RUANG RAJAWALI
Oleh : Kelompok 2
KASUS
Di Ruang Rajawali terdapat tenaga perawat berjumlah 12 orang sudah termasuk dengan
Kepala Ruangan. 9 orang perawat dengan kualifikasi pendidikan DIII Keperawatan, 2
orang perawat dengan kualifikasi pendidikan Sarjana Keperawatan, 1 perawat dengan
kualifikasi pendidikan Ners.
2. Perhitungan Tenaga Keperawatan
Metode Douglas Metode Gilies
Fasilitas Jumlah
Ruangan Kelas I 1
Ruangan Kelas II 7
Ruangan Tindakan 1
0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-1
-2
-3
-4
Dilihat dari Diagram Kartesius :
SO Strategy
Tenaga perawat S1 dan DIII di ruangan dapat meningkatkan
jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi serta ikut serta
dalam pelatihan keperawatan dari luar dan dalam Rumah Sakit
Masyarakat yang kritis dan adanya MEA memotivasi perawat
untuk mengoptimalkan SOP yang tersedia di ruangan untuk
meningkatkan kualitas tindakan asuhan keperawatan.
Dengan adanya UU RI No. 38 tentang Keperawatan, menjadi
pedoman untuk tenaga perawat di Ruangan.
Penggunaan teknologi modern dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dan mengurangi beban kerja perawat.
SWOT Strategy
WO Strategy
Adanya tenaga DIII yang berpengalaman dan memiliki
keterampilan untuk melakukan tindakan keperawatan yang
cepat dan tepat.
Adanya kerjasama dengan Perguruan Tinggi sehingga membuka
kesempatan untuk perawat dengan kualifikasi pendidikan S.Kep
dan AMD.Kep untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang profesi
sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Sosialisasi kepada perawat mengenai prosedur tindakan
keperawatan guna meningkatkan kualitas pelayanan.
Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan untuk pengadaan
sosialisasi handover SBAR
SWOT Strategy
ST Strategy
Mengikutsertakan tenaga kerja perawat dalam pelatihan atau
sosialisasi yang diselenggarakan oleh RS guna menunjang
keterampilan dan pengetahuan asuhan keperawatan.
Koordinasi dengan kepala ruangan untuk mengajukan
pengadaan alat-alat yang kurang di ruangan.
Koordinasi dengan perawat di ruangan untuk meningkatkan
perilaku caring sehingga konsumen merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan.
Memotivasi perawat di ruangan untuk terus meningkatkan mutu
pelayanan yang sesuai dengan standar yang dibuat oleh RS.
SWOT Strategy
WT Strategy
Peningkatan sarana prasarana yang belum maksimal untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
Koordinasi dengan kepala ruangan untuk mengoptimalkan
MAKP yang digunakan di ruangan dalam mengelola seluruh
pasien.
Koordinasi dengan Kepala Ruangan untuk melakukan
sosialisasi tindakan keperawatan sesuai dengan SOP.
ANALISIS FISHBONE
1. Perumusan Masalah
Belum optimalnya Hand Over Perawat dengan metode SBAR
Indikator mutu pelayanan dibawah standar, BOR 65%
2. Prioritas Masalah
C : Ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan prasarana)
A : Kemudahan masalah yang ada (mudah di atasi atau
tidak)
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana
L : Seberapa besar pengaruh kriteria satu dengan yang lain
PLANING OF ACTION
Belum optimalnya Nursing Hand Over
Tujuan :
Diadakannya sosialisasi rutin mengenai
handover SBAR
Kualifikasi Perawat Profesional di Ruangan
mengalami peningkatan
Adanya kebijakan RS untuk meningkatkan
pendidikan tenaga perawat
Tenaga perawat menjadi lebih termotivasi dan
kritis dalam bekerja
Strategi
Pengadaan sosialisasi handover SBAR
Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk
meningkatkan kualifikasi pendidikan perawat di
ruangan
Meningkatkan motivasi perawat untuk
meningkatkan mutu pelayanan di Ruangan
Kegiatan
Berdiskusi dengan perawat di Ruangan mengenai
kendala implementasi handover di Ruangan
Koordinasi dengan Karu untuk mengadakan
sosialisasi handover
Mewawancarai perawat ruangan mengenai
keinginan untuk meningkatkan pendidikan
Sasaran
2 orang CCM, 9 orang PA
Kriteria Keberhasilan
RS setuju untuk mengadakan sosialisasi
handover SBAR untuk perawat di RS
Karu setuju untuk melakukan sosialisasi
Handover di Ruangan
Perawat mengungkapkan keinginan
untuk meningkatkan pendidikan
Indikator mutu pelayanan dibawah standar, BOR 65%
Tujuan :
Diadakannya sosialisasi rutin untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan
Kualifikasi Perawat Profesional di Ruangan mengalami
peningkatan
Adanya kebijakan RS untuk meningkatkan mutu pelayanan
Strategi :
Adanya tenaga DIII yang berpengalaman dan memiliki
keterampilan untuk melakukan tindakan keperawatan yang
cepat dan tepat.
Tenaga perawat S1 dan DIII di ruangan dapat meningkatkan
jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Penggunaan teknologi modern dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dan mengurangi beban kerja perawat.
Sosialisasi kepada perawat mengenai prosedur tindakan
keperawatan guna meningkatkan kualitas pelayanan.
Kegiatan :
Berdiskusi dengan perawat mengenai lama kerja
dan pelatihan apa saja yang pernah diikuti
Konsultasi dengan Kepala ruangan untuk
pengadaan sosialisasi.
Berdiskusi dengan Kepala Ruangan mengenai
kesempatan tenaga perawat ruangan untuk
melanjutkan pendidikan.
Berdiskusi dengan Kepala Ruangan untuk
pengadaan alat kesehatan yang modern.
Berkoordinasi dengan Kepala Ruangan untuk
Sosialisasi mengenai SOP guna meningkatkan
kualitas pelayanan.
Sasaran :
Karu, 2 orang CCM, 9 orang PA
Terimakasih
Oleh : Kelompok 2