Anda di halaman 1dari 10

Studi Pengelolaan Limbah Cair Akomodasi Pariwisata di

Kabupaten Badung Tahun 2014


Made Yudha Paramadita*1, I Gede Herry Purnama, ST., MT., MIDEA1

Alamat: PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana


Email: yudha_paramadita@yahoo.com
*Penulis untuk berkorespondensi
ABSTRAK

Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali telah meningkatkan aktivitas di segala


bidang kehidupan terutama di bidang ekonomi. Perkembangan pariwisata tentu akan
memberikan dampak positif bagi perekonomian Bali, namun yang mengkhawatirkan dari
dampak negatif pariwisata yang mengancam kelestarian lingkungan di Kabupaten Badung
adalah meningkatnya volume limbah cair akomodasi pariwisata tersebut yang berpotensi
mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi para
pengusaha akomodasi pariwisata dalam melakukan pengelolaan terhadap limbah cair
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan obeservasional.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 14 hotel dan restoran yang terdapat di Kabupaten
Badung. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang didasari
oleh kemudahan akses dalam melakukan penelitian.
Tingkat partisipasi, manajemen serta ke-efektivitasan pengolahan limbah cair yang
dilakukan oleh pihak sarana akomodasi pariwisata di Kabupaten Badung mayoritas sudah
tergolong baik. Diketahui bahwa sebanyak 79% responden menggunakan teknologi
pengolahan STP dengan instalasi yang sudah baik, serta sebanyak 64% responden telah
mampu menerapkan kelima tahapan pengolahan limbah cair.
Diharapkan agar pihak pengelola sarana akomodasi pariwisata, pemerintah serta
masyarakat agar mampu bekerjasama dalam upaya pelestarian lingkungan dengan
mematuhi setiap peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah demi terciptanya
lingkungan yang sehat dan asri.

Kata Kunci : Partisipasi, Manajemen, Efektivitas Pengolahan Limbah Cair, Sarana


Akomodasi Pariwisata.

ABSTRACT
The rapid development of tourism in Bali has increased the activitues in all fields of
life, especially in the economic field. Tourism development will certainly have a positive
impact on the economy of Bali, however the alarming of the negative impacts of tourism
threatening environmental sustainability in Badung Regency is the increasing volume of
liquid waste of the tourism acommodation which could potentially contaminate the
environment. This study aimed to determine the level of participation of tourism
accomodation entrepreneurs in managing liquid waste.
This study is a cross-sectional study with descriptive approach. The samples of
this study consist of 14 hotels and restaurants located in Badung Regency. Samples were
taken by using purposive sampling method based on the accessibility to conduct the study.
The level of participation, management as well as liquid waste management
effectivness conducted by majority of tourism accommodation facilities in Badung Regency
have already een good. It is known that about 79% of respondents using STP processing
technology with good installations, and as much as 64% of respondents have been able
to apply the five stages of liquid waste management.
It is expected that the managers of tourism accommodation facilities, government
as well as community can cooperate in the efforts to conserve environment by complying

Community Health 2014, I:2  1


with any rules enacted by the government for the sake of creating healthy and beautiful
environment.

Keywords : Participation, Management, Liquid Waste Management Effectiveness, Tourism


Accomodation Facilities.

PENDAHULUAN
Meningkatnya akomodasi wisata dan
Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali
sarana pendukung akomodasi pariwisata ini
telah meningkatkan aktivitas di segala
berdampak pada penurunan kualitas
bidang kehidupan terutama di bidang
lingkungan dimana hal ini dikhawatirkan
ekonomi. Perkembangan yang terjadi tidak
dapat menyebabkan terbatasnya ruang
terbatas pada Kabupaten Badung dengan
terbuka. Dampak negatif lainnya dari
kawasan pariwisata Kuta dan Nusa Dua,
perkembangan pariwisata ini kelestarian
dimana kawasan ini telah dikenal seluruh
lingkungan di Kabupaten Badung adalah
dunia sebagai salah satu destinasi
meningkatnya volume limbah cair
pariwisata di Bali.
akomodasi pariwisata tersebut yang
Akomodasi wisata di Kabupaten Badung berpotensi mencemari lingkungan
terus mengalami peningkatan, tercatat (Lensiana, 2010). Di Indonesia,
pada tahun 2013 terdapat 98 unit pencemaran domestik merupakan jumlah
akomodasi hotel berbintang dengan jumlah pencemar terbesar (85%) yang masuk ke
kamar mencapai 16.360 kamar, kemudian badan air. Dari berbagai jenis kegiatan
hotel melati sebanyak 778 unit dengan pariwisata yang dilakukan tentu
jumlah kamar sebanyak 28330 kamar. menghasilkan jenis limbah yang beragam
Selain akomodasi hotel, terdapat juga pula yang kemudian dibuang ke lingkungan
sarana pendukung akomodasi pariwisata, seperti misalnya limbah dari kegiatan
yaitu restoran, rumah makan dan bar. mencuci, mandi, limbah tinja, maupun
Jumlah sarana pendukung akomodasi limbah dapur. Akibatnya banyak jenis
pariwisata terus mengalami peningkatan penyakit yang muncul secara epidemik
terutama pada jumlah restoran, yaitu dari maupun endemik melalui perantara air.
330 buah pada tahun 2010 menjadi 567
Jika hal ini terjadi secara terus menerus,
buah pada 2013, jumlah bar dari 346 buah
Soemarwoto (1991) memperkirakan akan
pada tahun 2010 menjadi 363 pada 2013,
terjadi peningkatan kadar BOD, COD, N dan
dan rumah makan dari 458 buah pada
K di sungai-sungai, peningkatan jumlah
tahun 2010 menjadi 492 buah pada 2013
bakteri coli pada sumur dan sumber air
(Dinas Pariwisata Kabupaten Badung dan
penduduk lainnya dan pada akhirnya dapat
BPPT Kab. Badung, Data Perkembangan).
memicu pertumbuhan gulma air yang dapat

Community Health 2014, II:1 2


mengurangi kadar oksigen yang diperlukan kemudian disesuaikan dengan peraturan
mahluk hidup didalam air. tersebut. Selain itu manajemen
pengelolaan limbah yang dilakukan juga
Berdasarkan latar belakang pemikiran
akan disesuaikan dengan persyaratan yang
tersebut maka dirasa perlu dilakukan suatu
telah ditetapkan pada Environmental
penelitian untuk mengkaji pengelolaan
Management System (EMS) ISO 14001.
limbah cair yang dilakukan oleh akomodasi
Untuk data kualitatif yang diambil dengan
pariwisata di Kabupaten Badung. Penelitian
melakukan wawancara dengan pihak yang
ini dapat memberikan gambaran mengenai
bertanggung jawab di suatu hotel atau
tingkat partisipasi pengusaha hotel dan
restoran.
restoran dalam pengelolaan limbah serta
tingkat kefektivan pengelolaan limbah yang
HASIL
telah dilakukan oleh pihak terkait ditinjau
Gambar 1. Persentase jenis teknologi yang
dari kualitas air limbah yang dihasilkan digunakan oleh sarana akomodasi
pariwisata di Kabupaten Badung
setelah melalui tahap pengolahan.

METODE STP
21%
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan STP dan
79% pemanfaatan
obeservasional yang dilakukan untuk
hasil olahan STP
mengetahui tingkat partisipasi pengusaha
hotel yang ada di Kabupaten Badung dalam
melakukan pengelolaan limbah. Sampel Ditinjau dari jenis teknologi yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari 14 hotel dan serta kondisi instalasinya sudah terkategori
restoran yang terdapat di Kabupaten sangat baik. Mayoritas teknologi yang
Badung. Pengambilan sampel digunakan berupa Sewage Treatment Plant
menggunakan metode purposive sampling (STP) dengan pemanfaatan hasil olahannya
yang didasari oleh kemudahan akses dalam atau hanya menggunakan STP dengan
melakukan penelitian. Teknik analisis data instalasi yang sudah terbilang baik.
yang dipergunakan dalam penelitian ini
Gambar 2. Upaya-upaya yang pernah dilakukan
menggunakan Peraturan Gubernur Bali dalam meningkatkan kualitas
olahan.
Nomor: 8 Tahun 2007 tentang standar baku
mutu limbah hotel dan restoran yang harus
dipenuhi agar layak dibuang ke lingkungan.
Sistem pengolahan limbah cair yang
digunakan oleh pihak akomodasi pariwisata

Community Health 2014, II:1 3


Treatment, Secondary Treatment, Tertiary
Treatment dan Sludge Treatment.

Gambar 4. Tingkat kualitas upaya-upaya yang


43% Baik sedang dilakukan oleh pihak
pengelola sarana akomodasi
57% Sangat Baik pariwisata di Kabupaten Badung
dalam meningkatkan kualitas
olahan.

Inovatif namun kurang


7% mengacu pada regulasi
21% pemerintah
Upaya-upaya upaya-upaya yang pernah
Mengacu regulasi
dilakukan dalam meningkatkan kualitas pemerintah

olahan oleh beberapa sarana akomodasi 72%


Penuh inovasi mengacu
pariwisata di Kabupaten Badung mayoritas pada regulasi
pemerintah
sudah baik. Para pihak pengelola sudah
Upaya-upaya yang sedang dilakukan oleh
berupaya menerapkan langkah-langkah
pihak pengelola sarana akomodasi
pengolahan yang sesuai dengan regulasi
pariwisata di Kabupaten Badung dalam
pemerintah untuk mendapatkan hasil
pengolahan limbah cair mayoritas sudah
olahan limbah yang lebih baik.
mengacu pada regulasi pemerintah.
Gambar 3. Tingkat kelayakan langkah-langkah Terdapat pula upaya yang sudah inovatif
proses pengolahan limbah cair yang
sedang dilakukan pada sarana namun belum mengacu pada regulasi
akomodasi pariwisata di Kabupaten
Badung. pemerintah.

Gambar 5. Tingkat upaya pelaporan terhadap


hasil pengolahan air limbah pada
sarana akomodasi pariwisata di
Kabupaten Badung.
36%
Layak
Sangat Layak Terdapat upaya
64% pelaporan terhadap
hasil pengolahan air
43% limbah
57% Tidak adanya upaya
pelaporan terhadap
hasil pengolahan air
Langkah-langkah proses pengolahan limbah
limbah cair yang sedang dilakukan oleh
beberapa sarana akomodasi pariwisata di Dilihat dari upaya pelaporan terhadap hasil
Kabupaten Badung mayoritas sudah layak. pengolahan air limbah yang dilakukan oleh
Artinya mereka sudah mampu menerapkan 14 sarana akomodasi pariwisata di
kelima tahapan pengolahan limbah cair Kabupaten Badung, didapatkan hasil yang
antara lain Pretreatment, Primary cukup berimbang.

Community Health 2014, II:1 4


Gambar 6. Persentase SOP pengelolaan air
limbah yang berlaku sesuai dengan Cukup
persyaratan Environmental
Management System (EMS) dalam 15% Kurang layak
ISO 14001
14%
50% Layak

14% 7% Sangat kurang layak


7%
Baik
Sangat layak
36% 21% Cukup
Kurang Dari wawancara serta pengamatan yang
Sangat baik
36% dilakukan pada 14 sarana akomodasi
pariwisata di Kabupaten Badung, dapat
diketahui bahwa tingkat upaya monitoring
Standar Operasional Prosedur yang berlaku
dan tanggapan terhadap evaluasi kinerja
pada beberapa sarana akomodasi
pengelolaan limbah mayoritas sudah sangat
pariwisata di Kabupaten Badung tergolong
layak.
sangat baik dan juga kurang baik, diamana
Gambar 9. Tingkat penataan atau pengontrolan
kategori tersebut memiliki persentase yang dokumen pada unit pengelolaan
sama. limbah pada sarana akomodasi
pariwisata di Kabupaten Badung.

Gambar 7. Tingkat penilaian struktur


organisasi dan tanggung jawab Baik
pengelolaan air limbah pada sarana
akomodasi pariwisata di Kabupaten 14% 7%
Cukup
Badung. 22%
21% Kurang baik

Sangat baik
36%
Sangat kurang baik
29% Baik
Kurang

7%
64% Sangat baik Dari hasil wawancara serta pengamatan
yang dilakukan pada 14 sarana akomodasi
pariwisata di Kabupaten Badung,

Ditinjau struktur organisasi dan tanggung ditemukan bahwa mayoritas penataan atau

jawab yang ada sudah tersusun dengan pengontrolan dokumen laporan hasil kerja

baik. Tugas pokok dan fungsi para anggota pada unit sistem pengelolaan limbah oleh

sudah jelas dan terdefinisikan. pihak yang bersangkutan masih tergolong


kurang baik. Artinya penataan atau
Gambar 8. Tingkat upaya monitoring dan
tanggapan terhadap evaluasi kinerja pengontrolan dokumen masih jarang
pengelolaan limbah pada sarana
dilakukan atau dokumen yang disimpan
akomodasi pariwisata di Kabupaten
Badung. belum melalui persetujuan atasan atau

Community Health 2014, II:1 5


belum di-review, serta dokumen lama Gambar 11. Tingkat kualitas parameter
Amoniak dari 14 sarana akomodasi
masih ditempatkan dalam satu tempat pariwisata di Kabupaten Badung.

dengan dokumen baru.


Amoniak
Tabel 1. Hasil pengujian air limbahpada
masing –masing sarana akomodasi
pariwisata di Kabupaten Badung. Memenuhi
14% syarat

Tidak
86% memenuhi
syarat

Gambar 12. Tingkat kualitas parameter TSS


dari 14 sarana akomodasi
pariwisata di Kabupaten Badung.

Zat Padat (TSS)


7%
Memenuhi
syarat

Tidak
Dari kualitas hasil pengujian limbah yang
93% memenuhi
disajikan pada tabel 5.1, diketahui bahwa syarat

terdapat beberapa parameter yang belum


memenuhi baku mutu air limbah yang telah DISKUSI
ditetapkan dalam Peraturan Gubernur No.8
Tingkat Partisipasi Pengelolaan
Tahun 2007. Parameter tersebut ialah COD, Limbah
Amoniak dan Zat Padat (TSS).
Dari hasil analisis yang dilakukan,
Gambar 10. Tingkat kualitas parameter COD didapatkan bahwa tingkat partisipasi
dari 14 sarana akomodasi
pariwisata di Kabupaten Badung. sarana akomodasi pariwisata di Kabupaten
Badung dalam melakukan pengolahan
COD terhadap limbah cair yang dihasilkan
tergolong baik, meski terdapat beberapa
Memenuhi
syarat hal yang masih perlu diberikan perhatian

50% 50% khusus, antara lain pertimbangan dalam


Tidak
memenuhi memilih dan penerapan sistem pengolahan
syarat yang inovatif dan mengacu pada regulasi
pemerintah, penerapan upaya-upaya
pelaporan terhadap hasil uji pengolahan

Community Health 2014, II:1 6


limbah, maintenance STP yang rutin dan sarana akomodasi pariwisata di Kabupaten
berkelanjutan serta penerapan kelima Badung mayoritas sudah memenuhi
tahap pengolahan limbah. persyaratan dan mengarah ke tingkat yang
lebih baik namun tidak dapat dikatakan
Manajemen Pengelolaan Limbah
optimal. Hal ini disebabkan oleh kualitas

Berdasarkan dari penelitian yang telah hasil olahan belum menyentuh angka

dilakukan, didapatkan bahwa manajemen terendah dari standar baku mutu yang

pengelolaan limbah cair pada 14 sarana sudah ditetapkan pada Peraturan Gubernur

akomodasi pariwisata di Kabupaten Badung Bali No.8 Tahun 2007, tentang standar

terkategori sudah cukup. Melalui penelitian baku mutu badan air dan limbah cair.

ini, diketahui bahwa dari 14 sarana Namun demikian kualitas limbah cair hasil

akomodasi pariwisata yang diteliti, olahan sudah sesuai dengan kadar yang

mayoritas responden menyatakan sudah dapat di toleransi sesuai dengan peraturan

melaksanakan beberapa persyaratan yang Gubernur Bali tersebut meski memang

telah ditetapkan pada EMS ISO 14001. masih terdapat kualitas hasil olahan yang

Namun sebagian lagi menyatakan mereka belum mampu memenuhi standar baku

belum mampu memenuhi standar yang mutu.

ditetapkan oleh EMS ISO 14001. Hal ini


SIMPULAN
disebabkan oleh beberapa faktor antara
Mayoritas tingkat partisipasi, upaya
lain, 1) kurangnya sumber daya yang
menejemen, serta efektivitas pengolahan
dimiliki oleh pihak sarana akomodasi dalam
limbah sudah terkategori baik. Sebagian
melakukan maintenance terhadap sistem
besar responden sudah mampu memenuhi
pengolahan limbah yang dimiliki, sehingga
standar yang telah ditetapkan baik
kegiatan pengawasan serta pengontrolan
Peraturan Gubernur Bali No.8 Tahun 2007,
tidak berjalan secara maksimal serta 2)
tentang standar baku mutu badan air dan
beban kerja yang dimiliki oleh pihak
limbah cair maupun Environmental
engineering masih terlalu besar sedangkan
Management System (EMS) ISO 14001.
jumlah anggota yang ada belum memadai
Akan tetapi masih ada yang perlu menjadi
sehingga operasional kerja dan tanggung
perhatian yaitu beberapa responden yang
jawab belum dapat dilakukan secara
masih belum mampu memenuhi standar
maksimal.
tersebut.
Efektivitas Pengolahan Limbah
UCAPAN TERIMA KASIH
Efektivitas pengolahan limbah yang
dilakukan oleh pihak engineering pada

Community Health 2014, II:1 7


Terimakasih kepada semua pihak yang 8. Gameissa, Mutiara Windika.,
telah memberikan dukungan pada Suprihatin., & Indrasti, Nastiti Siswi
penelitian ini, khususnya untuk kedua (2012). Pengolahan Tersier Limbah Cair
orang tua serta Kade Chandra Dewi yang Industri Pangan Dengan Teknik
selalu memberikan motivasi hingga Elektrokoagulasi Menggunakan
penelitian ini dapat dirampungkan tepat Elektroda Stainless Steel. Jurnal
pada waktunya. Agroindustri Indonesia Vol. 1 No. 1 (31-
37).
DAFTAR PUSTAKA
9. Ginting, Perdana. (2007). System
1. Ani, Mawani. (1993). Grolier Electronic
Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah
Publishing, Inc.
Industri/Perdana Ginting. Bandung.
2. Azwar, Azrul. 1983. Pengantar Ilmu
Yrama Widya.
Kesehatan Lingkungan. Mutiara.
10. Halang, Bunda. (2004). Toksisitas Air
Jakarta.
Limbah Deterjen Terhadap Ikan Mas
3. Bapedalda Provinsi Bali. (2009).
(Cyprinus carprio). Artikel.
Pentunjuk Teknis Pengolahan Limbah
http://bioscientiae.unlam.ac.id.
Cair dengan Sistem Wastewater Garden
Diunduh tanggal 27 Januari 2013.
(WWG). Denpasar Bali.
11. Harmayani, Diana Kadek &
4. Departemen PU. (2007). Kriteria Teknis
Konsukartha, I G. M. (2007).
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air
Pencemaran Air Tanah Akibat
Limbah. Prosiding Diseminasi dan
Pembuangan Limbah Domestik Di
Sosialisasi NSPM Bidan PLP dan
Lingkungan Kumuh Studi Kasus Banjar
Penyusunan PJM, Mataram.
Ubung Sari, Kelurahan Ubung. Jurnal
5. Dinas Pariwisata Kab. Badung. (2013).
Permukiman Natah Vol. 5 No. 2 (62-
Perkembangan Usaha Akomodasi Di
108).
Kabupaten Badung Tahun 2013.
12. Hindarko, S. (2003). Mengolah Air
6. Djabu, Udin. 1990/1991. Pedoman
Limbah Supaya Tidak Mencemari Orang
Bidang Studi Pembuangan Tinja Dan Air
Lain. Jakarta. Esha.
Limbah Pada Institusi Pendidikan
13. Junaidi, Bima Patria Dwi Hatmanto.
Sanitasi/Kesehatan Lingkungan.
(2006). “ Analisis Teknologi Pengolahan
Depkes. Jakarta.
Limbah Cair Pada Industri Tekstil (Studi
7. Edwards, A.J. & Tony, Edwards. (2003).
Kasus PT. Iskandar Indah Printing
Environmental Management Manual.
Texstile Surakarta)”. Jurnal Pretisi. 1:1
SGS Yarsley International Certification
(1-6)
Society, UK.

Community Health 2014, II:1 8


14. Keputusan Bupati Badung No. 639 (Studi Kasus IPAL Bojongsoang) Kota
Tahun 2003 Tentang Rencana Detail Bandung (Tesis). Program Magister
Tata Ruang. BAB VII. Ketentuan Tata Tekhnik Sipil Program Sarjana
Ruang Bangunan Dan Lingkungan. Universitas Diponegoro Semarang.
Pasal 15. 22. Metti Utami, Ni Made. (2004). Dampak
15. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Industri Pariwisata Terhadap Kualitas
Pariwisata No. KM.3/HK 001/MKP.02. Air Tanah Di Kuta, Bali. Ilmu
Tentang Penggolongan Kelas Hotel. Lingkungan. Perpustakaan Universitas
Jakarta, 2002. Indonesia.
16. Kristanto, P. (2002). Ekologi Industri. 23. Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul
Penerbit ANDI. Yogyakarta. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat
17. Kustiah, Tuti. (2005). Kajian Kebijakan Teori dan Aplikasi. Salemba Medika,
Pengelolaan Sanitasi Berbasis Jakarta.
Masyarakat. Kolokium. Puslitbang 24. Nisa, Muliani Chaerul. (2008). Pengaruh
Departemen Pekerjaan Umum. Aktivitas Pariwisata Terhadap
18. Lensiana, Hj. (2010). Tesis. Partisipasi Keberlanjutan Sumberdaya Wisata
Hotel Dalam Pengeloalaan Lingkungan Pada Obyek Wisata Pai kota Tegal.
Di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar Undergraduate Thesis, Universitas
(Studi Kasus Terhadap Sistem Diponegoro.
Pengelolaan Limbah Hotel). Universitas 25. Nur’arif, Muhamad. (2008).
Udayana. Pengelolaan Air Limbah Domestik (Studi
19. Lumaela, Asih Kurniasih. (2013). Kasus di Kota Praya Kabupaten Lombok
Pemodelan Chemical Oxygen Deman Tengah). Universitas Diponegoro
(COD) Sungai Di Surabaya Dengan Semarang. Semarang.
Metode Mixed Geographically Weighted 26. Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun
Regression. Jurnal Sains dan Seni 2007, Tentang Standar Baku Mutu
Pomits Vol.2, No.1 Badan Air dan Limbah Cair. Denpasar:
20. Mahida, U.N. (1986). Pencemaran Air Pemerintah Propinsi Bali
Dan Pemanfaatan Limbah Industri/U.N. 27. Peraturan Pemerintah Republik
Mahida; penterjemah G.A. Ticolau. Indonesia Nomor 82 Tahun 2001,
Jakarta. Rajawali. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
21. Mara & Pearson (1986). Dalam Siregar, Pengendalina Pencemaran Air. Presiden
Sohuturon. (2004). Studi Sistim Republik Indonesia
Operasi Dan Pemeliharaan (O&P) 28. Pitana, I Gde. (2005). Sosiologi
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pariwisata. Andi Yogyakarta

Community Health 2014, II:1 9


29. Purwanto, Andie, T. (2002). Analisa Management System, Ellipson AG,
Pengaruh Implementasi ISO 14001 Switzerland.
Terhadap Indikator Kinerja Lingkungan 35. Suriawiria, Unus. (1996). Dalam
Kuantitatif dan Kualitatif Menggunakan Sasongko, Lutfi Aris. (2006). Kontribusi
Pengembangan Model EPE ISO 14301, Air Limbah Domestik Penduduk Di
(Tesis). Institut Teknologi Bandung, Sekitar Sungai Tuk Terhadap Kualitas
Indonesia. Air Sungai Kaligarang Serta Upaya
30. Soemarwoto (2001). Dalam Putra, Penanganannya (Tesis). Program Magister
Gede Gunawan Adnyana. (2002). Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana
Perilaku Masyarakat Dalam Universitas Diponegoro Semarang.

Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan 36. Soemarwoto, O. (1991). Ekologi

Pemukiman Untuk Menunjang Program Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Sapta Pesona Pariwisata (Studi Kasus di PT Bina Aksara. Jakarta.

Desa Kalibukbuk di Kawasan Pariwisata 37. Whitelaw, Ken. (2004). Implementation

Lovina Singaraja-Bali)(Tesis). Program of ISO 14001. SGS Yarsley International

Magister Ilmu Lingkungan Program Certification Society, UK.

Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.


31. Safitri, Silvana. (2009). Perencanaan
Sistem Pengolahan Limbah Cair Industri
Tahu PT. AS Tanah Baru Depok Tahun
2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia. Jakarta.
32. Situmorang (2007). Dalam Agustira,
Riyanda., Lubis, Kemala Sari., &
Jamilah (2013). Kajian Karakteristik
Kimia Air, Fisika Air Dan Debit Sungai
Pada Kawasan Das Padang Akibat
Pembuangan Limbah Tapioka. Jurnal
Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3
33. SK Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No. KM 73/PW/
105/MPPT-85.
34. Sturm, Andreas. (1998). ISO 14001 :
Implementation an Environmental

Community Health 2014, II:1 10

Anda mungkin juga menyukai