Studi Pengelolaan Limbah Cair Akomodasi Pariwisata Di Kabupaten Badung Tahun 2014 PDF
Studi Pengelolaan Limbah Cair Akomodasi Pariwisata Di Kabupaten Badung Tahun 2014 PDF
ABSTRACT
The rapid development of tourism in Bali has increased the activitues in all fields of
life, especially in the economic field. Tourism development will certainly have a positive
impact on the economy of Bali, however the alarming of the negative impacts of tourism
threatening environmental sustainability in Badung Regency is the increasing volume of
liquid waste of the tourism acommodation which could potentially contaminate the
environment. This study aimed to determine the level of participation of tourism
accomodation entrepreneurs in managing liquid waste.
This study is a cross-sectional study with descriptive approach. The samples of
this study consist of 14 hotels and restaurants located in Badung Regency. Samples were
taken by using purposive sampling method based on the accessibility to conduct the study.
The level of participation, management as well as liquid waste management
effectivness conducted by majority of tourism accommodation facilities in Badung Regency
have already een good. It is known that about 79% of respondents using STP processing
technology with good installations, and as much as 64% of respondents have been able
to apply the five stages of liquid waste management.
It is expected that the managers of tourism accommodation facilities, government
as well as community can cooperate in the efforts to conserve environment by complying
PENDAHULUAN
Meningkatnya akomodasi wisata dan
Pesatnya perkembangan pariwisata di Bali
sarana pendukung akomodasi pariwisata ini
telah meningkatkan aktivitas di segala
berdampak pada penurunan kualitas
bidang kehidupan terutama di bidang
lingkungan dimana hal ini dikhawatirkan
ekonomi. Perkembangan yang terjadi tidak
dapat menyebabkan terbatasnya ruang
terbatas pada Kabupaten Badung dengan
terbuka. Dampak negatif lainnya dari
kawasan pariwisata Kuta dan Nusa Dua,
perkembangan pariwisata ini kelestarian
dimana kawasan ini telah dikenal seluruh
lingkungan di Kabupaten Badung adalah
dunia sebagai salah satu destinasi
meningkatnya volume limbah cair
pariwisata di Bali.
akomodasi pariwisata tersebut yang
Akomodasi wisata di Kabupaten Badung berpotensi mencemari lingkungan
terus mengalami peningkatan, tercatat (Lensiana, 2010). Di Indonesia,
pada tahun 2013 terdapat 98 unit pencemaran domestik merupakan jumlah
akomodasi hotel berbintang dengan jumlah pencemar terbesar (85%) yang masuk ke
kamar mencapai 16.360 kamar, kemudian badan air. Dari berbagai jenis kegiatan
hotel melati sebanyak 778 unit dengan pariwisata yang dilakukan tentu
jumlah kamar sebanyak 28330 kamar. menghasilkan jenis limbah yang beragam
Selain akomodasi hotel, terdapat juga pula yang kemudian dibuang ke lingkungan
sarana pendukung akomodasi pariwisata, seperti misalnya limbah dari kegiatan
yaitu restoran, rumah makan dan bar. mencuci, mandi, limbah tinja, maupun
Jumlah sarana pendukung akomodasi limbah dapur. Akibatnya banyak jenis
pariwisata terus mengalami peningkatan penyakit yang muncul secara epidemik
terutama pada jumlah restoran, yaitu dari maupun endemik melalui perantara air.
330 buah pada tahun 2010 menjadi 567
Jika hal ini terjadi secara terus menerus,
buah pada 2013, jumlah bar dari 346 buah
Soemarwoto (1991) memperkirakan akan
pada tahun 2010 menjadi 363 pada 2013,
terjadi peningkatan kadar BOD, COD, N dan
dan rumah makan dari 458 buah pada
K di sungai-sungai, peningkatan jumlah
tahun 2010 menjadi 492 buah pada 2013
bakteri coli pada sumur dan sumber air
(Dinas Pariwisata Kabupaten Badung dan
penduduk lainnya dan pada akhirnya dapat
BPPT Kab. Badung, Data Perkembangan).
memicu pertumbuhan gulma air yang dapat
METODE STP
21%
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan STP dan
79% pemanfaatan
obeservasional yang dilakukan untuk
hasil olahan STP
mengetahui tingkat partisipasi pengusaha
hotel yang ada di Kabupaten Badung dalam
melakukan pengelolaan limbah. Sampel Ditinjau dari jenis teknologi yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari 14 hotel dan serta kondisi instalasinya sudah terkategori
restoran yang terdapat di Kabupaten sangat baik. Mayoritas teknologi yang
Badung. Pengambilan sampel digunakan berupa Sewage Treatment Plant
menggunakan metode purposive sampling (STP) dengan pemanfaatan hasil olahannya
yang didasari oleh kemudahan akses dalam atau hanya menggunakan STP dengan
melakukan penelitian. Teknik analisis data instalasi yang sudah terbilang baik.
yang dipergunakan dalam penelitian ini
Gambar 2. Upaya-upaya yang pernah dilakukan
menggunakan Peraturan Gubernur Bali dalam meningkatkan kualitas
olahan.
Nomor: 8 Tahun 2007 tentang standar baku
mutu limbah hotel dan restoran yang harus
dipenuhi agar layak dibuang ke lingkungan.
Sistem pengolahan limbah cair yang
digunakan oleh pihak akomodasi pariwisata
Sangat baik
36%
Sangat kurang baik
29% Baik
Kurang
7%
64% Sangat baik Dari hasil wawancara serta pengamatan
yang dilakukan pada 14 sarana akomodasi
pariwisata di Kabupaten Badung,
Ditinjau struktur organisasi dan tanggung ditemukan bahwa mayoritas penataan atau
jawab yang ada sudah tersusun dengan pengontrolan dokumen laporan hasil kerja
baik. Tugas pokok dan fungsi para anggota pada unit sistem pengelolaan limbah oleh
Tidak
86% memenuhi
syarat
Tidak
Dari kualitas hasil pengujian limbah yang
93% memenuhi
disajikan pada tabel 5.1, diketahui bahwa syarat
Berdasarkan dari penelitian yang telah hasil olahan belum menyentuh angka
dilakukan, didapatkan bahwa manajemen terendah dari standar baku mutu yang
pengelolaan limbah cair pada 14 sarana sudah ditetapkan pada Peraturan Gubernur
akomodasi pariwisata di Kabupaten Badung Bali No.8 Tahun 2007, tentang standar
terkategori sudah cukup. Melalui penelitian baku mutu badan air dan limbah cair.
ini, diketahui bahwa dari 14 sarana Namun demikian kualitas limbah cair hasil
akomodasi pariwisata yang diteliti, olahan sudah sesuai dengan kadar yang
telah ditetapkan pada EMS ISO 14001. masih terdapat kualitas hasil olahan yang
Namun sebagian lagi menyatakan mereka belum mampu memenuhi standar baku