Anda di halaman 1dari 4

REVOLUSI PERANCIS

XI IPS 3
1. Ananda Putri (2)

2. Bunga Arista R (6)

3. Desty Rahma (10)

4. Fajar Muhammad D (14)

5. Johanes Christian Maximus Raditya W (18)

6. Muhammad Rahendya (22)

7. Nafis Dava A (26)

8. Raden Ajeng Windari (30)

9. Zulvita Nuristia (34)


REVOLUSI PERANCIS
Revolusi Prancis adalah perubahan besar dalam masyarakat dan peemrintahan Prancis akibat
jatuhnya pemerintahan monarki. Revolusi ini berlangsung dari tahun 1789 sampai 1799.

1. Keadaan Prancis Menjelang Revolusi


Menjelang revolusi, Prancis menghadapi berbagai masalah sosial, ekonomi, dan politik. Tumpukan
masalah ini membawa Prancis ke dalam kancah revolusi.

a. Perbedaan Kelas

Masyarakat terbagi menjadi tiga kelas, yaitu :

1. Kelas pertama terdiri atas kalangan rohaniawan


2. Kelas kedua terdiri atas kalangan bangsawan
3. Kelas ketiga terdiri atas kalangan borjuis, para buruh, petani.
Kelas pertama dan kedua memiliki hak istimewa, yaitu hak milik atas tanah dan bebas
dari kewajiban membayar pajak.
Kelas ketiga termasuk kalangan bawah. Kelas ini terdiri atas orang-orang yang tidak puas
karena diperlakukan secara tidak adil dan selalu ditindas.
1. Kelompok borjuis adalah sekelompok orang terdidik dan cukup Makmur. Contoh
: pengusaha, dokter, ilmuwan.
2. Para buruh dan petani adalah orang yang paling menderita. Mereka harus
membayar pajak dan melakukan tugas pokok feudal seperti menggarap tanah kaum
bangsawan tanpa imbalan yang berarti.
b. Kebangkrutan Pemerintahan Monarki
 Pada masa pemerintahan Louis XIV, pemerintahan monarki berubah menjadi absolut, artinya
kekuasaan raja mutlak di atas hukum atau undang-undang. Walaupun demikian, Prancis
waktu itu Makmur karena Louis XIV raja yang berwibawa dan pandai memilih Menteri yang
cakap.
 Raja berikutnya Louis XV, ia sempat membawa Prancis pada kemakmuran. Namun karena
perang yang berkepanjangan membuat banyak keuangan Prancis terpakai. Tidak adanya
upaya memulihkan ekonomi ditambah pemborosan membuat Prancis banyak hutang.
 Ekonomi Prancis tidak kembali pulih pada masa pemerintahan Louis XVI. Ia pemipin yang
lemah meskipun jujur. Ia lebih tertarik pada berburu disbanding urusan politik. Akibatnya,
pemerintahan banyak dipengaruhi oleh kalangan oportunis, seperti bangsawan dan istrinya,
Marie Antoniette.
 Sebetulnya Louis XVI sudah berusaha memulihkan ekonomi prancis dengan mengangkat
Robert Turgo sebagai Menteri keuangan. Namun karena Turgo mengusulkan reformasi
ekonomi yang mengakibatkan dihapusnya hak istimewa kelas satu dan dua, kalangan tersebut
menentang keras. Bahkan mereka mendesak Louis XVI agar Turgo segera diturunkan.
c. Pemikiran Baru Tentang Bentuk Pemerintahan
 Montesquieu (1689-1755)
Ia berasal dari kalangan bangsawan dengan nama asli Charles de Secondat. Ia menganjurkan
sistem pemerintahan monarki konstitusional, yaitu pemerintahan monarki berdasarkan
undang-undang dengan pemisahan tiga kekuasaan setara, yaitu legislatif, eksekutif, yudikatif.
 J. J. Rousseau (1712-1778)
Pemikirannya berdasarkan pengalaman langsung akan ketidakadilan, penindasan, dan
kemerosotan moral dalam masyarakat dan pemerintah Prancis. Ia menganjurkan sistem
pemerintahan demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Pemikirannya banyak dianut oleh para pemimpin revolusi Prancis, seperti Marat, Danton, dan
Robespierre.
 Voltaire (1694-1778)
Voltaire beberapa kali masuk penjara bastille dan dikejar akibat kritik-kritik pedasnya tentang
pemerintah, kalangan bangsawan, dan kalangan gereja. Kritik- kritiknya menjadi pedoman
para pemimpin Revolusi Prancis untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dari berbagai
penyelewengan dan kemunafikan.
d. Keberhasilan Revolusi Amerika
Kelahiran Amerika Serikat ternyata bersumber pada gagasan para pemikir Prancis. Kenyataan
tersebut membuat warga prancis bahwa gagasan Montesquieu, J.J. Rosseau, Voltaire memang
dapat diwujudkan dalam suatu negara demokrasi. Terinspirasi oleh keberhasilan Revolusi
Amerika, warga Prancis semakin bersemangat untuk berjuang demi kebebasan mereka.

2. Gejolak Revolusi Prancis


a. Sidang Etats Generaux
Memasuki tahun 1789, Prancis terancam bangkrut karena kas negara kosong. Guna
menyelamatkan negara, raja mengundang Etats Generaux bersidang. Sidan dilaksanakan
di Istana Versailles tanggal 5 Mei 1789. Selama 5 minggu berdebat tanpa hasil, para wakil
kelas ketiga meninggalkan sidang Etats Generaux. Mereka tidak mengakui keberadaan
Etats Generaux dan membentuk dewan baru bernama Assemblee Nationale. Pada tanggal
5 Juli 1789, para anggota Assemblee Nationale bersumpah untuk bersidang terus sampai
konstitusi terbentuk. Sumpah ini terkenal dengan sebutan Jeu de Paume.

b. Jatuhnya Penjara Bastille


Tanggal 14 Juli 1789, kemarahan rakyat tidak terbendung lagi. Gerakan pasukan Prancis
ke tempat sidang Assemblee Nationale mereka anggap kesewenangan pemerintah
terhadap Gerakan pembaruan. Kemudia dengan senajta seadanya, rakyat prancis bergerak
ke penjara Bastille. Rakyat berhasil menembus banteng penjara, lalu menguasai tempat
tersebut. Jatuhnya penjara Bastille menggugah keberanian rakyat di kota-kota lainnya
untuk bergerak. Rakyat menghancurkan segala sesuatu yang mewakili tirani, seperti
membantai bangsawan dan rohaniawan, serta menghancurkan atau menjarah harta benda
mereka.

c. Deklarasi HAM dan Warga Negara


Tanggal 4 Agustus Assemblee Nationale menghapus semua hak istimewa kaum
rohaniawan dan bangsawan. Tiga minggu kemudia, dewan tersebut mengeluarkan
deklarasi HAM dan Warga Negara yang disebut Declaration des Droits de I’Homme et
du Citoyen. Deklarasi ini menyatakan bahwa semua manusia dilahirkan bebas dan
mempunyai hak yang sama. Atas dasar deklarasi ini, Assemblee Nationale membentuk
pemerintahan revolusioner.

d. Pemerintahan Prancis setelah Revolusi


Setelah revolusi, Prancis mengalami beberapa pergantian sistem pemerintahan.
Tahun 1791, pemerintahan Prancis membentuk monarki konstitusional.
Tahun 1792, pemerintahan Prancis membentuk republic (republik pertama).
Sejak tahun 1794, pemerintahan dijalankan oleh directorate yang terdiri atas lima orang.
Kemudian, sejak Napoleon Bonaparte berkuasa pada tahun 1799, pemerintahan
dijalankan oleh Consulate, dengan Napoleon sebagai konsulat pertama.

e. Akhir Revolusi Prancis


Menjelang tahun 1799, kemelut politik kembali muncul di Prancis. Kemelut ini akibat
ulah kalangan oposisi pendukung monarki. Mereka bermaksud menggulingkan
Directorate. Di tengah ancaman tergulingnya directorate, Napoleon Bonaparte
menyelamatkan republik Prancis. Sejak tanggal 9 November 1799, ia memegang kendali
pemerintahan dan revolusi prancis berakhir

3. Dampak Revolusi Prancis


a. Dampak Politik
 Liberalisme semakin berkembang
 Tumbuh kesadaran menempatkan undang-undang sebagai kekuasaan tertinggi
 Tumbuh kesadaran nasionalisme dan cita-cita mendirikan negara republic
b. Dampak Ekonomi
 Sistem ekonomi merkantilisme diganti dengan sistem ekonomi liberal
 Petani mempunyai kesempatan menjadi pemilik tanah
 Hak bebas kalangan rohaniawan dan bangsawan dihapus
 Sistem pajak feodal dihapuskan
 Diterapkannya sistem ekonomi liberal membuka kesempatan bagi sektor
industri untuk berkembang
c. Dampak Sosial
 Feodalisme dihapuskan sehingga pembedaan kelas dalam masyarakat tidak
berlaku lagi
 Lahirnya undang-undang dan hukum yang menjamin HAM dan berlaku bagi
semua warga Negara
 Hak milik rakyat dilindungi oleh hokum
 Semua warga mempunyai hak yang sama dalam Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai