Dari sudut sejarah desa moropelang

Menurut cerita rakyat yang sekarang masih hidup bahwa asal mula yang kuasa di desa
itu, moropelang masih merupakan lahan, hanya ada beberapa orang saja, tidak lama
kemudian datanglah beberapa orang lagi, tetapi kebetulan desa itu terserang penyakit (ada
pageblug) sehingga orang-orang yang datang sia-sia karena tiap ada orang datang, tidak lama
ia meninggal dunia dalam hal tersebut bukan hanya satu, dua orang tetapi tiap pendatang,
datang terus meninggal dunia, sehingga orang yang masih hidup itu berkumpul dan
menyatakan dengan bahasa daerah. ( ih piye, saben – saben ono wong teko pel-pel mati,
moro-moro ilang nek ngono deso iki tak jenengno deso”moro-moro pel-pel ilang,,,”) moro=
datang, pel= datang secara berangsur-ansur, ilang= tidak ada atau mati, yang akhirnya moro
pel ilang lama kelamaan di sebut “Moropelang”.

Sejarah selanjutnya

a. Kurang lebih tahun 1751, dengan adanya penyakit yang menimpa pada penduduk
pada saat itu, kemudian kanjeng adi pati sedayu mendatangkan beberapa orang untuk
ditanam di desa tersebut. Setelah beberapa lama penduduk di desa tersebut sudah
bertambah banyak, kemudian kanjeng Adi Pati Sedayu mendatanggi di desa tersebut
dengan mengumpulkan orang-orang yang kehidupannya bergerobol. Dan disitu
ditetapkan bagi penduduk yang pertama kali datang di desa tersebut bernama Pak
Posiah ditunjuk sebagai demang tersebut berjalan kurang lebih 35 tahun.
b. Kanjeng adi pati sedayu setelah mendengar, bahwa adi pati singo dipo kedung adem
mempertahankan di desa patihan, kemudian kanjeng adi pati sedayu memerintakan
punggawanya dengan dibekali sebuah judang yang berisikan satu (kekep) dan satu
(layah) untuk mesanggrah (jaga) di desa moropelang sebelah barat.
c. Pada waktu kanjeng adi pati sedayu mensanggrah (jaga) di desa moropelang kanjeng
adi pati singo dipo kedung adem mengadakan perlawanan dengan menyembunyikan
meriyam yang diarahkan ke desa moropelang, setelah utusan kanjeng adi pati sedayu
mendengar suara meriam dari musuh tersebut, kemudian kemudian mengimbangi
dengan kesaktian layah, membuka kekep yang ditutupkan pada layah, dan dapat
mengeluarkan suara seperti getaran meriyam, setelah kanjeng adi pati singo dipo
kedung adem mmendengar suara meriam, lantas punggawanya kanjeng adi pati singo
kedung adem mengalami kebingungan akibat para punggawanya kanjeng adi pati
singo dipo tersebut binggung maka sungai tersebut dinamakan kali bingung.
d. Selanjutnya tidak lama lagi salah satu utusan dari kanjeng adi pati sedayu yang
mesanggrah di desa moropelang meninggal dunia dan dimakamkan sekali di tempat
pesanggrahan (penjagaan) tersebut, akibat peristiwa tersebut maka makam islam di
desa moropelang disebut dengan Makan Penjagaan. Beberapa tahun kemudian pada
saat itu kanjeng adi pati sedayu mempunyai saudara perna adik yang kenakalanya
melebihi batas, selalu merusak kedudukan saudara-saudaranya yang baik yang ada di
sedayu maupun yang ada di Madura dan jombang, selanjutnya pada waktu itu
kanjeng adi pati sedayu merasa tidak mampu mengatasinya. Akhirnya saudara
tersebut dikirimkan ke moropelang dengan maksud agar adinya segera dibunuh,
setelah adiknya di desa moropelang oleh saudara layarsebagai demang yang ke II
berusaha memikat diajak pesta, pada saat tersebut minum, udut dengan menyembelih
seekor kambing, sebagai tambulnya sebagai adik kanjeng adi pati sedayu mabuk
lantas lengannya dipegang dua orang punggawannya demang layar tersebut ditidurkan
dan ditindihi amben ukir-ukiran lantas dipotong lehernya, setelah dipotong lehernya,
kepalanya dikirimkan kepada kenjeng adipati sedayu. Adapun sebagian anggota
bagian tubuhnya dikubur di sebelah tenggara desa moropelang. Perbatasan dusun
ngablak desa kebalandono setelah kematian adiknya kanjeng adi pati sedayu beberapa
tahun kemudian para anak-anaknya penggembala tersebut keluar sumber air yang
tidak habis akhirnya lubangan tersebut diperbaiki dijadikan sumur oleh seorang yang
bernama daud, setelah selesai pembuatan sumur tersebut di beri mana Sumur Belok
karena yang dikubur disitu itu dianggap orang gila dibelok disitu.