2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/870
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI
OLEH
NIM : 130503190
NIM : 130503190
Menyetujui,
Pembimbing
Indonesia Periode 2012-2016” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusaahaan atau
lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin,
dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa pula penulis menngucapkan shalawat
beriringkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh
dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari S1 Akuntansi
sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
1. Bapak Prof, Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA dan Bapak
Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing yang
skripsi ini.
skripsi ini.
5. Kepada kedua orangtua penulis Bapak Drs. Syahfan Iswar Pardede dan
Ibu Darna Piliang serta kepada kedua kakak saya Sarah Iswina Pardede
Riska, Tiwi, Lola, Aksa, Lenny, dan Karish yang telah memberikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini baik
itu dalam isi dan tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
PERNYATAAN ........................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
LAMPIRAN ................................................................................................. 82
PENDAHULUAN
para pemegang saham menjadi salah satu faktor penunjang bagi perusahaan dalam
yang diberikan oleh investor bagi perusahaan tidak hanya bertujuan untuk
suatu perusahaan bahwa dana yang mereka investasikan dalam kondisi yang aman
dan diharapkan akan memberikan return atas dana yang telah mereka
yang buruk dan lebih memilih menginvestasikan dananya pada perusahaan yang
memiliki kinerja yang baik yang dapat menjamin kemakmuran serta melindungi
hak dan kepentingan para pemegang saham. Kondisi ini yang menjadi acuan
perusahaan yang telah go public agar dapat menarik investor-investor yang ada di
diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu
keuntungan baginya dan dapat mengurangi risiko atas tidak kembalinya dana yang
ditanamkan. Namun, pencapaian kinerja yang baik bukanlah hal yang mudah bagi
perusahaan raksasa yang terjadi pada awal tahun 2000-an seperti Enron, Tyco,
Chase, Citicorp, AOL, Time Warner, dan Lucent Technologies”. Menurut Agoes
Direksi untuk melindungi kepentingan para pemegang saham Enron, atau sering
bahkan tidak mampu lagi meneruskan kegiatan usahanya yang disebabkan oleh
praktik tata kelola perusahaan yang buruk (bad corporate governance) sehingga
seperti perekayasaan laporan audit dan laporan keuangan, sering kali mengangkat
komisaris yang bukan orang profesional, banyak direksi yang tidak independen
yang baik sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan peran dewan komisaris,
peran direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya”. Tata kelola
perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas
kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas sangat penting dalam
antara principal dan agent diwujudkan dalam hubungan antara pemegang saham
samanya tujuan antara manajer dan pemegang saham inilah yang dapat
akan hati-hati dalam mengambil keputusan operasi dan strategi bagi perusahaan
yang dilihat dari besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.Perusahaan
yang lebih besar dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi investor dalam
lebih hati-hati dalam melaporkan kinerja perusahaan yang tercermin dari laporan
keuangan.
Tabel 1.1
Data Rata-rata Kinerja Perusahaan, Komisaris Independen, Dewan Direksi,
Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan
Ukuran Perusahaan Periode 2012-2016
Tahun
Variabel
2012 2013 2014 2015 2016
Kinerja
0,155 0,151 0,117 0,114 0,099
Perusahaan
Komisaris
0,340 0,340 0,394 0,379 0,372
Independen
Dewan
4,765 4,765 4,941 5,294 5,353
Direksi
komisaris independen dan dewan direksi. Pada tahun 2013, nilai kinerja
independen dan dewan direksi tidak mengalami perubahan. Fenomena gap ini
mengalami penurunan menjadi 0,117 pada tahun 2014, 0114 pada tahun 2015, dan
0,099 pada tahun 2016. Namun nilai komisaris independen dan dewan direksi
mengalami kenaikan dari tahun 2014-2016. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
yang berlawanan arah dan memiliki hubungan yang negatif. Berbeda dengan hasil
perhitungan dari komite audit, yaitu mengalami penurunan pada tahun 2013, yaitu
sebesar 3,188. Akan tetapi, pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 mengalami
kenaikan menjadi 3,176 dan 3,235. Namun, pada tahun 2016, nilai komite audit
tahun 2013 dan 2016 menunjukka hubungan yang positif, sedangkan tahun 2014
dan 2015 menunjukkan hubungan yang negatif.Fenomena gap juga terjadi pada
0,075 sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,076
manajerial dan kinerja perusahaan, dimana pada tahun 2013 dan 2014
menunjukkan hubungan yang positif sedangkan pada tahun 2015 dan 2016
mengalami penurunan sebesar 0,577 sedangkan pada tahun 2014 dan 2015
mengalami kenaikan sebesar 0,590 dan kembali mengalami penurunan pada tahun
2016 sebesar 0,577. Pada ukuran perusahaan, tahun 2013-2016 terus mengalami
kenaikan yaitu sebesar 27,923 pada tahun 2013, 28,020 pada tahun 2014, 28,115
pada tahun 2015, dan 28,211 pada tahun 2016. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa
kepemilikan institusional dan kinerja peruahaan pada tahun 2013 dan 2016
menunjukkan hubungan yang positif dan pada tahun 2014 dan 2015 menunjukkan
kepemilikan publik dan ukuran komite audit, dan struktur kepemilikan tidak
dengan hasil penelitian yang dilkukan oleh Bukhori (2012) yang menemukan
bukti bahwa dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak
dewan komisaris, dan ukuran komite audit tidak terdapat berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat theory gap
teori keagenan. Theory gap juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh
agensi yang diungkapkan dalam teori keagenan yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan.
Periode 2012-2016”.
dalam penelitian ini yaitu apakah good corporate governance yang dipoksikan
Periode 2012-2016.
2016.
1. Akademisi
2. Perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA
atasperusahaan selama periode waktu tertentu, yang merupakan hasil atau prestasi
menghasilkanlaba”.
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari
current ratio, quick ratio, dan net working capital.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari debt
ratio,debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, long term debt
to capitalization ratio, times interest earned, cash flow interest
coverage, cash flow interest coverage, cash flow to net
income,dancash return on sales.
3. Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
harta yang dimilikinya. Rasio Aktivitas terdiri dari total asset turnover,
fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover,
average collection period, dan day’s sales ininventory.
4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas terdiri dari gross profit
margin, net profit margin, return on assets, return on equity, dan
operating ratio.
memberikan return atas investasi yang telah ditanamkan oleh investor di masa
analisis Return On Equity menjadi penting karena dengan analisis tersebut dapat
diketahui keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi yang dilakukan. Bagi
perusahaan, analisis ini menjadi penting karena merupakan faktor penarik bagi
dapat dilihat dari seberapa besar efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam
menghasilkan laba atau keuntungan bersih. Para investor pasti akan lebih tertarik
yang sebanyak-banyaknya labanya sehingga investor tidak perlu takut atas tidak
kembalinya dana atau return yang diharapkan dapat dihasilkan di masa depan. Ini
dapat dibuktikan dengan melihat ROE perusahaan yang nantinya akan menjadi
kinerja yang baik atau tidak. Semakin tinggi rasio ROE maka semakin tinggi
perusahaan dan semakin baik kinerja suatu perusahaan. Dengan demikian, kinerja
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan salah satu rasio
laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”. Sedangkan menurut Fahmi
untuk mampu memberikan laba atas ekuitas”. Return On Equity (ROE) memiliki
dengan hak dan kewajiban mereka agar tujuan perusahaan tercapai dan
1. Keterbukaan (Transparency)
Keterbukaan kepada stakeholders dalam melakukan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan dengan lima
karakteristik, yaitu komprehensif, relevan, friendly, reliable, dan
comparable. Informasi mengenai laporan keuangan, kinerja
keuangan, kepemilikan, dan pengelolaan perusahaan harus
diungkapkan secara tepat dan akurat agar pemegang saham dan
pihak lainnya dapat mengetahui keadaan perusahaan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Kejelasan fungsi, struktur, sistem pengendalian, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan dan
keseimbangan kekuasaan antara stakeholders terlaksana secara
efektif. Para anggota eksekutif seperti komisaris, direksi, dan
jajarannya wajib memiliki integritas untuk menjalankan usaha
sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
3. Pertanggungjawaban (Resposibility)
Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip
korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
Prinsip ini menuntut agar seluruh jajaran perusahaan untuk
melakukan tugasnya dengan bertanggung jawab dan mematuhi
hukum yang ditetapkan.
4. Kemandirian (independency)
Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manajemen
yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Keadilan (fairness)
Perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta
1. Komisaris Independen
2. Dewan Direksi
antara lain:
3. Komite Audit
berikut :
6. Direktur Independen
yang ditunjuk tidak dalam kapasitas mewakili pihak manapun dan semata-
berikut:
1. Kepemilikan Manajerial
dengan kata lain manajer tersebut juga sekaligus sebagai pemegang saham
oleh proporsi saham yang dimiliki manajer pada akhir tahun yang
sekaligus pemegang saham akan berusaha bekerja secara optimal dan tidak
pula”.
antara lain dinyatakan dalam total aset, totalpenjualan, nilai pasar saham, dan lain-
adalah besarkecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan
mempunyai akses yang besarke sumber-sumber dana baik ke pasar modal maupun
terusmeningkatkan kinerjanya.
tahunanperusahaan tersebut.
ukuran perusahaan:
Tabel 2.1
Kriteria Ukuran Perusahaan
Kriteria
Ukuran Perusahaan Aset (tidak termasuk tanah dan
Penjualan Tahunan
bangunan tempat usaha)
Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
Usaha Kecil >50 juta – 500 juta >300 juta – 2,5 M
Usaha Menengah >100 juta – 10 M >2,5 M – 10 M
Usaha Besar >10 M >50 M
perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin
besar total aset yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar ukuran
perusahaan dan sebaliknya. Perusahaan yang mempunyai ukuran yang lebih besar
dan kerangka pemikiran bagi peneliti saat ini sebagai acuan dalam
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Nama
No. Judul Variabel Penelitian Kesimpulan
Peneliti
1. Aprianingsih Pengaruh Variabel Independen: Hasil penelitian
(2016) Penerapan Good - Dewan komisaris menunjukkan bahwa:
Corporate independen - Dewan direksi, komite
Governance, - Dewan direksi audit, dan ukuran
Struktur - Komite audit perusahaan berpengaruh
Kepemilikan, dan - Kepemilikan terhadap kinerja
Ukuran Perusahaan manajerial keuangan.
Terhadap Kinerja - Kepemilikan - Dewan komisaris
Keuangan intitusional independen, kepemilikan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”.
Masalah - masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah pengaruh
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
keuangan akan lebih ketat dan objektifserta dapat meminimalisir kecurangan dan
usaha yang sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance). Dengan terciptanya tata kelola perusahaan yang baik, maka akan
menetapkan keputusan terkait kebijakan dan strategi yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Kebijakan dan strategi yang tepat maka dapat mendorong terciptanya
tata kelola perusahaan yang baik, sehingga dapat menciptakan kinerja keuangan
audit eksternal, dan mengawasi pengendalian internal. Semakin besar komite audit
maka akan semakin besar pula pengawasan terhadap kinerja manajemen dalam
kinerja perusahaan.
perusahaan tersebut sehingga dia memiliki rangkap jabatan, selain sebagai pengelola
adanya tindakan manipulasi akan semakin kecil, yang akan dapat menciptakan
kondisi yang transparan dan tidak ada manipulasi keuangan sehingga akan
perusahaan
Perusahaan
perusahaan
perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan. Apabila suatu
perusahaan memiliki total aset yang besar bisa disimpulkan bahwa perusahaan
perusahaan yang relatif stabil dan mampu menghasilkan laba yang cukup tinggi.
Perusahaan yang memiliki aset besar biasanya akan mendapat perhatian lebih dari
independen, dewan direksi, dan komite audit agar terciptanya tata kelola
manajer perusahaan yang juga sebagai pemilik saham, akan lebih berhati-hati
perusahaan sehingga kinerja dapat meningkat dan sesuai dengan yang diharapkan.
mampu menghasilkan laba yang cukup tinggi sehingga investor tidak perlu
khawatir atas tidak kembalinya dana yang telah ditanamkan dalam perusahaan.
Ukuran perusahaan yang besar dan memiliki total aset yang banyak, akan
dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau
yang dijelaskan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang di peroleh dari situs www.idx.co.id. Sumber data
penelitian ini adalah data yang diperoleh secara historis dari laporan keuangan
auditan dan laporan tahunan (annual report) yang dipublikasikan oleh perusahaan
manufaktur yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2016. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan mulai Februari 2017
sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda
yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik
rupiah.
berturut-turut (2012-2016).
Bursa Efek Indonesia dengan empat tahun penelitian sehingga total sampel dalam
Kriteria Sampel
No. Nama Perusahaan Kode Sampel
1 2
1. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. INTP X √
2. Semen Baturaja (Persero) Tbk. SMBR X X
3. Holcim Indonesia Tbk. SMCB X √
4. Semen Indonesia Tbk. SMGR X √
5. Wijaya Karya Beton Tbk. WTON X X
6. Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG X √
7. Arwana Citra Mulia Tbk. ARNA X √
Inti Keramik Alam Asri Industri IKAI
8. X X
Tbk.
9. Keramika Indonesia Asosiasi Tbk KIAS X X
10. Mulia Industrindo Tbk. MLIA X X
11. Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO X √
12. Alaska Industrindo Tbk. ALKA X X
Alumindo Light Metal Industry ALMI
13. √ X
Tbk.
14. Saranacentral Bajatama Tbk. BAJA √ X
15. Beton Jaya Manunggal Tbk. BTON √ X
16. Citra Turbindo Tbk. CTBN X √
17. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. GDST √ X
18. Indal Aluminium Industry Tbk. INAI X √
Steel Pipe Industry of Indonesia ISSP
19. X X
Tbk.
20. Itarayama Tbk. ITMA X √
21. Jakarta Kyoei Work LTD Tbk. JKSW X X
22. Jaya Pari Steel Tbk. JPRS √ X
23. Krakatau Steel Tbk. KRAS X X
24. Lion Metal Works Tbk. LION √ √ 1
25. Lionmesh Prima Tbk. LMSH √ √ 2
26. Hanson Internasional Tbk. MYRX √ √
27. Pelat Timah Nusantara Tbk. NIKL √ X
28. Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO X X
29. Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS X X
30. Barito Pasific Tbk. BRPT X X
31. Budi Starch and Sweetener Tbk. BUDI X √
32. Duta Pertiwi Nusantara DPNS √ √ 3
33. Ekadharma International Tbk. EKAD X √
34. Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA √ X
35. Intan Wijaya International Tbk, INCI X √
36. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. SOBI X X
37. Indo Acitama Tbk. SRSN √ √ 4
Tabel 3.2
Sampel Penelitian Terpilih
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI, selama periode tahun 2012-
2016. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data perusahaan manufaktur yang
(www.idx.co.id).
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
menggunakan software pengolah data statistik untuk dianalisis serta dapat diambil
Tabel 3.3
Definisi Operasional
Nama
Definisi Pengukuran Skala
Variabel
Perbandingan
anggota
dewan komisaris
yang
Komisaris bersal dari luar jumlah anggota komisaris indepenpen
= Rasio
Independen perusahaan terhadap jumlah semua anggota dewan komisaris
seluruh
ukuran anggota
dewan
komisaris perusahaan
Jumlah anggota
Dewan
dewan direksi = ∑ Dewan Direksi Rasio
Direksi
perusahaan
Jumlah anggota
komite audit yang
Komite Audit berasal dari internal = ∑ Komite Audit Rasio
dan eksternal
perusahaan
Saham
yang dimiliki
Kepemilikan manajemen jumlah saham yang dimiliki manajemen
= Rasio
Manajerial dari seluruh modal jumlah saham yang beredar
saham
yang beredar
Saham yang dimiliki
Kepemilikan oleh pihak institusi jumlah saham yang dimiliki institusi
= Rasio
Institusional dari seluruh modal jumlah saham yang beredar
saham yang beredar
Ukuran perusahaan
adalah ukuran besar
Ukuran
kecilnya perusahaan = Ln 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 Rasio
Perusahaan
yang dilihat dari total
aset.
Perbandingan antara 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 (ROE)
laba setelah pajak 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
Kinerja =
Perusahaan
dengan ekuitas saham 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 Rasio
yang dimiliki
perusahaan
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
dihitung dengan menggunakan cara membagi laba sesudah pajak dengan total
yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2011:37).
a. Komisaris Independen
dewan komisaris”.
b. Dewan Direksi
c. Komite Audit
bahwa “komite audit diukur dengan melihat jumlah anggota komite audit
d. Kepemilikan Manajerial
e. Kepemilikan Institusional
f. Ukuran Perusahaan
kecilnya suatu peusahaan yang dapat dilihat dari total aset, total penjualan,
dan total ekuitas”. Semakin besar total aset yang dimiliki oleh perusahaan
maka semakin besar ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini, total aset
dipilih sebagai proksi dari variabel ukuran perusahaan karena total aset
dipengaruhi oleh supply dan demand. Karena dispersi untuk total aset
sebagai berikut:
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
SPSS. Data penelitian dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan dianalisis untuk
memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Metode
pengujian asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui apakah data yang
sifat estimasi regresi yang tidak bias dan telah memenuhi persyaratan unbiased
linear estimator dan memiliki varian minimum atau sering disebut dengan BLUE
(Best Linear Unbiased Estimator) yakni data berdistribusi normal, tidak terdapat
autokorelasi”.
a. Uji Normalitas
1. Nilai Sig. atau signifikan < 0,05, maka distribusi data adalah tidak
normal.
(Ghozali, 2010).
dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam satu model
Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang
dati 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. VIF
rendah Tolerance.
c. Uji Heterokedastisitas
variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya pola tertentu
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
d. Uji Autokorelasi
menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan
berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
dapat terjadi karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut
regresi berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari
Keterangan:
Y = Kinerja Perusahaan
X1 = Komisaris Independen
X2 = Dewan Direksi
X3 = Komite Audit
X4 = Kepemilikan Manajerial
X5 = Kepemilikan Institusional
X6 = Ukuran Perusahaan
a = Konstanta
e = Error
dependen.
1. Jika t hitung < t tabel pada α > 0.05, maka hipotesis ditolak (koefisien
dependen.
2. Jika t hitung > t tabel pada α < 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien
dependen.
1. Jika F hitung < F tabel pada α > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien
2. Jika F hitung > F tabel pada α < 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien
dependen.
yang tidak bias dan telah memenuhi persyaratan unbiased linear estimator dan
memiliki varian minimum atau sering disebut dengan BLUE (Best Linear
autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Tabel 4.1
Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 85
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,11446238
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,079
memiliki data yang berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat darinilai
besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.200. Nilai signifikansi variabel lebih besar
Gambar 4.1
Grafik Histogram
normal. Hal ini dapat dilihat dari pola yang terlihat dari bentuk kurva yang
Gambar 4.2
Grafik Normal P-Plot
2. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.2
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
1 (Constant)
memiliki nilai tolerance sebesar 0,846 dan VIF sebesar 1,182; variabel
Dewan Direksi memiliki nilai tolerance sebesar 0,543 dan VIF sebesar
1,843; variabel Komite Audit memiliki nilai tolerance sebesar 0,664 dan
Institusional memiliki nilai tolerance 0,413 dan VIF sebesar 2,420; dan
VIF sebesar 2,363. Setiap variabel memenuhi syarat nilai tolerance dan
3. Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji
pada grafik scatterplot. Jika titik berkumpul dalam satu pola tertentu maka
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Hal inidapat dilihat pada
secara acak dan tidak membentuk polatertentu atau tidak teratur serta titik
Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara
Watson.Jika nilai Durbin-Watson lebih besar dari 2 atau lebih kecil dari -2
Durbin-Watson :
Tabel 4.3
Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Dari tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa nilai D-W diperoleh sebesar
0,910. Nilai ini lebih kecil dari 2 dan lebih besar dar -2, maka dapat
negatif.
terhadap kinerja perusahaan. Berikut hasil analisis regresi yang dilakukan peneliti:
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Dari hasil analisis regresi linear berganda diatas maka persamaan regresi
Maka,𝐘𝐘 = 𝟎𝟎, 𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔𝟔 − 𝟎𝟎, 𝟓𝟓𝟓𝟓𝟓𝟓𝐗𝐗 𝟏𝟏 + 𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝐗𝐗 𝟐𝟐 − 𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝐗𝐗 𝟑𝟑 − 𝟎𝟎, 𝟐𝟐𝟐𝟐𝐗𝐗 𝟒𝟒 − 𝟎𝟎, 𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝟐𝐗𝐗 𝟓𝟓 + 𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝐗𝐗𝟔𝟔 + 𝐞𝐞
Keterangan:
Y = Kinerja Perusahaan
X1 = Komisaris Independen
X2 = Dewan Direksi
X3 = Komite Audit
X4 = Kepemilikan Manajerial
X5 = Kepemilikan Institusional
X6 = Ukuran Perusahaan
a = Konstanta
e = Error
3. Koefisien dewan direksi sebesar 0,057, artinya jika nilai variabel ini
4. Koefisien komite audit sebesar -0,039, artinya jika nilai variabel ini
7. Koefisien ukuran perusahaan sebesar 0,023 artinya jika nilai variabel ini
Tabel 4.5
Uji Koefisien Deteminasi (𝐑𝐑𝟐𝟐 )
Model Summaryb
Pada Tabel 4.5 di atas nilai koefisien determinasi (R2 ) dapat dilihat
dari nilai Adjusted R Square yaitu 0.079 yang berarti kemampuan variabel
sebagai berikut:
1. Jika F hitung < F tabel pada α > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien
2. Jika F hitung > F tabel pada α < 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien
dependen.
ANOVAa
Total 1,286 84
Sumber: Olah data SPSS Statistic 23
Dari table uji simultan (uji-F) di atas dapat dilihat bahwa nilai F
hitung < F tabel (2,195 < 2,22) dan nilai sig. F > 0,05 (0,052 > 0,05).
berikut :
1. Jika t hitung < t tabel (n-k) pada α > 0.05, maka hipotesis ditolak
2. Jika t hitung > t tabel (n-k) pada α < 0.05 maka hipotesis diterima
variabel dependen.
Nilai t tabel pada nilai probabilitas sebesar 0,05 dan nilai degree of
Tabel 4.7
Uji Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
sebagai berikut:
dilihat dari hasil t hitung < t tabel (-1,687 < 1,99085) dan nilai sig. t >
yang signifikan dengan kinerja perusahaan (Y). Ini dapat dilihat dari
c) Variabel komite audit (X3 ) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan dengan kinerja perusahaan (Y). Ini dapat dilihat dari hasil t
hitung < t tabel (-0,262 < 1,99085) dan nilai sig. t > tingkat signifikasi
(0,794> 0,05).
dilihat dari hasil t hitung < t tabel (-0,188 < 1,99085) dan nilai sig. t >
dilihat dari hasil t hitung < t tabel (-1,377 < 1,99085) dan nilai sig. t >
signifikan dengan kinerja perusahaan (Y). Ini dapat dilihat dari hasil t
hitung < t tabel (0,206 < 1,99085) dan nilai sig. t > tingkat signifikasi
(0,837> 0,05).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari beberapa
kemudian memperoleh laba dari penjualan produk jadi yang diproduksi sehingga
sebagian asetnya terdiri dari persediaan barang yaitu bahan baku, barang dalam
karakterisktik, sifat dan fungsi yang berbeda dapat mengahasilkan data laporan
keuangan yang berbeda. Selain itu, periode tahun penelitian juga dapa
akan mempunyai data keuangan yang berbeda juga. Berikut ini adalah
dan ukuran perusahaan secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhdap kinerja perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji statistik simultan
(uji-F) F hitung < F tabel (1,763 < 2,22) dan nilai sig. F > 0,05 (0,120 > 0,05).
Jika F hitung < F tabel dan α > 0,05 maka variabel independen seacara simultan
perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji statistik parsial (uji-t) diperoleh t
hitung < t tabel (-1,687 < 1,99085) dan nilai sig. t > tingkat signifikasi (0,358>
0,05). Jika t hitung < t tabel dan α > 0,05 maka variabel independen tidak memiiki
penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianto
parsaial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhdap kinerja perusahaan. Hal
ini dapat diketahui dari hasil uji statistik parsial (uji-t) t hitung < t tabel (1,912 <
1,99085) dan nilai sig. t > tingkat signifikasi (0,060 > 0,05). Jika t hitung < t tabel
dan α > 0,05 maka variabel independen tidak memiiki pengaruh yang signifikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bukhori
parsaial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhdap kinerja perusahaan. Hal
ini dapat diketahui dari hasil uji statistik parsial (uji-t) t hitung < t tabel (-0,262 <
1,99085) dan nilai sig. t > tingkat signifikasi (0,794> 0,05). Jika t hitung < t tabel
dan α > 0,05 maka variabel independen tidak memiiki pengaruh yang signifikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti
(2014) yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
kinerja perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji statistik parsial (uji-t) t
hitung < t tabel (-0,188 < 1,99085) dan nilai sig. t > tingkat signifikasi (0,851 >
0,05). Jika t hitung < t tabel dan α > 0,05 maka variabel independen tidak memiiki
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghazali
kinerja perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji statistik parsial (uji-t) t
hitung < t tabel (-1,377 < 1,99085) dan nilai sig. t > tingkat signifikasi (0,172 >
0,05). Jika t hitung < t tabel dan α > 0,05 maka variabel independen tidak memiiki
penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti
perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji statistik parsial (uji-t) t hitung < t
tabel (0,206 < 1,99085) dan nilai sig. t > tingkat signifikasi (0,837 > 0,05). Jika t
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bukhori
secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Namun hasil penelitian ini bertolak
perusahaan.
8. Koefisien Determinasi
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah di jelaskan pada Bab
berikut:
kinerja perusahaan.
kinerja perusahaan.
kurang akurat.
5.3 Saran
selanjutnya yang ingin mengangkat penelitian yang serupa yaitu sebagai berikut:
perusahaan.
publik.
perusahaan.
sebenarnya.
Ang, Robert, 2008. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Media Soft Indonesia,
Jakarta.
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana, 2009. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Bauer, Rob., Nadja, Guenster., and Roger, Otten, 2003. “Empirical evidence on
Corporate Governance in Europe: The Effect on Stock Returns, Firm Value,
and Performance”. Journal of Asset Management,Vol. 5 Page 91-104.
Hamid, Abdul, 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Press, Jakarta.
Lubis, Ade Fatma dkk. 2007. Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis. USU Press, Medan.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Tata Kelola Perusahaan Teori dan Kasus.
Harvarindo. Jakarta.
Wallace, Peter., dan Zinkin, John. 2005. Mastering Business In Asia: Corporate
Governance. John wiley and Sons. Singapore
www.idx.co.id
Lampiran 1
Kriteria Sampel
No. Nama Perusahaan Kode Sampel
1 2
1. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. INTP X √
2. Semen Baturaja (Persero) Tbk. SMBR X X
3. Holcim Indonesia Tbk. SMCB X √
4. Semen Indonesia Tbk. SMGR X √
5. Wijaya Karya Beton Tbk. WTON X X
6. Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG X √
7. Arwana Citra Mulia Tbk. ARNA X √
8. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk. IKAI X X
9. Keramika Indonesia Asosiasi Tbk KIAS X X
10. Mulia Industrindo Tbk. MLIA X X
11. Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO X √
12. Alaska Industrindo Tbk. ALKA X X
13. Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI √ X
14. Saranacentral Bajatama Tbk. BAJA √ X
15. Beton Jaya Manunggal Tbk. BTON √ X
16. Citra Turbindo Tbk. CTBN X √
17. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. GDST √ X
18. Indal Aluminium Industry Tbk. INAI X √
19. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. ISSP X X
20. Itarayama Tbk. ITMA X √
21. Jakarta Kyoei Work LTD Tbk. JKSW X X
22. Jaya Pari Steel Tbk. JPRS √ X
23. Krakatau Steel Tbk. KRAS X X
24. Lion Metal Works Tbk. LION √ √ 1
25. Lionmesh Prima Tbk. LMSH √ √ 2
26. Hanson Internasional Tbk. MYRX √ √
27. Pelat Timah Nusantara Tbk. NIKL √ X
28. Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO X X
29. Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS X X
30. Barito Pasific Tbk. BRPT X X
31. Budi Starch and Sweetener Tbk. BUDI X √
32. Duta Pertiwi Nusantara DPNS √ √ 3
33. Ekadharma International Tbk. EKAD X √
34. Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA √ X
35. Intan Wijaya International Tbk, INCI X √
36. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. SOBI X X
37. Indo Acitama Tbk. SRSN √ √ 4
38. Chandra Asri Petrochemical TPIA √ X
39. Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC X X
40. Alam Karya Unggul Tbk. AKKU X X
41. Argha Karya Prima Industry Tbk. AKPI X √
42. Asiaplast Industries Tbk. APLI X √
43. Berlina Tbk. BRNA √ X
44. Lotte Chemical Titan Tbk. FPNI X X
Lampiran 2
Lampiran 3
Nama
No. Kode Tahun EAT TE ROE
Perusahaan
2012 85.373.721.654 371.829.387.027 0,230
2013 64.761.350.816 415.784.337.843 0,156
Lion Metal
1 LION 2014 49.001.630.102 443.978.957.043 0,110
Works Tbk.
2015 46.018.637.487 454.599.496.171 0,101
2016 42.345.417.055 470.603.093.171 0,090
2012 41.282.515.026 97.525.195.182 0,423
2013 14.382.899.194 110.468.094.376 0,130
Lionmesh
2 LMSH 2014 7.403.115.436 115.951.209.812 0,064
Prima Tbk.
2015 1.944.443.395 112.441.377.144 0,017
2016 6.252.814.811 117.316.469.122 0,053
2012 20.608.530.035 155.696.522.072 0,132
Duta Pertiwi 2013 66.813.230.321 223.427.964.789 0,299
3 Nusantara DPNS 2014 14.519.866.284 236.082.522.272 0,062
Tbk. 2015 9.859.176.172 241.296.079.044 0,041
2016 10.009.391.103 263.264.403.585 0,038
4 Indo SRSN 2012 16.956.040.000 269.204.143.000 0,063
Lampiran 4
∑ Anggota
Nama ∑ Anggota Komisaris
No. Kode Tahun Komisaris
Perusahaan Dewan Komisaris Independen
Independen
2012 1 3 0,33
2013 1 3 0,33
Lion Metal
1 LION 2014 1 3 0,33
Works Tbk.
2015 1 3 0,33
2016 1 3 0,33
2012 1 3 0,33
2013 1 3 0,33
Lionmesh
2 LMSH 2014 1 3 0,33
Prima Tbk.
2015 1 3 0,33
2016 1 3 0,33
2012 1 3 0,33
Duta Pertiwi 2013 1 3 0,33
3 Nusantara DPNS 2014 1 3 0,33
Tbk. 2015 1 3 0,33
2016 1 3 0,33
2012 1 9 0,11
Indo 2013 1 8 0,13
4 Acidatama SRSN 2014 1 8 0,13
Tbk. 2015 1 8 0,13
2016 1 8 0,13
2012 1 3 0,33
2013 1 3 0,33
Trias Sentosa
5 TRST 2014 1 4 0,25
Tbk.
2015 1 4 0,25
2016 1 4 0,25
2012 1 3 0,33
Alkindo
2013 1 3 0,33
6 Naratama ALDO
2014 1 3 0,33
Tbk.
2015 1 3 0,33
Lampiran 5
Nama
No. Kode Tahun ∑ Dewan Direksi
Perusahaan
2012 4
2013 4
Lion Metal
1 LION 2014 4
Works Tbk.
2015 4
2016 4
2012 3
2013 3
Lionmesh
2 LMSH 2014 3
Prima Tbk.
2015 3
2016 3
2012 4
Duta Pertiwi 2013 4
3 Nusantara DPNS 2014 4
Tbk. 2015 4
2016 4
2012 4
Indo 2013 5
4 Acidatama SRSN 2014 6
Tbk. 2015 6
2016 6
2012 4
2013 3
Trias Sentosa
5 TRST 2014 3
Tbk.
2015 3
2016 3
2012 3
Alkindo 2013 3
6 Naratama ALDO 2014 3
Tbk. 2015 3
2016 3
2012 9
Astra 2013 8
7 Internasional ASII 2014 9
Tbk. 2015 10
2016 11
2012 3
2013 3
Indospring
8 INDS 2014 3
Tbk.
2015 3
2016 3
Nama
No. Kode Tahun ∑ Komite Audit
Perusahaan
2012 3
2013 3
Lion Metal
1 LION 2014 3
Works Tbk.
2015 3
2016 3
2012 3
2013 3
Lionmesh
2 LMSH 2014 3
Prima Tbk.
2015 3
2016 3
2012 3
Duta Pertiwi 2013 3
3 Nusantara DPNS 2014 3
Tbk. 2015 3
2016 3
2012 3
Indo 2013 3
4 Acidatama SRSN 2014 3
Tbk. 2015 3
2016 3
2012 3
2013 3
Trias Sentosa
5 TRST 2014 3
Tbk.
2015 3
2016 3
2012 3
Alkindo 2013 3
6 Naratama ALDO 2014 3
Tbk. 2015 3
2016 3
2012 4
Astra 2013 4
7 Internasional ASII 2014 4
Tbk. 2015 4
2016 4
2012 3
2013 3
Indospring
8 INDS 2014 3
Tbk.
2015 3
2016 3
2012 3
2013 3
9 Nippres Tbk. NIPS 2014 3
2015 3
2016 3
Selamat 2012 3
10 SMSM
Sempurna 2013 3
Lampiran 7
Lampiran 8
Kepemilik
Nama an
No. Kode Tahun ∑ Saham Institusional ∑ Saham Beredar
Perusahaan Institusion
al
2012 30.012.000.000 52.016.000.000 0,58
2013 30.012.000.000 52.016.000.000 0,58
Lion Metal
1 LION 2014 30.012.000.000 52.016.000.000 0,58
Works Tbk.
2015 30.012.000.000 52.016.000.000 0,58
2016 30.012.000.000 52.016.000.000 0,58
2012 3.092.700.000 9.600.000.000 0,32
2013 3.092.700.000 9.600.000.000 0,32
Lionmesh
2 LMSH 2014 3.092.700.000 9.600.000.000 0,32
Prima Tbk.
2015 3.092.700.000 9.600.000.000 0,32
2016 3.092.700.000 9.600.000.000 0,32
2012 55.185.737.750 82.782.488.000 0,67
Duta Pertiwi 2013 55.478.362.750 82.782.488.000 0,67
3 Nusantara DPNS 2014 49.371.479.250 82.782.488.000 0,60
Tbk. 2015 49.558.995.500 82.782.488.000 0,60
2016 49.558.995.500 82.782.488.000 0,60
2012 234.691.084.000 301.000.000.000 0,78
Indo
2013 234.721.082.000 301.000.000.000 0,78
4 Acidatama SRSN
2014 235.089.545.000 301.000.000.000 0,78
Tbk.
2015 234.721.082.000 301.000.000.000 0,78
Lampiran 9
Ukuran
No. Nama Perusahaan Kode Tahun Total Aset
Perusahaan
2012 433.497.042.140 26,80
2013 498.567.897.161 26,94
Lion Metal
1 LION 2014 600.102.716.315 27,12
Works Tbk.
2015 639.330.150.373 27,18
2016 685.812.995.987 27,25
2012 128.547.715.366 25,58
2013 141.697.598.705 25,68
Lionmesh Prima
2 LMSH 2014 139.915.598.255 25,66
Tbk.
2015 133.782.751.041 25,62
2016 162.828.169.250 25,82
2012 184.636.344.559 25,94
2013 253.372.669.050 26,26
Duta Pertiwi
3 DPNS 2014 268.877.322.944 26,32
Nusantara Tbk.
2015 274.483.110.371 26,34
2016 296.129.565.784 26,41
2012 402.108.960.000 26,72
2013 420.782.548.000 26,77
Indo Acidatama
4 SRSN 2014 463.347.124.000 26,86
Tbk.
2015 574.073.314.000 27,08
2016 717.149.704.000 27,30
2012 2.188.129.039.119 28,41
2013 3.260.919.505.192 28,81
Trias Sentosa
5 TRST 2014 3.261.285.495.052 28,81
Tbk.
2015 3.357.359.499.954 28,84
2016 3.290.596.224.286 28,82
2012 216.293.168.908 26,10
2013 290.641.923.909 26,40
Alkindo
6 ALDO 2014 346.674.687.826 26,57
Naratama Tbk.
2015 366.010.819.198 26,63
2016 410.330.576.602 26,74
Astra 2012 182.274.000.000.000 32,84
7 ASII
Internasional 2013 213.994.000.000.000 33,00
Unstandardized
Residual
N 85
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,11446238
Most Extreme Differences Absolute ,079
Positive ,079
Negative -,051
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
Coefficientsa
Collinearity Statistics
1 (Constant)
Lampiran 13
Model Summaryb
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Lampiran 15
Model Summaryb
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Lampiran 17
ANOVAa
Total 1,286 84
t Tabel
F Tabel