Sitokrom P450
Sitokrom P450
hemeprotein yang berfungsi sebagai katalis oksidator pada lintasan metabolism steroid, asam
lemak, xenobiotik, termasuk obat, racun dan karsinogen. Berbagai reaksi kimiawi organik
dipercepat oleh sitokrom P450, seperti reaksi monooksigenasi, peroksidasi, reduksi, dealkilasi,
epoksidasi dan dehalogenasi. Reaksi tersebut secara spesifik ditujukan guna mengkonversi
senyawa substrat menjadi metabolit polar untuk diekskresi, atau diproses oleh enzim lain pada
metabolism fasa II menjadi senyawa konjugasinya
4. Kekurangan pembentukan aldosteron, tetapi tidak ada gangguan sintesis kortisol dan hormon
kelamin (18)
6. Cidera sel
7.kanker
Penggunaan utama oksigen terdapat dalam proses respirasi. Banyak obat,polutan , dan
karsinogen kimia (xenobiotik) dimetabolisme oleh enzim enzim, yang disebut dengan sitokrom
P450. Enzim P450 ditemukan di Retikulum endoplasma halus. Mereka memainkan peran
penting dalam melindungi racun tubuh kita. Enzim sitokrom P450 memainkan peran sentral
dalam proses eliminasi obat. Dengan tidak adanya enzim, obat-obatan, racun terakumulasi dalam
menyebabkan tubuh kita.
Isosorbid dinitrat (ISDN) adalah suatu obat golongan nitrat yang digunakan secara
farmakologis sebagai vasodilator (pelebar pembuluh darah), khususnya pada kondisi angina
pektoris, juga pada CHF (congestive heart failure), yakni kondisi ketika jantung tidak mampu
memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Isosorbid dinitrat lebih bermanfaat untuk tujuan pencegahan serangan angina, untuk
tujuan ini isosorbid dinitrat dalam bentuk "long acting" atau kerja diperpanjang lebih
disukai.Pertama, nitrat meredakan angina pectoris dengan menginduksi relaksasi otot polos
vaskular perifer, sehingga ada pelebaran arteri dan vena.Hal ini mengurangi aliran balik vena
darah (mengurangi preload) ke jantung, yang pada gilirannya menyebabkan tuntutan penurunan
oksigen pada jantung.Kedua, nitrat meningkatkan pasokan oksigen miokard dengan dilatasi arteri
koroner besar dan mendistribusikan aliran darah, meningkatkan suplai oksigen ke daerah
iskemik.
Nitrat sudah digunakan sebagai obat PJK (Penyakit jantung coroner) untuk
meredakan serangan angina pectoris sejak tahun 1867. Saat ini, hamper semua penderita PJK
diberi preparat nitrat kecuali ada kontraindikasi atau efek samping.Preparat nitrat yang pertama
diperkenalkan adalah nitroglycerin. Golongan nitrat yang lain adalah isosorbid dinitrate atau
biasa disingkan ISDN, kemudia diproduksi jenis baru yaitu isosorbid mononitrate yang memiliki
efek kerja lama. ISDN banyak digunakan, tetapi cepat dimetabolisme dihati.Penggunaan
Isosorbid mononitrat, yang merupakan metabolit aktif utama dari dinitrat, mencegah variasi
absorpsi dan metabolisme lintas pertama dari dinitrat yang tidak dapat diperkirakan.
(ISDN) Isosorbide Dinitrate merupakan obat yang termasuk dalam golongan nitrat. Di
dalam tubuh Isosorbid dinitrat akan dikonversi menjadi Isosorbid Mononitrat yang merupakan
senyawa aktifnya. Nitrat adalah vasodilator atau pendilatasi pembuluh darah. Nitrat akan
meningkatkan aliran darah dan oksigen ke jantung dan mengurangi beban kerja jantung dengan
cara mendilatasikan atau melebarkan pembuluh arteri dan vena dalam tubuh. Pelebaran
pembuluh vena mengurangi jumlah darah yang kembali ke jantung yang harus dipompa.
Pelebaran pembuluh arteri menurunkan tekanan di arteri yang melawan tekanan pemompaan
jantung. Sebagai konsekuensi dari kedua efek tersebut, jantung bekerja lebih ringan dan
membutuhkan darah dan oksigen yang lebih sedikit. Selain itu, nitrat juga melebarkan arteri yang
mensuplai jantung dengan darah dan oksigen sehingga jantung akan menerima darah dan oksigen
dengan jumlah yang lebih banyak.
dapat digunakan dalam beragam cara penggunaan. Adapun dosis ISDN yang dianjurkan
adalah sebagai berikut : Penggunaan secara Intrakoroner pada Percutaneous transluminal
coronary angioplasty. Dosis Dewasa adalah 1 mg secara bolus sebelum pemompaan balon. Dosis
maksimal dalam waktu 30 menit adalah 5 mg.
Penggunaan secara Intravena pada Angina tidak stabil dan Gagal Jantung. Dosis dewasa adalah
2-12 mg/ jam secara titrasi berdasarkan respon pasien. Dosis maksimal adalah 20 mg/ jam.
Penggunaan secara Oral pada Penatalaksanaan Angina. Dosis dewasa adalah 20-120 mg/ hari
dalam dosis terbagi. Dosis tersebut ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan respon
pasien.Dosis maksimal adalah 240 mg/ hari.
Penggunaan secara Oral pada Gagal Jantung. Dosis dewasa adalah 30-160 mg/ hari dalam dosis
terbagi. Dosis maksimal adalah 240 mg/ hari Penggunaan secara Sublingual pada Angina Akut.
Dosis dewasa tablet adalah 2,5-10 mg yang diletakkan dibawah lidah. Dosis dewasa semprotan
adalah 1-3 semprotan (1,25mg/ semprot) langsung dibawah lidah. Penggunaan secara Sublingual
pada Gagal Jantung. Dosis dewasa adalah 5-15 mg setiap 2-3 jam.
menimbulkan efek samping. Sakit kepala merupakan efek samping yang paling umum
dan biasanya berkaitan dengan dosis (peningkatan dengan dosis yang lebih tinggi). Flushing atau
kemerahan mungkin terjadi karena obat ini dapat melebarkan pembuluh darah. Isosorbid Dinitrat
dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang terjadi ketika bangkit dari posisi duduk
(hipotensi ortostatik), menyebabkan pusing, vertigo, jantung berdebar, dan kelemahan. Untuk
mengurangi risiko efek samping, pasien harus bangkit perlahan dari posisi duduk. Efek pada
saluran pencernaan yang mungkin timbul antara lain mual, muntah, dan sakit perut. Efek
Samping yang berat dan berpotensi fatal adalah hipotensi berat dan kolaps sirkulasi.
Kerja suatu inhibitor yaitu berikatan dengan enzim sehingga ketika ada obat lain masuk
obat tersebut tidak akan dimetabolisme, lalu obat akan terakumulasi dalam plasma dan akan
menyebabkan efek toksik. Akibatnya durasi efek terapi yang lama dan bahkan kematian hewan
uji. Secara garis besar kerja inhibitor yaitu menghambat metabolisme suatu obat.
Kerja suatu inductor yaitu membantu meningkatkan enzim pemetabolisme, ketika ada
obat lain yang masuk obat tersebut akan langsung dimetabolisme dan di ekskesikan sehingga
mengurangi kadarnya dalam plasma dan diperoleh durasi obat yang pendek.
Fase Farmasetik
fase ini meliputi waktu mulai penggunaan sediaan obat melalui mulut hingga pelepasan
zat aktifnya ke dalam cairan tubuh. Sebagai contoh tablet mengandung hanya 5-10% zat aktif,
90% zat tambahan terdiri dari 80% zat pengencer, zat pengikat dan 10% zat penghancur tablet.
Yang penting dalam hubungannya dengan fase ini adalah ketersediaan farmasi dari zat aktifnya,
yaiyu obat siap diabsorsi.
Fase farmakokinetik
fase ini meliputi waktu selama obat diangkut ke organ yang ditentukan, setelah obat
dilepas dari bentuk sediaan. Obat harus diabsorbsi ke dalam darah, yang akan segera
didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam tubuh. Dalam darah obat dapat mengikat protein
darah dan mengalami metabolism, terutama dalam melintasi hepar (hati). Meskipun obat akan
didistribusikan melalui badan, tetapi hanya sedikit yang tersedia untuk diikat pada struktur yang
telah ditentukan.
Fase farmakodinamik
bila obat telah berinteraksi dengan sisi reseptor biasanya protein membrane akan
menimbulkan respon biologic.
Fase farmakodinamik
Mekanisme Obat
Terdapat 2 mekanisme anti konvulsiyang penting yaitu,(1) dengan mencegah timbulnya letupan
depolarisasi eksesif pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi, (2) dengan mencegah terjadinya
letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh fokus epilepsi. Bagian terbesar
antiepilepsi yang dikenal termasuk dalam golongan terakhir ini. Mekanisme kerja antiepilepsi
hanya sedikit yang dimengerti secara baik. Berbagai obat antiepilepsi diketahui mempengaruhi
berbagai fungsi neurofisiologik otak teruatama yang mempengaruhi sistem inhibisi yang
melibatkan GABA dalam mekanismekerja berbagai antiepilepsi.
Mekanisme kerja menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi penghambatan sinaps
melalui suatu kerja pada reseptor GABA, rekaman intrasel neuron korteks menunjukkan bahwa
fenobarbital meningkatkan respons terhadap GABA yang diberikan secara iontoforetik. Efek ini
telah teramati pada konsentrasi fenobarbital yang sesuai secara terapeutik. Analisis saluran
tunggal pada out patch bagian luar yang diisolasi dari neuron spinalis kordata mencit
menunjukkan bahwa fenobarbital meningkatkan arus yang diperantarai reseptor GABA dengan
meningkatkan durasi ledakan arus yang diperantarai reseptor GABA tanpa merubah frekuensi
ledakan. Pada kadar yang melebihi konsentrasi terapeutik, fenobarbital juga membatasi
perangsangan berulang terus menerus; ini mendasari beberapa efek kejang fenobarbital pada
konsentrasi yang lebih tinggi yang tercapai selama terapi status epileptikus.
Fenobarbital adalah penurun ambang stimulasi sel saraf di korteks motorik sehingga terjadi
hambatan penyebaran aktivitas listrik (lepas muatan) dari fokus aktivitas epilepsi di otak.
Fenobarbital bekerja pada reseptor GABA sehingga menyebabkan peningkatkan inhibisi
sinaptik. Hal tersebutlah yang menyebabkan adanya efek terangkatnya ambang kejang. Selain
itu, hal tersebut pula dapat mengurangi penyebaran aktivitas kejang dari fokus kejang.
Fenobarbital juga dapat menghambat saluran kalsium, mengakibatkan penurunan pengeluaran
transmitter yang memiliki fungsi untuk merangsang.
Interaksi antara fenobarbital dan obat lain biasanya melibatkan induksi sistem enzim mikrosom
hati oleh fenobarbital. Konsentrasi fenobarbital dalam plasma dapat ditingkatkan sebanyak 40 %
selama penggunaanya yang bersaman dengan asam valproat. Fenobarbital mengurangi kadar
carbamazepin, lamotrigin, tiagabin, dan zonisamide dalam darah; phenobarnital mungkin
mengurangi konsentrasi ethosuximide dalam darah; konsentrasi Fenobarbital dalam darah
meningkat oleh oxcarbazepin, juga kadar metabolit aktif oxcarbazepin dalam darah menurun;
kadar Fenobarbital dalam darah seringkali meningkat oleh fenitoin, kadar fenitoin dalam darah
seringkali berkurang tetapi dapat meningkat; efek sedasi meningkat saat barbiturate diberikan
dengan primidone; kadar Fenobarbital dalam darah meningkat oleh valproat, kadar valproat
dalam darah menurun; kadar Fenobarbital dalam darah mungkin berkurang oleh vigabatrin.
Fenobarbital dapat berinteraksi dengan obat lain karena menginduksi enzim-enzim hati yang
meningkatkan metabolisme obat atau sebagai respons terhadap kompetisi dengan enzim-enzim
hati sehingga metabolisme obat melambat. Ekskresi dipermudah oleh alkalinisasi urine.
Pengasaman urine dengan pemberian asam valproat dapat memperlambat pembersihan
fenobarbital. Karena itu, apabila diberikan bersama dengan obat lain, dosis fenobarbital harus
benar-benar diketahui dengan tepat dengan memantau konsentrasi di dalam serum.
Konsep Farmakokinetik
Setelah pemberian obat secara oral, obat diserap dengan baik dari lambung dan usus halus,
dengan kadar puncak terjadi 2 sampai 20 jam kemudian. Kadar dosis untuk orang dewasa adalah
sekitar 20 sampai 40 mikro gram per ml. Sedangkan pada anak, kadar yang sedikit lebih rendah
masih efektif. Phenobarbital diserap dalam berbagai derajat setelah pemberian oral, rektal atau
parenteral. Garam-garam lebih cepat diserap daripada asam. Tingkat penyerapan meningkat jika
garam natrium ditelan sebagai larutan encer atau diminum pada saat perut
kosong. Bioavailabilitas oral fenobarbital mencapai 100%.
b. Distribusi
Fenobarbital adalah asam lemah yang diserap dan dengan cepat di distribusikan ke seluruh
jaringan dan cairan dengan konsentrasi tinggi di otak, hati, dan ginjal. Semakin ia larut lemak,
semakin cepat pula ia menembus semua jaringan tubuh. Durasi kerja, yang berkaitan dengan
tingkat dimana fenobarbital didistribusikan ke seluruh tubuh bervariasi antara orang-orang dan
pada orang yang sama dari waktu ke waktu. Long-acting fenobarbital memiliki onset kerja 1 jam
atau lebih dan durasi tindakan dari 10 sampai 12 jam. Fenobarbital memiliki kelarutan lipid
terendah, pengikatan dengan plasma terendah, pengikatan dengan protein di otak terendah,
penundaan terpanjang pada onset aktivitas , dan durasi aksi terpanjang di kelas barbiturat.
c. Biotransformasi
Metabolisme fenobarbital terjadi di hati berupa hidroksilasi dan konjugasi ke sulfat atau asam
glukuronat, diikuti oleh ekskresi melalui ginjal. Waktu paruh fenobarbital adalah dari 50 sampai
100 jam. Fenobarbital dimetabolisme terutama oleh sistem enzim mikrosomal hati, dan produk-
produk metabolisme diekskresikan dalam urin, dan dalam tinja.
d. Ekskresi
Sekitar 25 sampai 50 persen dari dosis fenobarbital dihilangkan tidak berubah dalam urin.
Ekskresi barbiturat yang tidak dimetabolisme adalah salah satu fitur yang membedakan kategori
long-acting dari mereka yang termasuk kategori lain golongan barbiturat yang hampir seluruhnya
dimetabolisme. Metabolit aktif dari barbiturat diekskresikan sebagai konjugat dari asam
glukuronat.
Penggunaan fenobarbital dapat menimbulkan efek hipnotik-sedatif. Hipnotika atau obat tidur
adalah zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk tidur dan
mempermudah atau menyebabkan tidur, pusing, ataksia dan pada anak-anak mudah terangsang.
Efek samping ini dapat dikurangi dengan penambahan obat-obat lain dan pada umumnya,
diberikan pada malam hari. Dan juga menyebabkan kantuk, kelelahan, depresi mental, ataksia
dan alergi kulit, paradoxical excitement restlessness, bingung pada orang dewasa dan
hiperkinesia pada anak; anemia megaloblastik (dapat diterapi dengan asam folat). Berikut adalah
pengaruh efek samping obat :
Dianjurkan obat digunakan secara selektif dan dilakukan penilaian dengan hati-hati terhadap
manfaat pemberian obat dibandingkan risiko yang dapat ditimbulkan.
Bukti positif risiko kematian janin, tetapi jika manfaat pemberian melebihi risiko yang dapat
ditimbulkan terhadap ibu hamil, maka dapat digunakan ;(misal : jika obat dibutuhkan pada
keadaan yang mengancam jiwa atau untuk penyakit yang serius dan tidak ada obat lain yang
lebih aman untuk digunakan).
Tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui karena fenobarbital didistribusikan dalam air susu.