SRCR Baca Ekg
SRCR Baca Ekg
EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter.
Banyak dokter umum yang tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca
EKG, perlu diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu terbentuk. Setidaknya, ilmu
yang sangat dasar dari EKG perlu diketahui.
Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca
EKG yaitu:
Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut
syaraf khusus yang ada pada jantung.
Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai sumber primer dan
nodus atrioventrikular sebagai cadangan listrik sekunder. tetapi listrik
jantung ini dapat pula dibentuk oleh bagian lain dari jantung.
Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium
sedangkan kompleks QRS terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel.
sedangkan PR interval terbentuk ketika aliran listrik tersebut melewati
bundle His. gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi jantung.
Arah aliran listrik ini mengarah ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung
(lihat gambar dibawah).
Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang
berbeda. Maka untuk mengatahui letak kelainan, perlu diperhatikan lead
mana yang mengalami kelainan dan dari sudut pandang mana lead tersebut
melihat jantung. lead dada melihat jantung dari sudut pandang horizontal,
hal ini bisa dilihat dari tabel di bawah ini:
Lead ekstremitas melihat jantung secara vertikal. Hal ini bisa dijelaskan sebagai
berikut:
Sebagai contoh: lead II melihat/mengintip jantung dari sudut pandang apex jantung.
Setiap aliran listrik tersebut menuju ke arah sudut pandang tempat melihat
EKG, maka pada lead tersebut harus positif. Sebagai contoh adalah lead II
yang melihat jantung dari sudut pandang di sekitar apex. Maka normalnya
lead ini harus positif.
Karena otot jantung kiri lebih besar dari otot jantung kanan, maka yang
terekam dominan pada EKG adalah bagian jantung kiri.
Lihat pola yang ditulis oleh residen tersebut. Tulisan tersebut membuat pola yang
sederhana bagi pemula untuk mudah membaca EKG. Pola tersebut adalah:
Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki
ciri sebagai berikut:
Untuk pemula sebenarnya yang di atas sudah cukup. Tetapi ada beberapa kejadian
khusus yang perlu diketahui yaitu:
Gelombang P:
Normalnya:
a. Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil
b. Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil
c. Positif kecuali di aVR
d. Gelombang simetris
Kelainan Gelombang P:
a. Pulmonal / Runcing: RAH
b. Mitral / berlekuk lebar: LAH
Gelombang Q:
Normal:
a. Lebar kurang dari 0,04 second
b. Tinggi < 0,1 second
Patologis:
a. Panjang gelombang Q > 1/3 R
b. Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada.
Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI).
Bila gelombang ini belum ada (tetapi sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum
lama terjadi (< 12 jam), masih ada KEMUNGKINAN diselamtkan.
Kompleks QRS:
a. Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas
b. Normal R/S =1 di lead V3 dan V4
c. Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya
gelombang QRS menjadi berbalik. Yang tadinya harus positif di V5 + V6 dan negatif
di V1 dan V2 maka sekarang terjadi sebaliknya.
Segmen ST
Normalnya:
a. Isoelektrik
b. Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.
Patologis:
a. Elevasi: AMI atau perikarditis
b. Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin
Gelombang T
Normal sama dengan gelombang P. Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di
VR
Patologis:
a. Runcing: Hiperkalemia
b. Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia
c. Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau
iskemia, infark, RVH dan LVH, emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang
berkas.
Blok jantung:
1. Derajat 1: satu gel P: satu Kompleks QRS interval PR > 0,2 Second.
2. Derajat 2:
a. Weckenbach: PR interval awalnya noramal dan makin lama makin panjang lalu tidak
ada gelombang P, kemudian siklus berlanjut lagi.
b. Mobitz 2: P timbul kadang-kadang
3. Derajat 3 (total): QRS lebar, Frekuensi QRS < 50 kali/menit. P dan QRS tidak
berhubungan.
4. RBBB: QRS > 0,12 second, pola RSR’. R’ dominan di V1.
5. LBBB: QRS > 0,12 second, Pola M di lead V6
6. Bifascular: Hemiblok anterior kiri (Axis kiri dengan S dalam pada sadapan II dan III)
ditambah RBBB
Beberapa gambaran di bawah ini sangat khas pada leainan irama . Contohnya
adalah sebagai berikut:
a. Ventrikular takikardi
b. Ventrikular ekstrasistol
Suatu kelainan tidak akan bermakna jika ditemukan di satu lead saja. Berikut
daftar lead yang mengalami kelainan dan tempat suspect kelainan tersebut: