Anda di halaman 1dari 15

MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN

BERPIKIR KRITIS

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
XII IPA 1
KELOMPOK 2

 ANDI ADILAH NAJLAH


 ERNA SATRIANA
 NORMALIA ASTUTI
 NUR HASIRAH
 A.AHMAD AGUNG SAID
 ARWING

SMA NEGERI 3 SOPPENG


2019/2020
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Semangat Beribadah
dengan Meyakini Hari Akhir”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah Swt akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Adapun penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Pada makalah ini membahas mengenai seputar tentang Iman Kepada
Hari Akhir.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerja sama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang membangun amat kami
nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya kami dapat meningkatkan pembuatan makalah di
tugas lainnya dan di waktu berikutnya.
Kami berharap makalah sederhana ini bisa di mengerti oleh setiap pihak terutama untuk
para pembaca. Kami mohon yang sebesar-besarnya jika ada perkataan yang tidak berkenan di
hati.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata utuk masyarakat luas.

Dareajue, Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... i
Daftar isi ..................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

BAB II Pembahasan
A. Tadarus al-Quran 5-10 menit .......................................................... 2
B. Makna Q.S Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis tentang
Berpikir kritis................................................................................... 2
C. Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal
( Ulil Albab ) sesuai Pesan Q.S. Ali-Imran/3:190-191 ................... 7
D. Manfaat Berpikir Kritis ................................................................... 8
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................ 10

Daftar Pustaka ........................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hari akhir menurut bahasa artinya “Hari Penghabisan” ( Q.S. al-Baqarah/2:177),


juga disebut “ Hari Pembalasan” ( Q.S. al- Fatihah/1:4). Adapun menurut istilah, hari
akhir adalah hari mulai menghancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya
kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari kiamat, yaitu hari
penegakan hukum Allah Swt. Yang seadil-adilnya ( Q.S al-Mumtahanah/60:3).
Kebenaran akan datangnya hari akhir dapat ditemukan melalui kasjian ayat-ayat
al-Quran, ilmu pengetahuan, dan panca indera. Melalui kajian akan kebenaran adanya hari
akhir, kita dapat mengahayati akan nilai-nilai keimanan kepada hari akhir.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Makna Q.S Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis tentang berpikir kritis


2. Apa kaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal ( Ulil Albab ) sesuai
Pesan Q.S. Ali-Imran/3:190-191
3. Apa manfaat berpikir kritis
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui makna Q.S Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis tentang berpikir kritis

2. Untuk mengetahui kaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal ( Ulil
Albab ) sesuai Pesan Q.S. Ali-Imran/3:190-191

3. Untuk mengetahui manfaat berpikir kritis

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Tadarus al-Quran 5-10 menit


B. Makna Q.S Ali-Imran/3:190-191 serta Hadis tentang berpikir kritis
1. Ayat al-Quran dan Terjemahannya yang Mengandung Perintah Berpikir Kritis

‫ت ََليَا ْلُولي أْل َ ألبَاب‬


ٍ ‫س َم َاوات خ أَلق في‬
َّ ‫اخت ََلف َو أاْل َ أرض ال‬
‫إ َّن َوالنَّ َهار اللَّيأل َو أ‬

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)
َ ُ ْ َ َّ
َ‫ين َيذك ُرون‬
َ ‫ال ِذ‬
َّ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ً َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َْ ْ َ َ َّ َ َ ْ ُ ََ ً ُ
َ‫اب النار‬
َ ‫ك ف ِقنا عذ‬
َ ‫ل سبحان‬
َ ‫اط‬ َ ‫ات َواْل ْرضَ ربنا ما خلق‬
ِ ‫ت ه ََٰٰذا ب‬ َ ِ ‫الس َم َاو‬
َّ ‫ق‬َ ِ ‫ف خل‬ َ ‫م َو َيتفك ُر‬
َ ِ ِ ‫ون‬ َ ‫ل ُجنو ِب َٰ ِه‬
َ ‫ِق َي ًاما َوق ُعودا َوع‬
َّ
ََ
‫اّلل‬

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaringَ danَ merekaَ memikirkanَ tentangَ penciptaanَ langitَ danَ bumiَ (serayaَ berkata):َ “Yaَ
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 191)

2. Penerapan Tajwid
 Tajwid Surat Ali-Imran ayat 190:

‫ → إ َّن‬ghunnah karena ada nun ditasydid

‫ → في‬mad thobi'i karena ada kasroh diikuti ya' suku

َّ ‫ → خ أَلق ال‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu salah satu huruf
‫س َم َاوات‬
syamsyiyah yaitu huruf sin, dan mad thobi'i karena da fathah diikuti alif

‫ → َو أاْل َ أرض‬idhar qomariyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu alif

‫ → َو أ‬mad thobi'i karena ada fayhah diikuti alif


‫اخت ََلف‬

‫ → اللَّيأل‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu lam

‫ → َوالنَّ َهار‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu nun dan mad thobi'i karena
ada fathah diikuti alif

‫ت ْلُولي‬
ٍ ‫ → ََل َيا‬idghom bila ghunnah karena ada tanwin bertemu lam

‫ → أاْل َ أل َباب‬idhar qomariyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu alif, dan mad arid lis sukun
karena sebelum waqaf ada mad thobi'i

 Tajwid Surat Ali-Imran ayat 191 :

َ‫ → الَّذين‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu lam

َ‫ → َيذأ ُك ُرون‬mad thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu sukun

َّ → tafhim karena ada lam jalalain didahului fathah


َ‫ّللا‬

2
‫ → ق َيا ًما‬mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif

‫ → ق َيا ًما َوقُعُودًا‬idghom bighunnah karena ada tanwin bertemu wawu tidak dalam satu kalimah

‫ → َوقُعُودًا‬mad thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu sukun

‫ → َوقُعُودًا َو َعلَى‬idghom bighunnah karena ada tanwin bertemu wawu tidak dalam satu kalimah

‫ → ُجنُوبه أم‬mad thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu suku

َ‫ → ُجنُوبه أم َو َيتَ َف َّك ُرون‬idhar syafawi karena ada mim mati bertemu dengan salah satu huruf idhar
syafawi yaitu huruf wawu

َ‫ → يَتَ َف َّك ُرون‬mad thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu sukun

‫ → في‬mad thobi'i karena ada kasroh diikuti ya' sukun

‫س َم َاوات‬
َّ ‫ → ال‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu salah satu huruf
syamsyiyah yaitu huruf sin, dan mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif

‫ → َو أاْل َ أرض‬idhar qomariyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu alif

‫ → َربَّنَا‬mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif

‫ → َما‬mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif

َ‫ → َخلَ أقت‬qolqolah sughro karena ada salah satu huruf qolqolah bertanda baca sukun atau asli mati

‫ → َهذَا‬mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif

‫ → بَاط ًَل‬mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif

ُ ‫ → بَاط ًَل‬ihfa' karena ada tanwin bertemu salah satu huruf ihfa' yaitu huruf sin
َ‫س أب َحانَك‬

َ‫س أب َحانَك‬
ُ → mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif

‫ → فَقنَا‬mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif

َ َ‫ → َعذ‬mad thobi'i karena ada fathah diikuti alif


‫اب‬

‫ → النَّار‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu nun, dan mad arid lis sukun
karena sebelum waqof ada mad thobi'i

3
3. Kosa Kata Baru

Q.S Ali-Imran : 190

 sesungguhnya........................................................... َّ ‫ِإ‬
‫ن‬
 dalam......................................................................‫ِفى‬

 penciptaan...........................................................‫خ َْلق‬

 َِّ ‫َََََََََََّّّّّّّّّّّٱلس َٰ َم َٰ َو‬


langit........................................................َّ‫ت‬

 dan.......................................................................... ‫و‬

 bumi.............................................................‫ض‬ َّ ِ ‫ْٱْل َ ْر‬


 pergantian (silih berganti)................................‫ف‬ َِّ َ‫ٱخ ِت َٰل‬ ْ
 malam...................................................................‫ٱليْل‬

 siang...............................................................‫هار‬ َ ‫ٱلن‬
 terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah).......‫ءا َٰيَت‬ َ ‫َل‬
 bagi orang-orang yang....................................‫ِِْل ُ ۟و ِلى‬

 berakal..........................................................‫ب‬ َِّ َ‫ْٱْل َ ْل َٰب‬


Q.S Ali-Imran :
 (yaitu) orang-orang............................................. َّ‫ِين‬
َ ‫ٱلذ‬
 mengingat Allah....................................َ‫َّٱّلل‬ َّ َ‫َي ْذ ُك ُرون‬
 berdiri..................................................................‫قِ َٰيَ ًۭما‬

 duduk..............................................................َّ‫قُعُود‬

 dan..........................................................................‫و‬ ََّ
 dalam.................................................................‫ى‬ ََّٰ َ‫عل‬
َ
 keadaan berbaring........................................‫م‬ َّْ ‫ُجنُو ِب ِه‬
 mereka memikirkan................................‫رون‬ ُ ‫يَتَفَك‬
 tentang / dalam..................................................‫ِفى‬

 penciptaan.....................................................‫ق‬ َِّ ‫خ َْل‬


 َِّ ‫ٱلس َٰ َم َٰ َو‬
langit......................................................‫ت‬

 bumi......................................................‫ض‬َّ ِ ‫ْٱْل َ ْر‬


 ya Tuhan kami..............................................‫ن‬ ََّ ‫َرب‬
 tidaklah...........................................................‫ما‬ َ
 Engkau menciptakan..................................‫ت‬ ََّ ‫َّ َخلَ ْق‬
4
 ini................................................................... َ‫َٰ َه َّذ‬
 sia-sia.........................................................‫ل‬َّ ًۭ ‫َٰبَ ِط‬
 Mahasuci Engkau...................................‫َك‬ ََّ ‫س ْب َٰ َحن‬ ُ
 lindungilah.....................................................‫فَ ِقنَا‬

 azab.........................................................‫عذَاب‬ َ
 neraka.......................................................‫ار‬ َِّ ‫ٱلن‬

4. Asbabun Nuzul

As-Suyuthi dalam kitabnya menyebutkan mengenai asbabun nuzul Surah Ali-‘Imranَayatَ190َ


dengan mengutip hadits riwayat ath-Thabrani. Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan
dariَ Ibnuَ Abbas,َ diaَ berkata,َ “Orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan
bertanyaَ kepadaَ mereka,َ ‘Apaَ tanda-tanda yang dibawa Musaَ kepadaَ kalian?’َ Orang-orang
Yahudiَituَmenjawab,َ‘Tongkatَdanَtanganَyangَputihَbagiَorang-orangَyangَmelihatnya.’َLaluَ
orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orangَ Nasrani,َ laluَ bertanyaَ kepadaَ mereka,َ ‘Apaَ
tanda-tandaَyangَdiperlihatkanَIsa?’َMerekaَ menjawab,َ‘Diaَduluَmenyembuhkanَorangَyangَ
buta,َorangَyangَsakitَkustaَdanَmenghidupkanَorangَmati.’َLaluَmerekaَmendatangiَNabiَsaw.َ
laluَ merekaَberkataَ kepadaَbeliau,َ ‘Berdoalahَ kepadaَ Tuhanmuَ untukَmengubahَ bukitَ Shafa
dan rwah menjadi emas untuk kami.’َLaluَbeliauَberdoa,َmakaَturunlahَfirmanَAllah:

“Sesungguhnyaَ dalamَ penciptaanَ langitَ danَ bumi,َ danَ pergantianَ malamَ danَ siang,َ
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”َ(HR.َath-Thabrani)

Menurut Ibnu Kasir dalam tafsirnya mengatakan, riwayat ini sulit dimengerti, mengingat
ayat ini adalah ayat Madaniyyah, sedangkan permintaan mereka yang menghendaki agar bukit
Shafa dan Marwah menjadi emas adalah di Mekah.Namun demikian riwayat ini menjelaskan
mengenai sebab turunnya Surah Ali-‘Imranَayatَ190َdanَsebagaiَpenjelasَbaginya.

5. Tafsir dan Penjelasan Ayat

Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi serta
keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih bergantinya siang dan malam
secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita
dan cara berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya
yang ada pada dunia flora dan fauna merupakan tanda dan bukti yang menunjukkan keesaan
Allah, kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaan-Nya.

5
Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq tersusun dengan sangat tertib.Bukan hanya
semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak hidup.Semua bergerak menurut aturan.Silih
bergantinya malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup kita dan segala yang
bernyawa.Kadang-kadang malam terasa panjang dan sebaliknya.Musim pun silih
berganti.Musim dingin, panas, gugur, dan semi.Demikian juga hujan dan panas.Semua ini
menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah bagi orang yang berpikir.Bahwa tidaklah
semuanya terjadi dengan sendirinya.Pasti ada yang menciptakan yaitu Allah SWT.

Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata: "Wahai 'Aisyah apakah
engkau mengizinkankanda pada malam ini untuk beribadah kepada Allah SWT sepenuhnya?".
Jawab Aisyah ra: " wahai Rasulullah, Sesungguhnya saya menyenangi apa yang kanda senangi,
menyukaiَapaَyangَkandaَsukai.Dindaَizinkanَkandaَmelakukannya.”Kemudianَnabiَmengambilَ
qirbah (tempat air yang terbuat dari kulit domba) yang terletak didalam rumah, lalu
berwudlu.Selanjutnya beliau mengerjakan shalat.Di waktu salat beliau menangis sampai-sampai
air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya.Setelah
salat beliau duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu.Kemudian beliau
mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi
tanah.Kemudian datanglah Bilal untuk azan subuh dan melihat Nabi saw menangis ia bertanya:
"Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa
Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang". Nabi menjawab: "Apakah saya ini
bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah SWT? Dan bagaimana saya
tidak menangis?Pada malam ini Allah SWT telah menurunkan ayat kepadaku.Selanjutnya beliau
berkata: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikir dan
merenungkan kandungan artinya".

Pada ayat 191 mendefinisikan orang-orang yang mendalam pemahamannya dan berpikir
tajam (Ulul Albab), yaitu orang yang berakal, orang-orang yang mau menggunakan pikirannya,
mengambil faedah, hidayah, dan menggambarkan keagungan Allah.Ia selalu mengingat Allah
(berdzikir) di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri, duduk atau berbaring. Jadi
dijelaskan dalam ayat ini bahwa ulul albab yaitu orang-orang baik lelaki maupun perempuan
yang terus menerus mengingat Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.

Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah, sedangkan objek
pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam.Ini berarti pengenalan kepada Allah
lebih banyak didasarkan kepada kalbu, Sedang pengenalan alam raya oleh penggunaan akal,
yakni berpikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk memikirkan fenomena alam,
tetapi ia memiliki keterbatasan dalam memikirkan Dzat Allah, karena itu dapat dipahami sabda
RasulullahَSAWَyangَdiriwayatkanَolehَAbuَNu’aimَmelaluiَIbnَ‘Abbas,

“Pikirkanَdanَrenungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah jangan sekali-


kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat Penciptanya, karena
bagaimanapunَjugaَkamuَtidakَakanَsampaiَdanَtidakَakanَdapatَmencapaiَhakikatَZatَNya.”

6
Orang-orang yang berdzikir lagi berfikir mengatakan: "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan makhluk ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak
mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan yang tertentu yang akan membahagiakan kami
di dunia dan di akhirat, sebagaimana disebar luaskan oleh sementara orang-orang yang ingin
melihat dan menyaksikan akidah dan tauhid kaum muslimin runtuh dan hancur. Maha Suci
Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan bukan yang ditujukan kepada Engkau.
Karenanya, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-rang
yang tidak beriman.[6]Ucapan ini adalah lanjutan perasaan sesudah dzikir dan pikir, yaitu
tawakkal dan ridha, berserah dan mengakui kelemahan diri.Sebab itu bertambah tinggi ilmu
seseorang, seyogyanya bertambah pula dia mengingat Allah.Sebagai tanda pengakuan atas
kelemahan diri itu, dihadapan kebesaran Tuhan.

Padaَ ujungَ ayatَ iniَ (َ “Mahaَ suciَ Engkauَ !َ makaَ peliharalahَ kiranyaَ kamiَ dariَ azabَ
neraka”َ)َkita memohon ampun kepada Tuhan dan memohon agar dihindarkan dari siksa neraka
dengan upaya dan kekuatan-Mu serta mudahkanlah kami dalam melakukan amal yang diridhai
Engkau juga lindungilah kami dari azab-Mu yang pedih.

C. Keterkaitan antara Berpikir Kristis dengan Ciri Orang Berakal ( Ulil Albab ) sesuai Pesan
Q.S. Ali-Imran/3:190-191

Mustaji mendefinisikan bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif
dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan”.
Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di
akhirat. Maksudnya, jika kita sudah mengetahui bahwa kebaikan dan keburukan akan
menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita harus ada pertimbangan akal
sehat.

Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut ini.

Artinya :
Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang cerdas
ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah
mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan
berharap kepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis
Hasan).
Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas
adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga
kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat
dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat.

Rasulullah saw. bersabda:

Artinya:
Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:“Bersegeralah kalian
beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang
melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang
melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk
yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya
serta yang terpahit dideritanya?” (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis hasan).

7
Dalam hadis di atas, Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan tidak menunda-
nunda untuk beramal salih. Rasulullah saw. menyebut tujuh macam peristiwa yang buruk untuk
menyadarkan kita semua.

1. Pertama, kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah Swt. karena sibuk
mencari penghidupan (harta).
2. Kedua, kekayaan yang membuat kita menjadi sombong karena menganggap semua
kekayaan itu karena kehebatan kita.
3. Ketiga, sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau bahkan
cacat.
4. Keempat, masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak berdaya.
5. Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi manfaat.
6. Keenam, datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk karena menjadi
fitnah bagi manusia.
7. Ketujuh, hari kiamat, bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.

Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah saw. dalam dua hadis di atas adalah
mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca kematian (akhirat)

D. Manfaat Berpikir Kritis

 Selalu bersyukur kepada Tuhan

Ketika seseorang memiliki berfikir kritis maka mereka akan lebih memahami tentang
bagaimana Tuhan memberikan kenikmatan dalam kehidupan mereka. Untuk itu bagi mereka
yang memiliki sifat berpikir kritis terutama dalam keagamaan maka mereka akan lebih bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bersyukur pada Tuhan ini dapat diwujudkan dengan manfaat
solat karena solat sama artinya mndekatkan diri dengan Tuhan, dan memang manfaat bersyukur
sangat mempengharuhi kehidupan. Salah satu cara bersyukur adalah dengan manfaat sedekah
yang ikhlas

 Menjadi pribadi yang disukai orang lain

Memiliki sifat berpikir kritis juga dapat disukai oleh banyak orang sebab Ketika seseorang
memiliki sifat berfikir kritis biasanya orang tersebut merupakan orang yang terbuka. Seseorang
yang memiliki berpikir kritis maka mereka akan lebih mudah dalam menerima pendapat serta
menerima kritikan dari orang lain. Pribad yang disukai orang lain selain berpikir kritis adalah
yang juga selalu tersenyum, selain baik untuk orang lain manfaat senyum juga baik untuk
kesehatan tubuh.

 Tidak akan mudah tertipu

Bagi mereka yang memiliki sifat berpikir kritis maka manfaat dari sikap berpikir kritis adalah
tidak akan mudah tertipu oleh orang lain. Sebab Ketika seseorang memiliki sifat berpikir kritis
maka mereka tidak akan mudah percaya terhadap berbagai macam hal yang belum tentu akan
kebenarannya sehingga mereka tidak akan mudah tertipu. dengan manfaat taat kepada Alloh pun
akan menjadikan diri terlindungi dan tidak mudah tertipu.

 Dapat menyelesaikan masalah

Manfaat dari seseorang yang memiliki sifat berpikir kritis maka mereka akan mudah dalam
menyelesaikan masalah. Karena pada umumnya seseorang yang memiliki sifat berpikir kritis
akan dengan mudah menganalisis serta memecahkan masalah yang sedang mereka alami maupun
yang sedang dialami oleh orang lain.

8
 Dapat membantu dalam mengambil keputusan

Kemampuan dalam menganalisis berbagai macam Masalah dapat membantu seseorang dalam
mengambil berbagai macam keputusan terutama keputusan-keputusan yang penting. Untuk itu
Maka segeralah menerapkan berpikir kritis pada kehidupan Anda saat ini. Mengambil keputusan
pun dapat dibantu dengan manfaat musyawarah agar keputusan yang diambil bisa mufakat dan
tidak sebelah pihak

 Dapat membedakan antara fakta dan opini

Seseorang yang memiliki sifat berpikir kritis akan dengan mudah membedakan antara fakta dan
opini dan seseorang memiliki sifat berpikir kritis tidak akan mudah percaya akan berita-berita
palsu yang sering beredar di masyarakat sekitar.

 Membantu anda lebih tenang dalam menghadapi masalah

Seseorang yang memiliki sifat berfikir kritis akan membantu dalam menghadapi berbagai
masalah dengan tenang. Untuk itulah manfaat dari berfikir kritis adalah membantu seseorang
dalam mengatasi masalah yabg dialaminya. Memang banyak cara membuat suasana hati lebih
tenang, salah satunya adalah dapat dilakukan dengan cara ini.

 Melatih kreatifitas

Berfikir kritis juga bermanfaat untuk melatih kreativitas dalam berpikir anda. Sebab ketika
Seseorang berpikir kritis maka orang tersebut secara tidak langsung akan terus-menerus untuk
memutar otak sehingga otak menjadi lebih cerdas. Salah satu kreatifitas pun adalah kerajinan
tangan, dimana manfaat kerajinan tangan ini juga tidak kalah pentingnya dari pada manfaat
berfikir kritis.

 Mudah memahami orang lain

Bagi mereka yang sering melakukan berpikir kritis maka mereka yang sering berpikir kritis
akan mudah dalam memahami persepsi orang lain. Sehingga dengan demikian akan memperkecil
kesalahpahaman yang dapat terjadi antara satu orang dengan orang lain.

 Menemukan hal-hal yang baru

Seorang yang menerapkan prinsip berpikir kritis akan mendapatkan berbagai macam manfaat
dari berpikir kritis tersebut salah satunya seseorang yang berpikir kritis akan menemukan hal-hal
yang baru yang sebelumnya belum diketahui.

9
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ulul Albab adalah orang-orang yang tidak melalaikan Allah dalam setiap waktu.Mereka
merasa tenang dengan mengingat Allah dan tenggelam dalam kesibukan mengoreksi diri secara
sadar bahwa Allah selalu mengawasi mereka.Bahwasanya keberuntungan dan keselamatan hanya
bisa dicapai melalui mengingat Allah dan memikirkan makhluk-Nya dari segi yang menunjukkan
adanya sang pencipta.Seorang mukmin yang mau menggunakan akal pikirannya, maka akan luas
pengetahunnya tentang alam semesta yang menghubungkan antara manusia dan Tuhan.

B. SARAN

Setelah mempelajari ini kita harus lebih memahami dan mampu mengamalkannya ke orang
lain dan melakukannya dalam kehidupan diri kita sendiri serta lebih tau artinya menghargai,
mengagungkan ciptaan Allah Swt bukan malah merendahkannya, kita juga dapat lebih tau
mengenai arti demokrasi dalam islam bahwa dalam bertindak kita harus berfikir matang lebih
dahulu dan dimusyawarahkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Buku paket pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas XII

https://www.bacaanmadani.com/2018/01/kandungan-al-quran-surat-ali-imran-ayat.html

https://brainly.co.id/tugas/3537716

https://rain-choco.blogspot.com/2015/08/qs-ali-imran-190-191_19.html

https://otoshigamiiken.blogspot.com/2015/10/artiasbabun-nuzultafsir-surat-al-imron.html

https://avianinuravivah.blogspot.com/2012/05/makalah-tafsir-ali-imran-190-191.html

https://manfaat.co.id/manfaat-berfikir-kritis

11

Anda mungkin juga menyukai