Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN

Disusun Oleh :

VIYA NUR KHASANAH (P13327420116046)

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN

A. Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Seksualitas Dalam Kehamilan


Sub Topik :
1. Apa itu aktivitas/ perilaku seksual
2. Apa saja macam-macam aktivitas seksual.
3. Aktivitas hubungan seksual selama kehamilan
4. Variasi posisi hubungan seksual selama kehamilan
5. Mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam
melakukan aktivitas seksual selama kehamilan.

Hari/ tanggal : April 2018


Waktu : WIB
Tempat : Ruang / RS K.R.M.T Wongsonegoro
Penyuluh : Mahasiswa semester IV DIII Keperawatan Semarang

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum (TU)
Setelah mendapatkan penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu hamil
pertama kali dapat memahami aktivitas seksual dalam
kehamilan

b. Tujuan Khusus (TK)


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu hamil
pertama kali mampu:
a. Mengetahui aktivitas/ perilaku seksual
b. Mengetahui macam-macam aktivitas seksual.
c. Mengetahui aktivitas hubungan seksual selama kehamilan
d. Mengetahui variasi posisi hubungan seksual selama
kehamilan
e. Mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam melakukan
aktivitas seksual selama kehamilan.
C. SASARAN
Ibu hamil dan suaminya

D. METODA PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. MEDIA PEMBELAJARAN
Leaflet
SAP
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu-ibu Hamil Waktu Media


Pertama kali
Pendahuluan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 2 menit -
- Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan materi - Memperhatikan
yang akan diberikan
pada pertemuan ini
- Memberi tahu - Memperhatikan
kontrak waktu
penyuluhan. - Memperhatikan
- Menjelaskan TIU &
TIK
Penyajian - Menanyakan kepada - Menjawab 13 menit - Leaflet
ibu-ibu hamil pertama - Kertas
kali tentang pengertian - Pen
aktivitas seksual
- Menyimpulkan & - Memperhatikan
memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama
kali
- Menjelaskan macam- - Memperhatikan
macam aktivitas
seksual
- Memberikan - Bertanya
kesempatan untuk
bertanya
- Memberi balikan & - Diskusi
melemparkan jawaban
kepada ibu-ibu hamil
pertama kali lain
- Memberikan - Memperhatikan
kesimpulan jawaban
- Menanyakan aktivitas - Menjawab
seksual selama
kehamilan
- Menyimpulkan & - Memperhatikan
memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama
kali
- Menjelaskan variasi - Memperhatikan
posisi seks selama
kehamilan
- Menjelaskan - Memperhatikan
kebaikan & kelemahan
dalam melakukan
hubungan seksual
selama kehamilan
- Memberikan - Bertanya
kesempatan untuk
bertanya
- Memberi balikan & - Diskusi
melemparkan jawaban
kepada ibu-ibu hamil
pertama kali lain.
- Menyimpulkan & - Memperhatikan
memperjelas jawaban
ibu-ibu hamil pertama
kali
Penutup - Memberikan - Menjawab 5 menit Microfon
pertanyaan lisan pertanyaan
- Memberi balikan - Memperhatikan
- Memberi kesimpulan - Memperhatikan
- Menutup pertemuan - Memperhatikan
dengan mengucap
salam.
G. WAKTU PELAKSANAAN
Penyuluhan dilakukan di ruang Sri Kandi

Ket : : promotor

: ibu hamil

Hari :
Tanggal, jam :

H. MATERI
Lampiran.
I. METODA EVALUASI
Tanya jawab
J. ALAT EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
- Membuat SAP
- Kontrak waktu
- Menyiapkan peralatan
- Setting tempat
2. Evaluasi Proses
- Peserta penkes memperhatikan dan mengerti apa yang disampaikan
dalam penyuluhan tersebut.
- Peserta penkes bertanya.
3. Evaluasi Hasil
- Peserta penkes mampu mengetahui aktifitas seksual.
- Peserta penkes mampu mengetahui macam-macam aktifitas seksual.
- Peserta penkes mampu mengetahui aktifitas hubungan seksual
selama kehamilan.
- Peserta penkes mampu mengetahui variasi posisi seksual selama
kehamilan.
- Peserta penkes mampu mengetahui kebaikan dan kelemahan dalam
melakukan aktifitas seksual selama kehamilan.

Lampiran Pertanyaan

Pertanyaan:
1. Sebutkan macam-macam aktivitas seksual ?
2. Sebutkan aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan selama kehamilan ?
Jawab:
1. Macam-macam aktivitas seksual:
a. Berfantasi
b. Masturbasi/onani
c. Cium kening
d. Cium basah
e. Meraba
f. Petting
g. Oral sex
2. Aktivitas seksual yang tidak boleh dilakukan:
a. Posisi menekan/membebani perut
b. Penetrasi dalam
c. Mengeluarkan sperma ke dalam
d. Berhubungan 6 minggu sebelum dan 6 minggu setelah persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Fadjari. (2013). Nova: Kumpulan masalah kesehatan berintim-intim saat hamil.


Jakarta: Samindra Utama.

Hamilton, Persis Marry. (2008). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta:


EGC.

Happy, M.L. & Herisanto, R.L. (2010). Tanya jawab seputar seksual remaja.
Jakarta: PKBI.

Manuaba I.B.G. (2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: Arcan.

Maramis. (2009). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlanga University


Press.

Munajat, N. (2010). Perkembangan seksualitas remaja. Jakarta: PKBI

Sarwono, S.W. (2011). Psikologi remaja. Jakarta: raja Grafindo Persada.

Solihah, Lutfiatus. (2008). Rahasia hamil sehat. Yogyakarta: Diva Press.

Surrinah. (2010). Posisi hubungan seks yang terbaik selama kehamilan. Retrieved
November 04, 2010, From www.ifoibu.com
Lampiran Materi

SEKSUALITAS DALAM KEHAMILAN

A. Pengertian
Aktivitas seksual atau perilaku seksual sebagai perilaku muncul karena
adanya dorongan seksual dan bentuk yang bermacam-macam, mulai dari
pergerakan tangan, berpelukan, bercumbu, sampai dengan hubungan seks
(Happy & Herisanto, 2010). Ada yang berpendapat lain bahwa hubungan
seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik
dengan lawan jenis maupun dengan sesama (Sarwono, 2011). Hubungan
seksual dapat menyesuaikan diri, bukan dari tuntutan masyarakat, tetapi juga
dengan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sediri
atau peningkatan kemampuan individu untuk mengembangkan kepribadian
yang lebih baik.
Hubungan seksual ini dapat menyesuaikan diri, bukan saja tuntutan
masyarakat, tetapi juga kebutuhan individu mengenai kebahagiaan,
perwujudan diri sendiri atau peningkatan kemampuan individu untuk
mengembangkan kepribadian yang lebih baik (Marasmis, 2009).

B. Macam Aktivitas Seksual


Aktivitas seksual secara umum dapat dibedakan menjadi 8 macam yaitu:
1. Berfantasi
Adalah perilaku membayangkan mengimajinasikan aktivitas seksual yang
bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme dampaknya adalah
aktivitas seksual ini dapat berlanjut ke kegiatan lainya seperti berciuman
atau pun seksual lainya.
2. Masturbasi atau onani
Adalah perilaku atau kegiatan yang biasa merangsang organ kelamin
untuk mendapatkan kepuasan seksual.
3. Cium kening
Aktivitas seksual berupa sentuhan pipi dengan bibir. Aktivitas ini
menyebabkan imajinasi atau fantasi seksual menjadi berkembang.
4. Cium basah
Aktivitas seksual berupa sentuhan bibir dengan bibir. Ciuman seperti ini
dapat mengembangkan dorongan seksual hingga tak terkendali. Orang
akan mudah melakukan aktivitas seksual selanjutnya tanpa disadari.
5. Meraba
Kegiatan meraba bagian-bagiab sensitif rangsang seksual, seperti
payudara, leher, paha atas, vagina, penis, pantat dan lain-lain. Sehingga
melemahkan diri dan akal sehat yang dapat melanjutkan ke aktivitas
seksual lainnya.
6. Petting
Keseluruhan aktivitas ke non intercourse (sehingga menempel alat
kelamin). Akibatnya bisa ketagihan.
7. Oral sex
Adalah memasukkan alat kelamin ke dalam mulut lawan jenisnya
sehingga dapat menimbulkan kepuasan seksual yang sama pada
saat intercourse.
8. Intercourse atau senggama
Aktivitas seksual dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke alat
kelamin wanita. Kegiatan ini dapat merobek selaput dara pada wanita.
(Munajat, 2010).

C. Hubungan Seksual Dalam Kehamilan


Perubahan lain yang dapat terjadi pada aktivitas seks adalah pada masa
hamil. Keinginan seks pada waktu hamil sebagian besar tidak berubah, bahkan
sebagian kecil makin meningkat, berkaitan denganmeningkatnya hormon
estrogen. Oleh karena itu hubungan seksual waktu hamil, bukan merupakan
halangan. Pada kehamilan makin tua teknik pelaksanaannya agak sulit, karena
perut makin membesar. Pada saat itu dapat dilakukan posisi siku lutut wanita.
Dikemukakan bahwa menjelang 2 minggu persalinan persalinan diharapkan
jangan melakukan hubungan seks, karena dapat terjadi ketuban pecah dan
memulai persalinan (Manuaba, 2009).
Frekuensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan
penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan kontur tubunya (Hamilton,
2008).
Pada kehamilan normal tanpa komplikasi apapun boleh dilakukan
hubungan seksual seperti semasa belum hamil (Fadjari, 2013). Ada yang
menambahkan bahwa hubungan seksual dalam kehamilan tidak boleh
dilakukan apabila ibu mengalami penyakit jantung, hipertensi, riwayat abortus
yang berulang-ulang maupun alasan dokter yang tidak boleh dianjurkan untuk
melakukannya hamil dengan perdarahan, hamil dengan tanda infeksi,
kehamilan dengan ketuban yang telah pecah atau hamil dengan luka disekitar
alat kelamin luar (Manuaba, 2009). Padahal perlu diketahui bahwa hubungan
seksual pada wanita bisa merangsang pelepasan oksitosin. Dimana pelepasan
oksitosinmembuat perasaan lebih baik, rileks dan nyaman. Sedangakn pada
pria hubungan seksual dapat menyebabkan aliran darah dari testosteron
adekuat yang berguna untukmemperkuat tulang dan otot
Di lain pihak, beberapa pasangan sangat khawatir bila melakukan
hubungan seks selama kehamilankarena akan membahayakan bayinya.
Menurut Solihah (2008) hal ini tidak benar pada kehamilan normal, karena
alat kelamin pria tidak akan dapat melakukan kontak langsung terhadap fetus
(calon bayi) karena keberadaannya dilindungi oleh dinding otot uterin dan
cairan amniotik. Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan seks selama
kehamilan aman dilakukan karena ada lendir penyumbat disekitar leher
rahim (cervix) yang akan mencegah air mani dan bakteri masuk ke dalam
uterus. Bahwa kontak seksual tidak akan menggangu janin karena cairan
ketuban akan menjadi shock absorben yang amat baik, sehingga gerakan saat
melakukan senggama maupun kontraksi rahim atau orgasme akan teredam
oleh cairan tersebut dan tidak akan menggangu janin. Kadang kala kontraksi
atau orgasme dimasa kehamilan trimester pertama mengakibatkan detak
jantung fetus menjadi pelan, tapi hal ini belum pernah menyebabkan dampak
yang membahayakan bagi fetus.
Selain itu kebaikan yang didapat jika melakukan aktivitas seksual selama
kehamilan adalah:
1. Kebebasan untuk melakukan hubungan seks tanpa perasaan risau
tentang cara pencegahan kehamilan yang sering dirasakan oleh pasangan
sebelum istri hamil.
2. Setengah wanita akan merasa lebih seksi dan percaya diri.
Pembesaran payudara memberikan kesan yang lebih sensual dan bergairah
pada suami.
3. Pertambahan pengaliran darah ke vulva menjadikan wanita hamil
lebih mudah dirangsang dan mencapai orgasme berkali-kali dibandingkan
dengan wanita yang tidak hamil.
4. Payudara wanita hamil lebih sensitif kepada rangsangan.
Hubungan kelamin tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali 6 minggu
sebelum dan 6 minggu setelah persalinan. Apabila melakukan
koitus/hubungan seksual pada trimester I di khawatirkan janin masih belum
kuat untuk berimplantasi. Sedangkan pada trimester II janin sudah kuat
berimplantasi, meskipun pada saat trimester II diperbolehkan pada saat
melakukan hubungan seksual diusahakan sperma dikeluarkan di luar karena
sperma mengeluakan prostate gladin yaitu suatu hormon yang dapat
meningkatkan kontraksi uterus, sehingga apabila sperma masuk maka perut
ibu akan tegang. Pada riwayat ab ortus habitualis dan primi tua sebaiknya
tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan kelamin dalam kehamilan muda.
Perdarahan, walaupun sedikit merupakan kontra indikasi koitus. Ada yang
bisa dianjurkan jalan keluar yang lainnya yaitu apabilasuami tidak dapat
mengendalikan hawa nafsu birahinya, yaitu dengan memanipulasi
ekstragenetal dengan tangan sangan istri (seperti masa mastrubasi), atau penis
digosok-gosokkan di antara kedua payudara atau diantara kedua paha
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas seksualitas yaitu:
1. Aspek bio-psiko-sosial dari seksualitas yaitu:
a. Aspek biologis berhubungan dengan anatomi, organ seks, hormon,
pusat otak dan saraf.
b. Aspek psikologis dan social
Reaksi wanita
Reaksi wanita hamil bervariasi tergantung pada usia kehamilan
(berkisarantara bahagia, ungkapan rasa benci, marah, sedih dan
tekanan).
Trimester I
- Kehadiran bayi tidak dipahami dan ibu sangat introvert
- Bersikap menyelidiki untuk meyakinkan kehamilanya.
Trimester II
- Ibu bahagia dan memfokuskan perhatian pada janin
- Aktivitas seksual yang optimal.
Trimester III
- Perlidungan bayi meningkat
- Mudah merasa takut atau tersinggung, terisolir dan meminta
perhatian
- Perubahan body image akan mempengaruhi sikap kehamilan
dan seksualitas.
Reaksi pria
- Kehamilan dapat menimbulkan konflik
- Tidak mengetahui bahwa intercourse diperoleh selama
kehamilan
- Merasa bahwa cinta dan perhatian dari istri berkurang
- Sebagai suami akan menerima tubu istri, akan tetapi sebagian
lagi akan mempunyai perasaan negatif
- Ada suami cemburu takut kehilangan perhatian dan cinta istri
setelah bayinya lahir.

2. Usia ibu
3. Kesiapan ibu

D. Posisi Seks Selama Kehamilan


Posisi ataupun variasi seks yang dapat dilakukan selama kehamilan antara
lain:
1. Pasangan berbaring pada satu sisi dimana pria ada di depan wanita
dengan posisi menyamping berhadapan dengan wanita. Posisi ini bisa
mengurangi sebagian berat badannya sehingga tidak menekan rahim yang
semakin besar, manfaatnya ranjang sebagai penopang hubungan intim.
2. Wanita berbaring dipingir atau dengan kedua kaki ditekuk dan bokong
berada di pinggir kasur. Kemudian pria berlutut dan berdiri di hadapan
wanita, lakukan penetrasi dangkal agar tidak menggangu janin.
3. Berbaring saling menyamping satu arah atau biasa dikenal dengan posisi
sedok. Ini adalah posisi yang tepat untuk melakukan penetrasi dangkal.
4. The woman on top position, istri duduk diatas suami sementara suami
duduk di kursi. Posisi ini tidak membebani perutdan membuat pasangan
tidak memberikan beban kepada rahim. Dapat juga posisi pria tidur
terlentang dan wanita mengambil posisi di atas pria.

Anda mungkin juga menyukai