Anda di halaman 1dari 288

MODUL HASIL PENYELARASAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


SESUAI KEBUTUHAN INDUSTRI

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
2017
Foto Cover :
i.kinja-img.com/gawker-media/image/upload/t_original/rptquld1mefyl7sooy7c.jpg
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan modul hasil penyelarasan Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan kompetensi di industri Kegiatan
penyelarasan kurikulum dan silabi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas Instruksi
Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Modul ini berisi materi kompetensi sisipan yang dibutuhkan oleh industri sebagai
pelengkap atas materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini kepada peserta didik
di SMK. Untuk mencapai kompetensi yang sesuai kebutuhan industri tersebut,
pembelajaran dengan modul ini dilaksanakan dengan sistem modular, yaitu pembelajaran
diselesaikan untuk satu materi pembelajaran sebelum dilanjutkaan pada materi
pembelajaran berikutnya.

Penyusunan modul ini melibatkan berbagai pihak yang terkait, mulai dari praktisi
pada sektor industri; guru SMK di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
serta guru dan dosen unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian. Modul ini
merupakan pelengkap bahan ajar pada SMK-SMK yang terkait sehingga kemampuan
peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan di sektor industri,

Akhir kata, semoga modul ini dapat meringankan tugas guru dalam mengajar serta
mempermudah peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan oleh industri.
Kami menyadari bahwa modul ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
masukan dari para pemangku kepentingan, khususnya para praktisi di sektor industri.

Juni 2017
Tim Penyusun Modul Penyelarasan
Kurikulum dan Silabi Pusdiklat
Industri
MODUL DASAR
ii
DAFTAR ISI

Sistem Kopling ............................................................................................. 1

Sistem Rangka ............................................................................................. 7

Sistem Rem.................................................................................................. 11

Sistem Suspensi........................................................................................... 22

Sistem Kemudi ............................................................................................. 31

Sistem Roda................................................................................................. 35

Sistem Starter............................................................................................... 41

Sistem Gas Buang ....................................................................................... 49

Sistem Transmisi .......................................................................................... 52

Sistem Pendingin ......................................................................................... 55

iii
iv
SistemSistem
Kopling
Kopling

Sistem Kopling

1. Komponen Mesin Sebelah Kanan


a) Right Crankcase Cover
Fungsi: sebagai tutup mesin sebelah kanan

b) Clutch (kopling)
Fungsi: pemutus atau penghubung putaran poros engkol
dengan sistem transmisi

c) Oil Pump (pompa oli) dan Pemindah Gigi


Fungsi:
Pompa oli: memompakan oli ke mesin
Pemindah gigi: mengatur pemindahan gigi transmisi

2. Jenis Kopling

1 1
SistemSistem
Kopling
Kopling

a) Kopling manual
b) Kopling otomatis

2 2
SistemSistem
Kopling
Kopling

3. Bagian-bagian Kopling Manual

4. Prinsip Kerja Kopling Manual


Pada saat handle kopling ditekan, Clucth Lifter menahan
preassure plate melalui lifter plate. Hal ini akan menghasilkan
terjadinya kerenggangan antara plat kopling dan kanvas kopling,
Sehingga putaran mesin menuju transmisi dan roda belakang
terputus.
Pada saat gigi transmisi dimasukan, kemudian handle kopling
dilepas perlahan, maka antara plat dengan kanvas kembali
merapat sehingga putaran mesin menuju transmisi kembali
dihubungkan untuk selanjutnya diteruskan kerantai roda melalui
rantai roda.

3 3
SistemSistem
Kopling
Kopling

5. Bagian-bagian Kopling Otomatis

6. Prinsip Kerja Kopling Otomatis


Sewaktu perputaran crankshaft bertambah, clutch weight
mengembang dan menyentuh clutch outer, sehingga daya mesin
diteruskan. Daya mesin yang dipindahkan kepada clutch outer
kemudian diteruskan kepada kopling pemindahan-gigi manual.

4 4
SistemSistem
Kopling
Kopling

7. Pembongkaran Kopling
Hal-hal yang harus diperhatikan saat membongkar kopling:
a) Melapisi plat dan kanvas kopling dengan oli yang bersih
sebelum dipasang
b) Memasang lock washer dengan arah “Out” menghadap ke atas
c) Memasang lock nut dengan posisi bagian rata mengarah ke atas
d) Apabila menggunakan snap ring, pastikan bahwa snap ring
benar-benar sudah masuk pada alurnya
e) Mengencangkan clutch spring bolt dengan cara menyilang

8. Pemeriksaan Bagian Kopling


a) Memeriksa bearing lifter
i) Kelancaran perputarannya
ii) Kelonggaran dudukannya
b) Memeriksa rumah kopling
i) Slot kopling dari keausan dan kerusakan
ii) Gigi rumah kopling dari keausan dan kerusakan
c) Memeriksa dan mengukur kampas kopling
i) Keausan dan kerusakan
d) Memeriksa dan mengukur plat kopling
i) Keausan dan kebengkokan
e) Memeriksa pusat kopling
i) Alur dan center-nya dari keausan dan kerusakan
f) Memeriksa dan mengukur panjang per/pegas kopling

9. Pompa Trokoida
Mekanisme kerja:

5 5
SistemSistem
Kopling
Kopling

a) Digerakkan oleh poros engkol

6 6
SistemSistem
Kopling
Kopling

b) Terdiri atas inner rotor dan outer rotor


c) Jumlah gigi inner rotor selisih satu dari outer rotor
d) Banyaknya percikan pelumas tergantung dari besarnya putaran

e) Prinsip kerja:
Pada saat inner rotor berputar oleh adanya putaran poros
engkol maka outer rotor juga ikut berputar. Akibat putaran
kedua rotor, maka oli akan terhisap masuk dan tertampung
pada ruang yang terdapat diantara kedua rotor. Selanjutnya oli
akan menuju saluran pembagi dan diteruskan ke bagian –
bagian mesin yang dilalui.

f) Pemeriksaan, dilakukan pada:


- Keregangan rumah pompa terhadap outer rotor
- Keregangan ujung gigi outer dengan ujung gigi inner rotor
- Kerataan rumah pompa

7 7
SistemSistem
Kopling
Kopling

10. Gear Pump (pompa dengan roda gigi)


Minyak pelumas akan terdorong akibat putaran dua roda gigi
yang saling berkaitan.

11. Pompa Plunyer


Tangkai pompa dihubungkan dan berputar dengan rumah
kopling dengan gerak engkol eksentris, sehingga terjadi gerak
naik turun pompa plunyer pada tabungnya.
Gerak naik turun tangkai ini akan menghisap dan menekan
minyak pelumas melalui saluran yang menuju bagian – bagian
mesin yang membutuhkan.

8 8
SistemSistem
RangkaRangka

Sistem Rangka

1. Fungsi Rangka

2. Pemeriksaan Rangka
Pemeriksaan rangka meliputi:
a) Kebengkokan rangka
b) Kelurusan stang steer
c) Kelurusan roda depan dan belakang
d) Kemiringan roda depan dan belakang
e) Mengukur jarak sumbu roda depan
dan belakang

3. Jenis-jenis Rangka
Jenis rangka dapat dilihat dari:
a) Bahan dan cara pembuatannya
i) Pressed Steel
Adalah jenis rangka yang seluruhnya terbuat dari bahan plat
baja yang di press.
Contoh: Honda Grand & Honda Legenda

9 9
SistemSistem
RangkaRangka

ii) Tubular
Adalah jenis rangka yang seluruhnya terbuat dari bahan pipa
baja.
Contoh: Honda Tiger

iii) Pressed Steel & Tubular


Adalah jenis rangka yang terbuat dari gabungan bahan plat
baja yang di press dengan bahan pipa baja.
Contoh: Honda MegaPro

b) Pola atau bentuknya


i) Pola Single Craddle
Penggunaan yang utama, jenis rangka ini adalah jenis sepeda
motor offroad (motor cross).

10 10
SistemSistem
RangkaRangka

ii) Pola Double Craddle


Jenis rangka ini dipakai pada sepeda motor jenis on road
dengan CC mesin besar.

iii) Pola Loop

iv) Pola Back Bone


- Rangka tubular dengan pola backbone (Honda Supra)

- Rangka pressed steel dengan pola backbone

11 11
SistemSistem
RangkaRangka

12 12
SistemSistem
RangkaRangka

v) Pola Diamond
- Jenis rangka tubular dengan pola diamond (Honda Tiger)

- Jenis rangka pressed steel dan tubular dengan pola


diamond

13 13
SistemSistem
Rem Rem

Sistem Rem

1. Fungsi Sistem Rem


a) Untuk mengurangi kecepatan
b) Untuk menghentikan laju kendaraan

2. Jenis Sistem Rem


a) Tipe drum brake
b) Tipe disc brake

3. Gangguan pada Sistem Rem


- Pengereman kurang pakem
- Handle rem terasa berat dan lambat untuk kembali ke posisi
semula
- Timbul bunyi

a) Penyebab rem kurang pakem:


- Penyetelan kurang tepat
- Keausan pada tromol/disc brake
- Keasusan pada kampas rem

14 14
SistemSistem
Rem Rem

- Terdapat udara palsu pada sistem hidrolik

15 15
SistemSistem
Rem Rem

- Kabel rem macet


- Terjadi kontaminasi pada tromol/disc brake
- Terjadi kontaminasi pada kampas rem

b) Penyebab handle rem keras


- Kabel rem macet atau kurang pelumas
- Bubungan rem seret atau kurang pelumas
- Penyetelan tidak tepat

c) Penyebab rem bunyi


- Terjadi kontaminasi pada tromol/disc brake
- Terjadi kontaminasi pada kampas rem
- Kampas rem sudah tipis

4. Rem Tromol
a) Jenis rem tromol:
- Single leading shoe
- Double leading shoe

b) Pemeriksaan rem tromol


Pemeriksaan rem tromol terhadap kerusakan dilakukan dengan
pengukuran diameter dalam batas service (lihat Buku Pedoman
Reparasi).
Jika permukaan tromol untuk pengereman berkarat, gunakan
amplas DICO No 20.

16 16
SistemSistem
Rem Rem

c) Proses membuka kampas rem tromol


- Jika masih bisa digunakan lagi, beri tanda pada kampas
supaya tidak bertukar posisi pada saat pemasangan kembali
- Lepas kampas rem dari anchor pin
- Lepaskan bubungan rem

d) Pemeriksaan ketebalan kampas rem


- Ukur ketebalan kampas pada tiga sisinya dengan
menggunakan jangka sorong
- Jika kampas tipis atau terkena gemuk, lakukan penggantian

17 17
SistemSistem
Rem Rem

e) Proses pemasangan bubungan (brake cam)


- Lumasi bubungan dengan gemuk
- Pasang sil debu, kemudian plat indikator
- Pasangkan brake lever (lengan rem)
- Tepatkan tanda titik pada brake lever dan bubungan
- Kencangkan baut penjepit

5. Rem Cakram
a) Prinsip kerja rem cakram

Gerak baliknya piston caliper karena adanya sil piston caliper yang
bersifat elastis.

18 18
SistemSistem
Rem Rem

b) Penggantian minyak rem


- Putar handle bar sampai posisi permukaan minyak rem
mendatar
- Buka cover dan diafragma, simpan di tempat yang aman
- Lindungi bagian-bagian dari kemungkinan terkena minyak
rem
- Siapkan air untuk mengantisipasi jika ada yang terkena
minyak rem
- Untuk membuang minyak rem, ada dua cara:
(i) Tanpa alat khusus, yaitu dengan menggunakan
selang pembuangan
(ii) Menggunakan alat khusus (Brake Air Bleeder)

19 19
SistemSistem
Rem Rem

(i) Penggantian minyak rem tanpa alat khusus:

(ii) Penggantian minyak rem dengan alat khusus:

c) Proses membuka master rem


- Keluarkan minyak rem
- Buka rubber boot
- Lepaskan circlip dengan menggunakan tang circlip
- Keluarkan piston dan pegasnya
- Cuci komponen dengan air bersih

20 20
SistemSistem
Rem Rem

d) Pemeriksaan master rem


- Periksa silinder master dari goresan
- Lakukan pengukuran dengan menggunakan bore gauge
- Ganti master jika rusak

e) Pemeriksaan piston master rem


- Periksa piston dari goresan
- Ukur diameter luarnya
- Ganti piston jika rusak

21 21
SistemSistem
Rem Rem

22 22
SistemSistem
Rem Rem

f) Proses membuka brake caliper


- Lepas baut selang minyak rem
- Buka baut slide kampas rem
- Buka baut caliper
- Lepas caliper
- Lepas kampas rem
- Lepas piston kaliper dengan tekanan udara
- Untuk mencegah piston terlempar, bagian sisi luar piston
diberi penahan dari benda lunak (busa/kain lap)

g) Proses pemeriksaan piston caliper dan brake caliper


- Periksa permukaan dinding silinder brake caliper
- Ukur diameter dalam silindernya
- Ganti jika brake caliper rusak
- Periksa dinding piston
- Ukur diameter luar piston
- Ganti jika piston rusak
Menentukan kelonggaran piston dan silinder caliper adalah
hasil diameter silinder dikurangi dengan diameter piston.

23 23
SistemSistem
Rem Rem

h) Proses pemasangan brake caliper


- Bersihkan komponen dari kotoran
- Lapisi sel dengan minyak rem
- Lapisi piston dengan minyak rem
- Pin slide harus diberi pelumasan dengan gemuk silikon

i) Proses pemeriksaan disc brake


- Periksa disc brake dari kerusakan permukaan pengereman
- Ukur ketebalan disc brake dengan menggunakan micrometer
(batas service = 3mm)
- Ganti jika brake caliper rusak

6. Combi Brake System (CBS)

24 24
SistemSistem
Rem Rem

25 25
SistemSistem
Rem Rem

a) Komponen Combi Brake System

b) Cara penyetelan Combi Brake System


- Pastikan knocker pin harus ditengah dengan cara memutar
locknut

26 26
SistemSistem
Rem Rem

27 27
SistemSistem
Rem Rem

- Setting free play handle rem belakang (10-20 mm) dengan


memutar adjusting nut

- Kembalikan knocker pin ke posisi semula, dengan cara


memutar lock nut kemudian kencangkan

- Posisi knocker dengan master silinder harus bersentuhan

28 28
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

Sistem Suspensi

1. Fungsi Sistem Suspensi


a) Menghubungkan roda dengan rangka
b) Menyerap guncangan akibat kondisi jalan
c) Mengurangi ayunan pegas

29 29
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

2. Jenis Sistem Suspensi (Peredam Kejut)

30 30
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

3. Garpu Teleskopik
a) Pada saat pipa garpu bergerak menekan, oli dari ruang b
mengalir melalui lubang pada pipa garpu menuju ruang c, oli
juga mengalir melalui free valve menuju ruang a. Tahanan oli
yang mengalir inilah yang menahan gerakan kejut.
b) Bagian ujung oil lock piece menahan gerakan garpu sebelum
garpu menyentuh bagian bawah.

31 31
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

4. Membuka dan Memeriksa Bagian Garpu Teleskopik


a) Keluarkan udaranya ( tipe GL Max & GL Pro)
b) Kendorkan socket bolt bawah sambil bottom dijepit ragum dan
dilapisi kain lap
c) Lepas tutup garpu lalu keluarkan pegas
d) Keluarkan olinya
e) Lepaskan socket bolt dengan kunci hexagonal
f) Buka dust seal dan snap ring
g) Ganti oil seal jika rusak

h) Melepas oil seal garpu depan

32 32
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

i) Periksa panjang pegas

j) Periksa bottom dari kerusakan

33 33
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

k) Periksa keolengan pipe com

l) Proses pemasangan oil seal


- Lapisi sil oli dengan oli shock yang baru
- Pasang Sil dengan tanda menghadap keatas
- Masukan Sil ke tempatnya, dorong sil dengan
fork seal driver

m) Pemasangan bolt socket dengan menggunakan loctite

34 34
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

n) Proses pengisian oil front fork


- Isikan oli garpu jenis ATF (Automatic Transmission Fluid) / oli
shock HGP
- Gunakan Gelas Ukur
- Pasang dan kencangkan baut penutup

Kapasitas oli garpu depan tiap tabung

o) Jenis pegas dan pemasangannya


- Jika ujung pegas keduanya tirus serta memiliki keregangan yang
sama maka dapat dipasang menghadap ke atas atau ke bawah.
- Jika kedua ujung tirus salah satu memiliki keregangan gulungan,
maka bagian yang rapat dipasang di bawah.

35 35
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

5. Suspensi Belakang Jenis Conventional Dual Spring

Alat khusus yang digunakan untuk melepas pegas pada suspensi


belakang yaitu Shock Absorber Compressor.

Membuka mur pengunci pada suspensi belakang:

36 36
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

37 37
SistemSistem
Suspensi
Suspensi

Pemeriksaan panjang pegas:

Ganti set jika terjadi kerusakan:

38 38
SistemSistem
KemudiKemudi

Sistem Kemudi

1. Susunan Komponen Sistem Kemudi

2. Pemeriksaan Sistem Kemudi


a) Membuka poros kemudi

39 39
SistemSistem
KemudiKemudi

b) Pemeriksaan Kones Atas dan Kones Bawah

c) Pemeriksaan jumlah dan kondisi dari bola baja (peluru)

d) Proses pembukan Kones Race

40 40
SistemSistem
KemudiKemudi

e) Proses pemasangan Kones Race

f) Pemasangan poros kemudi


- Lumasi Cone race dengan gemuk
- Pasang bola bajanya
- Pasang dan kencangkan poros kemudi
- Gerakan poros kemudi
- Pastikan poros bergerak dengan lancar
- Torsi pengencangan 1,5 kgm
- Lalu longgarkan 1/8 putaran

g) Pengecekan gerak poros kemudi

41 41
SistemSistem
KemudiKemudi

3. Caster & Trail


- CASTER adalah sudut kemiringan poros kemudi dengan garis
mendatar dalam satuan derajat
- TRAIL adalah jarak antara titik potong garis sejajar poros kemudi
dengan jalan , ketitik tumpu ban depan diatas jalan.

42 42
SistemSistem
Roda Roda

Sistem Roda

1. Fungsi Roda & Ban


Sebagai penunjang motor untuk dapat berjalan.

2. Bagian-bagian Roda & Ban

3. Gangguan Pada Roda


a) Pengendalian terasa berat ke satu arah
b) Roda depan goyang atau oleng
c) Pengendalian terasa berat
d) Putaran roda tidak lancar
43 43
SistemSistem
Roda Roda

4. Pemeriksaan dan Penggantian Komponen Roda & Ban


a) Pemeriksaan bearing
Hal-hal yang harus diperhatikan:
- Putaran pada bearing harus halus dan lancar
- Lingkaran luar bearing harus terpasang erat pada hub

b) Penggantian bantalan roda


Proses melepas bantalan:
- Melepas seal roda
- Melepas bearing roda sebelah kiri menggunakan Bearing
Remover
- Melepas Collar
- Melepas bearing sebelah kanan menggunakan Bearing
Remover

44 44
SistemSistem
Roda Roda

45 45
SistemSistem
Roda Roda

c) Proses pemasangan bantalan


- Mengisi rongga bantalan dengan gemuk
- Memasang bearing sebelah kanan dengan menggunakan
Bearing Driver
- Memasang Collar penghantar
- Memasang bearing sebelah kiri dengan Bearing Driver
- Memasang sil-sil roda

5. Fungsi Tromol
a) Sebagai dudukan sistem rem
b) Sebagai penopang roda pada porosnya
Pemeriksaan tromol meliputi:
a) Keretakan dari flange sekitar lubang jari-jari
b) Keausan dari diameter dalam bagian pengereman
c) Keausaan dudukan bearing

46 46
SistemSistem
Roda Roda

6. Fungsi Jari-jari
- Sebagai penghubung velg dengan tromol
- Sebagai tempat terpasangnya jari-jari
- Sebagai penopang kendaraan
- Sebagai peredam getaran yang timbul oleh jalan

Pola anyaman pada jari-jari:

7. Fungsi Velg atau Rim


- Sebagai dudukan ban luar dan ban dalam
- Sebagai tempat terpasangnya jari-jari
Pemeriksaan velg atau rim dilakukan terhadap keolengan radial
(atas-bawah) maupun aksial (kiri-kanan) dengan menggunakan
dial indicator.

47 47
SistemSistem
Roda Roda

48 48
SistemSistem
Roda Roda

8. Fungsi Ban Luar


a) Ban depan
- Untuk pengendalian sepeda motor secara aman
- Sebagai penyibak/pembelah air pada musim hujan
b) Ban belakang
- Sebagai penyalur tenaga dari mesin
- Sebagai pencengkram jalan

9. Fungsi Ban Dalam


- Untuk membantu menyerap getaran yang ditimbulkan
kondisi jalan
- Sebagai wadah udara

10. Kode Ban

49 49
SistemSistem
Roda Roda

11. Aspek Ratio Ban

50 50
SistemSistem
StarterStarter

Sistem Starter

1. Fungsi Sistem Starter


Untuk memutar crankshaft pada saat menghidupkan mesin.

2. Jenis Sistem Starter


a) Kick Starter :memutar crankshaft dengan dorongan kaki.
b) Electric Starter :memutar crankshaft dengan menggunakan
motor starter yang digerakkan oleh energi
listrik.

3. Komponen Sistem Starter


a) Sepeda motor dengan sistem kopling manual

b) Sepeda motor dengan sistem V-Matic

51 51
SistemSistem
StarterStarter

52 52
SistemSistem
StarterStarter

4. Fungsi Komponen Sistem Starter


a) Motor Starter
i) Fungsi : motor starter dialiri arus listrik dari baterai
dan memutar crankshaft sewaktu starter
switch (tombol starter) diaktifkan.
ii) Komponen

b) Kabel-kabel
Sistem starter mempunyai tiga kabel yang dialiri arus listrik
besar yaitu kabel baterai, kabel motor dan kabel massa.
Ketiganya menggunakan kabel dengan diameter besar. Jika
pemasangan tidak sesuai atau berkarat, maka sistem starter
tidak berfungsi.

c) Starter Relay
i) Fungsi : untuk mengalirkan arus besar dari baterai menuju
motor starter dengan cara mengalirkan arus kecil
ke starter relay

53 53
SistemSistem
StarterStarter

ii) Komponen : starter relay ini mempunyai suatu komponen


elektromagnet didalamnya. Sewaktu arus
kecil mengalir dari baterai ke elektromagnet
ini melalui kunci kontak, starter relay
terhubung sehingga ada arus listrik besar
yang mengalir dari baterai ke motor starter
melalui starter relay.
*Elektromagnet: sebuah kumparan dililit mengitari inti besi dan sewaktu arus
mengalir melalui kumparan maka inti besi dimagnetisir untuk sementara

d) Kunci Kontak
Sistem starter dihidupkan sewaktu kunci kontak diputar ke On
dan dimatikan sewaktu kunci kontak ke Off.

e) Starter Switch
Starter switch mengaktifkan starter relay.

54 54
SistemSistem
StarterStarter

f) Clutch Switch
Switch kopling mendeteksi posisi dari tuas kopling.

g) Neutral Switch
Mendeteksi apakah transmisi dalam keadaan netral atau tidak.

h) Backlight Switches (depan/belakang)


Mendeteksi apakah tuas rem dalam keadaan tertarik atau
bebas. Kendaraan dengan sistem v-matic menggunakan switch
lampu rem sebagai starter inhibitor switches.

i) Side Stand Switch


Mendeteksi apakah side stand dalam kondisi terpasang atau
bebas. Kendaraan dengan sistem v-matic menggunakan side
stand switch sebagai starter inhibitor switches.

j) Harness / Connectors
Harness merupakan lintasan arus listrik dan connector
berfungsi sebagai penghubung komponen-komponen.

55 55
SistemSistem
StarterStarter

56 56
SistemSistem
StarterStarter

k) Baterai
Merupakan sumber daya arus listrik

5. Cara Kerja Sistem Starter


a) Bagaimana arus listrik mengalir ke motor starter

i) Arus listrik kecil mengaktifkan starter relay


Sewaktu kunci kontak dihidupkan dan starter switch ditekan,
arus listrik kecil mengaktifkan starter relay, mengalir dari
baterai ke starter relay melalui kunci kontak dan starter relay
aktif.
ii) Arus listrik besar mengaktifkan motor starter
Sewaktu starter relay diaktifkan, arus listrik besar mengalir
dari baterai ke motor starter melalui starter relay, yang
kemudian menjalankan motor starter.
b) Sistem starter kopling manual dan v-matic (switch starter
inhibitor switches)
i) Kendaraan dengan sistem kopling manual

57 57
SistemSistem
StarterStarter

58 58
SistemSistem
StarterStarter

ii) Kendaraan dengan sistem v-matic

ACG Starter
Fungsi: Memutar poros engkol untuk menghidupkan mesin dengan
menggunakan alternator (stator dan rotor) dan sekaligus sebagai
generator.

1. Komponen ACG Starter

59 59
SistemSistem
StarterStarter

60 60
SistemSistem
StarterStarter

2. Prinsip Alternator/Starter
a) Ketika menghidupkan mesin

b) Ketika mesin hidup (pengisian baterai)

3. Wiring Diagram Alternator/Starter

61 61
SistemSistem
StarterStarter

a) Pada saat mesin dihidupkan

b) Pada saat mesin hidup (pengisian baterai)

62 62
SistemSistem
Gas Buang
Gas Buang

Sistem Gas Buang

1. Sistem Pembuangan
Sistem pada sepeda motor yang berfungsi:
- Meredam Suara
- Mengatur Aliran Gas buang hasil Pembakaran
- Untuk mengoptimalkan tenaga yang di hasilkan mesin
- Sebagai penyaring emisi gas buang (Catalytic Converter)

2. CECS (Crankcase Emission Control System)


Mesin ini dirancang agar tidak ada gas buang yang keluar dari bak
mesin ke udara luar.
Gas buang mesin di masukkan kembali ke ruang bakar melalui
saringan udara, sehingga menghindari pencemaran udara ke
atmosfir.
Sistem ini digunakan untuk semua tipe sepeda motor Honda.

63 63
SistemSistem
Gas Buang
Gas Buang

64 64
SistemSistem
Gas Buang
Gas Buang

3. SASS (Secondary Air Supply System)


Adalah teknologi yang mengatur penyemprotan udara bersih (O2)
ke dalam saluran buang “exhaust port” agar bereaksi dengan gas
sisa pembakaran ( CO & HC) menjadi gas CO2 dan H2O yang tidak
berbahaya dan telah memenuhi standar emisi yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Digunakan untuk semua tipe sepeda motor Honda.
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 141 Tahun
2003).

4. Catalytic Converter
Muffler dilengkapi Catalytic Converter :
Sistem penyaring sisa pembakaran sehingga memenuhi standar
EMISI Euro 3 sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.
Digunakan pada tipe motor Vario, MegaPro, Tiger, PCX, CBR 250
dan unit PGM-FI.

65 65
SistemSistem
Gas Buang
Gas Buang

5. Oksigen Sensor (O2 Sensor)


O2 sensor mendeteksi jumlah oksigen di dalam gas pembuangan.
 O2 sensor terdiri dari sebuah peralatan zirconia berbentuk
cilinder, dan dilapisi dengan emas putih. Bagian dalam dari
peralatan terbuka terhadap atmosfir, sedangkan bagian luarnya
terbuka terhadap gas pembuangan.
 Peralatan zirconia: menghasilkan gaya elektromotif dengan
adanya perbedaan konsentrasi oksigen antara atmosfir dan gas
pembuangan jika suhu lebih tinggi dari nilai tertentu.
 O2 sensor mendeteksi perubahan pada konsentrasi oksigen di
dalam gas pembuangan dengan mengukur gaya elektromotif.
ECM menerima nilai-nilai sebagai voltase.

66 66
SistemSistem
Transmisi
Transmisi

Sistem Transmisi

1. Fungsi Sistem Transmisi


Berfungsi sebagai salah satu komponen untuk mengkonversi torsi
dan kecepatan dari mesin ke roda sesuai kebutuhan

2. Komponen Sistem Transmisi


a) Gear Shift Fork kiri, kanan dan tengah
b) Gear Shift Drum
c) Gear Drum Stopper
d) Gear Shift Positive Stopper
e) Gear Shift Spindle

3. Mekanisme Kerja Transmisi


Pada saat pedal perseneling ditekan, gear shift spindle akan
berputar dan menyebabkan gear shift drum ikut berputar.
Berputarnya shift drum akan menggerakan shift fork ke arah
pergerakan jalur yang ada pada shift drum sehingga gigi transmisi
yang berhubungan dengan shift fork akan bergerak sesuai dengan
pergerakan shift fork pada jalur. Sehingga proses perpindahan gigi
dapat berlangsung sesuai yang dikehendaki.

67 67
SistemSistem
Transmisi
Transmisi

4. Proses Pengoperasian Transmisi

Perseneling Constant Mesh


Komponen:
- Main Shaft / Poros utama
- Counter Shaft
- Shift Fork
- Shift Drum
- Gigi – Gigi Transmisi

68 68
SistemSistem
Transmisi
Transmisi

Susunan Gigi Transmisi


- Gigi mati selalu berhubungan dengan gigi bebas (sejajar)
- Gigi mainshaft dan gigi counter shaft di set (dipertemukan)
pada posisi gigi bebas bertemu dengan gigi mati (berhadapan)

69 69
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

Sistem Pendingin

1. Fungsi Sistem Pendingin


Untuk membatasi temperatur kerja dengan jalan mencegah
terjadinya panas yang berlebihan akibat dari terjadinya
pembakaran dan pergesekan antara komponen mesin Sepeda
Motor Honda.

2. Jenis-jenis Sistem Pendingin


a) Pendinginan dengan udara
i) Dengan udara alami
ii) Dengan udara paksa (menggunakan kipas dan air jacket)
b) Pendinginan dengan cairan pendingin
Cairan pendingin didinginkan oleh aliran udara yang melalui
celah atau kisi-kisi radiator. Selanjutnya cairan pendingin
tersebut dipompa menuju rongga-rongga sirkulasi yang
terdapat disekeliling silinder dan kepala silinder.

3. Mekanisme Kerja
a) Pendinginan dengan udara
Pada Sistem pendinginan dengan udara, sekeliling silinder dan
kepala silinder dilengkapi dengan sirip – sirip pendingin.

Fungsi sirip-sirip:
- Sebagai penghantar panas dari dalam mesin
- Sebagai pengarah aliran udara

70 70
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

b) Pendinginan dengan cairan pendingin


Sebuah sistem pendinginan mesin dengan mensirkulasikan
cairan pendingin (coolant) ke dalam mesin. Coolant menyerap
panas sewaktu ia mengalir pada bagian dalam mesin, kemudian
didinginkan oleh udara sewaktu ia mengalir melalui radiator.

Komponen-komponen sistem pendinginan dengan cairan


pendingin:
1) Coolant: Cairan yang mendinginkan mesin. Sebuah larutan
campuran yang dinamai LLC (Long Life Coolant).
2) Pipa/slang besar/slang kecil air: saluran lintasan untuk
coolant
3) Tangki penyimpanan: Menyimpan coolant untuk sementara
setelah ia memuai akibat panas mesin.
4) Radiator: Menurunkan suhu coolant.
5) Radiator cap: Mempertahankan tekanan agar konstan pada
lintasan pendinginan.
6) Cooling fan: Meningkatkan efek pendinginan dari radiator.
7) Pompa air: Memompa coolant.
8) Thermostat: Mempertahankan suhu mesin pada tingkat
yang ditentukan.
9) Fan switch: Mendeteksi suhu coolant dan menghidupkan/
mematikan cooling fan.

71 71
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

4. Fungsi Coolant dan Komponen Pendingin


a) Coolant (cairan pendingin)
Adalah campuran dari cairan radiator dan air suling.
Fungsi:
i) Mendinginkan mesin
ii) Menaikkan titik mendidih
iii) Menurunkan titik beku
iv) Mencegah karat pada bagian dalam mesin
Perhatian :
Pakailah coolant yang ditentukan di dalam buku pedoman reparasi.

b) Pipa (selang) cairan pendingin / water pipes/hoses/tubes


Pipa air/slang air/slang kecil air berfungsi sebagai hubungan
antara mesin dan sistem pendinginan. Slang kecil air (water
tubes) dibuat dari karet sintetis yang tahan suhu tinggi. Slang
besar air (water hoses) dibuat dari karet sintetis yang tahan
suhu tinggi dan tekanan tinggi.

c) Tangki penyimpanan (reservoir tank)


Cairan pendinginan memuai sewaktu dipanaskan. Tekanan di
dalam lintasan pendinginan bertambah sewaktu suhu coolant
naik. Sewaktu ini terjadi, radiator cap memungkinkan sebagian
72 72
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

coolant untuk melalui siphon tube (slang penyedotan) dan


mengalir ke dalam tangki penyimpanan.
Coolant yang telah mengalir ke dalam tangki penyimpanan
akan kembali ke radiator setelah tekanan di dalam lintasan
pendinginan berkurang.
Tinggi permukaan coolant dapat diperiksa dengan tanda-tanda
UPPER dan LOWER pada tangki penyimpanan.

d) Radiator
Melepaskan panas coolant pada saat melewati pipa radiator
(radiator tube)

e) Radiator Cap
Radiator cap berfungsi :
- Sebagai penutup untuk mencegah kebocoran coolant
- Sebagai klep bertekanan (pressure valve) untuk menaikkan
titik didih coolant.

73 73
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

Perhatian :
- Jangan melepaskan radiator cap pada saat mesin dalam
keadaan panas adalah sangat berbahaya oleh karena coolant
yang panas dapat menyembur keluar.

f) Cooling Fan
Cooling fan berfungsi mengalirkan udara untuk menurunkan
suhu coolant.
Untuk tipe sepeda motor Matic dilengkapi dengan cooling fan
yang terhubung pada flywheel.
Untuk tipe sepeda motor Sport dilengkapi Fan switch yang
berfungsi untuk mendeteksi suhu coolant pada radiator
sehingga hidup dan matinya cooling fan tergantung pada suhu
coolant.

g) Waterpump (pompa cairan pendingin)


Pompa air menaikkan tekanan coolant dan mengirimkannya ke
dalam mesin. Pompa air dikonstruksi sedemikian sehingga

74 74
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

sewaktu impeller berputar, coolant terkena gaya sentrifugal


yang menaikkan tekanannya.

75 75
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

Poros pompa air dilengkapi dengan mechanical seal dan oil seal
untuk merapatkan coolant dan oli mesin.

h) Thermostat Valve
Thermostat valve memindahkan lintasan sirkulasi coolant
tergantung pada suhu coolant agar supaya suhu coolant dapat
dipertahankan pada tingkat yang sesuai.
Sewaktu suhu coolant rendah, seperti segera setelah mesin
dihidupkan, coolant bersirkulasi antara cylinder head dan
cylinder block. Sewaktu suhu coolant naik, thermostat valve
beroperasi sehingga coolant bersirkulasi melalui radiator.

76 76
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

Prinsip pengoperasian thermostat valves:


Lilin tertutup rapat di dalam thermostat valves. Klep-klep ini
bekerja melalui pemuaian dan penyusutan lilin ini sewaktu
suhu coolant mengalami perubahan. Uraian berikut
menjelaskan bagaimana thermostat valves yang khas
beroperasi.

Jenis 1:
Sewaktu suhu coolant rendah, gaya pegas bertindak pada valve
(pellet), dan valve tidak bergerak. Setelah suhu coolant
bertambah, lilin yang memuai secara berangsur mendorong
dan memperpendek pegas, sehingga valve bergerak.

77 77
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

Jenis 2:
Sewaktu suhu coolant rendah, gaya pegas bertindak pada valve
sehingga valve tidak bergerak. Sewaktu suhu coolant
bertambah, lilin yang memuai mendorong spindle melalui fluid
medium. Akan tetapi, oleh karena spindle ada kontak dengan
rangka, maka pellet menurun, sehingga valve membuka.

5. Pemeriksaan Sistem Pendinginan


Pemeriksaan sistem pendinginan termasuk pemeriksaan tinggi
permukaan coolant, pemeriksaan terhadap kebocoran coolant,
dan pemeriksaan slang besar (hoses) dan slang kecil (tubes).

a) Pemeriksaan tinggi permukaan coolant


i) Letakkan kendaraan pada standard tengah di atas
permukaan mendatar.
ii) Panaskan mesin.

78 78
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

iii) Periksalah tinggi permukaan di dalam tangki penyimpanan


secara visual. Tinggi permukaan coolant adalah normal
apabila ia berada di antara tanda-tanda UPPER dan LOWER.

iv) Periksa tinggi permukaan coolant dan tambahkan coolant


apabila tinggi permukaan coolant di dalam tangki
penyimpanan berada di bawah tanda permukaan LOWER.
Jika tinggi permukaan coolant berada pada atau di atas
tanda permukaan UPPER, keluarkan sebagian coolant dari
tangki penyimpanan.

b) Penambahan coolant
Setelah memeriksa tinggi permukaan coolant, tambahkan
coolant jika tinggi permukaan coolant di bawah tanda
permukaan LOWER.
Tambahkan coolant pada tangki penyimpanan. Pakailah coolant
yang ditentukan di dalam buku pedoman reparasi.

79 79
SistemSistem
Pendingin
Pendingin

1. Lepaskan part luar sehingga coolant dapat


ditambahkan tanpa rintangan.
2. Buka tutup tangki penyimpanan dan tambahkan
coolant sampai tinggi permukaan coolant berada
di antara tanda-tanda permukaan LOWER dan
UPPER.
3. Periksa tinggi permukaan coolant sekali lagi dan
periksa bahwa tinggi permukaan coolant berada
di antara garis garis permukaan LOWER dan
UPPER.

80 80
MODUL LANJUTAN
ii
DAFTAR ISI

Identifikasi Alat Ukur..................................................................................... 1

Perawatan Tools .......................................................................................... 21

Wiring Diagram dan Warna Kabel ................................................................ 22

Pengetahuan Produk Baterai ....................................................................... 24

Sistem Pengapian dan Pengisian................................................................. 52

Pengelompokan Komponen Mesin............................................................... 55

Sistem Transmisi Otomatis........................................................................... 57

Sistem Bahan Bakar..................................................................................... 82

Sistem PGM FI ............................................................................................. 94

Pengetahuan Dasar Baut, Mur dan Ring...................................................... 134

Melepas dan Memasang Pengunci Cover Body........................................... 141

Pemeriksaan dan Penggantian Oli Mesin .................................................... 145

5R................................................................................................................. 158

iii
iv
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

Identifikasi Jenis-Jenis Alat Ukur


(Mekanik, Pneumatik & Elektrik)

A. Alat Ukur Mekanik


1. Mistar Baja / Steel Ruler
Fungsi: Untuk mengukur jarak, free play (jarak bebas)
Contoh penggunaan:
a. Mengukur jarak bebas throttle cable
b. Mengukur jarak bebas rem belakang
c. Mengukur jarak bebas handle kopling
d. Mengukur jarak bebas rantai roda

2. Fuller Gauge
Fungsi: Mengukur keregangan/clearance
Contoh penggunaan:
a. Mengukur renggang klep
b. Mengukur renggang pompa oli

1
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

UKURAN CELAH KLEP


TYPE MOTOR TOLERANSI
IN EX
KARISMA 0,03 mm 0,03 mm ± 0,01 mm
KIRANA 0,03 mm 0,03 mm ± 0,01 mm
SUPRA X125 0,03 mm 0,03 mm ± 0,01 mm
SUPRA PGM FI 0,03 mm 0,03 mm ± 0,01 mm
SUPRA X125 HELM IN 0,10 mm 0,17 mm ± 0,01 mm
REVO 100 0,05 mm 0,05 mm ± 0,01 mm
REVO 110 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
ABSOLUT REVO 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
REVO FIT 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
REVO AT 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
BLADE 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
NEW BLADE 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
VARIO SERIES 0,15 mm 0,25 mm ± 0,02 mm
BEAT 0,15 mm 0,15 mm ± 0,02 mm
SCOPY 0,15 mm 0,15 mm ± 0,02 mm
PCX 0,15 mm 0,25 mm ± 0,02 mm
SPACY HELM IN 0,15 mm 0,15 mm ± 0,02 mm
MEGA PRO 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
NEW MEGA PRO 0,80 mm 0,12 mm ± 0,01 mm
TIGER 2000 ALL 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
CS 1 0,10 mm 0,10 mm ± 0,01 mm
CBR 250 R 0,16 mm 0,27 mm ± 0,03 mm
CBR 150 R 0,15 mm 0,25 mm ± 0,03 mm

2
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

3. Jangka Sorong (Vernier Caliper)


Fungsi: Mengukur benda kerja bagian dalam/luar, benda
bertingkat atau kedalaman benda kerja.
Ketelitian: 0,02 mm atau 0,05 mm

3
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

4
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

5
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

4. Outside Micrometer
Fungsi: Outside Micrometer (Mikrometer Luar) berfungsi
untuk mengukur benda kerja bagian luar / diameter luar
dengan ketelitian 0-25mm, 25-50mm dan 50-75mm.

6
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

7
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

8
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

5. Inside Micrometer
Fungsi: Mengukur benda kerja bagian dalam/diameter
dalam dengan ketelitian mikron.

6. Torque Wrench (Kunci Torsi)


Fungsi: Mengencangkan dan mengukur kekencangan (torsi)
dari nut/baut

9
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

7. Dial Gauge
Fungsi: Untuk memeriksa atau mengukur:
a. Kerataan permukaan bidang datar
b. Kerataan permukaan serta kebulatan poros
c. Kerataan permukaan dinding silinder

10
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

11
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

8. Cylinder Gauge
Fungsi: Untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda

12
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

13
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

14
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

15
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

16
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

B. Alat Ukur Pneumatik


1. Compression Gauge
Fungsi: Mengukur tekanan kompresi pada silinder (satuan:
Psi, kg/cm2, Bar)

2. Tire Gauge
Fungsi: Mengukur tekanan angin dalam ban (Psi atau
kg/cm2)

17 17
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

C. Alat Ukur Elektris (Multimeter)


Fungsi: Mengukur besaran kelistrikan komponen (tegangan,
arus dan tahanan)

1. Pengantar Digital Multimeter (DMM)


Sebuah kualitas Digital Multimeter (DMM) adalah alat yang
paling penting yang akan Anda gunakan ketika
troubleshooting sistem listrik. Alat tersebut dapat mengukur
tegangan, arus listrik, dan hambatan.

18 18
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

2. Pengukuran
a. Pengukuran Hambatan
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Sirkuit terbuka (sambungan yang rusak)
- koneksi / sambungan buruk
- Kortsleting
b. Pengukuran Voltase / Tegangan
c. Dengan memeriksa Voltase / tegangan, maka kita dapat memeriksa :
- Kondisi Battere
- Apakah daya battere terpasang atau tidak
- Hubungan yang buruk
- Alternator output
- Sensor output
d. Pengukuran Arus
Dengan memeriksa hambatan / tahanan, maka kita dapat memeriksa :
- Kemampuan Pengisian
- Konsumsi listrik pada tiap komponen

3. Tahapan Pengukuran
a. Hubungkan test lead hitam ke terminal COM (-), dan test
lead tes merah ke voltase terminal (+).
b. Untuk multimeter digital dengan tombol power,
hubungkan terlebih dahulu test lead, kemudian hidupkan
power.

c. Posisi saklar fungsi ke "pengukuran voltase DC".

19 19
Identifikasi
Identifikasi
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Alat Ukur
Alat Ukur

d. Pasang test lead merah ke terminal baterai negatif (-), dan


test lead hitam ke terminal baterai positif (+). Nilai voltase
akan ditampilkan pada layar.

20 20
Wiring Diagram Kelistrikan & Warna
Perawatan
Kabel Tools

Perawatan Tools

Hal-hal penting yang berhubungan dengan perawatan tools:


1. Tidak dibenarkan menggunakan alat yang tidak sesuai
dengan fungsinya
2. Selesai pemakaian harus dibersihkan
3. Mengembalikan peralatan ke tempat semula dengan
teratur
4. Tidak memukul dengan benda lain saat dipergunakan
(kecuali obeng ketok)
5. Apabila tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama,
untuk menghindari korosi maka alat dilumasi oli baru
atau disemprotkan WD-40
6. Penggunaan obeng harus sesuai dengan ukuran mulut
kepala baut.
7. Penggunaan kunci harus sesuai dengan ukuran mur dan
baut
8. Penggunaan palu harus sesuai dengan fungsinya
9. Tidak dibenarkan menggunakan tang yang tidak sesuai
dengan fungsinya

21 21
Wiring Diagram Kelistrikan & Warna
Perawatan
Kabel Tools

Wiring Diagram Kelistrikan & Warna Kabel


Sepeda Motor Honda

22 22
Wiring Diagram
Pengetahuan
Kelistrikan
Produk&Baterai
Warna Kabel

23
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

Pengetahuan Produk Baterai

A. Ikhtisar
Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis.
Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan
yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama
dinamakan vented batteries (baterai berventilasi), dan yang
terakhir valve regulated batteries (Valve Regulated Lead Acid:
VRLA), baterai timah asam yang diatur dengan klep.

24 24
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

25 25
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

1. Fungsi baterai pada sepeda motor


a. Mesin dalam keadaan mati dan sewaktu mesin
dihidupkan:
Baterai akan memasok kebutuhan listrik ke semua
komponen listrik.

b. Pada putaran mesin rendah


Sewaktu daya listrik yang dihasilkan oleh generator lebih
rendah daripada yang diperlukan oleh komponen-
komponen listrik, baik baterai maupun generator
memasok listrik ke komponen-komponen listrik tersebut.

c. Pada putaran mesin tinggi


Sewaktu daya listrik yang dihasilkan oleh generator lebih
tinggi daripada yang diperlukan oleh komponen-
komponen listrik, baterai menyimpan listrik yang
diterimanya dari generator.

26 26
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

27 27
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

2. Pengisian dan pelepasan


Pengisian listrik adalah untuk menyimpan listrik di dalam
baterai. Pelepasan listrik adalah untuk mengeluarkan listrik
yang disimpan di dalam baterai.
Oleh karena listrik yang disimpan di dalam baterai terpakai
pada pelepasan, baterai tidak dapat dipakai kecuali apabila
mereka diisi lebih dulu.

3. Konstruksi baterai
Perbedaan utama antara vented batteries (baterai
berventilasi) dan VRLA batteries (baterai timah asam yang
diatur dengan klep), baik tipe kering dan tipe basah terletak
pada penambahan air.

a. Baterai berventilasi
Baterai berventilasi mempunyai tutup sel pada bagian
atasnya untuk penambahan air suling dan pekerjaan lain.
Ada juga lubang pembuangan untuk mengeluarkan gas
yang dihasilkan pada pengisian listrik.

28 28
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

b. Baterai VRLA (tipe kering dan basah)


Oleh karena VRLA batteries tidak memerlukan
penambahan air suling dan tidak mengeluarkan gas pada
waktu pengisian listrik, tidak ada tutup sel atau lubang
pembuangan.

4. Gas hasil pengisian


Sewaktu baterai diisi muatan listrik, gas-gas (hidrogen dan
oksigen) dihasilkan di dalamnya. Itulah sebabnya mengapa
vented batteries dilengkapi dengan selang pernapasan untuk
mengeluarkan gas-gas yang dihasilkan. Di lain pihak, VRLA
battery menyerap gas-gas yang dihasilkan di dalamnya.

5. Cara penanganan cairan elektrolit


Baterai elektrolit, yang merupakan asam sulfat encer, dapat
menyebabkan kebutaan atau luka bakar jika terkena mata
atau kulit. Juga menyebabkan karat pada permukaan yang

29 29
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

dicat atau logam jika bersentuhan dengan perangkat logam


atau badan kendaraan. Oleh karena itu, pastikan untuk

30 30
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

memakai kacamata pelindung dan sarung tangan saat


bersentuhan dengan baterai.

Ketika cairan elektrolit mengenai manusia atau kendaraan:


Karena elektrolit adalah cairan bening dan tidak berwarna,
maka percikan kecil mungkin tidak dapat terlihat. Berhati-
hatilah untuk tidak memercikkan elektrolit selama servis dan
perawatan. Jika terkena tubuh manusia atau kendaraan,
maka segera ambil tindakan di bawah ini.
 Jika terkena mata cuci mata dengan banyak air bersih
selama minimal 15 menit. Kemudian, kunjungi dokter
mata segera.
 Jika masuk ke mulut atau tertelan, segera kumur
dengan air minum berulang kali. Lalu, minum banyak
air minum dan kunjungi dokter segera.
 Jika bersentuhan dengan kulit atau kendaraan bilas
dengan banyak air. Kemudian, cuci kulit atau
kendaraan dengan sabun atau deterjen.

6. Cara menggunakan Hydrometer


Hydrometer digunakan untuk mengukur berat jenis elektrolit
baterai. Pengukuran berat jenis elektrolit terkait
mengidentifikasikan jumlah/kuantitas listrik dalam baterai
(baik dalam keadaan kosong atau isi).
Prosedur pengukuran:
a. Buka tutup sel dan masukkan hydrometer ke dalam sel

31 31
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

baterai secara vertikal. Perlahan hisap elektrolit


kedalam hydrometer tersebut.

32 32
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

b. Baca skala float tersebut dan pastikan bahwa float


mengambang dalam elektrolit tanpa bersentuhan
dengan tabung kaca.
Catatan:
Untuk mengukur tingkat cairan dalam tabung lain,
point B biasanya yang membaca. Namun, untuk
hydrometer, point A yang membaca. Hal ini
memungkinkan pembacaan berat jenis bahkan ketika
elektrolit keruh.

c. Kembalikan elektrolit yang dihisap ke dalam sel baterai


melalui lubang sel.
*Pastikan untuk mengembalikan elektrolit yang disedot
kedalam sel baterai seluruhnya
d. Hisap elektrolit dari sel baterai lain dan ukur berat
jenisnya.
*Jangan mencampur elektrolit dari satu sel baterai
dengan sel baterai yang lain

Mengubah berat jenis elektrolit pada suhu standar:


Suhu standar untuk mengukur berat jenis elektrolit adalah
20˚ C. Bila suhu elektrolit tidak 20˚ C, hitung berat jenis
dengan formula di bawah ini untuk mengubahnya ke berat
jenis pada suhu standar.

33 33
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

Rumus konversi:
Berat jenis pada suhu standar (20 ˚ C)
= Realisasi pembacaan berat jenis pada t˚ C (suhu
elektrolit) + 0.0007 (t-20)
Misalnya:
1. Ketika berat jenis sebenarnya dari elektrolit pada
35˚ C adalah 1.270, maka berat jenis adalah 1.280
pada 20˚ C.
2. Ketika berat jenis sebenarnya dari elektrolit pada
5˚ C adalah 1.290, maka berat jenis adalah 1.280
pada 20˚ C.
t = suhu elektrolit saat pengukuran

B. Mempersiapkan Baterai Baru


Sebelum Vented Batteries (baterai berventilasi) dan Dry VRLA
batteries (baterai VRLA kering) dipakai, harus dimasukkan
elektrolit dulu kedalamnya. Setelah terisi dengan jumlah
elektrolit yang tepat, dalam banyak kasus mereka dapat
langsung dipakai tanpa disetrum dulu. Namun, adakala bahwa
penyetruman baterai mungkin akan diperlukan tergantung
pada kondisi penyimpanan baterai atau faktor-faktor lain.
Di lain pihak, elektrolit tidak perlu dimasukkan secara manual
ke dalam Wet VRLA batteries (baterai VRLA basah). Namun,
sebelum memakai baterai VRLA basah, ukurlah voltase antara
terminal-terminal baterai.
Contoh-contoh berikut memperlihatkan baterai berventilasi
dan baterai VRLA kering dan basah merk GS - Yuasa, dan
menjelaskan cara mempersiapkan baterai.

34 34
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

1. Persiapan baterai berventilasi


Bacalah uraian di bawah. Periksa bahwa elektrolit sesuai
untuk baterai, kemudian masukkan ke dalam sel-sel
baterai.
Hidrogen dan oksigen akan keluar dari baterai sementara
elektrolit dimasukkan ke dalamnya. Jauhkan pengisian
dari lidah api dan di tempat yang berventilasi baik.

a. Persiapan
Letakkan nampan di atas permukaan mendatar dan
letakkan baterai pada nampan. Bersihkan bagian atas
baterai dari debu. Alasannya adalah bahwa jika debu
memasuki sel baterai selama pengisian elektrolit,
kinerja baterai dapat memburuk.
b. Pelepasan tutup sel dan pipa penyegel
Lepaskan pipa penyegel, kemudian lepaskan tutup sel
dengan obeng.
Jika pengisian elektrolit dijalankan dengan pipa
penyegel terpasang pada baterai, maka gas yang
dihasilkan dapat mengakibatkan ledakan pada baterai.
Pipa penyegel yang dilepaskan tidak perlu dipasang
lagi.

35 35
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

c. Memasukkan elektrolit
Pasang selang dengan panjang yang sesuai pada botol
elektrolit. Isi baterai dengan elektrolit sampai tinggi
permukaan teratas melalui masing-masing lubang sel.
Tinggi permukaan elektrolit akan turun dalam waktu
singkat setelah pemasukan, jadi periksalah tinggi
permukaan elektrolit dan tambahkan elektrolit
seperlunya sampai ke UPPER LEVEL (batas permukaan
teratas). Pastikan bahwa tinggi permukaan elektrolit
tidak melampaui batas permukaan teratas. Jika
melampaui, keluarkan elektrolit yang berlebihan
dengan pipa penetes atau alat lain.

d. Melakukan pemeriksaan kembali tinggi permukaan


elektrolit
Setelah elektrolit dimasukkan dan tinggi permukaan
elektrolit tidak berubah lagi (sekurangnya 20 menit
setelah pemasukan), periksa kembali bahwa tinggi
permukaan elektrolit berada pada UPPER LEVEL. Jika
masih dibawah UPPER LEVEL, tambahkan elektrolit lagi.

36 36
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

e. Pemeriksaan baterai setelah pengisian elektrolit


Setelah mengisi elektrolit, ukurlah berat jenis elektrolit
untuk mengetahui apakah unjuk kerja baterai akan
memuaskan. Jika berat jenis rendah, setrum baterai.

f. Melakukan pemasangan tutup sel


Pasang tutup-tutup sel. Jika elektrolit tertumpah diatas
baterai setelah selesai dengan pekerjaan, cucilah
bagian atas baterai dengan air sambil menjaga agar air
tidak masuk ke dalam baterai.

2. Persiapan baterai VRLA (tipe kering)


a. Melakukan pelepasan segel kedap udara
Letakkan baterai pada permukaan datar dan lepaskan
segel kedap udara diatasnya.

37 37
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

b. Melakukan pemeriksaan elektrolit


Bacalah uraian pada pack elektrolit dan kotak baterai
dengan hati-hati, dan periksalah apakah penggunaan
elektrolit cocok untuk baterai tersebut.

c. Melakukan pelepasan penutup


Lepaskan penutup dari atas pack elektrolit.

38 38
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

d. Memasukkan elektrolit
Secara vertikal pasang pada pack elektrolit ke nozzle
(mulut pipa) baterai untuk memasukkan elektrolit ke
dalam baterai.

e. Melakukan pembuangan pembungkus elektrolit


Setelah mengisi pack elektrolit, tunggu selama minimal
20 menit. (Untuk waktu yang tepat, lihat panduan
baterai.) Periksa apakah elektrolit disuntikkan
seluruhnya. Lalu, buang pack elektrolit.

f. Pemasangan tutup penyegel


Tekan tutup penyegel terhadap baterai sehingga
setengah kencang terpasang pada nozzle baterai
(Langkah 1). Kemudian, tekan lebih lanjut dengan jari-
jari sehingga terpasang seluruhnya pada nozzle dan
permukaan atas dari tutup penyegel menjadi datar
(Langkah 2).
Pemasangan tutup penyegel yang tidak tepat

39 39
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

memungkinkan udara (oksigen) masuk ke dalam


baterai, sehingga akan mengakibatkan oksidasi pada
pelat baterai dan memperpendek umur baterai.

40 40
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

g. Pemeriksaan voltase baterai


Periksa voltase antara terminal-terminal baterai untuk
melihat apakah kinerja baterai mencukupi/layak.
Voltase baterai sebesar 12,4 Volt atau lebih tinggi
menunjukkan bahwa baterai dapat langsung dipakai.
Voltase baterai kurang dari 12,4 Volt menunjukkan
bahwa baterai harus disetrum dulu sebelum dipakai.

3. Persiapan baterai VRLA (tipe basah)


Sebelum baterai VRLA (tipe basah) digunakan pertama
kali, periksa voltase antara terminal baterai untuk melihat
apakah kinerja baterai sudah layak untuk digunakan.
Voltase baterai sebesar 12,4 Volt atau lebih tinggi
menunjukkan bahwa baterai dapat langsung digunakan.
Voltase baterai kurang dari 12.4 V * menunjukkan bahwa
baterai harus di charge sebelum digunakan.

41 41
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

C. Perawatan Baterai
1. Pemeriksaan
Karena struktur baterai berventilasi berbeda dari baterai
VRLA (tipe kering dan basah), maka masing-masing harus
diperiksa secara berbeda. Di bawah adalah pemeriksaan-
pemeriksaan yang diperlukan untuk baterai berventilasi dan
baterai VRLA. Pemeriksaan yang hanya diperlukan untuk
baterai berventilasi dan pemeriksaan yang hanya diperlukan
untuk baterai VRLA.
Pemeriksaan yang diperlukan untuk baterai basah dan VRLA
a. Pemeriksaan visual
Pertama, bersihkan debu dan kotoran dari baterai.
Kemudian, periksalah secara visual, dengan
memperhatikan apakah bagian-bagian berikut
memperlihatkan keadaan yang tidak normal.
 Periksa keretakan atau kerusakan pada baterai. Jika
ada, gantilah baterai
 Periksa apakah ada atau tidak kabel atau post
terminal yang berkarat. Jika ada, gosok bagian yang
berkarat dengan sikat kawat

42 42
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

 Periksa apakah ada atau tidak terminal baterai yang


longgar. Jika ada, kencangkan sekrup terminal
dengan alat. Jika tidak dikencangkan, maka koneksi
akan terlepas

b. Pemeriksaan yang diperlukan untuk baterai basah


 Tinggi permukaan elektrolit
Tinggi permukaan elektrolit baterai basah menurun
ketika digunakan. Jika baterai digunakan terus
menerus dengan tinggi permukaan elektrolit yang
rendah, maka kinerja baterai akan rusak atau
terbakar atau meledak mungkin terjadi. Oleh karena
itu, pastikan untuk memeriksa apakah tinggi
permukaan elektrolit berada di antara batas bawah
(UPPER LEVEL) dan atas (LOWER LEVEL). Jika dekat
dengan batas bawah, maka suntikkan air suling ke
dalam masing-masing sel baterai untuk menaikkan
tinggi permukaan elektrolit ke batas atas.

43 43
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

 Selang pernafasan
Periksalah secara visual bagian-bagian dari selang
pernapasan apakah bengkok, ada lekukan, atau
tersumbat. Juga pastikan bahwa selang pernapasan
telah dialurkan dengan benar.

c. Pemeriksaan yang diperlukan untuk baterai VRLA


(voltase)
Periksa apakah voltase antara terminal-terminal baterai
minimal 12,4 V. Jika dibawah batas minimal, maka
setrumlah baterai. Segera setelah baterai selesai
disetrum, voltase yang diperlihatkan lebih tinggi daripada
voltase sebenarnya. Untuk mengukur voltase setelah
menyetrum baterai, biarkan baterai beristirahat dulu
selama kira-kira 30 menit, kemudian ukur voltase baterai.

44 44
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

2. Pelepasan dan pemasangan baterai


Salah satu ujung dari terminal negatif (-) baterai
dihubungkan ke bagian logam dari sepedamotor seperti
rangka atau mesin. Kemudian, jika terminal positif (+)
dilepaskan atau dihubungkan dengan terminal negatif (-)
yang tersambung pada baterai, kontak dari perkakas logam
atau benda logam lain dengan rangka dapat mengakibatkan
hubungan singkat. Hubungan singkat dapat menyalakan gas
yang dibangkitkan di dalam baterai dan menyebabkan
ledakan. Oleh karena itu, selalu lepaskan terminal negatif (-)
baterai dulu sewaktu melepaskan atau memasang kawat
baterai.

45 45
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

Pelepasan baterai:
 Periksa dan pastikan kunci kontak mati
 Lepaskan terminal baterai negatif (-)
 Lepaskan terminal baterai positif (+)
 Lepaskan baterai
*Untuk baterai basah, keluarkan selang pernapasan
sebelum melepaskan baterai

Pemasangan baterai:
 Pasang baterai pada kendaraan secara aman
*Saat memasang selang pernapasan dari baterai
basah, pastikan tidak membengkokkan atau
melekukkannya
 Pertama, hubungkan terminal positif baterai
*Perhatikan bahwa pemasangan adalah prosedur
kebalikan dari pelepasan
 Kemudian, hubungkan terminal negatif (-).

46 46
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

 Oleskan sedikit gemuk/grease ke terminal untuk


mencegah karat.

47 47
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

3. Hal-hal penting saat pelepasan dan pemasangan baterai


a. Arus pendek antara baterai terminal
Jika terminal positif (+) dihubungkan langsung ke terminal
negatif (-), sebuah hubungan singkat akan terjadi, yang
menghasilkan percikan bunga api. Percikan bunga api
dapat menyalakan gas yang dihasilkan di dalam baterai
dan menyebabkan ledakan. Oleh karena itu, jangan sekali-
kali letakkan alat logam atau benda serupa di atas baterai.

48 48
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

b. Penyambungan ke terminal yang salah


Jika satu kawat baterai dihubungkan ke terminal yang
salah, maka kemungkinan komponen-komponen listrik
dapat mengalami kerusakan

4. Penyetruman (charging)
Baterai diisi oleh generator selama mesin dalam keadaan
hidup. Akan tetapi, jika baterai terkuras muatannya dan
tidak diisi (umpamanya, jika kendaraan lama tidak dipakai
atau jika ignition switch lupa dimatikan), akan sulit bagi
baterai untuk menghidupkan mesin. Jika hal ini terjadi,
pakailah charger (alat penyetrum aki) untuk memasok
muatan listrik ke baterai.
Charger juga dipakai untuk memasok listrik ke baterai
apabila sebuah baterai baru yang sedang dipersiapkan tidak
mempunyai kinerja dengan baik.
Ada dua cara untuk menyetrum baterai. Penyetruman biasa
dan penyetruman cepat.

 Penyetruman biasa
Penyetruman biasa adalah cara untuk menyetrum
baterai dengan arus listrik kecil selama jangka waktu
lama. Jumlah panas yang dihasilkan pada metode ini
adalah rendah, sehingga baterai dapat disetrum tanpa
penurunan pada kinerjanya.

49 49
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

 Penyetruman cepat
Penyetruman cepat adalah metode untuk menyetrum
baterai dengan arus listrik besar selama waktu pendek.
Metode penyetruman ini memperpendek umur
pemakaian baterai. Oleh karena itu, kecuali dalam
keadaan darurat, setrumlah baterai dengan metode
penyetruman biasa. Selama penyetruman cepat, jaga
agar arus listrik tidak lebih tinggi daripada aliran arus
listrik yang ditentukan untuk penyetruman selama 1
jam.

5. Charger
Pakailah charger yang dirancang untuk dipakai untuk
menyetrum baterai sepedamotor. Sewaktu mengisi baterai
VRLA, pakailah charger yang dirancang untuk dipakai pada
baterai VRLA untuk sepedamotor. Oleh karena kapasitas
baterai sepedamotor rendah, pengisian dengan alat
penyetrum baterai mobil dapat mengakibatkan
overcharging. Untuk mengetahui dengan detail tentang
bagaimana menyetrum baterai dengan charger tertentu,
bacalah manual untuk charger itu dengan cermat.

50 50
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

a. Prosedur penyetruman
Penyetruman baterai dengan cara yang salah/terbalik
(positif dan negatif) dapat memperpendek masa pakai
baterai. Berikut adalah contoh bagaimana untuk
menyetrum baterai.
1. Persiapan sebelum pengisian baterai
o Melakukan pelepasan tutup sel
Pada baterai berventilasi, lepaskan semua tutup
sel untuk mengeluarkan gas yang akan dihasilkan
selama penyetruman baterai.
Namun, pada baterai VRLA (tipe kering dan tipe
basah), gas yang dibangkitkan diserap di dalam
baterai, sehingga tidak perlu melepaskan tutup-
tutup penyegelan. Jangan melepaskan tutup-
tutup penyegelan secara paksa dengan obeng
atau alat lain.

51 51
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

o Pemeriksaan tinggi permukaan elektrolit


Selama waktu pemakaian atau penyimpanan
baterai berventilasi, tinggi permukaan elektrolit
secara berangsur berkurang. Penyetruman
baterai dengan tinggi permukaan elektrolit yang
terlalu rendah dapat memperburuk unjuk kerja
baterai. Periksalah tinggi permukaan elektrolit
sebelum menyetrum baterai.
Oleh karena baterai VRLA tidak memerlukan
penambahan air suling, mereka dibuat
sedemikian sehingga tinggi permukaan
elektrolitnya tidak dapat diperiksa secara visual.

2. Menghubungkan ke charger
Periksa bahwa charger (alat penyetrum aki) dalam
keadaan mati. Hubungkan kabel merah (+) dari
charger ke terminal positif (+) baterai, dan kabel
hitam (-) ke terminal negatif (-) baterai.
Penyambungan salah satu kabel dengan salah dapat
menimbulkan kerusakan pada charger atau baterai.

52 52
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

53 53
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

3. Penyetruman (charging)
Aturlah arus pengisian dan waktu dengan mengikuti
instruksi pada buku pedoman reparasi atau buku
manual untuk baterai atau charger. Kemudian,
hidupkan charger untuk menyetrum baterai dengan
metode penyetruman biasa.

b. Pemeriksaan setelah penyetruman


Periksa apakah baterai telah berhasil di setrum dengan
baik.

54 54
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

6. Hal-hal penting saat penyetruman baterai


a. Hati-hati terhadap peningkatan suhu elektrolit selama
penyetruman baterai
Perhatikan dengan saksama setiap kenaikan pada suhu
elektrolit. Alasannya adalah bahwa kenaikan pada suhu
selama penyetruman baterai dapat mengakibatkan
penurunan pada kinerja baterai atau persoalan lain. Jika
suhu baterai hampir melampaui batas suhu teratas*
sewaktu baterai disetrum, hentikan penyetruman baterai
dan tunggu sampai suhu turun, atau setrum
dengan arus pengisian yang lebih rendah.

55 55
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

b. Jauhkan api dari penyetruman baterai


Isi baterai di tempat yang berventilasi baik dan jauh dari
api. Alasannya adalah bahwa gas-gas yang dihasilkan
selama pengisian baterai (hidrogen dan oksigen) dapat
terbakar dan meledak.

c. Hindari overcharging
Pemasokan listrik secara berlebihan kepada sebuah
baterai menghasilkan gas dengan mendadak,
mengakibatkan keretakan pada baterai, keadaan
terbakar, atau ledakan. Oleh karena itu, berhati-hatilah
untuk menghindari overcharging sewaktu menyetrum
baterai (terutama selama penyetruman dengan cepat).

d. Hindari penyetruman baterai yang dihubungkan secara


paralel
Jangan menyetrum beberapa baterai sekaligus yang
dihubungkan secara parallel. Bahkan walaupun kapasitas
baterai adalah sama, kondisi dari masing-masing baterai
mungkin berlainan. Oleh karena itu, arus pengisian akan
berbeda di dalam masing-masing baterai.

56 56
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

7. Bagaimana mengukur voltase baterai dengan multimeter


digital
Gambar di bawah menunjukkan multimeter digital. Bagian
ini menjelaskan bagaimana cara untuk mengukur voltase
baterai dengan multimeter digital. Untuk informasi yang
lebih detail, lihat panduan multimeter.

a. Hubungkan test lead hitam ke terminal COM (-), dan


test lead tes merah ke voltase terminal (+).
*Untuk multimeter digital dengan tombol power,
hubungkan terlebih dahulu test lead, kemudian
hidupkan power

57 57
Pengetahuan
Pengetahuan
Produk
Produk
Baterai
Baterai

b. Posisi saklar fungsi ke “pengukuran voltase DC”

c. Pasang test lead merah ke terminal baterai positif (+),


dan test lead hitam ke terminal baterai negatif (-).
Voltase akan ditampilkan pada layar.

58 58
SistemSistem
Pengapian
Pengapian
& Sistem
& Sistem
Pengisian
Pengisian

Sistem Pengapian
dan Sistem Pengisian

A. Sistem Pengapian
Adalah suatu sistem pada sepeda motor yang berfungsi untuk
menghasilkan api pada busi

59 59
SistemSistem
Pengapian
Pengapian
& Sistem
& Sistem
Pengisian
Pengisian

Jenis-jenis Sistem Pengapian:


1. Sistem pengapian CDI-AC

2. Sistem Pengapian CDI-DC

60 60
SistemSistem
Pengapian
Pengapian
& Sistem
& Sistem
Pengisian
Pengisian

B. Sistem Pengisian
Adalah suatu sistem pada sepeda motor yang berfungsi untuk
melakukan pengisian (charging) pada baterai

61 61
Pengelompokan
Pengelompokan
Komponen
Komponen
MesinMesin

Pengelompokan Komponen Mesin

A. Kelompok Bagian Mesin Sebelah KIRI

B. Kelompok Bagian Mesin Sebelah ATAS

62 62
Pengelompokan
Pengelompokan
Komponen
Komponen
MesinMesin

63 63
Pengelompokan
Pengelompokan
Komponen
Komponen
MesinMesin

C. Kelompok Bagian Mesin Sebelah KANAN

D. Kelompok Bagian Mesin Sebelah TENGAH

64 64
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

Sistem Transmisi Otomatis

A. Garis Besar Sistem V-Matic


Sistem V-Matic adalah mekanisme otomatis yang mengubah
perbandingan gigi tanpa langkah-langkah dan mengubah daya
mesin menjadi gaya dorong optimal tanpa kejutan adanya
pergantian gigi.

65 65
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

 Bagaimana daya mesin diteruskan ke roda belakang

 Transmisi kecepatan variable belt drive


Dengan transmissi kecepatan variabel belt-drive (digerakkan
oleh tali sabuk), kecepatan perputaran dan torsi berubah
sewaktu diameter pulley berubah.

66 66
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

 Bagaimana diameter pulley berubah mengikuti kondisi


perjalanan

67 67
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

B. Konstruksi dan Pengoperasian Sistem V-Matic


Diameter pulley akan berubah mengikuti keseimbangan gaya
sentrifugal yang terjadi pada weight rollers di dalam drive
pulley dan gaya pegas yang bertindak pada movable driven
face.
 Sewaktu kecepatan mesin rendah ( gaya sentrifugal yang
bertindak pada weight roolers lebih kecil dari pada gaya
pegas)
- Diameter drive pulley : Kecil
- Diameter driven pulley : Besar
 Sewaktu kecepatan mesin tinggi ( gaya sentrifugal yang
bertindak pada weight roolers lebih besar dari pada gaya
pegas
- Diameter drive pulley : Besar
- Diameter driven pulley : Kecil

 Komponen V-Matic

68 68
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

 Drive pulley
 Kontruksi drive pulley

 Pengoperasian drive pulley


1. Kecepatan rendah
Sewaktu kecepatan mesin rendah, gaya sentrifugal
yang terjadi pada weight roolers kecil dan posisi
movable drive face tidak berubah.

69 69
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

2. Kecepatan tinggi
Ketika kecepatan mesin tinggi, akibat gaya sentrifugal,
weight rollers bergerak menuju keliling dari movable
drive face, sampai posisi stop telah dicapai. sehingga,
drive belt terdorong seluruhnya ke keliling dari pulley.

3. Kecepatan bervariasi (variable speed range)


Sewaktu kecepatan mesin naik akibat gaya sentrifugal,
weight roolers berputar pada ramp plate. Movable
drive face bergerak sehingga mengurangi lebar pulley.

70 70
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

71 71
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

 Driven pulley
 Konstruksi driven pulley

 Pengoperasian drive pulley


1. Kecepatan rendah
Pada daerah jangkauan kecepatan rendah, gaya
sentrifugal yang terjadi pada weight rollers (1)
adalah kecil, dan torsi mesin kecil, oleh karena itu
tegangan belt adalah rendah.

72 72
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

73 73
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

2. Kecepatan tinggi
Pada kecepatan tinggi, gaya sentrifugal adalah
besar, dan weight rollers (1) tetap pada keliling luar
dari movable drive face (3). Pada keadaan ini,
tegangan belt tetap tinggi bahkan walaupun
kecepatan mesin atau perlawanan terhadap
perjalanan berubah sedikit. Oleh karena itu,
tegangan belt tetap mengatasi gaya pegas dari
movable driven face spring (2).

3. Kecepatan bervariasi (variable speed range)


Sewaktu kecepatan mesin meningkat, gaya
sentrifugal yang terjadi pada weight rollers (1)
membesar. Weight rollers (1) mendorong movable
drive face (3) dan mendorong drive belt menuju ke
keliling luar. Tegangan belt naik dengan torsi mesin,
dan mengatasi gaya pegas dari movable driven face
spring (2). Movable driven face (4) terdorong dan
mengembang untuk mengubah perbandingan gigi
(berpindah secara kontinu ke atas). Pada waktu ini,
kecepatan mesin bertambah, tetapi kecepatan
kendaraan bertambah lebih cepat dari pada
kecepatan mesin.

74 74
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

 Kopling Sentifugal Otomatis


 Konstruksi kopling sentrifugal otomatis

75 75
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

 Pengoperasian kopling sentrifugal otomatis


Sewaktu kecepatan perputaran dari drive plate (driven
pulley) meningkat, gaya sentrifugal yang terjadi pada
clutch weights membesar, sehingga clutch weights
mengembang dan linings kontak dengan clutch outer,
sehingga timbullah gesekan. Gaya gesekan ini
menyebabkan clutch outer ikut berputar dan meneruskan
daya mesin ke drive shaft yang berhubungan melalui
spline.

 Damper Rubbers
 Mencegah pergerakkan clutch weight jika kecepatan
perputaran crankshaft sedikit.
 Mengurangi benturan yang terjadi pada waktu clutch
weight pada saat pengembalian.
 Mengurangi suara dari clutch weight akibat getaran.

76 76
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

77 77
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

Damper rubbers terkena panas dari kopling, gaya


gesekan, dan gaya pegas dari shoe spring. Ini
mengakibatkan pemburukan damper rubbers akibat
pemakaian (deformasi, keausan, sayatan, atau kerusakan
lain).

 Drive Belt
Drive belts terbuat dari karet sintetis dan mengandung fiber
sehingga tahan terhadap perentangan, pelenturan, dan
kompressi lateral.

78 78
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

79 79
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

C. Pemeriksaan-Penggantian Drive Belt dan Koplins Sentrifugal


Otomatis

1. Pemeriksaan Drive Belt


a. Lepaskan air duct
Longgarkan sekrup pita penjepit dan lepaskan air duct.

b. Lepaskan left crankcase cover assembly


Lepaskan baut-baut pemasangan dan lepaskan left
crankcse cover assembly.

Catatan: tidak perlu melepaskan kick arm dari left


crankcase cover

80 80
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

2. Pemeriksaan keausan Drive Belt

3. Pemeriksaan goresan, retak & kerusakan lain pada Drive Belt


Jika anda memeriksa drive belt secara visual, anda tidak
perlu melepaskan belt. Periksa bagian atas, samping, dan
bagian bawah terhadap goresan, retak-retak, dan kerusakan
lain.

4. Pemeriksaan kopling sentrifugal otomatis


a. Lepaskan Drive Face
Tahan drive face dengan clutch center holder lalu buka
mur drive face dan lepaskan drive face.

81 81
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

b. Lepaskan Clutch Outer


Tahan clutch outer dengan flywheel holder kemudian
lbuka mur clutch outer dan lepaskan clutch outer.

5. Pemeriksaan Clutch Weight linings terhadap keausan


Dengan memakai vernier calipers, ukur tebal lining pada titik
paling tipis.
Jika nilai yang diukur melebihi batas servis, gantilah clutch
weight.

82 82
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

83 83
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

6. Pembongkaran Driven Pulley assembly


a. Lepaskan Driven Pulley assembly (drive belt)
Lepaskan Driven Pulley assembly dan Drive Belt dari
Drive Shaft.

b. Lepaskan Movable Drive Face assembly


Lepaskan movable drive face assembly sambil
menahan ramp plate pada bagian belakang dari
movable drive face assembly.

c. Lepaskan mur Clutch Driven Pulley


Tahan driven pulley assembly dengan special tool dan
lepaskan mur clutch driven pulley.

84 84
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

85 85
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

d. Pisahkan Driven Pulley & Clutch Weight Assembly


Lepaskan driven pulley assembly dari catok. Secara
berangsur longgarkan handel dari special tool (clutch
spring compressor). Setelah pegas telah memanjang
sepenuhnya, lepaskan driven pulley, driven face spring,
dan spring sheet bersama-sama.

86 86
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

7. Pembongkaran Clutch Weight assembly


a. Lepaskan Side Plate
Gunakan obeng, untuk melepaskan E-clips dan side
plate.

b. Lepaskan Shoe Spring


Lepaskan shoe pring dengan menggunakan tool
dengan ujung tajam.

c. Lepaskan Clutch Weight


Geser clutch weight dan lepaskan clutch weight dari
damper rubber. Angkat clutch weight dan lepaskan dari
drive plate.

87 87
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

8. Melepaskan Damper Rubbers


a. Lepaskan Damper Rubbers dari Drive Plate

b. Pemeriksaan Damper Rubbers


Periksa damper rubbers secara visual terhadap
keausan, retak-retak, sayatan, deformasi, dan
kerusakan lain.

9. Perakitan Clutch Weight Assembly


a. Pasang Damper Rubbers pada Drive Plate

88 88
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

b. Pasang Clutch Weights dan dorong terhadap Damper


Rubbers.

c. Pasang Shoe Springs


Dengan menggunakan tool dengan ujung yang tajam,
pasang shoe springs.

d. Pasang Side Plates


Pasang side plate pada bosses pada clutch weights
dengan bagian ujung tajam menghadap ke atas.

89 89
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

Pukul dengan menggunakan palu secara merata


mengelilingi ketiga bosses menggunakan alas balok
kayu.

e. Pasang E-Clips
Dengan menggunakan tang, pasang E-clips pada alur-
alur E-clip dari bosses.

90 90
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

10. Perakitan Driven Pulley Assembly


a. Pasang mur Clutch Driven Pulley
Tahan driven pulley assembly dengan special tool dan
pasang mur clutch driven pulley.
b. Ikuti prosedur pada gambar di bawah.

11. Pemasangan Drive Belt


a. Pasang Movable Drive Face Assembly
Pasang weight rollers dan ramp plate pada movable
drive face.
Pasang drive face boss ke dalam movable driveface.
Sementara menahan ramp plate yang berada di
belakang, pasang movable drive face assembly pada
crankshaft.

91 91
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

b. Pasang Drive Belt pada Driven Pulley assembly


Tarik drive belt, putar drive belt searah jarum jam
untuk menyelipkan drive belt di antara kedua faces.

c. Pasang Driven Pulley assembly


Dengan drive belt terselip di antara kedua faces,
pasang driven pulley assembly pada drive shaft.

92 92
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

d. Pasang Drive Face


Pasang drive face pada crankshaft dan untuk
sementara kencangkan mur drive face.

e. Kencangkan mur Drive Face


Tahan drive face dengan clutch center holder, dan
kencangkan mur drive face dengan torsi yang
ditentukan.

f. Pasang Clutch Outer


Tahan clutch outer dengan special tool dan kencangkan
mur clutch outer dengan torsi yang ditentukan.

93 93
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

g. Kencangkan Drive Belt


Putar crankshaft (drive pulley) sekitar 20 kali untuk
mengencangkan drive belt.

h. Pasang Left Crankcase Cover assemby


Tepatkan tonjolan-tonjolan pada starter pinion holder
dengan alur-alur pada case. Pasang kedua Dowel pins
pada left crankcase, dan kemudian tempatkan left
crankcase cover gasket. Kemudian periksa bahwa
lubang-lubang sekrup telah bertepatan dengan lubang-
lubang gasket dan pasang left crankcase cover
assembly.

94 94
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

95 95
SistemSistem
Transmisi
Transmisi
Otomatis
Otomatis
(V-Matic)
(V-Matic)

i. Pasang Air Duct


Pasang air duct pada left cranckcase cover, pastikan
telah duduk dengan benar satu sama lain, dan
kencangkan sekrup pita penjepit.
*ukuran torsi lihat BPR

j. Kencangkan Drive Belt


Hidupkan mesin, buka throttle dengan pelan, dan
periksa bahwa roda belakang berputar dengan lancar
dan berputar makin cepat.

96 96
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

Sistem Bahan Bakar

A. Garis Besar Sistem Bahan Bakar


Sistem bahan bakar sepeda motor terdiri dari bagian-bagian
seperti:
Tangki bahan bakar, tutup tangki bahan bakar, katup bahan
bakar, saringan bahan bakar, selang bahan bakar, karburator,
dan saringan udara.

B. Fungsi & Komponen Sistem Bahan Bakar


1. Fungsi sistem bahan bakar:
a. Sebagai penyuplai bahan bakar
b. Membersihkan bahan bakar dari kotoran
c. Mengubah bahan bakar cair menjadi bahan bakar
gas
d. Mengatur suplai bahan bakar sesuai kebutuhan
mesin
2. Komponen sistem bahan bakar:
a. Tangki dan tutup tangki
b. Saringan bensin
c. Kran dan selang bensin
d. Saringan udara
e. Karburator (Sistem konvensional) atau Sistem
PGM-FI
97 97
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

C. Fungsi & Komponen Sistem Bahan Bakar Tipe Konvensional


(Karburator)
1. Tangki Bahan Bakar
Berfungsi untuk menampung bahan bakar
a. Tipe Sport

Komponen:
1. Tutup tangki (fuel filler cap)
2. Saringan bahan bakar dalam tangki (screen set
fuel strainer)
3. Kran bahan bakar (fuel cock)
4. Selang bahan bakar (fuel tube)
5. Saringan bahan bakar tambahan (fuel strainer)
6. Pengukur bahan bakar (fuel gauge)

b. Tipe Cub

Komponen
1. Tangki bahan bakar (fuel tank)
2. Tutup tangki (fuel filler cap)
3. Selang bahan bakar (fuel tube)
4. Saringan bahan bakar (fuel strainer)
5. Auto Cock Fuel  tipe karisma
6. Pengukur bahan bakar (fuel gauge)
98 98
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

2. Tutup Tangki (Cap Fuel Filler)


Fungsi:
a. Penutup dan pelindung lubang pemasukan dari
debu dan air
b. Tempat sirkulasi udara atau pernafasan pada aliran
bahan bakar
c. Menjaga bensin tidak tumpah

Tutup tangki dengan Check Ball:

3. Kran Bahan Bakar (Fuel Cock)

99 99
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

10 100
0
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

Kran Bensin Otomatis (Auto Fuel Cock):

4. Saringan Udara (Air Cleaner)


Berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke
karburator dan ruang bakar.

Saringan Udara yang Kotor menyebabkan:


 Saluran - saluran karburator tersumbat
 Piston dan silinder akan lebih cepat aus

Jenis saringan udara:

10 101
1
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

D. Fungsi & Komponen Karburator


1. Fungsi karburator:
a. Merubah bahan bakar cair menjadi gas/kabut.
b. Mencampur bensin dan udara dengan
perbandingan yang tepat sesuai kebutuhan mesin.
c. Menyuplai campuran bahan bakar + udara ke
dalam ruang bakar.

2. Komponen karburator:

E. Jenis Sistem Karburasi

1. Karburator konvensional (Piston Valve - PV)


Karburator Piston valve (PV) terdiri dari bagian seperti
throttle valve, main jet, slow jet dan float.

10 102
2
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

2. Karburator Constant Velocity (CV)


Karburator kecepatan konstan (CV) terdiri dari bagian
seperti katup throttle, main jet, slow jet, float, dan
vacuum piston.

3. Throttle Body (PGM-FI)


Dibahas tersendiri secara khusus

10 103
3
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

F. Prinsip Kerja Karburator


Perbandingan Udara dan Bahan Bakar (Air Fuel Ratio/ AFR):
1. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar (AFR) teoritis =
1:15, artinya untuk membakar habis 1 gram bensin
diperlukan 15 gram (kadar Oksigen dalam udara 35%).
2. Campuran kaya (1:13) menjadikan pemakaian bahan
bakar boros.
3. Campuran miskin (1:17) menjadikan pemakaian bahan
bakar irit.

 Kebutuhan campuran bensin dan udara pada mesin sangat


bervariasi sesuai temperatur, beban dan percepatan mesin.
 Putaran stasioner, beban berat dan percepatan tinggi
membutuhkan campuran kaya.
 Putaran menengah dan beban ringan membutuhkan campuran
miskin.

10 104
4
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

10 105
5
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

Tipe Katup Gas (Throttle Valve) :


 Piston Valve
Katup gas bentuk piston yang naik turun membentuk
venturi dan digerakkan langsung oleh kabel gas.
Digunakan pada hampir semua SMH.
 Butterfly Valve
Katup gas bentuk kupu-kupu. Besarnya venturi ditentukan
oleh kevakuman mesin.
Karburator jenis ini disebut Carburator jenis Constant
Velocity. Digunakan pada tipe Sonic dan Phantom.

G. Cara Kerja Karburator


1. Sistem Pelampung

10 106
6
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

2. Sistem Choke

3. Putaran Stasioner

10 107
7
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

4. Kecepatan Menengah

5. Kecepatan Tinggi

10 108
8
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

H. Karburator TPFC

Cara Kerja TPFC

I. Karburator ACV

10 109
9
SistemSistem
BahanBahan
Bakar Bakar

J. Cara Kerja Auto by Starter

11 110
0
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

Sistem PGM-FI

A. Latar Belakang
1. Lingkungan dan Regulasi Emisi
a. Lingkungan:
i. Perubahan lingkungan saat ini semakin
membahayakan kehidupan
ii. Volume CO meningkat  ozon rusak 
pemanasan global
iii. Peningkatan industri dan populasi kendaraan
bermotor  peningkatan kadar CO dan
kelangkaan sumber energi
iv. Kadar CO dan konsumsi energi dapat dikurangi
dengan meningkatkan
v. Dibutuhkan teknologi yang efisien bahan bakar
dan lebih ramah lingkungan
b. Regulasi Emisi:
i. Regulasi emisi standar EURO banyak digunakan
sebagai acuan tata kelola kualitas udara
ii. Hampir semua negara mengaplikasikan EURO
3,dan negara-negara di Asia mulai mengikuti
iii. Di masa depan, semua negara akan
menerapkan regulasi EURO
iv. Interval tahapan pelaksanaan standar EURO
makin pendek dan dipercepat
v. Penerapan standar EURO semakin dibutuhkan
untuk mengendalikan emisi

11 111
1
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

2. Sejarah PGM-FI

11 112
2
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

11 113
3
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

96
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

B. Pengenalan Sistem PGM-FI


Sistem suplai bahan bakar dengan menggunakan teknologi
kontrol secara elektronik yang mampu mengatur pasokan
bahan bakar dan udara secara optimum yang dibutuhkan oleh
mesin pada setiap keadaan.
* PGM-FI is a registered trademark of Honda Motor Co., Ltd

1. Perbandingan sistem suplai bahan bakar:

2. Perbandingan dimensi partikel bahan bakar

97 97
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

98 98
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

3. Keunggulan sistem PGM-FI


a. Lebih irit BBM

b. Fuel Economy

c. Performa lebih baik

99 99
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

d. Mesin mudah dihidupkan

e. Mudah perawatan

100 10
0
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

f. Ramah lingkungan

101 10
1
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

4. Garis Besar Sistem PGM-FI


a. Komponen Sistem PGM-FI

102 10
2
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

b. Prinsip Kerja Sistem PGM-FI

C. Sistem PGM-FI
1. Sistem Aliran Bahan Bakar
a. Komponen dalam sistem PGM-FI

103 10
3
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

b. Aliran bahan bakar dalam sistem PGM-FI

c. Pompa bahan bakar

104 10
4
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

i. Bagan pompa bahan bakar

ii. Sistem kerja pompa bahan bakar

105 10
5
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

105
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

d. Pressure Regulator
Bagian atas dari pressure regulator terkena
tekanan bahan bakar di dalam saluran bahan
bakar. Jika tekanan bakan bakar melebihi tekanan
standar (294 Kpa), maka valve akan terdorong
membuka. Bahan bakar melalui valve dan kembali
ke tangki bahan bakar.

i. Pengukuran tekanan pompa bahan bakar


Pompa bahan bakar berfungsi memompa
bahan bakar dari fuel tank ke injector sesuai
dengan kebutuhan mesin yang di kendalikan
oleh ECM. Pompa bahan bakar adalah sebuah
impeller (turbin). Pompa yang digerakkan oleh
motor 12V-DC dengan tekanan konstan 294
kPa (3,0 kgf/cm2).
Berikut adalah peralatan yang diperlukan
untuk melakukan pengukuran pompa bahan
bakar:

106 106
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

ii. Prosedur pengukuran tekanan pompa bahan


bakar

e. Fuel Injector

107 107
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

i. Nozzle Fuel Injector

ii. Posisi penyemprotan bahan bakar

iii. Cara kerja Injector

108 108
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

109 109
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

f. Fuel Feed Hose (selang pemasukan bahan bakar)

g. Throttle Body

110 110
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

111 111
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

h. Idle Air Screw

Pemeriksaan putaran stasioner mesin

112 112
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

113 113
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

i. Idle Air Control Valve (IACV)

114 114
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

2. Sistem Kontrol Elektronik

115 115
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

113
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

114
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

115
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

116
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

a. Hubungan antara tahanan dan voltase

b. Sensor sistem PGM-FI


i. Temperature Sensor
Banyak dari sensor yang mendeteksi perubahan
suhu memakai thermistor. Prinsip dasar dari
thermistor adalah perubahan nilai tahanan
(resistance) jika suhu/temperatur yang mengenai
thermistor ini berubah. Thermistor ini merupakan
gabungan antara kata thermo (suhu) dan resistor
(alat pengukur tahanan).

117 117
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

Voltase dari listrik yang mengalir melalui


thermistor berubah berdasarkan pada suhu yang
dideteksi dan voltase yang dihasilkan dipakai
sebagai sinyal pengeluaran dari sensor suhu.
Tahanan dari thermistor menjadi lebih kecil
sewaktu suhu bertambah.

118 118
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

119 119
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

ii. Throttle Position (TP) Sensor

iii. Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor

iv. Ignition Pulse Generator (CKP) Sensor

120 120
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

121 121
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

v. Oksigen (02) Sensor

Perubahan voltase dalam kaitannya dengan


perbandingan udara dan bahan bakar:

122 122
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

vi. Bank Angle Sensor

123 123
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

3. Self Diagnostic Function & Troubleshooting


a. Self Diagnostic Function (Fungsi Diagnosa
Mandiri)
Sewaktu ECM mendeteksi tanggapan yang tidak
normal dari sistem PGM-FI, maka MIL (malfuction
indicator lamp) akan berkedip sesuai dengan fungsi
pendiagnosaan mandiri dari sistem agar dapat
memberitahu kepada pengendara tentang adanya
masalah pada sepedamotor (MIL terletak pada
panel speedometer).

124 124
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

MIL (Malfunction Indicator Lamp)


Terdapat 2 jenis kedipan MIL, yaitu kedipan pendek
(0.3detik) dan kedipan panjang (1.3detik).
MIL berkedip pendek berarti 1 dan MIL berkedip panjang
berarti 10. Jika dua atau lebih kode kegagalan yang
terdeteksi, maka semua kode akan dikeluarkan secara
berulang-ulang.

125 125
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

Pemeriksaan histori kode kegagalan dalam ECM


Apabila kerusakan pada sensor sudah diperbaiki, maka
MIL tidak akan berkedip. Akan tetapi ECM masih
merekam/menyimpan adanya kode kegagalan yang
terjadi sebelumnya. Bisa ketahui dengan cara
memasangkan DLC short connector pada DLC.

126 126
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

Prosedur menghapus kode kegagalan dalam ECM

127 127
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

128 128
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

Prosedur menghapus kode kegagalan yang tidak berhasil


Proses penghapusan tidak berhasil jika DLC short
connector tidak tersambung dalam waktu 5 detik
(Langkah no 6 salah), maka lampu indikator MIL akan
menyala terus (tidak berkedip), Hal ini menunjukkan
bahwa proses penghapusan tidak berhasil (memori
kerusakan masih tersimpan di ECM).
Apabila kunci kontak diputar ke posisi “OFF” kemudian
diputar “ON” lagi, indikator FI akan berkedip sesuai
dengan kode kegagalan yang masih tersimpan.

Prosedur reset TP sensor dan ECM


Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Pastikan ECM tidak menyimpan kode kegagalan.
2. Jika kode kegagalan tersimpan dalam ECM, maka
proses reset sensor TP / ECM tidak dapat dilakukan.
3. Lakukan reset sensor TP/ ECM apabila salah satu
dari part yang berhubungan dengan sistem bahan
bakar diganti dengan yang baru, diantaranya :
• Throttle body/pipa intake
• Idle air screw
• Pompa bahan bakar/saringan bahan bakar
• Injector
• Sensor O2

129 129
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

4. Lakukan reset sensor TP / ECM apabila salah satu


dari part mesin diganti dengan yang baru/pada saat
overhaul, diantaranya :
• Cylinder head/valve/valve guide/valve seat
• Cylinder/piston/ring piston

Urutan prosedur reset TP sensor/ECM:


1. Putar kunci kontak ke OFF
2. Lepaskan penutup DLC dan pasang DLC connector
3. Lepaskan konektor sensor EOT.
4. Hubungkan terminal-terminal konektor sisi kabel
dengan kabel jumper (jumper line)
Hubungan: kabel warna Kuning/biru – Hijau/jingga

5. Putar kunci kontak ke posisi ”ON”,


6. Lepaskan jumper line dari konektor sensor EOT.
MIL berkedip selama 10 detik (pola penerimaan
reset) Putar kunci kunci kontak ke posisi OFF
7. Pasang kembali konektor sensor EOT
8. Lepaskan DLC short connector, tutup kembali DLC
short connector dengan penutup DLC
9. Hidupkan mesin pada putaran stasioner selama
kurang lebih 20 menit.

130 130
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

131 131
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

Prosedur Altitude Setting (setting ketinggian)


Pilih MODE yang cocok dengan sesuai dengan ketinggian
daerah setempat, sebagai contoh :
MODE 1 : Dari titik mula altitude tinggi (ketinggian
diatas permukaan laut melebihi 2000 m)
ke Altitude rendah (ketinggian diatas
permukaan laut kurang dari 2000 m)
MODE 2 : Ketinggian 2.000 – 2.500 m diatas
permukaan laut
MODE 3 : Ketinggian 2.500 – 3.500 m diatas
permukaan laut
MODE 4 : Ketinggian 3.500 m atau lebih tinggi di
atas permukaan laut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Pastikan ECM tidak menyimpan kode kegagalan.
2. Jika kode kegagalan tersimpan dalam ECM, maka
proses altitude setting tidak dapat dilakukan.
3. Setting ketinggian akan gagal apabila proses setting
ketinggian, mesin dalam keadaan hidup.
Catatan : Setting dari pabrik adalah Mode 1

132 132
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

133 133
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

129
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

130
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

131
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

b. Trobleshooting sistem PGM-FI

132 132
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

Tips untuk peserta pelatihan:

133 133
SistemSistem
PGM-FIPGM-FI

134 134
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring

Pengetahuan Dasar
Baut, Mur & Ring

A. Dasar Baut, Mur & Ring


1. Diameter Ulir
Diameter luar dari ulir baut adalah diameter ulir

2. Bubungan Ulir Baut


Adalah bubungan antara dua ulir baut yang berdekatan

3. Panjang Baut
Panjang antara permukaan duduk dan ujung baut adalah
panjang bawah kepala Panjang bagian ulir dari batang
baut adalah panjang ulir.

135 135
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring

4. Dimensi Baut
Dimensi baut ditunjukkan oleh diameter x bubungan.
Sebagai contoh :
Sebuah sekrup metrik yang berdiameter 6 mm dan yang
pitchnya adalah 1,0 mm ditunjukkan oleh M6 × 1.0.
"M" kepanjangan dari Metrik.
Sepeda motor Honda menggunakan sekrup metrik yang
ditentukan oleh ISO (International Standarization for
Organization).

136 136
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring

B. Jenis Baut, Mur & Sekrup


Gambar di sebelah menunjukkan contoh-contoh baut, mur, dan
sekrup yang umum digunakan:
1. Baut Hex Flange
2. Baut Kepala Kecil Hex Flange
3. Baut Hex
4. Baut Soket
5. Mur Hex Flange
6. Mur Hex
7. Mur Topi
8. Sekrup Kepala Datar
9. Sekrup Kepala Bulat dan Sekrup Tapping

C. Cara Pemasangan Baut dan Torsi Pengencangan


1. Mencocokan baut
 Baut harus ditempatkan pada posisi yang benar
 Masukkan baut ke dalam lubangnya. Bila panjang
penonjolan baut berkisar 10 mm / 1 cm, berarti
benar bautnya

137 137
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring

2. Pemasangan dan pengencangan baut


 Pemasangan awal baut dengan memutar
mempergunakan tangan
 Kencangkan terlebih dahulu baut berukuran besar
dengan pola bersilangan dari dalam ke luar
 Pengencangan dilakukan dalam dua atau tiga tahap
 Baut yang dipasang dalam keadaan kering dan
bersih

3. Torsi Pengencangan
 Idealnya, ketika sebuah baut dikencangkan, gaya
aksial harus dipantau
 Tabel di bawah ini menunjukkan torsi pengencangan
standar, dan sudah ditentukan dalam shop manual
dan dokumen lain

138 138
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring

D. Jenis dan Fungsi Washer

139 139
Pengetahuan
Pengetahuan
Dasar Dasar
Baut, Mur
Baut,&Mur
Ring& Ring

139
Melepas
Pengetahuan
dan Memasang
Dasar Baut,
Pengunci
Mur &Cover
Ring Body

140
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body

Melepas dan Memasang


Pengunci Cover Body

A. Garis Besar Cover


1. Kendaraan membutuhkan pelepasan dan pemasangan
penutup rangka
2. Cover/penutup rangka adalah part external yang terbuat
dari resin
3. Untuk itu, diperlukan pemahaman urutan melepaskan
part dan metode untuk pemasangan part
Contoh dari item service yang membutuhkan pelepasan
penutup rangka:

B. Jenis-jenis Pengunci Cover


1. Sekrup
Sekrup biasanya digunakan untuk mengamankan penutup
rangka, ada beberpa jenis sekrup, diantaranya:
a. Sekrup kepala-pan
Sekrup kepala-pan digunakan di titik-titik di
mana ulir/drat perempuan (female threads)

141 141
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body

telah dipotong. Sekrup kepala-pan terkadang


digunakan dengan klip mur.

142 142
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body

b. Screw Washers
Sekrup ini memiliki washers untuk mencegah
kepala sekrup terdorong ke dalam resin
penutup rangka.

c. Mur Klip & Mur Pegas


Mur ini dijepitkan ke resin penutup rangka.
Mur klip digunakan dengan sekrup kepala-pan.
Mur pegas digunakan dengan sekrup self-
tapping.

143 143
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body

144 144
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body

Menyatukan joints menggunakan penjepit:


Beberapa penutup rangka disatukan menggunakan penjepit. Ada 3
jenis joints:

2. Pin
Sebuah pin menjepit satu penutup rangka yang
diamankan ke dalam lubang pada penutup rangka yang
lain.
Melepaskan penjepit Pin :
Masukkan benda tajam-runcing, sebaiknya terbuat dari
resin, ke celah antara penutup rangka untuk membongkar
celah terbuka untuk melepaskan pin.

145 145
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body

146 146
Melepas
Melepas
dan Memasang
dan Memasang
Pengunci
Pengunci
Cover Cover
Body Body

3. Tab
Tab dimasukkan lurus, tetapi ketika di tarik keluar
dirancang untuk menjadi sulit.
Melepaskan penjepit Tab :
- Tekan ke bawah dasar tab dari atas untuk melepaskan
kunci nya.
- Tarik ke arah Anda sambil menekan ke bawah tab.

4. Kait (Hooks)
Kait pada penutup rangka menjepit lubang dalam
penutup rangka lainnya.
Bagaimana melepaskan joint Kait :
Geser penutup rangka untuk melepaskan pengait itu, dan
kemudian angkat penutup rangka.

147 147
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

A. Fungsi dan Unjuk Kerja Oli Mesin


Oli mesin mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pelumasan: mengurangi gesekan mesin
2. Perapatan: memastikan bahwa ruang pembakaran
tertutup rapat
3. Pendinginan: mendinginkan komponen-komponen mesin
4. Pembersihan: mencegah terbentuknya kotoran-kotoran
atau membantu proses pembuangan kotoran
5. Pencegahan karat: mencegah terjadinya karat pada
permukaan karat

1. Pelumasan
a. Mengurangi friksi (gesekan)
Bagian engine terlumasi dan mengurangi gesekan
pada bagian engine, mencegah bagian besi
bersentuhan , mengurangi keausan, gesekan, dan
kehilangan daya / power.
b. Mencegah keausan
Dapat dicegah saat bagian engine oleh film oil.

148 148
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

2. Perapatan
Oli mesin berfungsi merapatkan celah-celah untuk
membantu merapatkan ruang pembakaran dan
mencegah lolosnya tekanan pembakaran ke dalam
bagian dalam dari piston.

3. Pendinginan
Oli mesin berfungsi untuk mendinginkan atau
menyalurkan panas dari komponen-komponen mesin
seperti cylinder head dan piston.

149 149
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

4. Pembersihan
Oli mesin bersirkulasi di dalam mesin, untuk mencegah
kotoran-kotoran seperti karbon melekat pada
komponen mesin, yang akan mengakibatkan karat dan
aus.

Oli berfungsi untuk melapisi kotoran sehingga tidak


menjadi sludge (lumpur).

5. Pencegahan Karat
Oli mesin membentuk selaput tipis pada permukaan
komponen di dalam mesin untuk menghindari kontak
langsung dengan asam dan kelembaban.

150 150
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

B. Sifat & Jenis Oli Mesin


Viskositas yang sesuai pada oli mesin digunakan tergantung
pada lingkungan, tipe kendaraan, tujuan, dan faktor-faktor lain.

Jika efek pembersih-penyebar di dalam oli mesin menurun,


sludge akan dengan mudah terbentuk oleh karena kehadiran
oksida atau kotoran.

151 151
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

Standard Oli
Bermacam-macam standard oli mesin seperti SAE (viscosity
grades = tingkat viskositas) dan API (quality standards =
standard kualitas) dipakai.

1. SAE Viscosity Grades


SAE (Society of Automotive Engineering) viscosity grades
digolongkan ke dalam oli single grade (kelas tunggal) atau
multi-grade (kelas majemuk).

152 152
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

Cara membaca:

2. Klasifikasi API Service


API service classifications adalah standard kualitas oli yang
ditentukan oleh API (American Petroleum Institute). Kode-
kode untuk oli mesin bensin diawali dengan “S” seperti pada
SL dan SM, dan huruf kedua setelah huruf “S” menunjukan
kualitas oli, semakin tinggi maka semakin baik kualitas oli.

3. JASO Standard
JASO standards adalah standard untuk oli mesin empat-
langkah sepedamotor yang ditentukan oleh JASO (Japan
Automobile Standards Organization). Standards digolongkan
ke dalam dua jenis, MA dan MB, menurut perbedaan dalam
sifat-sifat gesekan dari oli mesin.

153 153
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

4. Oli Rekomendasi

Karakter AHM Oil:


• Viskositas Rendah : 10W-30 : tingkat gesekan antar
komponen mesin yang lebih rendah
• Memenuhi Standar Pelumas Sepeda Motor Honda API
Service SJ , JASO MA/MB , Honda Certification

154 154
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

C. Pemakaian & Penurunan Kualitas Oli Mesin


Sehubungan oli mesin akan mengalami penurunan kualitas,
berubah dan memburuk kondisinya dan agar mesin selalu
mendapatkan pelumasan yang baik, periksalah dengan teratur,
isi kembali, dan ganti oli mesin.

1. Pemakaian oli mesin


Oli mesin secara berangsur memasuki ruang pembakaran
bercampur dengan campuran udara/bahan bakar, dan
kemudian terbakar. Oleh karena itu, secara berangsur oli
mesin akan dikonsumsi dan berkurang volumenya.

2. Penurunan kualitas oli mesin


 Penurunan viskositas
Oli mesin melumasi permukaan-permukaan logam
yang meluncur, dan ini menyebabkan bahwa
additives yang menaikkan viskositas oli akan
dipotong oleh gesekan di dalam mesin,
menurunkan viskositas dari oli mesin.

155 155
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

 Kenaikan viskositas
Seiring pertambahan waktu dan pemakaian,
additives dari oli mesin secara berangsur akan
hilang akibat oksidasi atau penguapan. Ini
menaikkan viskositas oli mesin.

3. Interval penggantian oli mesin


Tingkat penurunan kualitas oli mesin dapat ditentukan
oleh perubahan warna oli.
Oleh karena itu, oli mesin harus diganti secara teratur
sesuai aturan BPR.

D. Memeriksa & Mengganti Oli Mesin


1. Berikut ini masalah-masalah yang akan muncul apabila Oli
mesin tidak secara rutin diperiksa, atau diganti:
a. Terlalu banyak oli mesin
Jika tinggi permukaan oli terlalu tinggi, akan
menyebabkan sebagian besar oli yang
terbuang akan menempel dan menyumbat
pada air filter element, hal ini akan
menyebabkan masalah pada mesin.
b. Jumlah oli mesin kurang
Jika tinggi permukaan oli terlalu rendah
memungkinkan strainer akan menghisap
udara, sehingga mengakibatkan pelumasan
tidak sempurna.
c. Penggunaan aditif yang tidak sesuai
Penggunaan additive yang tidak sesuai dapat
mengakibatkan slip pada kopling mesin
sepedamotor. Misal: additive mobil digunakan
untuk sepeda motor.

2. Pemeriksaan tinggi permukaan oli mesin:

156 156
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

Gunakan tangkai pengukur yang menyatu dengan tutup


pengisian oli (oil filler cap/dipstick)

157 157
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

3. Prosedur pengisian ulang oli mesin:


a. Siapkan oli mesin yang sesuai (baca buku
pedoman reparasi)
b. Panaskan mesin selama 3 menit kemudian
matikan
c. letakkan kendaraan menggunakan standar
utama
d. Bersihkan sekitar tutup pengisian oli/tangkai
pengukur menggunakan lap bersih atau udara
bertekanan
e. Lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur
dan bersihkan menggunakan kain lap bersih
f. Masukkan tutup pengisian oli atau tangkai
pengukur tanpa memutar
g. Lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur
dan periksa tinggi permukaan oli , bila dibawah
tanda lower maka harus tambahkan oli mesin
sampai batas upper.
h. Sekrupkan tutup pengisian oli atau tangkai
pengukur ke dalam dengan erat

158 158
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

159 159
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

4. Prosedur penggantian oli mesin:


a. Panaskan mesin selama 2-3 menit.
b. Letakkan panci penampung oli di bawah baut
pembuangan, kemudian lepaskan baut
pembuangan dan sealing washer untuk
mengeluarkan oli mesin. Bersihkan oli mesin
dari baut pembuangan dengan kain lap.
Catatan:
Sealing washer mungkin menempel pada
lubang pembuangan oli. Jangan lupa untuk
melepaskannya.
c. Kencangkan baut pembuangan oli dengan torsi
yang ditentukan
Catatan:
i. Pasang sealing washer baru
ii. Periksa torsi yang ditentukan pada
baut pembuangan dan jumlah oli
mesin yang diperlukan sesuai Buku
Pedoman Reparasi

160 160
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

d. Tuangkan jumlah oli mesin yang ditentukan ke


dalam lubang pengisian oli.
e. Pasang tutup pengisian oli/tangkai pengukur
dan biarkan mesin berputar stasioner selama
2-3 menit sehingga oli beredar di dalam
seluruh mesin.
f. Matikan mesin dan tunggu 2-3 menit.
Kemudian, periksa tinggi permukaan oli mesin.
g. Kencangkan tutup pengisian oli/tangkai
pengukur dengan erat untuk mencegah
masuknya bahan-bahan asing seperti air dan
debu ke dalam mesin.
h. Oli bekas yang telah dikeluarkan dari mesin
harus dikumpulkan, di daur-ulang, atau
dibuang dengan mengikuti garis bimbingan
negara bagian atau lokal agar tidak
mengganggu lingkungan hidup.

161 161
Pemeriksaan
Pemeriksaan
& Penggantian
& Penggantian
Oli Mesin
Oli Mesin

E. Pemilihan Oli Mesin


1. Oli mesin yang direkomendasi
Oli mesin yang direkomendasi dicantumkan di dalam buku
pedoman reparasi dan buku pedoman pemilik. Oli ini
dijamin memiliki sifat dan kualitas yang paling sesuai bagi
kendaraan.
Contoh uraian dalam Buku Pedoman Reparasi:

2. Pemilihan oli mesin yang sesuai untuk penggunaan


Jika oli yang ekuivalen dengan oli yang direkomendasi
dipakai, oli harus memenuhi semua API service
classifications, JASO standards, dan SAE viscosity grades
yang ditentukan di dalam buku pedoman reparasi atau
buku pedoman pemilik.
Jika oli pengganti memenuhi API service classification
tetapi tidak memenuhi jenis MA atau MB yang ditentukan
oleh JASO standards, oli pengganti itu tidak sesuai untuk
kendaraan.

162 162
5R 5R

5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)

A. Pengertian
“5R” adalah salah satu element penting dalam mewujudkan
ruang (lingkungan) kerja yang nyaman. Jika lingkungan kerja
kotor dan peralatan kerja berserakan dan tidak tersusun
dengan rapi, maka akan dapat berpengaruh pada efisiensi dan
keselamatan kerja. Selain itu, konsumen yang datang tentunya
juga akan meragukan kualitas hasil kerja dari bengkel.

5R (Indonesia) = 5S (Jepang)
Ringkas = Seiri
Rapi = Seiton
Resik = Seiso
Rawat = Seiketsu
Rajin = Shitsuke

B. Penjelasan 5R
1. Ringkas / memilih (Seiri)
Ringkas adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memisahkan hal-hal yang diperlukan dari hal-hal yang
tidak diperlukan dan membuang hal-hal yang tidak
diperlukan tersebut.

163 163
5R 5R

2. Rapi (Seiton)
Merapikan adalah suatu kegiatan untuk menentukan
lokasi dan cara untuk menyimpan hal - hal yang
diperlukan / dibutuhkan dan menyediakan petunjuk yang
akurat untuk memudahkan identifikasi.

3. Resik / Membersihkan (Seisou)


Membersihkan disini maksudnya adalah aktivitas
membersihkan ruang kerja, peralatan kerja dan fasilitas
kerja dari debu dan kotoran. Pada waktu yang bersamaan,
melakukan pemeriksaan terhadap fungsi dari peralatan
dan fasilitas kerja.

4. Rawat (Seiketsu)
Merawat adalah suatu kegiatan untuk terus melakukan
tindakan ringkas, rapi, resik dari semua orang (personil) di
bengkel Ahass.

164 164
5R 5R

5. Rajin (Shitsuke)
Kegiatan / tindakan yang rutin dilakukan untuk menjaga
kebersihan, kerapihan, keteraturan, dan selalu mematuhi
peraturan - peraturan serta metode – metode kerja yang
berlaku.

C. Penerapan 5R
1. Proses Pemilahan (Seiri)
Adalah suatu proses penentuan suatu peralatan atau suku
cadang di bengkel apakah termasuk ke dalam kategori
bermanfaat atau tidak. Buanglah barang-barang yang
tidak diperlukan tanpa berpikir bahwa barang tersebut
suatu saat nanti akan berguna. Simpan barang-barang
yang diperlukan dalam wadah penyimpanan yang cocok
seperti laci dsb.

2. Proses Merapikan (Seiton)


Adalah suatu proses penyusunan dan penyimpanan
barang-barang secara terorganisasi dengan
mempertimbangkan faktor keamanan dan kemudahan
kerja. Pastikan untuk mengembalikan barang-barang yang
sudah dipakai ke tempat semula. Hal ini dapat

165 165
5R 5R

mempermudah mekanik untuk menemukan dan


menggunakan barang-barang tersebut.

166 166
5R 5R

3. Proses Membersihkan (Seisou)


Bersihkan peralatan, perlengkapan, ruang kerja, dan item
lainnya dalam sehingga tidak ada debu atau minyak pada
mereka. Secara khusus dan secara berkala membersihkan
lantai dengan bahan/agen pembersih untuk mencegah
kejadian tergelincir saat sedang dipergunakan. Selain
itu, membersihkan peralatan, perlengkapan dan fasilitas
kerja memungkinkan teknisi untuk mengidentifikasi
permasalahan sejak awal.

D. Dampak Positif Penerapan 5R


1. Efisiensi kerja meningkat
2. Meningkatkan keselamatan kerja dan mencegah
terjadinya kecelakaan

167 167

Anda mungkin juga menyukai