Enzim kini banyak diaplikasikan dalam proses pengolahan bakery seperti roti.
Beberapa enzim sudah terbukti berpengaruh pada peningkatan mutu roti seperti
peningkatan volume, di antaranya α-amilase, glukosidase, xylanase,
transglutaminase (Steffolani et al. 2012). Enzim-enzim tersebut berperan dalam
pemecahan struktur pati dalam tepung terigu menjadi gula-gula sederhana yang
dapat langsung dimanfaatkan oleh khamir selama proses fermentasi roti. Menurut
Steffolani et al. (2012), glukosidase memperbaiki kelengketan adonan dan
kekompakan crumb roti, namun memiliki efek negatif terhadap keseragaman
crumb roti. Efek sinergis yang positif ditemukan pada kombinasi xylanase dan
α-amilase terhadap volume spesifik dan kekompakan crumb namun negatif
terhadap keseragaman crumb.
Pembuatan roti, tanpa disadari sudah memanfaatkan enzim endogenus dari
terigu dan enzim dari ragi untuk memperbaiki kualitas roti. Aktivitas enzim
tersebut, misalnya α-amilase, akan memengaruhi mutu terigu. Tujuan utama
aplikasi enzim amilase adalah memperbaiki proses fermentasi (dough leavening)
dalam proses pembuatan roti dan memperbaiki mutu simpannya (keeping quality)
dengan mempertahankan kesegaran yang lebih lama (Antara, 2010). Menurut
Gerrard (2000) TG-ase atau transglutaminase memiliki kemampuan untuk
memodifikasi protein gandum secara efektif sebagai hasil dari modifikasi untuk
beberapa sifat fisik yang penting pada adonan tepung meliputi kelengketan,
kemampuan untuk mengembang, serta sifat elastis dalam adonan. Jika
dibandingkan dengan L-asam askorbat yang sudah sekian lama digunakan sebagai
pengembang adonan, TG-ase telah terbukti mampu meningkatkan volume roti
meskipun dalam dosis yang sangat kecil. TG-ase juga dapat meningkatkan nilai
nutrisi dan nilai sensori pada produk bakery.
Enzim protease juga berperan dalam proses pengolahan roti. Penambahan
enzim protease mampu memperpendek waktu pencampuran roti dan mempercepat
pembentukan adonan yang konsisten. Protease dapat mengatur kekuatan ikatan
gluten sehingga adonan roti yang dihasilkan akan sesuai dengan spesifikasi produk
roti yang diinginkan, seperti roti, roll cake, biscuit, maupun wafer. Sedikit enzim
protease dapat memecah beberapa ikatan peptida menghasilkan penurunan
viskositas yang lebih cepat dari dispersi glutenin. Penggunaan enzim protease dapat
digunakan untuk memastikan pembentukan adonan roti yang seragam, membantu
mengendalikan pembentukan tekstur adonan roti, dan memperbaiki flavor produk
roti yang dihasilkan. Penambahan protease pada adonan roti dimaksudkan untuk
mengubah elastisitas serta tekstur dari gluten, sehingga volume roti dapat
ditingkatkan. Selain itu, waktu pembuatan roti dapat direduksi sekitar 30%
(Suhartono, 1989)
Penambahan enzim dalam adonan roti dapat menyebabkan hidrolisis secara
enzimatis sehingga dapat meningkatkan fungsionalitas karbohidrat pada roti.
Proses pembuatan roti akan terjadi gelatinisasi dimana proses ini merupakan suatu
peristiwa yang terjadi selama pemanggangan, sementara selama proses
penyimpanan, retrogradasi pati (amilopektin) biasanya diketahui untuk
menentukan banyaknya pengerasan (staling) pada roti (Gray & BeMiller, 2003).
Menurut Endah dan Lembong (2016) penambahan enzim α-amilase pada roti
akan menghasilkan roti yang memiliki karakteristik yang lebih padat, elastis,
manis dan memiliki aroma khas ragi yang semakin meningkat. Semakin
bertambahnya kadar α-amilase dan glukoamilase yang diberikan pada adonan
maka roti akan semakin padat, elastis, manis, dan beraroma khas ragi.