Gabung 18-Modul TEKNIK SEPEDA MOTOR-238 Hal PDF
Gabung 18-Modul TEKNIK SEPEDA MOTOR-238 Hal PDF
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
Foto Cover :
i.kinja-img.com/gawker-media/image/upload/t_original/rptquld1mefyl7sooy7c.jpg
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.
Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,
Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.
Juni 2017
Tim Penyusun Modul
Penyelarasan Kurikulum dan Silabi
Pusdiklat Industri
MODUL DASAR
ii
DAFTAR ISI
Sistem Suspensi........................................................................................... 22
Sistem Starter............................................................................................... 41
iii
iv
Sistem Kopling
Sistem Kopling
b) Clutch (kopling)
Fungsi: pemutus atau penghubung putaran poros engkol
dengan sistem transmisi
2. Jenis Kopling
a) Kopling manual
b) Kopling otomatis
1
Sistem Kopling
2
Sistem Kopling
3
Sistem Kopling
7. Pembongkaran Kopling
Hal-hal yang harus diperhatikan saat membongkar kopling:
a) Melapisi plat dan kanvas kopling dengan oli yang bersih
sebelum dipasang
b) Memasang lock washer dengan arah “Out” menghadap ke atas
c) Memasang lock nut dengan posisi bagian rata mengarah ke atas
d) Apabila menggunakan snap ring, pastikan bahwa snap ring
benar-benar sudah masuk pada alurnya
e) Mengencangkan clutch spring bolt dengan cara menyilang
9. Pompa Trokoida
Mekanisme kerja:
a) Digerakkan oleh poros engkol
4
Sistem Kopling
e) Prinsip kerja:
Pada saat inner rotor berputar oleh adanya putaran poros
engkol maka outer rotor juga ikut berputar. Akibat putaran
kedua rotor, maka oli akan terhisap masuk dan tertampung
pada ruang yang terdapat diantara kedua rotor. Selanjutnya oli
akan menuju saluran pembagi dan diteruskan ke bagian –
bagian mesin yang dilalui.
5
Sistem Kopling
6
Sistem Rangka
Sistem Rangka
1. Fungsi Rangka
2. Pemeriksaan Rangka
Pemeriksaan rangka meliputi:
a) Kebengkokan rangka
b) Kelurusan stang steer
c) Kelurusan roda depan dan belakang
d) Kemiringan roda depan dan belakang
e) Mengukur jarak sumbu roda depan
dan belakang
3. Jenis-jenis Rangka
Jenis rangka dapat dilihat dari:
a) Bahan dan cara pembuatannya
i) Pressed Steel
Adalah jenis rangka yang seluruhnya terbuat dari bahan plat
baja yang di press.
Contoh: Honda Grand & Honda Legenda
7
Sistem Rangka
ii) Tubular
Adalah jenis rangka yang seluruhnya terbuat dari bahan pipa
baja.
Contoh: Honda Tiger
8
Sistem Rangka
9
Sistem Rangka
v) Pola Diamond
- Jenis rangka tubular dengan pola diamond (Honda Tiger)
10
Sistem Rem
Sistem Rem
11
Sistem Rem
4. Rem Tromol
a) Jenis rem tromol:
- Single leading shoe
- Double leading shoe
12
Sistem Rem
13
Sistem Rem
5. Rem Cakram
a) Prinsip kerja rem cakram
Gerak baliknya piston caliper karena adanya sil piston caliper yang
bersifat elastis.
14
Sistem Rem
15
Sistem Rem
16
Sistem Rem
17
Sistem Rem
18
Sistem Rem
19
Sistem Rem
20
Sistem Rem
21
Sistem Suspensi
Sistem Suspensi
22
Sistem Suspensi
23
Sistem Suspensi
3. Garpu Teleskopik
a) Pada saat pipa garpu bergerak menekan, oli dari ruang b
mengalir melalui lubang pada pipa garpu menuju ruang c, oli
juga mengalir melalui free valve menuju ruang a. Tahanan oli
yang mengalir inilah yang menahan gerakan kejut.
b) Bagian ujung oil lock piece menahan gerakan garpu sebelum
garpu menyentuh bagian bawah.
24
Sistem Suspensi
25
Sistem Suspensi
26
Sistem Suspensi
27
Sistem Suspensi
28
Sistem Suspensi
29
Sistem Suspensi
30
Sistem Kemudi
Sistem Kemudi
31
Sistem Kemudi
32
Sistem Kemudi
33
Sistem Kemudi
34
Sistem Roda
Sistem Roda
35
Sistem Roda
36
Sistem Roda
5. Fungsi Tromol
a) Sebagai dudukan sistem rem
b) Sebagai penopang roda pada porosnya
Pemeriksaan tromol meliputi:
a) Keretakan dari flange sekitar lubang jari-jari
b) Keausan dari diameter dalam bagian pengereman
c) Keausaan dudukan bearing
37
Sistem Roda
6. Fungsi Jari-jari
- Sebagai penghubung velg dengan tromol
- Sebagai tempat terpasangnya jari-jari
- Sebagai penopang kendaraan
- Sebagai peredam getaran yang timbul oleh jalan
38
Sistem Roda
39
Sistem Roda
40
Sistem Starter
Sistem Starter
41
Sistem Starter
b) Kabel-kabel
Sistem starter mempunyai tiga kabel yang dialiri arus listrik
besar yaitu kabel baterai, kabel motor dan kabel massa.
Ketiganya menggunakan kabel dengan diameter besar. Jika
pemasangan tidak sesuai atau berkarat, maka sistem starter
tidak berfungsi.
c) Starter Relay
i) Fungsi : untuk mengalirkan arus besar dari baterai menuju
motor starter dengan cara mengalirkan arus kecil
ke starter relay
42
Sistem Starter
d) Kunci Kontak
Sistem starter dihidupkan sewaktu kunci kontak diputar ke On
dan dimatikan sewaktu kunci kontak ke Off.
e) Starter Switch
Starter switch mengaktifkan starter relay.
43
Sistem Starter
f) Clutch Switch
Switch kopling mendeteksi posisi dari tuas kopling.
g) Neutral Switch
Mendeteksi apakah transmisi dalam keadaan netral atau tidak.
j) Harness / Connectors
Harness merupakan lintasan arus listrik dan connector
berfungsi sebagai penghubung komponen-komponen.
44
Sistem Starter
k) Baterai
Merupakan sumber daya arus listrik
45
Sistem Starter
ACG Starter
Fungsi: Memutar poros engkol untuk menghidupkan mesin dengan
menggunakan alternator (stator dan rotor) dan sekaligus sebagai
generator.
46
Sistem Starter
2. Prinsip Alternator/Starter
a) Ketika menghidupkan mesin
47
Sistem Starter
48
Sistem Gas Buang
1. Sistem Pembuangan
Sistem pada sepeda motor yang berfungsi:
- Meredam Suara
- Mengatur Aliran Gas buang hasil Pembakaran
- Untuk mengoptimalkan tenaga yang di hasilkan mesin
- Sebagai penyaring emisi gas buang (Catalytic Converter)
49
Sistem Gas Buang
4. Catalytic Converter
Muffler dilengkapi Catalytic Converter :
Sistem penyaring sisa pembakaran sehingga memenuhi standar
EMISI Euro 3 sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.
Digunakan pada tipe motor Vario, MegaPro, Tiger, PCX, CBR 250
dan unit PGM-FI.
50
Sistem Gas Buang
51
Sistem Transmisi
Sistem Transmisi
52
Sistem Transmisi
53
Sistem Transmisi
54
Sistem Pendingin
Sistem Pendingin
3. Mekanisme Kerja
a) Pendinginan dengan udara
Pada Sistem pendinginan dengan udara, sekeliling silinder dan
kepala silinder dilengkapi dengan sirip – sirip pendingin.
Fungsi sirip-sirip:
- Sebagai penghantar panas dari dalam mesin
- Sebagai pengarah aliran udara
55
Sistem Pendingin
56
Sistem Pendingin
57
Sistem Pendingin
d) Radiator
Melepaskan panas coolant pada saat melewati pipa radiator
(radiator tube)
e) Radiator Cap
Radiator cap berfungsi :
- Sebagai penutup untuk mencegah kebocoran coolant
- Sebagai klep bertekanan (pressure valve) untuk menaikkan
titik didih coolant.
58
Sistem Pendingin
Perhatian :
- Jangan melepaskan radiator cap pada saat mesin dalam
keadaan panas adalah sangat berbahaya oleh karena coolant
yang panas dapat menyembur keluar.
f) Cooling Fan
Cooling fan berfungsi mengalirkan udara untuk menurunkan
suhu coolant.
Untuk tipe sepeda motor Matic dilengkapi dengan cooling fan
yang terhubung pada flywheel.
Untuk tipe sepeda motor Sport dilengkapi Fan switch yang
berfungsi untuk mendeteksi suhu coolant pada radiator
sehingga hidup dan matinya cooling fan tergantung pada suhu
coolant.
59
Sistem Pendingin
Poros pompa air dilengkapi dengan mechanical seal dan oil seal
untuk merapatkan coolant dan oli mesin.
h) Thermostat Valve
Thermostat valve memindahkan lintasan sirkulasi coolant
tergantung pada suhu coolant agar supaya suhu coolant dapat
dipertahankan pada tingkat yang sesuai.
Sewaktu suhu coolant rendah, seperti segera setelah mesin
dihidupkan, coolant bersirkulasi antara cylinder head dan
cylinder block. Sewaktu suhu coolant naik, thermostat valve
beroperasi sehingga coolant bersirkulasi melalui radiator.
60
Sistem Pendingin
Jenis 1:
Sewaktu suhu coolant rendah, gaya pegas bertindak pada valve
(pellet), dan valve tidak bergerak. Setelah suhu coolant
bertambah, lilin yang memuai secara berangsur mendorong
dan memperpendek pegas, sehingga valve bergerak.
61
Sistem Pendingin
Jenis 2:
Sewaktu suhu coolant rendah, gaya pegas bertindak pada valve
sehingga valve tidak bergerak. Sewaktu suhu coolant
bertambah, lilin yang memuai mendorong spindle melalui fluid
medium. Akan tetapi, oleh karena spindle ada kontak dengan
rangka, maka pellet menurun, sehingga valve membuka.
62
Sistem Pendingin
b) Penambahan coolant
Setelah memeriksa tinggi permukaan coolant, tambahkan
coolant jika tinggi permukaan coolant di bawah tanda
permukaan LOWER.
Tambahkan coolant pada tangki penyimpanan. Pakailah coolant
yang ditentukan di dalam buku pedoman reparasi.
63
Sistem Pendingin
64
MODUL LANJUTAN
ii
DAFTAR ISI
5R................................................................................................................. 158
iii
iv
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
2. Fuller Gauge
Fungsi: Mengukur keregangan/clearance
Contoh penggunaan:
a. Mengukur renggang klep
b. Mengukur renggang pompa oli
1
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
2
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
3
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
4
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
5
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
4. Outside Micrometer
Fungsi: Outside Micrometer (Mikrometer Luar) berfungsi
untuk mengukur benda kerja bagian luar / diameter luar
dengan ketelitian 0-25mm, 25-50mm dan 50-75mm.
6
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
7
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
8
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
5. Inside Micrometer
Fungsi: Mengukur benda kerja bagian dalam/diameter
dalam dengan ketelitian mikron.
9
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
7. Dial Gauge
Fungsi: Untuk memeriksa atau mengukur:
a. Kerataan permukaan bidang datar
b. Kerataan permukaan serta kebulatan poros
c. Kerataan permukaan dinding silinder
10
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
11
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
8. Cylinder Gauge
Fungsi: Untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda
12
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
13
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
14
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
15
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
16
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
2. Tire Gauge
Fungsi: Mengukur tekanan angin dalam ban (Psi atau
kg/cm2)
17
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
18
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
2. Pengukuran
a. Pengukuran Hambatan
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Sirkuit terbuka (sambungan yang rusak)
- koneksi / sambungan buruk
- Kortsleting
b. Pengukuran Voltase / Tegangan
c. Dengan memeriksa Voltase / tegangan, maka kita dapat memeriksa :
- Kondisi Battere
- Apakah daya battere terpasang atau tidak
- Hubungan yang buruk
- Alternator output
- Sensor output
d. Pengukuran Arus
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Kemampuan Pengisian
- Konsumsi listrik pada tiap komponen
3. Tahapan Pengukuran
a. Hubungkan test lead hitam ke terminal COM (-), dan test
lead tes merah ke voltase terminal (+).
b. Untuk multimeter digital dengan tombol power,
hubungkan terlebih dahulu test lead, kemudian hidupkan
power.
19
Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur
20
Perawatan Tools
Perawatan Tools
21
Wiring Diagram Kelistrikan & Warna Kabel
22
Wiring Diagram Kelistrikan & Warna Kabel
23
Pengetahuan Produk Baterai
A. Ikhtisar
Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis.
Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan
yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama
dinamakan vented batteries (baterai berventilasi), dan yang
terakhir valve regulated batteries (Valve Regulated Lead Acid:
VRLA), baterai timah asam yang diatur dengan klep.
24
Pengetahuan Produk Baterai
25
Pengetahuan Produk Baterai
3. Konstruksi baterai
Perbedaan utama antara vented batteries (baterai
berventilasi) dan VRLA batteries (baterai timah asam yang
diatur dengan klep), baik tipe kering dan tipe basah terletak
pada penambahan air.
a. Baterai berventilasi
Baterai berventilasi mempunyai tutup sel pada bagian
atasnya untuk penambahan air suling dan pekerjaan lain.
Ada juga lubang pembuangan untuk mengeluarkan gas
yang dihasilkan pada pengisian listrik.
26
Pengetahuan Produk Baterai
27
Pengetahuan Produk Baterai
28
Pengetahuan Produk Baterai
29
Pengetahuan Produk Baterai
Rumus konversi:
Berat jenis pada suhu standar (20 ˚ C)
= Realisasi pembacaan berat jenis pada t˚ C (suhu
elektrolit) + 0.0007 (t-20)
Misalnya:
1. Ketika berat jenis sebenarnya dari elektrolit pada
35˚ C adalah 1.270, maka berat jenis adalah 1.280
pada 20˚ C.
2. Ketika berat jenis sebenarnya dari elektrolit pada
5˚ C adalah 1.290, maka berat jenis adalah 1.280
pada 20˚ C.
t = suhu elektrolit saat pengukuran
30
Pengetahuan Produk Baterai
a. Persiapan
Letakkan nampan di atas permukaan mendatar dan
letakkan baterai pada nampan. Bersihkan bagian atas
baterai dari debu. Alasannya adalah bahwa jika debu
memasuki sel baterai selama pengisian elektrolit,
kinerja baterai dapat memburuk.
b. Pelepasan tutup sel dan pipa penyegel
Lepaskan pipa penyegel, kemudian lepaskan tutup sel
dengan obeng.
Jika pengisian elektrolit dijalankan dengan pipa
penyegel terpasang pada baterai, maka gas yang
dihasilkan dapat mengakibatkan ledakan pada baterai.
Pipa penyegel yang dilepaskan tidak perlu dipasang
lagi.
31
Pengetahuan Produk Baterai
c. Memasukkan elektrolit
Pasang selang dengan panjang yang sesuai pada botol
elektrolit. Isi baterai dengan elektrolit sampai tinggi
permukaan teratas melalui masing-masing lubang sel.
Tinggi permukaan elektrolit akan turun dalam waktu
singkat setelah pemasukan, jadi periksalah tinggi
permukaan elektrolit dan tambahkan elektrolit
seperlunya sampai ke UPPER LEVEL (batas permukaan
teratas). Pastikan bahwa tinggi permukaan elektrolit
tidak melampaui batas permukaan teratas. Jika
melampaui, keluarkan elektrolit yang berlebihan
dengan pipa penetes atau alat lain.
32
Pengetahuan Produk Baterai
33
Pengetahuan Produk Baterai
34
Pengetahuan Produk Baterai
d. Memasukkan elektrolit
Secara vertikal pasang pada pack elektrolit ke nozzle
(mulut pipa) baterai untuk memasukkan elektrolit ke
dalam baterai.
35
Pengetahuan Produk Baterai
36
Pengetahuan Produk Baterai
C. Perawatan Baterai
1. Pemeriksaan
Karena struktur baterai berventilasi berbeda dari baterai
VRLA (tipe kering dan basah), maka masing-masing harus
diperiksa secara berbeda. Di bawah adalah pemeriksaan-
pemeriksaan yang diperlukan untuk baterai berventilasi dan
baterai VRLA. Pemeriksaan yang hanya diperlukan untuk
baterai berventilasi dan pemeriksaan yang hanya diperlukan
untuk baterai VRLA.
Pemeriksaan yang diperlukan untuk baterai basah dan VRLA
a. Pemeriksaan visual
Pertama, bersihkan debu dan kotoran dari baterai.
Kemudian, periksalah secara visual, dengan
memperhatikan apakah bagian-bagian berikut
memperlihatkan keadaan yang tidak normal.
Periksa keretakan atau kerusakan pada baterai. Jika
ada, gantilah baterai
Periksa apakah ada atau tidak kabel atau post
terminal yang berkarat. Jika ada, gosok bagian yang
berkarat dengan sikat kawat
37
Pengetahuan Produk Baterai
38
Pengetahuan Produk Baterai
Selang pernafasan
Periksalah secara visual bagian-bagian dari selang
pernapasan apakah bengkok, ada lekukan, atau
tersumbat. Juga pastikan bahwa selang pernapasan
telah dialurkan dengan benar.
39
Pengetahuan Produk Baterai
40
Pengetahuan Produk Baterai
Pelepasan baterai:
Periksa dan pastikan kunci kontak mati
Lepaskan terminal baterai negatif (-)
Lepaskan terminal baterai positif (+)
Lepaskan baterai
*Untuk baterai basah, keluarkan selang pernapasan
sebelum melepaskan baterai
Pemasangan baterai:
Pasang baterai pada kendaraan secara aman
*Saat memasang selang pernapasan dari baterai
basah, pastikan tidak membengkokkan atau
melekukkannya
Pertama, hubungkan terminal positif baterai
*Perhatikan bahwa pemasangan adalah prosedur
kebalikan dari pelepasan
Kemudian, hubungkan terminal negatif (-).
Oleskan sedikit gemuk/grease ke terminal untuk
mencegah karat.
41
Pengetahuan Produk Baterai
42
Pengetahuan Produk Baterai
4. Penyetruman (charging)
Baterai diisi oleh generator selama mesin dalam keadaan
hidup. Akan tetapi, jika baterai terkuras muatannya dan
tidak diisi (umpamanya, jika kendaraan lama tidak dipakai
atau jika ignition switch lupa dimatikan), akan sulit bagi
baterai untuk menghidupkan mesin. Jika hal ini terjadi,
pakailah charger (alat penyetrum aki) untuk memasok
muatan listrik ke baterai.
Charger juga dipakai untuk memasok listrik ke baterai
apabila sebuah baterai baru yang sedang dipersiapkan tidak
mempunyai kinerja dengan baik.
Ada dua cara untuk menyetrum baterai. Penyetruman biasa
dan penyetruman cepat.
Penyetruman biasa
Penyetruman biasa adalah cara untuk menyetrum
baterai dengan arus listrik kecil selama jangka waktu
lama. Jumlah panas yang dihasilkan pada metode ini
adalah rendah, sehingga baterai dapat disetrum tanpa
penurunan pada kinerjanya.
43
Pengetahuan Produk Baterai
Penyetruman cepat
Penyetruman cepat adalah metode untuk menyetrum
baterai dengan arus listrik besar selama waktu pendek.
Metode penyetruman ini memperpendek umur
pemakaian baterai. Oleh karena itu, kecuali dalam
keadaan darurat, setrumlah baterai dengan metode
penyetruman biasa. Selama penyetruman cepat, jaga
agar arus listrik tidak lebih tinggi daripada aliran arus
listrik yang ditentukan untuk penyetruman selama 1
jam.
5. Charger
Pakailah charger yang dirancang untuk dipakai untuk
menyetrum baterai sepedamotor. Sewaktu mengisi baterai
VRLA, pakailah charger yang dirancang untuk dipakai pada
baterai VRLA untuk sepedamotor. Oleh karena kapasitas
baterai sepedamotor rendah, pengisian dengan alat
penyetrum baterai mobil dapat mengakibatkan
overcharging. Untuk mengetahui dengan detail tentang
bagaimana menyetrum baterai dengan charger tertentu,
bacalah manual untuk charger itu dengan cermat.
44
Pengetahuan Produk Baterai
a. Prosedur penyetruman
Penyetruman baterai dengan cara yang salah/terbalik
(positif dan negatif) dapat memperpendek masa pakai
baterai. Berikut adalah contoh bagaimana untuk
menyetrum baterai.
1. Persiapan sebelum pengisian baterai
o Melakukan pelepasan tutup sel
Pada baterai berventilasi, lepaskan semua tutup
sel untuk mengeluarkan gas yang akan dihasilkan
selama penyetruman baterai.
Namun, pada baterai VRLA (tipe kering dan tipe
basah), gas yang dibangkitkan diserap di dalam
baterai, sehingga tidak perlu melepaskan tutup-
tutup penyegelan. Jangan melepaskan tutup-
tutup penyegelan secara paksa dengan obeng
atau alat lain.
45
Pengetahuan Produk Baterai
2. Menghubungkan ke charger
Periksa bahwa charger (alat penyetrum aki) dalam
keadaan mati. Hubungkan kabel merah (+) dari
charger ke terminal positif (+) baterai, dan kabel
hitam (-) ke terminal negatif (-) baterai.
Penyambungan salah satu kabel dengan salah dapat
menimbulkan kerusakan pada charger atau baterai.
46
Pengetahuan Produk Baterai
3. Penyetruman (charging)
Aturlah arus pengisian dan waktu dengan mengikuti
instruksi pada buku pedoman reparasi atau buku
manual untuk baterai atau charger. Kemudian,
hidupkan charger untuk menyetrum baterai dengan
metode penyetruman biasa.
47
Pengetahuan Produk Baterai
48
Pengetahuan Produk Baterai
c. Hindari overcharging
Pemasokan listrik secara berlebihan kepada sebuah
baterai menghasilkan gas dengan mendadak,
mengakibatkan keretakan pada baterai, keadaan
terbakar, atau ledakan. Oleh karena itu, berhati-hatilah
untuk menghindari overcharging sewaktu menyetrum
baterai (terutama selama penyetruman dengan cepat).
49
Pengetahuan Produk Baterai
50
Pengetahuan Produk Baterai
51
Sistem Pengapian & Sistem Pengisian
Sistem Pengapian
dan Sistem Pengisian
A. Sistem Pengapian
Adalah suatu sistem pada sepeda motor yang berfungsi untuk
menghasilkan api pada busi
52
Sistem Pengapian & Sistem Pengisian
53
Sistem Pengapian & Sistem Pengisian
B. Sistem Pengisian
Adalah suatu sistem pada sepeda motor yang berfungsi untuk
melakukan pengisian (charging) pada baterai
54
Pengelompokan Komponen Mesin
55
Pengelompokan Komponen Mesin
56
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
57
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
58
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
59
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
Komponen V-Matic
60
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
Drive pulley
Kontruksi drive pulley
61
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
2. Kecepatan tinggi
Ketika kecepatan mesin tinggi, akibat gaya sentrifugal,
weight rollers bergerak menuju keliling dari movable
drive face, sampai posisi stop telah dicapai. sehingga,
drive belt terdorong seluruhnya ke keliling dari pulley.
62
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
Driven pulley
Konstruksi driven pulley
63
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
2. Kecepatan tinggi
Pada kecepatan tinggi, gaya sentrifugal adalah
besar, dan weight rollers (1) tetap pada keliling luar
dari movable drive face (3). Pada keadaan ini,
tegangan belt tetap tinggi bahkan walaupun
kecepatan mesin atau perlawanan terhadap
perjalanan berubah sedikit. Oleh karena itu,
tegangan belt tetap mengatasi gaya pegas dari
movable driven face spring (2).
64
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
65
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
Damper Rubbers
Mencegah pergerakkan clutch weight jika kecepatan
perputaran crankshaft sedikit.
Mengurangi benturan yang terjadi pada waktu clutch
weight pada saat pengembalian.
Mengurangi suara dari clutch weight akibat getaran.
66
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
Drive Belt
Drive belts terbuat dari karet sintetis dan mengandung fiber
sehingga tahan terhadap perentangan, pelenturan, dan
kompressi lateral.
67
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
68
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
69
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
70
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
71
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
72
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
73
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
74
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
75
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
e. Pasang E-Clips
Dengan menggunakan tang, pasang E-clips pada alur-
alur E-clip dari bosses.
76
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
77
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
78
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
79
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
80
Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic)
81
Sistem Bahan Bakar
82
Sistem Bahan Bakar
Komponen:
1. Tutup tangki (fuel filler cap)
2. Saringan bahan bakar dalam tangki (screen set
fuel strainer)
3. Kran bahan bakar (fuel cock)
4. Selang bahan bakar (fuel tube)
5. Saringan bahan bakar tambahan (fuel strainer)
6. Pengukur bahan bakar (fuel gauge)
b. Tipe Cub
Komponen
1. Tangki bahan bakar (fuel tank)
2. Tutup tangki (fuel filler cap)
3. Selang bahan bakar (fuel tube)
4. Saringan bahan bakar (fuel strainer)
5. Auto Cock Fuel tipe karisma
6. Pengukur bahan bakar (fuel gauge)
83
Sistem Bahan Bakar
84
Sistem Bahan Bakar
85
Sistem Bahan Bakar
2. Komponen karburator:
86
Sistem Bahan Bakar
87
Sistem Bahan Bakar
88
Sistem Bahan Bakar
89
Sistem Bahan Bakar
2. Sistem Choke
3. Putaran Stasioner
90
Sistem Bahan Bakar
4. Kecepatan Menengah
5. Kecepatan Tinggi
91
Sistem Bahan Bakar
H. Karburator TPFC
I. Karburator ACV
92
Sistem Bahan Bakar
93
Sistem PGM-FI
Sistem PGM-FI
A. Latar Belakang
1. Lingkungan dan Regulasi Emisi
a. Lingkungan:
i. Perubahan lingkungan saat ini semakin
membahayakan kehidupan
ii. Volume CO meningkat ozon rusak
pemanasan global
iii. Peningkatan industri dan populasi kendaraan
bermotor peningkatan kadar CO dan
kelangkaan sumber energi
iv. Kadar CO dan konsumsi energi dapat dikurangi
dengan meningkatkan
v. Dibutuhkan teknologi yang efisien bahan bakar
dan lebih ramah lingkungan
b. Regulasi Emisi:
i. Regulasi emisi standar EURO banyak digunakan
sebagai acuan tata kelola kualitas udara
ii. Hampir semua negara mengaplikasikan EURO
3,dan negara-negara di Asia mulai mengikuti
iii. Di masa depan, semua negara akan
menerapkan regulasi EURO
iv. Interval tahapan pelaksanaan standar EURO
makin pendek dan dipercepat
v. Penerapan standar EURO semakin dibutuhkan
untuk mengendalikan emisi
94
Sistem PGM-FI
2. Sejarah PGM-FI
95
Sistem PGM-FI
96
Sistem PGM-FI
97
Sistem PGM-FI
b. Fuel Economy
98
Sistem PGM-FI
e. Mudah perawatan
99
Sistem PGM-FI
f. Ramah lingkungan
100
Sistem PGM-FI
101
Sistem PGM-FI
C. Sistem PGM-FI
1. Sistem Aliran Bahan Bakar
a. Komponen dalam sistem PGM-FI
102
Sistem PGM-FI
103
Sistem PGM-FI
104
Sistem PGM-FI
105
Sistem PGM-FI
d. Pressure Regulator
Bagian atas dari pressure regulator terkena
tekanan bahan bakar di dalam saluran bahan
bakar. Jika tekanan bakan bakar melebihi tekanan
standar (294 Kpa), maka valve akan terdorong
membuka. Bahan bakar melalui valve dan kembali
ke tangki bahan bakar.
106
Sistem PGM-FI
e. Fuel Injector
107
Sistem PGM-FI
108
Sistem PGM-FI
g. Throttle Body
109
Sistem PGM-FI
110
Sistem PGM-FI
111
Sistem PGM-FI
112
Sistem PGM-FI
113
Sistem PGM-FI
114
Sistem PGM-FI
115
Sistem PGM-FI
116
Sistem PGM-FI
117
Sistem PGM-FI
118
Sistem PGM-FI
119
Sistem PGM-FI
120
Sistem PGM-FI
121
Sistem PGM-FI
122
Sistem PGM-FI
123
Sistem PGM-FI
124
Sistem PGM-FI
125
Sistem PGM-FI
126
Sistem PGM-FI
127
Sistem PGM-FI
128
Sistem PGM-FI
129
Sistem PGM-FI
130
Sistem PGM-FI
131
Sistem PGM-FI
132
Sistem PGM-FI
133
Pengetahuan Dasar Baut, Mur & Ring
Pengetahuan Dasar
Baut, Mur & Ring
3. Panjang Baut
Panjang antara permukaan duduk dan ujung baut adalah
panjang bawah kepala Panjang bagian ulir dari batang
baut adalah panjang ulir.
134
Pengetahuan Dasar Baut, Mur & Ring
4. Dimensi Baut
Dimensi baut ditunjukkan oleh diameter x bubungan.
Sebagai contoh :
Sebuah sekrup metrik yang berdiameter 6 mm dan yang
pitchnya adalah 1,0 mm ditunjukkan oleh M6 × 1.0.
"M" kepanjangan dari Metrik.
Sepeda motor Honda menggunakan sekrup metrik yang
ditentukan oleh ISO (International Standarization for
Organization).
135
Pengetahuan Dasar Baut, Mur & Ring
136
Pengetahuan Dasar Baut, Mur & Ring
3. Torsi Pengencangan
Idealnya, ketika sebuah baut dikencangkan, gaya
aksial harus dipantau
Tabel di bawah ini menunjukkan torsi pengencangan
standar, dan sudah ditentukan dalam shop manual
dan dokumen lain
137
Pengetahuan Dasar Baut, Mur & Ring
138
Pengetahuan Dasar Baut, Mur & Ring
139
Pengetahuan Dasar Baut, Mur & Ring
140
Melepas dan Memasang Pengunci Cover Body
141
Melepas dan Memasang Pengunci Cover Body
b. Screw Washers
Sekrup ini memiliki washers untuk mencegah
kepala sekrup terdorong ke dalam resin
penutup rangka.
142
Melepas dan Memasang Pengunci Cover Body
2. Pin
Sebuah pin menjepit satu penutup rangka yang
diamankan ke dalam lubang pada penutup rangka yang
lain.
Melepaskan penjepit Pin :
Masukkan benda tajam-runcing, sebaiknya terbuat dari
resin, ke celah antara penutup rangka untuk membongkar
celah terbuka untuk melepaskan pin.
143
Melepas dan Memasang Pengunci Cover Body
3. Tab
Tab dimasukkan lurus, tetapi ketika di tarik keluar
dirancang untuk menjadi sulit.
Melepaskan penjepit Tab :
- Tekan ke bawah dasar tab dari atas untuk melepaskan
kunci nya.
- Tarik ke arah Anda sambil menekan ke bawah tab.
4. Kait (Hooks)
Kait pada penutup rangka menjepit lubang dalam
penutup rangka lainnya.
Bagaimana melepaskan joint Kait :
Geser penutup rangka untuk melepaskan pengait itu, dan
kemudian angkat penutup rangka.
144
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
1. Pelumasan
a. Mengurangi friksi (gesekan)
Bagian engine terlumasi dan mengurangi gesekan
pada bagian engine, mencegah bagian besi
bersentuhan , mengurangi keausan, gesekan, dan
kehilangan daya / power.
b. Mencegah keausan
Dapat dicegah saat bagian engine oleh film oil.
145
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
2. Perapatan
Oli mesin berfungsi merapatkan celah-celah untuk
membantu merapatkan ruang pembakaran dan
mencegah lolosnya tekanan pembakaran ke dalam
bagian dalam dari piston.
3. Pendinginan
Oli mesin berfungsi untuk mendinginkan atau
menyalurkan panas dari komponen-komponen mesin
seperti cylinder head dan piston.
146
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
4. Pembersihan
Oli mesin bersirkulasi di dalam mesin, untuk mencegah
kotoran-kotoran seperti karbon melekat pada
komponen mesin, yang akan mengakibatkan karat dan
aus.
5. Pencegahan Karat
Oli mesin membentuk selaput tipis pada permukaan
komponen di dalam mesin untuk menghindari kontak
langsung dengan asam dan kelembaban.
147
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
148
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
Standard Oli
Bermacam-macam standard oli mesin seperti SAE (viscosity
grades = tingkat viskositas) dan API (quality standards =
standard kualitas) dipakai.
149
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
Cara membaca:
3. JASO Standard
JASO standards adalah standard untuk oli mesin empat-
langkah sepedamotor yang ditentukan oleh JASO (Japan
Automobile Standards Organization). Standards digolongkan
ke dalam dua jenis, MA dan MB, menurut perbedaan dalam
sifat-sifat gesekan dari oli mesin.
150
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
4. Oli Rekomendasi
151
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
152
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
Kenaikan viskositas
Seiring pertambahan waktu dan pemakaian,
additives dari oli mesin secara berangsur akan
hilang akibat oksidasi atau penguapan. Ini
menaikkan viskositas oli mesin.
153
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
154
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
155
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
156
Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin
157
5R
5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
A. Pengertian
“5R” adalah salah satu element penting dalam mewujudkan
ruang (lingkungan) kerja yang nyaman. Jika lingkungan kerja
kotor dan peralatan kerja berserakan dan tidak tersusun
dengan rapi, maka akan dapat berpengaruh pada efisiensi dan
keselamatan kerja. Selain itu, konsumen yang datang tentunya
juga akan meragukan kualitas hasil kerja dari bengkel.
5R (Indonesia) = 5S (Jepang)
Ringkas = Seiri
Rapi = Seiton
Resik = Seiso
Rawat = Seiketsu
Rajin = Shitsuke
B. Penjelasan 5R
1. Ringkas / memilih (Seiri)
Ringkas adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memisahkan hal-hal yang diperlukan dari hal-hal yang
tidak diperlukan dan membuang hal-hal yang tidak
diperlukan tersebut.
158
5R
2. Rapi (Seiton)
Merapikan adalah suatu kegiatan untuk menentukan
lokasi dan cara untuk menyimpan hal - hal yang
diperlukan / dibutuhkan dan menyediakan petunjuk yang
akurat untuk memudahkan identifikasi.
4. Rawat (Seiketsu)
Merawat adalah suatu kegiatan untuk terus melakukan
tindakan ringkas, rapi, resik dari semua orang (personil) di
bengkel Ahass.
159
5R
5. Rajin (Shitsuke)
Kegiatan / tindakan yang rutin dilakukan untuk menjaga
kebersihan, kerapihan, keteraturan, dan selalu mematuhi
peraturan - peraturan serta metode – metode kerja yang
berlaku.
C. Penerapan 5R
1. Proses Pemilahan (Seiri)
Adalah suatu proses penentuan suatu peralatan atau suku
cadang di bengkel apakah termasuk ke dalam kategori
bermanfaat atau tidak. Buanglah barang-barang yang
tidak diperlukan tanpa berpikir bahwa barang tersebut
suatu saat nanti akan berguna. Simpan barang-barang
yang diperlukan dalam wadah penyimpanan yang cocok
seperti laci dsb.
160
5R
161