Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MAGANG PENGGANTI KKN

Menejemen Kesehatan Ternak Sapi

di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding

OLEH

TITIK HANDAYANI

E10016129

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan usaha pembibitan sapi sangat tergantung pada tatalaksana pemeliharaan

yang diterapkan. Tatalaksana pemeliharaan yang tidak benar akan berpengaruh terhadap hasil

produksi bahkan dapat mengakibatkan kerugian yang besar.

Faktor utama produktifitas ternak adalah kesehatan ternak, pakan dan lingkungan

sekitar ternak. Pengendalian penyakit pada suatu peternakan merupakan salah satu bagian

yang penting dalam sebuah usaha peternakan, karena pengendalian penyakit berhubungan

langsung dengan kesehatan ternak yang merupakan bagian dari faktor pendukung

produktifitas ternak. Kesehatan ternak dapat diketahui dengan melihat status fisiologisnya,

melalui dari tingkah laku hingga konsumsi pakan hariannya (Akoso,2006).

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam kegiatan praktik kerja lapang adalah bagaimana manajemen

kesehatan sapi Bali di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding.

1.3. Tujuan

Tujuan Magang pengganti KKN di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding adalah

untuk mengetahui manajemen kesehatan Ternak sapi di UPTD Ternak Ruminansia Air

Runding serta mengidentifikasi kasus penyakit yang pernah menyerang sapi indukan di

UPTD Ternak Ruminansia Air Runding.

1.4. Manfaat

Manfaat dari Magang pengganti KKN di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding

untuk memperoleh pengalaman secara langsung dan memperoleh wawasan yang lebih luas
mengenai dunia peternakan khususnya di dunia kesehatan ternak serta memperoleh bekal

yang dapat digunakan dalam dunia kerja.


BAB II

MATERI DAN METODA

2.1. Lokasi dan waktu Kegiatan

Magang pengganti KKN ini dilaksanakan di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding

yang berada Jl. Lintas Air Balam Silaping Jorong Air Runding Kecamatan Koto Balingka

Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatra Barat. Magang pengganti KKN ini dilaksanakan

selama dua bulan dimulai pada tanggal 19 Agustus 2019 sampai dengan 12 Oktober 2019.

2.2.Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dan Khalayak sarana pada pelaksanaan Magang pengganti KKN

adalah sapi bali di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding.

3.3.Materi

Materi yang digunakan dalam Magang pengganti KKN yaitu 298 ekor sapi Bali, 52

ekor sapi Pesisir dan 8 ekor sapi Simental di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding, sebagai

objek pengamatan utama, data recording kesehatan Sapi Bali di di UPTD Ternak Ruminansia

Air Runding dan alat yang digunakan untuk mendokumentasikan setiap kegiatan penanganan

penyakit yang terjadi di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding.

3.4.Metode

Metode yang digunakan dalam Magang pengganti KKN adalah:

Observasi Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung di

lokasi praktik kerja lapang Manajemen kesehatan sapi Limousin dilokasi meliputi:

Pemantauan kesehatan harian, Biosecurity, Survailence penyakit, Tindakan pencegahan

penyakit, Desinfeksi kandang, Tindakan penanganan, penyakit, Pemberian vitamin,

Pemberian obat cacing, Tindakan karantika, Rekomendasi medik dan isolasi,

Pengobatan.Partisipasi aktif dan ikut terlibat langsung dalam seluruh kegiatan yang ada pada
saat Magang pengganti KKN Wawancara langsung dengan karyawan dan juga petugas

KESWAN di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding.

Sedangkan data sekunder diambil melalui data recording dari bagian tata usaha UPTD

Ternak Ruminansia Air Runding.

3.5.Analisis Data
Data yang di peroleh dianalisa secara deskriptif kemudian dibandingkan dengan

pustaka.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lokasi UPTD Ternak Ruminansia Air Runding

UPTD Ternak Ruminansia Air Runding di Jl. Lintas Air Balam Silaping Jorong Air

Runding Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatra Barat.UPTD

Ternak Ruminansia terletak pada 14 00


LU – 03 00
LS dan 99 033 BT - 99 0 03 BT dengan

Ketinggian 0 – 2.912 meter dari permukaan laut .

Luas areal Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari adalah 500 hektar namun

yang digunakan sebagai lahan peternakan adalah 40 hektar yang dilengkapi dengan bangunan

perkantoran, Mess karyawan dan karayawati, gudang pakan, aula, gudang silase, gedung

workshop, audiotorium, guest house, kebun tanaman pakan ternak, kandang sapi dan

kambing, serta laboratorium.

4.2. Sejarah Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari

4.9. Manajemen Kesehatan

4.9.1. Biosecurity

Biosecurity merupakan salah satu cara untuk mencegah timbulnya penyakit yang

disebabkan dari luar oleh kendaraan maupun manusia. Biosecurity sendiri merupakan semua

tindakan yang bertujuan untuk mengendalikan wabah serta untuk mencegah semua

kemungkinan terjadinya penularan (Virus dan Bakteri) yang dapat masuk dari luar.

Tindakan Biosecurity yang terdapat di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari

sendiri meliputi :

1) Lokasi kandang harus terbebas dari gangguan binatang liar yang dapat merugikan,

membatasi kendaraan dan manusia yang masuk atau keluar serta memberikan fasilitas khusus

bagi pengunjung dengan menyediakan kereta Biosecurity


2) Setiap petugas yang akan masuk kekandang diharuskan menggunakan wearpack dan

sepatu boot serta sebelum masuk harus mencelupkan (dipping) sepatu boot kedalam bak

biosecurity yaitu wadah yang berisi desinfektan yang sudah disediakan

3) Setiap kendaraan yang masuk ke area Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari harus

melewati bak biosecurity dan disemprot (sprayer) dengan cairan desinfektan.

4) Aktivitas di dalam laboratorium harus menggunakan pakain khusus (jas lab) dan alas

kaki khusus untuk laboratorium.

Hal ini sesuai dengan Permentan (2014), bahwa pelaksanaan biosecurity dalam rangka

pelaksanaan kesehatan hewan, setiap pembibitan sapi potong harus memperhatikan lokasi

usaha yang tidak mudah dimasuki binatang liar dan bebas dari hewan peliharaan lainnya yang

dapat menularkan penyakit, melakukan desinfektan kandang dan peralatan dan

menyemprotkan desinfektan, melakukan penyemprotan insektisida pembasmi serangga, lalat

dan hama lainnya disekitar kandang, untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu

kelompok ternak keternak lainnya, pelayanan dilakukan mulai dari ternak yang sehat

keternak yang sakit, menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang

ternak yang memungkinkan terjadinnya penularan penyakit, menyediakan fasilitas

desinfektan untuk staf atau karyawan dan kendaraan tamu dipintu masuk kawasan

perusahaan, segera mengeluarkan ternak yang mati dari dalam kandang untuk dikubur atau

dimusnakan dan mengeluarkan ternak yang sakit dari dalam kandang untuk segera diobati

atau dipotong.

4.9.2. Pemantauan Kesehatan Harian

Pemantauan kesehatan harian di UPTD Ternak Ruminansia Air Runding dilakukan

dua kali sehari, yaitu pagi hari sebelum dilakukan perawatan harian dan sore hari setelah

pemberian pakan. Pemantauan kesehatan harian bertujuan untuk melihat kondisi pejantan

apabila abnormal, sehingga dapat dilakukan pengobatan. Menurut pendapat


(Nainggolan,2013.) bahwa mengetahui penyakit yang menyerang sapi sedini mungkin

sangatlah baik, sehingga nantinya penyakit tersebut tidak menjadi lebih serius.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemantauan kesehatan harian

diantaranya nafsu makan pejantan, apabila pejantan memiliki nafsu makan yang baik maka

dapat menjadi ukuran bahwa pejantan dalam keadaan baik, sedangkan apabila pejantan tidak

nafsu makan maka perlu pemeriksaan lebih lanjut dari status fisiologi pejantan tersebut

diantarannya denyut jantung, pernafasan, suhu tubuh dan hidung pejantan apakah kering,

kemudian mengamati keadaan sekitar pejantan yaitu feses dan urin yang dikeluarkan apakah

bermasalah atau tidak, mengamati pejantan berdiri atau bergerak, ada atau tidaknya luka atau

pembekakkan serta ada tidaknya eksudat pada lubang kumlah. Menurut pendapat

(Nainggolan,2013.) bahwa pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi tindakan pemeriksaan

status kesehatan hewan umum seperti perhitungan frekuensi nadi dan pulsus, perhitung

frekuensi nafas,pengukuran suhu tubuh, pengamatan terhadap mukosa, kulit dan keadaan

penting lainnya.

Ketika pemantauan kesehatan harian perlu dilakukan Recording atau pencatatan

abnormalitas yang terjadi sehingga terdapat data yang lengkap mengenai riwayat penyakit

yang pernah diderita pejantan. Menurut pendapat Kurnianto ddk.(2008) bahwa recording

merupakan pencatatan terhadap riwayat ternak yang meliputi pencatatan indentitas ternak,

status fisiologi ternak serta riwayat penyakit yang pernah menyerang ternak tersebut.

Menurut pendapat (Nainggolan,2013.) bahwa pemeriksaan fisik merupakan suatu tindakan

pemeriksaan keadaan hewan untuk menemukan tanda-tanda klinis suatu penyakit, hasil

pemeriksaan ini akan dicatat dalam catatan medis (rekam medis) yang akan membantu dalam

penegakan diagnosa dan perencanaan perawatan.


<!--[if !vml]--> <!--[endif]-->

Gambar 3.Pemantauan kesehatan Harian (Dokumen pribadi)

4.9.3. Tindakan Pencegahan

Tindakan pencegahan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah

timbulnya penyakit dengan melakukan penanganan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan

sapi pejantan agar tetap dalam keadaan sehat. Tindakan pencegahan yang dilakukan di Balai

Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari yaitu tindakan karantina, surveillance penyakit,

pemantauan kesehatan harian, penyemprotan disinfektan, biosecurity dan rekomendasi medik

guna isolasi. Menurut pendapat Sugeng (2001) bahwa tindakan untuk melakukan tindakan

pencegahan penyakit yaitu perlu adanya kandang karantina atau isolasi untuk sapi yang baru

datang atau sapi yang sedang sakit, pemberian obat cacing (deworming) dan pemberian obat

obat kutu (deticking), serta tindakan kearah (higienis). Hal ini diperkuat dengan pendapat

Santoso (2014) bahwa pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan sanitasi kandang dan

lingkungan kandang, pengobatan dan isolasi hewan yang terinfeksi.

4.9.4. Tindakan Karantina

Tindakan karantina merupakan tindakan sebelum pejantan masuk kedalam Balai

Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Pejantan yang masuk dalam kandang karantina

merupakan pejantan yang telah di seleksi dan bebas dari 12 penyakit pada sapi . Tindakan

karantina sendiri dilakukan selama 14-21 hari yang bertujuan untuk pejantan beradaptasi
dengan lingkungan, pakan serta untuk memastikan ternak pejantan yang baru masuk terbebas

dari penyakit

Kandang karantina terletak jauh dari lokasi perkandangan ternak pejantan lain yang

bertujuan untuk menghindari penularan penyakit oleh ternak pejantan baru. Hal ini

disesuaikan dengan Permenta (2007) bahwa pejantan yang digunakan adalah pejantan unggul

yang bebas seleksi 12 penyakit pada ternak pejantan. Secara teknis, pejantan harus

memenuhi persyaratan yaitu memiliki catatan silsilah yang jelas,terseleksi secara benar dan

terarah sebagai pejantan unggul berdasarkan kemampuan produksi, reproduksi dari garis

keturunannya serta memenuhi persyaratan kesehatan hewan. Menurut Susilowati dan Masito

(2010) bahwa kandang karantina digunakan untuk mengisolasi pejantan dari pejantan yang

lain dengan tujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu penyakit, kandang

karantina itu sendiri berada jauh dan terpisah dengan kandang lainnya.

<!--[if !vml]--> <!--[endif]-->

Gambar 4 : Kandang Karantina (Dokumen pribadi)

4.9.5.Desinfeksi Kandang

Desinfeksi kandang di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dilakukan

setiap satu minggu sekali dengan menggunakan sprayer yang telah terisi larutan desinfektan

dan disemprotkan keseluruh kandang yaitu lantai, dinding dan halaman kandang. Tujuan dari

penyemprotan desinfektan yaitu untuk mengendalikan populasi mikroorganisme yang

berpotensi menimbulkan bibit penyakit yang dapat menyerang pejantan serta merugikan
kesehatan pejantan. Menurut Susilowati dan mastio (2010) bahwa manejemen kesehata yang

baik meliputi kesehatan sapi (program pengobatan dan pemberian vitamin), kebersihan

kandang dan lingkungan (sanitasi dan desinfektan) sehingga dapat meminimalisasi agen

patogen(bakteri,virus, jamur, protozoa), yang dapat mengganggu kesehatan sapi. Kegiatan

desinfeksi di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari menggunakan Benzalkomnium

Chloride 20% dengan cara pemakaian larutan desinfektan sebanyak 125 ml lalu tambahkan

air sebanyak 25 liter dimasukan kedalam sprayer dan disemprotkan.

Anda mungkin juga menyukai