Anda di halaman 1dari 6

Observasi Wawancara Budidaya Ayam Petelur

Kelompok 7 dan 8

Ai Rina

Eggy Suhendra

Gilang Slamet Signori

Ikhfa Tiara Sundanis

Miftah Azis Shafrizal

Prasasti Suci Rahayu

Restu Hafiti Abdul Azis

Widi Yanti

XII MIPA 4

SMA NEGERI 16 GARUT


A. Latar Belakang

Pengembangan usaha ternak layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki prospek yang bagus,
terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari
per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani
(www.litbang.deptan.co.id). Hal itu berarti target konsumsi protein hewani sekitar 11 g/hari/perkapita.
Namun yang terjadi, konsumsi protein hewani penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7
g/hari/perkapita, jauh lebih rendah dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina. Dalam dunia peternakan,
kita tidak asing lagi dengan ayam yang sengaja diternakan untuk dihasilkan daging atau telurnya, karena
sudah banyak peternakan ayam yang menyebar diseluruh Indonesia bahkan sampai diluar negeri, baik
peternkan pabrik ataupun peternakan individu. Seperti pada peternakan ayam petelur yang kami
kunjungi, yang dimana peternakan tersebut dimiliki individu. Adapun nama pemiliknya yaitu Bapak
Irwan, peternakan ini terletak di daerah Cikajang. Ayam petelur dibudidayakan untuk dihasilkan telur
dengan jumlah yang banyak dan kualitas yang baik. Dalam beternak, kita perlu memperhatikan mulai
dari pakan, kandang, penyakit serta pengobatannya, sifat genetikanya, asal usulnya, vaksinasi dan
sebagainya

B. Tujuan

A. Untuk mengetahui tahapan perencanaan atau persiapan usaha budidaya unggas petelur.

B. Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan usaha budidaya unggas petelur.

C. Untuk mengetahui stretegi promosi dan pemasaran dalam usaha budidaya unggas petelur

C. Waktu dan Tempat

Observasi ini dilakukan pada hari Jumat, 26 Oktober 2018 pukul 15.00 di Peternakan Ayam Cikajang.

D. Biodata Responden

Nama : Irwan

Tempat, tanggal lahir : Garut, 10 Mei 1984

Usia : 34 tahun

Jabatan/Peran : Sebagai pengelola unggas ayam petelur di Cikajang

Alamat : Cikajang

E. Hasil Observasi dan Wawancara

1. Tahap Perencanaan/Persiapan Usaha Budidaya Unggas Petelur

a. Peluang dan Tantangan


Untuk melakukan suatu kegiatan usaha budidaya unggas petelur diperlukan analisis terhadap
peluang usaha yang dimiliki serta tantangan – tantangan yang akan dihadapi dalam melakukan
kegiatan usaha budidaya unggas petelur. Untuk peluang dari kegiatan usaha budidaya unggas petelur
terutama di daerah Cikajang memiliki potensi yang sangat besar karena produk yang dihasilkan
merupakan salah satu produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Disamping menjadi keperluan
masyarakat, proses ataupun teknik pelaksanaannya tidak begitu sulit dan tidak membutuhkan biaya
yang sangat besar. Adapun untuk tantangan, tantangan terbesar yaitu kematian.

b. Analisis Biaya

Analisis biaya sangat diperlukan untuk merencanakan suatu usaha. Berdasarkan beberapa
pendekatan – pendekatan hitungan mengenai keseluruhan biaya tetap, biaya tidak tetap, dan
perhitungan laba rugi.

c. Penentuan Lokasi Kandang

Mengenai penentuan lokasi kandang untuk peternakan ini, lokasinya telah dipetakan sejak awal.
Tetapi responden memberikan kriteria - kriteria untuk penentuan lokasi kandang yang baik diantaranya ;
lokasi cukup luas minimal 20m x 8m untuk peternakan skala sedang ke atas, jauh dari kebisingan, dan
mudah diakses.

d. Pemilihan Jenis Unggas Petelur yang Dibudidayakan

Jenis unggas petelur yang dibudidayakan di peternakan ini ialah ayam petelur. Ayam petelur
dipilih karena produknya sangat dibutuhkan masayrakat serta biaya yang digunakan dalam
pemeliharaan mudah dijangkau.

2. Tahap Pelaksanaan Budidaya Unggas Petelur

a. Sarana dan Peralatan Budidaya Unggas Petelur

Untuk sarana dan peralatan yang digunakan dalam budidaya unggas petelur pada peternakan ini
antara lain; kandang yang kokoh (campuran besi dan cor) dengan ukuran 20m x 8m, peralatan kandang
berupa peralatan kebersihan serta peralatan makanan, bibit ayam, pakan berupa campuran konsentrat,
jagung, dan dedak serta pemberian vitamin berupa vita strees.

b. Teknik Budidaya Unggas Petelur

i. Penyediaan Kandang

Kandang merupakan bagian vital yang mempengaruhi kondisi unggas petelur. Kandang pada
peternakan ini dibuat kokoh dengan menggunakan campuran besi dan cor untuk melindungi hewan
ternak dari kondisi/cuaca yang buruk.

ii. Penyediaan Bibit


Bibit ayam yang digunakan pada peternakan ini merupakan bibit

iii. Penyediaan Pakan

Untuk pakan yang digunakan berupa campuran konsentrat, jagung, dan dedak.

iv. Pemeliharaan

Pemeliharaan unggas petelur meliputi pemberian makan dan minum yang dilakukan secara
rutin tiap pagi dan sore dengan menggunakan suatu wadah yang bersih serta memperhatikan fase-fase
(meliputi; starter, growther, dan finisher) dari unggas petelur . Sementara untuk pengendalian penyakit
dilakukan dengan memberikan vaksin serta dipisahkan dari unggas lainnya uncegah timbulnya
penularan. Vaksin yang digunakan ialah VaksinND.

v. Panen

Ayam petelur akan memulai produksinya dalam 16 minggu, tetapi hanya 20% dari total ayam
tersebut yang dapat bertelur, puncak dari produksinya itu sekitar 20 minggu keatas. Masa pengambilan
telur akan dilakukan secara bertahap untuk menjaga kualitas dari telur. Ketika umur ayam sudah berusia
50 minggu keatas, maka produksi telurnya akan menurun (afkir), sehingga ayam tersebut akan dijual
karena kalau dipaksakan untuk dipelihara maka perawatannya meningkat tetapi produksinya menurun
sehingga hasilnya akan rugi.

vi. Pasca Panen

Setelah dilakukan pengambilan secara berkala selanjutnya telur akan disortir dan telah
dibersihkan.

vii. Pemeliharaan Kandang

Pemeliharaan Kandang pada peternakan ini dilakukan secara berkala setiap sebulan sekali
selain untuk menjaga kebersihan kandang juga untuk menjaga unggas dari kondisi stress jika dilakukan
dalam jeda waktu yang singkat.

viii. Sanitasi

Saanitasi pada peternakan ini berjalan dengan sangat baik selain untuk menunjang
pemeliharaan unggas petelur.

3. Promosi dan Pemasaran

Produk yang dihasilkan dalam peternakan ini berupa telur. Jenis telur yang paling laku di pasaran
ialah telur ayam yang memiliki penampilan yang cukup bulat dengan berat sekitar 55g – 60g. Harga
telur itu sendiri dijual sekitar Rp.2000,00.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai