Anda di halaman 1dari 25

Bismillahirrahmanirrahim

KURIKULUM PANDU HIDAYATULLAH

MATERI JASADIYAH

A. PROFIL LULUSAN
1. Memiliki wawasan PBB (Peraturan Baris-Berbaris), tali-temali, navigasi, MFR (Medical First
Response), dan Askariyah.
2. Memiliki kedisiplinan, militansi dan jiwa pengorbanan yang tinggi.
3. Memiliki komitmen jama’ah yang tinggi.
4. Memiliki komitmen moral dan sosial yang tinggi.
5. Memiliki ketahanan fisik yang kuat.
6. Memiliki kesiapan untuk memenuhi panggilan jihad fi sabilillah.

B. RUMUSAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)


1. Kader memiliki kecakapan dalam memimpin barisan dan manajemen baris berbaris.
2. Kader memiliki kecakapan dalam membaca dan memahami berbagai sandi sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan.
3. Kader memiliki keterampilan dalam berbagai macam simpul tali-temali serta aplikasi simpul
tersebut di lapangan.
4. Kader mampu mengaplikasikan teori-teori navigasi darat di lapangan.
5. Kader mampu mengaplikasikan teori MFR untuk pertolongan dasar pada korban.
6. Kader dapat mengetahui standar manajemen operasi bencana sebagai mekanisme kerja pada
situasi bencana.
7. Kader memiliki kepekaan sosial dan mampu memahami karakter masyarakat.
8. Kader mampu berkomunikasi dengan baik di masyarakat dan tetap menjaga syariat Islam.

C. PENJABARAN SKL
1. Kader memiliki kecakapan dalam memimpin barisan dan manajemen baris-berbaris, meliputi:
- Memahami konsep-baris berbaris dalam khazanah Islam dan Askariyah.
- Memahami konsep hormat dan salam.
- Memiliki sikap yang tegas, siap memimpin dan dipimpin.

2. Kader memiliki kecakapan dalam membaca dan memahami berbagai sandi dalam penyampaian
pesan, yaitu:
- Memahami konsep sandi.
- Memahami pemanfaatannya dalam situasi dan kondisi secara tepat.
- Memiliki kecakapan dalam membaca dan menyampaikan pesan melalui sandi.

3. Kader memiliki keterampilan dalam berbagai macam simpul tali-temali serta aplikasi simpul
tersebut di lapangan, meliputi:
- Memahami konsep setiap simpul.
- Memahami konsep pemanfaatan dari setiap simpul.
- Memiliki keterampilan penggunaan simpul dalam setiap kegiatan yang mengunakan tali-
temali.

4. Kader mampu memahami dan mengaplikasikan teori-teori navigasi darat di lapangan atau alam
terbuka, meliputi:
- Memahami filosofi dan konsep navigasi secara umum.
- Memahami teori navigasi darat.
- Memiliki kecakapan dalam mengaplikasikan teori navigasi darat.
- Memiliki kecakapan survival.

5. Kader mampu mengaplikasikan konsep dan teori MFR untuk pertolongan hidup dasar, meliputi:
- Memahami filosofi dan konsep MFR.
- Mengetahui macam-macam MFR untuk setiap tindakan.
- Memahami tindakan yang harus dilakukan pada setiap kasus.
6. Kader dapat mengetahui standar manajemen operasi bencana sebagai mekanisme kerja pada
situasi bencana, meliputi:
- Memahami organisasi operasi SAR (Search and Rescue).
- Memahami teori dan metode pencarian.
- Memahami pelaksanaan manajemen operasi bencana.
- Memahami pengoperasian radio.
- Memiliki kecakapan survival.

7. Kader memiliki kepekaan sosial dan mampu memahami karakter masyarakat sekitar, meliputi:
- Memahami filosofi masyarakat di Indonesia.
- Memahami norma yang berlaku di masyarakat.
- Mampu menyusun problem solving di masyarakat.

8. Kader mampu berkomunikasi dengan baik dengan tetap menjaga syariat Islam dalam setiap
keadaan, meliputi:
- Memahami konsep komunikasi dalam Islam.
- Memahami komunikasi masyarakat Indonesia.
- Mampu menyampaikan gagasan dengan baik.

D. SILABUS
(terlampir)
RINCIAN SILABUS

1. TERAMPIL DALAM BARIS-BERBARIS


Standar Kompetensi: Kader memiliki kecakapan dalam memimpin barisan dan manajemen baris-
berbaris.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Memahami konsep baris- 1.1. Menjelaskan pengertian baris-berbaris


berbaris dalam khazanah 1.2. Menjelaskan kedudukan baris-berbaris dalam khazanah
Islam Islam dan kemiliteran
1.3. Menjelaskan macam dan kegunaan baris-berbaris
1.4. Menjelaskan sumber-sumber peraturan baris-berbaris
1.5. Menjelaskan peraturan baris-berbaris
1.6. Menjelaskan cara memberikan aba-aba dalam baris-
berbaris
1.7. Menjelaskan beberapa variasi dalam baris-berbaris
1.8. Menjelaskan adab-adab dalam baris-berbaris
1.9. Mempraktekkan baris-berbaris
2. Memahami konsep 2.1. Menjelaskan makna hormat dan salam
hormat dan salam 2.2. Menjelaskan kedudukan hormat dalam Islam
2.3. Menjelaskan objek yang harus dihormati
2.4. Menjelaskan adab-adab salam
2.5. Menjelaskan cara memberikan hormat dalam Islam
2.6. Menjelaskan penyimpangan-penyimpangan dalam hormat
secara Aqidah
2.7. Memperaktekkan hormat dan salam
3. Memiliki sikap yang 3.1. Menjelaskan pengertian pemimpin dan kepemimpinan
tegas, siap memimpin 3.2. Menjelaskan konsep kepemimpinan
dan dipimpin 3.3. Menjelaskan pentingnya kepemimpinan bagi seorang
muslim
3.4. Menjelaskan teori-teori kepemimpinan
3.5. Menerapkan kepemimpin dalam kelompok

2. MAMPU MENYAMPAIKAN BERITA MELALUI SANDI


Standar Kompetensi: Kader memiliki kecakapan dalam membaca dan memahami berbagai sandi dalam
penyampaian pesan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Memahami konsep sandi 1.1. Menjelaskan pengertian sandi


1.2. Menjelaskan filosofi sandi sebagai sarana telekomunikasi
penting.
2. Memahami 2.1. Menjelaskan manfaat sandi dalam sebuah operasi
pemanfaatannya dalam 2.2. Menjelaskan situasi dan kondisi untuk digunakannya sandi.
situasi dan kondisi secara 2.3. Mengidentifikasi macam-macam sandi dengan berbagai
tepat media
3. Memiliki kecakapan 3.1. Menjelaskan perbedaan sandi dan isyarat
dalam membaca dan 3.2. Mengidentifikasi isyarat yang biasa dipakai
menyampaikan pesan 3.3. Memperaktekkan penggunaan sandi dengan berbagai
melalui sandi media dalam menyampaikan pesan

3. TERAMPIL DALAM TALI-TEMALI


Standar Kompetensi: Kader memiliki keterampilan dalam berbagai macam simpul tali-temali serta
aplikasi simpul tersebut di lapangan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Memahami konsep 1.1 Menjelaskan tali, simpul dan ikatan


setiap simpul 1.2 Menjelaskan tali dan perawatannya
1.3 Menjelaskan macam-macam simpul
2. Memahami konsep 2.1 Menjelaskan nama dan tujuan setiap simpul
pemanfaatan dari setiap 2.2 Mengunakan simpul pada ikatan
simpul 2.3 Mengaplikasikan simpul dan ikatan
3. Memiliki ketrampilan 3.1 Identifikasi kegiatan untuk menentukan sebuah sistem
pengunaan simpul dalam 3.2 Mengidentifikasi kebutuhan alat dan tali serta merancang
setiap kegiatan yang sistem yang tepat
mengunakan tali temali 3.3 Menerapkan salah satu system dalam kegiatan
penyelamatan

4. MAMPU MENGUNAKAN NAVIGASI DARAT


Standar Kompetensi: Kader mampu memahami dan mengaplikasikan teori-teori navigasi darat di
lapangan atau alam terbuka
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Memahami filosofi dan 1.1. Menjelaskan definisi Navigasi


konsep navigasi secara 1.2. Menjelaskan macam-macam Navigasi
umum 1.3. Menjelaskan metode dan sarana Navigasi
1.4. Menyebutkan manfaat Navigasi
2. Memahami teori 2.1. Menjelaskan makna dan tujuan navigasi darat
navigasi darat 2.2. Menjelaskan alat-alat Navigasi darat serta kegunaannya
2.3. Menjelaskan peta dan kompas serta pengunaannya
3. Memiliki kecakapan 3.1. Membaca peta topografi
dalam mengaplikasikan 3.2. Menentukan koordinat pada peta
teori navigasi darat 3.3 Menentukan arah dengan mengunakan kompas bidik
3.4. Mempraktekkan Navigasi darat dalam sebuah simulasi

5. MAMPU MENGAPLIKASIKAN MEDICAL FIRST RESPONSE (MFR/P3K)


Standar Kompetensi: Kader mampu mengaplikasikan konsep dan teori MFR untuk pertolongan hidup
dasar

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Memahami filosofi dan 1.1 Menjelaskan pengertian MFR


konsep MFR 1.2 Menjelaskan tujuan MFR
1.3 Menjelaskan prinsip-prinsip MFR

2. Mengetahui macam- 2.1 Menjelaskan macam-macam MFR pada setiap kasus


macam MFR untuk 2.2 Menjelaskan tentang pentingnya tindakan yang tepat dalam
setiap tindakan sebuah penyelamatan
2.3 Menjelaskan alat-alat bantuan hidup dasar
3 Memahami tindakan 3.1 Menjelaskan mekanisme penyelamatan
yang harus dilakukan 3.2 Menjelaskan pihak-pihak yang harus terlibat dalam
pada setiap kasus penyelamatan
3.3 Menjelaskan contoh bantuan hidup dasar
3.4 Mempraktekkan tindakan MFR dalam sebuah kasus

6. MENGETAHUI MANAJEMEN OPERASI BENCANA


Standar Kompetensi: Kader dapat mengetahui standar manajemen oprasi bencana sebagai mekanisme
kerja pada situasi bencana.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Memahami organisasi 1.1. Menjelaskan konsep operasi SAR


operasi SAR 1.2. Menjelaskan standar operasi versi Hidayatullah
1.3. Menjelaskan organisasi operasi
2. Memahami teori dan 2.1. Menjelaskan teori pencarian
metode pencarian 2.2. Menjelaskan metode pencarian
2.3. Menjelaskan area pencarian
3. Memahami 3.1. Mempraktekkan operasi SAR
pelaksanaan 3.2. Mengaplikasikan teori dan metode pencarian
manajemen operasi 3.3. Membuat laporan operasi
bencana
4. Memahami 4.1 Menjelaskan pengertian bagian-bagian radio
pengoprasian radio 4.2 Menjelaskan perawatan dan pengunaan radio
4.3 Menyebutkan speling abjad dalam berkomunikasi
5. Memiliki kecakapan 5.1 Menjelaskan pengertian survival
survival 5.2 Menjelaskan factor-faktor penyebab survival
5.3 Melakukan tehnik survival
5.4 Merancang shelter sederhana
5.5 Menjelaskan konsep berfikir dalam survival

7. MEMILIKI KEPEKAAN SOSIAL


Standar Kompetensi: Kader memiliki kepekaan social dan mampu memahami karakter masyarakat
sekitar
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Memahami filosofi 1.1. Menjelaskan pengertian masyarakat


masyarakat di 1.2. Menjelaskan struktur masyarakat
Indonesia 1.3. Menjelaskan konsep masyarakat madani
2. Memahami norma 2.1 Menjelaskan adat istiadat yang terjadi dimasyarakat
yang berlaku di 2.2 Mengidentifikasi langkah-langkah terjadinya kebijakan di
masyarakat masyarakat
2.3 Melakukan pendekatan kultural dan agama dimasyarakat
3. Mampu menyusun 3.1. Mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi di
problem solving di masyarakat
masyarakat 3.2. Menyusun rencana kegiatan di masyarakat
3.3. Melakukan aksi social di masyarakat

8. MAMPU BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK DI MASYARAKAT


Standar Kompetensi: Kader mampu berkomunikasi dengan baik dengan tetap menjaga syariat Islam
dalam setiap keadaan
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Memahami konsep 1.1. Menjelaskan teori komunikasi dalam Islam


komunikasi dalam 1.2. Menjelaskan adab-adab berkomunikasi
Islam 1.3. Menjelaskan konsep pergaulan dan adab-adabnya
2. Memahami komunikasi 2.1 Mengidentifikasi komunikasi masyarakat perkotaan
masyarakat Indonesia 2.2 Mengidentifikasi komunikasi masyarakat pedesaan
2.3 Mengidentifikasi komunikasi dan pergaulan antar individu
2.4 Mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi dalam
berkomunikasi dan pergaulan
3. Mampu 3.1. Menjelaskan teori komunikasi yang efektif
menyampaikan 3.2. Menyusun langkah-langkah yang akan dikomunikasikan
gagasan dengan baik 3.3. Memperaktekkan komunikasi yang baik dalam sebuah
acara publik
MODUL PELAKSANAAN KEGIATAN
PANDU HIDAYATULLAH

[1]
PERTEMUAN PERTAMA

1. Apel Pembukaan Latihan


Pembentukan kelompok dilakukan sebelum acara apel pembukaan Pandu Hidayatullah dimulai.
Sebelum apel pembukaan latihan selalu dimulai dengan :
a. Presensi masing-masing Fi’ah oleh Ro’isul Fi’ah.
b. Apel pembukaan latihan.
c. Jalannya apel pembukaan latihan Pandu Hidayatullah adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan kerapihan dan kelengkapan oleh Ro’isul Fi’ah kemudian setelah selesai, Ro’isul
Fi’ah melaporkan pada Ro’isul Fashilah keadaan anggotanya. Contoh : Lapor Fi’ah … (sebutkan
nama Fiah-nya), jumlah (10 orang) lengkap atau kurang (sebutkan jumlah yang tidak ikut), siap
mengikuti apel pembukaan, laporan selesai.
2) Petugas menyiapkankan perlengkapan apel
3) Ro’isul Sariyyah mengumpulkan teamnya atau pembantu untuk berdiri di depan dan Ro’isul
Sariyyah atau salah satu yang ditunjuk menjadi pembina apel.
4) Ro’isul Sariyyah mengambil posisi di depan berhadapan dengan Ro’isul Fashilah. Seluruh fi’ah
dalam keadaan siap.
5) Ro’isul Fashilah memberikan laporan kepada Ro’isul Sariyyah bahwa apel pembukaan latihan
telah siap dilaksanakan.
6) Membaca ikrar pandu Hidayatullah oleh yang bertugas dengan diikuti oleh seluruh Fi’ah
7) Ro’isul Sariyyah memberikan arahan (merujuk pada poin pembahasan materi Pandu
Tsaqofiyah) kepada seluruh anggota Fi’ah, seluruh Fi’ah diistirahatkan oleh Ro’isul Fashilah.
8) Do’a atau pembacaan do’a oleh petugas diikuti oleh seluruh Fi’ah (pasukan)
9) Pengumuman-pengumuman (bila ada).
d. Apabila apel ini belum baik, biarkanlah dulu, tidak perlu diulang-ulang nanti juga akan terbiasa.

STANDAR PELAKSANANAAN APEL PANDU HIDAYATULLAH

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


APEL PANDU HIDAYATULLAH

Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, apel Pandu Hidayatullah dimulai.


1. Seluruh Ro’isul Fi’ah ( ‫ ) رئيس الفئة‬menyiapkan Fi’ah-nya.
2. Ro’isul Fashilah ( ‫ ) رئيس الفصيلة‬memasuki lapangan.
(*) Laporan Ro’isul Fi’ah kepada Ro’isul Fashilah.
3. Amirus Sariyyah ( ‫ ) أمير السرية‬memasuki lapangan.
(*) Laporan Ro’isul Fashilah kepada Amirus Sariyyah.
4. Pembacaan Ikrar pandu diikuti oleh Fashilah.
5. Taujih/arahan (‫)التوجيه‬oleh Amirus Sariyyah
(*) Fashilah diistirahatkan.
6. Doa (dipimpin oleh petugas)
7. Laporan Ro’isul Fashilah kepada Amirus Sariyyah bahwa: “apel sudah selesai”
8. Amirus Sariyyah meninggalkan lapangan.
9. Ro’isul Fashilah meninggalkan lapangan.
10. Lain-lain (melagukan nasiyd Pandu oleh petugas yang diikuti oleh fashilah)
11. Pengumuman.
12. Fi’ah dibubarkan.

2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah 1


Yel-yel pandu: Mulai! “Hu Hu Ha - Hu Hu Ha, Pandu - Pandu, Allahu Akbar”
“Mana semangatmu?” – Jawabnya: “Ini semangatku!” (tangan kanan diangkat, terkepal)
“Bagaimana kondisi?” – Jawabnya: “554!” (tangan kanan diangkat, terkepal)
“Isy kariman!” – Disahut: “Au Mut Syahiidan!”
“Hidup mulia!” – Disahut: “Atau mati syahid!”
Tujuannya: Memompa semagat kader atau anggota, agar selalu dalam kondisi siap mengikuti kegiatan,
mengkondisikan anggota selalu dalam keadaan semangat berjuang, serta memanamkan jiwa
patriotisme kepada seluruh kader bahwa hidup adalah keyakinan dan perjuangan. Keyakinan akan
kalimat Tauhid “Laa ila ha illallah”, dan berjuang demi tegaknya kalimat tersebut.
(*) Istilah “5:54” adalah surat Al-Maidah yaitu surat ke-5, ayat ke-54: yang berisikan tentang sosok
generasi kebangkitan yang akan dihadirkan kembali oleh Allah di saat banyaknya manusia yang
menyimpang dari kebenaran. Mereka adalah sosok yang mencintai Allah dan Allah pun mencintainya.
Mereka saling bersikap lemah-lembut sesama orang beriman dan tegas sama orang kafir. Mereka
berjuang di jalan Allah dan mereka tidak takut pada celaan orang yang mencela.

3. Permainan bersama: “Hitam dan Hijau”


- Permainan ini akan membuat anak senang gembira sebagi awal memulai latihan Pandu.
- Tujuannya: Melatih reaksi dan ketangkasan individu.
- Cara bermain:
Peserta dibuat menjadi dua kelompok. (Ingat! Anggota putra dan putri dibuat kelompok tersendiri,
tidak boleh dicampur). Berbentuk barisan selat, berhadapan dengan jarak + 1 meter. Lima meter di
belakang masing-masing kelompok diberi tali pembatas. Kelompok pertama diberi nama “hitam”
dan lainya diberi nama “hijau”. Pelatih memberi aba-aba atau tanda siap bermain dengan
menyebut kata “HI…” dan diakhiri dengan menyebut kata “TAM” atau “JAU”. Kelompok yang
disebut namanya harus berlari sedangkan kelompok yang lainya mengejar dan menangkap anggota
yang dikejar, sampai pada batas yang dibuat dengan tali tadi. Setiap permainan selesai, dihitung
berapa kelompok anggota masing-masing kelompok yang tertangkap. Satu permainan dibatasi
waktu satu menit atau dengan hitungan 1-10. Begitu seterusnya. Pelatih harus menyebut nama
kelompok, tetapi jangan sampai bisa ditebak oleh peserta. Kelompok yang paling sedikit tertangkap
adalah kelompok yang menang.

4. Materi
a) Penjelasan singkat tentang Pandu Hidayatullah dan ikrar Pandu Hidayatullah
- Penjelasan tentang Pandu Hidayatullah ini sangat penting dengan merujuk pada buku Induk
Pandu Hidayatullah (telah diterbitkan oleh Dept. Pendidikan PP Hidayatullah).
- Hal ini dimaksudkan agar makna dan pemahaman tentang Pandu Hidayatullah tidak berbeda.
(maksimal 10 menit)
b) Materi tentang kedisiplinan, ketaatan dan kerapian (waktu maksimal 15 menit)
c) Latihan kode peluit dan semboyan tangan.
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih disiplin, kerapian, ketaatan, ketajaman pandangan dan
kekompakan bergerak dalam satu fi’ah maupun dalam satu Fashilah.
Dalam latihan, perintah-perintah selain diberikan dalam bentuk tulisan, dapat juga diberikan dalam
bentuk “isyarat-isyarat” apalagi keberadaan pelatih jauh dari peserta.
Pertama, kode peluit dimaksudkan untuk memudahkan pelatih dalam member isyarat bahwa
kegiatan latihan akan segera dimulai. Kode peluit diantaranya :
1) Peluit panjang satu: pangilan/kumpul ditempat latihan/lapangan.
2) Peluit panjang dua kali: menandakan seluruh fi’ah mengatur menyiapkan, merapikan,
mengecek anggotanya.
3) Peluit panjang tiga kali: menandakan seluruh fi’ah telah rapi dan siap melaksanakan kegiatan.
Kedua, semboyan tangan. Jelaskan bahwa semboyan tangan dapat dipergunakan juga dalam
memberikan perintah kepada Fi’ah atau Fashlilah yang berada dalam jarak jauh dari
Pembina/Ro’isnya. Pada waktu memberikan latihan ini Fi’ah atau Fashilah dalam keadaan tenang
dan Ro’is dapat terlihat dengan jelas (tidak terhalang sesuatu apa pun). Peragakan dengan jelas dan
tegas, serta katakan apa yang dimaksud dengan isyarat tersebut.
a) Awas
b) Majulah/bergerak ke depan
c) Stop/berhentilah
d) Mundurlah
e) Bergeraklah ke arah sana
f) Berlarilah/cepatlah
g) Duduklah/rebahlah
h) Merunduklah/berjalan dengan rendah
i) Hati-hati
j) Bangkitlah/berdirilah
d) Diskusi
Diskusikan kegiatan yang telah dilakukan, presentasikan kegiatan secara bergiliran. Tidak mesti
dipimpin oleh Ro’is. Ro’is boleh menunjuk anggotanya yang lain untuk presentasi secara bergiliran
setiap pertemuannya. Durasi presentasi maksimal 5 menit.
e) Penutupan latihan
- Pemeriksaan kerapihan dan kelengkapan Fi’ah. Ro’isul Fi’ah melaporkan kepada Ro’isul
Fashilah.
- Menyanyikan lagu mars Pandu Hidayatullah.
- Pelatih mengambil posisi di depan berhadapan dengan Ro’isul Fashilah. Kemudian Ro’isul
Fashilah memberikan laporan kepada Ro’isul Sariyyah bahwa latihan telah selesai dilaksanakan.
- Laporan sudah diterima dan pelatih memberikan arahan agar Fi’ah segera dibubarkan
- Do’a penutup majlis dipandu oleh pelatih
- Ro’isul Fi’ah membubarkan Fi’ahnya masing-masing.

[2]
PERTEMUAN KEDUA

1. Apel pembukaan latihan


- Sebelum acara apel ini pemanggilan peserta latihan sudah melalui kode peluit.
- Pelaksanaan apel kedua ini tentunya harus lebih baik dari pertama.
- Pesan inti yang diberikan oleh Pembina atau Amirus Syariyah pada kesempatan ini sebagaimana
tertuang dalam penjelasan pada poin ketiga.

2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah 2


Yel-yel pandu:
“Mulai!” – Disambut: “Hu Hu Ha - Hu Hu Ha, Pandu - Pandu, Allahu Akbar”
“Mana semangatmu?” – Jawabnya: “Ini semangatku!” (tangan kanan diangkat, terkepal)
“Bagaimana kondisi?” – Jawabnya: “554!”(tangan kanan diangkat, terkepal)
“Isy kariman!” – Disahut: “Au Mut Syahiidan!”
“Hidup mulia!” – Disahut: “Atau mati syahid!”
“Takbiir!” – Jawabnya: “Allahu akbar!”; “Takbiir!” – Jawabnya: “Allahu akbar!”: “Takbiir!” –Jawabnya:
“Allahu akbar!”

3. Permainan: “Raja dan Penjara”


- Permainan ini bertujuan untuk mengakrabkan semua anggota dengan menyebutkan nama dan
posisinya, selain itu melatih konsentrasi peserta dalam mengikuti kegiatan. Permainan ini bisa
mengunakan alat berupa bola kasti ataupun tanpa alat.
- Cara bermain:
Peserta membuat lingkaran sesuai dengan jenis kelamin, yaitu putra dan putri tidak boleh
dicampur. Pelatih memposisikan diri sebagai Raja, sedangkan penjara berada di tengah-tengah
lingkaran. Penjara diperuntukkan bagi peserta yang tidak bisa/terlambat menyebutkan nama dan
posisinya. Pertama, pelatih menyebutkan nama, posisi dan kedudukannya kedua melemparkan
bola kepada peserta lain yang dituju. Kedua, peserta yang dituju oleh lemparan bola harus bisa
menangkap bola dengan mengucapkan terima kasih kemudian menyebutkan posisi dan namanya.
Ketiga, bila peserta tadi sudah selesai segera melemparkan bola kepada yang lain sambil
menyebutkan posisi yang dituju dengan tidak menyebutkan nama. Keempat, bila peserta yang
dituju salah atau terlambat, maka yang bersangkutan dengan rela masuk penjara untuk menerima
keputusan Raja. Sementara permainan kembali ke Raja. Terus diulangi sampai keakraban terjalin
atau dibatasi sampai 5 kali permainan.
4. Penjelasan Materi Tsaqafiyah (tema: tentang Haq dan Bathil)
- Materi tentang Haq dan Bathil adalah penjelasan surat Al-Alaq 1-5.
- Murobbi menjelaskan dengan singkat tapi bisa difahami oleh anak, disertai contoh yang kongkrit
yang sering terjadi sehari-hari dalam kehidupan anak.
- Untuk bahan bahasan ini merujuk pada buku modul Tsaqofiyah
5. Materi Jasadiyah (tema: tentang peraturan baris berbaris/PBB)
- Baris berbaris dalam Pandu Hidayatullah sangat menentukan kedisiplinan dan karakter seseorang.
- Kemampuan memimpin dan kemauan dipimpin dilatih dalam latihan ini.
- Memimpin barisan dan memberikan perintah diusahan bergantian oleh setiap peserta, dengan
harapan peserta mampu untuk memimpin dan siap untuk dipimpin.
a) Latihan sikap sempurna, istirahat, lencang depan, lencang kanan, setengah lencang kanan,
barisan bersaf dan berbanjar.
- Sebelum acara latihan dimulai pembina latihan perlu memperhatikan peraturan dalam
memberikan aba-aba, yaitu: aba-aba perhatian, aba-aba perintah dan aba-aba pelaksanaan.
- Dalam memberikan aba-aba pembina harus sikap sempurna dan berada di depan pasukan yang
diperintah, pandangan lurus ke depan. Aba-aba diberikan dengan jelas dan tegas.
- Posisi-posisi dalam PBB diantaranya:
1) Posisi sikap sempurna adalah pandangan kedepan, badan tegap, tangan mengepal di
samping kanan dan kiri sejajar dengan jahitan celana. Kaki membuka sekitar 600 sementara
tumit atau belakang sepatu rapat.
2) Posisi Istirahat adalah pandangan kedepan, badan tegap, kedua belah tangan berada
dibelakang dan berpegang pada pergelangan tangan.
3) Lencang depan bertujuan untuk merapikan pasukan, dengan cara tangan kanan diluruskan
ke depan secara penuh rata dengan pundak, tidak perlu mengejar keberadaan pundak
teman yang ada di depan, dan berjarak satu kepal dari pundak temannya yang berada di
depan. Ini dilakukan oleh barisan sebelah kanan, sedangkan anggota di sebelah kiri
meluruskan kepada barisan paling kanan. Biasanya perintah ini diberikan ketika posisi
barisan berbanjar. Peserta paling kanan menjadi patokan.

{} Pembina/pemberi aba-aba
O Roisul Fi’ah
X Anggota Fi’ah

Gambar : Formasi barisan Berbanjar

Gambar : Formasi barisan bersaf

4) Aturan lencang kanan sama dengan lencang depan, hanya saja tangan kanan diangkat
sejajar pundak di sebelah kanan kita, pandangan ke samping. Bila dirasa cukup (biasanya
dibatasi 3x hitungan), pandangan kembali ke depan. Dilakukan oleh barisan terdepan.
Biasanya perintah ini diberikan ketika posisi barisan bersaf. Peserta lainnya tinggal
mengikuti/menyesuaikan. Peserta paling kanan menjadi patokan.
5) Aturan setengah lencang kanan sama dengan lencang depan, hanya saja tangan kanan
bertolak pinggang di sebelah kanan, pandangan ke samping. Bila dirasa cukup (biasanya
dibatasi 3x hitungan), pandangan kembali ke depan. Ini dilakukan oleh barisan terdepan.
Peserta lainnya tinggal mengikuti/menyesuaikan. Biasanya perintah ini diberikan ketika
posisi barisan bersaf. Peserta paling kanan menjadi patokan.
6) Barisan bersaf yaitu peserta membuat barisan memanjang ke samping kiri (barisan paling
kanan menjadi patokan) sebagimana barisan dalam sholat. Orang yang paling pendek
berada di depan paling kanan, terus menyesuaikan ke kiri.
7) Barisan berbanjar yaitu peserta membuat barisan dari depan ke belakang dengan patokan
orang yang paling rendah berada di depan kanan. Untuk selanjutnya menyesuaikan sampai
ke belakang.
Catatan: untuk tutup barisan dilakukan oleh barisan paling kanan. Hal ini dilakukan dikarenakan
barisan tidak lengkap atau barisan tidak genap.
b) Perintah atau aba-aba
- Aba-aba
a) Pengertian: suatu perintah yang diberikan oleh seorang Ro’is kepada pasukannya, untuk
dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
b) Macam aba-aba
- Aba-aba petunjuk: digunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
- Aba-aba peringatan: inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
- Aba-aba pelaksanaan: ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
petunjuk/peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang dipakai:
a) GERAK: untuk gerakan-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau
anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
b) JALAN: untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan: Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka didahului
dengan aba-aba peringatan “maju”.
c) MULAI: untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
d) Gerakan perorangan tanpa tongkat/gerakan dasar
- Sikap sempurna
Aba-aba: “Siap – GERAK”
Pelaksanaan :
1) Badan/tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60O
2) Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3) Perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik ke belakang dan tidak dinaikan.
4) Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
terpaksa, rapat di paha.
5) Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
6) Leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas
wajar.
- Istirahat
Aba-aba: “Istirahat di tempat – GERAK”
Pelaksanaan :
a) Kaki kiri dipindahkan ke samping kiri, sepanjang telapak kaki (± 30 cm).
b) Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di
atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilepaskan, tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk, serta kedua
lengan dilemaskan.
c) Dapat bergerak.
- Lencang Kanan/Kiri
Hanya dalam bentuk bersaf.
Aba-aba: “Lencang kanan/kiri – GERAK ”
Pelaksanaan :
a) Mengangkat tangan kanan/kiri ke samping.
b) Jari-jari tangan kanan/kiri menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
c) Bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri, kecuali penjuru kanan/ kiri.
d) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah
kanan/kirinya.
e) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan/kirinya.
Catatan: (a) Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke
depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan. (b)
Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan
tangan. (c) Pada aba-aba: “Tegak – GERAK”, semua dengan serentak menurunkan lengan
dan memalingkan muka kembali ke depan.
- Setengah Lencang Kanan/Kiri
Aba-aba: “Setengah lengan lencang kanan – GERAK”
Pelaksanaan:
1) Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak
pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
2) Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu
sama lain di sebelah depan.
3) Pada aba-aba “Tegak Gerak” = seperti pada aba-aba lencang kanan.
- Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.
Aba-aba: “Lencang Depan – GERAK”
Pelaksanaan :
a. Penjuru tetap sikap sempurna.
b. Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke
depan.
c. Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas,
mengambil jarak atau satu lengan dan ditambah dua kepal.
d. Pada aba-aba “Tegak Gerak”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke
sikap sempurna.
6. Diskusi materi yang sudah disampaikan, menerima kritik, saran dan masukan yang membangun.
7. Penutupan latihan
Pembina (Ro’isul Fashilah) mengecek kelengkapan antar Fi’ah, menerima laporan dari Roi’sul Fi’ah.
Ditutup dengan do’a Kafarotul majlis.
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[3]
PERTEMUAN KETIGA

1. Apel pembukaan latihan


Apel ditujukan untuk memeriksa Fi’ah dan kesiapan mengikuti latihan, selain itu kesempatan bagi
Amirus Sariyyah memberikan pesan dan sekaligus materi Tsaqofah (pada poin no. 3) sebagai arahan
yang harus diperhatikan dan dicamkan dengan sebaik-baiknya oleh semua Fi’ah.
2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah 3
Yel-yel pandu: “Mulai!” – Disambut: “Hu Hu Ha - Hu Hu Ha, Pandu - Pandu , Allahu Akbar”
“Mana semangatmu?” – Jawabnya: “Ini semangatku!” (tangan kanan terkepal, diangkat)
“Bagaimana kondisi?” – Jawabnya: “554!” (tangan kanan terkepal, diangkat)
“Isy kariman!” – Disahut: “Au Mut Syahiidan!”
“Hidup mulia!” – Disahut: “Atau mati syahid!”
“Takbiir!” – Dijawab: “Allahu akbar!”; “Takbiir!” – Dijawab: “Allahu akbar!”; “Takbiir!” – Dijawab:
“Allahu akbar!”
“Al-jihad al-jihad!” – Disahut: “Sabiluna sabiluna!”
3. Permainan: “Bola keranjang”
- Permainan ini merupakan latihan jasmani para Pandu Hidayatullah, serta menanamkan sportivitas,
untuk bisa menerima kemenangan dan kekalahan dalam pertandingan.
- Perlengkapan yang diperlukan :
a) 1 buah bola besar dari plastik
b) 2 buah keranjang besar dengan warna berbeda, atau wadah lain yang lebih besar dari ukuran
bolanya.
c) 1 buah peluit
d) 1 papan dan alat tulis untuk mencatat nilai
e) 1 set alat P3K (antisipasi bila terjadi kecelakaan)
- Cara bermain :
Peserta dibuat menjadi 2 kelompok yang beranggotakan 7-10 orang. Kelompok
penyerang/pemegang bola pertama ditentukan oleh undian, bisa uang koin atau jari tangan.
Pemain memberikan bola kepada temannya dan berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang
yang dibawa oleh satu kelompok sendiri. Bola tidak boleh dibawa lari tapi harus dengan dioperkan
kepada temanya. Lawannya berusaha menghalang-halangi dengan tangan. Menghalangi dengan
kaki dianggap pelanggaran dan nilai dikurangi. Bola jatuh boleh diperebutkan. Bila bola pindah
tangan maka lawan menjadi pembawa bola. Setiap selesai memasukkan bola ke dalam keranjang,
permainan dihentikan sementara dengan peluit panjang, lalu skor dicatat. Peluit memulai
permainan kembali, pelanggaran diperingatkan dengan peluit 2x. Lamanya permainan dibatasi
hanya 10-15 menit.
4. Penjelasan tentang memahamkan hakekat hidup. “Hidup adalah aqidah dan perjuangan karena hidup
tanpa keyakinan yang benar dan perjuangan, maka hidup akan sia-sia, tiada guna. Dengan iman kita
akan selamat dan masuk sorga.”
5. Materi Tali Temali
- Menjelaskan jenis tali yang sering digunakan, cara perawatan tali, dan kegunaan tali dalam
berbagai aktifitas manusia.
- Latihan simpul pangkal, simpul tiang/kambing, simpul mati, simpul fishermen, roling hitch
- Diskusi kegiatan dan kegunaan simpul
6. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[4]
PERTEMUAN KEEMPAT

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: Nenek mengungsi
4. Penjelasan tentang kejelasan aqidah. “Aqidah kita adalah aqidah Islam sesuai aqidah Salafus-shalih
(para Sahabat, Tabi’in, Tabi’in tabiin), atau aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah.
5. Materi tentang pemantapan PBB (Berhitung, Serong Kanan/Kiri, Balik Kanan, kerapian)
(a) Berhitung
Aba-aba : “Hitung – MULAI”
Pelaksanaan :
- Jika bershaf,penjuru tetap melihat ke depan, shaf depan memalingkan muka ke kanan.
- Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil
memalingkan muka ke depan.
- Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
- Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
- Penyebutan nomor diucapkan penuh.
- Perubahan arah
(b) Hadap kanan/kiri
Aba-aba: “Hadap kanan/kiri – GERAK”
Pelaksanaan :
- Kaki kanan/kiri melintang di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kanan/kiri berada diujung kaki
kanan/kiri, berat badan berpindah kekaki kanan/kiri.
- Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90o.
- Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali seperti sikap sempurna.
(c) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : “Hadap serong kanan/kiri – GERAK”
Pelaksanaan :
- Kaki kanan/kiri diajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan/kiri.
- Berputar arah 45o ke kanan/kiri.
- Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
6. Diskusi perlunya kebersamaan dan ketegasan
7. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan
[5]
PERTEMUAN KELIMA

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “Samson, Delilah dan Harimau”
Deskripsi: Samson & Delilah adalah permainan melatih kekompakan tim sekaligus ajang mencairkan
suasana. Dalam permainan ini terdapat tiga tokoh yang akan dimainkan, yaitu Samson, Delilah, dan
Harimau. Masing-masing tim harus memilih satu diantara tiga dan pilihan tersebut diadu dengan
pilihan tim lain. Kebuasan Harimau kalah oleh keperkasaan Samson, keperkasaan Samson kalah oleh
kelembutan Delilah, dan kelembutan Delilah kalah oleh kebuasan Harimau, begitu seterusnya.
Tujuan permainan:
- Memberikan suasana segar dan,
- Melihat kekompakan kelompok
Waktu: 15 menit
Proses:
 Ceritalah sedikit tentang mitos dongeng ini, bahwa ada tiga karakter utama di dalamnya : yaitu
Samson, Delilah, dan Harimau. Ceritakan pula setangguh-tangguh Samson yang bisa mengalahkan
harimau dia kalah dengan ketegaran hati Delilah. Namun kelembutan Delilah kalah dengan
kebuasan Harimau.
 Minta mereka untuk mencipta gerakan untuk menggambarkan karakter masing-masing.
 Minta mereka untuk secara bersama-sama memutuskan satu karakter untuk mengalahkan
kelompok lain. Dua kelompok ini diminta untuk berdiri berpunggungan. Saat diberi komando
barulah mereka membalik badan secara bersama-sama.
 Permainan ini dilanjutkan beberapa kali (yang tidak kompak dianggap kalah).
 Minta tanggapan perasaan warga belajar, diskusikan dan simpulkan.

4. Penjelasan tentang kewajiban seorang beriman akan wajibnya menuntut ilmu. Dan Ilmu yang pertama
yang wajib diketahui adalah mengenal Allah
5. Materi (Ikrar Pandu Hidayatullah, Profil Pandu Hidayatullah dan mars Pandu Hidayatullah)
6. Latihan
Pada sesi latihan ini peserta diharuskan menghafal Ikrar Pandu Hidayatullah, Karakteristik Pandu
Hidayatullah dan mars Pandu Hidayatullah sebagai materi wajib dan semua harus maju satu persatu
menyetorkan hafalannya.
Materi yang harus dihafal:
a) Ikrar Pandu Hidayatullah
b) Profil Pandu Hidayatullah
c) Lagu mars Pandu Hidayatullah
7. Presentasi hafalan profil dan mars Pandu Hidayatullah
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[6]
PERTEMUAN KEENAM

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “Menangkap ikan”
Permainan ini selain hiburan adalah untuk melatih kekompakan, kedisiplinan, dan mau melindungi
orang lain.
Aturan permainannya :
Dua peserta menjadi penangkap ikan, empat anak menjadi ikannya. Peserta lain membentuk barisan
empat-empat bergandengan. Sedangkan para ikan dan penangkapnya berlari diantara sela-sela barisan,
suatu saat dengar peluit (1x menghadap ke kiri, 2x menghadap ke kanan), barisan ganti menghadap
kanan atau kekiri dan langsung bergandengan kembali. Begitu seterusnya. Penangkap berusaha
menangkap dan para ikan berusaha menghindar.
Ikan maupun penangkapnya bisa ditambah atau diganti menyesuaikan jumlah anak. Contoh barisan:
4. Penjelasan tentang keutamaan orang yang berilmu. Diantaranya dengan ilmu seseorang akan diangkat
derajatnya serta dimudahkan jalannya menuju surga.
5. Materi PBB
Latihan mengulangi materi PBB yang sudah diterima, mengabungkan dua atau tiga perintah dalam satu
kali pelaksanaan. Tujuannya adalah melatih kedisiplinan dan kekompakan dalam menerima perintah
yang berbeda dalam satu waktu.
Contoh :
e. Dua macam perintah dalam satu pelaksanaan
a) Hadap kanan, hadap kiri …… Gerak
b) Hadap kiri, balik kanan …… Gerak
c) Balik Kanan, hadap kanan …… Gerak
d) Serong kanan, hadap kiri …… Gerak; dst.
f. Tiga macam perintah dalam satu pelaksanaan
a) Balik kanan, hadap kanan, serong kanan …… Gerak
b) Serong kiri, serong kanan, hadap kanan …… Gerak; dst.
6. Diskusi
7. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[7]
PERTEMUAN KETUJUH

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “Pesan Berantai”
Permainan ini untuk melatih ketelitian, pendengaran (sam’a), ingatan dan kedisiplinan.
Cara bermain:
Setiap Fi’ah membuat formasi berbanjar kebelakang. Raoisul Fi’ah berada paling belakang. Pesan
disampaikan bisa secara verbal atau tulisan. Anggota yang diberi pesan pertama dipanggil maju ke
depan Pembina, selanjutnya membisikkan kepada temanya di belakang dengan cara berbisik. Anggota
terakhir yang menerima pesan, bertugas menyampaikan isi pesan tadi kepada Pembina yang memberi
tugas.
4. Penjelasan tentang adab menuntut ilmu. Supaya kita mendapatkan ilmu yang berbarakah dan
bermanfaat, maka kita harus ihlas dan menjunjung tinggi adab menuntut ilmu diantaranya : Semangat,
sabar, modal,bimbingan ustadz dan waktunya panjang.
5. Materi Tali-Temali dan Pengenalan Medical First Response (MFR)
6. Latihan
a) Peserta membuat tandu dengan mengunakan tali pramuka
b) Penanganan untuk lecet, luka sayat dan pingsan
c) Cara memindahkan korban ke atas tandu
d) Membawa korban dengan tandu
e) Menurunkan korban dari tandu
Tujuan: melatih setiap anggota Pandu Hidayatullah untuk membantu anggota/orang lain dalam
memberikan pertolongan medis pertama/P3K pada korban. Selain itu, untuk belajar menjadi
tenaga medis terlatih.
Alat yang diperlukan:
1. Tongkat, setiap peserta diwajibkan membawa tongkat sepanjang + 150 cm/tongkat pramuka
2. Tali, tali yang baik adalah tali yang kuat, tidak sambungan dan tidak rapuh. Tali pramuka sudah
cukup untuk kegiatan ini.
3. Alat-alat P3K
Dalam latihan ini Pembina memberikan arahan kepada Ro’isul fi’ah untuk maju ke depan. Pembina
menjelaskan pembagian tugas dalam kelompok yaitu; korban, medis (bertugas penilaian korban,
penanganan, pemindahan korban) dan pembuat tandu. Pembina juga menentukan satu jenis kasus
(bisa saja pada tiap kelompok kasusnya berbeda).
7. Diskusi tentang cara penanganan yang benar tentang kasus yang diberikan dan model-model tandu dan
pembuatannya.
8. Penutupan latihan
g. Ucapan terimakasih
h. Pengecekan anggota
i. Pengecekan peralatan

[8]
PERTEMUAN KEDELAPAN

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “KIM”
Permainan ini sekaligus untuk melatih kecakapan penglihatan dan daya ingat.
Caranya:
Siapkan kurang lebih 25 macam benda. Kumpulkan pada sebuah taplak meja atau slayer segi empat.
Tunjukan pada setiap fi’ah dan setiap fi’ah diberi waktu kurang lebih satu menit, kemudian bungkus
kembali. Setiap fi’ah harus menuliskan sebanyak mungkin benda yang sudah dilihat tadi. Bagi fiah yang
mampu mengingat dan menyebutkan paling banyak benda-benda tadi adalah fi’h yang terbaik.
Idealnya adalah apabila setiap regu dapat menyebutkan minimal 16 buah benda.
4. Penjelasan tentang Aqidah Islam adalah aqidah tauhid “La ilaha illallah Muhamad Rasulullah” yang
artinya kami bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah.
5. Materi Simpul dan Ikatan
6. Latihan
Peserta membuat proyek tiang bendera regu dengan tongkat yang dimiliki oleh semua peserta, dengan
bantuan tali.
Contoh: Pertama-tama peserta membuat tiang dengan menyatukan tongkat yang diikat kemudian
tongkat yang sudah menyatu tadi diberdirikan dengan tegak lurus. Untuk menjaga supaya tidak roboh
digunakan bantuan tali di 4 sisi. Latihan ini bertujuan untuk melatih kebersamaan, kerjasama dan kerja
keras.
7. Diskusi tentang cara mengikat yang benar dan simpul-simpul yang digunakan.
8. Penutupan latihan
- Ucapan terimakasih
- Pengecekan anggota
- Pengecekan peralatan
- Motivasi

[9]
PERTEMUAN KESEMBILAN

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “Menangkap ayam terbang”
Permainan ini dimaksudkan untuk melatik fisik dan kekompakan koordinasi tangan, mata dan gerak.
Peralatan yang dibutuhkan 5 buah bola tenis meja, dan dua utas tali.
Caranya: Buatlah arena permainan yang dibatasi dengan dua utas tali, jarak diantaranya + 3 meter.
Buatlah kelompok pelempar bola dan penangkap bola. Kelompok pelempar bola berada di luar batas
arena, sedangkan kelompok penangkap bola berada di antara arena. Bola berada di dua kelompok
pelempar tersebut. Bola dari dua sisi dilempar kedalam arena, kelompok penangkap harus menangkap
bola yang dilemparkan bila tidak tertangkap berarti nilai minus. Bola yang dilempar tidak boleh ada di
kedua sisi pelempar bila terjadi berarti nilai minus bagi kelompok pelempar. Kelompok yang mendapat
nilai minus terbanyak berarti kalah.
X X X X X X Kelompok Pelempar
X X X X

* * * * * * Kelompok Penangkap
* * * * * *

X X X X X X Kelompok Pelempar
X X X X

4. Penjelasan tentang “Kami meyakini hanya Allah yang mencipta, memiliki dan mengatur alam raya,
maka kami hanya menyembah kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya”
5. Materi PBB dan Sandi Morse
6. Latihan
a) Peserta melakukan format baris-berbaris
- Formasi Lingkaran kecil
- Lingkaran besar
- Roda
- Angkare
Tujuan dari latihan ini adalah melatih kekompakan, kedisiplinan, ketangkasan dan kejelian dalam
menerima amanah.
b) Sandi Morse
Latihan ini adalah pengenalan pertama mengenai pemberian isyarat dengan Morse memakai
peluit. Mereka dapat membedakan peluit panjang dan pendek atau gabungan panjang dan pendek.
Perkenalkan abjad yang mudah diingat:
E=. T=-
I = .. M = --
S=… O = ---
H = …. KH = ----
Latihan bersama-sama menangkap kata-kata sederhana misalnya : SIM, HEI, TOMO, SOTO, SITI,
TOMI, KHOMSE, EMOSI.
7. Diskusi kegunaan sandi morse
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 10 ]
PERTEMUAN KESEPULUH

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “Benteng Takeshi”
Permainan ini bertujuan memberikan kegembiraan, tanggung jawab dan perjuangan.
Cara permainan:
Peserta dibuat dua kelompok, dalam satu kelompok terdapat penyerang lainnya sebagai penjaga
benteng dan tanda kerajaan yang dibuat dari kertas yang menutupi kardus berlubang. Penyerang maju
dengan membawa bom berupa air yang dimasukan kedalam plastik tipis (agar mudah pecah). Nantinya
bom tersebut digunakan untuk melempar tanda kerajaan hingga pecah. Penjaga berusaha sekuatnya
untuk melindungi tanda kerajaan supaya selamat, sedangkan penyerang berusaha keras supaya bisa
melempar bom air dan menjaga bom agar tidak pecah. Bila bom pecah segera diganti oleh yang lainnya
sampai bom habis. Bagi kelompok yang tanda kerajaannya pecah lebih dulu berarti kalah. Jumlah bom
air di batasi maksimal 10 buah.
4. Penjelasan tentang Allah maha Dzat yang maha besar dan maha kuasa memiliki nama-nama yang baik
dan sifat yang mulia yang tidak ada yang mampu menyamai-Nya, dianataranya: Ar-Rahman, Ar-Rahim,
Al-Khaliq, dll.
5. Materi formasi barisan dan Semaphore
- Latihan formasi: selat terbuka, selat tertutup, kolon terbuka, kolon tertutup, berderet.
- Pengenalan Semaphore dasar

Gambar : Formasi Selat Terbuka, barisan saling


membelakangi. Formasi selat tertutup barisan menghadap
kedalam (berhadapan)

Gambar : Colon terbuka


{}

OXXXXXXXX XXXXXXXXO

OXXXXXXXX XXXXXXXXO

OXXXXXXXX XXXXXXXXO

Gambar : Colon tertutup


{}

XXXXXXXXO OXXXXXXXX

XXXXXXXXO OXXXXXXXX

XXXXXXXXO OXXXXXXXX

SEMAPHORE
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2
bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna
yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat
tangkainya. Agar mudah diingat, latihan semaphore tidak semua diberikan sekaligus. Tahap awal,
cukup huruf A, B, C, D, E, F, G, diulang-ulang sampai hafal.

6. Diskusi tentang kegunaan formasi barisan dan smaphore


7. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 11 ]
PERTEMUAN KESEBELAS

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “Labirin 25” atau “5x5 lubang”
Permainan labirin bertujuan untuk melatih strategi dan perhitungan yang matang, perencanaan,
pengorganisasian, dan mengendalikan emosi (kesabaran).
Peralatan yang diperlukan adalah: tali rafia berwarna terang dan patok-patok kecil.
Buatlah arena permainan dengan membuat 10 kotak dengan menggunakan tali rafia yang diikat pada
patok-patok tadi. Contoh:
B

A C

D
Cara bermain:
Dalam satu arena permainan, 4 kelompok bisa langsung bermain. Masing-masing kelompok membuat
peta buta untuk dibaca oleh kelompok lawannya. Misalnya: kelompok A membuat untuk kelompok C,
begitu pula sebaliknya. Peta itu tidak diberikan kepada lawan tetap menjadi rahaaia internal kelompok.
Kelopok lawan berusaha untuk mencoba kira-kira kotak manakah yang menjadi jalur yang dibuat oleh
peta lawan. Bila anggota yang diutus salah melangkah, maka harus kembali sesuai dengan jalan
pertama memulainya. Kemudian gantian kelompok yang berjalan, terus begitu sampai berhasil
membaca peta lawan. Setelah terbaca semua anggota kelompok harus pindah posisi. Contoh:
kelompok A berpindah ke C, dan juga sebaliknya. Kelompok yang menang adalah yang lebih dahulu
membaca peta lawan.
4. Penjelasan tentang mengenal Allah dengan melihat tanda-tanda ciptaan-Nya. Adanya langit bumi dan
segala isinya, semua itu menunjukkan keberadaan Allah yang Maha Kuasa.
5. Materi Navigasi
Latihan mengenal delapan penjuru mata angin, menggunakan kompas alam.
Latihan ini bertujuan memperkenalkan arah mata angin secara manual, yaitu dengan menggunakan
tanda-tanda alam yang bisa dijadikan petunujuk sebagai penunjuk arah mata angin.
Pertama yang di kenalkan kepada peserta adalah Barat, Timur, Utara, Selatan. Kemudian ditambah
dengan Tenggara, Timur laut, Barat daya dan Barat laut. Alat yang dipakai adalah tongkat untuk
melihat bayangan. Kompas belum diperkenalkan. Bila mendung kita harus menggunakan tanda-tanda
alam. Masjid, Kuburan, Pohon, atau keterangan warga. Yang menjadi patokan arah mata angin adalah
arah Utara.
6. Diskusi tentang pentingnya navigasi dan kegunaannya
7. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 12 ]
PERTEMUAN KEDUABELAS

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan : “LONCAT BERANTAI”
Tujuan permainan ini adalah melatih ketangkasan dan kekuatan fisik peserta. Bagi peserta yang lemah
dan/atau sakit tidak disarankan melakukan permainan ini.
Posisi awal : perlombaan terbuka. Depannya diberi batas dengan jarak 15 m.
Aturan bermain:
Anak hadap kanan lalu membungkuk (seperti orang rukuk dalam sholat). Untuk anggota putri bisa
diganti dengan jongkok sambil menundukan pandangannya. Masing-masing anak dengan jarak 1
lengan. Anak yang paling belakang dalam satu regu melompati anak yang ada di depannya berturut-
turut sampai semua terlewati dan kemudian membungkuk/jongkok, secara berurut dengan anak yang
lain. Anak yang paling belakang melompat seperti terdahulu, demikian diteruskan sampai menyentuh
garis batas.
Penilaian :
Yang tercepat sampai kebatas yang menang.
4. Penjelasan tentang mengenal manusia. Manusia adalah mahluk yang dicipta dari sesuatu yang
hina,manusia itu lemah dan bodoh maka manusia wajib mengagungkan Allah yang maha
kuasa.Manusia mempunyai tugas dan amanah di muka bumi yaitu sebagai Abdullah (Hamba yang selalu
mengabdi, beribadah hanya kepada Allah) dan menjadi khalifatullah(pemimpin yang akan mengisi bumi
dengan aturan dan hukum Allah)
5. Materi PBB
6. Latihan:
Peserta melakukan latihan jalan di tempat, buka barisan, tutup barisan, balik kanan, maju dengan jalan
biasa.
Latihan ini bertujuan melatih kekompakan dan ketegasan dalam memimpin.
Jalan di tempat dengan perintah: “Jalan di tempat – GERAK!”
Peserta melakukan jalan di tempat dengan gerakan yang sama, teratur, tidak terlalu cepat atau terlalu
lambat. (Ingat! Dimulai dari kaki kanan). Perintah “JALAN!” digunakan untuk gerakan yang berpindah
tempat atau bergeser, seperti: “samping kanan/kiri dua langkah – JALAN!”, “ke belakang/ke depan satu
langkah – JALAN!”, Maju – JALAN!”; dsb.
Perintah berhenti yang perlu diperhatikan adalah posisi jatuhnya kaki kanan. Perintah “GERAK!” adalah
bersamaan dengan jatuhnya kaki kanan kemudian disempurnakan oleh kaki kiri.
7. Diskusi tentang Indahnya kekompakan dan berkorban
8. Penutupan latihan
- Ucapan terimakasih
- Pengecekan anggota
- Motivasi kegiatan

[ 13 ]
PERTEMUAN KETIGABELAS

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan : “BUAT BARISAN”
Tujuan:
Agar seluruh peserta bisa berkenalan lebih jauh, fisik maupun sifat-sifat mereka, sekaligus melatih
mereka bekerja sama dalam kelompok.
Langkah-langkah:
1. Peserta di bagi dalam dua kelompok yang sama banyak (bila jumlah peserta ganjil, seorang
pemandu bisa masuk dalam salah satu kelompok).
2. Pemandu menjelaskan aturan permainan, sbb:
a) Ketua kelompok akan berlomba menyusun barisan, barisan disusun berdasarkan aba-aba
pemandu; tinggi badan, panjang rambut, usia, dst.
b) Pemandu akan menghitung sampai 10, kemudian kedua kelompok tsb, baik selesai atau belum,
harus jongkok.
c) Setiap kelompok secara bergantian harus memeriksa apakah kelompok lawan melaksanakan
tugasnya dengan benar.
d) Kelompok yang menang adalah kelompok yang melaksanakan tugasnya dengan benar dan
cepat
e) Sebelum pertandingan dimulai bisa dicoba terlebih dahulu untuk memastikan apakah aturan
mainnya sudah dipahami dengan benar.
4. Penjelasan tentang Rasulullah adalah menusia pilihan yang menjadi teladan orang beriman dalam
beribadah kepada Allah Ta’ala
5. Materi MFR, yaitu Membawa Teman Sakit (MTS)
- Latihan membawa teman sakit di atas punggung
6. Diskusi
7. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 14 ]
PERTEMUAN KEEMPATBELAS

1. Apel Pembukaan Latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan : “KAPAL TENGGELAM”
Tujuan:
Memberikan kegiatan mengurangi kekikukan peserta dalam berintegraksi dengan peserta lain dan
menambah ketertiban peserta dalam proses belajar.

Cara bermain:
Mintalah peserta berdiri dalam lingkaran. Jelaskan bahwa kegiatan berikut adalah permainan yang
diberi nama Kapal Tenggelam. Minta peserta membayangkan bahwa mereka sedang naik kapal. Tiba-
tiba kapal mau tenggelam. Nahkoda memerintah seluruh penumpang untuk naik ke sekoci (perahu
penyelamat). Nahkoda adalah Anda, sekoci adalah anggota badan peserta yang saling bersentuhan.
Bila pemandu mengangkat “Jempol, lima”, artinya 5 peserta harus saling mentautkan jempol mereka.
Peserta yang kena hukuman adalah mereka yang tidak mendapatkan pasangan/kelompok atau
kelompok yang anggotanya lebih dari lima. Pemandu bisa melanjutkan dengan memberikan perintah
lainnya, contoh: siku, tiga, artinya tiga peserta harus saling mentautkan siku mereka atau: pipi, dua.
(Ingat! Anggota laki-laki dan perempuan tidak boleh dicampur). Teruskan permainan sampai dirasa
cukup.
4. Penjelasan tentang wajibnya memahami makna dua kalimat syahadat yaitu kita meyakini hanya Allah
yang berhak disembah dan Muhamad adalah pesuruh Allah
5. Materi Ketangkasan (Latihan melompat)
- Apabila melompat dari ketinggian usahakan kaki jangan lurus, tapi lutut dipantulkan (seperti per)
supaya tidak patah atau cedera pada persendian.
6. Diskusi
7. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 15 ]
PERTEMUAN KELIMABELAS

1. Apel Pembukaan Latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: Sandi Morse
4. Penjelasan tentang kita harus yakin dan tidak boleh ragu sedikitpun tentang keimanan “Laa ilaha illallah
Muhammad Rasulullah” dengan segala konsekuensinya, yaitu menaati Allah dan Rasul.
5. Materi Pemantapan PBB sebelumnya
- Latihan dan praktek Formasi barisan, buka tutup barisan, dan langkah segitiga
6. Diskusi
7. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 16 ]
PERTEMUAN KEENAMBELAS

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “Memindahkan BOM”
Tujuan permainan:
Permainan ini ditujukan untuk meningkatkan kerjasama kelompok, mengatur strategi, melatih
kesabaran, dan menumbuhkan sikap pantang menyerah dalam berusaha.
Alat yang disiapkan:
Sediakan bola kaki dari plastik, tali rafia, dan keranjang sampah plastik yang berbentuk tabung.
Pelaksanaan:
Permainan dimainkan secara berkelompok yang beranggotakan 7-10 orang. Tugas kelompok adalah
memindahkan bola yang diumpamakan bom yang diletakkan diatas keranjang sampah dengan
menggunakan tali rafia ke wilayah yang telah ditentukan.
Peraturan:
1. Peserta hanya menggunakan tali rafia dalam melaksanakan tugasnya.
2. Apabila bola terjatuh, maka tugas dianggap gagal karena dengan jatuhnya bola maka bom akan
meledak.
3. Peserta yang dapat melaksanakan tugas dengan waktu tercepat dan dengan kerja sama yang baik
menjadi kelompok pemenang.
4. Penjelasan tentang seorang mukmin yaitu wajibnya menerima apa yang diputuskan Allah dan rasul-Nya
dan tidak melakukan penolakan sedikit pun.
5. Materi Ketangkasan (Berdiri, loncat ke depan kemudian ke belakang dari atas bola)
- Manfaat: menguatkan otot kaki dan perut
6. Latihan
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 17 ]
PERTEMUAN KETUJUHBELAS

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “KARTU NAMA”
Alat, tempat dan waktu:
Dalam permainan ini peserta diharapkan dapat saling mengenal dan dapat aktif dalam kelompok
dengan alokasi waktu 30 s.d 45 menit, di tempat yang luas dengan disediakan kartu nama kosong ,
pulpen dan tempat mengumpulkan kartu nama.
Langkah kegiatan:
Pertama pelatih membagikan kartu nama kosong kepada semua peserta untuk mengisikan nama
setelah itu kartu nama dikumpulkan dan dibagikan secara acak kepada semua peserta, peserta diminta
untuk mencari anggota dalam kartu nama yang telah diterimanya setelah itu peserta diminta
berkenalan dan meminta identitas selengkap mungkin,setelah itu peserta diminta untuk menerangkan
siapa yang diajak kenalan secara detail.
Kesimpulan dan pembahasan:
Setelah selesai, pembina meminta peserta menerangkan apa yang dirasakan setelah melakukan
kegiatan ini. Kesimpulannya adalah terciptanya suasana yang dekat karena telah saling mengenal.
Mengungkap jati diri seseorang itu tidak mudah karena harus menjaga perasaan orang lain. Komunikasi
antar peserta menjadi tidak canggung lagi.
4. Penjelasan tentang wajibnya tunduk terhadap perintah, hukum dan syariat Allah, serta tidak akan
mengingkarinya sedikit pun.
5. Materi Pendalaman Navigasi sebagaimana materi sebelumnya
6. Latihan
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan
[ 18 ]
PERTEMUAN KEDELAPANBELAS

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “ZIP-ZAP”
Alat, tempat dan waktu:
Pada awal latihan peserta di beri kesempatan untuk berkenalan dengan peserta lain. Dengan
permainan ini peserta diharapkan dapat menghafal nama dan asal-usul (misal: kelas, desa, kota,
propinsi, dll) peserta lain dengan alokasi waktu selama 30 menit di tempat yang luas.
Langkah kegiatan:
Peserta dianjurkan untuk duduk melingkar, setelah itu semua peserta memperkenalkan diri. Pembina
mengatakan “ZIP” dengan menunjuk salah seorang peserta. Peserta yang tertunjuk harus
memperkenalkan teman yang ada di sebelah kirinya. Jika “ZAP” maka peserta harus memperkenalkan
teman yang ada di sebelah kanannya. Jika “ZIP-ZAP” maka semua peserta harus bertukar tempat.
Kesimpulan dan pembahasan:
Setelah itu Pembina memberikan pertannyaan kepada peserta, apakah menghafal nama orang itu
mudah? Adakah cara agar kita dapat dengan cepat menghafal nama orang? Bagaimana perasaan kita
bila nama yang disebut salah? Kesimpulannya adalah : (a) menghafal nama orang sulit dalam waktu
yang cepat apalagi sifat-sifatnya, (b) mengenal nama dengan struktur tempat duduk lebih mudah, (c)
perasaan tidak enak jika menyebut nama salah.
4. Penjelasan tentang keikhlasan dalam memurnikan kalimat Tauhid dan tidak melakukan segala bentuk
kesyirikan
5. Materi pendalaman dan pemantapan PBB (GERAKAN DASAR)
- Sikap sempurna atau siap
- Hadap serong kanan
- Hadap serong kiri
- Hadap kanan
- Hadap kiri
- Balik kanan
- Lencang kanan
- Lencang depan
- Jalan di tempat
- Berhitung
- Istirahat di tempat
- Bubar tanpa penghormatan
6. Latihan dan praktek
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 19 ]
PERTEMUAN KESEMBILANBELAS

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “MEMERANKAN ORANG LAIN”
Alat, tempat dan waktu:
Cara ini baik digunakan kepada peserta yang telah banyak kenal. Permainan ini bertujuan agar peserta
dapat menyebut nama dan kegemaran peserta lain. Peserta dapat menghayati situasi orang lain,
dengan alokasi waktu + 60 menit, tergantung jumlah peserta. Lakukan di tempat yang luas.
Langkah kegiatan:
Pembina membagi anggota berpasangan. Peserta saling berkenalan dengan pasangannya. Setelah itu
peseta harus memperkenalkan diri, namun si A harus berkenalan dengan cara menyebutkan identitas si
B, begitu pula sebaliknya. Semua peserta mendapat giliran dengan cara yang sama. Peserta lain boleh
bertanya kepada peserta yang sedang bekenalan, jika waktu memungkinkan.
Kesimpulan dan pembahasan:
Pembina memberikan pertanyaan kepada peserta: Bagaimana rasanya berfungsi sebagai orang lain?
Bagaimana kalau dirinya dikenalkan orang lain namun salah?
Kesimpulan permainan ini adalah : (a) Seorang sulit untuk mengosongkan dan menghayati orang lain.
(b) Mengenal sikap dan kepribadian orang lain lebih sulit daripada menghafal namanya. (c) Pengenalan
sikap dan kebiasaan seseorang merupakan sebuah proses.
4. Penjelasan tentang Kita juga harus jujur dengan keimanan dan tidak berkhianat
5. Materi Ketangkasan (duduk dengan kaki lurus)
- Duduk dengan kaki diluruskan, lalu buka kedua kaki selebar-lebarnya. Tekan badan ke salah satu
sisi dan sentuhkan kepala ke lutut. (Ingat! Peserta putri diharuskan mengenakan celana
panjang/dalaman untuk permainan ini).
- Manfaatnya: melenturkan tulang punggung dan panggul, melenturkan otot paha bagian dalam,
perut dan punggung.
6. Latihan
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 20 ]
PERTEMUAN KEDUAPULUH

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan : “MENGGAMBAR PERAN DIRI”
Alat, tempat dan waktu
Sebaiknya permainan ini dilakukan di awal dan di akhir acara, karena pelatih menginginkan suatu
gambaran tentang masing-masing peserta terhadap perannya dalam melakukan tugas sehari-hari.
Waktu yang diperlukan + 30 s.d 40 menit dengan menggunakan kertas, spidol, dan selotip (untuk
menempel kertas di dinding).
Langkah kegiatan:
Pembina membagikan kertas dan spidol kepada para peserta. Setelah itu peserta diperintahkan untuk
menggambarkan peran dirinya, bisa berbentuk gambar atau simbol-simbol. Misalkan, jika latihan
kepanduan pada hari itu dilakukan untuk menjadi seorang tenaga medis (MFR), maka yang digambar
adalah peran sebagai seorang tenaga medis, seperti dokter dan perawat.
Kesimpulan dan pembahasan:
Bila peserta telah diminta menggambar kedua kalinya, yaitu pada akhir latihan (dengan petunjuk yang
sama) pada waktu pembahasan, maka mintalah peserta untuk: (a) Membandingkan gambar pertama
dan kedua, (b) Menjelaskan arti perbedaan-perbedaan kepada peserta-peserta lain, (c) dan akhirnya
instruktur pun mengambil kesimpulan bila acara menggambar ini dilakukan di awal dan di akhir
pelatihan, maka peserta dan pelatih bisa menilai pengaruh latihan dengan membandingkan kedua
gambar tersebut.
4. Penjelasan tentang kewajiban mencitai Allah dan Rasul-Nya serta mencintai apa apa yang dicintai Allah
dan Rasul-Nya dan tidak membenci kecuali apa apa yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya.
5. Materi PBB (Berjalan)
- Berjalan dengan tetap memperhatikan kekompakan. Apabila baris tidak cukup, maka tidak usah
dipaksakan. Apabila mendapati tempat yang sempit maka membentuk satu barisan saja, barisan
kiri pindah ke barisan kanan.
6. Latihan
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan Anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan
[ 21 ]
PERTEMUAN KEDUAPULUH SATU

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan : “BENDA YANG MENGESANKAN”
Alat, tempat dan waktu:
Pada awal pelatihan, peserta sudah banyak mengenal peserta lain namun perkenalan tersebut belum
mendalam. Melalui permainan ini peserta diharapkan untuk: (a) menunjukkan kesediaannya untuk
membuka diri, (b) menunjukkan kesediaannya untuk mengenal peserta lain, (c) menyadari
hubungannya di dalam kelompok. Waktu permainan 45-60 menit, dan dilakukan di tempat yang cukup
luas. Alat yang diperlukan adalah kertas, spidol, dan paku pines.
Langkah kegiatan:
Peserta diminta mencari salah satu benda yang paling mengesankan di lingkungan sekitar. Lalu, peserta
berkumpul dalam kelompok kecil antara 4 s/d 5 orang untuk mengungkapkan kesan dan arti terhadap
benda masing-masing kepada kelompok kemudian disimpulkan. Setelah itu, semua peserta berkumpul
pada kelompok besar untuk membahas hasil setiap kelompok, mengaitkan dan menyimpulkan bersama
sehingga hasil dari masing-masing kelompok kecil itu disimpulkan dalam kelompok besar, serta menjadi
landasan bersama. Diharapkan di dalam kelompok peserta dapat menanyakan hal-hal yang dirasa
kurang jelas.
Kesimpulan dan pembahasan: (a) Kadang-kadang kita kesulitan dalam menggali makna dari benda-
benda itu sehingga kita harus dibantu oleh peserta lain. (b) Mengalami kesulitan dalam mengaitkan
banyak ide dan gagasan menjadi sebuah kesimpulan yang baik dan relevan. (c) Sering terjadi kesamaan
antara benda yang dibawa oleh para peserta tapi biasanya penjelasannya yang berbeda.
4. Penjelasan tentang keimanan yang menghendaki sikap Wala’ dan Bara’. Wala’ artinya kedekatan,
kecintaan dan pembelaan yang dialamatkan kepada Allah, Rasul-Nya serta orang- orang beriman. Bara’
adalah berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan dan kekufuran serta kepada para pelakunya.
5. Materi Ketangkasan (Lari Biasa)
- Lari biasa tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat dan tetap mengutamakan keselamatan dan
kekompakan jika dalam barisan. Lari akan semakin semangat jika diselingi dengan melagukan nasyd
secara bersama-sama.
6. Latihan
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 22 ]
PERTEMUAN KEDUAPULUH DUA

1. Apel Pembukaan Latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “BLIND WALK”
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih keseimbangan otak. Langkah yang harus dilakukan oleh
peserta adalah tiap-tiap peserta dalam kelompok diminta berjalan dengan mata tertutup (kecuali ketua
kelompok) mengikuti jalur yang sudah dibuat. Mata peserta bisa ditutup dengan menggunakan syal
atau kain lainnya. Dengan arahan ketua kelompok yang berjalan paling belakang, peserta berjalan
mengikuti jalur tanpa menyentuh pembatas. Kelompok yang pertama memasuki garis finish ditetapkan
sebagai pemenang. Pemaknaan dalam permainan ini adalah bagaimana kelompok mengatur strategi,
melatih kedisiplinan, menaati komando pemimpin, serta kerjasama kelompok.
4. Penjelasan tentang contoh contoh Wala’ dalam kehidupan
5. Materi pemantapan Tali-Temali sebagaimana yang telah diajarkan
6. Latihan
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan
[ 23 ]
PERTEMUAN KEDUAPULUH TIGA

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan : “PIPA BOCOR”
Tujuan permainan ini adalah mengatasi berbagai masalah. Alat bantu dalam permainan ini meliputi
pipa bocor, penyangga, ember, gelas aqua, bola pingpong.
Prosedur dalam permainan ini adalah: (a) Masing-masing kelompok diminta berlomba mengeluarkan
bola pingpong yang ada di dalam pipa bocor dengan menggunakan air. (b) Cara menuangkan air ke
dalam pipa hanya boleh menggunakan gelas aqua yang telah disediakan dengan waktu yang telah
ditentukan.
Pemaknaan dalam permainan ini adalah kerjasama kelompok, strategi menyelesaikan masalah, dan
kepemimpinan.
4. Penjelasan tentang mencintai orang orang mukmin karena imannya bukan karena bentuk penampilan
fisiknya dan hartanya.
5. Materi PBB (Pemantapan Jalan dan lari di tempat)
6. Latihan
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

[ 24 ]
PERTEMUAN KEDUAPULUH EMPAT

1. Apel pembukaan latihan


2. Menggemakan yel-yel Pandu Hidayatullah
3. Permainan: “EVAKUASI BAMBU”
Tujuan permainan ini adalah melatih kerjasama yang komunikatif. Alat bantu yang digunakan adalah
bambu, air, tali dan bola pingpong.
Prosedur dalam permainan ini adalah: (a) Tiap kelompok berlomba mengeluarkan bola dari dalam
bambu dengan cara menuangkan air ke dalam bambu. (b) Cara menuangkannya, bambu yang berisi air
hanya boleh diangkat dengan menggunakan tali yang telah disediakan. (c) Saat melakukan evakuasi,
anggota badan tidak boleh melewati batas aman dari daerah yang telah ditentukan.
Pemaknaan dalam permainan ini adalah: (a) Bagaimana langkah peserta dalam melaksanakan tugas ini?
(b) Strategi apa saja yang peserta gunakan untuk menyelesaikan tugas? (c) Mampukan mereka
bekerjasama dengan baik? (d) Siapakah yang mampu memimpin dan berkomunikasi dengan baik?
4. Penjelasan tentang contoh-contoh “membenci orang orang kafir karena kekafirannya”.
5. Materi MFR (Pengobatan alami terhadap luka)
- Pengobatan alami bagi anggota yang kena luka, dan cara menghentikan luka yang darahnya terus-
menerus mengucur. Bisa dengan cara meremas sampai lembut daun-daunan atau rumput yang
bersih dan tidak membahayakan, lalu ditempelkan pada luka tsb, jika tidak ada kain pembalut.
Beberapa jenis tumbuhan herba di Indonesia dikenal dapat menutup luka dan menghentikan
perdarahan, baik daun, getah, atau bagian lainnya. Tumbuh-tumbuhan ini telah digunakan secara
luas sebagai resep tradisional yang ampuh. Bisa ditanyakan kepada para sesepuh di kampung, atau
dirujuk ke buku-buku pengobatan tradisional yang bisa dipercaya. Kadang antara daerah satu dan
lainnya berbeda, tergantung habitat asli tumbuhan dimaksud. Peserta perlu dikenalkan dengan
membawa contoh-contohnya, juga cara penggunaannya.
6. Latihan dan praktek
7. Diskusi
8. Penutupan latihan
a. Ucapan terimakasih
b. Pengecekan anggota
c. Pengecekan peralatan
d. Motivasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai