I. TUJUAN
Pada sistem 3 phasa, beda sufut antar phasa tersebut adalah 120 derajat. Jika sudut
phasa pada phasa R adalah 0, maka pada phasa S adalah 120 dan T adalah 240. Urutan
phasa yang benar adalah R-S-T sehingga dapat menghasilkan putaran yang searah dengan
jarum jam. Jika salah satu urutan phasa terbalik misalnya R-T-S maka hasil putaran yang
dihasilkan akan menjadi berlawanan arah dengan jarum jam.
Jika di aplikasikan pada motor listrik maka akan berpengaruh dengan arah putaran
motor. Apabila urutan phasa yang terpasang sesuai dengan urutan phasa yang benar, maka
putaran yang dihasilkan searah dengan jarum jam. Begitu juga sebaliknya, jika urutan
phasa yang terpasang terbalik maka putaran motor juga akan berlawanan dengan arah
jarum jam.
Penentuan urutan phasa ini digunakan dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemasangan urutan phasa yang dapat mempengaruhi proses kerja dari mesin dan
juga dapat mengancam keselamatan bagi operator yang mengoperasikan mesin tersebut.
Dan apabila kesalahan ini terjadi pada industri yang menggunakan motor listrik sebagai
penggerak utama ini akan menimbulkan masalah yang serius, sehingga penentuan urutan
phasa ini sangat lah penting.
1. Phasa squence
V. LANGKAH KERJA
VI. KESIMPULAN
VII. LAMPIRAN
PEMASANGAN KABEL SUTM PADA ISOLATOR TUMPU
I. TUJUAN
Jaringan listrik tegangan menengah atau juga sering disebut dengan sistem jaringan
tegangan primer adalah suatu sistem jaringan yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga
listrik dari pembangkit atau gardu induk ke gardu distribusi. Jaringan ini di kenal dengan
feeder atau penyulang. Tegangan menengah yang digunakan adalah 12 kV dan 20 kV
antar phasa.
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) merupakan jaringan kawat berisolasi
dan tak berisolasi. Bagian utamanya adalah tiang (beton atau besi), cross arm dan
konduktor. Konduktor yang digunakan adalah aluminium.
Dan juga terdapat isolator yang berfungsi sebagai penyekat listrik pada penghantar
terhadap penghantar lainnya dan penghantar terhadap tanah. Bahan isolator pada SUTM
adalah porselin/keramik yang dilapisi glazur dan gelas. Adapun isolator yang digunakan
adalah isolator tumpu, beban yang dipikul oleh isolator tumpu berupa beban berat
penghantar, sehingga pemasangan kabel SUTM pada isolator tumpu haruslah kuat dan
tidak lepas. Pengikatan yang kuat ini dilakukan agar apabila adanya gangguan dari angin
ataupun benda jatuh seperti tertimpa ranting pohon, kabel tidak terlepas dari ikatan.
1. Kawat pengikat
2. Tang kombinasi
3. Sarung tangan
V. LANGKAH KERJA
VI. KESIMPULAN
Dari praktek yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa dalam pengikatan kabel
SUTM pada isolator tumpu haruslah kuat dan tidak goyang, karena pengikatan ini
dilakukan untuk waktu yang lama. Ikatan haruslah kokoh dan apabila terjadi gangguan
tidak menyebabkan lepasnya kabel SUTM dari isolator.
VII. LAMPIRAN
PENGOPERASIAN LBS
( LOAD BREAKER SWICH )
I. TUJUAN
Load breaker swich adalah peralatan hubung yang bekerja membuka dan menutup
rangkaian arus listrik, mempunyai kemampuan memutus arus beban dan tidak mampu
memutus arus gangguan. Peralatan hubung ini dilengkapi dengan media pemutus busur
api vacum dan SF6.
Fungsi Load breaker swichpada jaringan distribusi adalah untuk memutus dan
menghubungkan jaringan dalam keadan berbeban dan tidak mampu memutus arus
gangguan.
Load breaker swich sering ditempatkan diujung jaringan yang digunakan sebagai
join (bergabung) debgan jaringan lain ketika jaringan tersebut mengalami gangguan
pemeliharaan jaringan karena dapat dioperasikan dari jarak jauh dengan menggunakan
modem. Sehingga pendistribusian energi listrik dapat terus berlansung.
V. LANGKAH KERJA
VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktek ini, dapat disimpulkan bahwa Load breaker swich pada jaringan
distribusi befungsi untuk memutus dan menghubungkan jaringan dalam keadaan
berbeban dan tidak mampu memutus arus gangguan.
VII. LAMPIRAN
MENGUKUR TAHANAN PENTANAHAN
I. TUJUAN
V. LANGKAH KERJA
Hasil pengukuran
Arah Barat-Barat
Pbb = 14.2 Ω
Arah Selatan-Barat
Psb = 14.29 Ω
Arah Selatan-Selatan
Pss = 13.16 Ω
Analisa
Dari hasil pengukuran dapat dianalisa bahwa besarnya nilai tahanan pada
pentanahan melebihi besar dari ketentuan yaitu ≤ 5Ω, maka dari itu solusi yang dapat
dilakukan adalah dengan meemparalelkan hubungan antara elektroda, hingga hasil besar
tahanan yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan. Jadi :
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝 𝑃𝑏𝑏 𝑃𝑠𝑏 𝑃𝑠𝑠
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝 14.2 14.29 14.16
Rp = 4.62 Ω
VII. KESIMPULAN
Dari hasil peraktik ini dapat disimpulkan bahwa sistem pentanahan digunakan
sebagai pengaman lansung terhadap peralatan dan manusia bila terjadi gangguan tanah
atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasidan tegangan lebihpada peraatan jaringan
distribusi.
VIII. LAMPIRAN
KESALAHAN PADA KWH METER
I. TUJUAN
Kwh meter adalah alat untuk mengukur konsumsi listrik sebagai dasar penentuan
pajak, disebut KWH Meter karena pengukurannya dalam KWH Meter atau kilowatt hour,
yang merupakan satuan perjam. KWH meter analog memiliki ciri-ciri utama adanya
piringan yang berputar. Prinsip kerja jenis ini adalah elektromecanical dimana
memanfaatkan prinsip elektrik dan mekanik didalamnya.
V. LANGKAH KERJA
Penyelasaian :
Pr = Vr x Ir x Cos α
= 202,17 Watt
Ps = Vs x Is x Cos α
= 193,41 Watt
Pt = Vt x It x Cos α
= 127,27 Watt
P = Pr + Ps + Pt
= 522,85 Watt
𝑁 𝑋 3600 𝑋 1000
Td = 𝐶𝑋𝑃
10 𝑋 3600 𝑋 1000
= 800 𝑋 522,85
36.000.000
= 418.280
= 86,06
𝑡𝑑−𝑡
E = x 100%
𝑡
86,06− 91
= x 100%
91
= -0,054 x 100%
= -5,4 %
VII. KESIMPULAN
Dari praktek yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kwh meter adalah
alat ukur yang berfungsi untuk mengukur nilai tegangan, arus dan juga cos phi. Akan
tetapi sama seperti alat ukur lainnya, kwh meter juga memiliki tingkat toleransi kesalahan.
Telah di dapatkan dari hasil perhitungan besarnya kesalahan yang di timbulkan oleh kwh
meter menunjukkan bahwa kesalahan yang terjadi adalah kesalahan yang berasal dari alat
ukur itu sendiri.
VIII. LAMPIRAN