Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KOMUNIKASI KONSELING

Nama kelompok : 1. Koo Yustin Octavia (1041611094)

2. Lokawati Tulus Mulia (1041611095)

3. Maria Ulfa (10416110)

4. Mega Kharisma (1041611100)

5. Nola Ajeng Pitaloka (1041611113)

6. Novi Dwi Anggraeni (1041611114)

KASUS :

Pasien wanita 68tahun menggunakan natrium diklofenak secara rutin dalam tiga tahun terakhir untuk
mengatasi nyeri lututnya. Dan akhir-akhir ini pasien mengeluhkan nyeri pada perut.

(Pasien datang ke apotek dengan anaknya)

Asisten Apoteker : “Selamat siang ibu, selamat siang mbak ada yang bisa saya bantu?”

Anak Pasien : “Selamat pagi mbak, ini ibu saya mau berkonsultasi.”

Asisten Apoteker : “Oh, baik mbak silahkan duduk terlebih dahulu, saya panggilkan apotekernya didalam
nggih.”

Anak Pasien : “Baik mbak, terimakasih.”

(Asisten Apoteker memanggil apoteker)

Asisten Apoteker : “Permisi bu, ada pasien yang ingin berkonsultasi.”

Apoteker : “Iya mbak terimakasih ya .”

Asisten Apoteker : “iya bu.”

(Apoteker menemui pasien)

Apoteker : “Selamat siang ibu, selamat siang mbak perkenalkan saya apoteker disini, ada yang bisa saya
bantu?”

Anak Pasien : “Begini bu, lutut ibu saya ini kan sudah lama sakit sekitar 3 tahunan, sudah minum obat
tapi akhir-akhir ini sering mengeluh kalau perutnya sakit.”

Apoteker : “Yang dirasakan bagaimana ya bu?”


Pasien : “Nyeri mbak lutut saya, setelah minum obat sakitnya sudah berkurang tapi kadang-kadang
perut saya jadi nyeri.”

Apoteker : “Selama 3 tahun ini obat yang dikonsumsi ibu apa nggih?”

Pasien : “Apa ya namanya?”

Anak pasien : “itu bu, selama lututnya nyeri ibu saya minum natrium diklofenak. Sudah lama minum itu
karena ibu merasa cocok sama obatnya.”

Pasien : “iya mbak sakitnya hilang kalau minum obat itu, tapi perut saya akhir-akhir ini jadi nyeri.”

Apoteker : “kalau pas perutnya nyeri biasanya diapain nggih bu? Atau mungkin ibu minum obat lain
untuk menghilangkan rasa nyeri di perutnya?”

Anak Pasien : “Perut ibu saya hanya saya kompres dengan air hangat bu, saya tidak berani member obat
lain. Takut salah atau bagaimana.”

Apoteker : “Ibu ini minum obat yang buat nyeri lutut sebelum atau sesudah makan nggih bu?”

Pasien : “Kadang sebelum makan kadang-kadang setelah makan mbak, seingatnya saya.”

Apoteker : “Jadi begini nggih bu, obat natrium diklofenak yang ibu minum untuk mengatasi nyeri di lutut
ibu ini dapat menyebabkan efek samping mengiritasi lambung, jadi perut ibu jadi nyeri, sebaiknya obat
ini dikonsumsi 1 jam setelah makan.”

Anak Pasien : “kalau misalnya ibu saya sudah makan tapi perutnya masih nyeri bagaimana ya bu?”

Apoteker : “Ibu dapat minum obat omeprasol untuk mencegah nyeri pada lambungnya, ini diminumnya
sebelum makan nggih bu.”

Pasien : “Oh jadi begitu ya mbak.”

Apoteker : “Iya bu, saya minta tolong mbaknya supaya tetap mengontrol ibunya nggih mbak saat minum
obat untuk meminimalkan efek samping yang mungkin dapat terjadi, seperti nyeri pada perut
contohnya.”

Anak Pasien : “Iya bu, saya usahakan untuk tetap mengontrol ibu saya saat minum obat.”

Apoteker : “Apakah sudah jelas bu, mbak? Atau mungkin ada yang ingin ditanyakan lagi ?”

Pasien : “Sudah mbak.”

Anak Pasien : “Sudah jelas bu, terimakasih atas penjelasannya. Kalau begitu kami permisi ya bu.”

APoteker : “Oh iya mbak, semoga lekas sembuh ya ibu.”

Pasien : “Iya mbak terimakasih banyak.”

Anda mungkin juga menyukai