Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan taufiq, hidayah, serta karunianya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah di rancang untuk memperkuat
kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara
utuh.
Tujuan dibentuknya makalah ini adalah sebagai pembelajaran bagi
pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang surat Al-Imron ayat 190-
191. Makalah ini akan menjelaskan tentang azbabu nuzul dan terjemahan surat
Al-Imron ayat 190-191.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari mungkin masih ada banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memungkinkan terbitnya makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ............................................................................................. 3
STANDAR KOMPETENSI .............................................................................. 4
KOMPETENSI DASAR.................................................................................... 4
INDIKATOR ..................................................................................................... 4
A. Lafal dan Terjemah Q.S Ali Imran Ayat 190-191 ........................................ 5
B. Asbabun Nuzul .............................................................................................. 5
C. Penafsiran Ayat Ali-Imran 190-191.............................................................. 6
D. Isi Kandungan ............................................................................................... 9
E. Aspek Tarbawi ............................................................................................ 10
F. Hadist Tentang Berpikir Kritis, Obyektif, dan Seimbang ........................... 10
G. Manfaat Berpikir Kritis: .............................................................................. 11
H. Hikmah ........................................................................................................ 12
I. Sikap yang mencerminkan Ayat................................................................... 12

3
PENDAHULUAN

Dalam Al-Quran banyak trdapat ayat-ayat yang menyerukan manusia


untuk memperhatikan, merenung, dan memikirkan penciptaan Allah,
baik yang dilangit, dibumi, maupun diantara keduanya.. diantara ayat-
ayat yang mereungkan tentang hal tersebut yaitu Q.S Ali Imran ayat
190-191.

Salah satu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah dengan
membaca dan merenungkan ayat-ayatNya, serta mensyukuri apa yang
terbentang di alam semesta. Allah menyuruh manusia untuk
merenungkan alam, langit, dan bumi. Langit yang melindungi dan
bumi yang terhampar tempat manusia hidup, juga memperhatikan
pergantian siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan ayat-ayat,
tanda-tanda kebesaran Allah Swt.

4
STANDAR KOMPETENSI

Memahami Surat Ali Imran ayat 190-191

KOMPETENSI DASAR

A. Lafadz dan terjemah Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?


B. Asbabun nuzul Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?
C. Penafsiran dari Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?
D. Kandungan pada Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?
E. Aspek Tarbawi dari Q.S Ali Imran ayat 190-191 ?
F. Hadist yang berkaitan dengan Q.S Ali Imran ayat 190-191?
G. Manfaat berpikir kritis?
H. Hikmah dari Q.S Ali Imran ayat 190-191?
I. Sikap yang mencerminkan ayat?

INDIKATOR

A. Siswa mampu membaca lafadz dan terjemah Q.S ali imran ayat
190-191
B. Siswa mampu menjelaskan asbabun nuzul Q.S Ali Imran ayat 190-
191
C. Siswa mampu menafsirkan Q.S Ali Imran ayat 190-191
D. Siswa mampu menyebutkan isi kandungan Q.S Ali Imran ayat 190-
191
E. Siswa mampu menjelaskan aspek Tarbawi dari Q.S Ali Imran ayat
190-191

5
A. Lafal dan Terjemah Q.S Ali Imran Ayat 190-191

ِ ‫ت ِْلُو ِلي ْاْل َ ْلبَا‬


‫ب‬ ِ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬
ٍ ‫ار َليَا‬ ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫ِإ َّن فِي خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (190)

‫ض َربَّنَا َما َخلَ ْقتَ َهذَا‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫علَى ُجنُو ِب ِه ْم َويَتَفَ َّك ُرونَ فِي خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬ َّ َ‫الَّذِينَ يَ ْذ ُك ُرون‬
َ ‫َّللاَ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو‬
‫ار‬ َ َ‫عذ‬
ِ َّ‫اب الن‬ ُ ‫اط ًَل‬
َ ‫س ْب َحانَكَ فَ ِقنَا‬ ِ َ‫ب‬

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk


atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami
dari siksa neraka.” (191)

B. Asbabun Nuzul

As- Suyuti dalam kitabnya menyebutkan mengenai asbabun nuzul surah


Ali-Imran ayat 190 dengan mengutip hadits riwayat Ath-Thabrani. Ath-
Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “hai
orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang yahudi dan bertanya kepada
mereka, “apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian? Orang-orang
yahudi itu menjawab, Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang
melihatnya. Lalu orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang nasrani, lalu
bertanya kepada mereka, apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa? Mereka
menjawab, dia dulu menyembuhkan orang buta, orang yang sakit kusta dan
menghidupkan orang mati. Lalu mereka mendatangi nabi SAW. Lalu mereka
berkata kepada beliau, berdoalah kepada tuhanmu untuk mengubah bukit shafa
dan marwah menjadi emas untuk kami. Lalu beliau berdoa, maka turunlah
firman ALLAH :
“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda(kebesaran Allah) bagi orang yang
berakal”(HR.ath-thabrani)
Antara ayat 190 dan 191 asbabun nuzulnya sama-sama berkaitan.

6
C. Penafsiran Ayat Ali-Imran 190-191

Allah Swt pada ayat 190 surah Ali Imran mengajak manusia untuk berpikir
dan merenungi tentang penciptaan langit-langit dan bumi. Kemudian pada ayat
berikutnya Allah Swt menjelaskan hasil dan buah dari berpikir ini.
Ayat ini menjelaskan tentang keesaan Tuhan Sang Pencipta dan menyatakan
bahwa apabila manusia memikirkan dengan cermat dan menggunakan akalnya
terkait dengan proses penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang
dan malam, maka ia akan menemukan tanda-tanda jelas atas kekuasaan Allah
Swt maha karya dan rahasia-rahasia yang menakjubkan yang akan menuntun
para hamba kepada Allah Swt dan hari Kiamat serta menggiring mereka pada
kekuasaan Ilahi yang tak terbatas.

1. Tafsir Ibnu Katsir


Ayat 190-191 surat Ali Imran merupakan penutup surat Ali Imran. Ini antara
lain terlihat pada uraian-uraiannya yang bersifat umum. Setelah dalam ayat-
ayat lalu menguraikan hal-hal yang rinci, sebagaimana terbaca pada ayat 189
yang menegaskan kepemilikan Allah Swt. Atas alam raya. Maka pada ayat yang
ke-190-191 Allah menguraikan sekelumit dari penciptaan-Nya, serta
memerintahkan agar memikirkannya.
Salah satu bukti kebenaran bahwa Allah merupakan Sang Pemilik atas alam
raya ini, dengan adanya undangan kepada manusia untuk berpikir, karena
sesungguhnya dalam penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa, seperti
matahari, bulan dan jutaan gugusan bintang-bintang yang terdapat dilangit, atau
dalam pengaturan sistem kerja langit yang sangat teliti serta kejadian dan
perputaran bumi pada porosnya yang melahirkan silih bergantinya malam dan
siang, perbedaannya baik dalam masa maupun panjang dan pendeknya terdapat
tanda-tanda kemahakuasaan Allah bagi ulul albab, yakni orang orang yang
memiliki akal yang murni.
Kata (‫ )الباب‬al-bab adalah bentuk jamak dari (‫ )لب‬lub yaitu “saripati” sesuatu.
Kacang misalnya, memiliki kulit yang menutupi isinya. Isi kacang
dinamai lub. Ulul albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni,
yang tidak diselubungi oleh “kulit”, yakni kabut ide yang dapat melahirkan
kerancuan dalam berpikir. Orang yang merenungkan tentang penomena alam
raya akan dapat sampai kepada bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan
kekuasaan Allah Swt.

7
Ayat ini mirip dengan ayat 164 surat Al-Baqarah. Disisi lain, ayat 164 Al-
Baqarah ditutup dengan menyatakan bahwa yang demikian itu merupakan
“tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (‫ )اليت لقوم يعقلون‬la ayatin
liqaumin ya’qilun, sedangkan pada ayat ini, karena mereka telah berada pada
tahap yang lebih tinggi dan juga telah mencapai kemurnian akal, maka sangat
wajar ayat ini ditutup dengan (‫ )اليت اللي االلباب‬la ayatin liulil albab.
Ibnu Mardawaih juga meriwayatkan melalui Atha bahwa, “Suatu ketika ia
bersama rekannya, mengunjungi Aisyah Ra. istri Nabi Saw, untuk bertanya
tentang peristiwa apa yang paling mengesankan beliau dari rasul Saw. Aisyah
menangis sambil berkata: “Semua yang beliau lakukan mengesankan kalau
hanya menyebut satu, maka satu malam, yakni di malam giliran beliau tidur
berdampingan denganku, kulitnya menyentuh kulitku lalu beliau
bersabda,”wahai aisyah, izinkanlah aku beribadah kepada Tuhanku” dan aku
berkata berkata, “demi Allah, aku senang berada disampingmu, tetapi aku
senang juga engkau beribadah kepada Tuhan.” Maka beliau pergi berwudhu,
tidak banyak air yang beliau gunakan lalu berdiri melaksanakan shalat dan
menangis hingga membasahi jenggot beliau lalu sujud dan menangis hingga
membasahi lantai, lalu berbaring dan menangis. Setelah itu bilal datang untuk
adzan subuh bilal bertanya kepada rasul tentang apa gerangan yang membuat
beliau menangis sedang Allah telah mengampuni dosanya yang lalu dan yang
akan datang. Rasul Saw menjawab, “aduhai bilal, apa yang dapat
membendung tangisku sedang semalam Allah telah menurunkan ayat, “inna fil
khalkissama waati.., sungguh celaka siapa yang membaca tapi tidak
memikirkannya” .

8
2. Quraisy shihab
Ayat ini dan ayat-ayat selanjutnya menjelaskan sebagian dari ciri-ciri orang
yang dinamai ulul albab yang telah disebutkan pada ayat yang lalu. Mereka
adalah orang-orang baik laki-laki maupun perempuan yang terus mengingat
Allah dengan ucapan atau hati, dan dalam seluruh situasi dan kondisi, saat
bekerja sambil berdiri atau duduk atau keadaan berbaring atau bagaimanapun,
dan mereka memikirkan tentang penciptaan yakni kejadian dan sistem kerja
langit dan bumi, dan setelah itu berkata sebagai kesimpulan. Tuhan kami
tiadalah engkau menciptakan alam raya dan segala isinya ini dengan sia-sia
tanpa tujuan yang hak. Apa yang kami alami, atau dengar dari keburukan atau
kekurangan, Maha Suci Engkau dari semua itu. Itu adalah ulah atau dosa dan
kekurangan kami yang dapat menjerumuskan kami kedalam siksa neraka, maka
peliharalah kami dari siksa neraka. Karena, Tuhan kami “Kami tahu dan sangat
yakin bahwa sesungguhnya siapa yang engkau masukan kedalam neraka, maka
sungguh telah engkau hinakan ia dengan mempermalukannnya di hari
kemudian seabagai seorang serta menyiksanya dengan siksa yang pedih. Tidak
ada satupun yang dapat membelanya, dan tidak ada bagi orang-orang yang
dzalim. Siapapun ia, satu penolongpun”
Di atas terlihat bahwa objek dzikir adalah Allah, sedang objek pikir adalah
makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam. Ini berarti bahwa pengenalan
kepada Allah lebih banyak dilakukan oleh kalbu. Sedangkan pengenalan alam
raya didasarkan pada penggunaan alam, yakni berpikir. Akal memiliki
kebebasan seluas-luasnya untuk memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki
keterbatasan dalam memikirkan Dzat Allah. Hal ini dipahami dari sabda
Rasullah Saw. yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim melalui Ibnu Abbas:
“Berpikirlah tentang makhluk Allah dan jangan berpikir tentang Allah“.
Quraish Shihab memahami kalimat tersebut sebagai hasil dzikir dan pikir,
dengan demikian ia tidak dapat dihadang oleh keberatan di atas. Di sisi lain,
hasil itu akan sangat serasi dengan permohonan mereka selanjutnya. Yakni
karena semua makhluk tidak diciptakn sia-sia, karena ada makhluk yang baik
dan yang jahat, ada yang durhaka dan ada pula yang taat, di mana tentu saja
yang durhaka akan dihukum maka mereka memohon perlindungan dari siksa
neraka mereka selanjutnya berusaha untuk menjadi makhluk yang baik dan taat.

9
D. Isi Kandungan

1. Tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang tersebar di alam raya ini, harus
dijadikan sebagai media berpikir oleh umat islam, sehingga menghasilkan
hikmah, manfaat, dan Maslahat.
2. Keteraturan pergantian siang dan malam, jangan dijadikan sebagai
pergantian biasa tanpa ada tujuan dan faedah, karena ia merupakan salah
satu tanda kebesaran Allah swt. Yang membutuhkan akal untuk
memikirkan;
 Semua tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang bertebaran di alam
raya ini, hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki
akal sehat dan akal budi yang disebut ulil albab.
 Ulil albab adalah hamba-hamba Allah swt. Yang selalu mengisi
setiap waktunya untuk mengingat Allah swt. Dalam keadaan
apapun, dan selalu menggunakan akal pikirannya, sehingga
menghasilkan maslahat yang banyak untuk orang lain.
 Semua ciptaan Allah swt. Memiliki manfaat, dan tidak ada satu
jenis makhluk pun yang diciptakan tanpa makna (sia-sia),
meskipun tidak semua manusia dapat memahaminya.
 Ulil albab juga melakukan pemikiran kritis, objektif, dan seimbang
terhadap segala sesuatu atau problematika yang muncul, sehingga
hasil pemikirannya tidak menjadikan pihak lain ragu dan bimbang,
sampai pada akhirnya tidak memunculkan adanya sangkaan buruk
kepada segala ciptaan-Nya.
 Segala pemikiran yang dilakukan Ulil albab, menimbullkan
kesadaran diri bahwa semua ini bersumber dari Allah, dan
menimbulkan ajakan terhadap diri sendiri dan pihak lain agar
semakin dekat (taqarrub) kepada Allah swt. Sehingga jika
pemikiran seperti ini diterapkan akan mengantarkan pada
keselamatan dunia akhirat, sekaligus terhindar dari kesengsaraan
hidup (api neraka).

10
E. Aspek Tarbawi

1. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.


2. Akal manusia hendaknya digunakan untuk memikirkan, menganalisa, dan
menafsirkan segala ciptaan Allah.
3. Dalam belajar tidak diperbolehkan memikirkan Dzat Allah, karena manusia
mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut dan dikhawatirkan akan terjerumus
dalam berpikir yang tidak sesuai.
4. Jika seseorang memiliki renungan, ia memiliki pelajaran dalam segala perkara.
5. Hendaknya manusia mempercayai bahwa semua penciptaan Alah tidak ada
yang sia-sia

F. Hadist Tentang Berpikir Kritis, Obyektif, dan Seimbang

Kajian Hadits Tentang Berpikir Kritis Al-Quran dan hadits merupakan dua
sumber hukum yang tidak dapat dipisahkan. Hadits menguatkan hukum yang
telah ditetapkan Al-Quran. Berikut ini contoh hadits yang terkait dengan kajian
berpikir kritis dan objektif. Ibnu Abbas r.a. berkata: ketika aku menginap
dirumah bibiku Maimunah, Rasulullah saw. Berbincang-bincang sesaat bersama
istrinya. Kemudian beliau tidur. Tatkala tiba waktu sepertiga malam terkahir,
beliau duduk dan melihat ke langit, lalu beliau membaca, “Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.” (Q.S. Ali Imran/3:
190). Lalu beliau berwudhu dan bersiwak, kemudian shalat sebelas rokaat.
Setelah mendengar Bilal adzan, beliau shalat dua raka’at kemudian beliau
keluar untuk shalat subuh.” (H.R. Bukhari)
Kandungan Makna Hadits  Informasi bahwa Rasulullah saw., adalah seorang
hamba yang sangat rajin beribadah, terutama di malam hari, padahal beliau
adalah seorang Rasul yang ma’sum (terjaga dari dosa).  Rasulullah saw.,
mengingatkan kita melalui bacaan Q.S. Ali Imran/3:190. Agar akal pikiran
digunakan bukan hanya untuk urusan duniawi, tetapi juga untuk ukhrawi. 
Keseimbangan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki, harus selalu
dilakukan, sehingga pola hidupnya tidak terjerembab dalam kehinaan dan
kubangan dosa atau maksiat.  Semakin cerdas seorang, seharusnya semakain
mendekatkan dirinya kepada Allah swt. Yang dibuktikan dengan melaksanakan
shalat malam dan amalan sunnah lainnya.

11
G. Manfaat Berpikir Kritis:

Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah:


 Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah
Swt.;
 Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat
manusia;
 Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. Dalam
mengembangkan IPTEKS;
 Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui
penelitian);
 Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan
fenomena alam;
 Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan
fasilitas lain, baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang
ada di alam semesta;
 Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan;
 Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner;
 Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk
kehidupan di akhirat, dengan meningkatkan amal salih dan
menekan /meninggalkan kemaksiatan.

12
H. Hikmah

1. Dapat memahami makna-makna yang tersembunyi di balik penciptaan


alam semesta dan fenomenanya yang terjadi.
2. Dapat memanfaatkan alam untuk kepentingan umat manusia secara
optimal.
3. Semakin tertantang untuk melakukan penelitian terhadap fenomena Alam
yang terjadi, sehingga mampu mengungkapkan lebih banyak makna,
faedah, dan manfaat yang terkandung di balik penciptaan alam semesta
dan problematika yang muncul.
4. Semakin bersyukur kepada Allah swt., atas anugerah berupa akal sehat,
bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan, dan bersemangat
untuk beramal shalih sebagai bekal di akhirat kelak.

I. Sikap yang mencerminkan Ayat.

1. Berusaha memahami Al-Quran dan hadis dengan baik dan benar, serta
kritis dan objektif dalam menghadapi problematika yang ada melalui
berbagai sumber atau rujukan yang terpercaya.
2. Berusaha bersikap kritis dalam memahami semua fenomena alam,
sehingga mampu menemukan manfaat, faedah, dan maslahat dari tanda-
tanda kebesaran Allah swt. Yang ada di alam raya.
3. Mengedepankan pikiran yang kritis terhadap problematika yang muncul,
sehingga tidak menimbulkan keburukan bagi orang lain.
4. Bukti orang bersyukur adalah menggunakan akal pikiran, qalbu, dan
nafsu secara seimbang dan proposional, sehingga semua anugerah
tersebut, membuahkan hasil yang baik dan benar, positif, serta
bermanfaat.
5. Mengingat Allah swt., dalam segala kondisi, baik dalam keadaan senang
maupun susah, kaya-miskin, maupun suka-duka, dengan menjalankan
segala perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

13
1. Terjemahan yang tepat dari QS. Ali ‘Imran: 190 adalah.....

a. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal

b. Sesungguhnya dalam penciptaan surga dan neraka , dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal

c. Sesungguhnya dalam penciptaan bumi dan bulan,dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal

d. Sesungguhnya dalam penciptaan manusia dan hewan,dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal

e. Sesungguhnya dalam penciptaan planet-planet,dan silih bergantinya malam dan siang


terdapat tanda- tanda bagi orang–orang yang berakal

2. Tujuan penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam menurut QS. Ali
‘Imran: 190. Adalah....

a. Membuktikan bahwa Allah Swt itu Maha Adil dan perkasa

b. Membuktikan tentang tauhid,keesaan dan kekuasaan Allah SWT

c. Membuktikan tentang kekutan Allah dan manusia

d. Mencontohkan orang orang yang soleh

e. Memberikan Inspirasi untuk masukk agama Islam

3. Yang dimaksudkan dengan kata “ulul albab” dalam surah. Ali ‘Imran: 190 adalah......

a. Orang-orang yang suka bersab d. Orang-orang yang yang beriman dan bertaqwa

b. Orang-orang yang berakal e. Orang-orang yang suka bersedekah .

c. Orang-orang yang taat beribadah

4. Berikut ini tidak termasuk sikap seorang ulil albabyang tercantum dalam Q.S.
Ali'Imran/3:191 yaitu ialah ....

a. Merenungkan ciptaan Allah Swt

b. Menghafalkan ayat-ayat tertentu

c. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan duduk

d. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri

e. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan berbaring

14
5. Apa yang di maksud dengan Asbabun Nuzul....

a. Sebab turunnya Ayat d. makna ayat

b. isi ayat e. Arti Ayat

c. riwayat Ayat

6. Apa yang di maksud Khaliq ....

a. penguji d. makhluk

b. pencipta e. Penguasa

c. yang di cipta

ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
7. ‫ض‬ ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬ arti potongan ayat tersebut adalah

a. penciptaan langit dan bumi d. orang-orang yang mengingat Allah Swt

b. tanda-tanda kebesaran Allah Swt. e. dalam keadaan berdiri dan duduk

c. dan pergantian siang dan malam.

8. ٍ ‫ار َل َيا‬
‫ت‬ ِ ‫َوالنَّ َه‬ Kata yang digaris bawahi mengandung hukum bacaan
a. Mad iwadh
b. Mad jaiz munfasil
c. Mad wajib muttasil
d. Mad idgham bigunnah
e. Mad thabii

9. Pehatikan pernyataan berikut!


1) Termotivasi melakukan penelitian
2) Mampu memiliki kekuatan supranatural
3) Timbulnya rasa syukur karena memiliki akal
4) Optimalisasi alam untuk kesejahteraan manusia
5) Semakin bersemangat untuk mengumpulkan harta
Pernyataan yang menunjukan hikmah berpikir kritis ditunjukan nomor ....
a. 1), 2), dan 3) d. 2), 4), dan 5)
b. 1), 3), dan 4) e. 3), 4), dan 5)
c. 2), 3), dan 5)

10. Arti yang tepat untuk kalimat (‫ ) َعلَّ َم‬adalah....


a. Mengajarkan d. Mendidik
b. Mendengar e. Mempelajari
c. Memikirkan

15
11. Mengapa Q.S Al Imran di artikan sebagai Keluarga Imran ….

a. menceritakan kisah nabi d. mengisahkan orang-orang bernama Imran

b. menceritakan kisah keluarga Imran e. semua benar

c. menceritakan perang uhud

12. Sikap yang tepat terhadap ayat al-Qur'an adalah . . . .

a. membacanya setiap malam Jumat dengan khusyuk

b. membaca dengan tartil dan suara yang bagus

c. membacanya dengan fasih di hadapan guru

d. membaca dan mengkajinya bersama orang yang ahli

e. membacanya setiap saat untuk mendapatkan kelancaran usaha

13. Q.S Al Imran 190-191termasuk golongan surah…..

a. Madaniah d. Makiyah

b. Madinah e. semua salah

c. Mekkah

14. Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam
termasuk....

a. perilaku mulia berpikir kritis. d. hakekat berpikir kritis

b. tujuan berpikir kritis e. manfaat dan hakekat berpikir kritis

c. manfaat berpikir kritis

15. Dibawah ini yang merupakan hikmah berpikir kritis adalah ....
a. Dapat memanfaatkan alam untuk kepentingan umat manusia secara optimal
b. Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. dalam mengembangkan
IPTEK
c. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian)
d. Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam
e. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan;

16
ESSAY

1. Jelaskan yang dimaksud ulil albab!


2. Sebutkan manfaat berpikir kritis!
3. Jelaskan Asbabun Nuzul dari Q.S Ali Imran ayat 190-191!
4. Apa isi kandungan dari Q.S Ali Imran ayat 190-191?
5. Jelaskan bagaimana mengembangkan potensi akal sesuai dengan QS. Ali ‘Imran: 190-
191, dan bagaimana menurut ananda?

Jawaban

1. Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni, yang tidak
diselubungi oleh kulit, yakni kabut ide, yang dapat melahirkan kerancuan dalam
berpikir. Yang merenungkan tentang fenomena alam raya akan dapat sampai kepada
bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah SWT
2. - Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.;
- Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia;
- Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. Dalam mengembangkan
IPTEKS;
- Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian);
- Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena alam;

3. Asbabun Nuzul turunnya Surah Ali - Imran ayat 190-191 yaitu diawali oleh
kedatangan orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Kemudian mereka para kaum
Quraisy bertanya mengenai bukti – bukti kebenaran yang dibawa nabi Musa dan bukti
– bukti kebenaran yang dibawa nabi Isa. Kaum Yahudi pun menjawab bahwa tangan
dan tongkat nabi Musa mampu bersinar putih, sedangkan nabi Isa mampu
menyembuhkan mata buta, penyakit sopak, serta mampu menghidupkan orang yang
sudah mati. Kemudian orang – orang Quraisy mendatangi Rasulullah S.A.W seraya
berkata “ Mintalah dari Tuhanmu agar bukit Safa itu menjadi emas untuk kami “
lantas Rasulullah berdoa dan turunlah surah Ali – Imran ayat 190 – 191

4. 1) dalam penciptaan langit dan bumi ada tanda" kekuasaan Allah bagi seorang hamba
yg mau mencermatinya , dg cara mentafakkuri atau memikirkan ayat" kauniyah Nya

2) karakteristik / ciri" org yg berfikir ttg tanda" kekuasaan Allah adalah : org yg
senantiasa berdzikir kpd Allah dg berbagai keadaannya , org yg selalu
menghambahkan diri pada Allah.

5. Potensi akal dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi,


yang diisyaratkan oleh ayat ini melalui keagungan penciptaan langit dan bumi, serta
fenomena pergantian siang dan malam, dalang rangka mengungkap rahasia
keagungan Tuhan. Dan berujung pada ketundukan diri terhadap kebesaran Allah,
yang diungkapkan dengan kalimat subhanaka (Mahasuci Engkau, ya Allah).

17

Anda mungkin juga menyukai