Abstrak
Aliran dua fase merupakan bagian dari aliran multi-fase yang dibedakan atas fase-fase
aliran (gas-cair, cair-padat dan padat-gas), arah aliran (searah dan berlawanan arah) dan
kedudukan saluran (tegak, mendatar atau miring). Tujuan penelitian adalah untuk
mendapatkan visualisasi aliran. Pengujian dilakukan dengan kondisi kecepatan aliran cairan
konstan dan gas berubah-ubah, kecepatan aliran gas konstan dan cairan berubah-ubah serta
kecepatan aliran cairan dan gas konstan (berubah secara bersamaan). Sehingga diperoleh
karakterisasi aliran pada pipa vertikal berdiameter satu inci dengan arah aliran searah
keatas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pipa transparan berdiameter 24 mm
dengan fluida gas adalah udara dan fluida cair adalah air. Pola aliran diamati pada
kecepatan aliran air 0,14 m/s sampai 1,40 m/s, sedangkan kecepatan aliran udara 0,114 m/s
sampai 2,680 m/s. Eksperimen dilakukan pada tekanan 1 atm dan temperatur 20 oC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kecepatan aliran udara dan air besar
pengaruhnya pada pola aliran yang dihasilkan.
Keywords : Aliran dua fase, aliran searah vertikal ke atas, aliran
Kata-kata kunci: teknik sipil, matriks invers, rekayasa sipil, metode numerik
2. METODE PENYELESAIAN 2 4 −2 12
(1 5 3 8)
Eliminasi Gauss-Jordan (EGJ), prinsipnya: mirip −3 1 3 −4
sekali dengan metode EG, namun dalam metode ini
Dengan operasi baris elementer (OBE) atau operasi 1) Bdang Teknik Struktur
kolom elementer (OKE) dihasilkan matrik eselon 2) Bidang Teknik Transportasi
tereduksinya : 3) Bidang Teknik Sumber Daya Air
4) Bidang Teknik Manajemen Konstruksi
1 0 0 1
(0 1 0 2 )
0 0 1 −1
Penyelesaian sistem persamaan linier simultan
merupakan bentuk persamaan yang paling banyak
dipakai dalam penyajian matematis berbagai masalah
dalam ilmu rekayasa. Disini dibahas penggunaan
persamaan linier simultan dalam 5 kelompok utama
rekayasa sipil.
Struktur rangka bidang sebagimana tergambar dibebani oleh gaya sebesar 1000 kg. Hitunglah gaya dalam batang
serta reaksi di perletakan dengan penyelesaian matriks.
1000Kg
3
90º
H 30º 60º
v1 V2
1 2
1
Gambar 1.1 Sistem struktur rangka bidang.
Penyelesaian
Dengan cara kesetimbangan gaya pada titik kumpul, gaya yang bekerja pada setiap titik kumpul 1,2, dan 3
dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini.
90º
F1
F3 F3
F1
Gambar 1.2 Kesetimbangan gaya di titik nodal.
Gaya batang tarik bertanda positif, sebaliknya gaya batang tekan bertanda negatif.
Nodal 1 :
ΣFh = -F1cos (30)+F3cos (60)=0 (1)
ΣFv = -F1sin(30)+F3sin(60)-1000=0 (2)
Nodal 2 :
ΣFh = -F2 -F3 cos (60)=0 (3)
ΣFv = F3sin (60) +V2=0 (4)
Nodal 3 :
ΣFh = F1cos (30)+F2+H2=0 (5)
ΣFv = F1sin (30)+V2=0 (6)
Dalam bentuk matriks,dari persamaan (1) sampai (6) dapat disusun sebagi berikut :
−cos(30) 0 cos(60) 0 0 0 𝐹1 0
−sin(30) 0 −sin(60) 0 0 0 𝐹2 1000
0 −1 −cos(60) 0 0 0 𝐹3 0
=
0 0 sin(60) 0 0 1 𝐻1 0
cos(30) 1 0 1 0 0 𝑉1 0
[ sin(30) 0 0 0 1 0] [ 𝑉2 ] [ 0 ]
Lalu bentuk matriks di atas menjadi matriks augmented seperti di bawah ini
−cos(30) 0 cos(60) 0 0 0 0
−sin(30) 0 −sin(60) 0 0 0 1000
0 −1 −cos(60) 0 0 0 0
0 0 sin(60) 0 0 1 0
cos(30) 1 0 1 0 0 0
[ sin(30) 0 0 0 1 0 0 ]
Martiks Penggabungan
−0.866 0 0.5 0 0 0 0
−0.5 0 −0.866 0 0 0 1000
0 −1 −0.5 0 0 0 0
0 0 0.866 0 0 1 0
0.866 1 0 1 0 0 0
[( 0.5 0 0 0 1 0 0 )]
Matriks setelah eleminasi sehingga bentuk matriks eselon tereduksi
1 0 0 0 0 0 −500.022000968043
0 1 0 0 0 0 433.019052838325
0 0 1 0 0 0 −866.03810567665
0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 250.011000484021
[0 0 0 0 0 1 749.988999515979 ]
𝐹1 −500
𝐹2 433
𝐹3 −866
=
𝐻1 0
𝑉1 250
( 𝑉2 ) ( 750 )
1000Kg
3
90º
-500 866
H 30º 60º
1 2
1 433
750
250
Gambar 1.3 Arah, besaran reaksi dan gaya dalam batang.
Seorang mahasiswa SarMag Teknik Sipil Universitas Gunadarma yang menetap di Asrama Brimob Kedung
Halang Bogor dapat memilih empat jenis alat transportasi untuk sampai ke kampus. Keempat jenis alat
transportasi itu adalah taksi, kereta, angkutan umum, dan bus. Berikut ini adalah karakteristik yang dimiliki
setiap jenis alat transportasi.
Jika dalam satu bulan mahasiswa tersebut merencanakan untuk menghabiskan waktu 20 jam di perjalanan,
kecepatan 1200 km/jam, 80 kali pemberhentian, dan biaya sebesar Rp 250.000,00. Berapa kalikah dia harus
menggunakan setiap jenis alat transportasi?
Penyelesaian
Misalkan x1,x2,x3, dan x4 adalah berturut-turut penggunaan jumlah angkutan taksi, kereta, angkutan umum,
dan bus oleh mahasiswa. Dari data-data yang ada dapat disusun tiga buah persamaan similtan berikut :
A x B = C
Matriks setelah dilakukan operasi elementer, sehingga matriks A menjadi matriks eselon tereduksi :
2879
1 0 0 0
914
6889
0 1 0 0
914
2279
0 0 1 0
1828
3410
[0 0 0 1 457 ]
Hasil Akhir :
2879
x1 = = 3,1499 ≈ 4→ Taksi = 4
914
6889
x2 = = 7,5372 ≈ 8 → Kereta = 8
914
2279
x3 = = 1,2467 ≈ 2 → Angkutan umum = 2
1828
3410
x4 = = 7,4617 ≈ 8 → Bus = 8
457
Dari Eksekusi program diperoleh hasil bahwa untuk memenuhi syarat yang diberikan, mahasiswa tersebut harus
4 kali naik taksi, 8 kali naik kereta, 2 kali naik angkutan umum, dan 8 kali naik bus.
3.3 Bidang Teknik Sumber Daya Air
Suatu jaringan pipa sebagaimana ditunjukkan pada gambar mengalirkan air dari reservoir kiri [1] ke reservoir
kanan [6] dengan menggunakan pompa A dan B. Pipa C dan D dalam posisi horizontal. Ada beda ketinggian
antara titik 5 dan 6 yang mempunyai nilai, yaitu 7 m.
Diberikan data sebagai berikut :
Pipa D
Pipa C
4 Pompa B
3 Pompa A
6
Pipa D
Pipa E
3
Pompa B
Pipa C 5
2 Pompa
A
Persamaan penentu untuk aliran dalam jaringan 6 adalah :
(1) P2 = αA – βA Qc2
(2) P3 = αB – βB QD2
(3) P4 = (αA – βA Qc2) + (αB – βB QD2)
(4) 2,31 (P2 – P5) + 8,69*10-4 QC2 LC/DC5 = 0
(5) 2,31 (P3 – P5) + 8,69*10-4 QD2 LD/DD5 = 0
(6) 2,31 (P4 – P5) + 8,69*10-4 QC2 LC/DC5 + 8,69*10-4 QD2 LD/DD5 = 0
(7) Z6 – Z5 – 2,31 P5 + 8,69*10-4 QE2 LE/DE5 = 0
Penyelesaian :
Persamaan penentu di atas dapat disusun kembali menjadi sebagai berikut :
(1) P2 = αA – βA Qc2
(2) P3 = αB – βB QD2
(3) P4 = (αA – βA Qc2) + (αB – βB QD2)
1
(7) P5 = [8,69*10-4 QE2 LE/DE5 + Z6 – Z5]
2,31
D5
C
(4) QC = √2,31 (P2 – P5 ) ∗
8,69∗10−4 ∗ LC
D5
D
(5) QD = √2,31 (P3 – P5 ) ∗
8,69∗10−4 ∗ LD
D5 5
C + DD
(6) QC + QD = √2,31 (P4 – P5 ) ∗
8,69∗10−4 ∗ (LC +LD )
2,0675
QD2 = [√2,31 (P3 – P5 ) ∗ ]2
8,69∗10−4 ∗ 125
1,2785+2,0675
QC2 + QD2 = [√2,31 (P4 – P5 ) ∗ ]2
8,69∗10−4 ∗(125+125)
Mencari nilai variable dari persamaan (7), (8), dan (9) dengan metode Gauss-Jordan :
1,0032*QC + 0,071*QE = 36,12
1,1*QD + 0,1*QE = 57
2,07*QC + 1,73*QD + 0,51*QE2 = 108,76
Penyelesaian :
1,0032 ⋯ 0,071 𝑄𝐶 36,12
[ ⋮ 1,1 0,1 ] [𝑄𝐷 ] = [ 57 ]
2,07 1,73 0,51 𝑄𝐸 108,76
1,0032 0 0,071 36,12 (
1
)
[ 0 1,1 0,1 ] [ 57 ] 𝐵11,0032
2,07 1,73 0,51 108,76
1
1 0 0,071 36 ( )
1,1
[ 0 1,1 𝐵
0,1 ] [ 57 ] 2
(−2,07)
2,07 1,73 0,51 108,76 𝐵31
1 0 0,071 36
(−1,73)
[0 1 0,09 ] [51,81] 𝐵32
0 1,73 0,36 34,24
1 0 0,071 36 (
1
)
[0 1 0,09 ] [ 51,81 ] 𝐵30,23
0 0 0,23 −28,04
1 0 0,071 36 (−0,071)
𝐵13
[0 1 0,09 ] [ 51,81 ] (−0,09)
0 0 1 −121,91 𝐵23
1 0 0 44,65
[0 1 0] [ 62,78 ]
0 0 1 −121,91
Dalam suatu pekerjaan proyek pembangunan, kontraktor pelaksana memerlukan bahan bangunan 5600 m3 pasir,
6210 m3 kerikil halus dan 7540 m3 kerikil kasar. Terdapat tiga sumber bahan dengan kandungan material sebagai
berikut :
Berapa m3 kah yang harus digali dari ketiga sumber tersebut untuk memenuhi kebutuhan kontraktor?
Penyelesaian
(1) 45% sumber1 + 22% sumber2 + 20% sumber3 = total jumlah pasir
(2) 35% sumber1 + 20% sumber2 + 20% sumber3 = total jumlah kerikil halus
(3) 20% sumber1 + 28% sumber2 + 60% sumber3 = total jumlah kerikil kasar
Dengan melengkapi data masukan dan menuliskan persamaan (1) sampai (3) dalam bentuk matriks didapat :
A B
0.45 0.22 0.20 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 1 5600
(0.35 0.50 0.20) (𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 2) = (6210)
0.20 0.20 0.60 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 3 7540
1 0 0 6283.15217391304
(0 1 0 4422.55434782609)
0 0 1 8998.09782608696
Dari perhitungan dengan menggunakan metode gauss Jordan, di dapat hasil bahwa banyaknya galian yang harus
diperoleh dari setiap sumber adalah :
Sumber 1 : 6283.15 m3
Sumber 2 : 4422.55m3
Sumber 3 : 8998.1 m3
UCAPAN TERIMAKASIH