Anda di halaman 1dari 7

Nama : Achmad Alfi Galis Maulana

NIM : 17/415195/TK/46484

Teknologi Akselerator

Pesawat sinar-X pada umumnya memproduksi sinar-X energi berorde kilo


elektron Volt (keV). Untuk mendapatkan sinar-X dengan energi yang sangat tinggi,
biasanya digunakan alat pemercepat partikel atau akselerator. Akselerator adalah alat
yang dipakai untuk mempercepat gerak partikel bermuatan seperti elektron, proton, inti-
inti ringan, dan inti atom lainnya. Mempercepat gerak pertikel bertujuan agar pertikel
tersebut bergerak dengan cepat sehingga memiliki energi kinetik yang sangat tinggi.
Untuk mempercepat gerak partikel ini diperlukan medan listrik ataupun medan magnet.
Akselereator gerak pertama kali dikembangkan oleh dua orang fisikawan Inggris, J.D.
Cockroft dan E.T.S Walton, di Laboratorium Cavendish, Universitas Cambrige pada
1929, atas jasanya mereka dianugrahi hadiah Nobel bidang fisika pada 1951. Akselerator
partikel biasanya dipakai untuk penelitian fisika energi tinggi dengan cara menabrakkan
partikel berkecepatan sangat tinggi ke target tertentu. Namun, ada beberapa jenis
akselerator partikel yang dirancang untuk memproduksi radiasi berenergi tinggi untuk
keperluan radioterapi.
Akselerator digunakan untuik menghasilkan sinar X dengan energi yang tinggi dengan
menggunakan tabung Betatron dan Sinkrotron.

Akselerator linier (juga disebut linacs), siklotron, dan sinkrotron adalah beberapa
alat yang paling kompleks dan mahal yang pernah dibuat. Secara umum, tujuannya adalah
untuk mempercepat partikel bermuatan, biasanya elektron, proton, dan isotop, serta
partikel subatomik, ke kecepatan sangat tinggi. Partikel-partikel ini digunakan untuk
mengobati tumor atau kanker di dalam pasien, membanting ke dalam sampel bahan (atau
balok yang bergerak berlawanan arah dengan kecepatan yang sama untuk reaksi energi
yang lebih tinggi) untuk menentukan susunan bahan berdasarkan reaksi dan hamburan
partikel setelah dampak, untuk membuat isotop yang akan digunakan untuk keperluan
medis atau industri, dan untuk menghasilkan sinar-X yang kuat dan bentuk cahaya lain
yang digunakan untuk ilmu material dan biologi.
1. LINAC
1.1 Pengertian dan Pengenalan LINAC

Pada tahun 1956 Henry Kaplan bekerjasama dengan fisikawan dari Stanford
merancang sebuah alat yang diberi nama Linear Accelerator dan alat ini digunakan
sebagai alat medis dan telah berhasil menyembuhkan penyakit kanker pada seorang
pasien berumur dua tahun. Linear Accelerator atau yang biasa disingkat LINAC,
merupakan akeselerator partikel yang digunakan untuk mengakselerasi partikel seperti
electron, proton, atau atom berat lain dalam bentuk lintasan yang lurus. Partikel
bermuatan disimpan di salah satu sisi, kemudian diberikan medan listrik dari perbedaan
potensial yang sangat tinggi, sehingga partikel mengalami percepatan dan melepaskan
energy.

Pada massa awal ditemukan LINAC masih sangat sederhana dan bersifat
konvensional. Pada massa modern saat ini, penggunaan LINAC semakin meningkat dan
hal ini menuntut inovasi dari alat sehingga dapat melepaskan partikel untuk target yang
lebih presisi. Namun pada dasarnya cara kerja alat ini tidak berubah sejak dahulu, hanya
pada LINAC yang lebih modern, pengaturan sudah menggunakan computer dan dapat
dilakukan radiasi dari berbagai sudut posisi tubuh dan dengan daerah radiasi yang lebih
luas namun spesifik.

Selama 40 tahun kebelakang, LINAC yang digunakan untuk dunia medis


mengalami 5 tingkatan generasi alat berdasarkan nilai energy, jenis partikel yang
diakselerasi dan system kontrolnya, yaitu :

1. Foton energi rendah (4-6 MVolt): sinar radiasi lurus, pisau simetri, dan transmisi
tunggal bilik ionisasi, pemasangan isosentrik.
2. Foton Energi sedang (10-15 MVolt) dan elektron: target bergerak dan filter rata,
transmisi ganda biliki ionisasi, corong elektron.
3. Foton energi tinggi (18-25 MVolt) dan elektron: energy foton dobel, energy
elektron ganda, paparan ganda.
4. Foton dan elektron energy tinggi : kontrol dengan computer, system pmindai
tubuh menggunakan electronic portal imaging device (EPID), pengaturan dosis
radiasi menggunakan multileaf collimator (MLC).
5. Foton dan elektron energy tinggi: kontrol computer,pengaturan sepenuhnya dosis
menggunakan modulasi intensitas (intensity modulation).
1.2. Cara Kerja LINAC

Linear Accelerator atau biasa disingkat LINAC adalah alat yang digunakan
untuk mengakselerasi atom atau partikel yang mengalami percepatan sepanjang
lintasan lurus akibat perbedaan potensial antara katoda di antara lintasan tersebut.
Akeselerator juga mengandung gaya listrik dan gaya magnet untuk mengontrol arah
gerak dari partikel tersebut. Satuan energy dari setiap partikel adalah elektron volt,
yaitu energy yang yang dibutuhkan elektron untuk terionisasi saat beda potensialnya 1
volt. Dalam dunia medis, alat ini membutuhkan radiasi energy tinggi sehingga dapat
digunakan untuk mengobati kanker dengan listrik memanfaatkan partikel subatomic
yang bergerak cepat

LINAC menghasilkan energy tinggi seperti pada prinsip sumber radiasi sinar-
X dengan mempercepat elektron yang telah diekstrak dari lapisan permukaan logam.
Berkas elektron yang dihasilkan dan dipercepat melewati pandu gelombang ini dapat
meningkatkan energinya menjadi lebih besar mencapai daerah satuan KeV dan MeV.
Elektron dipercepat melewati ruang daerah vakum dengan menghasilkan kecepatan
mendekati kecepatan cahaya. Elektron yang telah dipercepat melewati plat logam
sehingga terjadi tumbukan, sinar-X energy tinggi akan terhambur dari target.
Berdasarkan teori Planck, setiap foton memiliki nilai energy sama dengan h (Plank’s
Constan) dikalikan frekuensi (f).

Geometri dari setiap arah bergantung pada kondisi penyakit dari setiap pasien.
Biasanya dokter akan dibantu dengan tes pencitraan seperti PET ata CAT untuk
menentukan perawatan yang paling tepat untuk pasien. Pada masa sekarang ini
elektron biasanya menjadi pilihan untuk perawatan tumor di permukaan atau sekitar 5
cm dari permukaan kulit sedangkan photon digunakan untuk perawatan tumor yang
lebih di dalam. Hal ini dipengaruhi sifat partikel saat menembus suatu materi.

2. Cyclotron
2.1. Pengertian dan Pengenalan Cyclotron

Siklotron merupakan piranti untuk mempercepat gerak partikel bermuatan listrik.


Siklotron dikembangkan pada tahun 1930 oleh E. O. Lawrence (1901-1958), dengan
menggunakan sebuah medan magnetik untuk menjaga agar ion-ion bermuatan
(biasanya proton) bergerak dalam lintasan melingkar. Siklotron merupakan alat untuk
mempercepat partikel berat seperti : proton,deutron dan partikel-partikel alpa, terdiri
dari dua ruang semisilinder yang ditempatkan dalam medan magnet.

Di antara kedua semisilinder diberi potensial listrik bolak-balik (104 volt). Ion
dalam semisilinder akan mengalami gaya magnet yang menyebabkan bergerak dalam
setengah lingkaran lalu dipercepat oleh medan lisrik E, masuk lagi ke dalam medan
magnet B dan bergerak milingkar dengan jari-jari lebih besar (karena kecepan lebih
besar). Partikel-pertikel bermuatan dibelokkan dalam suatu lintasan melingkar oleh
medan magnetik dan dipercepat oleh suatu medan listrik setiap partikel-partikel yang
melintasi celah.

2.2. Cara Kerja Cyclotron

Gambar diagram sebuah cyclotron:

Dua elektroda tembaga yang berbentuk D (D-shaped object) disebut dees,


ruangan seluruhnya di buat vakum (hampa udara). Kedua elektroda dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak balik frekuensi tinggi. Partikel yang ingin di percepat
ditaruh ditengah-tengah siklotron (P). Dees tersebut dicelupkan di dalam medan
magnet yang arahnya keluar bidang.

Misalkan ada proton-proton bergerak dalam dua bidang setengah lingkaran


yang terpisah oleh suatu celah (dee). Setiap kali proton-proton lewat melintasi celah
di antara kedua bidang setengah lingkaran, suatu tegangan diberikan pada proton-
proton yang akan mempercepat proton-proton. Percepatan ini meningkatkan kelajuan
proton-proton dan juga jari-jari kelengkungan lintasan proton-proton. Sekali proton
tersebut berada di dalam dee, maka proton disaring dari medan listrik oleh dinding
logam dee, medan magnet tidak disaring sehingga proton tersebut membelok
berbentuk lingkaran yang jari-jarinya yang bergantung pada kecepatan.

𝑚𝑣
𝑟=
𝑞𝐵

Setelah beberapa putaran, proton-proton memperoleh energi kinetik tinggi


(dalam orde 10 atau 20 MeV per satuan muatan listrik) dan tiba pada sisi terluar
siklotron. Proton-proton kemudian dapat menumbuk suatu sasaran yang ditempatkan
di dalam siklotron atau meninggalkan siklotron dengan bantuan “magnet pembelok”
dan diarahkan ke suatu sasaran eksternal. Tegangan yang diberikan ke kedua bidang
setengah lingkaran untuk menghasilkan percepatan haruslah bolak-balik. Ketika
proton-proton sedang bergerak ke kanan melintasi celah, bidang yang kanan haruslah
negatif dan yang kiri positif (medan listrik E berarah dari polaritas + ke polaritas –
dan untuk muatan positif seperti proton, besar gaya pemercepat F = q E dan searah
dengan arah medan listrik E).

Medan magnetik B, yang diberikan oleh sebuah elektromagnet besar, berarah


masuk dalam bidang kertas. A adalah sumber ion. Garis-garis gaya menunjukkan
medan listrik dalam celah. Setengah siklus berikutnya, proton-proton bergerak ke kiri
melintasi celah, sehingga bidang kiri haruslah negatif supaya medan listrik pada celah
tetap berfungsi mempercepat proton-proton.

Partikel bermuatan yang bergerak dengan kecepatan v tegak lurus terhadap


medan magnetik B menempuh lintasan melingkar dengan jari-jari r. Gaya sentripetal
penyebab gerak melingkar berasal dari gaya Lorentz.
3. Sinkrotron
3.1. Pengertian dan Pengenalan Sikrotron

Sinkrotron adalah alat pemercepat partikel bermuatan listrik yang berbentuk


hampir menyerupai lingkaran yang digunakan untuk impulsi proton, deutron, atau
elektron pada energi tinggi.

Sinkrotron ini merupakan sebuah pengembangan dari siklotron. Awalnya


Siklotron mempercepat partikel bermuatan dalam jalur berupa lingkaran dengan
memberikan medan magnet dan medan listrik yang konstan. Namun, ternyata hukum-
hukum fisika yang diterapkan pada siklotron hanya cocok untuk partikel yang
kecepatannya masih jauh dibawah kecepatan cahaya.

3.2. Cara Kerja Sinkrotron

Pada sinkrotron salah satu dari kedua medan (medan listrik ataumedan magnet
berubah-ubah seiring berjalannya waktu running sehingga partikel tetap bisa bergerak
melingkar lintasan pemercepat partikel yang terbentuk melingkar disebut siklotron.

Untuk pemakaian yang menggunakan energi yang lebih tinggi lagi maka
digunakan sinkroton. Di sini partikel dipercepat oleh gaya yang dihasilkan dari medan
listrik di dalam tabung hampa yang disebut cavity kemudian pada sinkrotron tersebut
juga di-lengkapi suatu medan magnet untuk menjaga lintasan melingkar dari gerak
partikel tersebut. Sinkrotron merupakan tempat pemercepat proton.
Tugas untuk mempercepat balok ditangani oleh rongga frekuensi radio yang
ditempatkan di sekitar loop. Generator daya RF memasok medan elektromagnetik ke
rongga yang dibentuk khusus dan berbentuk yang mengubah daya ERF menjadi
gelombang elektromagnetik yang menjadi resonansi dan menumpuk di dalam
rongga. Ketika partikel muatan memasuki rongga, gaya dan arah medan
elektromagnetik yang dihasilkan mempercepat mereka di sepanjang loop.

Salah satu kelemahan synchrotron adalah mereka tidak dapat mempercepat


proton untuk partikel lain dari macet; mereka pasti sudah bergerak, tugas yang
ditangani oleh akselerator lain. Sebagai contoh, Large Hadron Collider (LHC),
sinkrotron terbesar di dunia dengan keliling 17 mil, membawa partikel yang sudah
mencapai 450 GeV, mengirimkannya sekitar jalur 17 mil 14 juta kali dalam 20 menit,
dan kemudian para peneliti memiliki 6,5 TeV balok.

Dengan partikel yang selalu mengitari akselerator, para peneliti dapat


mengirim sinar melalui satu sama lain berulang kali, menciptakan sejumlah besar
tabrakan, peristiwa yang berpotensi mengungkapkan blok-blok pembangun alam
semesta. Dalam percobaan, LHC mencapai 400 juta tabrakan per detik, yang
menghasilkan banyak data untuk dipelajari. Sementara LHC bekerja terutama dengan
balok proton, ia juga dapat mempercepat inti berat seperti timah. Dan sinkrotron lain
dirancang untuk bekerja dengan berbagai partikel yang berbeda termasuk uranium dan
ion emas.

Anda mungkin juga menyukai