( Infusa )
DisusunOleh :
Kelompok :4A
Sediaan galenika adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku dari hewan
atau tumbuh – tumbuhan yang disari. Zat – zat yang tersari terdapat dalam sel –
sel bagian tumbuh – tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk mengambil bahan aktif dari simplisia
bahan alam, yaitu maserasi, perkolasi, reperkolasi, digerasi, dikoktum, dan
infusum. (Anief,Moh. 2010.)
Penyarian merupakan peristiwa massa zat aktif yang semula berada
didalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam
penyari tersebut. (UIT Makassar,2012)
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit (FI IV hal 9). Simplisia adalah
bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisional yang
belum mengalami pengolahan apa pun kecuali proses pengeringan. Ditinjau dari
asalnya, simplisia digolongkan menjadi simplisian nabati dan simplisia hewani.
Simplisia hewani berasal dari hewan, baik yang masih utuh, organ-organnya,
maupun zat-zat yang dikandungnya yang berguna sebagai obat dan belum berupa
zat kimia murni. Simplisia nabati berasal dari tanaman, baik yang masih utuh,
bagian-bagiannya, maupun zat-zat nabati yang dipisahkan dari tanamannya dan
belum berupa zat kimia murni. Sumber simplisia nabati sampai saat ini berupa
tumbuhan liar dan tanaman budi daya. Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak
boleh mengandung organisme pathogen, dan harus bebas dari cemaran
mikroorganisme, serangga dan binatang lain maupun kotoran hewan. Simplisia
tidak boleh menyimpan bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir, atau
menunjukan adanya kerusakan. Jumlah benda anorganik asing dalam simplisia
nabati atau hewani yang dinyatakan sebagai kadar abu yang tidak larut dalam
asam, tidak boleh lebih dari 2%, kecuali dinyatakan lain. (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 1995)
Infus atau rebusan adalah sedian air yang dibuat dengan mengekstraksi
simplisia nabati dengan air suhu 90° C selama 15 menit,yang mana ekstraksinya
dilakukan secara infundasi Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif
yang semula di dalam sel ditarik oleh cairan penyanyi sehingga zat aktif larut
dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila
permukaan (Ansel,2009)
Infundasi merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia
dalam air pada suhu 90°C selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang
umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari
bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari/ekstrak yang
tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang
diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Umumnya infus
selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak,yang mengandung
minyak atsiri,dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama.(Depkes RI.1979)
Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bahan tidak berkhasiat
keras dibuat dengan menggunakan 10% simplisia. Kecuali untuk simplisia yang
tertera pada tabel, untuk membuat 100 bagian infusa, digunakan sejumlah
simplisia seperti tabel.
Serbuk (5/8) Akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun
sena
Serbuk (8/10) Dringo, kelembak
Serbuk (10/22) Laos, akar valerian, temulawak, jahe
Serbuk (22/60) Kulit kuni, akar ipeka, sekalekornutum
Serbuk (85/120) Daun digitalis
I. Data Penimbangan
(penyari)
445 𝑚𝐿
Presentase infusa = 500 𝑚𝐿 × 100%
= 89%
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini ,yaitu bahwa Daun Sirih
bisa dibuat menjadi Infusa. Infusa sendiri merupakan sediaan cair yang dibuat
dengan cara mengekstrasi simplisia nabati dengan air pada suhu 900-980C selama
15 menit (FI Edisi III). Kami menggunakan simplisia sebanyak 50g Daun Sirih
yang dilarutkan dalam 500mL aquadest. Dan dalam perlakuannya harus hati-hati
karena dapat mempengaruhi kadar minyak atsiri yang mudah menguap. Adapun
alat yang digunakan, yaitu Bejana, Kompor, dan beaker glass untuk mengukur
jumlah aquadest ataupun Infusa tersebut. Hasil yang didapat kelompok kami pun
tidak sesuai dengan teoritis karena kami hanya mendapat persentase 89% dari
yang seharusnya 100%, karena beberapa kesalahan yang mungkin mempengaruhi
kandungan minyak atsiri di dalamnya. Infusa pun dapat dikonsumsi pada keadaan
yang segar yaitu kurang dari 24jam setelah pembuatannya.