Anda di halaman 1dari 10

KARAKTERISASI ALIRAN DUA FASE (CAIR-GAS) SEARAH VERTIKAL KE ATAS DALAM

SALURAN : “ POLA ALIRAN”

Miftah Hazmi (10308073)


Mahasiswa Sarjana Magister Teknik Sipil 2008
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gundarma
miftahhazmi@yahoo.com

Abstrak

Aliran dua fase merupakan bagian dari aliran multi-fase yang dibedakan atas fase-fase
aliran (gas-cair, cair-padat dan padat-gas), arah aliran (searah dan berlawanan arah) dan
kedudukan saluran (tegak, mendatar atau miring). Tujuan penelitian adalah untuk
mendapatkan visualisasi aliran. Pengujian dilakukan dengan kondisi kecepatan aliran cairan
konstan dan gas berubah-ubah, kecepatan aliran gas konstan dan cairan berubah-ubah serta
kecepatan aliran cairan dan gas konstan (berubah secara bersamaan). Sehingga diperoleh
karakterisasi aliran pada pipa vertikal berdiameter satu inci dengan arah aliran searah
keatas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pipa transparan berdiameter 24 mm
dengan fluida gas adalah udara dan fluida cair adalah air. Pola aliran diamati pada
kecepatan aliran air 0,14 m/s sampai 1,40 m/s, sedangkan kecepatan aliran udara 0,114 m/s
sampai 2,680 m/s. Eksperimen dilakukan pada tekanan 1 atm dan temperatur 20 oC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kecepatan aliran udara dan air besar
pengaruhnya pada pola aliran yang dihasilkan.
Keywords : Aliran dua fase, aliran searah vertikal ke atas, aliran

Kata-kata kunci: teknik sipil, matriks invers, rekayasa sipil, metode numerik

1. PENDAHULUAN jumlah operasi numerik yang dilakukan jauh lebih


besar, karena matriks A mengalami inversi terlebih
Dalam bidang rekayasa sipil, sangatlah dahulu untuk mendapatkan matriks identitas (I).
dibutuhkan cara penyelesaian dengan matematika. Karena kendala tersebut, maka metode ini sangat
Para rekayasawan dan para ahli ilmu alam, dalam jarang dipakai, Selain untuk menyelesaikan sistem
pekerjaannya sering berhadapan dengan persamaan persamaan linier, metode eliminasi Gauss-Jordan ini
matematika. Persoalan yang muncul di lapangan dapat pula digunakan untuk mencari invers dari
diformulasikan ke dalam model yang berbentuk sebuah matriks.
persamaan matematika. Persamaan tersebut mungkin Prosedur umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan
sangat kompleks atau jumlahnya lebih dari satu. ini adalah
Metode numerik sehingga persoalan dapat 1. Ubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung
diselesaikan dengan cepat dan akurat. menjadi matriks augmentasi.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk 2. Lakukan operasi baris elementer pada matriks
menyelesaikan permasalahan teknik sipil ini adalah augmentasi (A|B) untuk mengubah matriks A menjadi
dengan menggunakan sistem persamaan linier, disini dalam bentuk baris eselon yang tereduksi.2
kita menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan
untuk penyelesaiannya. Metode ini diberi nama Contoh mengubah sistem persamaan linier menjadi
Gauss-Jordan untuk menghormati Carl Friedrich matriks augmentasi.
Gauss dan Wilhelm Jordan. Metode ini sebenarnya
adalah modifikasi dari metode eliminasi Gauss, yang Persamaan linier :
dijelaskan oleh Jordan di tahun 1887. Metode Gauss-
Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris 2x + 4y - 2z = 12
eselon yang tereduksi (reduced row echelon form), x + 5y + 3z = 8
sementara eliminasi Gauss hanya menghasilkan -3x + y + 3z = -4
matriks sampai pada bentuk baris eselon (row echelon
form).1 Matrik augmentasinya :

2. METODE PENYELESAIAN 2 4 −2 12
(1 5 3 8)
Eliminasi Gauss-Jordan (EGJ), prinsipnya: mirip −3 1 3 −4
sekali dengan metode EG, namun dalam metode ini
Dengan operasi baris elementer (OBE) atau operasi 1) Bdang Teknik Struktur
kolom elementer (OKE) dihasilkan matrik eselon 2) Bidang Teknik Transportasi
tereduksinya : 3) Bidang Teknik Sumber Daya Air
4) Bidang Teknik Manajemen Konstruksi
1 0 0 1
(0 1 0 2 )
0 0 1 −1
Penyelesaian sistem persamaan linier simultan
merupakan bentuk persamaan yang paling banyak
dipakai dalam penyajian matematis berbagai masalah
dalam ilmu rekayasa. Disini dibahas penggunaan
persamaan linier simultan dalam 5 kelompok utama
rekayasa sipil.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Bidang Teknik Struktur

Struktur rangka bidang sebagimana tergambar dibebani oleh gaya sebesar 1000 kg. Hitunglah gaya dalam batang
serta reaksi di perletakan dengan penyelesaian matriks.

1000Kg
3

90º

H 30º 60º
v1 V2
1 2
1
Gambar 1.1 Sistem struktur rangka bidang.

Penyelesaian

Dengan cara kesetimbangan gaya pada titik kumpul, gaya yang bekerja pada setiap titik kumpul 1,2, dan 3
dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini.

90º

F1
F3 F3
F1
Gambar 1.2 Kesetimbangan gaya di titik nodal.

Gaya batang tarik bertanda positif, sebaliknya gaya batang tekan bertanda negatif.

Nodal 1 :
ΣFh = -F1cos (30)+F3cos (60)=0 (1)
ΣFv = -F1sin(30)+F3sin(60)-1000=0 (2)

Nodal 2 :
ΣFh = -F2 -F3 cos (60)=0 (3)
ΣFv = F3sin (60) +V2=0 (4)

Nodal 3 :
ΣFh = F1cos (30)+F2+H2=0 (5)
ΣFv = F1sin (30)+V2=0 (6)

Dalam bentuk matriks,dari persamaan (1) sampai (6) dapat disusun sebagi berikut :

−cos(30) 0 cos(60) 0 0 0 𝐹1 0
−sin(30) 0 −sin(60) 0 0 0 𝐹2 1000
0 −1 −cos(60) 0 0 0 𝐹3 0
=
0 0 sin(60) 0 0 1 𝐻1 0
cos(30) 1 0 1 0 0 𝑉1 0
[ sin(30) 0 0 0 1 0] [ 𝑉2 ] [ 0 ]

Lalu bentuk matriks di atas menjadi matriks augmented seperti di bawah ini

−cos(30) 0 cos(60) 0 0 0 0
−sin(30) 0 −sin(60) 0 0 0 1000
0 −1 −cos(60) 0 0 0 0
0 0 sin(60) 0 0 1 0
cos(30) 1 0 1 0 0 0
[ sin(30) 0 0 0 1 0 0 ]

Martiks Penggabungan

−0.866 0 0.5 0 0 0 0
−0.5 0 −0.866 0 0 0 1000
0 −1 −0.5 0 0 0 0
0 0 0.866 0 0 1 0
0.866 1 0 1 0 0 0
[( 0.5 0 0 0 1 0 0 )]
Matriks setelah eleminasi sehingga bentuk matriks eselon tereduksi

1 0 0 0 0 0 −500.022000968043
0 1 0 0 0 0 433.019052838325
0 0 1 0 0 0 −866.03810567665
0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 250.011000484021
[0 0 0 0 0 1 749.988999515979 ]

Sehingga dari hasil di atas diperoleh

𝐹1 −500
𝐹2 433
𝐹3 −866
=
𝐻1 0
𝑉1 250
( 𝑉2 ) ( 750 )

1000Kg
3

90º

-500 866

H 30º 60º
1 2
1 433
750
250
Gambar 1.3 Arah, besaran reaksi dan gaya dalam batang.

3.2 Bidang Teknik Transportasi

Seorang mahasiswa SarMag Teknik Sipil Universitas Gunadarma yang menetap di Asrama Brimob Kedung
Halang Bogor dapat memilih empat jenis alat transportasi untuk sampai ke kampus. Keempat jenis alat
transportasi itu adalah taksi, kereta, angkutan umum, dan bus. Berikut ini adalah karakteristik yang dimiliki
setiap jenis alat transportasi.

Karakteristik Taksi Kereta Angkutan umum Bus


Waktu (jam) 1 0,75 1,5 1,25
Kecepatan Rata-rata (km/jam) 60 80 40 48
Biaya (Rp) 50.000 6.000 8.000 5.000
Pemberhentian 0 5 10 4
Table 2.1 Perbandingan waktu, kecepatan rata-rata, biaya dan pemberhentian kendaraan.

Jika dalam satu bulan mahasiswa tersebut merencanakan untuk menghabiskan waktu 20 jam di perjalanan,
kecepatan 1200 km/jam, 80 kali pemberhentian, dan biaya sebesar Rp 250.000,00. Berapa kalikah dia harus
menggunakan setiap jenis alat transportasi?

Penyelesaian

Misalkan x1,x2,x3, dan x4 adalah berturut-turut penggunaan jumlah angkutan taksi, kereta, angkutan umum,
dan bus oleh mahasiswa. Dari data-data yang ada dapat disusun tiga buah persamaan similtan berikut :

(1) x1 + 0,75 x2 + 1,5 x3 + 1,25 x4 = 20


(2) 60 x1 + 80 x2 + 40 x3 + 48 x4 = 1200
(3) 50.000 x1 + 6.000 x2 + 8.000 x3 + 5.000 x4 = 250.000
(4) 5 x2 + 10 x3 + 4 x4 = 80

Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai :

A x B = C

1 0,75 1,5 1,25 𝑥1 20


60 80 40 48 𝑥2 1200
[ ]{ } = { }
50000 6000 8000 5000 𝑥3 250000
0 5 10 4 𝑥4 80

Dengan menyeleseikan persamaan diatas dengan program di dapat :


Penggabungan matriks A dan matriks B :

1 0,75 1,5 1,25 20


60 80 40 48 1200
[ ]
50000 6000 8000 5000 250000
0 5 10 4 80

Matriks setelah dilakukan operasi elementer, sehingga matriks A menjadi matriks eselon tereduksi :
2879
1 0 0 0
914
6889
0 1 0 0
914
2279
0 0 1 0
1828
3410
[0 0 0 1 457 ]

Hasil Akhir :
2879
x1 = = 3,1499 ≈ 4→ Taksi = 4
914
6889
x2 = = 7,5372 ≈ 8 → Kereta = 8
914
2279
x3 = = 1,2467 ≈ 2 → Angkutan umum = 2
1828
3410
x4 = = 7,4617 ≈ 8 → Bus = 8
457

Dari Eksekusi program diperoleh hasil bahwa untuk memenuhi syarat yang diberikan, mahasiswa tersebut harus
4 kali naik taksi, 8 kali naik kereta, 2 kali naik angkutan umum, dan 8 kali naik bus.
3.3 Bidang Teknik Sumber Daya Air

Suatu jaringan pipa sebagaimana ditunjukkan pada gambar mengalirkan air dari reservoir kiri [1] ke reservoir
kanan [6] dengan menggunakan pompa A dan B. Pipa C dan D dalam posisi horizontal. Ada beda ketinggian
antara titik 5 dan 6 yang mempunyai nilai, yaitu 7 m.
Diberikan data sebagai berikut :

Pompa α (psi) β (psi)


A 156,6 0,00752
B 117,1 0,00427
Pipa D (In) L (ft)
C 1,278 125
D 2,067 125
E 2,469 145

Pipa D
Pipa C
4 Pompa B
3 Pompa A

6
Pipa D
Pipa E
3
Pompa B

Pipa C 5

2 Pompa
A
Persamaan penentu untuk aliran dalam jaringan 6 adalah :
(1) P2 = αA – βA Qc2
(2) P3 = αB – βB QD2
(3) P4 = (αA – βA Qc2) + (αB – βB QD2)
(4) 2,31 (P2 – P5) + 8,69*10-4 QC2 LC/DC5 = 0
(5) 2,31 (P3 – P5) + 8,69*10-4 QD2 LD/DD5 = 0
(6) 2,31 (P4 – P5) + 8,69*10-4 QC2 LC/DC5 + 8,69*10-4 QD2 LD/DD5 = 0
(7) Z6 – Z5 – 2,31 P5 + 8,69*10-4 QE2 LE/DE5 = 0

Penyelesaian :
Persamaan penentu di atas dapat disusun kembali menjadi sebagai berikut :
(1) P2 = αA – βA Qc2
(2) P3 = αB – βB QD2
(3) P4 = (αA – βA Qc2) + (αB – βB QD2)
1
(7) P5 = [8,69*10-4 QE2 LE/DE5 + Z6 – Z5]
2,31
D5
C
(4) QC = √2,31 (P2 – P5 ) ∗
8,69∗10−4 ∗ LC

D5
D
(5) QD = √2,31 (P3 – P5 ) ∗
8,69∗10−4 ∗ LD

D5 5
C + DD
(6) QC + QD = √2,31 (P4 – P5 ) ∗
8,69∗10−4 ∗ (LC +LD )

Dengan memasukkan semua harga ke dalam persamaan di atas akan diperoleh :


P2 = 156,6 – 0,00752 *Qc2
P3 = 117,1 – 0,00427 *QD2
P4 = (156,6 – 0,00752 *Qc2) + (117,1 – 0,00427 *QD2)
1
P5 = [8,69*10-4 QE2 * 145/2,4695 + 7]
2,31
= 5,95*10-4 * QE2 + 3,3
1,2785
QC2 = [√2,31 (P2 – P5 ) ∗ ]2
8,69∗10−4 ∗ 125

QC2 = [8,51 ∗ √(P2 − P4 )]2


QC2 = 8,51[(156,6 – 0,00752 ∗ Q2C ) − (5,95 ∗ 10−4 ∗ Q2E + 3,3)]
QC2 = (1332,66 – 0,0064*QC2) – (50,63*10-4*QE2 + 28,08)
QC2 = 1304,58 – 0,0064*QC2 – 50,63*10-4*QE2
1,0064*QC2 + 50,63*10-4*QE2 = 1304,58
1,0032*QC + 0,071*QE = 36,12………………..(7)

2,0675
QD2 = [√2,31 (P3 – P5 ) ∗ ]2
8,69∗10−4 ∗ 125

QD2 = [28,33 ∗ √(P3 − P4 )]2


QD2 = 28,33[(117,1 – 0,00427 ∗ Q2D ) − (5,95 ∗ 10−4 ∗ Q2E + 3,3)]
QD2 = (3317,44 – 0,121*QD2) – (168,56*10-4*QE2 + 93,5)
QD2 = 3223,94 – 0,121*QD2 – 168,56*10-4*QE2
1,121*QD2 + 168,56*10-4*QE2 = 3223,94
1,1*QD + 0,1*QE = 57………………..(8)

1,2785+2,0675
QC2 + QD2 = [√2,31 (P4 – P5 ) ∗ ]2
8,69∗10−4 ∗(125+125)

QC2 + QD2 = [437,44 ∗ √(P4 − P5 )]2


QC2 + QD2 = 437,44[(156,6 – 0,00752 ∗ Q2C ) + (117,1 – 0,00427 ∗ Q2D ) − (5,95 ∗ 10−4 ∗ Q2E + 3,3)]
QC2 + QD2 = (68503,1 – 3,3*QC2) + (51224,2 – 2*QD2) – (2602,2*10-4*QE2 + 1443,5)
QC2 + QD2 = 11828,4 – 3,3*QC2 – 2*QD2 – 2602,2*10-4*QE2
4,3*QC2 + 3*QD2 + 2602,2*10-4*QE2 = 11828,4
2,07*QC + 1,73*QD + 0,51*QE2 = 108,76………………..(9)

Mencari nilai variable dari persamaan (7), (8), dan (9) dengan metode Gauss-Jordan :
1,0032*QC + 0,071*QE = 36,12
1,1*QD + 0,1*QE = 57
2,07*QC + 1,73*QD + 0,51*QE2 = 108,76
Penyelesaian :
1,0032 ⋯ 0,071 𝑄𝐶 36,12
[ ⋮ 1,1 0,1 ] [𝑄𝐷 ] = [ 57 ]
2,07 1,73 0,51 𝑄𝐸 108,76
1,0032 0 0,071 36,12 (
1
)
[ 0 1,1 0,1 ] [ 57 ] 𝐵11,0032
2,07 1,73 0,51 108,76

1
1 0 0,071 36 ( )
1,1
[ 0 1,1 𝐵
0,1 ] [ 57 ] 2
(−2,07)
2,07 1,73 0,51 108,76 𝐵31

1 0 0,071 36
(−1,73)
[0 1 0,09 ] [51,81] 𝐵32
0 1,73 0,36 34,24
1 0 0,071 36 (
1
)
[0 1 0,09 ] [ 51,81 ] 𝐵30,23
0 0 0,23 −28,04

1 0 0,071 36 (−0,071)
𝐵13
[0 1 0,09 ] [ 51,81 ] (−0,09)
0 0 1 −121,91 𝐵23

1 0 0 44,65
[0 1 0] [ 62,78 ]
0 0 1 −121,91

Dari hasil transformasi elementer (Gauss-Jordan), maka didapat nilai variable :


QC = 44,65
QD = 62,78
QE = -121,91

3.4 Bidang Teknik Manajemen Konstruksi

Dalam suatu pekerjaan proyek pembangunan, kontraktor pelaksana memerlukan bahan bangunan 5600 m3 pasir,
6210 m3 kerikil halus dan 7540 m3 kerikil kasar. Terdapat tiga sumber bahan dengan kandungan material sebagai
berikut :

Pasir % Kerikil halus % Kerikil kasar %


Sumber 1 45 35 20
Sumber 2 22 50 28
Sumber 3 20 20 60

Berapa m3 kah yang harus digali dari ketiga sumber tersebut untuk memenuhi kebutuhan kontraktor?

Penyelesaian
(1) 45% sumber1 + 22% sumber2 + 20% sumber3 = total jumlah pasir
(2) 35% sumber1 + 20% sumber2 + 20% sumber3 = total jumlah kerikil halus
(3) 20% sumber1 + 28% sumber2 + 60% sumber3 = total jumlah kerikil kasar

Dengan melengkapi data masukan dan menuliskan persamaan (1) sampai (3) dalam bentuk matriks didapat :
A B
0.45 0.22 0.20 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 1 5600
(0.35 0.50 0.20) (𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 2) = (6210)
0.20 0.20 0.60 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 3 7540

Ubah persamaan tersebut menjadi matriks (A|B) :

0.45 0.22 0.20 5600


(0.35 0.50 0.20 6210)
0.20 0.20 0.60 7540
Kemudian penyelesaian system persamaan linier simultan dengan metode gauss Jordan :

1 0 0 6283.15217391304
(0 1 0 4422.55434782609)
0 0 1 8998.09782608696

Dari perhitungan dengan menggunakan metode gauss Jordan, di dapat hasil bahwa banyaknya galian yang harus
diperoleh dari setiap sumber adalah :
Sumber 1 : 6283.15 m3
Sumber 2 : 4422.55m3
Sumber 3 : 8998.1 m3

Terimakasih kepada Allah SWT., DRS. Edi


4. SIMPULAN DAN SARAN Sukirman, MM, , MM, orang tua, dan rekan-rekan
SarMag Teknik Sipil 2008.
Dari hasil pembahasan di atas, dapat menjawab
berbagai persoalan yang muncul di lapangan dan DAFTAR ACUAN
diformulasikan ke dalam model yang berbentuk
1
persamaan matematika yang kompleks atau Rendy Wijaya et al,. 2009. PENYELESAIAN
jumlahnya lebih dari satu. Dengan menggunakan SISTEM PERSAMAAN LINIER DENGAN
metode Gauss Jordan berbagai masalah dalam METODE ELIMINASI GAUSS
bidang rekayasa sipil seperti dalam bidang struktur, JORDAN.Available[online]:<http://www.jansonhen
bidang transportasi, bidang sumber daya air dan dryli.net/download/gaussjordan.pdf> [29 juli
bidang manajemen konstruksi dapat diselesaikan 2009]
2
dengan lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan Nasution, A., Zakaria, H., Metode Numerik dalam
dengan cara konvensional. Kelebihan dengan Ilmu Rekayasa Sipil, Penerbit ITB, Bandung, 2001.
metode gauss jordan ini dapat menyelesaikan
persamaan hanya dengan satu kali perhitungan.
Oleh karena itu jika ingin mengetahui semua nilai
variable dalam sistem persamaan maka lebih baik
menggunakan metode Gauss Jordan dan jika hanya
ingin mengetahui salah satu nilai variable dalam
sistem persamaan lebih baik menggunakan metode
Gauss. Hal ini dikarenakan jika hanya ingin
mengetahui satu nilai variable tetapi meggunakan
metode Gauss Jordan maka konsekuensinya akan
membutuhkan database yang lebih besar jika
diaplikasikan ke dalam program.

UCAPAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai