saya berkata bohong.
d. 4 bukan bilangan prima dan bukan bilangan ganjil.
e. Jika x bilangan ganjil maka x2 < 0 dan 2x bilangan prima.
5. Dengan menggunakan table kebenaran, buktikan bahwa pernyataan dibawah ini
ekuivalen.
a. (p  q)  p  q
b. (p  q)  p  q
c. (p  q)  p  q
d. [(p  q)  r]  (p  q)  r
e. [(p  q)  q]  p  q

D. KONVERS, INVERS, KONTRAPOSISI DAN INGKARANNYA


D.1. KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI.

Dari implikasi p  q dapat disusun pernyataan implikasi baru dengan pola sebagai
berikut:
(i). qp disebut konvers dari pq
(ii)  p  q disebut invers dari pq
(iii) q  p disebut kontraposisi dari pq

Definisi: Konvers dari implikasi p  q adalah qp


Invers dari implikasi p  q adalah p  q
Kontraposisi dari implikasi p  q adalah q  p

Contoh:
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi
1. “Jika haji maka beragama islam”
2. Jika mati maka tidak bernapas
3. Jika x = 2 maka x < 5
Jawab:

17
Logika Matematika/Kelas X
1. a.. Konversnya : “Jika beragama islam maka haji”
b. Inversnya : “Jika bukan haji maka tidak beragama islam”
c. Kontraposisinya : “Jika tidak beragama islam maka bukan haji”
2. a. Konversnya : Jika tidak bernapas maka mati
b. Inversnya : Jika tidak mati maka bernapas
c. Kontraposisinya : Jika bernapas maka tidak mati
3. a. Konversnya : Jika x < 5 maka x = 2
b. Inversnya : Jika x  2 maka x  5
c. Kontraposisinya : Jika x  5 maka x  2
Hubungan antara implikasi, konvers, invers dan kontraposisi dapat ditunjukkan dengan
skema dibawah ini.

pq Konvers q  p

Invers

p  q q  p

D.2. INGKARAN DARI KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI.


Seperti telah kita pelajari bahwa ingkaran dari p  q adalah p  q karena telah kita
buktikan bahwa (p  q)  p  q dan untuk perubahan yang lainnya dapatlah kita melihat
pola-pola dibawah ini:
 (p  q)  p  q
 (p  q)  p  q
 (p  q)  p  (q)  p  q
 (q  p)  q  p
 (q  p)  q p
Untuk selanjutnya dapat kita sebutkan bahwa:
- Ingkaran konvers dari implikasi (p  q) adalah  (q  p)  q  p  p  q
- Ingkaran invers dari implikasi (p  q) adalah  (p  q)  p  q
- Ingkaran kotraposisi dari implikasi (p  q) adalah  (q  p)  q p  p q
Contoh:
1. Ingkaran konvers dari pernyataan “Jika dicubit maka sakit” adalah “tidak dicubit dan
sakit”
2. Ingkaran invers dari pernyataan “Jika berbohong maka disiksa” adalah “tidak
berbohong dan disiksa”
3. Ingkaran kontraposisi dari pernyataan “Jika malas maka berhasil” adalah “malas dan
tidak berhasil”

18
Logika Matematika/Kelas X

LATIHAN 7
1. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan dibawah ini.
a. p  q f. p  (q  r)
b. p  q g. p  (q  r)
c. p  q h. (p  q)  (r  s)
d. (p  q)  r i. (p  q)  (s  r)
e. (p  q)  r j. p  (p  q)
2. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan dibawah ini dengan
terlebih dahulu mengubahnya kedalam pernyataan implikasi.
a. p  q d. (p  q)
b. p  q e. (p  q)
c. p  q
3. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan dibawah ini.
a. Jika hari hujan maka para siswa diliburkan
b. Jika Ahmad rajin belajar maka ia akan pintar
c. Jika Ani sudah baligh dan tidak berhalangan maka wajib sholat
d. Fatimah gadis cantik dan tidak sombong
e. Tidak benar bahwa Soleh tidak mengerjakan PR atau malas
4. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan dibawah ini.
a. Jika x>5 maka x2 > 25

b. Jika 0<a<b maka 1


a
 1
b

c. Jika x2 – 4x + 3 = 0 maka x=1 atau x=3


d. x=3 hanya jika 2log 8 = x
b
e. Jika x1 dan x2 adalah akar-akar dari ax2+bx+c=0 maka x1+x2= a

5. Tentukan Ingkaran konvers, ingkaran invers dan ingkaran kontraposisi dari masing-
masing pernyataan dibawah ini.
a. Jika pelajar terlibat perkelahian maka tidak diluluskan.
b. Jika musim panen tiba maka semua petani bersukaria.
c. Ani akan pergi hanya jika fatimah ikut.
d. Jika dua garis berpotongan maka mempunyai satu titik potong.
e. Jika  x  < a maka –a < x < a.

D.3. NILAI KEBENARAN KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI.

19
Logika Matematika/Kelas X
Perhatikan pernyataan “Jika ia seorang haji maka ia beragama islam” adalah
pernyataan yang bernilai benar, tetapi bukan berarti “Jika ia beragama islam maka ia seorang
haji” atau “Jika ia bukan seorang haji maka ia tidak beragama islam”.Dapat diyakinkan bahwa
“jika ia seorang haji maka ia beragama islam” berarti pula bahwa “Jika ia tidak beragama
islam maka ia bukan seorang haji”.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel kebenaran dibawah ini:

Implikasi Konversdari Invers dari Kontra posisi dari

p q p q pq pq pq


pq qp p  q q  p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Dari tabel diatas terlihat bahwa implikasi ekuivalen dengan kontraposisinya. Ditulis:
p  q  q  p
q  p  p  q
Hal diatas menunjukkan bahwa “jika p maka q” dapat diartikan bahwa “jika bukan q maka
bukan p”.
Contoh:
Tentukan pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan-pernyataan dibawah ini.
1. Jika musim kemarau maka daun-daun berguguran.
2. Jika tak kenal maka tak sayang.
3. Jika 2+3 = 15 maka manusia menemukan formula baru.
4. Jika dua bidang berpotongan maka hasil perpotongannya berupa garis.
5. Jika (x-1)2 – 4 = 0 maka x = -1 atau x = 3.
Jawab:
1. Jika daun-daun tidak berguguran maka bukan musim kemarau.
2. Jika saying maka kenal.
3. Jika manusia tidak menemukan formula baru maka 2 + 3  15.
4. Jika hasil perpotongannya tidak berupa garis maka dua bidang tidak berpotongan.
5. Jika x  -1 dan x  3 maka (x-1)2 – 4  0
untuk jawaban soal no 5 perlu diingat bahwa  (p  q)  p  q

Karena implikasi ekuivalen dengan kontraposisinya maka mudah dipahami bahwa


kontraposisi akan bernilai benar jika implikasi asalnya bernilai benar begitu juga kontra posisi
akan bernilai salah jika implikasi awalnya bernilai salah. Jika implikasi bernilai benar maka
belum dapat dipastikan apakah konvers maupun invers bernilai benar.
Contoh:

20
Logika Matematika/Kelas X
Diketahui pernyataan: “Jika Fatimah tersenyum maka bunga tumbuh mekar” adalah
pernyataan bernilai benar, maka Kontraposisinya yaitu: “Jika bunga tidak tumbuh mekar
maka Fatimah tidak tersenyum” adalah pernyataan yang bernilai benar pula.

LATIHAN 8
1. Tentukan pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan-pernyataan dibawah ini.
a. Jika tanggal 1 syawal maka haram berpuasa.
b. Jika saya lulus ujian maka saya akan tunangan.
c. Jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka celaka.
d. Jika Aisah dan Ali bermusuhan maka terjadi perang.
e. Jika hari hujan maka pak Ahmad membawa payung atau jas hujan.
2. Tentukan pernyataan yang ekuivalan dengan pernyataan dibawah ini.
a. p  q d. p  (q  r)
b. p  q e. (s  p)  (q  r)
c. p  (q  r)
3. Tentukan pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan:
a. jika 0<a<b maka log a < log b.
b. Jika f(x) = f(x+p) maka f fungsi periodik.
c. Jika salah satu sudut segitiga ABC adalah 900 maka maka jumlah dua sudut
yang lainnya adalah 900.
d. Jika a < b dan c < 0 maka ac > bc.
e. Jika alog b = m maka alog bm = m2.

E. KUANTOR UNIVERSAL DAN EKSISTENSIAL


Ada dua cara untuk mengubah suatu kalimat terbuka menjadi suatu pernyataan, yaitu:
1. mengganti variable pada kalimat tersebut dengan suatu konstanta.
2. Menggunakan kuantor
Ada dua jenis kuantor, yaitu:
a. kuantor universal (umum) yang dilambangkan dengan “” dibaca ”untuk semua” atau
“untuk tiap-tiap”
b. kuantor eksistensial (khusus) yang dilambangkan dengan “” dibaca “ada” atau
“beberapa”.
Perhatikan pernyataan “Semua siswa SMU 1 pintar matematika”. Pernyataan ini
mengandung arti bahwa tiap-tiap siswa yang merupakan warga SMU 1 adalah siswa yang
pintar matematika, dalam arti tidak ada satupun siswa SMU 1 yang tidak pintar matematika.
Bandingkan dengan pernyataan “ beberapa siswa SMU 1 pintar matematika”. Pernyataan ini
mengandung arti bahwa dari semua siswa warga SMU 1 ada yang pintar matematika ada
pula yang tidak pintar matematika.

21
Logika Matematika/Kelas X
E.1. KUANTOR UNIVERSAL.
Jika p(x) adalah fungsi proposional pada suatu himpunan S (himpunan S adalah
semesta pembicaraannya) maka:
(x  S) p(x) adalah suatu pernyataan yang dapat dibaca:
atau  “untuk setiap x anggota S, p(x) merupakan pernyataan yang
x,p(x)  benar”
atau
 atau
x p(x) “untuk semua x berlaku p(x).

Nilai kebenaran pernyataan berkuantor universal dapat ditentukan sebagai berikut:


i. (x  S) p(x) bernilai salah jika dapat ditemukan minimal satu nilai
xS yang membuat p(x) bernilai salah.
ii. (x  S) p(x) bernilai benar jika tidak dapat ditemukan nilai xS
yang membuat p(x) bernilai salah.
Contoh:
1. p(x) = x pasti mati
p(yang bernyawa) = yang bernyawa pasti mati
x p(x) = Semua yang bernyawa pasti mati. Pernyataan ini bernilai benar sebab
tidak ada satupun yang bernyawa tidak akan mati.
2. ( xReal) (x2 > 0). Pernyataan ini bernilai salah sebab ada x = 0 anggota bilangan
Real yang yang apabila dikuadratkan tidak lebih dari nol.
3. “Setiap manusia punya telinga”. Pernyataan ini bernilai benar sebab tidak ada
satupun manusia yang tidak punya telinga.

E.2. KUANTOR EKSISTENSIAL.


Jika p(x) adalah fungsi proposional pada suatu himpunan S (himpunan S adalah semesta
pembicaraannya) maka:
( xS) p(x) Adalah suatu pernyataan yang dapat dibaca:
atau  “ada x anggota S, p(x) merupakan pernyataan yang benar”
x,p(x)  atau
atau  “beberapa x berlaku p(x).
x p(x)
Nilai kebenaran pernyataan berkuantor existensial dapat ditentukan sebagai berikut:
i. ( x  S) p(x) bernilai salah jika tidak dapat ditentukan nilai xS
yang membuat p(x) menjadi benar.
ii. ( xS) p(x) bernilai benar jika terdapat minimal satu saja xS yang
membuat p(x) menjadi benar.
Contoh:
1. p(x) = x gemar matematika
p( siswa ) = siswa gemar matematika
x p(x) = beberapa siswa gemar matematika. Pernyataan ini bernilai benar jika ada
minimal satu siswa saja yang gemar matematika.

22
Logika Matematika/Kelas X
2. ( xAsli ) (x + 5 < 3). Pernyataan ini bernilai salah sebab tidak ada satupun nilai x
anggaota bilangan asli yang membuat x + 5 < 3 menjadi benar.
3. ( xCacah) ( x2 + 4x = 0 ). Pernyataan ini bernilai benar sebab ada x anggaota
bilangan cacah yang membuat x2 + 4x = 0 menjadi benar.

F. INGKARAN SUATU PERNYATAAN BERKUANTOR.


Telah kita ketahui bahwa ingkaran (negasi) dari suatu pernyataan adalah pernyataan
yang bernilai salah jika pernyatan awalnya bernilai benar atau sebaliknya. Ingkaran dari
pernyataan p dilambangkan dengan ~p.

Contoh:
1. p : Semua binatang berkaki empat. (salah)
~p : Tidak benar bahwa semua binatang berkaki empat. (benar)
atau
~p : Ada binatang yang tidak berkaki empat. (benar)
2. q : Beberapa orang memiliki jenggot. (benar)
~q : Tidak benar bahwa beberapa orang memiliki jenggot. (salah)
atau
~q : Semua orang tidak memiliki jenggot. (salah)

Dari contoh-contoh diatas terlihat bahwa ingkaran dari pernyataan berkuantor universal dapat
dinyatakan kedalam pernyataan berkuantor existensial atau sebaliknya. Pernyataan-
pernyataan diatas dapat ditulis:

~[ x p(x)]  x [~ p(x)] dan ~[  x p(x) ]  x [~p(x)]

Contoh:
Tentukan ingkaran (negasi) dari pernyataan berkuantor dibawah ini:
1. Semua pohon memiliki daun
2. Ada siswa yang suka mencuri.
3. ( xReal) (x2 +2x  0)
4. ( xCacah) ( x + 4 = 0 )
5. Jika guru selesai menerangkan menerangkan sejarah maka semua siswa mencatat.

Jawab:
1. Ada pohon yang tidak memiliki daun.
2. Semua siswa tidak suka mencuri.
3. ( xReal)( x2 + 2x > 0 )
4. ( xCacah) (x + 4  0 )
5. Guru selesai menerangkan dan beberapa siswa tidak mencatat.

23
Logika Matematika/Kelas X

LATIHAN 9
1. Tentukan nilai kebenaran masing-masing pernyataan berkuantor dibawah ini.
a. Semua daun berwarna hijau
b. Ada mobil yang beroda ganjil.
c. Setiap orang dapat berbahasa Inggris.
d. Beberapa siswa adalah wanita
e. Tidak benar bahwa semua ayam dapat bertelur.
2. Untuk x  Real, tentukan nilai kebenaran pernyataan berkuantor berikut ini!
a. ( x) (x-5 = 0) f. ( x)(x2 = x)
b. ( x) (x2+1>0) g. ( x)( x = 0)
c. ( x) (x2-3x+2>0) h. ( x)( x-5 < 0)
d. ( x) ( x+2 < 5) i. ( x)(2x-5 = 10)
e. ( x) (x2 = x2 ) j. ( x)(x2-4x+3 > 0)
3. Untuk x dan y  Real , tentukan nilai kebenaran dari:
a. ( x) ( y) (x+y = 2) d. ( x) ( y) (x2 + y2 = 4)
b. ( x) ( y) (x+y = 2) e. ( x) ( y) (x+2y > 3)
c. ( x) ( y) (x + y  0)
2 2

4. Tentukan ingkaran (negasi) dari pernyataan-pernyataan berikut ini!


a. ( x) [(x+2)2 > 0] d. ( x) p(x)  ( y) [~q(x)]
b. ( x) (x = x+1) e. ( x) p(x)  ( y) q(y)
c. ( x) p(x)  ( y) q(y)
5. Tentukan ingkaran dari pernyataan-pernyataan dibawah ini!
a. Semua orang mempunyai dosa.
b. Beberapa wanita mempunyai kumis.
c. Setiap warga negara kena wajib pajak
d. Jika semua orang kaya menginfaqkan hartanya maka penduduk menjadi
miskin.
e. Semua relasi adalah fungsi dan beberapa fungsi tidak periodic.

5.2 PENARIKAN KESIMPULAN.


A. MODUS PONENS, MODUS TOLLENS, SILOGISME DAN PEMBUKTIAN LANGSUNG.
Tujuan kita mempelajari logika matematika adalah untuk mengembangkan daya nalar
dan salah satu aplikasinya adalah penarikan kesimpulan atau argumen dari sejumlah
pernyataan yang diketahui (hipotesis).
Suatu argumen dikatakan sah (sahih) apabila konjungsi dari semua hipotesisnya mempunyai
nilai-nilai benar maka konklusinya juga benar. Jika tidak demikian maka argumen tersebut
dikatakan salah . Berikut ini akan kita pelajari tiga bentuk penarikan kesimpulan yang sahih.

24
Logika Matematika/Kelas X
A.1. MODUS PONENS
Bentuk argumen dari modus ponens adalah sebagai berikut:
Premis 1 : pq
Premis 2 : p
Kesimpulan : q

Kesahihan (validitas) dari modus ponen diperlihatkan pada tabel dibawah ini.
Dikatakan sahih apabila [(p  q )  p]  q merupakan tautologi.
p q pq [(p  q )  p] [(p  q )  p]  q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

Contoh:
1. Premis 1 : Jika Ani dicubit maka ia merasa sakit (Benar)
Premis 2 : Ani dicubit (benar)
Kesimpulan : Ani merasa sakit (Benar)

2. Premis 1 : x2 – 3x + 2 = 0  x=1 atau x=2


Premis 2 : x2 – 3x + 2 = 0
Kesimpulan : x=1 atau x=2

A.2. MODUS TOLLENS


Bentuk argumen dari modus tollens sebagai berikut adalah:
Premis 1 : pq
Premis 2 : ~q
Kesimpulan : ~p

Kesahihan (validitas) dari modus tollens diperlihatkan pada tabel dibawah ini.
Dikatakan sahih apabila [(p  q )  ~q]  ~p merupakan tautologi.
p q ~p ~q pq (p  q )  [(p  q )  ~q]  ~p
~q
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
Contoh:
1. Premis 1 : Jika serbuk itu garam maka rasanya asin. (Benar)
Premis 2 : Rasanya tidak asin. (benar)
Kesimpulan : Serbuk itu bukan garam. (Benar)

25
Logika Matematika/Kelas X
2. Premis 1 : x = 2  x > 1
Premis 2 : x  1
Kesimpulan : x  2

A.3. SILOGISME
Bentuk Argumen dari silogisme adalah sebagai berikut:
Premis 1 : pq
Premis 2 : qr
Kesimpulan : p  r

Cara membacanya: Apabila diketahui jika p maka q benar, dan jika q maka r benar,
disimpulkan jika p maka r benar.(untuk menyatakan konklusi, ada yang menggunakan tanda
 seperti: p  q, q  r,  p  r).
Sah atau tidaknya suatu silogisme dapat diperlihatkan dengan tabel kebenaran, yaitu
apabila pernyataan: [(pq)  (qr)]  (pr) merupakan tautologi. Jika tidak tautologi
maka pernyataan tersebut tidak sah. Tautologi adalah pernyataan yang selalu bernilai benar,
bagaimanapun nilai kebenaran pernyataan-pernyataan tunggalnya.

p q r pq qr (pq)  pr [(pq)  (qr)]  (p 


(qr) r)
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B S B B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S S B B
S S B B B B B B
S S S B B B B B
Contoh:

1. Premis 1 : Jika mencuri maka berdosa


Premis 2 : Jika berdosa maka mendapat siksa
Kesimpulan : Jika mencuri maka mendapat siksa.

2. Premis 1 : xR  x2  0
Premis 2 : x2  0  x2 + 5 > x2.
Kesimpulan : xR  x2+5 > x2

26
Logika Matematika/Kelas X

LATIHAN 10
1. Buatlah kesimpulan dari pernyataan berikut:
a. Jika anda pandai maka akan disenangi
Anda pandai
 …
b. Jika Sarah lulus ujian maka akan mengadakan syukuran
Jika mengadakan syukuran maka Sarah mengundang teman sekelas
 …
c. Jika matahari terbit dari barat maka hari ini kiamat
Hari ini tidak kiamat
 …
d. Jika x2 – 4x = 0 maka x.(x-4) = 0
Jika x.(x-4) = 0 maka x = 0 atau x = 4
 …
e. Jika a>1 dan alog b < c maka b < ac
b  ac
 …
2. Tentukan argumen-argumen dibawah ini sahih (valid) atau tidak.Jika sahih tentukan
tipe argumen yang dipakai.
a. Jika semua manusia cinta damai maka tidak terjadi peperangan.
Terjadi peperangan
 Semua manusia tidak cinta damai
b. Jika guru sejarah bercerita maka siswa diam.
Guru sejarah tidak bercerita.
 Siswa tidak diam.
c. Jika Amir bernyanyi maka daun-daun berguguran.
Daun-daun tidak berguguran
 Amir tidak bernyanyi
d. Jika Fatimah berpuasa maka ia tidak makan
Jika Fatimah tidak lapar maka ia makan
 Jika Fatimah berpuasa maka ia lapar
e. Jika Hasan lulus ujian maka ayah dan ibunya bersukaria.
Tidak benar bahwa ayah dan ibunya bersukaria
 Hasan tidak lulus ujian.
3. p  q
~q
p

27
Logika Matematika/Kelas X
Penarikan kesimpulan pada argumen diatas adalah Silogisme Disjungtif.
Lengkapi tabel dibawah ini untuk membuktikan validitas dari argumen diatas.
p q ~q pq (p  q)  ~q [(p  q)  ~q]  p
B B
B S
S B
S S
4. Penarikan kesimpulan dibawah ini adalah Dilema Konstruktif.
(p  q)  (r  s)
pr
qs
Tunjukkan validitas argumen diatas dengan menggunakan tabel kebenaran!
5. Tentukan kesimpulan dari:
Semua manusia bersukaria atau ada kucing kurus manangis.
Semua kucing kurus tidak menangis
 …….

B. BUKTI LANGSUNG.
(Hanya untuk pengayaan)

C. BUKTI TAK LANGSUNG.

Sekarang kita akan membicarakan pembuktian argumen yang lebih kompleks


dengan menggunakan bentuk-bentuk argumen validitas yang telah kita pelajari, seperti:
Modus Ponens
Premis 1 : pq
Premis 2 : p
Kesimpulan : q
Modus Tollens
Premis 1 : pq
Premis 2 : ~q
Kesimpulan : ~p
Silogisme
Premis 1 : pq
Premis 2 : qr
Kesimpulan : p  r

Silogisme Disjungtif
Premis 1 : pq

28
Logika Matematika/Kelas X
Premis 2 : ~q
Kesimpulan : p
Dilema Konstruktif
(p  q)  (r  s)
pr
qs
Dilema Destruktif
(p  q)  (r  s)
~q  ~s
 ~p  ~r
Konjungsi
p
q
p q
Penambahan
p
pq

Contoh 1
Buktikan validitas argumen dibawah ini !
(p  q)  [p  (s  t)]
(p  q)  r
s  t
Jawab:
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan:
1. (p  q)  [p  (s  t)] Premis 1
2. (p  q)  r Premis 2
3. (p  q) Penyederhanaan premis 2 pada langkah 2
4. p  (s  t) Modus Ponen dari 1 dan 3
5. p Penyederhanaan premis 2 pada langkah 3
6. s  t Modus ponen dari 4 dan 5
7. s Penyederhanaan lankah 6
8. s  t Penambahan langkah 7

Contoh 2
Jika kita berusia tidak kurang dari 17 tahun atau telah menikah maka dapat mengikuti
Pemilu. Kita berusia tidak kurang dari 17 tahun dan otak kita cerdas. Karena itu kita dapat
mengikuti Pemilu. Validkah argumen diatas?

29
Logika Matematika/Kelas X
Jawab:
Kita akan menerjemahkan kalimat diatas kebentuk simbol-simbol, seperti:
p: Kita berusia tidak kurang dari 17 tahun
q: Kita telah menikah
r: Kita dapat mengikuti Pemilu
s: Otak kita cerdas
Maka:
1. (p  q)  r Premis 1
2. p  s Premis 2
3. p Penyederhanaan 2
4. p  q Penambahan 3
5.  r Modus ponen
Jadi argumen diatas valid (sahih)

i. PEMBUKTIAN TAK LANGSUNG

Kita dapat menunjukkan bahwa argumen dari suatu pernyataan bernilai benar
dengan menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan tersebut bernilai salah. Ini dilakukan
dengan menurunkan konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu
dan pernyataan atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diketahui kebenarannya.
Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan
kontradiksi atau reductio ad absurdum. Pola pembuktian dengan kontradiksi adalah sebagai
berikut:
~p  q
~q
~ (~p)
p

Contoh:
Premis 1 : Semua mahluk ciptaan tuhan. (benar)
Premis 2 : Manusia adalah mahluk. (benar)
Dengan menggunakan pembuktian tidak langsung, buktikan bahwa :
Premis 3 : manusia adalah ciptaan tuhan.

Bukti:
Kita misalkan bahwa:
Premis 4 : Manusia bukan ciptaan tuhan. (Kita anggap sebagai pernyataan yang bernilai
benar)
Maka berarti:

30
Logika Matematika/Kelas X
Premis 5 : Ada mahluk yang bukan ciptaan Tuhan. (salah, kerana Premis 1 bernilai benar)
Karena premis 5 bernilai salah maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu Premis 3 bernilai
benar.
Jadi terbukti bahwa “Manusia adalah ciptaan tuhan”.

RANGKUMAN

1. PERNYATAAN : Kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak
sekaligus benar atau salah.

2. INGKARAN : Pernyataan lain yang bernilai salah jika pernyataan awalnya benar,
bernilai benar jika pernyataan awalnya salah.

P P
B S
S B

3. KONJUNGSI :
Pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung “dan”.

p q Pq
B B B
B S S
S B S
S S S
P  q dibaca “p dan q”
Konjungsi akan bernilai benar jika kedua pernyataan sama-sama benar, selain itu
bernilai salah.

4. DISJUNGSI :
Pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung ‘atau”.

p q Pq
B B B
B S B
S B B
S S S
P  q dibaca p atau q
Disjungsi akan bernilai salah jika kedua pernyataan bernilai salah, selain itu bernilai
benar.

31
Logika Matematika/Kelas X
5. IMPLIKASI
Pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung ”jika ...maka…”.
p q Pq
B B B
B S S
S B B
S S B
pq dibaca “ jika p maka q”
Implikasi akan bernilai salah jika pernyataan pertama (antesenden) bernilai benar, tetapi
pernyataan kedua (konsekuen) bernilai salah, selain itu bernilai benar.

6. BI IMPLIKASI
Pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung “…jika dan hanya jika…”.
p q Pq
B B B
B S S
S B S
S S B
Bi implikasi akan bernilai benar jika kedua pernyataan sama-sama benar atau sama-
sama salah, selain itu bernilai salah.

7. KONVERS, INVERS DAN KONTRA POSISI

Dari implikasi p  q
Konversnya qp
Inversnya pq
Kontra posisinya ~q~p

8. KESETARAAN / EKUIVALEN
(p  q)  p  q
(p  q)  p  q
(pq)  p  q

pq  qp
pq  ~p  q
pq  (pq)  (qp)

9. KUANTOR
Kuantor Universal dinotasikan dengan , dibaca “semua” atau “tiap-tiap”.
Kuantor Eksitensial dinotasikan dengan  ,dibaca “ada” atau “beberapa”.
 …   … tidak … .
 …   …tidak … .

10. TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI


Tautologi yaitu pernyataan yang selalu bernilai benar.
Kontradiksi yaitu pernyataan yang selalu bernilai salah

11. PENARIKAN KESIMPULAN

a. Modus Ponen
pq (B)
P (B)
Kesimpulan: q (B)

b. Modus Tollens
pq (B)
q (B)

32
Logika Matematika/Kelas X
Kesimpulan: p (B)

c. Silogisme
pq (B)
qr (B)
Kesimpulan: pr (B)

CATATAN:
Untuk menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan, tidak perlu dilihat ada atau
tidaknya hubungan sebab akibat tetapi cukup ditentukan oleh kebenaran masing masing
pernyataan tunggal dan kata hubung yang dipakainya.

BUKU SUMBER

1. M.H. Tirta Saputro, Theresia. Pengantar Dasar Matematika


Logika dan Teori Himpunan. Jakarta: Erlangga, 1992.
2. Soekadijo, R.G. Logika Dasar Tradisional, Simbolik dan
Induktif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994.

LATIHAN ULANGAN

1. Pilihan dibawah ini yang merupakan pernyataan adalah …


A. x+2 = 5
B. 5 > 10
C. Pergi !
D. 2x3=…
E. Kemana dia pergi ?

2. Jika p adalah “ Ani gadis yang cantik” dan q adalah “Ani bertubuh kurus”. Kalimat
yang benar untuk (p  q) adalah …
A. Ani tidak cantik dan tidak kurus
B. Ani jelek dan kurus
C. Tidak benar bahwa Ani jelek dan kurus
D. Tidakk benar bahwa Ani cantik dan tidak kurus
E. Tidak benar Ani tidak cantik dan kurus.

3. Untuk x anggota bilangan real. Pernyataan dibawah ini yang bernilai salah adalah …
A. X < 0  x2 > 0
B. x = 5  x2+5x-50 = 0
C. 2 < x  3x > 6
D. y = z  x+y = x+z
E. 9 = x  x = 3

4. Pernyataan dibawah ini benar, kecuali …


A. 2 x 2 = 4 dan 4 = 2
B. Jika 7 bilangan prima maka 2 bilangan genap
C. 2+1=3 atau 2+3=1
D. x<2 dan x>2
E. Jika 1 bilangan genap maka 2 bilangan ganjil.

33
Logika Matematika/Kelas X
5. Kestaraan dibawah ini yang bernilai benar adalah …
A.  (p  q)  p  q
B.  (p  q)  p  q
C. p  ~q  p  q
D. p  q  p  q
E. p  q  (p  q)

6. Kesetaraan dibawa ini benar, kecuali …


A.  (p  q)  p  q
B.  (~p  ~q)  p  q
C.  (p  ~q)  p  q
D.  (p  q)  p  q
E.  (p  q)  p  q

7. Invers dari “Jika tekun maka engkau akan berhasil” adalah …


A. Jika engkau berhasil maka engkau tekun
B. Jika tidak behasil maka engkau tidak tekun
C. Jika tidak berhasil maka engkau tekun
D. Jika tidak tekun maka engkau berhasil
E. Jika engkau tidak tekun maka tidak berhasil

8. Ana berjanji: “Jika saya lulus ujian maka saya akan menikah”. Ana dianggap
melanggar janji bila …
A. ia tidak lulus ujian dan ia menikah
B. ia lulus ujian dan ia menikah
C. ia tidak lulus ujian dan ia tidak menikah
D. ia lulus ujian dan ia tidak menikah
E. menikah atau tidak itu terserah Ana

9. Jika p:”krisis moneter”, dan q:”sembako tak terbeli”, maka symbol yang setara
dengan “Jika krisis moneter maka sembako tak terbeli” adalah …
A. pq
B. pq
C. ~p  q
D. ~q  ~p
E. p  ~q

10. “Semua peserta Ebtanas ingin lulus ujian”. Kalimat ingkar dari pernyataan diatas
adalah …
A. Tidak ada peserta Ebtanas yang ingin lulus ujian
B. Semua peserta Ebtanas tidak ingin lulus Ujian
C. Ada peserta Ebtanas ingin lulus ujian
D. Ada peserta Ebtanas tidak ingin lulus ujian
E. Semua peserta Ebtanas ingin lulus ujian

11. Konvers dari pernyataan, “Jika kemarau datang maka daun-daun berguguran” adalah

A. Jika kemarau datang maka daun-daun tidak berguguran
B. Jika kemarau tidak datang maka daun-daun berguguran
C. Jika kemarau tidak datang maka daun-daun tidak berguguran
D. Jika daun-daun berguguran maka kemarau datang
E. Jika daun-daun tidak berguguran maka kemarau tidak datang

12. Pernyataan yang senilai dengan, “ada hujan maka ada air” adalah …
A. Ada hujan dan tidak ada air
B. Tidak ada hujan maka tidak ada air
C. Ada air maka ada hujan
D. Tidak ada air maka ada hujan
E. Tidak ada air maka tidak ada hujan

34
Logika Matematika/Kelas X

13. Ingkaran dari,”Semua siswa berpakaian rapi” adalah …


A. Siswa wanita saja yang berpakaian rapi
B. Ada siswa pria yang berpakaian rapi
C. Semua siswa tidak berpakaian rapi
D. Ada siswa yang berpakaian tidak rapi
E. Siswa pria maupun wanita tidak berpakaian rapi

14. Kontra posisi dari pernyataan,”Jika bantuan IMF dikucurkan maka gaji guru dapat
dibayar” adalah …
A. Jika gaji guru tidak dibayar maka bantuan IMF tidak dikucurkan
B. Jika bantuan IMF tidak dikucurkan maka gaji guru tidak dibayar
C. Jika bantuan IMF tidak dikucurkan maka gaji guru dapat dibayar
D. Jika gaji guru dibayar maka bantuan IMF dikucurkan
E. Jika bantuan IMF dikucurkan maka gaji guru tidak dapat dibayar

15. Jika p bernilai benar dan q bernilai salah, maka pernyataan berikut ini yang benar
adalah …
A. ~p  q
B. ~p  ~q
C. ~p  q
D. pq
E. ~q~p

16. pernyataan dibawah ini yang selalu benar adalah …


A. p  ~p
B. p (p q)
C. (p q)  (p q)
D. ~(p  ~p)
E. (pq)  (qp)

17. “Seseorang yang diterima di PTN harus lulus UMPTN”. Negasi dari pernyataan
tersebut adalah …
A. Seseorang yang diterima di PTN tidak harus lulus UMPTN
B. Beberapa orang yang diterima di PTN harus lulus UMPTN
C. Beberapa orang yang diterima di PTN tidak harus lulus UMPTN
D. Semua orang yang diterima di PTN harus lulus UMPTN
E. Semua orang yang diterima di PTN tidak harus lulus UMPTN

18. Ingkaran dari, ”semua siswa gemar matematika” adalah …


A. Semua siswa tidak gemar matematika
B. Ada siswa yang gemar matematika
C. Ada siswa yang tidak gemar matematika
D. Ada siswa yang menganggap matematika sukar
E. Tidak benar bahwa semua siswa tidak gemar matematika

19. Pernyataan yang setara dengan,”Ani gadis yang pintar dan tidak cantik” adalah …
A. Ani gadis pintar atau gadis cantik
B. Ani gadis pintar atau tidak cantik
C. Ani gadis tidak pintar atau cantik
D. Ani gadis tidak pintar atau tidak cantik
E. Tidak benar bahwa Ani gadis tidak pintar atau gadis cantik

20. Ingkaran dari, “Jika Ali tidak naik kelas maka ia dimarahi” adalah…
A. Ali tidak naik kelas dan ia tidak dimarahi
B. Ali tidak naik kelas dan ia dimarahi

35
Logika Matematika/Kelas X
C. Ali naik kelas dan ia dimarahi
D. Ali naik kelas dan ia tidak dimarahi
E. Naik kelas atau tidak Ali tetap dimarahi

21. p  (p  q) ekuivalen dengan ….


A. p
B. q
C. ~p
D. ~q
E. pq

22. Pernyataan dibawah ini adalah benar, kecuali …


A. (~pq)  (p  q)
B. (~pq)  ~(p ~q)
C. [p  (pq)]  p
D. ~(pq)  (p~q)
E. [(pq)  ~p]  (~pq)
23. Pernyataan dibawa ini yang bernilai benar adalah …
A. 30 dan 40 habis dibagi 6
cos x
B. sin2 x – cos2 x = 1 atau tg x =
sin x
C. Jika 15 bukan prima maka 15 bukan ganjil
D. Jika AC=BD maka ABCD persegipanjang
E. Jika sin 300 = 1 mak cos 300 = 1

24. P: Andi ganteng, q: Andi tidak pintar. ~(~pq) dibaca …


A. Andi ganteng dan pintar
B. Andi ganteng dan tidak pintar
C. Andi tidak ganteng dan tidak pintar
D. Tidak benar andi ganteng dan tidak pintar
E. Tidak benar Andi tidak ganteng dan tidak pintar

25. Dengan mengambil bilangan real sebagai semesta pembicaraan. Pernyataan


dibawah ini yangbernilai benar adalah …
A. X2=9  x=3
B. X2-2x=0  x=2
C. x<2  x2<4
D. x2>0  x>0
E. x<0  x2>0

26. “jika mencuri maka berdosa”. Ternyata Ali tidak berdosa, maka dapat disimpulkan…
A. Ali mencuri
B. Ali tidak mencuri
C. Ali sudah bertaubat
D. Ali pernah punya dosa
E. Dulu Ali pernah mencuri tetapi sekarang tidak

27. Pernyataan : p  ~q (benar)


Pernyataan : p (benar)
Kesimpulan : ~q (benar)
Penarikan kesimpulan diatas disebut ….
A. Silogisme
B. Tautologi
C. Kontradiksi
D. Modus Ponen
E. Modus Tollens

28. Invers dari “x<0  x bilangan negatif” adalah …


A. x < 0  x bukan bilangan negatif

36
Logika Matematika/Kelas X
B. x > 0  x bukan bilangan negatif
C. x  0  x bilangan negatif
D. x  0  x bukan bilangan negatif
E. x  0  x bilangan positif

29. (~p  ~q)  (~p  q) ekuivalen dengan …


A. p
B. q
C. ~p
D. ~q
E. pq

30. Urutan kebenaran dari ( p q)  (p q) adalah …


A. BBBB
B. SSSS
C. BSBS
D. BSSS
E. SBBB

31. Jika p bernilai benar dan q bernilai salah. Dari pernyataan-pernyataan berikut yang
bernilai benar adalah …
A. ~p  ~q bernilai benar
B. ~p  ~p bernilai salah
C. q  p bernilai salah
D. ~p  q bernilai salah
E. p  p bernilai benar

32. Bentuk p (p q) senilai dengan …


A. p
B. q
C. p ~q
D. pq
E. pq

33. Pernyataan yang ekuivalen dengan “jika hari hujan maka jalanan basah” adalah …
A. Jika jalanan basah maka hari hujan
B. Jika jalanan tidak basah maka hari hujan
C. Jika hari tidak hujan maka jalanan tidak basah
D. Jika hari tidak hujan maka jalanan basah
E. Jika jalan tidak basah maka hari tidak hujan

34. Konvers dari pernyataan, “jika ia seorang haji maka ia beragama islam”, adalah…
A. Jika ia bukan seorang haji maka ia bukan beragama islam
B. Jika ia tidak beragama islam maka ia bukan seorang haji
C. Jika ia bukan seorang haji maka tentu orang islam
D. Jika ia seorang haji maka ia bukan beragama islam
E. Jika ia seorang yang beragama islam maka ia seorang haji

35. Kesimpulan dari pernyataan, “Jika perang terjadi maka semua orang gelisah” dan
“jika semua orang gelisah maka kehidupan menjadi kacau” adalah ….
A. Jika perang terjadi maka setiap orang gelisah
B. Jika perang terjadi maka kehidupan menjadi kacau
C. Jika setiap orang gelisah maka perang terjadi
D. Jika setiap orang gelisah maka kehidupan menjadi kacau
E. Jika kehidupan menjadi kacau maka setiap orang gelisah

36. Jika p: saya datang, q: saya pergi. Mak pernyataan yang setara dengan ~(p  q)
adalah …
A. saya tidak datang dan anda tidak pergi

37
Logika Matematika/Kelas X
B. saya tidak datang atau anda pergi
C. saya datang atau anda pergi
D. anda tidak pergi jika saya tidak datang
E. saya tidak datang atau anda tidak pergi

37. Jika p dan q dua pernyataan yang bernilai benar, maka ….


A. p dan q bernilai salah
B. p atau ~q yang bernilai salah
C. ~p q bernilai benar
D. ~p ~q bernilai benar
E. ~p  q bernilai salah

38. p  q bernilai benar, q  r bernilai benar, r  s bernilai benar dan s bernilai salah.
Maka diantara pernyataan berikut yang bernilai salah adalah …
A. ~p
B. ~q
C. p q
D. ~r
E. p  ~r

39. Pernyataan yang ekuivalen dengan “Jika hari hujan maka jalanan basah”, adalah …
A. Jika jalanan basah maka hari hujan
B. Jika jalanan tidak basah maka hari hujan
C. Jika hari idak hujan maka jalanan tidak basah
D. Jika hari tidak hujan maka jalanan basah
E. Jika jalan tidak basah maka hari tidak hujan

40. Ingkaran dari pernyataan: “Semua siswa SMA 9 pintar-pintar”, adalah …


B. Beberapa siswa SMA 9 tidak pintar-pintar
C. Semua siswa SMA 9 tidak pintar-pintar
D. Tidak semua siswa SMA 9 tidak pintar-pintar
E. Tidak semua siswa SMA 9 pintar-pintar
F. Beberapa siswa SMA 9 tidak pintar-pintar

BUKU SUMBER

1. M.H. Tirta Saputro, Theresia. Pengantar Dasar Matematika


Logika dan Teori Himpunan. Jakarta: Erlangga, 1992.
2. Soekadijo, R.G. Logika Dasar Tradisional, Simbolik dan
Induktif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1994.

BAB 6. LOGIKA MATEMATIKA

6.1 DISJUNGSI, KONJUNGSI, IMPLIKASI DAN INGKARANNYA


6.1.1 DISJUNGSI DAN INGKARANNYA
6.1.2 KONJUNGSI DAN INGKARANNYA
6.1.3 IMPLIKASI DAN INGKARANNYA

6.2 IMPLIKASI, KONVERS, INVERS, KONTRAPOSISI DAN INGKARANNYA


6.2.1 KONVERS, INVERS, KONTRA POSISI DAN INGKARANNYA
6.2.2 NILAI KEBENARAN KONVERS, INVERS, KONTRAPOSISI DAN INGKARANNYA

38
Logika Matematika/Kelas X
6.3 KUANTOR UNIVERSAL DAN EXISTENSIAL
6.3.1 NILAI KEBENARAN SUATU PERNYATAAN BERKUANTOR
6.3.2 INGKARAN SUATU PERNYATAAN BERKUANTOR DAN NILAINYA

6.4 SILOGISME, MODUS PONENS DAN MODUS TOLLENS


6.4.1 SILOGISME
6.4.2 MODUS PONENS
6.4.3 MODUS TOLLENS

6.5 BUKTI LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG …..*)


6.5.1 BUKTI LANGSUNG
6.5.2 BUKTI TAK LANGSUNG

39

Anda mungkin juga menyukai