Koreksi Elektrolit
Koreksi Elektrolit
Nyanyian di RSSA :
Drip KCL 1 flc (25 meq) dalam 500cc NaCl 0,9% berikan 10 – 20 tpm makro
Drip KCL 1 flc (25 meq) dalam 100cc NaCl 0,9% berikan 4 – 8 tpm mikro
HIPERKALEMIA
Klasifikasinya :
Tahapan koreksi:
a) Per oral : Kayexalate dosis 25 – 50 gram campurkan ke dalam 100 ml sorbitol 20%
b) Per rectal : Kayexalate dosis 50 – 100 gram dalam 50 – 100ml sorbitol 70%
1. Ca glukonat
Dosis 10 ml diberikan intravena, selama 3 – 10 menit
Dapat diulang setelah 5 menit
3. Natrium bikarbonat
Diberikan hanya pada asidosis sedang – berat
Dosis 1 meq/KgBB diberikan secara intravena
Nyanyian di RSA adalah berikan 1 – 3 ampul intravena 15 – 30 menit
4. Salbutamol
Dosis 10mg – 20mg
Dapat diberi per nebulize selama 10 menit
5. Loop diuretik
Diberikan furosemid (Lasix) 20 – 40 mg intravena
Kontraindikasi pada penderita dengan hipovolemia
6. Hemodialisa
Jika setelah 3x siklus koreksi tidak ada perubahan dari kadar kalium
HIPERNATREMIA
Langkah koreksinya:
HIPONATREMIA
Contoh kasus :
= 10 tpm (makro)
Tambahan :
HIPERFOSFATEMIA
Contoh kasus :
100 cc = 200 mg
1 cc = 2000 mcg
Catatan :
- Naikkan 2 tetes mikro/15 menit hingga MAP > 70 mmHg (maks 15 tpm), atau maks 21 tpm (mikro) s/d TDS ≥ 100 mmHg
- Bila stabil, pertahankan 4-6 jam, lalu tappering off
Tambahan :
DOBUTAMIN
Contoh kasus :
= (100/25)
= 4 tpm (makro)
Tambahan :
NOREPINEFRINE
Dosis : 0,05-2mcg/menit
1 amp NE dalam 100 ml D5% 1 tpm (mikro) = 0,33 mcg
Biasanya mulai 8 tpm (mikro), naikkan 3 tpm tiap 15 menit, maksimal 40 tpm
INSULIN
Rapid : Novorapid, Actrapid (4-4-4) kombinasi dari basal dalam 24 jam missal kebutuhan insulin dalam 1 hari 24 IU, maka 24:
2 (12 IU basal & 12 IU rapid :3 (4-4-4) )
Monitoring dengan GD I/II, Kurang atau tidaknya dosis insulin KONSULKAN SEKSI
HIPOGLIKEMI
Bila pasien SADAR Glukosa tablet / gel ATAU D 40% 1 flash ( tergantung kadar Gula darah)
Bila pasien TIDAK SADAR Cek GDS D 40% 2-3 flash + infuse D 10% (dalam 4-6 jam) cek GDS per ½ jam BILA baik cek 2
jam
1. SP F. 10
2. Protokol masuk + resep masuk + resep pulang (dari poli fotokopi 2x untuk keluarga dan PPDS, simpan dalam MAP
KHUSUS PASIEN KEMO)
3. Lengkapi status ( cek laboratorium (DL, Ur, Cr, OT/PT, LDH, Bil T/D/I) kecuali kalau ada AP lab lain.
4. Hb >= 10, BILA << 10 TRANSFUSI (KONSUL SEKSI)
5. WBC >= 2.000, BILA << 2.000 Lekogen (KONSUL SEKSI)
6. PLT > 100.000
7. Kemoterapi hari pertama di tulis di F 7.5 ( khusus 28 regimen kemo ditulis lengkap di hari pertama pasien datang)
Pasien pro kemo datang lihat kepala les (biasanya ada di ruang administrasi atau di kotak dekat telpon)
SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK KARDIOGENIK
>> mci
Cara bedakan:
TD ttp < 90 mmhg selama > 1 jam yg tidak respon hanya dgn cairan saja, diketahui sekunder thd disfungsi jantung,
berkaitan dgn tanda tanda hipoperfusi/ inden cardiac < 2,2 l/mnt/m2 dan tekanan baji kapiler paru > 18 mmhg, tdk drh
naik stlh masuk inotropik, ada s3, Gallop, Ronki, Distensi v. Jugularis, cardiomegalli, tanda congesif.
Penatalaksanaan
1. Optimalkan cairan untuk isi ventrikel kiri, bila tidak ada tanda bendungan, 250 cc dlm 10 mnt. Bisa ditambah dopamin,
NE. Dopamin kombinasi dobutamine dosis sedang atau dobutamie tunggal PD kondisi low input tanpa Hipotensi yg nyata.
2. Patenkan Jln napas
3. IABP ( intraaortic balon counterpulsation)
4. Pantau EKG, periksa Saturasi, Agd.
5. Terapi fibrinolitik bila pasien St elevasi
6. Tentukan scr dini anatomi coroner
7. Revascularisasi dini. (Pci atau cabg)
SYOK SEPTIK
Syok anafilaksis
ATRIAL FIBRILASI
Penyebab
1. Af paroxysmal
Bila terjadi kurang dari 48 jam. 50 % remisi spontan dalam 24 jam.
2. Af persisten
Bila terjadi antara 48 jam sampai 7 hari. Sering memerlukan cardioversi untuk membalikkan irama.
3. Af kronik/ permanen
Bila terjadi lebih dari 7 hari. Irama sulit kembali walau dengan cardioversi.
Manifestasi af:
1. Anamnesis
a. Lamanya timbul (paroxysmal, persisten, permanen)
b. Tentukan beratnya gejala
c. Cari etiologi
2. Pemeriksaan klinis
a. Ttv: hr regularitas, tensi
b. Tekanan Vena jugularis
c. Ronki
d. S3, murmur
e. Hepatomegali
f. Edema perifer
3. Laboratorium
a. Hematokrit
b. Tsh
c. Enzim jantung
d. Fungsi tiroid
4. Ekg (verifikasi af, loh, sindrom wpw, mci
5. Radiologi, echo, TEE ( trans esofagoecho)
6. Uji latih jantung ( identifikasi ischemia jantung)
7. Pemeriksaan lain ( holter monitoring, studi elektrofisiologi)
Komplikasi
1. Sudden Death
2. Hipotensi
3. Tromboemboli, stroke
Penatalaksanaan
Tujuan:
Cardioversi
1. Farmakologi
Paling efektif dalam 7 hari setelah af dgn antiaritmia
2. Elektrik
Pada pasien dgn hemodinamik tidak stabil ( hr cepat, tanda ischemia, Hipotensi, sinkop). Mulai 200 j bila tidak berhasil
dilanjutkan 350 j. Pasien puasa dan menggunakan obat anastesi kerja pendek.
1. Digoxin
3. Beta bloker
Dikatakan terkontrol bila hr 60-80 Tpm saat istirahat dan 90-115 Tpm saat aktivitas
Antitrombotik:
1. Warfarin
2. Aspirin 75 mg atau 325 mg
Dosis optimal efektif aman bila inr 2-3. Warfarin 3 mg sblm dan 4 mg sesudah cardioversi
Antiaritmia:
1. Amiodaron (100-400 mg). (ES: Fotosensitive, Toxic paru, polineuropati, ggn GI, bradikardi, torsade de pointes,
hepatotoxic, disfungsi tiroid)
2. Disopyramide (400-750mg). (ES: torsade de pointes, gagal jtg, glaukoma, retensi Urin, mulut kering)
3. Dofetilide (500-1000 mg). (ES: torsade de pointes)
4. Flecainide (200-300 mg).( ES: takikardi ventrikuler, congesif hf, konduksi av node berubah menjadi flutter Atrial)
5. Procainamid (1000-4000mg). (ES: torsade de pointes, ggn GI, lupus like snyd)
6. Propafenon (450-900 mg). (ES: takikardi ventrikuler, congesif hf, konduksi av node berubah menjadi Atrial flutter)
7. Quinide (600-1500 mg). (ES: torsade de pointes, kelainan saluran cerna, konduksi av berubah)
8. Sotalol (240-320 mg). ES: torsade de pointes, congesif hf, bradikardi, penyakitaru brongkos spesifik ya mrp eksaserbasi
akut dari obstruksi kronik, bradikardi)
Algoritma
Atrial fibrilasi
Pertimbangkan antiaritmia
Cardioversi
Diagnosis:
Penatalaksanaan:
ASIDOSIS METABOLIK
Koreksi bila PH < 7,1
Rumus :
HCO3 = BE x BB x 0,3
2
NICARDIPINE
2-10 mcg / kg / BB
Kontra
Golongan Indikasi Indikasi yang Kontra
Indikasi yang
obat Kuat mungkin Indikasi kuat
Mungkin
Diuretik -Gagal jantung -Diebetes -Pirai -Dislipidemi
- HCT - orang tua mellitus -pria yang
-Furosemid -Hipertensi sistolik seksual aktif
-Spironolacton -hiperurisemia
Diuretik
1. HCT (Hydroclorothiazide) 25 mg (tablet putih) dan 50 mg (tablet merah). Dosis 50 – 200 mg/hari. Dosis aman 1 x 12,5 – 25
mg/hari. Hati – hati pada dosisi lebih tinggi karena akan menyebabkan hipokatemia.
2. Furosemide (Lasix, Impugan, Cetasix, Diurefo, Furosix, Farsix, Furosetic, Nclex, Uresix) tablet 40 mg. Dosis 1 – 3 x 20 – 40
mg/hari
3. Spironolactone (Aldactone, Idrolattone, Letonal, Spirolactone, Carpiaton) tablet 25 mg dari 100 mg. Dosis 1 x 50 – 100 mg/hari
Penyekat beta
1. Proparad (Inderal, Propadex, Prestoral, Blocard, Farmadral) tablet 10 mg dan 40 mg Dosis 2 – 3 x
2. Metoprolol turtrate (Lopressor, Seloken, Cardiosel) tablet 100 mg. Dosis 1 x 100 – 200 mg/hari. Metoprolol succinate tablet 95
mg. Dosis 1 x 95 – 190 mg/hari
3. Atenolol 9Tenormin, Betablok, Zantablok, Fornormin, Cardiosel, Hiblok, Tensimorm) tablet 50 mg dan 100 mg. Dosis 1 x 25 –
100 mg/hari
8. Carteolol HCL (Mikelan) tablet 5 mg. Dosis 10 – 30 mg/hari dalam 2 – 3 kali dosis
9. Nadolol (corgard, Farmagard) tablet 40 mg. Dosis 1 x 40 mg/hari
10. Sotalol (Sotacor) tablet 80 mg dan 160 mg. Dosis 160 – 320 mg/hari
11. Bisoprolol (Concor, Maintate) tablet 5 mg. Dosis 1 x ½ - 2 tablet/hari
ACEI
1. Captopril (Capoten, Captensin, Acepress, Dexacap, Farmoten, Tensicap, Tensolan, Otoryl, Casipril) tablet 12,5 mg, 25 mg
dan 50 mg. Dosis 2 – 3 x 12,5 – 25 mg/hari
2. Enalapril (Renivace, Tenace, Inoprilat, Renacardon, Repanitril) tablet 5 mg, 10 mg dan 20 mg. Dosis 10 – 40 mg dalam 1 x 2
pemberian/hari
3. Imidapril (Tanapress) 5 dan 10 mg. Dosis 1 x 5 – 10 mg. Dosis 1 x 5 – 10 mg/hari
4. Lisinopril (Zestril, Interpril, Noperten) tablet 5 mg, 10 mg dan 20 mg. Dosis 1 x 5 – 20 mg/hari
Antagonis Kalsium
1. Diltiazem (Herbessar, Cardizem, Carditen, Dilso, Dilmen, Diltikor, Cardyne, Farmabes) tablet 30 mg, 60 mg dan Herbessaer –
SR 90 mg dan Herbassaer SR 180 mg
2. Verapamil (Isoptin, Corpamil) tablet 80 mg dosis 2 x ½ - 1 tablet/hari dan Verapamil SR 240 mg dosis 1 x 1 tablet/hari
3. Nifedipine (Adalat, Carvas, Cordalat, Coropinin, Farmalat, Calcianto, Fedipin, Ficor, Kemolat, Nifecard, Niprocor, Nifedin,
Pincard, Vasdalat, Xepalat) tablet 5 mg, 10 mg. Dosis 3 x 5 – 20 mg/hari, serta Adalat Oros 30 dan 60 mg dosis 1 x 30 – 60
mg/hari
4. Nicardipin HCL (Loxen, Safcard) tablet 20 mg dan retard 40 mg 3 x 20 mg/hari atau 1 x Laxen retard 40 mg/hari
5. Amlopidipine besylate (Norvask, Tensivask) tablet 5 mg dan 10 mg. Dosis 1 x 5 – 10 mg/hari
PERSIAPAN PUNGSI ASITES:
1. Blood set
2. Spuit 5cc/10cc ( I/II)
3. Lidocaine
4. Hipafix
5. Botol aqua
IV. Bikarbonat
Pemberian bikarbonat tidak sering dilakukan.
pH >/= 6,9: NaHCO3
pH <6,9 : 100 mmol bikarbonat dalam 400ml DSW + 20 mEq KCL, infus per 2 jam. Diulangi tiap 2 jam hingga pH >/=
7. Monitor serum K setiap 2 jam.
Final Box:
- Cek elektrolit, BUN, pH, kreatinin dan GD tiap 2-4 jam hingga pasien stabil
- Setelah resolusi DKA/HHS dan pasien mampu makan tanpa muntah pemberian insulin SC dapat dimulai. Untuk
mengganti pemberian insulin dari IV ke SC infus insulin tidak boleh langsung dihentikan. Lanjutkan drip insulin selama 1-
2jam setelah suntikan insulin SC. Pada pasien yang belum pernah diberikan insulin, mulai dengan dosis 0,5-0,8
U/kgBB/hari
- Faktor pencetus segera ditangani
HEMODIALISA
# Hubungi Pak Muklas (pagi) Nama Pasien/ Alamat juga penting untuk menentukan tempat HD selanjutnya yang dekat dengan
alamat pasien ( Travelling ), dan tanyakan apakah pasien BPJS/ mandiri
3 HAL YANG HARUS KITA BERITAHUKAN UNTUK PASIEN DENGAN CKD : (RENAL REPLACEMENT THERAPY)
1. Transplantasi ginjal
2. CAPD
3. Hemodialisa
1. Transplantasi ginjal
Syarat : Living donor boleh saja jika bukan keluarga tapi lebih baik lagi jika keluarga, dan donor usia tidak lebih dari usia
70 tahun
Transplantasi ginjal ditanggung bpjs dengan plafon 250 juta, tetapi ada pemeriksaan yang ditanggung pasien sendiri yaitu
pemeriksaan HLA, angiografi dan akomodasi di paviliun (sekitar 10-20 juta), jika pasien bersedia segera lapor seksi nefro.
2. CAPD
Persiapan Edukasi dan Surat Persetujuan
USG Abdomen
Persiapan pasien preop :
- Makan terakhir jam 8 malam
- Saluran cerna harus bersih, berikan fluid enema jam 10 malam dan jam 5 pagi.
- Obat antihipertensi harus diberikan
- Jika pasien gelisah dari malam , boleh diberikan diazepam
- Pasang IV plug, Injeksi cefazolin 1 gram diberikan 1 jam sebelum CAPD, Injeksi cefazolin diberikan 12 jam post
CAPD
- Kontrol 10 -14 hari post CAPD untuk belajar Dwelling, langsung ke poli CAPD hari (senin-jumat)
- Bila Diruangan cairan Dwellingnya Merah berikan heparin 1cc di spooling di infusnya
Infected CAPD : Lakukan Test PET (Peritoneal Equilibrium Test) untuk menentukan apakah membrane peritoneum
masih bisa sebagai media dialisa
Kirimkan permintaan ini ke laborat dengan permintaan “ ANALISA CAIRAN CAPD, MENGANALISA Ur/Cr”
CAPD macet
mekanik : Kinked atau malposisi cateter, cek dengan cara masukkan 500cc cairan CAPD jika keluar lagi
500 cc berarti lancer.
Biofiltrasi Jika dimasukkan 500cc, keluarnya lebih sedikit.
3. Hemodialisa
Beritahukan pasien bahwa dengan HD manual resiko yang terkait dengan HD manual adalah pseudoaneurisma/
Trombosis
# Double Lumen
Indikasi : Ureum 60 (menurut dr.Atma)
Hanya bertahan 3-5 bulan saja , setelah itu harus ganti ke AV shunt/ CAPD
Resep Double Lumen
dr.Atma
dr . Nursamsu
Apabila Alat sudah siap segera lapor seksi agar segera dipasang
Persiapan ;
Pasien tidak perlu dipuasakan
Pasien didorong dengan brankard bukan dengan kursi roda
Gunakan baju yang gampang dibuka
Setelah double lumen terpasang berikan profilaksis AB : Cefoperazon 2x1gram (selama pasien MRS)
Komplikasi pemasangan :
Hemathotoraks tidak boleh dipulangkan 1x24jam
Konsul bedah TKV CITO
Double lumen infected - Demam tinggi, ada pus di double lumen
Aff double lumen
Kultur ujung cateter double lumen minta ke lab mikro botol steril untuk kultur
Kultur darah
# AV SHUNT
Konsultasi bedah TKV kapan akan dilaksanakan , jika segera makan tahan pasien untuk MRS, jika masih lama pasien bisa
dipulangkan
Persiapan puasa dan cek FH
Biopsi ginjal
Terutama untuk pasien dengan Sindrom Nefrotik selama Ur/Cr Bagus,Lupus Nefritis untuk staging dan pengobatan.
Sebaiknya ada USG Abdomen
Biopsi guiding USG (bisa ke lab radiologi , bisa juga pakai USG yang ada di ruang geriatri)
Jika USG di radiologi maka kita menghadap supervisor radiologi, seksi nefro yang akan menghubungi supervisor KGH.
Jika menggunakan USG di ruang geriatric maka hubungi pak sukir, untuk pasien yang mau menggunakan jarum baru harga
360.000, jika pakai jarum reused free.
ALAT dan SYARAT Biopsi ginjal :
Handscoon steril no 7 (dr.nursamsu), handscoon steril no 7,5 (dr.atma)
Lido/PHcain 3 ampul
Spuit 3cc (3biji)
Mess 11 (2 biji)
2 botol cairan formalin, minta ke lab PA
Trombosit pasien > 75000
FH normal atau tidak boleh memanjang > 1,5x
Pasien post biopsy tidur tengkurap 6 jam
PROTEIN ESBACH
Tampung urin 24jam , bisa urin langsung ataupun cateter
Kirim ke Lab , nanti hasilnya … mg/dl dikonversikan ke gram/24 jam
Clearens creatinin urin 24 jam, sertakan Berat Badan , tinggi badan dan produksi urin 24 jam, creatinin serum, ureum
urine, natrium urin dan kalium urine.
Repair Pseudoaneurisma bengkak, nyeri extremitas, daftarkan USG dopller cito/urgent (hubungi SPV Radiologi )
ANGIOGRAFI
Lihat Ureum dan creatinin
Jika Ur/Cr masih tinggi Rehidrasi 3 L/ hari
N acetyl sistein injeksi 1 ampul
Mohon gunakan ionic isoosmolar
Back up HD post angiografi.
OPERAN DIVISI GASTRO
OPERAN TROPMED
1. Leptospira
a. Pemeriksaan darkfield mikroskop
b. Ada di bagian kulit dan lab sentral
c. Konsul F8 saat jam kerja
d. Membawa sampel urine tampung 24 jam
2. HIV
a. Pemeriksaan determinan melalui VCT
b. Jika pasien MRS, bisa menghubungi VCT volunteers di Irna 1 pak Suyatno karu 22, Bu Irin perawat HD
c. Boleh PICT oleh PPDS terutama jam jaga
d. Telpon ke VCT jam kerja untuk konfirmasi hasil dan pemeriksaan (mbak titis, Bu Endang, Mas Wedya)
e. Jika periksa determinan KIE pasien, kirim blanko Lab ke Lab sentral plus sampel di tabung kuning.
f. Jika dalam kondisi emergency/ tidak ada keluarga dengan kecurigaan pasien HIV periksa dulu langsung
determinan
3. Pasien rawat inap HIV
a. Cek Lab rutin lengkap
b. Serologi
HbsAg anti HCV
VDRL/TPHA
Toxoplasma Ig G/M
CMV Ig G/M
TB ICT
c. Jika hasil det +, maka segera hubungi seksi tropmed dan R.29 untuk rencana pindah pasien ke R.29.
d. Jika pasien tersebut HIV dan TB, bisa dirawat di 29/23i
e. Menulis jumlah pasien harian di papan tropmed sebelum MR
f. Jika memulangkan pasien wajib sepengetahuan seksi, dan obat2an ditulis lengkap di surkon beserta hari
pemberiannya.
4. ARV
a. Resep ARV menggunakan resep umum, di apotik IRNA 1 garing nama SPV tropmed.
b. Untuk profilaksis pasca pajanan prosedur pemberian ARV sama dengan start ARV
c. Hubungi seksi tropmed untuk profilaksis lapor NIC
d. Cek determinan, HbsAg anti HCV pasien dan terpajan
e. Resep obat anti malaria prosedur sama dengan ARV (resep umum dan garing nama SPV) karena obat
program dari pemerintah.
f. Saat tanggal merah pasien tetap bisa mendapatkan ARV melalui dokter jaga IGD diresepkan melalui apotik
IRNA 1 dengan resep umum
g. ARV bisa dimulai di ruangan.
5. Difteria
a. Pasien di isolasi di ruang 29
b. Harap lapor seksi
c. Tidak boleh digabung
d. UP baik pasien, keluarga dan tenaga medis
e. Berikan profilaksis untuk keluarga yang menjaga pasien dengan erytromicin 4 x 500 mg
f. Swab tenggorok dilakukan oleh THT atau mikrobiologi
g. Konsul melalui telepon ke bagian mikro untuk swab
6. Tetanus
a. Dirawat isolasi di R29
b. Ruang dikondisikan gelap
c. Pasien tetanus dengan luka trauma bedah R 13
d. Luka non trauma IPD
e. Tetanus disuntikkan ATS peresepan biasa
7. Kultur
a. Kultur sekitar 3 – 5 hari
b. Darah, sputum, pus dll, ditulis di blanko merah
c. Harus lengkap beserta obat2an yang telah masuk
8. OAT
a. TB paru paru
b. TB ekstra paru IPD
c. OAT menggunakan resep umum. Start OAT dapat melalui poli IPD ataupun paru, konsekuensinya untuk kontrol
dan monitoringnya sesuai dimana OAT diberikan.
d. Peresepan OAT menggunakan stempel dari poli paru.
e. Untuk pemberian ARV dapat menggunakan pedoman ARV 2009, 2011
f. Untuk pasien ruangan resep OAT dengan single dose (bukan FDC) kecuali sudah mendapat OAT sebelumnya.
9. MRSA
a. Lapor PPI
b. Lapor kepala ruangan setempat, jika jam jaga konsul NIC
c. Lapor sie tropmed
d. Isolasi pasien jika bisa, minimal sketsel
e. Beri UP bagi pasien dan keluarga
f. Konsul mikro untuk swab tenggorok dan hidung jam kerja
g. Beri antibiotik sesuai kultur segera sambil menunggu hasil swab 3 hari
h. Baca protap alur penanganan MRSA
10. Malaria
a. Malaria diperiksakan tetes tebal dan tipis
b. Tetes tebal dilakukan oleh PPDS PK, telepon ke 1039, dilakukan saat pasien panas.
c. Bisa dihubungi 24 jam. Jika demam waktu malam, bisa hubungi PPDS jaga.
d. Tetes tipis, di sampel dengan tabung ungu spt DL
e. Kirim sekalian indeks parasite
f. Tetes tipis bisa dilakukan di lab koass sebelah
g. Obat malaria menggunakan resep umum (meski pasien BPJS) karena program pemerintah.
OPERAN RHEUMATOLOGI
1 Penderita diperiksa dengan seksama, jika terdapat infeksi, diberikan antibiotik inisial
2 Diperiksa tanda vital dan keadaan pasien sebelum pemberian Pulse Kortikosteroid
3 Diberikan penjelasan pada penderita tentang makna pemberian Pulse Kortikosteroid dan kemungkinan efek sampingnya.
Jika penderita/ keluarga pasien setuju, diminntakan tanda tangan surat persetujuan tindakan (Informed Consent)
4 Pemasangan infus pada penderita sesuai prosedur
5 Memasukan MethylPrednisolone (500-1000mg) ke dalam NaCl 0,9 % 100 cc dan diberikan dalam 1 jam
6 Monitor tekanan darah dan tanda vital lain setiap 15 menit selama pemberian Pulse Kortikosteroid
7 Jika didapatkan tekanan darah meningkta atau menurun drastis, pemberian dihentikan sementara, diatasi tekanan darah.
Jika tekanan darah telah teratasi, pemberian dapat dilanjutkan dengan kecepatan yang leih perlahan dan tetap dimonitor
8 Bilas dengan naCl 0,9 % 10-20 cc setelah obat infus selesai
9 Dilakukan evaluasi keadaan penderita minimal selama 60 menit setelah obat infus selesai
10 Pemberian pulse diulang pada hari berikutnya dengan cara dan dosis yang sama, total pemberian 3 hari berturut turut.
Handscone steril, spuit 10 cc (3 buah), lidokain, kassa steril, kapas alkohol, kapas kering,, Hypafix, bengkok
1 jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dikerjakan meliputi prosedur, tujuan dan komplikasi.
Penandatanganan lembar persetujuan oleh pasien atau keluarganya dan dokter.
2 Persiapkan posisi pasien
3 Persiapkan alat-alat medis yang diperlukan
4 Persiapkan obat-obat
5 Kenakan sarung tangan steril
6 Lakukan desinfeksi pada lokasi sendi
7 Lakukan anastesi lokal pada tempat injkesi
8 Masukkan jarum ke ruang intraartikular sesuai tehnik injeksi pada amsing-masing sendi
9 Lakukan aspirasi cairan sendi sebanyak mungkin
10 Lakukan injeksi obat intra artikuler
11 Tarik jarum dan tutup luka bekas injeksi dengan kassa steril
12 Anjurkan penderita mengistirahatkan sendi yang diinjeksi selama minimal 24 jam