Bangladesh
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi trend dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia
Mengidentifikasi isu dalam keperawatan medikal bedah di Indonesia
Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan medikal bedah terhadap perawat di Indonesia
1.3 Manfaat
Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu keperawatan medikal bedah
di Indonesia
Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan medikal bedah
Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend dan isu yang berkembang dalam
bidang kesehatan
Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan preklinik
BAB II
Tinjauan Pustaka
Pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat dengan sistem yang komplek, khususnya pada
keperawatan medikal bedah, salah satu faktor yang berpengaruh yaitu perubahan kehidupan sosial
masyarakat.
Trend dan isu dalam keperawatan medikal bedah merupakan salah satu komponen yang membentuk
filosofi keperawatan dan penyedia layanan keperawatan pada abad 21. Burke and Lemone (1996)
menjelaskan beberapa trend dan issue yang berkembang saat ini yaitu:
Perubahan populasi yang membutuhkan perawatan
Menurut data statistik menunjukkan 50 % pasien yang dirawat di ruang akut adalah usia >75 tahun
dan 45 % yang dirawat di ruang critical care adalah usia 65 tahun.
Penduduk lansia
Jumlah penduduk lansia meningkat secara tajam sejak tahun 1900. Penduduk lansia saat ini berjumlah
12 % dari penduduk dunia. Lansia menderita penyakit kronik dan membutuhkan perawatan jangka
lama, perawatan di rumah dan layanan komunitas. Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan
Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun 1980 usia harapan hidup (UHH) 52,2 tahun dan jumlah
lansia 7.998.543 orang (5,45%) maka pada tahun 2006 jumlah lansia menjadi 19 juta orang (8,90%)
dan UHH juga meningkat (66,2 tahun). Pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan
mencapai 23,9 juta atau 9,77 % dan UHH sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada
tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH
sekitar 71,1 tahun.
Pasien dengan HIV
Jumlah pasien dengan HIV meningkat secara tajam, lebih dari 40 juta jiwa (www.voanews.com), di
Indonesia kasus AIDS sejak 1987 sampai dengan 2004 mencapai jumlah 2683 orang dan pada tahun
2005 jumlah penderita AIDS tercatat sekitar 2638 orang. Hal ini menggambarkan bahwa telah terjadi
ledakan epidemi pada tahun 2005.
Penduduk miskin
Pada Maret 2007, jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di
Indonesia sebesar 37,17 juta atau 16,58 persen dari total penduduk Indonesia saat ini sebesar 224,177
juta (www.menkokesra.go.id, 2007). Hal ini dapat dikaitkan dengan ketidakmampuan penduduk
miskin dalam membayar fasilitas layanan kesehatan sehingga pemerintah ikut bertanggung jawab
dalam menyediakan layanan kesehatan bagi penduduk miskin.
Tunawisma
Berdasarkan data dari askes Indonesia menyebutkan bahwa sedikitnya 2,6 juta gelandangan, anak
jalanan, dan orang sakit jiwa akan dimasukkan ke skema kepesertaan program jaminan kesehatan
masyarakat (jamkesmas) tahun 2008 (www.mediaindonesia.com). Hal ini merupakan tantangan bagi
perawat medical bedah dalam menyediakan layanan asuhan keperawatan yang meliputi layanan
kep[erawatan emergencyi, layanan kesehatan masyarakat, rawat jalan dan rawat inap (Burke and
Lemone, 1996)
Pemakaian Teknologi Komputer dalam Keperawatan
Saat ini di Indonesia sedang dikembangkan telenursing, dimana asuhan keperawatan dilakukan jarak
jauh (www.ppni.go.id). Pengembangan komputer dalam kesehatan meliputi sistem administrasi
keperawatan, sistem diagnosa cepat, sistem jadwal dinas, pendidikan berkelanjutan, rekam medik,
asuhan keperawatan (Burke and Lemone, 1996)
Sistem Layanan Kesehatan
Trend dan isu dalam sistem layanan kesehatan meliputi sistem upah, sistem rawat jalan, perawatan
intensif dan rehabilitasi, pendidikan keperawatan berkelanjutan untuk tingkat spesialisasi, penentuan
kebijakan dalam hal kualitas mutu rumah sakit dan berbasis komunitas
Peran perawat dalam sistem kebijakan kesehatan
Trend dan isu dalam kebijakan kesehatan meliputi restrukturisasi sistem pelayanan keperawatan,
meminimalkan biaya kesehatan, managemen kasus, long term care
BAB III
PEMBAHASAN
g. Klinik HIV
Saat ini mulai berkembang klinik HIV di beberapa Rumah Sakit pemerintah maupun swasta. Hal ini
dilakukan dalam usaha mendeteksi dini akan HIV dan mencegah penyebaran HIV di masyarakat.
Target penderita adalah kelompok masyarakat dengan resiko tinggi, misalnya pekerja sex, penderita
HIV-AIDS, remaja, kelompok IDU (injection drug use). Klinik ini masih terbatas dikembangkan
dibeberapa rumah sakit saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan tenaga yang kompeten
dalam bidang tersebut serta sarana dan prasarana yang masih minimal. Selain itu masyarakat masih
belum siap untuk memanfaatkan klinik ini, karena ada stigma dimasyarakat masih menganggap
bahwa penyakit ini adalah penyakit kutukan dan harus dikucilkan. Namun demikian, dalam praktik
nyata, telah ada wadah khusus dari Depkes RI untuk menjaring pengidap HIV/AIDS oleh VCT
(Voluntary Counselling and Testing). Usaha ini telah berhasil menjaring sejumlah pengidap AIDS
dimana hingga bulan Juni 2008 telah terdeteksi 12.686 (Depkes, 2008). Dari sejumlah pasien ini,
apabila diibaratkan dengan fenomena gunung es, maka sebenarnya disekeliling kita sudah terdapat
banyak pasien dengan HIV/AIDS.
j. Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup
Keperawatan Medikal Bedah
Kegiatan-kegiatan penelitian diklinik akan mendukung kualitas pelayanan keperawatan dalam
mendukung sistem pelayanan kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi membentuk komite riset,
menciptakan lingkungan kerja yang ilmiah, kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan hasilnya dan
pendidikan berkelanjutan. Akan tetapi pelaksanaan di Indonesia belum maksimal. Hal ini dibuktikan
dengan minimnya kegiatan ilmiah keperawatan di rumah sakit, hasil penelitian jarang didiseminasikan
dan dimanfaatkan untuk pengembangan praktik klinis keperawatan.
b. Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku sehingga setiap institusi rumah sakit mengunakan
versi atau modelnya sendiri-sendiri.
f. Peran dan tanggung jawab yang belum ditetapkan sesuai dengan jenjang pendidikan sehingga
implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis belum jelas terlihat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Trend Keperawatan Medikal Bedal Bedah dan Dampaknya di Indonesia.
Beberapa trend yang terjadi dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia, diantaranya adalah:
telenursing, Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka, Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja
dengan Peer Group, Program sertifikasi perawat keahlian khusus, Hospice Home Care, One Day Care,
Klinik HIV, Klinik Rawat Luka, Berdirinya organisasi profesi keperawatan kekhususan,
Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup
Keperawatan Medikal Bedah. Disadari bahwa semua trend tersebut belum seutuhnya diterapkan
dalam pelayanan keperawatan di seluruh Indonesia.
b. Isu dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Dampaknya di Indonesia
Beberapa isue yang berkembang dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia, antara lain:
Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka, Belum ada dokumentasi
keperawatan yang baku sehingga setiap institusi rumah sakit mengunakan versi atau modelnya
sendiri-sendiri, Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter, Euthanasia: suatu issue kontemporer
dalam keperawatan, Pengaturan sistem tenaga kesehatan, Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak
terserap di Rumah sakit pemerintah dibandingkan S1, dan Peran dan tanggung jawab yang belum
ditetapkan sesuai dengan jenjang pendidikan sehingga implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis
belum jelas terlihat.
4.2 Saran
a. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu keperawatan
medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan riset sebagai
dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam
Lingkup Keperawatan Medikal Bedah.