Presentasi Kasus Plasenta Previa
Presentasi Kasus Plasenta Previa
Bantul
Disusun oleh :
Di susun oleh :
Pembimbing :
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Disahkan oleh
Dokter Pembimbing
PENDAHULUAN
berbahaya. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua adalah kehamilan
perdarahan yang tidak bersumber pada plasenta seperti kelainan serviks biasanya
klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya, ialah plasenta previa,
rasa nyeri merupakan tanda khas plasenta previa, apalagi kalau disertai tanda-tanda
lainnya, seperti bagian terbawah janin belum masuk ke dalam pintu atas panggul, atau
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen-
bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus. Hal inilah yang
insidensinya terjadi kira-kira 1 dari 200 persalinan. Penanganan yang bisa dilakukan
adalah pengawasan antenatal dan pertolongan pertama, ini perlu diajarkan pada
tenaga medis agar dapat dideteksi secara cepat dan diagnosis yang tepat untuk kasus-
kasus plasenta previa, sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat
diturunkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan
tebal 2-3 cm. Beratnya 500-600 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada
kearah korion. Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding
uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan
bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk
1. Bagian janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili
- Vili korialis
cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada
terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis
alterasi fisiko-kimia.
3. Tali pusat, merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin.
Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml
tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40
berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah
akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai
tropoblast.
B. DEFINISI
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutup sebagian atau seluruh
pembukaaan jalan lahir (ostium uteri internum). Angka kejadian plasenta previa
mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Insidens berganda pada
kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur lebih dari 30 tahun
organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk
pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat
pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi yang membentuk hubungan penting
C. ETIOLOGI
perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan
plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta
previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi.
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama
dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai
bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian dugaan itu salah.
Kuret, dll).
d. Chorion leave persisten.
e. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima
hasil konsepsi.
f. Konsepsi dan nidasi terlambat.
g. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.
D. KLASIFIKASI
pembukaan servix, klasifikasi plasenta previa dapat berubah. Secara umum plasenta
a. Plasenta previa totalis atau komplit, yaitu bila plasenta menutupi seluruh ostium
uteri internum.
b. Plasenta previa parsialis, bila plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum.
c. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada pinggir ostium uteri
internum.
d. Plasenta letak rendah, bila tepi bawah plasenta berada pada jarak lebih kurang 2 cm
adalah:
a. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
bagian belakang.
2. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian plasenta menutupi ostium
bagian depan.
3. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang
ditutupi plasenta.
(Ostium).
c. Tingkat 3, Complete placenta previa: plasenta menutupi ostium waktu tertutup dan
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri
yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau
sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus mungkin terjadi akibat lokasi
abnormal plasenta yang sedang tumbuh. Sering perdarahan akibat plasenta previa
terjadi tanpa tanda-tanda peringatan pada wanita hamil yang sebelumnya tampak
sehat-sehat saja. Tidak nyeri dan perdarahan pervaginam berwarna merah terang pada
umur kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama
2. Perdarahan berulang
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
F. DIAGNOSIS
pemeriksaan,antara lain:
1. Anamnesis
Gejala pertama yang membawa pasien ke dokter atau rumah sakit ialah perdarahan
pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III), puncak
tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul tanpa sebab
apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa
disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan
2. Pemeriksaan fisik
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas
panggul- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen
bawah rahim terutama pada ibu yang kurus. Pemeriksaan dalam sangat
segera tersedia.
- Pemeriksaan USG
G. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa,
laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat
dilihat dengan inspekulo.Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat
umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini
pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan
juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi
perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan,
deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat
H. PENATALAKSANAAN
adalah mencegah keadaan syok karena pendarahan yang banyak, untuk itu harus
segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian cairan atau tranfusi darah.
Kriteria : Umur kehamilan < 37 minggu, perdarahan sedikit, belum ada tanda-
tanda persalinan, keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih. Penanganan
berupa :
janin.
- Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada disekitar
ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga
pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di
luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam).
b) Penanganan aktif
500 cc atau lebih, ada tanda-tanda persalinan, keadaan umum pasien tidak
multipara dan anak sudah meninggal atau prematur. Jika pembukaan serviks
sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika his lemah,
plasenta) hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atausudah
Seksio Cesaria
harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan. Persiapan darah pengganti
untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan perawatan lanjut pasca bedah
termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan masuk-
menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi
I. KOMPLIKASI
J. PROGNOSA
morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10 % dan mortalitas janin
50-80 %. Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka angka kematian
dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. Kematian maternal menjadi 0,2 -5%
terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan.
penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karena plasenta rendah sekali
KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 27 tahun
Paritas : G2P0A1
Alamat : Brajan Wonokromo Pleret Bantul
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
HPMt : 20-8-2010
HPL :27-5-2011
UK : 35-1 minggu
Tanggal masuk : 26 Desember2011
B. Anamnesis
1. Keluhan utama : Perdarahan melalui jalan lahir sejak 1 hari
dan darah yang keluar berwarna merah segar sebanyak ± 300cc tanpa
pasien pernah mengalami hal yang serupa namun perdarahan yang terjadi
hanya sedikit, air ketuban belum merembes dan pasien masih merasakan
perdarahan disangkal.
C. Pemeriksaan fisik
Status generalisata
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Vital sign : TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,5˚ C
4. Tinggi badan : 156 cm
5. Berat Badan : 56 kg
6. Gizi : baik
7. Kulit : turgor dan elastisitas baik, tak tampak wujud kelainan
kulit
8. Kepala : mesocephal
9. Mata : conjunctica anemis +/+, sclera ikterik -/-
10. Telinga : tidak ada secret, tidak ada perdarahan
11. Hidung : tidak ada secret, tidak ada perdarahan
12. Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, lidah tidak
tremor
13. Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan
tidak ada pembesaran getah bening
14. Dada
Inspeksi : bekas luka (-), retraksi (-)
Perkusi : sonor +/+
Palpasi : pengembangan dada simetris +/+
Fremitus (+) normal
Auskultasi :
Cor : S1 S2 reguler, bising jantung (-)
Pulmo : vesikuler +/+, suara tambahan ronkhi (-), wheezing (-)
15. Perut : membesar, sesuai umur kehamilan, tinggi fundus uteri 2 jari
presentasi kepala, kepala belum masuk panggul, his (-), DJJ = 144
D. Status obstetric
1. Inspeksi
Kepala : Kloasma gravidarum (-)
Dada : Mammae tegang, areola dan paplilla mammae
hiperpigmentasi
Abdomen : perut tampak membesar kedepan, stria gravidarum (+), bekas
operasi
Caesar (-)
2. Palpasi
Leopod I : teraba bagian besar, bulat dan lunak
Leopod II : Kanan : Teraba bagian yang memanjang, Kiri: teraba bagian
kecil-kecil dari janin, TFU : 33 cm, DJJ 144 x/mnt, His (-)
Leopod III: Teraba bagian bulat, keras, bagian terbawah belum masuk
E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hb : 9,9 gr%
AL : 8.4 ribu/ul
AT : 256 ribu/ul
HMT : 30,9 %
HBsAg : negative
BPD: 9 ,0cm
AC: 30,1 cm
FL: 7 cm
US-GA 34w 3d
EFW 2287g
F. Diagnosis
Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis, Sekundigravida, hamil
G. Terapi
Terapi ekspektatif
Observasi his, djj, dan perdarahan
Inj. dexamethason 2 x 1 ampul
Jika perdarahan berlanjut rencana sc emergency (± 200 cc )
Sedia darah WB 2 klaf
H. Follow up kasus
1. Hari 1 (26-12-2011)
Ax: Perdarahan pervaginam (+) sedikit, merah segar, mrongkol (-),
ganti pembalut 3x, gerak janin (+), air ketuban pecah (-)
Px : KU : baik, compos mentis, tidak tampak anemis
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5˚C
DJJ (+) His (-) palpasi : janin tunggal, letak memanjang, puki,
bdp
136 x/mnt
Dx : Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis,
142 x/mnt
Dx : Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis,
136 x/mnt
Dx : Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis,
WB 2 klaf
5. Tanggal 30 -12-2011 (hari 5)
Ax : flek-flek (+), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Px : ku baik, sadar, tidak anemis.
TD : 110/70 mmHg, N : 82 x /mnt, RR : 21 x/mnt, t : afebris his (-), djj
142 x/mnt
Dx : Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis,
WB 2 klaf.
148 x/mnt
Dx : Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis,
WB 2 klaf
7. Tanggal 1 -1-2012 (hari 7)
Ax : flek-flek (+), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Px : ku baik, sadar, tidak anemis.
TD : 110/70 mmHg, N : 82 x /mnt, RR : 21 x/mnt, t : afebris his (-), djj
144 x/mnt
Dx : Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis,
WB 2 klaf
146 x/mnt
Dx : Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis,
WB 2 klaf
9. Tanggal 3 -1-2011 (hari 9)
Ax : flek-flek (+), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Px : ku baik, sadar, tidak anemis.
TD : 110/70 mmHg, N : 82 x /mnt, RR : 21 x/mnt, t : afebris his (-), djj
134 x/mnt
Dx : Perdarahan Antepartum e.c. Plasenta Previa Totalis,
BAB IV
ANALISA KASUS
dengan keluhan keluar darah segar dari jalan lahir dengan jumlah yang banyak sejak
tidak teratur dan jarang, gerak janin (+), air ketuban keluar (-).Pada pemeriksaan fisik
didapatkan perut yang membesar sesuai umur kehamilan pada inspeksi. Pada palpasi,
janin tunggal, letak memanjang, punggung di sebelah kiri, presentasi kepala. DJJ =
144 x/menit, TFU = 33 cm, nyeri tekan (-). Pada pemeriksaan penunjang (USG)
didapatkan hasil Janin tunggal, memanjang, preskep, nampak plasenta menutupi OUI,
BPD: 9 ,0cm, AC: 30,1 cm, FL: 7 cm, US-GA 34w 3d, EFW 2287g dengan kesan
setelah umur kehamilan 22 minggu , umumnya terjadi pada triwulan ketiga atau
kelainan plasenta seperti placenta previa, solusio plasenta, rupture sinus marginalis
yaitu suatu keadaan dimana letak plasenta yang abnormal, pada segmen bawah uterus
sehingga plasenta menutupi seluruh jalan lahir. Hal ini didukung oleh terjadinya
perdarahan dari jalan lahir berupa darah merah segar, tidak terasa nyeri, terjadi secara
tiba-tiba tanpa sebab pada trimester 3 (usia kehamilan 33+3 minggu) serta hasil USG
yang menunjukkan pertumbuhan plasenta pada SBR anterior yang member kesan
secara bertahap dan perlahan, laserasi baru akan terjadi dan perdarahan pun akan
berulang sekalipun tanpa sebab, seperti coitus ataupun trauma. Perdarahan dapat pula
terjadi karena pinggir plasenta terlepas akibat tidak dapat mengikuti kontraksi uterus
previa juga memiliki faktor resiko, salah satunya yang sesuai dengan pasien ini
wanita dengan riwayat operasi sebelumnya terdapat jaringan parut pada uterus yang
menjadi lebih tipis dan mencakup daerah uterus yang lebih lama.
Penatalaksanaan pasien dengan plasenta previa tergantung pada keadaan
umum pasien (kadar Hb>8gr%), umur kehamilan, banyaknya perdarahan, serta ada
tidaknya tanda persalinan. Pada awal masuk rumah sakit dilakukan manajemen
ekspektatif terhadap pasien ini. Hal ini sesuai dengan beberapa kriteria manajemen
ekspektatif, antara lain umur kehamilan < 37 minggu, perdarahan sedikit, belum ada
tanda-tanda persalinan, keadaan umum pasien baik (Hb = 9,8 gr%). Manajemen ini
janin.
- Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada disekitar
ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga
pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di
luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam).
.
BAB V
KESIMPULAN
plasenta previa parsial, plasenta previa marginal, serta plasenta previa letak
rendah
3. Dalam kasus ini pada dasarnya terdapat 2 pilihan cara persalinan, yaitu
yang pertama pada ibu usia tua, serta plasenta previa totalis yang merupakan
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham Gary F, Leveno J Kenneth , Bloom L Steven , Hauth C John ,
III Gilstrap Larry , Wenstrom D Katharine . Williams Obstetrics 22ND
EDITION 2005 .
2. Wiknjosastro Hanifa , Saifuddin Bari Abdul , Rachimhadhi Trijatmo . Ilmu
Kebidanan , edisi ketiga , cetakan keempat ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo , 1997.