Anda di halaman 1dari 12

MENENTUKAN URUTAN PHASA

I. TUJUAN

Setelah melakukan praktek penentuan urutan phasa diharapkan Mahasiswa/I dapat :


1. Mengenal peralatan yang berfungsi untuk mengecek urutan phasa.
2. Mengoperasikan phase squence.
3. Menentukan urutan phasa R, S dan T sesuai urutan yang benar.

II. KESELAMATAN KERJA

1. Menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ) lengkap.


2. Melakukan praktek sesuai dengan prosedur.

III. TEORI DASAR

Pada sistem 3 phasa, beda sufut antar phasa tersebut adalah 120 derajat. Jika sudut
phasa pada phasa R adalah 0, maka pada phasa S adalah 120 dan T adalah 240. Urutan
phasa yang benar adalah R-S-T sehingga dapat menghasilkan putaran yang searah dengan
jarum jam. Jika salah satu urutan phasa terbalik misalnya R-T-S maka hasil putaran yang
dihasilkan akan menjadi berlawanan arah dengan jarum jam.
Jika di aplikasikan pada motor listrik maka akan berpengaruh dengan arah putaran
motor. Apabila urutan phasa yang terpasang sesuai dengan urutan phasa yang benar, maka
putaran yang dihasilkan searah dengan jarum jam. Begitu juga sebaliknya, jika urutan
phasa yang terpasang terbalik maka putaran motor juga akan berlawanan dengan arah
jarum jam.
Penentuan urutan phasa ini digunakan dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemasangan urutan phasa yang dapat mempengaruhi proses kerja dari mesin dan
juga dapat mengancam keselamatan bagi operator yang mengoperasikan mesin tersebut.
Dan apabila kesalahan ini terjadi pada industri yang menggunakan motor listrik sebagai
penggerak utama ini akan menimbulkan masalah yang serius, sehingga penentuan urutan
phasa ini sangat lah penting.

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Phasa squence

V. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Lengkapi diri dengan APD yang lengkap.
3. Dalam praktek sedikit dikitnya berjumlah 2 orang. Orang pertama yang bertugas
untuk menghubungkan alat ukur ke sumberm sedangkan orang yang lain bertugas
untuk memegang alat ukur dan melihat apakah urutan phasa yang ditunjukkan oleh
alat ukur benar atau tidak.
4. Lakukan pengecekan, pastikan telah menggunakan sarung tangan karet yang sesuai
dengan standar.
5. Apabila pengecekan urutan phasa selesai, kembalikan peralatan ketempat semula.
6. Praktek selesai

VI. KESIMPULAN

Dari praktek menentukan urutan phasa dapat di simpulkan bahwa dalam


menentukan urutan phasa kita harus dilengkapi dengan APD yang lengkap karena kita
langsung berhubungan dengan sumber langsung. Dalam menentukan kita tidak boleh
sendiri, dan yang bertugas untuk menghubungkan alat ukur ke sumber tidak boleh
mengallihkan pandangan ke arah yang lain karena ditakutkan hubungan lepas dan
menyentuh ke sumber yang lain sehingga menyebabkan bahaya seperti percikan bunga
api dan lain lain.

VII. LAMPIRAN
PEMASANGAN KABEL SUTM PADA ISOLATOR TUMPU

I. TUJUAN

Setelah melakukan praktek diharapkan mahasiswa dapat :


1. Mengetahui peralatan apa saja yang di perlukan untuk mengikat kabel pada isolator
tumpu.
2. Memahami serta mengikat kabel SUTM pada isolator tumpu.

II. KESELAMATAN KERJA

1. Menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ).


2. Praktek sesuai dengan instruksi dosen pembimbing.

III. TEORI DASAR

Jaringan listrik tegangan menengah atau juga sering disebut dengan sistem jaringan
tegangan primer adalah suatu sistem jaringan yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga
listrik dari pembangkit atau gardu induk ke gardu distribusi. Jaringan ini di kenal dengan
feeder atau penyulang. Tegangan menengah yang digunakan adalah 12 kV dan 20 kV
antar phasa.
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) merupakan jaringan kawat berisolasi
dan tak berisolasi. Bagian utamanya adalah tiang (beton atau besi), cross arm dan
konduktor. Konduktor yang digunakan adalah aluminium.
Dan juga terdapat isolator yang berfungsi sebagai penyekat listrik pada penghantar
terhadap penghantar lainnya dan penghantar terhadap tanah. Bahan isolator pada SUTM
adalah porselin/keramik yang dilapisi glazur dan gelas. Adapun isolator yang digunakan
adalah isolator tumpu, beban yang dipikul oleh isolator tumpu berupa beban berat
penghantar, sehingga pemasangan kabel SUTM pada isolator tumpu haruslah kuat dan
tidak lepas. Pengikatan yang kuat ini dilakukan agar apabila adanya gangguan dari angin
ataupun benda jatuh seperti tertimpa ranting pohon, kabel tidak terlepas dari ikatan.

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Kawat pengikat
2. Tang kombinasi
3. Sarung tangan

V. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Potong kawat pengikat dengan panjang sekitar 2 meter.
3. Lakukan pengikatan kabel SUTM pada isolator tumpu.
4. Ikat dengan kuat dan kencang.
5. Berhati hatilah dengan ujung kawat pengikat, bila perlu bengkokkan ujung kawat agar
tidak tertusuk.
6. Lakukan pengujian dengan mendorong kabel, pastikan kabel tidak goyang atau lepas.
7. Praktek selesai, kembalikan peralatan ke tempat semula.

VI. KESIMPULAN

Dari praktek yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa dalam pengikatan kabel
SUTM pada isolator tumpu haruslah kuat dan tidak goyang, karena pengikatan ini
dilakukan untuk waktu yang lama. Ikatan haruslah kokoh dan apabila terjadi gangguan
tidak menyebabkan lepasnya kabel SUTM dari isolator.

VII. LAMPIRAN
PENGOPERASIAN LBS
( LOAD BREAKER SWICH )

I. TUJUAN

Setelah melakukan praktek pengoperasian LBS diharapkan Mahasiswa/i dapat :


1. Mengenal peralatan yang berfungsi untuk pengoperasian LBS
2. Dapat mengopersikan LBS

II. KESELAMATAN KERJA

1. Menggunkan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap


2. Melakukan praktek sesuai dengan prosedur

III. TEORI DASAR

Load breaker swich adalah peralatan hubung yang bekerja membuka dan menutup
rangkaian arus listrik, mempunyai kemampuan memutus arus beban dan tidak mampu
memutus arus gangguan. Peralatan hubung ini dilengkapi dengan media pemutus busur
api vacum dan SF6.
Fungsi Load breaker swichpada jaringan distribusi adalah untuk memutus dan
menghubungkan jaringan dalam keadan berbeban dan tidak mampu memutus arus
gangguan.
Load breaker swich sering ditempatkan diujung jaringan yang digunakan sebagai
join (bergabung) debgan jaringan lain ketika jaringan tersebut mengalami gangguan
pemeliharaan jaringan karena dapat dioperasikan dari jarak jauh dengan menggunakan
modem. Sehingga pendistribusian energi listrik dapat terus berlansung.

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Sarung tangan 20KV

V. LANGKAH KERJA

1. Lengkapi diri dengan APD yang lengkap


2. Pasang handle
3. Untuk pelepasan dorong handle ke luar dengan sekuat tenaga hingga hubungan
pada LBS terlepas.
4. Sebaliknya untuk penormalan dorong handle kedalam hinga terhubung kembali.
5. Praktek selesai

VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktek ini, dapat disimpulkan bahwa Load breaker swich pada jaringan
distribusi befungsi untuk memutus dan menghubungkan jaringan dalam keadaan
berbeban dan tidak mampu memutus arus gangguan.

VII. LAMPIRAN
MENGUKUR TAHANAN PENTANAHAN

I. TUJUAN

Setelah melakukan praktek pengukuran tahanan pentanahan diharapkan


Mahasiswa/i dapat :
1. Dapat mengukur nilai tahanan pentanahan
2. Mengetahui tahanan jenis tanah

II. KESELAMATAN KERJA

1. Menggunkan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap


2. Melakukan praktek sesuai dengan prosedur

III. TEORI DASAR

Sistem pentanahan digunakan sebagai pengaman lansung terhadap peralatan dan


manusia bila terjadi gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan
tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi.
Pengukuran tahanan pentanahan bertujuan untukmengetahui besarannya tahanan
pentanahan dari beberapa kondisi tanah .nilai tahan yang baik yaitu 0-5 Ohm. Untuk
nilai tahanan diberbagai tempat itu berbeda sesuai dengan kondisi tanahnya.

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Earth Resistance Tester


2. Elektroda bantu

V. LANGKAH KERJA

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan


2. Menentukan jarak antar elektroda bantu
3. Melakukan pengukuran, men-setting range switch keposisi yang diinginkan dan
tekan tombol PRESS TO TEST selama beberapa detik
4. Mencatat nilai yang muncul pada layar ERT
VI. HASIL DAN ANALISA

Hasil pengukuran

 Arah Barat-Barat

Pbb = 14.2 Ω

 Arah Selatan-Barat

Psb = 14.29 Ω

 Arah Selatan-Selatan

Pss = 13.16 Ω

Analisa

Dari hasil pengukuran dapat dianalisa bahwa besarnya nilai tahanan pada
pentanahan melebihi besar dari ketentuan yaitu ≤ 5Ω, maka dari itu solusi yang dapat
dilakukan adalah dengan meemparalelkan hubungan antara elektroda, hingga hasil besar
tahanan yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan. Jadi :

1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝 𝑃𝑏𝑏 𝑃𝑠𝑏 𝑃𝑠𝑠
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝 14.2 14.29 14.16

Rp = 4.62 Ω

VII. KESIMPULAN

Dari hasil peraktik ini dapat disimpulkan bahwa sistem pentanahan digunakan
sebagai pengaman lansung terhadap peralatan dan manusia bila terjadi gangguan tanah
atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasidan tegangan lebihpada peraatan jaringan
distribusi.
VIII. LAMPIRAN
KESALAHAN PADA KWH METER
I. TUJUAN

Setelah melakukan praktek mahasiswa diharapkan dapat :


1. Membaca alat ukur kWh meter.
2. Menghitung besar kesalahan (error) pada kWH meter.

II. KESELAMATAN KERJA

1. Menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ).


2. Praktek sesuai dengan instruksi dosen pembimbing.

III. TEORI DASAR

Kwh meter adalah alat untuk mengukur konsumsi listrik sebagai dasar penentuan
pajak, disebut KWH Meter karena pengukurannya dalam KWH Meter atau kilowatt hour,
yang merupakan satuan perjam. KWH meter analog memiliki ciri-ciri utama adanya
piringan yang berputar. Prinsip kerja jenis ini adalah elektromecanical dimana
memanfaatkan prinsip elektrik dan mekanik didalamnya.

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Beban R ( Gerinda duduk 750 W )


2. Beban S ( Gerinda duduk 375 W )
3. Beban T ( Bor tangan )

V. LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Pasang semua beban.
3. ON kan MCB.
4. Nyalakan semua beban.
5. Amati kwh meter dengan menekan tombol diplay.
6. Catat hasil pengukuran.
7. Hitung antara kedipan pada lampu Kwh.
8. Hitung waktu antar kedipan pada lampu KVARH.
9. Catat juga kedipan lampunya.
10. Setelah selesai semua, matikan semua beban.
11. Off kan MCB.
12. Praktek selesai.
VI. HASIL DAN ANALISA

No. Nama Beban V I Faktor daya E


1. Gerinda 750 W 223,65 1,13 0,80
2. Gerinda 375 W 228,08 1,06 0,80
3. Bor tangan 224,08 0,71 0,80
t = 1 menit 31 detik

Penyelasaian :

Pr = Vr x Ir x Cos α

= 223,65 x 1,13 x 0,80

= 202,17 Watt

Ps = Vs x Is x Cos α

= 228,,08x 1,06 x 0,80

= 193,41 Watt

Pt = Vt x It x Cos α

= 224,08 x 0,71 x 0,80

= 127,27 Watt

P = Pr + Ps + Pt

= 202,17 + 193,41 + 127,27

= 522,85 Watt
𝑁 𝑋 3600 𝑋 1000
Td = 𝐶𝑋𝑃

10 𝑋 3600 𝑋 1000
= 800 𝑋 522,85

36.000.000
= 418.280

= 86,06
𝑡𝑑−𝑡
E = x 100%
𝑡

86,06− 91
= x 100%
91
= -0,054 x 100%

= -5,4 %

VII. KESIMPULAN

Dari praktek yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kwh meter adalah
alat ukur yang berfungsi untuk mengukur nilai tegangan, arus dan juga cos phi. Akan
tetapi sama seperti alat ukur lainnya, kwh meter juga memiliki tingkat toleransi kesalahan.
Telah di dapatkan dari hasil perhitungan besarnya kesalahan yang di timbulkan oleh kwh
meter menunjukkan bahwa kesalahan yang terjadi adalah kesalahan yang berasal dari alat
ukur itu sendiri.

VIII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai