BERSIKAP KRITIS
Disusun oleh:
XII MIPA
JL. Prof KH. M. SyadelI Hasan NO. 44 Cigending Indah Nagrog II Ujungberung
Kota Bandung
Daftar isi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................................1
D. Manfaat...............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................2
A. Lapal Quran Surat Ali Imran Ayat 190-191...................................................................2
B. Makna Mufradat Quran Surat Ali Imran Ayat 190-191...............................................3
C. Asbabun nuzul Q.S Ali imran Ayat 190-191...................................................................3
D. Tajwid.................................................................................................................................4
E. Penjelasan Ayat Q.S Ali Imran Ayat 190-191.................................................................4
F. Manfaat berfikiri kritis.....................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................7
PENUTUP.....................................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.........................................................................................................................7
B. Saran...................................................................................................................................7
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Bersikap
kritis.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang beriman pada hari akhir ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surat Ali Imran ayat 190-191 tentang berpikir kritis menurut para mufasir adalah
sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dari tidak ada menjadi ada serta tanpa ada
contoh sebelumnya dan di dalam pergantian malam dan siang serta perbedaan panjang dan
pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti nyata bagi orang-orang yang berakal sehat
yang menunjukkan mereka kepada Sang Maha Pencipta alam semesta, hanya Dia yang berhak
disembah. Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, melalui Surat Ali Imran ayat 190,
Allah mengarahkan hamba-Nya untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan
agar hamba-Nya mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara siang dan
malam. Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bersikap kritis?
2. Lapal Q.S Ali Imran Ayat 190-191?
3. Bagaimana Makna Mufradat Quran Surat Ali Imran Ayat 190-191?
4. Apa Pengertian dari Asbabun-Nuzul Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 190-191?
5. Isi Kandungan Quran Surat Ali Imran Ayat 190-191 ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Bersikap kritis.
2. Mengetahui Lapal Q.S Ali Imran Ayat 190-191.
3. Mengetahui Makna Mufradat Quran Surat Ali Imran Ayat 190-191.
4. Mengetahui Asbabun-Nuzul Q.S Ali Imran Ayat 190-191.
5. Mengetahui Isi Kandungan Q.S Ali Imran Ayat 190-191.
D. Manfaat
1. Bahan materi tentang Bersikap kritis.
2. Meningkatkan Pengetahuan tentang Bersikap kritis.
3. Meningkatkan Pengetahuan tentang Isi Kandungan Q.S Ali Imran Ayat 190-191.
4. Meningkatkan Pengetahuan tentang Makna Mufradat Quran Surat Ali Imran Ayat
190-191.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Surat Ali imran ayat 190-191 merupakan salah satu firman Allah Swt,yang harus
di jadikan pedoman hidup bagi manusia. Allah swt. Berfirman :
Artinya : “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka “ (QS Ali ‘imran/3 : 190-191).
2
B. Makna Mufradat Quran Surat Ali Imran Ayat 190-191
Asbabun Nuzul turunnya Surah Ali - Imran ayat 190-191 yaitu diawali oleh kedatangan
orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Kemudian mereka para kaum Quraisy bertanya
mengenai bukti – bukti kebenaran yang dibawa nabi Musa dan bukti – bukti kebenaran yang
dibawa nabi Isa. Kaum Yahudi pun menjawab bahwa tangan dan tongkat nabi Musa mampu
bersinar putih, sedangkan nabi Isa mampu menyembuhkan mata buta, penyakit sopak, serta
mampu menghidupkan orang yang sudah mati.
Kemudian orang – orang Quraisy mendatangi Rasulullah S.A.W seraya berkata “ Mintalah dari
Tuhanmu agar bukit Safa itu menjadi emas untuk kami “ lantas Rasulullah berdoa dan turunlah
surah Ali – Imran ayat 190 – 191.
3
D. Tajwid
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah Saw minta izin untuk beribadah pada suatu
malam, kemudian bangunlah dan berwudhu lalu shalat. Saat shalat, beliau menangis karena
merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah shalat beliau duduk memuji Allah Swt dan kembali
menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.
Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi Saw menangis ia bertanya “ Wahai
Rassulullah Saw mengapa Anda menangis, padahal Allah Swt telah mengampuni dosa-dosa
Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang? “ Nabi menjawab “ apakah tidak boleh aku
menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt? Dan bagaimana aku tidak menangis, pada
malam ini Allah Swt telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian, beliau berkata “ alangkah
ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungkannya
Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan
perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt bagi
orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada
satupun ciptaan Allah Swt yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang
yang berakal.
4
Pada ayat 191, Allah Swt menjelaskan ciri orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan
sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda kebesaran Allah Swt di
alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk maupun
berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam
ciptaan-Nya yang menggambarkan kekuasaan-Nya.
Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah
yang sangat rumit dan kompleks, yang terus menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak
awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menginspirasi dan memotivasi manusia untuk
meneliti alam raya ini, diantaranya adalah QS Al-A’raf/7 : 54 yang menyebutkan bahwa
penciptaan langit itu ( ِفْي ِس َتِة َأَياٍمdalam enam masa)
Terkait penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi untuk
membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi,
dalam bukunya Bagaimana Alam Semesta diciptakan, Pendekatan Al-Qur’an dan Sains Modern
(tahun 2003), sebagai berikut : kata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum
daam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”.
“Ayyam” dapat diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “ waktu yang lama “. Abdullah
Yusuf Ali dalam The Holy Qur’an, Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata
ayyam dengan “age” atau “eon” (inggris). Sementara Abu Suud menafsirkan kata Ayyam dengan
“peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap” atau periode atau
masa. Dengan demikian, kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”.
Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam merupakan fenomena yang sangat
kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu
bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar (precession) mengelilingi matahari. Gerakan
miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh
bulan yang mengelilingi bumi. Subhanallah. Semua saling terkait. Kompleksnya fenomena
penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami
dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka
itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas.
Jadi, berpikir kritis dalam beberaoa ayat tersebut adalah memikirkan dan mellakukan tadabbur
semua ciptaan Allah Swt. Dengan demikian kita sadar betapa Allah Swt adalah Tuhan Pencipta
Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-
hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah (ritual dan social) dengan
ikhlas.
5
F. Manfaat berfikiri kritis
1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt
3. Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt dalam mengembangkan IPTEK
6. Semakin bersyukur kepada Allah Swt atas anugerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada
di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan memahami kajian teori di atas, maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan yaitu Berpikir kritis sangat dianjurkan dalam islam, terutama terhadap peristiwa atau
kejadian yang bisa membuat keimanan seseorang semakin bertambah, atau terhadap hal yang
jika dikaji akan termotivasi untuk berbuat kebaikan. Berpikir kritis terhadap hal-hal yang baik
akan membuat seorang muslim memiliki pikiran yang jernih dan jauh dari pemikiran yang kotor
atau jorok. Sebagaimana tertuang dalam QS Ali ‘Imran/3 : 190-191, Allah Swt menjelaskan
bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, kemudiad pada pergantian siang dan malam ada tanda-
tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Swt yang mutlak. Tentunya dengan memikirkan bisa
membua seorang muslim makin bertambah keimaannya.
Tanda-tanda kebesaran Allah Swt bisa direnungkan bagi mereka yang berakal sehat dan jernih.
Mereka adalah orang-orang senantiasa berdzikir kepada Allah Swt dalam segala kondisi.
Kemudian mereka juga memikirkan dan mentadabburi proses penciptaan langit dan bumi ini.
Karena semua yang diciptakan Allah Swt tidak ada yang sia-sia sedikitpun, semua pasti ada
manfaat dan pelajaran yang bisa diambil
Kemudian tekait demokrasi, islam sangat menganjurkannya, karena memberikan hak-hak kepada
setiap orang, baik hak mengemukakan pendapat, hak mendapatkan kehidupan layak, hak
mendapatkan perlindungan hukum, hak mendapatkan keadialan. Tentunya demookrasi ini harus
di atur agar tidak kebablasan dan malah menghancurkan kehidupan. Dalam islam salah satu cara
berdmokrasi dikenal dengan istilah syuro, atau kekebasan mengemukakan pendapat atau
bermusyawarah.
B. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis dengan senang hati bersedia
menerima segara kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan penulis dalam menyusun
makalah yang akan datang.