KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
Foto Cover :
i.kinja-img.com/gawker-media/image/upload/t_original/rptquld1mefyl7sooy7c.jpg
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.
Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,
Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.
Juni 2017
Tim Penyusun Modul Penyelarasan
Kurikulum dan Silabi Pusdiklat
Industri
MODUL DASAR
ii
DAFTAR ISI
Sistem Rem.................................................................................................. 11
Sistem Suspensi........................................................................................... 22
Sistem Roda................................................................................................. 35
Sistem Starter............................................................................................... 41
iii
iv
SistemSistem
Kopling
Kopling
Sistem Kopling
b) Clutch (kopling)
Fungsi: pemutus atau penghubung putaran poros engkol
dengan sistem transmisi
2. Jenis Kopling
1 1
SistemSistem
Kopling
Kopling
a) Kopling manual
b) Kopling otomatis
2 2
SistemSistem
Kopling
Kopling
3 3
SistemSistem
Kopling
Kopling
4 4
SistemSistem
Kopling
Kopling
7. Pembongkaran Kopling
Hal-hal yang harus diperhatikan saat membongkar kopling:
a) Melapisi plat dan kanvas kopling dengan oli yang bersih
sebelum dipasang
b) Memasang lock washer dengan arah “Out” menghadap ke atas
c) Memasang lock nut dengan posisi bagian rata mengarah ke atas
d) Apabila menggunakan snap ring, pastikan bahwa snap ring
benar-benar sudah masuk pada alurnya
e) Mengencangkan clutch spring bolt dengan cara menyilang
9. Pompa Trokoida
Mekanisme kerja:
5 5
SistemSistem
Kopling
Kopling
6 6
SistemSistem
Kopling
Kopling
e) Prinsip kerja:
Pada saat inner rotor berputar oleh adanya putaran poros
engkol maka outer rotor juga ikut berputar. Akibat putaran
kedua rotor, maka oli akan terhisap masuk dan tertampung
pada ruang yang terdapat diantara kedua rotor. Selanjutnya oli
akan menuju saluran pembagi dan diteruskan ke bagian –
bagian mesin yang dilalui.
7 7
SistemSistem
Kopling
Kopling
8 8
SistemSistem
RangkaRangka
Sistem Rangka
1. Fungsi Rangka
2. Pemeriksaan Rangka
Pemeriksaan rangka meliputi:
a) Kebengkokan rangka
b) Kelurusan stang steer
c) Kelurusan roda depan dan belakang
d) Kemiringan roda depan dan belakang
e) Mengukur jarak sumbu roda depan
dan belakang
3. Jenis-jenis Rangka
Jenis rangka dapat dilihat dari:
a) Bahan dan cara pembuatannya
i) Pressed Steel
Adalah jenis rangka yang seluruhnya terbuat dari bahan plat
baja yang di press.
Contoh: Honda Grand & Honda Legenda
9 9
SistemSistem
RangkaRangka
ii) Tubular
Adalah jenis rangka yang seluruhnya terbuat dari bahan pipa
baja.
Contoh: Honda Tiger
10 10
SistemSistem
RangkaRangka
11 11
SistemSistem
RangkaRangka
12 12
SistemSistem
RangkaRangka
v) Pola Diamond
- Jenis rangka tubular dengan pola diamond (Honda Tiger)
13 13
SistemSistem
Rem Rem
Sistem Rem
14 14
SistemSistem
Rem Rem
15 15
SistemSistem
Rem Rem
4. Rem Tromol
a) Jenis rem tromol:
- Single leading shoe
- Double leading shoe
16 16
SistemSistem
Rem Rem
17 17
SistemSistem
Rem Rem
5. Rem Cakram
a) Prinsip kerja rem cakram
Gerak baliknya piston caliper karena adanya sil piston caliper yang
bersifat elastis.
18 18
SistemSistem
Rem Rem
19 19
SistemSistem
Rem Rem
20 20
SistemSistem
Rem Rem
21 21
SistemSistem
Rem Rem
22 22
SistemSistem
Rem Rem
23 23
SistemSistem
Rem Rem
24 24
SistemSistem
Rem Rem
25 25
SistemSistem
Rem Rem
26 26
SistemSistem
Rem Rem
27 27
SistemSistem
Rem Rem
28 28
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
Sistem Suspensi
29 29
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
30 30
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
3. Garpu Teleskopik
a) Pada saat pipa garpu bergerak menekan, oli dari ruang b
mengalir melalui lubang pada pipa garpu menuju ruang c, oli
juga mengalir melalui free valve menuju ruang a. Tahanan oli
yang mengalir inilah yang menahan gerakan kejut.
b) Bagian ujung oil lock piece menahan gerakan garpu sebelum
garpu menyentuh bagian bawah.
31 31
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
32 32
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
33 33
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
34 34
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
35 35
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
36 36
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
37 37
SistemSistem
Suspensi
Suspensi
38 38
SistemSistem
KemudiKemudi
Sistem Kemudi
39 39
SistemSistem
KemudiKemudi
40 40
SistemSistem
KemudiKemudi
41 41
SistemSistem
KemudiKemudi
42 42
SistemSistem
Roda Roda
Sistem Roda
44 44
SistemSistem
Roda Roda
45 45
SistemSistem
Roda Roda
5. Fungsi Tromol
a) Sebagai dudukan sistem rem
b) Sebagai penopang roda pada porosnya
Pemeriksaan tromol meliputi:
a) Keretakan dari flange sekitar lubang jari-jari
b) Keausan dari diameter dalam bagian pengereman
c) Keausaan dudukan bearing
46 46
SistemSistem
Roda Roda
6. Fungsi Jari-jari
- Sebagai penghubung velg dengan tromol
- Sebagai tempat terpasangnya jari-jari
- Sebagai penopang kendaraan
- Sebagai peredam getaran yang timbul oleh jalan
47 47
SistemSistem
Roda Roda
48 48
SistemSistem
Roda Roda
49 49
SistemSistem
Roda Roda
50 50
SistemSistem
StarterStarter
Sistem Starter
51 51
SistemSistem
StarterStarter
52 52
SistemSistem
StarterStarter
b) Kabel-kabel
Sistem starter mempunyai tiga kabel yang dialiri arus listrik
besar yaitu kabel baterai, kabel motor dan kabel massa.
Ketiganya menggunakan kabel dengan diameter besar. Jika
pemasangan tidak sesuai atau berkarat, maka sistem starter
tidak berfungsi.
c) Starter Relay
i) Fungsi : untuk mengalirkan arus besar dari baterai menuju
motor starter dengan cara mengalirkan arus kecil
ke starter relay
53 53
SistemSistem
StarterStarter
d) Kunci Kontak
Sistem starter dihidupkan sewaktu kunci kontak diputar ke On
dan dimatikan sewaktu kunci kontak ke Off.
e) Starter Switch
Starter switch mengaktifkan starter relay.
54 54
SistemSistem
StarterStarter
f) Clutch Switch
Switch kopling mendeteksi posisi dari tuas kopling.
g) Neutral Switch
Mendeteksi apakah transmisi dalam keadaan netral atau tidak.
j) Harness / Connectors
Harness merupakan lintasan arus listrik dan connector
berfungsi sebagai penghubung komponen-komponen.
55 55
SistemSistem
StarterStarter
56 56
SistemSistem
StarterStarter
k) Baterai
Merupakan sumber daya arus listrik
57 57
SistemSistem
StarterStarter
58 58
SistemSistem
StarterStarter
ACG Starter
Fungsi: Memutar poros engkol untuk menghidupkan mesin dengan
menggunakan alternator (stator dan rotor) dan sekaligus sebagai
generator.
59 59
SistemSistem
StarterStarter
60 60
SistemSistem
StarterStarter
2. Prinsip Alternator/Starter
a) Ketika menghidupkan mesin
61 61
SistemSistem
StarterStarter
62 62
SistemSistem
Gas Buang
Gas Buang
1. Sistem Pembuangan
Sistem pada sepeda motor yang berfungsi:
- Meredam Suara
- Mengatur Aliran Gas buang hasil Pembakaran
- Untuk mengoptimalkan tenaga yang di hasilkan mesin
- Sebagai penyaring emisi gas buang (Catalytic Converter)
63 63
SistemSistem
Gas Buang
Gas Buang
64 64
SistemSistem
Gas Buang
Gas Buang
4. Catalytic Converter
Muffler dilengkapi Catalytic Converter :
Sistem penyaring sisa pembakaran sehingga memenuhi standar
EMISI Euro 3 sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.
Digunakan pada tipe motor Vario, MegaPro, Tiger, PCX, CBR 250
dan unit PGM-FI.
65 65
SistemSistem
Gas Buang
Gas Buang
66 66
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Sistem Transmisi
67 67
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
68 68
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
69 69
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
Sistem Pendingin
3. Mekanisme Kerja
a) Pendinginan dengan udara
Pada Sistem pendinginan dengan udara, sekeliling silinder dan
kepala silinder dilengkapi dengan sirip – sirip pendingin.
Fungsi sirip-sirip:
- Sebagai penghantar panas dari dalam mesin
- Sebagai pengarah aliran udara
70 70
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
71 71
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
d) Radiator
Melepaskan panas coolant pada saat melewati pipa radiator
(radiator tube)
e) Radiator Cap
Radiator cap berfungsi :
- Sebagai penutup untuk mencegah kebocoran coolant
- Sebagai klep bertekanan (pressure valve) untuk menaikkan
titik didih coolant.
73 73
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
Perhatian :
- Jangan melepaskan radiator cap pada saat mesin dalam
keadaan panas adalah sangat berbahaya oleh karena coolant
yang panas dapat menyembur keluar.
f) Cooling Fan
Cooling fan berfungsi mengalirkan udara untuk menurunkan
suhu coolant.
Untuk tipe sepeda motor Matic dilengkapi dengan cooling fan
yang terhubung pada flywheel.
Untuk tipe sepeda motor Sport dilengkapi Fan switch yang
berfungsi untuk mendeteksi suhu coolant pada radiator
sehingga hidup dan matinya cooling fan tergantung pada suhu
coolant.
74 74
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
75 75
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
Poros pompa air dilengkapi dengan mechanical seal dan oil seal
untuk merapatkan coolant dan oli mesin.
h) Thermostat Valve
Thermostat valve memindahkan lintasan sirkulasi coolant
tergantung pada suhu coolant agar supaya suhu coolant dapat
dipertahankan pada tingkat yang sesuai.
Sewaktu suhu coolant rendah, seperti segera setelah mesin
dihidupkan, coolant bersirkulasi antara cylinder head dan
cylinder block. Sewaktu suhu coolant naik, thermostat valve
beroperasi sehingga coolant bersirkulasi melalui radiator.
76 76
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
Jenis 1:
Sewaktu suhu coolant rendah, gaya pegas bertindak pada valve
(pellet), dan valve tidak bergerak. Setelah suhu coolant
bertambah, lilin yang memuai secara berangsur mendorong
dan memperpendek pegas, sehingga valve bergerak.
77 77
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
Jenis 2:
Sewaktu suhu coolant rendah, gaya pegas bertindak pada valve
sehingga valve tidak bergerak. Sewaktu suhu coolant
bertambah, lilin yang memuai mendorong spindle melalui fluid
medium. Akan tetapi, oleh karena spindle ada kontak dengan
rangka, maka pellet menurun, sehingga valve membuka.
78 78
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
b) Penambahan coolant
Setelah memeriksa tinggi permukaan coolant, tambahkan
coolant jika tinggi permukaan coolant di bawah tanda
permukaan LOWER.
Tambahkan coolant pada tangki penyimpanan. Pakailah coolant
yang ditentukan di dalam buku pedoman reparasi.
79 79
SistemSistem
Pendingin
Pendingin
80 80
MODUL LANJUTAN
ii
DAFTAR ISI
5R................................................................................................................. 158
iii
iv
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
2. Fuller Gauge
Fungsi: Mengukur keregangan/clearance
Contoh penggunaan:
a. Mengukur renggang klep
b. Mengukur renggang pompa oli
1
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
2
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
3
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
4
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
5
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
4. Outside Micrometer
Fungsi: Outside Micrometer (Mikrometer Luar) berfungsi
untuk mengukur benda kerja bagian luar / diameter luar
dengan ketelitian 0-25mm, 25-50mm dan 50-75mm.
6
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
7
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
8
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
5. Inside Micrometer
Fungsi: Mengukur benda kerja bagian dalam/diameter
dalam dengan ketelitian mikron.
9
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
7. Dial Gauge
Fungsi: Untuk memeriksa atau mengukur:
a. Kerataan permukaan bidang datar
b. Kerataan permukaan serta kebulatan poros
c. Kerataan permukaan dinding silinder
10
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
11
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
8. Cylinder Gauge
Fungsi: Untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda
12
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
13
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
14
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
15
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
16
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
2. Tire Gauge
Fungsi: Mengukur tekanan angin dalam ban (Psi atau
kg/cm2)
17 17
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
18 18
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
2. Pengukuran
a. Pengukuran Hambatan
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Sirkuit terbuka (sambungan yang rusak)
- koneksi / sambungan buruk
- Kortsleting
b. Pengukuran Voltase / Tegangan
c. Dengan memeriksa Voltase / tegangan, maka kita dapat memeriksa :
- Kondisi Battere
- Apakah daya battere terpasang atau tidak
- Hubungan yang buruk
- Alternator output
- Sensor output
d. Pengukuran Arus
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Kemampuan Pengisian
- Konsumsi listrik pada tiap komponen
3. Tahapan Pengukuran
a. Hubungkan test lead hitam ke terminal COM (-), dan test
lead tes merah ke voltase terminal (+).
b. Untuk multimeter digital dengan tombol power,
hubungkan terlebih dahulu test lead, kemudian hidupkan
power.
19 19
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur
20 20
Wiring Diagram Kelistrikan & Warna
Perawatan
Kabel Tools
Perawatan Tools
21 21
Wiring Diagram Kelistrikan & Warna
Perawatan
Kabel Tools
22 22
Wiring Diagram
Pengetahuan
Kelistrikan
Produk&Baterai
Warna Kabel
23
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
A. Ikhtisar
Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis.
Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan
yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama
dinamakan vented batteries (baterai berventilasi), dan yang
terakhir valve regulated batteries (Valve Regulated Lead Acid:
VRLA), baterai timah asam yang diatur dengan klep.
24 24
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
25 25
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
26 26
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
27 27
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
3. Konstruksi baterai
Perbedaan utama antara vented batteries (baterai
berventilasi) dan VRLA batteries (baterai timah asam yang
diatur dengan klep), baik tipe kering dan tipe basah terletak
pada penambahan air.
a. Baterai berventilasi
Baterai berventilasi mempunyai tutup sel pada bagian
atasnya untuk penambahan air suling dan pekerjaan lain.
Ada juga lubang pembuangan untuk mengeluarkan gas
yang dihasilkan pada pengisian listrik.
28 28
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
29 29
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
30 30
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
31 31
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
32 32
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
33 33
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
Rumus konversi:
Berat jenis pada suhu standar (20 ˚ C)
= Realisasi pembacaan berat jenis pada t˚ C (suhu
elektrolit) + 0.0007 (t-20)
Misalnya:
1. Ketika berat jenis sebenarnya dari elektrolit pada
35˚ C adalah 1.270, maka berat jenis adalah 1.280
pada 20˚ C.
2. Ketika berat jenis sebenarnya dari elektrolit pada
5˚ C adalah 1.290, maka berat jenis adalah 1.280
pada 20˚ C.
t = suhu elektrolit saat pengukuran
34 34
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
a. Persiapan
Letakkan nampan di atas permukaan mendatar dan
letakkan baterai pada nampan. Bersihkan bagian atas
baterai dari debu. Alasannya adalah bahwa jika debu
memasuki sel baterai selama pengisian elektrolit,
kinerja baterai dapat memburuk.
b. Pelepasan tutup sel dan pipa penyegel
Lepaskan pipa penyegel, kemudian lepaskan tutup sel
dengan obeng.
Jika pengisian elektrolit dijalankan dengan pipa
penyegel terpasang pada baterai, maka gas yang
dihasilkan dapat mengakibatkan ledakan pada baterai.
Pipa penyegel yang dilepaskan tidak perlu dipasang
lagi.
35 35
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
c. Memasukkan elektrolit
Pasang selang dengan panjang yang sesuai pada botol
elektrolit. Isi baterai dengan elektrolit sampai tinggi
permukaan teratas melalui masing-masing lubang sel.
Tinggi permukaan elektrolit akan turun dalam waktu
singkat setelah pemasukan, jadi periksalah tinggi
permukaan elektrolit dan tambahkan elektrolit
seperlunya sampai ke UPPER LEVEL (batas permukaan
teratas). Pastikan bahwa tinggi permukaan elektrolit
tidak melampaui batas permukaan teratas. Jika
melampaui, keluarkan elektrolit yang berlebihan
dengan pipa penetes atau alat lain.
36 36
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
37 37
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
38 38
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
d. Memasukkan elektrolit
Secara vertikal pasang pada pack elektrolit ke nozzle
(mulut pipa) baterai untuk memasukkan elektrolit ke
dalam baterai.
39 39
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
40 40
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
41 41
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
C. Perawatan Baterai
1. Pemeriksaan
Karena struktur baterai berventilasi berbeda dari baterai
VRLA (tipe kering dan basah), maka masing-masing harus
diperiksa secara berbeda. Di bawah adalah pemeriksaan-
pemeriksaan yang diperlukan untuk baterai berventilasi dan
baterai VRLA. Pemeriksaan yang hanya diperlukan untuk
baterai berventilasi dan pemeriksaan yang hanya diperlukan
untuk baterai VRLA.
Pemeriksaan yang diperlukan untuk baterai basah dan VRLA
a. Pemeriksaan visual
Pertama, bersihkan debu dan kotoran dari baterai.
Kemudian, periksalah secara visual, dengan
memperhatikan apakah bagian-bagian berikut
memperlihatkan keadaan yang tidak normal.
Periksa keretakan atau kerusakan pada baterai. Jika
ada, gantilah baterai
Periksa apakah ada atau tidak kabel atau post
terminal yang berkarat. Jika ada, gosok bagian yang
berkarat dengan sikat kawat
42 42
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
43 43
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
Selang pernafasan
Periksalah secara visual bagian-bagian dari selang
pernapasan apakah bengkok, ada lekukan, atau
tersumbat. Juga pastikan bahwa selang pernapasan
telah dialurkan dengan benar.
44 44
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
45 45
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
Pelepasan baterai:
Periksa dan pastikan kunci kontak mati
Lepaskan terminal baterai negatif (-)
Lepaskan terminal baterai positif (+)
Lepaskan baterai
*Untuk baterai basah, keluarkan selang pernapasan
sebelum melepaskan baterai
Pemasangan baterai:
Pasang baterai pada kendaraan secara aman
*Saat memasang selang pernapasan dari baterai
basah, pastikan tidak membengkokkan atau
melekukkannya
Pertama, hubungkan terminal positif baterai
*Perhatikan bahwa pemasangan adalah prosedur
kebalikan dari pelepasan
Kemudian, hubungkan terminal negatif (-).
46 46
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
47 47
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
48 48
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
4. Penyetruman (charging)
Baterai diisi oleh generator selama mesin dalam keadaan
hidup. Akan tetapi, jika baterai terkuras muatannya dan
tidak diisi (umpamanya, jika kendaraan lama tidak dipakai
atau jika ignition switch lupa dimatikan), akan sulit bagi
baterai untuk menghidupkan mesin. Jika hal ini terjadi,
pakailah charger (alat penyetrum aki) untuk memasok
muatan listrik ke baterai.
Charger juga dipakai untuk memasok listrik ke baterai
apabila sebuah baterai baru yang sedang dipersiapkan tidak
mempunyai kinerja dengan baik.
Ada dua cara untuk menyetrum baterai. Penyetruman biasa
dan penyetruman cepat.
Penyetruman biasa
Penyetruman biasa adalah cara untuk menyetrum
baterai dengan arus listrik kecil selama jangka waktu
lama. Jumlah panas yang dihasilkan pada metode ini
adalah rendah, sehingga baterai dapat disetrum tanpa
penurunan pada kinerjanya.
49 49
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
Penyetruman cepat
Penyetruman cepat adalah metode untuk menyetrum
baterai dengan arus listrik besar selama waktu pendek.
Metode penyetruman ini memperpendek umur
pemakaian baterai. Oleh karena itu, kecuali dalam
keadaan darurat, setrumlah baterai dengan metode
penyetruman biasa. Selama penyetruman cepat, jaga
agar arus listrik tidak lebih tinggi daripada aliran arus
listrik yang ditentukan untuk penyetruman selama 1
jam.
5. Charger
Pakailah charger yang dirancang untuk dipakai untuk
menyetrum baterai sepedamotor. Sewaktu mengisi baterai
VRLA, pakailah charger yang dirancang untuk dipakai pada
baterai VRLA untuk sepedamotor. Oleh karena kapasitas
baterai sepedamotor rendah, pengisian dengan alat
penyetrum baterai mobil dapat mengakibatkan
overcharging. Untuk mengetahui dengan detail tentang
bagaimana menyetrum baterai dengan charger tertentu,
bacalah manual untuk charger itu dengan cermat.
50 50
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
a. Prosedur penyetruman
Penyetruman baterai dengan cara yang salah/terbalik
(positif dan negatif) dapat memperpendek masa pakai
baterai. Berikut adalah contoh bagaimana untuk
menyetrum baterai.
1. Persiapan sebelum pengisian baterai
o Melakukan pelepasan tutup sel
Pada baterai berventilasi, lepaskan semua tutup
sel untuk mengeluarkan gas yang akan dihasilkan
selama penyetruman baterai.
Namun, pada baterai VRLA (tipe kering dan tipe
basah), gas yang dibangkitkan diserap di dalam
baterai, sehingga tidak perlu melepaskan tutup-
tutup penyegelan. Jangan melepaskan tutup-
tutup penyegelan secara paksa dengan obeng
atau alat lain.
51 51
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
2. Menghubungkan ke charger
Periksa bahwa charger (alat penyetrum aki) dalam
keadaan mati. Hubungkan kabel merah (+) dari
charger ke terminal positif (+) baterai, dan kabel
hitam (-) ke terminal negatif (-) baterai.
Penyambungan salah satu kabel dengan salah dapat
menimbulkan kerusakan pada charger atau baterai.
52 52
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
53 53
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
3. Penyetruman (charging)
Aturlah arus pengisian dan waktu dengan mengikuti
instruksi pada buku pedoman reparasi atau buku
manual untuk baterai atau charger. Kemudian,
hidupkan charger untuk menyetrum baterai dengan
metode penyetruman biasa.
54 54
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
55 55
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
c. Hindari overcharging
Pemasokan listrik secara berlebihan kepada sebuah
baterai menghasilkan gas dengan mendadak,
mengakibatkan keretakan pada baterai, keadaan
terbakar, atau ledakan. Oleh karena itu, berhati-hatilah
untuk menghindari overcharging sewaktu menyetrum
baterai (terutama selama penyetruman dengan cepat).
56 56
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
57 57
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai
58 58
SistemSistem
Pengapian
Pengapian
& Sistem
& Sistem
Pengisian
Pengisian
Sistem Pengapian
dan Sistem Pengisian
A. Sistem Pengapian
Adalah suatu sistem pada sepeda motor yang berfungsi untuk
menghasilkan api pada busi
59 59
SistemSistem
Pengapian
Pengapian
& Sistem
& Sistem
Pengisian
Pengisian
60 60
SistemSistem
Pengapian
Pengapian
& Sistem
& Sistem
Pengisian
Pengisian
B. Sistem Pengisian
Adalah suatu sistem pada sepeda motor yang berfungsi untuk
melakukan pengisian (charging) pada baterai
61 61
Pengelompokan
Pengelompokan
Komponen
Komponen
MesinMesin
62 62
Pengelompokan
Pengelompokan
Komponen
Komponen
MesinMesin
63 63
Pengelompokan
Pengelompokan
Komponen
Komponen
MesinMesin
64 64
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
65 65
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
66 66
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
67 67
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
Komponen V-Matic
68 68
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
Drive pulley
Kontruksi drive pulley
69 69
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
2. Kecepatan tinggi
Ketika kecepatan mesin tinggi, akibat gaya sentrifugal,
weight rollers bergerak menuju keliling dari movable
drive face, sampai posisi stop telah dicapai. sehingga,
drive belt terdorong seluruhnya ke keliling dari pulley.
70 70
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
71 71
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
Driven pulley
Konstruksi driven pulley
72 72
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
73 73
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
2. Kecepatan tinggi
Pada kecepatan tinggi, gaya sentrifugal adalah
besar, dan weight rollers (1) tetap pada keliling luar
dari movable drive face (3). Pada keadaan ini,
tegangan belt tetap tinggi bahkan walaupun
kecepatan mesin atau perlawanan terhadap
perjalanan berubah sedikit. Oleh karena itu,
tegangan belt tetap mengatasi gaya pegas dari
movable driven face spring (2).
74 74
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
75 75
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
Damper Rubbers
Mencegah pergerakkan clutch weight jika kecepatan
perputaran crankshaft sedikit.
Mengurangi benturan yang terjadi pada waktu clutch
weight pada saat pengembalian.
Mengurangi suara dari clutch weight akibat getaran.
76 76
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
77 77
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
Drive Belt
Drive belts terbuat dari karet sintetis dan mengandung fiber
sehingga tahan terhadap perentangan, pelenturan, dan
kompressi lateral.
78 78
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
79 79
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
80 80
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
81 81
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
82 82
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
83 83
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
84 84
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
85 85
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
86 86
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
87 87
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
88 88
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
89 89
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
e. Pasang E-Clips
Dengan menggunakan tang, pasang E-clips pada alur-
alur E-clip dari bosses.
90 90
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
91 91
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
92 92
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
93 93
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
94 94
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
95 95
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)
96 96
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
Komponen:
1. Tutup tangki (fuel filler cap)
2. Saringan bahan bakar dalam tangki (screen set
fuel strainer)
3. Kran bahan bakar (fuel cock)
4. Selang bahan bakar (fuel tube)
5. Saringan bahan bakar tambahan (fuel strainer)
6. Pengukur bahan bakar (fuel gauge)
b. Tipe Cub
Komponen
1. Tangki bahan bakar (fuel tank)
2. Tutup tangki (fuel filler cap)
3. Selang bahan bakar (fuel tube)
4. Saringan bahan bakar (fuel strainer)
5. Auto Cock Fuel tipe karisma
6. Pengukur bahan bakar (fuel gauge)
98 98
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
99 99
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
10 100
0
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
10 101
1
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
2. Komponen karburator:
10 102
2
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
10 103
3
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
10 104
4
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
10 105
5
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
10 106
6
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
2. Sistem Choke
3. Putaran Stasioner
10 107
7
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
4. Kecepatan Menengah
5. Kecepatan Tinggi
10 108
8
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
H. Karburator TPFC
I. Karburator ACV
10 109
9
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar
11 110
0
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
Sistem PGM-FI
A. Latar Belakang
1. Lingkungan dan Regulasi Emisi
a. Lingkungan:
i. Perubahan lingkungan saat ini semakin
membahayakan kehidupan
ii. Volume CO meningkat ozon rusak
pemanasan global
iii. Peningkatan industri dan populasi kendaraan
bermotor peningkatan kadar CO dan
kelangkaan sumber energi
iv. Kadar CO dan konsumsi energi dapat dikurangi
dengan meningkatkan
v. Dibutuhkan teknologi yang efisien bahan bakar
dan lebih ramah lingkungan
b. Regulasi Emisi:
i. Regulasi emisi standar EURO banyak digunakan
sebagai acuan tata kelola kualitas udara
ii. Hampir semua negara mengaplikasikan EURO
3,dan negara-negara di Asia mulai mengikuti
iii. Di masa depan, semua negara akan
menerapkan regulasi EURO
iv. Interval tahapan pelaksanaan standar EURO
makin pendek dan dipercepat
v. Penerapan standar EURO semakin dibutuhkan
untuk mengendalikan emisi
11 111
1
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
2. Sejarah PGM-FI
11 112
2
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
11 113
3
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
96
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
97 97
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
98 98
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
b. Fuel Economy
99 99
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
e. Mudah perawatan
100 10
0
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
f. Ramah lingkungan
101 10
1
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
102 10
2
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
C. Sistem PGM-FI
1. Sistem Aliran Bahan Bakar
a. Komponen dalam sistem PGM-FI
103 10
3
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
104 10
4
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
105 10
5
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
105
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
d. Pressure Regulator
Bagian atas dari pressure regulator terkena
tekanan bahan bakar di dalam saluran bahan
bakar. Jika tekanan bakan bakar melebihi tekanan
standar (294 Kpa), maka valve akan terdorong
membuka. Bahan bakar melalui valve dan kembali
ke tangki bahan bakar.
106 106
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
e. Fuel Injector
107 107
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
108 108
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
109 109
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
g. Throttle Body
110 110
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
111 111
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
112 112
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
113 113
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
114 114
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
115 115
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
113
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
114
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
115
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
116
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
117 117
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
118 118
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
119 119
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
120 120
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
121 121
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
122 122
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
123 123
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
124 124
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
125 125
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
126 126
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
127 127
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
128 128
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
129 129
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
130 130
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
131 131
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
132 132
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
133 133
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
129
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
130
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
131
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
132 132
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
133 133
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI
134 134
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring
Pengetahuan Dasar
Baut, Mur & Ring
3. Panjang Baut
Panjang antara permukaan duduk dan ujung baut adalah
panjang bawah kepala Panjang bagian ulir dari batang
baut adalah panjang ulir.
135 135
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring
4. Dimensi Baut
Dimensi baut ditunjukkan oleh diameter x bubungan.
Sebagai contoh :
Sebuah sekrup metrik yang berdiameter 6 mm dan yang
pitchnya adalah 1,0 mm ditunjukkan oleh M6 × 1.0.
"M" kepanjangan dari Metrik.
Sepeda motor Honda menggunakan sekrup metrik yang
ditentukan oleh ISO (International Standarization for
Organization).
136 136
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring
137 137
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring
3. Torsi Pengencangan
Idealnya, ketika sebuah baut dikencangkan, gaya
aksial harus dipantau
Tabel di bawah ini menunjukkan torsi pengencangan
standar, dan sudah ditentukan dalam shop manual
dan dokumen lain
138 138
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring
139 139
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring
139
Melepas
Pengetahuan
dan Memasang
Dasar Baut,
Pengunci
Mur &Cover
Ring Body
140
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body
141 141
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body
142 142
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body
b. Screw Washers
Sekrup ini memiliki washers untuk mencegah
kepala sekrup terdorong ke dalam resin
penutup rangka.
143 143
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body
144 144
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body
2. Pin
Sebuah pin menjepit satu penutup rangka yang
diamankan ke dalam lubang pada penutup rangka yang
lain.
Melepaskan penjepit Pin :
Masukkan benda tajam-runcing, sebaiknya terbuat dari
resin, ke celah antara penutup rangka untuk membongkar
celah terbuka untuk melepaskan pin.
145 145
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body
146 146
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body
3. Tab
Tab dimasukkan lurus, tetapi ketika di tarik keluar
dirancang untuk menjadi sulit.
Melepaskan penjepit Tab :
- Tekan ke bawah dasar tab dari atas untuk melepaskan
kunci nya.
- Tarik ke arah Anda sambil menekan ke bawah tab.
4. Kait (Hooks)
Kait pada penutup rangka menjepit lubang dalam
penutup rangka lainnya.
Bagaimana melepaskan joint Kait :
Geser penutup rangka untuk melepaskan pengait itu, dan
kemudian angkat penutup rangka.
147 147
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
1. Pelumasan
a. Mengurangi friksi (gesekan)
Bagian engine terlumasi dan mengurangi gesekan
pada bagian engine, mencegah bagian besi
bersentuhan , mengurangi keausan, gesekan, dan
kehilangan daya / power.
b. Mencegah keausan
Dapat dicegah saat bagian engine oleh film oil.
148 148
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
2. Perapatan
Oli mesin berfungsi merapatkan celah-celah untuk
membantu merapatkan ruang pembakaran dan
mencegah lolosnya tekanan pembakaran ke dalam
bagian dalam dari piston.
3. Pendinginan
Oli mesin berfungsi untuk mendinginkan atau
menyalurkan panas dari komponen-komponen mesin
seperti cylinder head dan piston.
149 149
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
4. Pembersihan
Oli mesin bersirkulasi di dalam mesin, untuk mencegah
kotoran-kotoran seperti karbon melekat pada
komponen mesin, yang akan mengakibatkan karat dan
aus.
5. Pencegahan Karat
Oli mesin membentuk selaput tipis pada permukaan
komponen di dalam mesin untuk menghindari kontak
langsung dengan asam dan kelembaban.
150 150
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
151 151
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
Standard Oli
Bermacam-macam standard oli mesin seperti SAE (viscosity
grades = tingkat viskositas) dan API (quality standards =
standard kualitas) dipakai.
152 152
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
Cara membaca:
3. JASO Standard
JASO standards adalah standard untuk oli mesin empat-
langkah sepedamotor yang ditentukan oleh JASO (Japan
Automobile Standards Organization). Standards digolongkan
ke dalam dua jenis, MA dan MB, menurut perbedaan dalam
sifat-sifat gesekan dari oli mesin.
153 153
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
4. Oli Rekomendasi
154 154
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
155 155
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
Kenaikan viskositas
Seiring pertambahan waktu dan pemakaian,
additives dari oli mesin secara berangsur akan
hilang akibat oksidasi atau penguapan. Ini
menaikkan viskositas oli mesin.
156 156
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
157 157
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
158 158
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
159 159
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
160 160
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
161 161
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin
162 162
5R 5R
5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
A. Pengertian
“5R” adalah salah satu element penting dalam mewujudkan
ruang (lingkungan) kerja yang nyaman. Jika lingkungan kerja
kotor dan peralatan kerja berserakan dan tidak tersusun
dengan rapi, maka akan dapat berpengaruh pada efisiensi dan
keselamatan kerja. Selain itu, konsumen yang datang tentunya
juga akan meragukan kualitas hasil kerja dari bengkel.
5R (Indonesia) = 5S (Jepang)
Ringkas = Seiri
Rapi = Seiton
Resik = Seiso
Rawat = Seiketsu
Rajin = Shitsuke
B. Penjelasan 5R
1. Ringkas / memilih (Seiri)
Ringkas adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memisahkan hal-hal yang diperlukan dari hal-hal yang
tidak diperlukan dan membuang hal-hal yang tidak
diperlukan tersebut.
163 163
5R 5R
2. Rapi (Seiton)
Merapikan adalah suatu kegiatan untuk menentukan
lokasi dan cara untuk menyimpan hal - hal yang
diperlukan / dibutuhkan dan menyediakan petunjuk yang
akurat untuk memudahkan identifikasi.
4. Rawat (Seiketsu)
Merawat adalah suatu kegiatan untuk terus melakukan
tindakan ringkas, rapi, resik dari semua orang (personil) di
bengkel Ahass.
164 164
5R 5R
5. Rajin (Shitsuke)
Kegiatan / tindakan yang rutin dilakukan untuk menjaga
kebersihan, kerapihan, keteraturan, dan selalu mematuhi
peraturan - peraturan serta metode – metode kerja yang
berlaku.
C. Penerapan 5R
1. Proses Pemilahan (Seiri)
Adalah suatu proses penentuan suatu peralatan atau suku
cadang di bengkel apakah termasuk ke dalam kategori
bermanfaat atau tidak. Buanglah barang-barang yang
tidak diperlukan tanpa berpikir bahwa barang tersebut
suatu saat nanti akan berguna. Simpan barang-barang
yang diperlukan dalam wadah penyimpanan yang cocok
seperti laci dsb.
165 165
5R 5R
166 166
5R 5R
167 167