Disusun Oleh :
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum (TU)
Setelah mendapatkan penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu hamil
pertama kali dapat memahami aktivitas seksual dalam
kehamilan
D. METODA PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. MEDIA PEMBELAJARAN
Leaflet
SAP
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Ket : : promotor
: ibu hamil
Hari :
Tanggal, jam :
H. MATERI
Lampiran.
I. METODA EVALUASI
Tanya jawab
J. ALAT EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- Membuat SAP
- Kontrak waktu
- Menyiapkan peralatan
- Setting tempat
2. Evaluasi Proses
- Peserta penkes memperhatikan dan mengerti apa yang disampaikan
dalam penyuluhan tersebut.
- Peserta penkes bertanya.
3. Evaluasi Hasil
- Peserta penkes mampu mengetahui aktifitas seksual.
- Peserta penkes mampu mengetahui macam-macam aktifitas seksual.
- Peserta penkes mampu mengetahui aktifitas hubungan seksual
selama kehamilan.
- Peserta penkes mampu mengetahui variasi posisi seksual selama
kehamilan.
- Peserta penkes mampu mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam
melakukan aktifitas seksual selama kehamilan.
Lampiran Pertanyaan
Pertanyaan:
1. Sebutkan macam-macam aktivitas seksual ?
2. Sebutkan aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan selama kehamilan ?
Jawab:
1. Macam-macam aktivitas seksual:
a. Berfantasi
b. Masturbasi/onani
c. Cium kening
d. Cium basah
e. Meraba
f. Petting
g. Oral sex
2. Aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan:
a. Posisi menekan/membebani perut
b. Penetrasi dalam
c. Mengeluarkan sperma ke dalam
d. Berhubungan 6 minggu sebelum dan 6 minggu setelah persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Happy, M.L. & Herisanto, R.L. (2010). Tanya jawab seputar seksual remaja.
Jakarta: PKBI.
Surrinah. (2010). Posisi hubungan seks yang terbaik selama kehamilan. Retrieved
November 04, 2010, From www.ifoibu.com
Lampiran Materi
A. Pengertian
Aktivitas seksual atau perilaku seksual sebagai perilaku muncul karena
adanya dorongan seksual dan bentuk yang bermacam-macam, mulai dari
pergerakan tangan, berpelukan, bercumbu, sampai dengan hubungan seks
(Happy & Herisanto, 2010). Ada yang berpendapat lain bahwa hubungan
seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik
dengan lawan jenis maupun dengan sesama (Sarwono, 2011). Hubungan
seksual dapat menyesuaikan diri, bukan dari tuntutan masyarakat, tetapi juga
dengan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sediri
atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadian
yang lebih baik.
Hubungan seksual ini dapat menyesuaikan diri, bukan saja tuntutan
masyarakat, tetapi juga kebutuhan individu mengenai kebahagiaan,
perwujudan diri sendiri atau peningkatan kemampuan individu untuk
mengembangkan kepribadian yang lebih baik (Marasmis, 2009).
2. Usia ibu
3. Kesiapan ibu