Anda di halaman 1dari 41

DINAS KESEHATAN KOTA PALANGKA RAYA

UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

PUSKESMAS TANGKILING
KECAMATAN BUKIT BATU
Jl. Tjilik Riwut Km. 34 No. 13 Kel. Tangkiling, email : pkmtangkiling@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING


Nomor : 445/101.1/B-10/BB/II/2018

TENTANG
PENUNJANG LAYANAN KLINIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka terlaksananya kelancaran pelayanan klinis


kesehatan yang berkualitas dan mampu memberikan kepuasan
bagi masyarakat dengan memperhatikan mutu dan keselamtan
pasien maka diperlukan penunjang layanan klinis ;
b. bahwa puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus sebagai
tolak ukur pelayanan publik di bidang kesehatan, merupakan salah
satu pilar dalam memenuhi kewajiban dan tuntutan reformasi
birokrasi;
c. bahwa sebagaimana poin a dan b di atas, maka kebijakan
Penunjang Layanan Klinis perlu ditetapkan dalam Surat Keputusan
Kepala Puskesmas;

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003


tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
3. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 514 Tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Faskes Primer;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.43 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2011 tentang Pedoman
Interprestasi Data Klinik;
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 Tahun 2016 tentang
Standar Kefarmasian di Puskesmas;
11. Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas;
16. Undang – undang Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah.
17. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan tentang Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan
tahun 2015.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TENTANG PENUNJANG


LAYANAN KLINIS

KESATU : Kebijakan Penunjang Layanan Klinis di UPT Puskesmas Tangkiling


sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini

KEDUA : Pelayanan laboratorium sebagaimana tercantum dalam lampiran 1.

KETIGA : Pelayanan obat sebagaimana tercantum dalam lampiran 2.

KEEMPAT : Manajemen informasi rekam medis sebagaimana tercantum dalam


lampiran 3.

KELIMA : Manajemen keamanan lingkungan sebagaimana tercantum dalam


lampiran 4.

KEENAM : Manajemen peralatan sebagaimana tercantum dalam lampiran 5.

KETUJUH : Manajemen sumber daya manusia sebagaimana tercantum dalam


lampiran 6.
KEDELAPAN : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini
dibebankankan pada anggaran yang tersedia.

KESEMBILAN : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
dilakukan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Palangka Raya


Pada Tanggal : 28 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING,

JOHANNES SIHALOHO
LAMPIRAN :I
SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING
NOMOR : 445/101.1/B-10/BB/II/2018
TANGGAL : 28 FEBRUARI 2018
TENTANG : PENUNJANG LAYANAN KLINIS

PELAYANAN LABORATORIUM
Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskemas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan
perorangan dan masyarakat.
1. Jam buka pelayanan laboratorium di UPT Puskesmas Tangkiling adalah
1) Hari Pelayanan : Senin sampai dengan Sabtu
2) Jam Pelayanan Laboratorium :
HARI JAM KERJA DI LUAR JAM KERJA
SENIN – KAMIS 08.00 – 11.00 WIB 11.00 – 08.00 WIB

JUMAT 08.00 – 10.30 WIB 10.30 – 08.00 WIB

SABTU 08.00 – 11.00 WIB 11.00 – 08.00 WIB

MINGGU/HARI - ON CALL 24 JAM


LIBUR

* Keterangan :
Untuk pemeriksaan laboratorium cito (Urgent) di luar jam kerja petugas UGD
menghubungi petugas Lab Bataguh di nomor (081352841648) atau Dewi di nomor
(08225563549)
2. Jumlah petugas laboratorium berjumlah 4 orang
3. Petugas di laboratorium adalah analis kesehatan yang mempunyai kompetensi :
Jabatan Standar Kompetensi
Analis Kesehatan a. Pendidikan minimal D3
b. Pelatihan-pelatihan:
 Pemeriksaan Pemantapan mutu Laboratorium Klinik
c. Pengalaman Kerja: Minimal 1 Th
d. Memiliki keterampilan
e. Bisa bekerjasama dalam tim
Perawat dan SMA a. Sudah dilatih oleh tenaga laboratorium
b. Memiliki keterampilan
c. Bisa bekerjasama dalam tim

4. Persyaratan petugas yang mengintepretasikan hasil laboratorium yaitu :


Jabatan Standar Kompetensi
Dokter umum a) Pendidikan minimal S1 Kedokteran
b) Telah mengikuti pelatihan yang mendukung tugas
c) Pengalaman Kerja: Minimal 1 Tahun
d) Mampu bekerja sama dalam tim

5. Kegiatan Pelayanan :
a) Menyelenggarakan pemeriksaan laboratorium yang bermutu berdasarkan
etika profesi
b) Melaksanakan rujukan spesimen secara horizontal antar Puskesmas di
wilayahnya
c) Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja Laboratorium untuk
menghindari resiko terhadap petugas laboratorium
d) Melaksanakan kegiatan pamantapan mutu, baik eksternal maupun internal
untuk menjamin ketepatan hasil pemeriksan
e) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan
6. Menyelenggarakan pemeriksaan laboratorium yang bermutu berdasarkan etika
profesi.
7. Puskesmas mampu melakukan pemeriksaan di bawah ini :
a) Pemeriksaan HEMATOLOGI darah lengkap (DL) meliputi pemeriksaan
Hemoglobin, Eritrosit, Lekosit, Hematokrit, trombosit, LED, Golongan Darah
b) Pemeriksaan KIMIA KLINIK meliputi pemeriksaan Gula Darah, Uric Acid,
Cholesterol.
c) Pemeriksaan IMUNOLOGI meliputi pemriksaan HbsAg, Sphylis, HIV AIDS, Tes
Kehamilan, Widal
d) Pemeriksaan urin 10 parameter
e) Pemeriksaan MIKROBIOLOGI meliputi pemeriksaan sputum BTA (Basil Tahan
Asam)
8. Permintaan pemeriksaan dapat berasal dari intern Puskesmas atau permintaan dari
luar Puskesmas dengan surat permohonan pemeriksaan laboratorium yang jelas
9. Permintaan, pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimpanan
spesimen dilakukan sesuai dengan prosedur
10. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan kerja maka harus dilakukan
pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
prosedur.
11. Kecelakaan kerja sering terjadi di laboratorium, untuk mencegah timbulnya bahaya
yang lebih luas maka dibutuhkan orientasi dan praktik keamanan kerja.
12. Pelaporan kegiatan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan tenaga di
laboratorium kepada pengelola program keselamatan kerja harus dilakukan sesuai
dengan prosedur.
13. Nilai rentang yang menjadi rujukan hasil pemeriksaan laboratorium adalah
berdasarkan Pedoman Interpretasi Data Klinik Kemenkes RI tahun 2011 dan referensi
alat/vendor sebagai berikut :

PEMERIKSAAN LABORATORIUM NILAI RENTANG NORMAL


HEMATOLOGI
1. Leukosit 3200-10.000/mm3
2. Eritrosit ♂ : 4,4-5,6 x106 sel/mm3
♀ : 3,8-5 x 106 sel/mm3
3. HB ♂ : 13-18 g/dl
♀ : 12-16 g/dl
4. Hematocrit / HCT ♀ : 40-50%
♂ : 35-45%
5. Trombosit 150.000-400.000/mm3
URINALISA
1. Berat Jenis 1,001-1,035
2. Deskripsi Kekuning-kuningan, kuning
3. pH 4,5-8,5
4. Protein 0-terlacak (Trace/Tr / ±)
5. Glukosa/Reduksi +1 = 100mg/dl
6. Keton +2 = 300mg/dl
7. Darah/Blood +4 = 1000mg/dl
8. Keton Negatif
9. Nitrit Negatif
10. Bilirubin Negatif
11. Urobilin Negatif
12. Urobilinogen Negatif
13. Sedimen urine Negatif
Negatif
Negatif
RBC : 0-3/lp
WBC : 0-5/lp
Epitel : 0-2/lp
Bakteri< 2/lp
Kristal : negatif
KIMIA KLINIK :
1. Asam urat
2. Cholesterol total
3. Gula Darah Puasa
4. Gula Darah 2Jam Post Prandial (2 JP)

14. Pelaporan hasil nilai kritis


Hasil laboratorium yang masuk nilai ambang kritis segera dilaporkan sesuai
prosedur :
a) Petugas Laboratorium membaca hasil pemeriksaan Laboratorium yang
dikerjakan dan membandingkan dengan nilai rujukan normal yang tertera pada
blanko hasil jenis-jenis pemeriksaan laboratorium

b) Jika ditemukan hasil yang berada pada nilai ambang kritis tidak dalam batas
normal di beri tanda centang ( √ )

c) Maka petugas Laboratorium melaporkan hasil Laboratorium kepada Layanan


Klinis, Layanan Klinis segera konsul pada dokter pendamping, dokter segera
melakukan tindakan lebih lanjut

Nilai ambang Kritis :


NO Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas
1. Hemoglobin g/dl <5 > 20
2. Leukosit /mm - >50.000
3. Hematokrit % < 20 >60
4. Trombosit /mm <20. 000 -
5. LED mm/jam - >100
Referensi : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2011 Pedoman
Interprestasi Data Klinik, Halaman : 10, 11, 16, 22, 24.
13. Jenis reagensia esensial yang terdapat di UPT Puskesmas Tangkiling adalah sebagai
berikut:
KOLESTEROL STTCK Box
GLUKOSA STTCK Box
ASAM URAT STTCK Box
HEMOGLOBIN Botol
GOLONGAN DARAH Botol
WIDAL Botol
AQUA Botol
CAT APUSAN DARAH Boto1
JARUM LANCET Box
LANCET PEN SET
KARTU GOL DARAH Box
KERTAS LENS Box
OIL IMERSI Botol
STICK COMBUR TEST Box
YELLOW TIP Pack
OBJECT GLASS Box
COVER GLASS Pack
SPIRITUS Liter
JARUM 25G Box
ALKOHOL 70% Liter
TABUNG REAKSI 5 ml Box
TABUNG REAKSI 10 ml Box
POT URINE 100m1 Box

14. Yang bertanggungjawab terhadap perencanaan kebutuhan reagensia serta


pendistribusiannya setelah reagensia sampai di laboratorium sesuai Standar Operasional
Prosedur Penyimpanan dan Distribusi Reagensia adalah petugas laboratorum
15. Pengelolaan Reagen wajib dilakukan sesuai dengan prosedur
16. Kalibrasi Instrumen harus dilakukan sesuai prosedur
17. Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi merupakan pemeriksaan yang
memerlukan penanganan khusus.
18. Cara menghitung perencanaan reagensia dan buffer stok reagensia sesuai dengan rumus
penghitungan perencanaan regensia dan buffer stok reagensia selama 1 tahun
19. Perencanaan kebutuhan reagen harus didasarkan pada kebutuhan pasien dan diajukan
kepada Dinas Kesehatan pada bulan Oktober-November setiap tahunnya
20. Cara menghitung perencanaan kebutuhan reagensia
A (B+C+D)-E
A (rencana pengadaan)
B (pemakakaian rata-rata x 12 bulan)
C (stok pengamanan 10-20F)
D (waktu tunggu pengadaan barang)
E (sisa stok)
21. Petugas laboratorium wajib melakukan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur PPI dengan baik dan benar.
22. Pengendalian mutu Laboratorium UPT Puskesmas Tangkiling dilakukan dengan
menerapkan Pengendalian Mutu Eksternal (PME) terhadap pelayanan laboratorium UPT
Puskesmas Tangkiling dengan membuat surat permohonan Pemantapan Mutu Eksternal
ke Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.
23. Pengendalian mutu Laboratorium UPT Puskesmas Tangkiling juga dilakukan dengan
menerapkan Pengendalian Mutu Internal (PMI) sesuai dengan Standar Standar
Operasional Prosedur PMI.
24. Pengendalian Mutu Laboratorium yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Tangkiling
bertujuan untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu laboratorium secara
berkelanjutan. Kegiatan Pengendalian mutu Laboratorium meliputi :
1) Penyusunan Standar Operasional Prosedur oleh tenaga teknis laboratorium yang
disahkan oleh Penanggung Jawab Laboratorium.
2) Penerapan Standar Operasional Prosedur oleh tenaga teknis laboratorium secara
berkesinambungan.
3) Pemantapan Mutu Laboratorium yaitu keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini
meliputi pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal.
25. Untuk menjaga agar tidak terjadi reagen kadaluarsa maka diberikan pelabelan dengan
warna :
1) Hitam : Sudah tidak boleh digunakansudah expired
2) Merah : Tanggal kadaluarsa kurang dari 3 bulan
3) Kuning : Tanggal kadaluarsa kurang dari 6 bulan
4) Hijau : Tanggal kadaluarsa lebih dari 6 bulan
26. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis harus segera dilaporkan kepada
dokter atau petugas yang diberi wewenang.
27. Memonitor dan penilaian ketepatan waktu petugas laboratorium dalam menyampaikan
hasil laboratorium pasien urgent atau gawat darurat agar segera dilakukan tinjak lanjut
dengan menyampaikan hasil laboratorium tepat pada waktunya.
28. Waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium :
WAKTU PENYAMPAIAN
NO SPESIMEN JENIS PEMERIKSAAN LAPORAN HASIL PEMERIKSANAAN
LABORATORIUM

1. Darah Hematologi:
 Hb Sahli  15 Menit
 Leukosit  15 Menit
 Trombosit  15 Menit
 Eritrosit  15 Menit
 Laju Endap Darah  30 Menit
 Golongan Darah  10 Menit

Kimia Klinik :
 Gula Darah  10 Menit
 Uric Acid  10 Menit
 Cholesterol  10 Menit

Serologis:
 Widal
 HbsAg  20 Menit
 HIV  30 Menit
 Syphilis  30 Menit
 30 Menit
Mikrobiologi:
 Malaria
Mikroskopis  1 Jam
 RDT Malaria  30 Menit

2. Urine  Tes Kehamilan  10 Menit


 Urin 10 Parameter  15 Menit

3. Dahak  BTA ( Bacil Tahan  3 Hari


Asam)
29. Rentang nilai laboratorium harus dievaluasi sesuai prosedur
30. Pelaporan hasil laboratorium harus dilakukan oleh petugas laboratorium dalam
pembuatan dan penyerahan hasil laboratorium agar hasil laboratorium tidak hilang dan
dapat dipertanggung jawabkan.

Ditetapkan di : Palangka Raya


Pada Tanggal : 28 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING,

JOHANNES SIHALOHO
LAMPIRAN :2
SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING
NOMOR : 445/101.1/B-10/BB/II/2018
TANGGAL : 28 FEBRUARI 2018
TENTANG : PENUNJANG LAYANAN KLINIS

PELAYANAN OBAT DI UPT PUSKESMAS TANGKILING


Pelayanan obat adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
1. Jam buka pelayanan obat di UPT Puskesmas Tangkiling adalah
a. Hari pelayanan : Senin - Minggu
b. Jam pelayanan obat :
APOTEK UPT PUSKESMAS APOTEK UGD DAN RAWAT INAP
HARI
TANGKILING UPT PUSKESMAS TANGKILING
SENIN – KAMIS 08.00 – 11.30 WIB 24 Jam

JUMAT 08.00 – 10.00 WIB 24 Jam

SABTU 08.00 – 11.00 WIB 24 Jam

MINGGU/HARI - 24 Jam
LIBUR

2. Petugas yang menyedikan obat di Apotek UGD dan Rawat Inap adalah petugas yang
bertugas di UGD (Petugas yang telah diberi kewenangan dalam penyediaan dan
pengelolaan obat).
3. Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat yang bertujuan memantau
ketersediaan dan penggunaan obat dilakukan dengan cara :
a. merencanakan kebutuhan obat sesuai kebutuhan yaitu menggunakan data stok
minimum obat, 10 pemakaian obat terbanyak di tahun sebelumnya dan 10
penyakit terbanyak di tahun sebelumnya.
b. Perencanaan pembelian obat melalui dana JKN dilakukan dengan
mempertimbangkan stok di Instalasi farmasi Kota palangka Raya, minimum stok,
kecepatan perputaran dan harga.
Cara menghitung stok minimum obat sesuai dengan rumus penghitungan
perencanaan obat dan buffer stok obat :
Q = SK + SP (WT x D) - SS
Keterangan :
Q = Jumlah obat yang diminta/dipesan
SK = Stok kerja
SP = Stok pengaman
WT = Waktu tunggu
SS = Sisa stok
D = Pemakaian rata-rata per bulan
3. Penyediaan dan penggunaan obat dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
4. Penyediaan obat untuk menjamin ketersediaan jika terjadi kebutuhan obat yang
meningkat/sebelumnya ada kekosongan harus dilakukan sesuai dengan prosedur.
5. Ketersediaan obat yang ada di UPT Puskesmas Tangkiling dibuat dalam daftar
formularium obat UPT Puskesmas Tangkiling.
6. Evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketersediaan obat dengan formularium dilaporkan
setiap bulan kepada kepala Puskesmas.
7. Evaluasi dan tindak lanjut terhadap kesesuaian peresepan dengan formularium
dilaporkan setiap bulan kepada kepala Puskesmas.
8. Petugas yang berhak memberi resep di UPT Puskesmas Tangkiling adalah
a. Dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan persyaratan sebagai berikut :
 Memiliki Surat Tanda Registrasi.
 Memiliki Surat Ijin Praktik Dokter/Dokter gigi di UPT Puskesmas Tangkiling.
b. Perawat dan Bidan yang telah didelegasikan dengan persyaratan sebagai berikut :
 Memiliki Surat Tanda Registrasi.
 Memiliki Surat Ijin Kerja di UPT Puskesmas Tangkiling.
9. Petugas yang berhak menyediakan obat di UPT Puskesmas Tangkiling adalah
a. Tenaga Teknis Kefarmasian dengan persyaratan sebagai berikut :
 Memiliki Surat Tanda Registrasi.
 Memiliki Surat Ijin Kerja di UPT Puskesmas Tangkiling.
b. Perawat dan Bidan yang telah didelegasikan dengan persyaratan sebagai berikut :
 Memiliki Surat Tanda Registrasi.
 Memiliki Surat Ijin Kerja di UPT Puskesmas Tangkiling.
10. Ditetapkan prosedur dalam peresepan, pemesanan dan pengeolaan obat sesuai
pedoman pelayanan kefarmasian serta dilakukan evaluasi berkala terhadap kesusaian
penyediaan obat dan resep dengan formularium.
11. Untuk menjaga agar tidak terjadi pemberian obat kadaluwarsa maka harus ada
penanganan menjaga obat kadaluwarsa/rusak yaitu dengan melakanakan sistem FIFO (
First In First Out ) dan FEFO ( First Expired First Out ). Tujuan dilaksanakannya penanganan
obat kadaluwarsa/rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan
obat rusak/kadaluwarsa.
12. Pengelolaan obat psikotropika dan narkotika :
a. Petugas yang berhak memberikan resep untuk obat psikotropika dan narkotika
adalah dokter atau petugas yang berwenang atas instruksi dokter.
b. Penyimpanan obat psikotropika dan narkotika diletakkan di dalam lemari dua pintu
dan dikunci. Yang menyimpan kunci lemari obat psikotropika dan narkotika adalah
penanggung jawab kefarmasian dan petugas jaga.
c. Penerimaan dan pemakaian obat psikotropika dan narkotika dicatat didalam kartu
stok / kartu kendali.
d. Obat psikotropika dan narkotika yang telah expired dikembalikan dan dilaporkan ke
Instalasi Kota Palangka Raya.
e. Pelaporan obat psikotropika dan narkotika dilaksanakan secara berkala setiap bulan.
13. Jika ada obat yang dibawa sendiri oleh pasien atau keluarga pasien diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai instruksi dokter atau petuugas medis.
14. Penyimpanan obat :
a. Gudang Obat
 Ruang penyimpanan harus selalu dlam kondisi terkunci dan hanya petugas yang
berkepentingan yang boleh masuk
 Penyimpanan obat diletakkan sesuai jenis obat dan di susun secara alfabet.
 Obat multi dose harus diberi label yang jelas mengenai nama obat, no batch,
tanggal expired dan peringatan lainnya jika diperlukan.
 Suhu penyimpanan obat di rak/lemari obat yaitu ≤ 25® dan pemantauan suhu
dicatat dua kali dalam sehari.
 Pemeriksaan kesesuaian stok antara stok fisik dengan sistem stok opname
dilakukan tiga bulan sekali.
 Pemeriksaan tanggal kadaluwarsa dilakukan satu kali dalam sebulan.
 Obat yang mendekati Expired dilaporkan dan dikembalikan ke Instalasi Farmasi
Kota.
 Penarikan perbekalan farmasi ( Recall ) dilakukan apabila ada pemberitahuan
resmi dari Badan Pom atau Pemerintah dan segera ditindak lanjuti oleh petugas
dengan memastikan bahwa produk tersebut tidak ada lagi dilingkunngan UPT
Puskesmas Tangkiling.
b. Apotek Rawat Jalan dan Apotek 24
 Penyimpanan obat diletakkan sesuai jenis obat dan di susun secara alfabet.
 Pemantauan suhu penyimpanan dilakukan oleh petugas dicatat dua kali dalam
sehari.
 Penyimpanan obat LASA ( Lool Alike Sound Alike ) diletakkan dipisah satu kotak
dengan obat lain dan diberi label LASA.
 Penyimpanan obat High Alert diberi label khusus yaitu label warna merah
bertuliskan High Alert.
15. Daftar jenis obat yang membutuhkan penyimpanan dengan suhu khusus adalah:
Oxcytoxin inj POLIO combo
Metil ergometrine inj IPV
DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus Anti hemoroid suppo
BCG Calcium Gluconas inj
Campak
POLIO

16. Pemberian atau penyerahan obat


a. Metode pemberian atau penyerahan obat dengan telaah resep 7 Benar, yaitu
1) Benar pasien
2) Benar indikasi
3) Benar obat
4) Benar dosis
5) Benar cara pemberiaan
6) Benar waktu pemberian
7) Benar dokumentasi
b. Pemberiaan obat kepada pasien disertai dengan label obat yang jelas yaitu, tanggal,
nama, dosis, cara pemakaian obat dan frekuensi penggunaannya.
c. Pemberian obat kepada pasien harus disertai pemberian informasi penggunaan
obat.
d. Petugas pemberi obat harus memberikan informasi tentang efek samping obat atau
efek yang tidak diharapkan.
e. Petugas pemberi obat harus memberikan informasi tentang petunjuk penyimpanan
obat dirumah.
17. Penangan obat kadaluwarsa / rusak dikelola sesuai prosedur yaitu obat kadaluwarsa
dilaporkan dan dikembalikan ke Instalasi Farmasi Kota Palangka Raya.
18. Petugas medis mencatat efek samping obat ke dalam rekam medis dan Petugas
kefarmasian melaksanakan prosedur, pencatatan, pemantauan, pelaporan seluruh
kejadian efek samping obat atau Kejadian Tidak Diinginkan ( KTD ) dan melaporkan
kepada Tim Manajemen Mutu Klinis dan Keselamatan Puskesmas dan ditindak lanjuti.
19. Petugas melaksanakan prosedur, pencatatan, pemantauan, pelaporan seluruh Kejadian
kesalahan pemberian obat atau Kejadian Nyaris cidera ( KNC ) melaporkan kepada Tim
Manajemen Mutu Klinis dan Keselamatan Puskesmas dan ditindak lanjuti.
20. Obat Emergensi
a. Obat emergensi tersedia di unit unit pelayanan untuk memenuhi kebutuhan yang
bersifat emergensi
b. Pengelolaan obat emergensi dilakukan oleh petugas di unit unit pelayanan dan
dipantau oleh petugas kefarmasian baik dalam penyimpanan, pencatatan,
penanganan obat rusak dan hilang dan dimonitoring dan diganti secara berkala
apabila ada pemakaian atau kadaluwarsa agar segera ditindak lanjuti.
c. Penyimpanan obat emergensi adalah didalam box obat bertuliskan obat emergensi
dan daftar obat emergensi.
d. Untuk obat High Alert diberi label khusus yaitu label warna merah bertuliskan High
Alert.
e. Jenis obat emergensi di Pelayanan Gawat Darurat/Pelayanan PemeriksaanUmum :
1) Epinefrin inj
2) Diphenhydramin inj
3) Dexametason inj
4) Lidocain inj
5) Aminophyllin inj
6) Stesolid rectal
7) Dumin inj
8) Cairan infus Ringer Laktat 500ml
f. Jenis obat emergensi di Pelayanan Gigi dan Mulut :
1) Epinefrin inj
2) Diphenhydramin inj
3) Dexametason inj
4) Cairan infus Ringer Laktat 500ml
g. Jenis obat emergensi di Ruangan Persalinan dan Ruangan Kesehatan Ibu dan KB :
1) Epinefrin inj
2) Dexametason inj
3) Diphenhydramin inj
4) Cairan infus Ringer Laktat 500ml
21. Peresepan
a. Pelayanan resep hanya diberikan kepada pasien yang berobat di UPT Puskesmas
Tangkiling.
b. Peresepan obat racikan harus memenuhi kaidah – kaidah farmakokinetik dan
farmakodinamik obat.
c. Urutan resep yang dilayani terlebih dahulu adalah resep CITO dan lansia prioritas.
d. Komponen yang ada dalam peresepan meliputi tanggal, nomor, nama
dokter/petugas, poli asal resep, nama pasien, umur dan alamat pasien.
e. Setiap resep melalui proses skrinning resep.
f. Petugas melakukan konfirmasi kepada dokter / petugas peresepan apabila ada resep
yang tidak lengkap atau tidak jelas.
Ditetapkan di : Palangka Raya
Pada Tanggal : 28 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING,

JOHANNES SIHALOHO
LAMPIRAN :3
SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING
NOMOR : 445/101.1/B-10/BB/II/2018
TANGGAL : 28 FEBRUARI 2018
TENTANG : PENUNJANG LAYANAN KLINIS

MANAJEMEN INFORMASI REKAM MEDIS UPT PUSKESMAS TANGKILING

1. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.

2. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan
yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.

3. Dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu,
laporan hasil periksaan penunjang, catatan observasi dan pengobatan harian dan
semua rekaman baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan (imaging), dan rekaman
elektro diagnostik.

4. Rekam medis harus dibuat secara tertulis atau elektronik, secara lengkap dan jelas.

5. Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.

6. Pembuatan rekam medis dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian


hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.

7. Dalam hal terjadi keselahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat
dilakukan pembetulan.

8. Pembetulan hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan


catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang bersangkutan.

9. Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosis dan Tindakan ;

- Puskesmas memiliki standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan terminologi yang


konsisten dan sistematis.Standarisasi kode klasifikasi diagnosis yang digunakan
adalah International Classification Diagnosis X (ICD X). Sementara Kode klasifikasi
tindakan menggunakan International Classification Diagnosis IX Clinical
Modification (ICD IX/CM).

10. Puskesmas memiliki pembakuan singkatan-singkatan yang digunakan dalam pelayanan


seperti yang terlampir pada lampiran IVa.

11. Petugas rekam medis mempunyai pelayanan rekam medis dan metode identifikasi
serta sistem pengkodean, penyimpanan, dokumentasi rekam medis yang
memudahkan petugas untuk menemukan rekam medis tepat waktu dan untuk
mencatat pelayanan yang diberikan kepada pasien.

12. Sistem pengkodean nomor rekam medis pasien menggunakan Unit Numbering System,
dimana setiap pasien memiliki satu nomor rekam medik untuk selamanya. Nomor
rekam medis pasien terdiri dari 2 digit kode wilayah, 2 digit kode keluarga, diikuti huruf
awal nama kepala keluarga dan nomor urut pendaftaran kepala keluarga atau orang
yang dianggap sebagai kepala keluarga oleh pasien ;

Contoh :

01- 10 – L30

Keterangan :

01 : Kode Wilayah

10 : Kode Keluarga

L : Huruf awal nama kepala keluarga yang didaftarkan

30 : Nomor urut pendaftaran kepala keluarga

13. Kode wilayah tempat tinggal pasien yang berada dibawah naungan Puskesmas
Tangkiling, yang dipergunakan dalam penomoran rekam medik ;

01 : MARANG 06 : SEI GOHONG


02 : TUMBANG TAHAI 07 : KANARAKAN
03 : HABARING HURUNG 08 : LUAR WILAYAH
04 : BANTURUNG
05 : TANGKILING
14. Kode keluarga yang digunakan dalam penomoran rekam medik ;

10 : Kepala Keluarga 30 : Anak ke-1 41 : Anak ke-12

20 : Istri ke-1 31 : Anak ke-2 50 : Cucu ke-1

21 : Istri ke-2 32 : Anka ke-3 51 : Cucu ke-2

22 : Istri ke-3 33 : Anak ke-4 52 : Cucu ke-3

23 : Istri ke-4 34 : Anak ke-5 53 : Cucu ke-4

24 : Istri ke-5 35 : Anak ke-6 54 : Cucu ke-5

25 : Istri ke-6 36 : Anak ke-7 55 : Cucu ke-6

26 : Istri ke-7 37 : Anak ke-8 56 : Cucu ke-7

27 : Istri ke-8 38 : Anak ke-9 57 : Cucu ke-8

28 : Istri ke-9 39 : Anak ke-10 58 : Cucu ke-9

29 : Istri ke-10 40 : Anak ke-11 59 : Cucu ke-10

60 Keluarga dari suami

70 Keluarga dari istri

80 Orang yang tinggal didalam rumah tersebut tetapi tidak memiliki hubungan
keluarga

90 Yang lain-lain

15. Metode identifikasi rekam medis pasien menggunakan Alphabetical dan Numerical;

- Nama lengkap pasien

- Tanggal lahir pasien

- Nama kepala keluarga

- Nomor urut KK yang terdaftar

16. Penyimpanan Rekam Medis ;


- Rekam medis disimpan menggunakan system sentralisasi , disimpan oleh petugas
rekam medis diruang tersendiri khusus rekam medis yang telah ditentukan dan
terkunci.

- Rekam medis pasien disimpan dirak penyimpanan didalam family folder, serta
disusun secara Metode Nomor Langsung/ Straight Numeric Filing yaitu sesuai
alphabet dari A – Z dan nomor urut rekam medis.

- Rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan sekurang-kurangnya
dalam jangka 3 (tiga) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.

- Persetujuan tindakan medis dan resume rawat inap disimpan dalam jangka waktu
10 (sepuluh) tahun, terhitung dari tanggal pembuatan persetujuan tindakan medis
dan resume rawat inap tersebut.

- Setelah batas waktu penyimpanan 3 (tiga) tahun terlampaui, maka rekam medis
dapat dimusnahkan kecuali persetujuan tindakan medis dan resume rawat inap.

17. Dokumentasi Rekam Medis ;

- Pasien yang datang berobat di Puskesmas Tangkiling tercatat didalam buku


register harian serta didalam buku bantu pendaftaran kepala keluarga.

18. Akses Rekam Medis ;

- Untuk menjamin kerahasiaan informasi pasien, perlu ditentukan identifikasi


terhadap tenaga kesehatan tertentu yang memiliki akses terhadap isi rekam medis
pasien.

NO TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS TANGKILING

DOKTER
1 MEDIS
DOKTER GIGI

2 KEPERAWATAN PERAWAT

3 KEBIDANAN BIDAN

4 FARMASI APOTEKER
ASSISTEN APOTEKER

KESEHATAN MASYARAKAT SANITARIAN


5
PENYULUH KESEHATAN

6 GIZI NUTRISIONIS

7 TEKNISI REKAM MEDIS PETUGAS REKAM MEDIS

8 LABORATORIUM ANALIS LAB

19. Permintaan peminjaman rekam medis baik dari dari pihak internal yakni dari petugas
tenaga kesehatan puskesmas yang memiliki izin akses, maupun dari pihak eksternal
yakni orang atau tenaga yang bekerja diluar puskesmas, harus dilakukan secara tertulis
kepada Pimpinan Puskesmas Tangkiling.

20. Peminjaman berkas rekam medis juga harus tercatat dibuku peminjaman di bagian
rekam medis.

21. Isi Rekam Medis ;

Isi rekam medis ditulis dengan lengkap oleh petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan kepada pasien. Berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan
kesehatan, sedangkan isi rekam medis adalah milik pasien.

A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang ;

a. Identitas Pasien

b. Tanggal dan waktu

c. Hasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

e. Diagnosis/masalah

f. Rencana penatalaksanaan

g. Pengobatan dan/atau tindakan


h. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh pasien

i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik

j. Persetujuan tindakan bila diperlukan

B. Rekam Medis Pasien Rawat Inap

Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-
kurangnya memuat ;

a. Identitas Pasien

b. Tanggal dan waktu

c. Hasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit

d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

e. Diagnosis/masalah

f. Rencana penatalaksanaan

g. Pengobatan dan/atau tindakan

h. Persetujuan tindakan bila diperlukan

i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan

j. Ringkasan pulang ( resume pulang )

k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan

l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, dan

m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

C. Rekam Medis UGD

Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnya memuat ;

a. Identitas pasien

b. Kondisi saat pasien tiba disarana pelayanan kesehatan

c. Identitas pengantar pasien


d. Tanggal dan waktu

e. Hasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit

f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik

g. Diagnosis

h. Pengobatan dan/ atau tindakan

i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat


dan rencana tindak lanjut

j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan

k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan


kessrana pelayanan kesehatan lain, dan

l. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

22. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan
riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi,
tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan di Puskesmas Tangkiling.

23. Informasi isi rekam medis pasien dapat dibuka dalam hal :

- Untuk kepentingan kesehatan pasien

- Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum


atas perintah pengadilan

- Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri

- Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan, dan

- Untuk kepentingan penelitiaan, pendidikan, dan audit medis sepanjang tidak


menyebutkan identitas pasien.

24. Pendelegasian membuat rekam medis ;

Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan
lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi
rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter atau dokter gigi
yang menjalankan praktik kedokteran.

25. Dilakukan penilaian kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis setiap hari oleh
petugas rekam medis yang sudah ditentukan, yang dimana dilakukan perekapan
keseluruhan penilaian tiap akhir bulan dan kemudian hasil penilaian harus dievaluasi
serta ditindak lanjuti dan dijaga kerahasiannya

26. Sebelum dilakukan pemusnahan, rekam medis akan dicek satu persatu oleh petugas
rekam medis berdasarkan tanggal terakhir berobat dan dibuatkan daftar list rekam
medis yang telah melampaui batas retensi, dimana berkas rekam medis disimpan dirak
khusus rekam medis inaktif sebelum akhirnya dimusnahkan.

27. Pemusnahan rekam medis yang melampaui batas retensi 3 tahun, dilaksanakan pada
setiap akhir tahun berjalan, yaitu setiap bulan Desember.

28. Pemusnahan rekam medis menggunakan berita acara.

29. Pemusnahan rekam medis dilakukan dengan cara dibakar didalam insenerator atau
dicacah hingga seperti bubur.

30. Petugas yang menjadi pengelola berkas rekam medis di Bagian Rekam Medis
Puskesmas Tangkiling , adalah ;

- Supartin

- Desi Desita Sari ,A. Md.Keb

- Nita Widiastuti , A.Md.Keb

31. Berikut daftar pembakuan singkatan yang dapat digunakan dalam rekam medis ;

DAFTAR PEMBAKUAN SINGKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM REKAM MEDIS

NO KATEGORI SINGKATAN KETERANGAN


1 Identitas Pasien Tn Tuan
Ny Nyonya
An Anak
KK Kepala Keluarga
JK Jenis Kelamin
2 Waktu Pemeriksaan Tgl Tanggal
3 Hasil Pemeriksaan KU Keadaan Umum
PF Pemeriksaan Fisik
BB Berat Badan
PB Panjang Beban
TB Tinggi Badan
TD Tekanan Darah
S Suhu
N Nadi
HR Heart Rate
RR Respiratory Rate
SpO2 Saturasi Oksigen
Rh Rhonki
Wh Wheezing
Dbn dalam batas normal
Aps Atas permintaan sendiri
TFU Tinggi Fundus Uteri
LILA Lingkar Lengan Atas
UK Ukuran Kehamilan
DJJ Denyut Jantung Janin
PX Prosesus Xipoidius
Puka Punggung Kanan
Puk Punggung Kiri
Sym Symphisis
Let Kep Letak Kepala

Let Su Letak Sunsang

Let Li Letak Lintang


Let Bo Letak Bokong
WUS Wanita Usia Subur
PH Pasangan Usia Subur
Catin Calon Pengantin
HPHT Hari Pertama Haid Terakhir
TP Tafsiran Persalinan
SOAP Subyek, Obyek, Assesment, Planning
cm Centimeter
Jr Jari
TL Tanggal Lahir
VT Vagina Tuse
PD Periksa Dalam
Kg Kilogram
U Umur
SG Status Gizi
4 Diagnosis
a. Poli Umum
Poli Anak DM Diabetes Mellitus
UGD
DB Demam Berdarah
DBD Demam Berdarah Dengue
DD Demam Dengue
ISK Infeksi saluran kemih
GO Gonorrhoe
CRF Chronic Renal Failure
GNA Gromerulonefritis Akut
GNK Gromerulonefritis kronik
TB Tuberculosis
PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronik
Br Bronchitis
DC Decompensasi Cordis
ISPA Infeksi Saluran pernapasan atas
RA Remathoid atritis
AMI Akut myocard infark
OMA Otitis media
OMP Otitis media perforate
OMK Otitis media kronik
SN Syndrom Nekrotik
CC Common cold
HT Hypertensi
CHF Congestive Heart Failure
HHD Hypertensive Heart Failure
Pn Pneumonia
NP Non Pneumonia
GE Gastroentritis

DHF Dengue Hemoragic fever

CKR Cedera kepala ringan


CKS Cedera kepala sedang
CKB Cedera kepala berat
OBS Observasi
Susp Suspek
b. Poli Gigi GP Gangren pulpa
GR Gangren radix
Perst Persistensi
Exo Exodonsia
Period Periodontitis
Eks Ekstraksi
Devit Devitalisasi
GIC Glass Ionomer Cement
GI Glass Ionemer
Pulp Irrever Pulpitis Irreversible
Pulp rever Pulpitis Reversible
KM Karies Media
KS Karies Superfisial
KPP Karies Profunda Perforasi
c. KIA
PEB Pre Eklampsia Berat
KB
KPD Ketuban Pecah Dini
KET Kehamilan Ektopik Terganggu
HDK Hipertensi Dalam Kehamilan
PAP Perdarahan Antepartum
CPD Cephalopelvic Disporpotion
Ab Abortus
Inpartu Intra partum
Lika Lingkar Kepala
5 Laboratorium Hb Haemoglobin Metode Sahli
HT Hematokrit
H2TL Hb,HT,Trombosit,Leukosit
Trombo Trombosit
Leu Leukosit
BTA Bakteri Tahan Asam
Golda Golongan Darah
GDS Gula darah sewaktu
HIV test Human Immunodeficiency Virus Test
Cho Cholesterol
HbsAg Hepatitis B antigen

CT Clooting time
BT Blooding time
AU Asam Urat
DDR Drike Drupple
LED Laju Endap Darah
UR Urin Rutin
DR Darah Rutin
RDT Rapid Diagnostic Test
PP Test Plano Pregnancy Test
mg Miligram
dL Desiliter
6 Farmasi TM Tetes Mata
SM Salep mata
SK Salep kulit
Mf Pulv Dibuat dalam sediaan puyer
AC Antec Cunam (sebelurn makan)
PC Post Cunam (sesudah makan)
Syr Syrup
Supp Supositoria
Vag Vaginal
Dtd Da tales dosis (Dalam flap dosis)
Gtt Tetes
IM Intra Muskuler
IC Intra Cutan
TV Intra Venous
SL Sub Lingual
PO Per Oral
Tablet Tab
Kapsul Kap
Bks Bungkus
No Nomor
Sol Solutio
Tube Tube
Lag Lag (Botol)
d.d De die (sehari)

a.d Aur dextrae (telinga kanan)

a.l Aur laevae (telinga kiri)


S Signa (tanda)
o.s Ocular Sinistra (mata kiri)

o.d Ocular Dextra (mata kanan)

o.h (tiap hati)


o.m (tiap malam)
o.n (tiap pagi)
Allu Allupurinol
Amlo Amlodipin
Amox Amoksisilin
Alben Albendazol
Asmet Asam mefenamat
Capt Captopril
Cefad Cefadroxil
Cipro Ciprofloxacin
Clinda Clindamisin
Cotrim Cotrimoksazol
Chloramf Chloramfenikol
CTM Chlorpheniramin Mel
Dexa Dexametason
Domp Domperidon
Griseo Griseovulvin
Gemfi Gemfibrozil
Ibu F Ibu Profen
Kalk Kalsium Laktat
Ketok Ketokenazol
Lope Loperamid
Metro Metronidazol
Methyl Methylprednisolon
Na dic Natrium diklofenak
Ome Omeprazol
Simvas Simvastatin
Salbu Salbutamol
TTD Tablet Tambah Darah
Ranit Ranitidin
Pirox Piroxicam
Eryt Erythromicyn
Lanso Lansoprazol
Oflo Ofloxacin
Ondan Ondansetron
Thiamf Thiamfenikol
HLP Haloperidol
THF Triheksifenidil
ISDN Isosorbid Dinitrat
Genta Gentamicin
Hydro Hydrocortison
Beta Betametason
Mico Miconazole
Bacit Bacitracin
Ambrox Ambroxol
7 Gizi BGM Bawah Garis Merah
KEK Kurang Energi Kronis
8 Lain-lain No Nomor
RM Rekam medis
DPJP Dokter Penanggung Jawab Pasien
RPO Riwayat Penggunaan Obat
RJ Rawat Jalan
RI/RANAP Rawat Inap
dr.JO dr.Jonathan Sihaloho
dr.EI dr.Era Indira
dr.KS dr.Krissaesha Suhin
drg. C drg. Christo
drg. JS drg.Julia Sabatini
dr.CC dr.Clara Corinsta

32. Berikut terminologi yang digunakan di UPT Puskesmas Tangkiling ;


Terminologi medis merupakan suatu media sebagai bahasa komunikasi medis dengan
memakai istilah dari bahasa Latin (L) maupun Yunani Kuno (G). Istilah medis ini
harus dipahami dan dimengerti oleh setiap profesi kesehatan agar dapat terjalin
komunikasi yang baik. Untuk istilah organ tubuh, bahasa yang digunakan berasal
dari bahasa Latin. Sedangkan untuk istilah penyakit, menggunakan bahasa dari
Yunani. Contoh: Marrow [L] ini istilah anatomi untuk sumsum tulang sedangkan
Myelitis [G] ini istilah penyakit untuk peradangan sumsum tulang.
- ISTILAH KEDOKTERAN
Istilah medis terbentuk dari bagian-bagian komponen / unsur kata sebagai berikut:
1.Prefix (awalan), sebagai awalan kata yang terletak dibagian depan dari istilah medis
(mendahului root).
2.Root (akar kata), sebagai kata dasar atau inti dari istilah medis yang terletak di tengah
(diantara prefix dan suffix).
3.Suffix (akhiran), sebagai akhiran kata yang terletak di bagian belakang dari istilah
medis (selalu mengikuti root atau pseudoroot).

Tetapi tidak semua istilah medis mengandung unsur kata prefix atau root atau
suffix secara lengkap.
Contoh: Root Root Suffix
ELECTROCARDIOGRAM → ELECTR-O-CARDI-O-GRAM
electr- dari Electron : listrik
cardi- dari cardium : jantung
gram : record

PREFIX

Dextra Kanan
Sinistra Kiri
Brady Lambat
Tachy Cepat
Intra Didalam
Peri Sekitar
Dys Buruk , Sulit
Hemi Setengah
ROOT

Cheilo Bibir
Derm Kulit
Arthro Sendi
Chondro Tulang rawan
Myo Otot
Osteo Tulang
Naso Hidung
Lien Limpa
Myelo Sumsum Tulang
Entero Usus
Gastro Lambung
Cyst/Cysto Kandung kemih
Hystero Uterus
Ren Ginjal
Oophor Ovarium
Blepharo Kelopak mata
Kerato Kornea mata
Oculo Mata

SUFFIX

Ectomy Operasi Pengangkatan Keluar


Ostomy Operasi membuat lubang penghubung
Otomy Memotong
Plasty Operasi plastik
Oma Tumor
Cele Penonjolan/Pembengkakan Patologis
Emia Berkaitan dengan darah
Ectasia Melebar

Ditetapkan di : Palangka Raya


Pada Tanggal : 28 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING,

JOHANNES SIHALOHO
LAMPIRAN :4
SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING
NOMOR : 445/101.1/B-10/BB/II/2018
TANGGAL : 28 FEBRUARI 2018
TENTANG : PENUNJANG LAYANAN KLINIS

MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Pemantauan fisik puskesmas dilaksanakan sesuai prosedur, dibuat jadwal dan bukti
pelaksanaan pemantauan didokumentasikan
2. Pemeliharaan dan pemantuan instalasi listrik, instalasi air, ventilasi, gas yang
dipersyaratkan dilakukan secara rutin sesuai prosedur, bukti pemantauan dan tindak
lanjut didokumentasikan
3. Terdapat sarana untuk menangani masalah listrik atau api apabila terjadi kebakaran,
sarana dipantau dan dipelihara
4. Inspeksi, pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan peralatan
dilaksanakan sesuai prosedur. Pelaksanaan, hasil dan tindak lanjut didokumentasikan
5. Inventarisasi, pengelolaan, dan penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
dilaksanakan sesuai prosedur. Pengelolaan dan pemantauan didokumentasikan
6. Pengendalian dan pembuangan limbah yang dilaksanakan sesuai prosedur
berdasarkan perencanaan yang memadai. Pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan didokumentasikan
7. Perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif dilaksanakan untuk menjamin
keamanan lingkungan fisik serta
8. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan sesuai prosedur dan tindak lanjut
didokumentasikan

Ditetapkan di : Palangka Raya


Pada Tanggal : 28 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING,

LAMPIRAN :5 JOHANNES SIHALOHO


SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING
NOMOR : 445/101.1/B-10/BB/II/2018
TANGGAL : 28 FEBRUARI 2018
TENTANG : PENUNJANG LAYANAN KLINIS

MANAJEMEN PERALATAN
1. Petugas pengelola peralatan instrument membuat prosedur untuk memisahkan alat
yang bersih dan alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut serta alat-alat yang membutuhkan persyaratan
khusus untuk peletakannya.

2. Petugas pengelola peralatan instrument memiliki prosedur sterilisasi dan melakukan


pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur secara berkala.

3. Apabila memperoleh bantuan peralatan maka Kepala Puskesmas Tangkiling,


bendahara barang, serta petugas pengelola instrument harus mengetahui
penanganan bantuan peralatan tersebut.

4. Petugas penanggung jawab pengelolaan peralatan menetapkan jadwal untuk


melakukan kalibrasi secara teratur dan ada buktinya.

5. Kepala Puskesmas Tangkilng membentuk Tim Pemantauan Berkala Pelaksanaan


Prosedur Pemeliharaan dan Sterilisasi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu
pelayananan dan menjamin kelayakan peralatan secara optimal, yang terdi dari ;

- Ketua Tim : Hendra Utama, Amd.Kep

- Anggota :

1. dr.Era Indira 5.Ervina Okta Sutanty, A.Md.Keb

2. dr.Krissaesha 6.Hanovani, AMd.Keb

3. drg. Julia Sabatini 7.Bataguh, AMd.Kep

4. Nurhadi Saputra, A.Md.AK


6. Tim pemantauan berkala pelaksanaan prosedur pemeliharaan dan sterilisasi
membuat jadwal untuk melakukan pemantauan prosedur pemeliharaan dan sterilisasi
peralatan klinis.

7. Petugas penanggungjawab pengelolaan peralatan mempunyai sistem kontrol


peralatan, testing dan perawatan secara rutin untuk peralatan klinis yang digunakan
serta mendokumentasikan hasil pemantauan.

8. Penanggung jawab peralatan membuat jadwal untuk melakukan kontrol peralatan,


testing dan perawatan peralatan klinis.

9. Petugas penanggung jawab pengelolaan peralatan membuat kebijakan dan prosedur


penggantian dan perbaikan alat yang rusak agar tidak mengganggu pelayanan.

Ditetapkan di : Palangka Raya


Pada Tanggal : 28 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING,

JOHANNES SIHALOHO
LAMPIRAN :6
SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING
NOMOR : 445/101.1/B-10/BB/II/2018
TANGGAL : 28 FEBRUARI 2018
TENTANG : PENUNJANG LAYANAN KLINIS

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Kepala Puskesmas, tata usaha dan penanggung jawab layanan klinis membuat
perhitungan, membuat pola ketenagaan dan persyaratan kompetensi tenaga yang
memberi layanan kilinis
2. Kepala Puskesmas, tata usaha, dan penanggung jawab layanan klinis membuat
penilaian kualifikasi tenaga dan penetapan kewenangan dengan adanya proses
rekrumen, retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan tenaga klinis.
3. Peningkatan kompetensi, pemetaan kompetensi, dan rencana peningkatan
kompetensi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dan manajemen di
UPT Puskesmas Tangkiling
4. Kepala Puskesmas, tata usaha, dan penanggung jawab layanan klinis membuat
penilaian kinerja petugas pemberi pelayanan klinis dalam peningkatan mutu klinis
dengan proses yang menjamin kesesuaian antara pengetahuan dan keterampilan
tenaga dengan kebutuhan pasien serta melaksanakan evaluasi dan hasil evaluasi
ditindak lanjuti dan didokumentasikan.
5. Proses menilai hasil kerja tenaga klinis di Puskesmas melalui instrument penilaian
kinerja.
6. Setiap tenaga klinis yang melakukan pelayanan berperan aktif dalam meningkatkan
mutu pelayanan klinis.
7. Kepala Puskesmas, tata usaha, dan penanggung jawab layanan klinis menyediakan
informasi peluang pendidikan dan pelatihan bagi tenaga klinis. Kepala puskesmas dan
manajemen puskesmas memberikan dukungan untuk pendidikan dan pelatihan.
8. Evaluasi penerapan hasil pendidikan atau pelatihan ditempat kerja dan tindak lanjut
apabila ada tenaga kesehatan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dilaksanakan
sesuai prosedur. Hasil pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan didokumentasikan.
9. Kepala Puskesmas, tata usaha, dan penanggung jawab layanan klinis membuat uraian
tugas untuk petugas pemberi layanan klinis dan kewenangan klinis dengan jelas dan
dilaksanakan secara profesional dan legal dalam pelaksanaannya, kemudian
dievaluasi dan ditindak lanjuti.
10. Kepala Puskesmas, tata usaha, dan penanggung jawab layanan klinis membuat
kewenangan khusus bagi petugas kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan dalam
melaksanaakn pelayanan klinis.
11. Penilaian (kredensial) terhadap pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan
kewenangan khusus yang diberikan dilaksanakan sesuai prosedur dan
didokumentasikan.
12. Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan uraian tugas dan wewenang bagi
setiap tenaga kesehatan dilakanakan sesuai prosedur dan didokumentasikan.

Ditetapkan di : Palangka Raya


Pada Tanggal : 28 Februari 2018

KEPALA UPT PUSKESMAS TANGKILING,

JOHANNES SIHALOHO

Anda mungkin juga menyukai