Anda di halaman 1dari 9

A.

Surah Al- Lugman Ayat 13-16




Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".







Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.





Dan jika keduanya memaksa kamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka jangan lah engkau mematuhi keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembali kamu, maka Ku-beritakan kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.








Wahai anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi, dan berada dalam batukarang atau
dilangit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya, Sesungguhnya Allah Maha
Halus lagi Maha Mengetahui.

B. Arti Perkata Al-Luqman Ayat 13-16


C. Hukum Bacaan Surah Al-Luqman Ayat 13-16
1. Idzhar artinya apabila nun mati/ tanwin bertemu dengan satu huruf halqi
( , , , , , , ) maka harus dibaca jelas, contohnya :

2. Idgham bighunnah yaitu nun mati /tanwin bertemu dengan huruf ( , , , ), maka
cara membacanya berdengung. Contohnya:



3. Ikhfa yaitu apabila nun mati/ tanwin bertemu dengan huruf selain huruf idzar, idgham,
ikhfa dan iqlab, maka cara membacanya harus samar-samar.
Hurufnya yaitu : , , , , , , , , , , , , , , ,
Contohnya :
.
.
.
.
.
.
.
.

4. Qolqolah sugra yaitu apabila huruf qolqolah ( , , , , ) berbaris mati


dipertengahan ayat atau kalimat maka cara membacanya huruf tersebut harus dipantulkan.
Contohnya:
.
.

5. Mad thabiI apabila sudah fathah, sesudah kasrah, sesudah dhammah cara
membacanya yaitu harus panjang dua harkat atau satu alif.
Contohnya :
.
.
.
.
.
.

6. Ikhfa syafawi apabila mim mati bertemu dengan hururf


Contohnya:
.

7. Idzhar syafawi yaitu apabila mim mati bertemu dengan selain huruf dan
Contohnya :
.
.

D. Asbabunnuzul Al Luqman Ayat 13- 16


Al- Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya, dari Saad bin Abi Waqqash ra. Ia berkata:
Aku adalah seseorang pria yang amat mencintai ibuku. Tetapi setelah aku masuk Islam, ibuku
itu berkata kepadaku: Hai saad! Agama apa ini, kulihat engkau mengada-ada. Tinggalkan
agamamu ini atau aku akan mogok makan dan minum, sampai mati. Dengan begitu engkau
akan tercemar lantaran aku, yaitu engkau akan dituduh sebagai pembunuh ibunya. Begitulah
lalu aku berkata kepada ibuku: Hai Ibu! Jangan engkau kerjakan itu semua, tetapi aku juga
tidak bakal meninggalkan agamaku ini selama-lamanya karena faktor apapun.
Ibuku nekad, sehari semalam sudah mulai tidak makan dan tidak minum. Pagi harinya sudah
tampak sangat letih. Hari kedua dia tidak mau makan juga dan badannya sudah semakin
bertambah letih. Hari ketigapun tidak mau makan dan badannya semakin bertambah letih.
Melihat keadaan yang demikian itu, aku kemudian berkata kepadanya: Hai Ibu! Ketahuilah,
demi Allah! Seandainya engkau mempunyai seratus nyawa, lalu nyawa itu keluar satu persatu
(dengan bertahap), namun aku tetap tidak akan mau meninggalkan agamaku ini, karena faktor
apapun. Jika engkau sudi, makanlah dan jika engkau tidak sudi, jangan makan.
Melihat keteguhan Saad yang demikian itu, akhirnya Ibunya mau makan. Lalu Allah
menurunkan ayat Dan jika kedua orang tuamu itu sungguh-sungguh memaksamu agar engkau
menyekutukan aku..dst.232)
E. Makna Ayat AL-Luqman ayat 13-16
Sekilas tentang lukman.
Luqman adalah sosok ayah pilihan Allah. Nasehat yang disampaikan pada anaknya diabadikan
dalam Al Qur'an. Ketika kita membaca Q.S Luqman ayat 13 disitu dimulai dengan hentakan
kata " Ingatlah takala ". Kata ini menandakan pentingnya atas nasehat yang akan disampaikan.
1. Makna ayat 13
Ayat 13 ini berbicara tentang nasihat Luqman kepada putranya yang dimulai dari peringatan
terhadap perbuatan syirik. Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu
merupakan kezaliman yang besar. Syirik dinamakan perbuatan yang zalim, karena meletakan
sesuatu bukan pada tempatnya.
dengan menyatakan, jadilah orang yang berakal;
Imam ash Shobuni menafsirkan
jangan mempersekutukan Allah dengan apapun, apakah itu manusia, patung, atau anak. Beliau
menafsirkan
dengan menyatakan, Perbuatan syirik merupakan sesuatu yang

buruk dan tindak kezaliman yang nyata. Karena itu, siapa saja yang menyerupakan antara
Khalik dengan makhluk, tanpa ragu-ragu, orang tersebut bisa dipastikan masuk ke dalam
golongan manusia yang paling bodoh. Sebab, perbuatan syirik menjauhkan seseorang dari akal
sehat dari hikmah sehingga pantas digolongkan ke dalam sifat zalim, bahkan pantas disertakan
dengan binatang.
terambil dari kata yaitu nasihat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang
Kata
menyentuh hati. Ada juga yang mengartikan sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan
ancaman. Penyebutan kata ini yakni tidak membentak, tetapi penuh kasih sayang sebagaimana
dipahami dari panggilan mesra kepada anak.
Sedangkan ulama memahami kata dalam arti ucapan yang mengandung peringatan dan
ancaman, berpendapat bahwa kata tersebut mengisyaratkan bahwa anak Luqman itu adalah
seorang musyrik, sehingga sang ayah menyandang hikmah it uterus menerus menasihatinya
sampai akhirnya sang anak mengakui Tauhid.[1]
Kata adalah patron yang menggambarkan kemungilan. Asalnya dalah ibny,dari
kata ibn yakni anak lelaki. Pemungilan tersebut mengisyaratkan kasih sayang. Dari sini kita
dapat berkata bahwa ayat diatas sumber isyarat bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa
kasih sayang terhadap peserta didik.
Pada ayat 13 diperintahkan untuk merenungkan anugrah Allah kepada Luqman itu dan serta
mengingatkan kepada orang lain. Ayat ini berbunyi :
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya dalam keadaan pada saat ke saat
menasihatinya bahwa wahai anakku sayang! Janganlah engkau mempersekutukan Allah
dengan apapun, dan jangan juga mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan pun, lahir
maupun batin. Persekutuan yang jelas maupun tersembunyi adalah syirik yakni
mempersekutukan Allah.
Luqman menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melaksanakan
yang baik. Memang At-takhiyah muqaddamun ala at-tabliyah (menyingkirkan keburukan
lebih utama dari pada menyandang perhiasan).[5] Dari ayat ini pula dapat dipahami bahwa
antara kewajiban orang tua kepada anak-anaknya adalah member nasihat dan didikan. Orang
tua harus memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya. Orang tua tidak boleh menganggap
cukup apabila telah menyediakan segala kebutuhan fisik seperti sandang, pangan, papan,
kesehatan dan kesenangan lahiriyah lainnya. Justru yang lebih penting adalah memperhatikan
kebutuhan rohani berupa pendidikan agama maupun pendidikan keilmuan lainya dan
keterampilan.

2. Makna Ayat 14
Allah mewajibkan kepada semua manusia agar patuh dan taat kepada orang tua. Karena
seorang ibu itu mengandung dengan segala kepayahan dan kesulitan. Seorang ibupun menyusui
sampai berusia dua tahun. Allah mengharuskan pula agar bersyukur kepada-Nya atas semua
nikmat yang diberikan dengan cara melakukan semua bentuk taat. Dan hendaknya berterima
kasih pula kepada orang tua dengan cara melakukan kebaikan dan taat. Karena semua akan
kembali kepada Allah, dan Allah akan membalas semua perbuatan yang dilakukan manusia.
Kata berarti kelemahan atau kerapuhan. Yang dimaksud disni kurangnya kemampuan
memikul beban kehamilan, penyusuan dan pemeliharaan anak. Kata yang digunakan ayat inilah
mengisyaratkan betapa lemahnya sang ibu sampai-sampai ia dilukiskan bagaikan kelemahan
itu sendiri, yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya
dan dipikulnya. Firman-Nya
( dan penyapihannya didalam dua tahun),
mengisyaratkan betapa pentingnya penyusuan anak oleh seorang ibu kandung. Tujuan
penyusuan ini bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup anak, melainkan juga
lebih-lebih untuk menumbuh kembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang prima.
Selanjutnya Allah menjelaskan pesan-Nya melalui firman berikut:

Dan Kami perintahkan kepadanya, bersyukurlah kamu kepada-Ku atas semua nikmat
yang telah Ku limpahkan kepadamu, dan bersyukur pulalah kepada ibu bapakmu. Karena
sesungguhnya kedua itu merupakan penyebab bagi keberadaanmu. Dan keduanya telah
merawatmu dengan baik sehingga kamu menjadi tegak dan kuat.



Hanya kepada-kulah kembali kamu, bukan kepada selain-Ku. Maka Aku akan memberikan
balasan terhadap apa yang telah kamu lakukan yang bertentangan dengan-Ku.
Ayat diatas menyatakan : dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh kepada
semua manusia menyangkut kepada orang ibu bapanya, pesan kami disebabkan karena ibunya
telah mengandung dalam keadaan kelemahan diatas kelemahan, yakni kelemahan berganda-
ganda dan dari saat ke saat bertambah-tambah. Lalu beliau melahirkan dengan susah payah,
kemudian merawat dan menyusuinya setiap saat, bahkan ditengah malam ketika saat manusia
lain tertidur nyenyak. Demikian hingga tiba masa menyapikannya. Dimasa kelahiran
memang ibu lebih berpotensi atau lebih ekstra dibandingkan seorang bapak dan itu tidak cukup
hanya dimasa kelahiran seorang anak, melainkan sampai anak tumbuh berkembang. Memang
ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu agar beban yang dipikulnya tidak
terlalu berat. Namun, jasa ayah tidak bisa diabaikan begitu saja oleh karena itu anak juga
berkewajiban berdoa untuk ayahnya.

3. Makna Ayat 15
Jika orang tua mengajak kepada kufur atau dosa, maka jangan ikuti keinginanya dengan
penolakan yang lembut dan bijaksana.Karena ketaatan itu haruslah dalam kebajikan. Dan
jangan sampai penolakan itu dilakukan dengan perangai yang buruk. Ikutilah orang yang
banyak bertaubat dan banyak melakukan kebaikan. Karena setelah kehidupan ini pastilah
semuanya akan kembali kepada Allah Swt dan akan terungkap semua perbuatan yang telah
dilakukan oleh setiap orang dan akan diberi ganjaran sesuai dengan perbuatannya.
Ayat diatas menerangkan bahwa jika orang tua memaksa untuk mempersekutukan
Allah, maka janganlah mematuhinya.setioap perintah untuk perbuatan maksiat, maka tidak
boleh ditaati. Namun demikian, jangan memutuska hubungan silaturahmi dengan tetaplah
menghormatinya sebagai orang tua. Berbaktilah kepada mereka selagi tidak menyimpang dari
ajaran agama dan bergaullah dengan mereka menyangkut keduniawian, bukan aqidah. Dalam
surat Al-Ankabut: 8, Artinya: Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua
orang ibui-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu uintuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.
Hanya kepada-Ku lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.
Hokum ini berlaku untuk semua umat Nabi Muhammad, yaitu melarang ketaatan anak
untuk mengikuti kehendak orang tuanya yang bertentangan dengan ajaran agama. Dan juga
sebagaimana dalam sebuah riwayatbahwa Asma putrid Sayyidina Abu Bakr ra. Pernah
didatangi oleh ibunya yang ketika itu masih musyrikah, Asma bertanya kepada Nabi
bagaimana seharusnya ia bersikap, maka Rosul memerintahkannya untuk tetap menjalin
hubungan baik, menerima dan memberinya hadiah serta mengunjungi dan menyambut
kunjungannya.

4. Makna Ayat 16
Wahai ananda, meskipun perbuatan buruk atau perbuatan baik hanya seberat biji saja,
pastilah tidak akan luput dari pandangan Allah Swt. Kebaikan dan keburukan itu pastilah akan
terungkap jelas di hari kiamat kelak, dan bagi yang berbuat kebaikan pastilah diganjar dengan
kebaikan pula, begitu pula dengan keburukan. Allah Swt itu Maha Lembut dan Dia selalu
memberi jalan keluar bagi para hamba-Nya dengan cara yang baik. Allah Swt juga Maha
Mengawasi dan tidak satupun yang luput di hadapanNya.
Katika menafsirkan kata khardal, Quraish Shihab mengutip penjelasan Tafsir al-
untakhab yang melukiskan biji tersebut. Disana dinyatakan bahwa satu kilogram
biji khardal/moster terdiri atas 913.000 butir. Dengan demikian, berat satu butir biji moster
hanya sekitar satu per seribu gram, atau kurang lebih 1 mg, dan merupakan biji-bijian teringan
yang diketahui umat manusia sampai sekarang. Oleh karena itu, biji ini sering digunakan oleh
Al-Quran untuk manunjuk sesuatu yang sangat kecil dan halus.
Kata lathif terambil dari akar kata lathafa yang huruf-hurufnya terdiri
dari lam, tha dan fa. Kata ini mengandung makna lembut, halus atau kecil. Dari makna ini
kemudian lahir makna ketersembunyian dan ketelitian.
Sedangkan kata khabir, terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf kha,
ba dan ra yang maknanya berkisar pada dua hal, yaitu pengetahuan dan
kelemahlembutan. Khabir dari segi bahasa dapat berarti yang mengetahui dan juga tumbuhan
yang lunak. Sementara pakar berpendapat bahwa kata ini terambil dari kata khabartu al-
ardha dalam arti membelah bumi. Dari sinilah lahir pengertian mengetahui, seakan-akan
yang bersangkutan membahas Sesuatu sampai dia membelah bumi untuk menemukannya.
Materi pelajaran akidah diselingi dengan materi pelajaran akhlak, bukan saja agar
peserta didik tidak jenuh dengan satu materi, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa ajaran
akidah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Wasiat Luqman pada ayat 16 ini adalah berkaitan dengan masalah akhirat, dimana di
dalamnya terdapat pahala yang adil dan perhitungan yang cermat atas amal perbuatan manusia
yang digambarkan oleh al-Quran dengan kata-kata indah dan menyentuh, yang
membangkitkan semangat, suatu gambaran yang menunjukkan atas ilmu Allah yang meliput,
yang tidak sebiji sawi pun yang luput dari pengetahuan-Nya, walaupun biji itu tersembunyi di
dalam perut bumi, di dalam batu yang keras, atau di atas langit Allah yang luas, apalagi amal
perbuatan manusia, mudah sekali diketahui-Nya. Karena pengetahuan Allah meliputi seluruh
langit dan bumi.[2]
Tidak ada satu pun ungkapan lain yang dapat menggambarkan tentang ketelitian dan keluasan
ilmu Allah yang meliputi segalanya, tentang kekuasaan Allah, dan tentang hisab yang teliti
dan timbangan yang adil melebihi gambaran yang dilukiskan oleh ungkapan ayat 16 surat
Luqman ini. Inilah salah satu keistimewaan al-Quran sebagai mukjizat, dimana susunannya
sangat indah dan sentuhannya sangat dalam.

F. Aspek Nilai Pendidikannya


Pentingnya menjaga Tauhid dan kejinya dosa Syirik
Menjelaskan arti hikmah, yaitu bersyukur kepada Allah Swt dengan cara taat dan selalu
ingat kepadaNya. Dan orang yang bersyukur itu pasti orang memiliki akal sehat
Pentingnya memberi nasehat yang baik, sekaligus memberi solusi (irsyad) kepada siapa
saja
Buruknya dosa musyrik dan jeleknya orang yang memusyrikan Allah Swt
Keharusan taat kepada orang tua dan mempelakukan mereka dengan lembut dan sayang
Pengukuhan pedoman, Tidak boleh patuh kepada seseorang jika menyuruh berbuat
dosa kepada Allah Swt. Dan ini berlaku kepada orang tua untuk tidak taat atas kemauan
mereka ketika diperintah melakukan keburukan.

Anda mungkin juga menyukai