Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KIMIA TEKSTIL

Anggota Kelompok :
1. Lodia Kurniawati (16612074)
2. Sukma Radika Mayangsari (16612077)
3. Ika Ria Indriani (16612079)
4. Sri Rubiati (16612083)

1. SNI 08-0288-1989
Standar ini merupakan hasil SNI 08-0288-1989, Cara uji tahan luntur warna terhadap
gosokan. Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan normatif, cara persiapan contoh uji, cara uji,
cara evaluasi hasil uji. Cara uji dapat digunakan untuk bahan tekstil berwarna dari segala macam
serat baik dalam bentuk benang maupun kain untuk gosokan dengan kain kering dan gosokan
dengan kain basah. Untuk pengujian diambil 2 contoh uji, satu untuk pengujian kering dan satu
untuk basah. Contoh uji dan kain putih dikondisikan pada kondisi standar RH sesuai dengan SNI
0261, selama minimum 4 jam. Prinsip pengujian dilakukan yaitu dengan Contoh uji dipasangkan
pada crockmeter, kemudian padanya digosokkan kain putih kering dengan kondisi tertentu.
Penggosokan ini diulangi dengan kain putih basah. Penodaan pada kain putih dinilai dengan
empergunakan Staining Scale. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan penodaan warna pada
kain putih terhadap Staining scale sesuai SNI 0284. Nilai pengujian ditunjukan dengan nilai antara
lain: Nilai 5 untuk tidak ada penodaan; Nilai 4 untuk penodaan ekivalen dengan tingkat ke-4 skala
penodaan; Nilai 3 untuk penodaan ekivalen dengan tingkat ke 3 dalam skala penodaan; Nilai 2
untuk penodaan ekivalen dengan tingkat ke 2 dalam skala penodaan; Nilai 1 untuk penodaan
ekivalen dengan tingkat ke 1 dalam skala penodaan.
2. SNI 0264:2015
Standar Nasional Indonesia (SNI 0264:2015) tentang Tekstil - Cara uji identifikasi serat
pada bahan tekstil ini meliputi klasifikasi, cara pengambilan contoh, dan cara uji identifikasi serat-
serat pada bahan tekstil. Cara uji ini dapat dipergunakan untuk menetapkan golongan serat dan jenis
serat alam maupun serat buatan. Cara uji ini berlaku untuk serat-serat asli yang belum dikerjakan
atau diubah secara kimia, kecuali wol yang diklorinasi. Serat alam meliputi: serat selulosa, serat
protein, fibroin, keratin, serat mineral. Serat-serat buatan, meliputi: aramid, akrilat, anidex, asetat,
azion (protein yang diregenerasi), gelas, karet, metalik, modakrilat, novoloid, nylon (poliamida),
nitril, olefin (polihidrokarbon), polyester, rayon, saran, spandex, triexta, vinal, vinyon. Kata Kunci:
Serat Alam, Serat Buatan, Serat Asli.
3. SNI ISO 6989:2016
Standar ini menentukan panjang serat buatan stapel dengan mengukur masing-masing
serat, metode berbeda untuk menyatakan distribusi panjang dari nilai yang diperoleh melalui
pengukuran masing-masing serat, standar ini diberlakukan pada seluruh serat buatan stapel, namun
prosedur ini tidak berlaku bagi serat dengan sifat Stadar ini menentukan panjang serat buatan stpel
dengan mengukur masing-masing serat, metode berbeda untuk menyatakan distribusi panjang dari
nilai yang diperoleh melalui pengukuran masing-masing serat.Standar ini diberlakukan pada
seluruh serat buatan stapel, namun prosedur ini tidak berlaku bagi serat dengan sifat crimp yang
kuat. Standar ini juga tidak berlaku bagi bundel serat batang.
4. SNI 08-0033-2006
Cara pengujian kekuatan tarik benang menurut SNI 08-0768-1989 yaitu sehelai benang
dijepit pada klem penjepit atas, sedangkan ujung benang yang lain dijepit pada klem penjepit bawah
dengan diberi beban atau gaya. Setelah dipastikan pada posisi yang benar, handle penggerak motor
ditarik. Besarnya beban atau gaya maksimal yang dapat ditahan oleh benang tersebut menunjukkan
kekuatan tarik benang per helai. Berdasarkan SNI 08-0033-2006 persyaratan mutu benang tunggal
kapas untuk tenun, penentuan batas bawah dan batas atas respon kekuatan tarik yaitu berkisar antara
125- 760 gram-force. SNI 08-0033-2006 persyaratan mutu benang tunggal kapas untuk tenun,
penentuan batas bawah dan batas atas respon nomor benang dengan satuan Tex yaitu berkisar
antara 5,9-36,9 Tex sedangkan untuk nomor benang Ne1 yaitu berkisar antara 16-100 Ne1.

Anda mungkin juga menyukai