Konten [Tampil]
Dalam menggambar model benda hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan
memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam menggambar. Menggambar binatang
merupakan objek gambar yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi dalam
menggambarnya. Karena gerak dan posisi binatang tidak dapat diatur sesuai keinginan
penggambar, sehingga memerlukan kejelian dan kecermatan yang lebih dalam
menggambar binatang. Beberapa contoh objek gambar model binatang yang cukup
mudah antara lain seperti menggambar sapi, kerbau, kambing, kucing, anjing, ayam,
kuda, kelinci, dan jenis-jenis binatang peliharaan lainnya.
Dalam menggambar model dengan objek manusia perlu memahami
karakter anatomi(kedudukan struktur tulang dan otot yang menentukan besar kecil,
cekung cembung tubuh manusia) dan proporsi (perbandingan bagian perbagian dengan
keseluruhan) tubuh manusia. Hal ini diperlukan untuk mengetahui perbandingan ukuran
yang tepat dan rasional, seperti perbandingan ukuran kepala dengan tubuh, panjang
lengan atas dibandingkan lengan bawah, ukuran lebar bahu dibandingkan tinggi
badang yang tepat, dan lain sebagainya. Secara umum dalam menggambar manusia
sudah ditentukan rumus/ aturan baku proporsi tubuh manusia, antara lain sebagai
berikut ini;
a. Tinggi manusia dewasa: 7 x tinggi kepala (Indonesia)
b. Tinggi manusia dewasa: 7 ½ x tinggi kepalanya (Barat)
c. Tinggi manusia dewasa: 8 x tinggi kepalanya (Veryhigh)
d. Tinggi anak usia 10 tahun: 6 x tinggi kepala
e. Tinggi anak usia 5 tahun: 5 x tinggi kepala
f. Tinggi rata-rata balita: 4 x tinggi kepalanya
g. Bahu pria lebih lebar dari pada bahu perempuan
h. Panjang telapak tangan = lebar wajah
i. Panjang telapak kaki = tinggi wajah
j. Letak mata 1/2 tinggi wajah
k. Panjang mata 1/5 lebar wajah
l. Letak cuping hidung: posisi ditengah antara dagu dan letak mata
m. Letak bibir: posisi ditengah antara dagu dan cuping hidung
n. Panjang telinga: sebatas cuping hidung dan tinggi mata
2. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan ukuran dan bentuk objek antara bagian satu dengan
bagian yang lain secara ideal dan harmonis. Menggambar dengan proporsi yang tepat
akan menghasilkan hasil yang ideal dan enak dipandang. Namun jika gambar dibuat
tanpa memperhatikan proporsi yang tepat maka akan terkesan janggal dan tidak
nyaman dipandang. Sebagai contoh misalnya menggambar benda berupa peralatan
minum seperti gelas, porong, dan kendi tanpa memperhatikan proporsi yang tepat akan
sangat janggal dan kurang harmonis apabila ukuran gelas sama dengan ukuran porong
dan kendi.
3. Keseimbangan
Keseimbangan adalah keselarasan antara objek gambar, bidang gambar dan gambar
yang dihasilkan. Keseimbangan dalam menggambar model dapat diperoleh dengan
cara memberikan efek perspektif pada objek gambar, sudut pandang gambar, maupun
dengan cara membuat skala.
4. Kesatuan
Kesatuan adalah penataan unsur dengan cara menggabungkan unsur satu dengan
unsur lainnya berdasarkan bentuk, ukuran maupun jenisnya sehingga memperoleh
hubungan yang kuat, erat, dan saling mendukung antar satu dengan yang lain sehingga
memiliki kesatuan yang tidak terpisahkan.
Kesatuan juga dapat diartikan keserasian dalam mengatur objek gambar sehingga
objek yang diatur antara satu dengan lainnya memiliki kesan ruang, kedalaman, dan
saling mendukung antar objek satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan
gambar yag baik.
5. Perspektif
Perspektif adalah memperhitungkan hukum alam dengan mempertimbangkan jauh
dekat benda dari pandangan mata kita, jika benda dekat dengan mata kita akan terlihat
jelas, sementara benda yang jauh dari pandangan mata akan terlihat samar dan tidak
jelas. Contoh penerapan hukum perspektif ini dilakukan pada saat menggambar objek
misalnya kereta api yang berjalan mendekati kita, pada bagian yang dekat seperti
mesin kerata terlihat jelas sedangkan bagian gerbong kereta api bagian belakang
hingga semakin jauh terlihat kurang jelas dan semakin samar.
6. Lay out
Lay out adalah tata letak objek gambar dengan keseluruhan bidang gambar. Prinsip lay
out diperlukan dalam menentukan tata letak atau posisi objek gambar dengan bidang
gambar, misalnya apabila objek yang digambar tinggi sebaiknya bidang gambar
vertikal/ portrait, sedangkan apabila menggambar dengan objek yang lebar sebaiknya
bidang gambar horizontal/ landscape, begitu juga dalam mempertimbangkan posisi
objek gambar secara keseluruhan.
7. Gelap Terang
Gelap terang adalah efek gelap dan terangnya suatu permukaan objek atau bidang dari
pengaruh cahaya pada objek atau bidang tersebut, atau latar belakang karena
pengaruh cahaya. Prinsip gelap terang dalam menggambar suatu objek tidak hanya
diterapkan pada permukaan objek karena pengaruh cahaya, namun juga dapat
diterapkan pada bayangan objek dan latar belakang objek karena efek cahaya pada
objek tersebut.
8. Plastisiteit
Plastisiteit adalah kesan natural dari hasil gambar yang seolah-olah seperti benda
aslinya. Plastisiteit dapat diperoleh dengan mengolah secara maksimal anatomi, warna,
tekstur, pencahayaan, bayangan, latar belakang, dan efek-efek lainnya.
2. Garis
Garis merupakan unsur seni rupa (gambar model) yang terbentuk dari gabungan atau
rangkaian titik-titik yang terjalin dalam kesatuan memanjang dengan kedua ujung
terpisah. Terdapat bermacam-macam bentuk garis, seperti garis lurus, garis, putus-
putus, garis lengkung, garis berombak, garis zigzag, garis panjang, garis pendek, garis
tebal, garis tipis, garis halus, dan lain-lain.
3. Bidang
Bidang merupakan unsur seni rupa (gambar model) yang terbentuk dari gabungan atau
pertemuan dari beberapa garis. Bentuk bidang dapat dikategorikan ke dalam beberapa
macam, antara lain seperti bidang geometris, bidang nongeometris, bidang biomorfosis,
dan bidang bersudut.
4. Bentuk
Bentuk merupakan unsur seni rupa (gambar model) yang terbentuk dari gabungan
beberapa bidang yang membentuk ruang atau volume. Terdapat beberapa macam jenis
bentuk, seperti bentuk kubistis, silindris, limas, prisma, kerucut, bola, dan lain-lain.
5. Warna
Warna merupakan kesan yang dihasilkan oleh pantulan cahaya pada mata. Terdapat
bermacam-macam jenis warna yang secara umum dapat dikategorikan ke dalam dua
macam, yaitu spektrum warna (me-ji-ku-hi-bi-ni-u) dan pigmen warna (warna primer,
sekunder, tersier, komplementer, dan analog).
6. Tekstur
Tekstur merupakan nilai permukaan suatu benda sehingga dapat memberikan kesan
tertentu jika dirasakan menggunakan indera peraba, sehingga dapat dikatakan halus,
kasar, licin, mengkilap, rata, berlubang, kusam, dan lain-lain. Secara visual terdapat
dua macam tekstur, yaitu tekstur nyata (keadaan benda saat dilihat dan diraba sama
nilainya) dan Tekstur semu (keadaan benda saat dilihat dan diraba berbeda).
7. Gelap Terang
Gelap terang merupakan keadaan suatu bidang yang terjadi karena adanya perbedaan
warna dan intensitas cahaya yang diterima oleh suatu objek. Gelap terang dapat
diterapkan dengan menggunakan warna tua (gelap) dan warna muda (terang) . Gelap
terang dapat menimbulkan kesan tekstur dan kedalaman suatu benda.
8. Ruang
Ruang merupakan unsur seni rupa (gambar model) yang dapat memberikan kesan
kedalaman, baik dalam bentuk nyata maupun semu. Unsur ruang dalam bentuk nyata
dapat ditemui pada karya seni rupa tiga dimensi, sedangkan dalam bentuk semu dapat
ditemui pada karya seni rupa dua dimensi.
Secara umum terdapat beberapa macam alat dan bahan untuk menggambar model
bagi pemula yang memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, yaitu;
1. Pensil
Pilihlah pensil berukuran 2H-H (keras), HB (medium), dan B-2B (lunak). Gunakan
peraut pensil untuk memperuncing ujung pensil. Kita juga bisa menggunakan sepotong
kecil kertas amplas untuk mempermudah mengatur keruncingan pensil sesuai
kebutuhan.
2. Penghapus
Pilihlah penghapus yang lunak dan lentur untuk membersihkan garis-garis pensil tanpa
merusak kertas.
3. Kertas
Gunakan kertas gambar sesuai dengan kebutuhan. Jangan terlalu tipis dan usahakan
yang memiliki tekstur. Beberapa jenis kertas dapat digunakan untuk menggambar
model seperti kertas ukuran standar (A3, A4, dan kwarto). Untuk latihan, bisa juga
menggunakan kertas buram.
4. Pensil Warna
Penggunaan pensil warna dapat dilakukan dengan cara mengarsir atau memblok
warna. Tekanan pada penggunaan pensil sangat memengaruhi ketajaman warna.
5. Krayon
Bahan krayon terdiri atas dua macam, yaitu bahan berbasis kapur dan minyak (lilin).
6. Cat Air
Cat air merupakan salah satu bahan menggambar yang menghasilkan kesan warna
berbasis air. Cat air terdiri atas bentuk tube dan batangan. Bentuk tube menggunukan
palet dan campuran air, sedangkan cat air dalam bentuk batangan dapat langsung
digunakan tanpa mencampurnya dengan air.
Gunakan pensil 2H atau H untuk membuat garis bantu. Jenis pensil keras ini sangat
membantu dalam membuat sketsa gambar model karena menghasilkan garis yang
cukup tipis. Dengan pensil 2H atau H kita tidak terganggu dengan garis maupun
coretan tebal. Kita juga tidak perlu membuang waktu untuk menghapus berulang-ulang
coretan garis yang salah.
Biasakan dalam membuat rancangan gambar awal dengan membuat proporsi, bentuk
dan gesture secara global menggunakan pensil 2H atau H. Apabila sudah sesuai
dengan model yang digambar, lanjutkan dengan menggambar bagian-bagian yang
lebih detil. Kemudian, gambar diperjelas dengan pensil HB, B, atau 2B dan dapat juga
menggunakan pensil warna, cat, maupun spidol.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan perihal langkah-langkah urutan kerja
sebelum kita memulai menggambar model, diantaranya yaitu;
1. Persiapan alat dan bahan, maksudnya adalah sebelum kita memulai menggambar
harus mempersiapkan alat dan bahan yang kita gunakan sesuai dengan apa yang akan
kita gambar, baik itu kertas, pensil, pastel, krayon, konte, kanvas, cat, dan sebagainya
yang kita perlukan supaya kegiatan menggambar kita tidak terhambat karena
ketidaksiapan kita melengkapi alat atau bahannya.
2. Pengamatan, yaitu kegiatan untuk mengamati obyek gambar (model) yang akan kita
gambar. Dalam hal ini kecermatan atau ketelitian, ketepatan memilih objek gambar dan
dalam menentukan sudut pandang sangat menentukan hasil kerja kita.
3. Menentukan teknik menggambar, hal ini sangat berkaitan erat dengan bahan dan
alat yang kita gunakan, apakah menggunakan teknik kering (pensil, krayon, pastel,
konte) atau teknik basah (cat air, cat minyak, tinta). Biasanya dengan menggunakan
teknik kering waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan lebih singkat bila
dibandingkan menggunakan teknik basah. Untuk teknik kering bisa menggunakan
teknik arsir, teknik dussel, atau teknik pointilis, sedangkan teknik basah bisa secara
transparent atau aquarel dan teknik plakat.
4. Membuat sket (sketsa) atau rancangan gambar, yaitu kegiatan awal dalam
menggambar dengan membuat rancangan gambar dari objek yang kita amati secara
bertahap dari bentuk keseluruhan kemudian bagian-perbagian dan selanjutnya
detailnya.
6. Finishing, yaitu penyelesaian akhir gambar hingga tahap penyajian karya dengan
diberi pelapis anti jamur. kaca atau pigura.
Untuk mengasah keterampilan dalam menggambar model lakukan latihan terus
menerus sampai memahami bentuk yang sebenarnya. Gunakan pensil dan kertas
buram sebagai media dan alat saat latihan menggambar. Latihan yang dilakukan
sekaligus melatih imajinasi dan kepekaan rasa serta merekam bentuk-bentuk objek
sebagai referensi visual dalam menggambar model.
a. Teknik arsir
Teknik arsir adalah pengulangan garis secar acak & saling menyilang dengan tujuan
untuk menentukan gelap terang suatu objek gambar sehingga tampak memiliki kesan
ruang atau kedalaman. Teknik arsir biasanya dilakukan dengan menggunakan media
pensil dan arang.
b. Teknik pointilis
Teknik pointilis adalah suatu teknik menggambar dengan cara membuat rangkaian titik-
titik sebanyak-banyaknya yang disusun menjadi suatu objek gambar atau untuk
memberikan kesan gelap terang pada gambar. Teknik pointilis dapat diterapkan dengan
media pensil, pensil warna, spidol, maupun crayon.
c. Teknik dussel
Teknik dussel adalah suatu teknik menggambar dengan cara menggoreskan pensil
secara horizontal pada kertas, kemudian digosok dengan kapas atau jari telunjuk
sehingga arah goresan tidak kelihatan.
b. Teknik Plakat
Teknik plakat adalah teknik menggambar dengan media cat dengan sapuan warna
tegas dan tebal, sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup. Teknik ini biasanya
dilakukan dengan media cat poster, cat akrilik.
c. Teknik Pointilis
Teknik pointilis merupakan teknik menggambar dengan membuat rangkaian titik-titik
yang disusun menjadi suatu objek gambar. Teknik Pointilis tidak hanya dapat dilakukan
dengan media pensil maupun crayon, menggambar dengan media cat juga dapat
dilakukan dengan teknik ini. Teknik pointilis dengan media cat membutuhkan kesabaran
dan kecermatan dalam berkarya, maka dari itu teknik ini sangat jarang dilakukan oleh
pemula dalam menggambar menggunakan media cat.
d. Teknik Blok
Teknik blok merupakan teknik menggambar dengan cara menutup bidang gambar
dengan satu sapuan warna sehingga hanya tampak bentuk globalnya saja/ siluet.
Teknik ini biasanya dilakukan dengan media cat poster, tinta bak.
1. Manusia
Manusia merupakan salah satu objek yang menarik dalam menggambar
model. Menggambar manusia membutuhkan latihan dan memiliki tingkat kesulitan yang
cukup tinggi apabila dilakukan oleh pemula. Bagi pemula yang ingin belajar
menggambar objek manusia sebaiknya melakukan latihan menggambar dengan cara
meniru bentuk gambar manusia pada kertas gambar. Lakukan latihan menggambar
dengan memperhatikan pedoman bentuk anatomi dan proporsi tubuh manusia yang
tepat. Setelah hasil gambar kalian sudah tepat dan ideal membentuk gambar manusia,
silahkan lakukan menggambar dengan objek manusia sebagai modelnya.
2. Binatang
Menggambar model binatang juga terbilang tidak mudah bahkan lebih sulit daripada
menggambar manusia jika dilakukan dengan melihat binatang secara langsung. Sama
halnya dalam menggambar manusia, sebagai pemula lakukan latihan menggambar
dengan mengamati objek gambar binatang dari hasil foto maupun gambar binatang
pada buku dan majalah. Lakukan latihan menggambar dengan meniru objek gambar
secara terus menerus. Setelah hasil gambar kalian sudah terlihat tepat dan ideal
silahkan lakukan praktek menggambar dengan melihat objek binatang secara langsung.
Beragam jenis binatang dapat kalian gambar, seperti jenis binatang air, jenis binatang
berkaki 4, dan lain-lain.
3. Tumbuhan
#moth.ink
4. Alam Benda
#senchandono
Menggambar alam benda sebenarnya lebih tepat disebut dengan istilah menggambar
bentuk. Menggambar dengan model alam benda ini dapat kalian lakukan dengan
memilih dan mengelompokkan beragam benda sebagai model. Benda-benda tersebut
dapat kalian kelompokkan sesuai dengan jenisnya, bentuk, dan ukurannya. Kelompok
bentuk benda yang dapat kalian gambar antara lain seperti benda yang berbentuk
silindris, kubistis, maupun bentuk bebas. Sedangkan kelompok jenis benda antara lain
seperti jenis benda peralatan minum dan makan, jenis benda elektronik dan lain-lain.
Sedangkan dari segi ukuran kalian dapat memilih kategori benda dengan ukuran yang
besar, kecil, maupun sedang saja. Dalam menggambar model jangan menggabungkan
atau memadukan objek dengan ukuran maupun jenis yang terlalu kontras, misalnya
menggambar tutup botol dengan ember, hal ini akan sulit menemukan prinsip
keseimbangan pada gambaran.
Tarian ini diperagakan oleh dua penari pria dengan menggunakan cambuk dan perisai.
Keunikan tarian ini terlihat dari kepandaian para penari memperagakan garakan tari
sambil mempermainkan senjata dengan lincah.
Pakaian yang dipakaian penari terdiri atas celana panjang dilengkapi kain tenunan asli
hasil kerajinan tenun tradisional. Pakaian ini terlihat sebagai pakaian yang menunjukkan
ciri khas tari Caci atau tari Perang. Badan penari bagian atas dibiarkan terbuka.
Sebagai penutup kepala dipakai sejenis topi helm yang sekaligus berfungsi sebagai
perisai kepala dan muka agar tidak cedera.
Di Pulau Roti, tarian Caci atau tari Perang ini dibawakan dengan iringan musik sasando
timur. Di Flores, tarian ini diiringi dengan permainan gong dan suling bambu. Biasanya
tarian ini dipertunjukkan dalam pesta perkawinan
2. Tari Gareng Lameng
Tarian ini dipertunjukkan pada upacara khitanan yang mengandung maksud ucapan
selamat serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhitan, sehat lahir-batin, dan
sukses dalam hidupnya.
3. Tari Cerana
Tarian ini merupakan tarian upacara penyambutan tamu yang melambangkan
bagaimana menyambut tamu. Para penari membawa tempat sirih yang disebut Cerana.
Kemudian cerana tersebut diserahkan kepada para tamu sebagai tanda kehormatan
dan ucapan selamat datang.
Tari Cerana ditampilkan oleh masing-masing 6 orang penari pria dan wanita dengan
mengenakan pakaian adat Nusa Tenggara Timur serta iringan musik. Gerakan penari
pada tarian ini cenderung lembut sebagai simbol kehormatan.
4. Tari Higimitan
Sebuah tarian yang menggambarkan rasa saling kasih sayang antara dua insan pria
dan wanita. Dalam tarian ini digambarkan seorang wanita yang meminta sirih pinang
yang kuning. Sebagai tanda kasih sayang seorang pria, dipanjatlah sirih pinang yang
kuning itu, walaupun pohonnya sangat tinggi dan licin.
5. Tari Kataga
Tari Kataga merupakan tarian khas Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur
yang bernuansa peperangan. Tarian ini merupakan bagian dari upacara ritual, yaitu
upacara penyembahan terhadap arwah nenek moyang agar térhindar dari kelaparan
dan kemiskinan. Dengan perisai dan senjata lengkap di tangan. para lelaki menari
dengan semangat seorang pahlawan perang.
Tari Kataga dimainkan oleh 8 atau lebih penari pria dengan pakaian khas Sumba
dengan menggunakan perlengkapan berupa pedang dan perisai. Dalam pertunjukan
tarian ini para penari memperagakan adegan peperangan dengan iringan musik yang
cepat serta suara teriakan penari yang keras sehingga memperlihatkan kemeriahan
pertunjukan tari ini.
Dalam pertunjukan tari Kataga alat musik yang digunakan untuk mengiringi biasanya
adalah alat musik gong dengan irama cepat. Dengan iringan beberapa alat musik gong
dan teriakan penari, tepukan perisai serta gemerincing lonceng yang dipasang dibadan
penari menghasilkan perpaduan suara yang khas dan meriah.
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki beragam jenis alat musik tradisional. Alat musik
ini kebanyakan terbuat dari bahan hasil alam di daerah Nusa Tenggara Timur. Berbagai
macam alat musik petik, tiup, maupun gesek banyak ditemukan di daerah ini. Meskipun
alat musik ini memiliki bentuk yang sederhana namun bunyi yang dihasilkan cukup
indah didengarkan. Berikut ini 10 alat musik tradisional dari Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
1. SASANDO
Sasando merupakan alat musik petik dari Nusa Tenggara Timur. Sasando pada
masyarakat NTT berfungsi sebagai hiburan pribadi, pengiring kesenian tari, dan
sebagai penghibur keluarga yang sedang mengadakan pesta. Pada awalnya alat musik
sasando menggunakan tangga nada pentatonis yang dimainkan dengan
cara Ofalngga, Teo Renda, Basili, Lendo Ndeo, Foto Boi, Batu Matia, Dae Muris, Te’o
Tonak, Hela, Kaka Musu, Tai Benu, dan Ronggeng.
.
Sasando mengalami perkembangan pada abad 18. Sesuai tuntutan zaman
penggunaan tangga nada pentatonis pada sasando diganti dengan tangga nada
diatonis. Perkembangan sasando diatonis terdapat di daerah Kupang dengan jumlah
dawai pada sasando diatonis yang cukup bervariasi, antara lain seperti sasando
dengan 24 dawai, 28, 30, 32 dan 34 dawai. Kemudian dalam perkembangan
selanjutnya sekitar tahun 1960 untuk pertama kalinya sasando menggunakan listrik
ciptaan pakar seniman sasando di Nusa Tenggara Timur yang bernama Edu Pah.
2. HEO
Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai alat musik gesek yang unik bernama Heo.
Heo merupakan salah satu alat musik tradisional masyarakat NTT yang dibuat dari
bahan kayu sebagai tabung resonansi yang memiliki fungsi seperti tabung biola. Dawai
yang digunakan pada alat musik ini terbuat dari usus kuskus yang telah dikeringkan dan
menggunakan penggesek yang terbuat dari ekor kuda yang dirangkai pada busur kayu.
Alat musik Heo memiliki 4 dawai, masing-masing bernama Tain Mone, atrinya tali laki-
laki (dawai 1, bernada sol ), Tain Ana, artinya tali anak (dawai 2, bernada re), Tain Feta,
artinya tali perempuan (dawai 3, bernada la), dan Tain Enf, yang artinya tali induk
(dawai 4, bernada do).
Penggunaan alat musik ini selalu berpasangan dengan alat musik Heo pada saat
pertunjukan, sehingga di mana ada Heo, di situ ada Leko. Dalam penggabungan ini,
Leko berperan sebagai pemberi harmoni, sedangkan Heo berperan sebagai pembawa
melodi atau kadang-kadang sebagai pengisi (Filter). Syair nyanyian pada masyarakat
Dawan umumnya berupa improvisasi dengan menuturkan tentang kejadian-kejadian
yang sedang terjadi (aktual) maupun yang telah terjadi pada masa lampau. Dalam
pertunjukan nyanyian ini sering disisipi dengan koa(semacam musik pop), koa ada dua
macam, yaitu koa bersyair dan koa tak bersyair.
4. SOWITO
Sowito merupakan alat musik pukul atau petik. Alat musik bambu ini berasal dari
kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Alat musik ini terbuat dari
seruas bambu yang dicungkil kulitnya berukuran 2 cm yang kemudian diganjal dengan
batangan kayu kecil. Cungkilan kulit bambu ini berfungsi sebagai dawai. Cara
memainkan alat musik ini adalah dengan memukul menggunakan sebatang kayu
sebesar jari tangan (panjangnya kira-kira 30 cm). Setiap ruas bambu pada alat musik ini
menghasilkan satu nada. Untuk keperluan pengiringan, alat musik ini dibuat beberapa
buah sesuai kebutuhan.
5. KETADU MARA
Ketadu Mara berasal dari NTT. Alat musik ini merupakan alat musik petik dua dawai
yang biasa digunakan untuk menghibur diri dan juga sebagai sarana menggoda hati
wanita. Alat musik ini dipercaya pula dapat mengajak cicak bernyanyi dan juga
suaranya disenagi makhluk halus.
6. SULING NTT
Pada umumnya seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki
alat musik Suling Bambu. Salah satunya adalah Suling hidung yang terdapat di Sumba.
Namanya demikian karena suling ini ditiup dari hidung. Sedangkan di Kabupaten Belu
terdapat orkesSuling pembawa melodi (Suling kecil), dan Suling Pangiring yang
memiliki bentuk silinder dengan bambu peniup berukuran kecil dan bambu pengatur
nada yang berukuran besar. Suling melodi bernada 1 oktaf lebih, Suling pengiring
bernada 2 oktaf. Dengan demikian untuk menciptakan harmoni atau akord, maka Suling
alto bernada mi, tenor bernada sol, dan bass bernada do, atau suling alto bernada do.
Cara memainkan alat musik ini yaitu Suling sopran atau pembawa melodi seperti
memainkan suling pada umumnya, dan suling pengiring sementara bambu peniup
dibunyikan, maka bambu pengatur nada digerakkan turun-naik sesuai dengan nada
yang dipilih. Kecuali pada suling bass, bambu peniup yang digerakkan turun-naik.
Fungsi alat musik ini, yaitu untuk menyambut tamu atau untuk memeriahkan hari-hari
nasional.
7. FOY DOA
Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur mempunyai banyak ragam kesenian
daerah, antara lain alat musik Foy Doa. Seberapa lama usia alat musik ini tidaklah
diketahui dengan pasti karena tidak ada peninggalan-peninggalan yang dapat dipakai
untuk mengukurnya. Foy Doa berarti suling berganda. Alat musik ini terbuat dari
buluh/bambu kecil yang bergandeng dua atau lebih.
Musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam
hari dengan membentuk lingkaran. Sistem penalaan, nada-nada yang dihasilkan oleh
alat musik ini adalah nada-nada tunggal dan nada-nada ganda atau dua suara. Hal ini
tergantung selera si pemain musik Foy Doa. Bentuk syair, umumnya syair-syair dari
nyanyian musik Foy Doa bertemakan kehidupan, sebagai contoh ”Kami bhodha ngo
kami bhodha ngongo ngangi rupu-rupu, go tuka ate wi me menge" yang berarti “Kami
harus rajin bekerja agar jangan kelaparan".
Alat musik ini dimainkan dengan cara meniup lubang peniup secara lembut dan
memainkan jari-jari tangan kanan dan kiri dengan menutup lubang suara. Alat musik ini
pada awalnya dimainkan secara sendiri. Sekitar tahun 1958, musisi di daerah setempat
mulai memadukan dengan alat-alat musik lainnya, seperti Sowito, Thobo, Foy Pay Laba
Dera, dan Laba Toka. Alat-alat musik tersebut berfungsi sebagai pengiring pada musik
Foy Doa.
8. FOY PAY
Foy Pay merupakan alat musik tiup dari bambu. Alat musik ini dahulunya berfungsi
untuk mengiringi lagu-lagu tandak, seperti halnya alat musik Foy Doa. Dalam
perkembangannya, alat musik ini selalu berpasangan dengan Foy Doa. Nada-nada
yang dihasilkan oleh alat musik Foy Pay yaitu do, re, mi, fa, sol.
9. KNOBE KHABETAS
Alat musik ini bentuknya menyerupai busur panah. Cara memainkannya adalah salah
satu bagian ujung busur ditempelkan di antara bibir atas dan bibir bawah. Kemudian,
udara dikeluarkan dari kerongkongan dan tali busur dipetik dengan jari. Selain
digunakan untuk hiburan pribadi, alat musik ini digunakan juga untuk upacara adat
seperti Napoitan Li’ana yaitu bayi yang baru lahir dilarang keluar rumah sebelum 40
hari.
10. KNOBE OH
Alat musik ini terbuat dari kulit bambu dengan ukuran panjang kurang lebih 12,5 cm.
Pada bagian tengah bambu sebagian dikerat menjadi belahan bambu yang memanjang
sebagai vibrator.
Konten [Tampil]
Upacara Adat Nusa Tenggara Timur Lengkap Penjelasannya - Pada umumnya upacara
tradisional di daerah Nusa Tenggara Timur diadakan dari masa sebelum hamil sampai
anak tumbuh menjelang dewasa dan dilakukan secara berurutan. Hampir semua suku
di wilayah provinsi ini melaksanakan upacara-upacara tersebut secara turun-temurun.
Pada intinya, tahapan-tahapan dalam tiap upacara dari tiap-tiap suku sama, hanya
nama atau istilahnya yang berbeda.
Upacara Sunat
Orang-orang suku Sabu menyebut upacara ini Tora kuri kattu nangaka, sedangkan
masyarakat Dawan menyebutnya Lais ketos atau Lais helet. Di Ngada upacara sunat
disebut Dheqha Loka. Upacara ini diadakan dengan maksud agar si anak memperoleh
kesuburan sehingga dia bisa meneruskan keturunannya. Upacara ini juga merupakan
pertanda bahwa si anak telah beranjak dewasa. Biasanya upacara sunat ini
dilaksanakan apabila anak telah berusia 14 atau 15 tahun, dan diadakan pada saat
musim kemarau dengan maksud agar luka cepat sembuh. Berbeda dari upacara-
upacara yang diadakan sebelumnya, upacara sunat hanya melibatkan ayah, anak yang
disunat, dan penyunat (orang yang menyunat). Bahkan, upacara ini harus dilakukan
secara rahasia dan sebisa mungkin tidak diketahui orang lain. Bila pantangan ini
dilanggar, anak yang disunat akan mengalami kesulitan dalam menemukan jodohnya.
Dalam upacara Sunat juga ada acara penyembelihan hewan seperti upacara lainnya.
Upacara Perkawinan
Dalam mencari istri seorang pemuda bisa melakukannya sendiri, atau dijodohkan oleh
orang tuanya. Ada beberapa tahap dalam upacara ini, yaitu tahap peminangan,
pembayaran belis, dan upacara perkawinan.
Tahap Peminangan
Pada tahap ini seorang pemuda meminang seorang gadis dengan diwakili oleh ketua
adat atau ketua suku. Di daerah Sumba petugas yang melakukan peminangan ini
disebut wuna (wunang). Sementara itu, suku Sabu menyebutnya Mone Oro
Li atau Mone, suku Dawan memanggilnya dengan nama Nete Tali dan orang Belu
menyebutnya lnuk Nain. Saat meminang, pada umumnya orang membawa sirih pinang
dan menyampaikan pinangannya melalui bahasa kiasan. Apabila barang bawaannya
tidak dikembalikan, berarti pinangannya diterima. Sebaliknya, jika barang bawaannya
dikembalikan, artinya pinangannya ditolak. Apabila pinangan diterima, maka upacara
dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu tahap pembayaran belis.
Upacara Kematian
Masyarakat Nusa Tenggara Timur percaya bahwa roh orang yang telah meninggal
berpindah dari dunia ramai ke kehidupan gaib. Oleh karena itu, upacara ini dilakukan
secara besar-besaran sebagai penghormatan dan pemberian bekal kepada orang yang
telah meninggal. Untuk pesta kematian ini dikorbankan sajian berpuluh-puluh ekor sapi,
kerbau atau babi. Rangkaian upacara kematian yang dilaksanakan di daerah Nusa
Tenggara Timur meliputi beberapa tahap, yaitu:
Adat Meratap
Menangis di depan mayat yang dilakukan terutama oleh kaum wanita. Ratapan itu
berisi penyesalan karena ditinggal oleh orang yang sudah meninggal dan puji-pujian
atas kebaikan yang telah diperbuatnya ketika hidup. Di daerah Belu dalam adat
meratap ini digunakan bahasa syair.
Merawat Mayat
Sebelum dikubur mayat dimandikan terlebih dahulu. Setelah itu, diberi pakaian yang
baru atau pakaian kebesarannya, dipakaikan seperti ketika masih hidup. Di Tetum,
tradisi mayat dirawat, dibungkus dengan kain atau kemudian ditambah lagi dengan tikar
pandan, sesudah itu mayat dibaringkan. Di Dawan, Rote mayat diletakkan di rumah
duka dengan tidur telentang. Di Sabu dan Sumba, mayat diletakkan dengan posisi
duduk berjongkok.
Adapun rumah adat yang menjadi ikon budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur
adalah rumah adat Musalaki. Rumah adat Musalaki adalah rumah adat dari masyarakat
suku Ende Lio. Istilah dari penamaan rumah adat Musalaki terbentuk dari kata dalam
bahasa Ende Lio, yaitu Mosa danLaki, Mosa dalam bahasa Ende Lio berarti ketua,
sedangkan Laki berarti Adat. Jadi, sesuai dengan nama tersebut rumah adat ini hanya
berfungsi sebagai tempat tinggal kepala suku adat Ende Lio. Selain berfungsi sebagai
rumah tinggal kepala suku, rumah adat ini juga sering digunakan sebagai tempat ritual
upacara adat, kegiatan musyawarah adat, dan berbagai macam kegiatan adat lainnya.
Struktur rumah adat Musalaki terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
a. Kuwu Lewa, yaitu pondasi rumah adat yang terbuat dari batu lonjong yang dipasang
secara vertikal. Meskipun terdapat pondasi dari batu berupa kuwa lewa ini namun
rumah adat Musalaki tetap ditopang dengan pondasi kayu yang berfungsi sebagai
tempat bertumpunya lantai dan penyokong rangka atap rumah.
b. Maga, yaitu lantai gantung yang terbuat dari susunan papan-papan panjang. Rumah
adat Musalaki ini berbentuk rumah panggung dengan tinggi lantai berkisar antara 60-
100 meter dari tanah. Terdapat 2 jenis lantai pada rumah adat Musalaki berdasarkan
tingginya. Ada lantai teras (tenda teo) dan lantai koja ndawa. Lantai tenda teo yang
berada di bagian luar ini umumnya lebih tinggi dibandingkan lantai koja ndawa yang
berada di bagian dalam.
c. Atap, merupakan salah satu bagian unik pada rumah adat Musalaki. Atap rumah ini
dibuat dari susunan jerami yang bertumpu pada rangka atap dan terdiri dari saka ubu
(bubungan), kayu palang, jara (kuda-kuda), dan leka reja. Rangka atap tersebut terlihat
cukup unik karena berbentuk menjulang tinggi ke atas.
Ketiga lantai tersebut mencerminkan kepercayaan orang Sabu tentang adanya tiga
tingkatan dunia, yaitu dunia bawah atau dunia arwah, dunia tengah atau dunia manusia,
dan dunia atas atau dunia para dewa. Rumah adat ini memiliki empat pintu, yaitu pintu
anjungan (kelae duru), pintu kamar (kelae kopo), pintu buritan (kelae wui), dan pintu
loteng (kalae dammu).
Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur Lengkap, Gambar dan Penjelasannya - Secara
umum pakaian adat Nusa Tenggara Timur menonjol pada perangkat kain-kain
tenunnya yang khas. Selain itu, kekhasan pakaian adat Nusa Tenggara Timur terlihat
pula pada perhaisan perlengkapan pakaian dari logam, bulu unggas, dan kain-kain
batik yang ditampilkan dengan cara-cara yang unik. Dari keanekaragaman pakaian adat
yang memiliki perbedaan latar belakang, dipaparkan tiga gaya yang dianggap dapat
mewakili citra daerah ini, yaitu pakaian adat suku bangsa Sikka dari Flores, suku
bangsa Sumba dari Sumba Timur, dan suku bangsa Amarasi dari Kabupaten Kupang ,
Timor.
Pakaian tradisional pria secara umum terdiri atas penutup badan dan penutup kepala.
Penutup badan terdiri atas labu bertangan panjang, biasanya berwarna putih mirip
kemeja gaya barat. Selembar lensu sembar diselendangkan pada dada, bercorak flora
atau fauna dalam teknik ikat lungsi. Pada bagian pinggang dikenakan utan atau utan
werung, yaitu sejenis sarung berwarna gelap, bergaris biru melintang. Tata warna kain
Sikka umumnya tampil dalam nada-nadan gelap seperti hitam atau biru tua dengan ragi
yang lebih cerah berwarna putih, kuning atau merah. Istilah untuk sarung selain utan
adalah lipa.
Destar adalah tutup kepala pria yang terbuat dari kain batik soga dan dikenakan
dengan pola ikatan tertentu sehingga ujung-ujungnya turun menempel pada kedua sisi
wajah dekat telinga.
Pakaian Adat wanita terdiri atas penutup badan berupa labuliman berun, berbentuk
mirip kemeja berlengan panjang. Labu ini biasanya terbuat dari sutra dan kain yang
bagus mutunya. Model labu ini terbuka sedikit pada pangkal leher guna memudahkan
pemakaian. Di atas labu dikenakan dong, sejenis selendang yang diselempangkan
melintang dada.
Selain itu, kaum wanita juga memakai sarung wanita, utan lewak, dihias dengan ragam
flora dan fauna dalam lajur-lajur garis. Utan lewak adalah kain tiga lembar, berwarna
dasar gelap dengan paduan antara warna merah, cokelat, putih, biru, dan kuning
secara melintang. Warna-warna tersebut melambangkan berbagai suasana hati atau
kekuatan-kekuatan magis. Misalnya hitam untuk melayat, merah, cokelat
melambangkan keagungan dan status sosial yang tinggi. Cara mengenakan utan
adalah dengan menyampirkan sebagian pinggir kain di atas bahu dengan melintangkan
tangan kanan di bawah dada seperti hendak menjepit kain.
Hiasan kepala tersemat pada sanggul atau konde dalam bentuk tusuk konde. Tusuk
konde biasanya terbuat dari ukiran keemasan. Pada pergelangan tengan
dipakai kalar yang terbuat dari gading dan perak. Penggunaannya disesuaikan dengan
suasana peristiwa seperti upacara-upacara atau pesta-pesta adat. Jumla kalar gading
dan perak biasanya genap, yaitu dua atau empat gading dengan dua perak pada setiap
tangan. perhiasan lainnya adalah kila yang tergantung pada telinga.
Di Sumba Timur strata antara kaum bangsawan (maramba), pemuka agama (kabisu),
dan rakyat jelata (ata) masih berlaku, meskipun tidak setajam dulu. Perbedaan strata
sosial ini juga tidak tampak secara nyata pada tata rias dan pakaian adatnya. Perangkat
pakaian adat Sumba terletak pada penutup badan berupa lembar-lembar besar
kain hinggi untuk pria dan lauuntuk wanita. Dari kain-kain hinggi dan lau tersebut
mengungkapkan berbagai lambang dalam konteks sosial, ekonomi serta religi suku
Sumba. Kain hinggi dan lau tersebut terbuat dalam teknik tenun ikat dan pahikung serta
aplikasi muti dan hada.
Pakaian adat masyarakat Sumba lebih cenderung ditekankan pada ringkat kepentingan
serta suasana lingkungan suatu kejadian daripada hierarki status sosialnya. Pakaian
kaum pria sumba terdiri atas bagian-bagian penutup kepala, penutup badan dan
sejumlah penunjang lainnya berupa perhiasan dan senjata tajam. Sebagai penutup
badan digunakan dua lembar hinggi, yaitu hinggi kombu dan hinggi kowaru. Hinggi
kombu dipakai pada pinggul dan diperkuat letaknya dengan sebuah ikat pinggang kulit
yang lebar. Hinggi kowaru atau terkadang juga disebut hinggi raukadama digunakan
sebagai pelengkap. Di kepala dililitkantiara patang, sejenis tutup kepala dengan lilitan
dan ikatan tertentu yang menampilkan jambul.
Jambul ini dapat diletakkan di depan, samping kiri, atau samping kanan sesuai dengan
maksud lambangnya. Jambul di depan melambangkan kebijaksanaan dan kemandirian.
Hinggi dan tiara terbuat dari tenunan dalam teknik ikat dan pahikung. khusus yang
terbuat dengan teknik pahikung disebuttiara pahudu. Hiasan-hiasan yang terdapat pada
hinggi dan tiara terutama berkaitan dengan alam lingkungan makhluk hidup. Warna
hinggi juga mencerminkan nilai estetis dan status sosial. Hinggi terbaik adalah hinggi
kombu kemudian hinggi kowaru, hinggi raukadana, dan terakhir adalah hinggi panda
paingu.
Pakaian pria Sumba dilengkapi dengan sebilah kabiala yang disisipkan pada kiri ikat
pinggang. Pada pergelangan tangan kiri dipakai kanatar dan mutisalak. kabiala adalah
lambang kejantanan, sedangkan mutisalak menyatakan kemampuan ekonomi serta
tingkat sosial. Secara menyeluruh hiasan dan penunjang pakaian ini merupakan simbol
kearifan
Ada beberapa kain yang digunakan sebagai pakaian pesta dan upacara wanita Sumba
Timur, seperti Lau kowaru, Lau pahudu, Lau mutikau, dan Lau pahudu kiku. Kain-kain
tersebut dipakai sebagai sarung setinggi dada (lau pahudu kiku) dengan bagian bahu
tertutup toba huku yang sewarna dengan sarung.
Untuk bagian kepala wanita Sumba Timur memakai tiara berwarna polos yang
dilengkapi dengan hiduhai dan hai kara. Pada dahi disematkan perhiasan logam (emas
atau sepuhan) yaitu maraga. Kemudian di telinga tergantung mamuli perhiasan berupa
kalung-kalung keemasan. Di bagian leher juga dikenakan kalung-kalung keemasan
yang menjurai ke bagian dada.
Pakaian Adat Amarasi, Timor, Nusa Tenggara Timur
Secara administratif Amarasi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kupang. Meskipun
pengaruh-pengaruh asing masuk ke dalam wilayah ini, tetapi masyarakat Amarasi
masih memegang tradisi untuk mengungkapkan budaya asli mereka. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya bentuk-bentuk kepercayaan lokal yang mewarnai kehidupan sehari-
hari, seperti ritus-ritus penghormatan Usi Neno, yang dianggap sebagai wujud tertinggi
penguasa jagad raya, pencipta makhluk hidup sumber segala yang ada. Dalam hal
berpakaian, tradisi kebudayaan asli juga masih mempengaruhi tata cara berpakaian,
terutama dalam pakaian pesta adat atau upacara-upacara penting. Secara umum
pakaian adat upacara Amarasi didominasi oleh kain-kain tenunan dalam
teknik futus dan sotis yang dipadu dalam warna-warna putih, cokelat, biru, merah bata.
Kain-kain tersebut kemudian dipadu dengan berbagai aksesoris di kepala, telinga,
tangan dan pinggang.
Pada dasarnya pakaian adat pria Amarasi sama dengan daerah lain di Nusa Tenggara
Timur, yaitu kain penutup badan yang terdiri atas beti atau taimuti dan po'uk. Akan
tetapi, pakaian pria Amarasi mempunyai cork yang khas, yaitu adanya dominasi warna-
warna cokelat dengan bidang tengah berwarna putih di bagian bet. Kemudian, po'uk
bercorak garis-garis memanjang yang dipadu dalam warna-warna jingga, merah bata,
putih, dan biru. Di bagian kepala dikenakan pilu dari batik, sedangkan di bagian leher
dikenakan kalung yang terbuat dari logam yang berhiaskan iteke, yaitu logam berukir
berbentuk lingkaran. Sepertihalnya di daerah Nusa Tenggara Timur lainnya, pria
Amarasi juga memakai kapisak atau aluk yang terbuat dari anyaman-anyaman daun
atau kain persegi empat dengan corak geometris dan multi sebagai hiasannya. Oleh
masyarakat setempat pakaian dan perhiasan dan perlengkapan pakaian tersebut
dianggap dapat memberikan sifat keagungan, kejantanan serta kesucian bagi
penyandangnya.
Pakaian utama wanita Amarasi terdiri atas dua macam kain tenunan. Kain pertama
adalahTais dan Tarunat yang dipasang setinggi dada hingga mata kaki. Kain ini
bercorak garis-garis sempit berwarna jingga, kuning, biru tua dan dipadukan dengan
corak-corak ikat putih berlatar hitam/ biru tua. Sementara itu kain kedua berupa
selempang yang terikat di depan dada berbentuk huruf V dengan kedua ujungnya
terletak di kedua bahu bagian belakang. Di bagian kepala dikenakan seperangkat
perhiasan. Rambut yang disanggul dihiasi dengan kili noni dan tusuk konde. Di dahi
dikenakan pato eban yaitu hiasan logam berukir yang berbentuk bulan sabit.
Kedua telinga dihiasi falo noni. Kemudian dikenakan pula kalung berbentuk bulat
terbuat dari logam (emas, perak, atau sepuhannya) yang disebut dengan noni bena.
Pergelangan tangan dihiasi dengan niti keke, sedangkan bagian pinggang
dikenakan futi noni.
Pada hakikatnya pakaian adat di Nusa Tenggara Timur mencerminkan fungsi sosial.
Corak tenunan menunjukkan pada status sosial dan tingkat ekonomi.