Anda di halaman 1dari 11

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

DALAM KEPERAWATAN

OLEH :
ARI CENDANI PRABAWATI (17.321.2658)
GDE DIPTA DHIATMIKA (17.321.2663)
I KETUT ANTONO (17.321.2669)
NI KETUT YULIANA (17.321.2686)
NI MADE AYU PRIYASTINI (17.321.2695)
NI PUTU LINDA KUSUMA WARDANI (17.321.2701)
NNI WAYAN YUNA PRATIWI (17.321.2705)
PUTU EKA WULANDARI (17.321.2707)

KELAS : A11-A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, supaya penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik lagi dan
semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Makalah ini penulis sadari masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 12 Maret 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap
Pengkajian Asuhan Keperawatan................................................................. 3
2.2 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap

Perencanaan Asuhan Keperawatan............................................................... 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................... 8
3.2 Saran............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap pekerjaan di dunia ini pasti masing-masing memiliki tingkat risiko
bahaya.Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan
suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas
setinggi-tingginya.Maka dari itu K3 mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang
pekerjaan tanpa kecuali.Upaya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat melakukan pekerjaan.Dalam pelaksanaan
K3 sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu manusia, bahan, dan metode yang
digunakan, yang artinya ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dalam mencapai
penerapan K3 yang efektif dan efisien.
Menurut ILO, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah menjaga dan
meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial seluruh para pekerja dan pada semua
sektor pekerjaan, mencegah pekerja terjangkit penyakit yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, melindungi pekerja dari risiko yang berdampak buruk pada kesehatan,
menempatkan dan menjaga pekerja dalam lingkungan yang sesuai dengan kondisi
fisiologi dan psikologi, menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja serta pekerja dengan
pekerjaannya (Markkanen, P.K, 2004).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa upaya yang dilakukan untuk mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard
pada tahap pengkajian asuhan keperawatan?
2. Apa upaya yang dilakukan untuk mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard
pada tahap perencanaan asuhan keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Penulis dan pembaca mengetahui apa upaya yang dilakukan untuk mencegah dan
meminimalkan risiko dan hazard pada tahap pengkajian asuhan keperawatan.
2. Apa upaya yang dilakukan untuk mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard
pada tahap perencanaan asuhan keperawatan.

1
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard
pada tahap pengkajian asuhan keperawatan.
2. Menambah wawasan mengenai upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard
pada tahap perencanaan asuhan keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Pengkajian
Asuhan Keperawatan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik,
mental, social, dan lingkungan. (effendi,1996)
A. Contoh Hazard dan Resiko Bagi Perawat Saat Melakukan Pengkajian
1. Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
2. Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian
3. Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang di ajukan perawat
4. Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan fisik
5. Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluarganya

B. Upaya Pencegahan Hazard dan Resiko Bagi Perawat Saat Melakukan


Pengkajian
Beberapa macam upaya perlu di lakukan sebagai tindakan pencegahan, upaya-
upaya tersebut dapat dilakukan baik dari pihak pasien, perawat itu sendiri maupun
dari pihak manajemen rumah sakit. Beberapa upaya yang perlu di lakukan untuk
mencegah terjadinya kekerasan fisik dan verbal pada perawat saat melakukan
pengkajian, antara lain :
1. Perawat harus menyampaikan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk
apapun kepada pihak rumah sakit.
2. Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan sesama manusia
dengan dasar martabat dan rasa hormat.
3. Dalam melakukan kontak kepada pasien perawat seharusnya menjadi pendengar
yang baik, salah satu teknik pengumpulan data pada pengkajian adalah
wawancarta. Saat melakukan wawancara perawat harus mampu menempatkan diri
sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin.
4. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara menghindari
tindakann kekerasan verbal dan fisik.

3
5. Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk di
dekati, perawat dapat melakukan pengkajian kepada keluarga pasien terlebih
dahulu.
6. Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan kata-kata yang menyingung
pasien dan keluarga.
7. Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan
dari pasien terlebih dahulu.
8. Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri untuk
menghadapi hazard dan resiko.
9. Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap laporan-laporan
kekerasan fisikmaupun verbal terhadap perawat
10. Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit mulai dari poli, ruangan
rawat inap, sampai ke unit gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan
suasana hati pasien dan keluarga.

C. Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap


Pengkajian Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja
1. Batasi akses ketempat isolasi
2. Menggunakan APD dengan benar
3. SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian tubuh yang tidak tertutup
APD.
4. Petugas tidak boleh menyembunyikan wajahnya sendiri.
5. Membatasi sentuhan langsung ke pasien.
6. Cuci tangan dengan air dan sabun.
7. Bersihkan kaki dengan di semprot ketika meninggalkan ruangan tempat melepas
APD
8. Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja
9. Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi.

4
2.2 Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Perencanaan
Asuhan Keperawatan
Rumah sakit harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan
penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.Perencanaan
K3 di rumah sakit dapat mengacu pada standar sistem manajemen K3RS diantaranya self
assesment akreditasi K3 rumah sakit dan SMK3. Perencanaan meliputi :
a. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor resiko
1. Identifikasi sumber bahaya
Dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
- Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya
- Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) yang mungkin dapat terjadi
2. Penilaian faktor resiko
Penilaian faktor resiko adalah proses untuk menentukan ada tidaknya resiko
dengan jalan melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko
kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Pengendalian faktor risiko
Dilakukan melalui empat tingkatan pengendalian risiko yaitu menghilangkan
bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang
tingkat risikonya lebih rendah atau tidak ada (engneering/rekayasa), administrasi
dan alat pelindung pribadi (APP).

b. Membuat peraturan
Rumah sakit harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar operasional
prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3
lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui dan harus
dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.

c. Tujuan dan sasaran


Rumah sakit harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya
potensial, dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan/indikator pengukuran, sasaran
pencapaian dan jangka waktu pencapaian (SMART)

d. Indikator kinerja
5
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 rumah sakit.

e. Program kerja
Rumah sakit harus menetapkan dan melaksanakan proram K3 rumah sakit, untuk
mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan.

f. Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di rumah sakit sangat tergantung dari rasa tanggung jawab
manajemen dan petugas terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja
sama dalam pelaksanaan K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya
aturan yang jelas. Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua
petugas, bimbingan dan latihan serta penegakan disiplin. Ketua organisasi/satuan
pelaksana K3 rumah sakit secara spesifik harus mempersiapkan data dan informasi
pelaksanaan K3 di semua tempat kerja, meruuskan permasalahan serta menganalisis
penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, kemudian mencari jalan
pemecahannya dan mengkomunikasikannya kepada unit-unit kerja, sehingga dapat
dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
program, untuk menilai sejauh mana program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau
masih terdapat kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari
pemecahannya.

BAB III
6
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hazard (bahaya) adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cidera pada
manusia/kerusakan pada alat/lingkungan.Risk (resiko) didefinisikan sebagai
peluang terpaparnya seseorang/alat pada suatu hazard (bahaya). Pengkajian adalah
pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah,kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental,
social, dan lingkungan. Pengkajian yang sistematis (effendi,1996). Contoh hazard
dan resiko bagi perawat saat melakukan pengkajian yaitu pelecehan verbal saat
berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, kekerasan fisik pada perawat ketika
melakukan pengkajian, pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan
yang di ajukan perawat, resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun
udara saat pemeriksaan fisik serta perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan
pasien dan keluarganya.
Upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada
tahapanperencanaan meliputi: idenifikasi sumber bahaya, membuat peraturan,
tujuan dan sasaran, indicator kinerja,program kerja. Upaya mencegah dan
meminimalkan resiko dan hazard pada tahapan implementasi: Implementasi
keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kreteria hasil yang di harapkan (Gordon,
1994, dalam potter dan perry, 1997). Implementasi keperawatan membantu dalam
aktifitas sehari-hari, konseling, memberikan asuhan keperawatan langsung.

3.2 Saran
Tenaga kesehatan harus lebih bisa menjaga keamanan diri dengan selalu
memakai APD dan memenuhi SOP saat melakukan tindakan dan menambah
pengetahuan tentang upaya pencegahan resiko dan hazard agar mampu
menerapkannya dalam ruang lingkup keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
7
Risiko dan Hazard Pada Pengkajian Keperawatan. Diakses melalui
https://www.scribd.com/mobile/doc/312057056/Risiko-Dan-Hazard-Kasus-Pengkajian.
Diakses pada tanggal 12 maret 2019
Risiko dan Hazard Pada Intervensi Keperawatan. Diakses melalui
https://www.scribd.com/mobile/doc/312534347/Risiko-Dan-Hazard-Kasus-Intervensi.
diakses pada tanggal 12 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai