Anda di halaman 1dari 15

[ T y p e t h e c o m p a n y

n a m e ]
[ T y p e t h e c o m p a n y
a d d r e s s ]
[ T y p e t h e p h o n e
n u m b e r ]
[ T y p e t h e f a x n u m b e r ]
[ P i c k t h e d a t e ]

KELOMPOK :
- DAMARLIA PRATIWI
- DZAKA AMIR FAISHAL
- ELSA KRISFIANI
- FADHLAN AGUNG ABDILLAH
- FAJAR PITARSI DHARMA
LAPORAN
PENGUJIAN
EVALUASI
TEKSTIL 2
Page 2

I. TUJUAN
- Menguji benang Rayon Viskosa 100 % sesuai dengan mutu SNI

II. TEORI DASAR
PENGUJIAN NOMOR BENANG

Prinsip dari penomoran benang adalah membandingkan antara panjang
benang dengan berat benang tersebut. Ada 2 jenis penomoran benang yaitu :
I. Sistem Penomoran langsung (Direct System), yaitu perbandingan antara
berat dibagi dengan panjang benang tersebut, meliputi :
Tex = 1000 / Nm
Denier = 9 Tex
II. Sistem Penomoran tidak langsung (Indirect System), yaitu perbandingan
antara panjang dibagi dengan berat benang tersebut, meliputi :
Nm = P (m) / B (g)
Ne1 = 0,59 Nm
Pengukuran panjang biasanya dilakukan setiap panjang 120 yard (1 lea) dengan
menggunakan kincir atau skein reel yang sekali putar dapat mengukur 1,5 yard.
Untuk mengukur berat dapat dipakai neraca analitis. Setelah diketahui panjang
dan beratnya maka nomor benangnyapun dapat dicari.

PENGUJIAN ANTIHAN

Arah twist pada benang dibedakan atas ; arah kanan (Z) dan arah kiri (S).
Jumlah twist pada benang adalah jumlah putaran pada benang tersebut per unit
panjang dari benang dalam keadaan ada twistnya.
Penambahan twist akan menambah kekuatan benang sampai suatu titik
tertentu, sesudah itu penambahan twist akan mengurangi kekuatan.
Jika benang tunggal atau lebih ditwist bersama akan menghasilkan benang
gintir. Biasanya benang gintir yang baik diperoleh dari benang-benang tunggal yang
arah twistnya sama, digintir dengan arah yang berbeda dengan arah twist benang
tunggalnya.
Ada beberapa cara yang dikenal orang untuk mengukur jumlah twist pada
benang, diantaranya adalah :
1. Cara Kontraksi Twist (Untwist twist method)
Prinsip pengujian dengan cara ini adalah benang dengan panjang tertentu
dijepit antara 2 penjepit dengan tegangan tertentu, kemudian twistnya dibuka
Page 3

dengan memutar penjepit yang arahnya berlawanan dengan arah twist aslinya,
sehingga benang akan memanjang. Teoritis panjang maksimal akan dicapai
apabila putaran telah sama denga jumlah twist aslinya. Selanjutnya putaran
diteruskan maka terjadilah twist lagi yang jumlahnya dianggap sama dengan
jumlah twist aslinya apabila panjang contoh kembali seperti semula.
Perhitungan Twist Per Inch (TPI) :
Benang Tunggal (TPI) = Jumlah Putaran / 2 x 10
Benang Double (TPI) = Jumlah Putaran / 1 x 10
2. Cara Pelurusan Serat ( Untwist method)
3. Cara memutus benang
Beberapa Karakter Twist :
- Twist balans pada benang gintir
Apabila pada suatu benang gintir gaya-gaya yang disebabkan oleh twist
benang gintiran sama dan berlawanan dengan gaya-gaya yang disebabkan oleh
twist benang tunggal komponennya.
- Twist Corkscrew
Suatu keberadaan dimana sehelai benang dari benang gintir membentuk
inti dan komponen lainnya mengitari inti itu.
- Kontraksi benang karena twist
Adalah pengurangan panjang benang yang disebabkan karena
perubahan sudut twist.

Page 4

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PER HELAI

Kekuatan tarik per helai ialah besarnya gaya yang dibutuhkan untuk
memutuskan satu helai contoh pengujian, dinyatakan dalam satuan gram.
Pada dasarnya ada 3 macam mesin penguji kekuatan tarik yaitu :
1. Constant Rate of Traverse. Mesin dengan kecepatan penarikan tetap, termasuk
mesin jenis pendulum.
2. Constant Rate of Loading. Mesin dengan kecepatan pembebanan tetap.
3. Constant Rate of Elongation. Mesin dengan mulur tetap.
Mesin jenis pendulum bisa dipakai untuk pengujian serat, benang, kain dan
bahan tekstil lainnya, untuk kekuatan per lea ataupun kekuatan per helai.
Mesin-mesin jenis pendulum biasanya dibuat untuk pengujian benang yang
mulurnya normal, karena itu untuk benang sintetis yang mulurnya amat besar, mesin
ini harus dimodifikasi untuk pengujian benang tersebut.
Prinsip pengujian mesin jenis pendulum (asano) adalah sehelai benang
dijepit salah satu ujungnya sedang ujung yang lainnya diberi beban atau ditarik oleh
suatu beban-gaya. Besarnya beban/gaya yang maksimal dapat ditahan oleh benang
tersebut, menunjukan kekuatan tarik perhelainya.


Page 5

KETIDAKRATAAN BENANG

Ketidakrataan benang adalah prosentase menebal atau menipisnya diameter
benang dibandingkan dengan suatu panjang tertentu dari benang tersebut.
Alat yang biasa dipakai untuk mengukur katdakrataan benang adalah Uster
Evenness Tester salah satu alat yang menggunakan system capacitance, yang
dibuat oleh Zellweger Uster. Alat ini terdiri dari :
1. Evenness Tester (GGP), merupakan alat induk
2. Recorder (Reg GGP), untuk mencatat grafik ketidakrataan bahan
3. Integrator (ITG), yang mencatat langsung harga-harga ketidakrataan U % dan
CV %
4. Spectrograph (SPG) dan recordernya (reg SPG), yang mencatat periodicity dari
bahan yang diuji.
5. Imperfection Indicator (IP), yang dapat mencatat banyaknya neps, bagian
benang yang tebal dan bagian benang yang tipis dalam setiap panjang tertentu.

Prinsip bekerjanya Uster Evenness Tester adalah pada alat ini terdapat
condenser-condensor atau measuring comb yang terdiri dari 8 slot, tiap slot terdiri
dari pelal sejajar (electrode) yang saling berhadapan. Electrode tersebut dialiri
voltage dan ditengahnya dilalukan bahan tekstil, maka medan akan diperkuat yang
dapat dilihat pada perubahan aliran listriknya pada skala ammeter yang telah
dihubungkan.
Table Macam Slot dan Ukurannnya
Slot
Panjang
(mm)
Lebar
(mm)
Slot
Panjang
(mm)
Lebar
(mm)
Slot 1
Slot 2
Slot 3
Slot 4
20
12
12
15
72
6
3
1,5
Slot 5
Slot 6
Slot 7
Slot 8
8
8
8
8
0,9
0,5
0,3
0,2


Page 6

Table Macam Slot Sesuai Ukuran Bahan
Slot K.Tex Ne
1
Macam Bahan
Slot 1
Slot 2
Slot 3
Slot 4
Slot 5
Slot 6
Slot 7
Slot 8
10 (40) K.Tex
3 12
0,9 3,3
0,16 1,7
66 160 Tex
21 66
8,7 21
(4,0) 8,7
0,06 (0,015)
0,20 0,047
0,65 0,18
3,7 0,53
9 3,7
28 9
73 28
(150) 73
Sliver
Sliver
Sliver
Roving
Roving
Benang
Benang
Benang


Page 7

III. ALAT DAN BAHAN
- Mesin reeling
- Timbangan
- Twist tester
- Asanometer
- Ustereveness tester
- Benang rayon viskosa

IV. CARA UJI
3.1 Nomor benang
Nomor benang ditentukan menurut SNI 08-0268-1989, Cara uji nomor benang
kapas.

3.2 Antihan benang
Antihan benang per inci ditentukan menurut SNI 08-0270-1998, Cara uji antihan
benang
tunggal (cara pembukaan dan pemberian antihan).

3.3 Kekuatan tarik
Kekuatan tarik benang per helai ditentukan menurut SNI 08-0768-1989, Cara uji
kekuatan
tarik dan mulur benang (cara per helai)
Tenacitybenang dihitung dengan rumus sebagai berikut;
Kekuatan tarik benang / helai (cN atau g)
Tenacity= -----------------------------------------------------
Nomor benang ( tex )

3.4 Ketidakrataan benang
Ketidakrataan ditentukan menurut SNI 08-0460-2004, Cara uji ketidakrataan benang
dan
bahan tekstil sejenisnya dengan menggunakan metode kapasitansi, dengan prinsip
penentuan ketidakrataan yang mengukur sifat benang berdasarkan pada perubahan
kapasitansi saat benang melewati pelat kapasitor.

Page 8

V. DATA PERCOBAAN
5.1. NOMOR BENANG

Panjang untaian = 120 yard = 109,73 meter










No. Berat ( gram)
Nomor Benang


Ne
1
Tex
1 1,70 38,118 15,495 0,4724128
2 1,68 38,571 15,313 0,0545416
3 1,66 39,036 15,130 0,0534417
4 1,68 38,571 15,313 0,0545416
5 1,65 39,273 15,039 0,2187969
6 1,68 38,571 15,313 0,0545416
7 1,68 38,571 15,313 0,0545416
8 1,66 39,036 15,130 0,0534417
9 1,66 39,036 15,130 0,0534417
10 1,67 38,802 15,221 0,0000066
11 1,67 38,802 15,221 0,0000066
12 1,63 39,755 14,857 0,9017995
13 1,66 39,036 15,130 0,0534417
14 1,68 38,571 15,313 0,0545416
15 1,67 38,802 15,221 0,0000066
16 1,68 38,571 15,313 0,0545416
17 1,68 38,571 15,313 0,0545416
18 1,68 38,571 15,313 0,0545416
19 1,67 38,802 15,221 0,0000066
20 1,68 38,571 15,313 0,0545416
21 1,66 39,036 15,130 0,0534417
22 1,68 38,571 15,313 0,0545416
23 1,66 39,036 15,130 0,0534417
Page 9

24 1,66 39,036 15,130 0,0534417
25 1,67 38,802 15,221 0,0000066
X 38,805 15,221
2,51255



Page 10

5.2. KEKUATAN TARIK PER HELAI

Beban : 500 gram
Jarak Jepit : 50 cm
No.
Kekuatan
(gram)

Mulur (%)

Mulur
1 160 20,7025 11,4 0,093025
2 166 2,1025 10,2 0,801025
3 178 180,9025 11,6 0,255025
4 174 89,3025 10,2 0,801025
5 178 180,9025 11,8 0,497025
6 176 131,1025 12,0 0,819025
7 168 11,9025 12,4 1,703025
8 168 11,9025 11,0 0,009025
9 168 11,9025 11,4 0,093025
10 158 42,9025 10,2 0,801025
11 160 20,7025 10,0 1,199025
12 168 11,9025 12,0 0,819025
13 162 6,5025 11,8 0,497025
14 164 0,3025 11,0 0,009025
15 160 20,7025 10,2 0,801025
16 162 6,5025 10,0 1,199025
17 150 211,7025 10,2 0,801025
18 168 11,9025 12,0 0,819025
19 172 55,5025 11,8 0,497025
20 166 2,1025 10,8 0,087025
21 162 6,5025 11,4 0,093025
22 168 11,9025 10,4 0,483025
23 160 20,7025 11,0 0,009025
24 160 20,7025 11,2 0,011025
25 164 0,3025 11,2 0,011025
26 160 20,7025 11,8 0,497025
27 160 20,7025 11,4 0,093025
28 164 0,3025 12,0 0,819025
Page 11

29 168 11,9025 11,2 0,011025
30 170 29,7025 12,2 1,221025
31 150 211,7025 10,0 1,199025
32 160 20,7025 10,2 0,801025
33 158 42,9025 11,2 0,011025
34 182 304,5025 11,8 0,497025
35 184 378,3025 12,0 0,819025
36 168 11,9025 10,4 0,483025
37 132 1059,5025 10,0 1,199025
38 150 211,7025 10,4 0,483025
39 168 11,9025 10,2 0,801025
40 168 11,9025 11,8 0,497025
X 164,55 - 11,095 -
- 3439,9 - 22,639

Kekuatan


Mulur




Page 12

5.3. ANTIHAN
- Arah antihan : Z
- Tension : 1, sesuai table dibawah

No Putaran TPM TPI


1 680 680 17,272 0,908874
2 710 710 18,034 0,036614
3 654 654 16,612 2,604189
4 719 719 18,263 0,001388
5 734 734 18,644 0,174937
6 735 735 18,669 0,196829
7 734 734 18,644 0,174937
8 731 731 18,567 0,117001
9 686 686 17,424 0,641518
10 711 711 18,059 0,027538
11 740 740 18,796 0,325647
12 701 701 17,805 0,176356
13 746 746 18,948 0,522808
14 760 760 19,304 1,163498
15 722 722 18,339 0,012872
X - - 18,225 -
- - - 7,085003




Page 13

5.4. KETIDAKRATAAN
- No benang = Ne
1
40
- Average Value = 22,2
- Range of Scale = + 100 %
- Kecepatan = 100 m/menit
- Slot no = 7
No U ( %)


1 12 0,01
2 12 0,01
3 12 0,01
4 13 0,81
5 12 0,01
6 12 0,01
7 12 0,01
8 12 0,01
9 12 0,01
10 12 0,01
X 12,1 -
- 0,9



Page 14

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian, disimpulkan hasil sebagai berikut:


Nomor Benang
Kekuatan Mulur Antihan (TPI) Ketidakrataan U (%)
Ne1 tex
Hasil Pengujian 38,805 15,221 164,55 11,095 18,225 12,1
Nilai Spesifikasi
Benang Uji
40 - - - - -
Standar
Toleransi + 3
%
-
Kekuatan
minimum
-
Sesuai dengan
spesifikasi
Ketidakrataan
maksimum
(Ne1 38,8
Ne
1
41,2)
- 170 gram/helai - - 13,5
Keterangan
Cocok
dengan
standar
-
Dibawah
standar
-
Spesifikasi
tidak diketahui
Diatas standar

Jadi, nomor benang tersebut bisa dikatakan sesuai seperti yang tercantum pada spesifikasi
benang tersebut. Tetapi kekuatannya dan ketidakrataannya tidak memenuhi standar mutu
yang telah ditentukan.

Page 15

VII. DAFTAR PUSTAKA
- SNI 08-0033-2006

Anda mungkin juga menyukai