Semua keluarga, gereja, maupun sekolah Kristen di lingkungan Sinode
GKJ dan GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah, kini memasuki Pekan Pendidikan Kristen (Pepenkris) 2019. Melalui Pepenkris, kita diingatkan tentang kesadaran sekaligus semangat awal para pendahulu di lingkungan Sinode GKJ dan GKI SW Jateng. Yaitu, kesadaran tentang betapa pentingnya karya kesaksian dan pelayanan di bidang pendidikan. Baik itu karya pendidikan dalam keluarga, gereja, sekolah, tempat kerja maupun di ruang publik. Kegiatan Pepenkris tahun ini kita laksanakan dengan tema “Pendidikan yang Mengutuhkan.” Memang, pendidikan hakikatnya adalah daya upaya yang bersifat mengutuhkan. Dalam arti, pendidikan merupakan ikhtiar tiada henti agar individu tumbuh-kembang menjadi pribadi utuh yang membumi. Yaitu, pribadi yang aneka potensi dirinya (sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial) tumbuh-kembang secara serasi. Sehingga, ia makin berwawasan luas (to know), mampu mengembangkan kemampuan berkarya (to do), senantiasa berproses menjadi dirinya sendiri (to be), serta mampu hidup dalam (dan bersama) masyarakat secara bermakna (to live together). Namun, kita menyadari bahwa dunia pendidikan tidak beroperasi di ruang hampa. Ia bergiat di dunia nyata, yang sarat dengan godaan dan tekanan. Dan, kenyataannya, dunia pendidikan memang tiada henti diberondong oleh aneka godaan dan tekanan. Baik itu godaan dan tekanan ekonomi, sosial, budaya, politik, teknologi, dll. Lantas, dalam situasi seperti itu, bisa jadi para pelaku pendidikan kalah, menyerah atau berkompromi dengan aneka macam godaan dan tekanan tersebut. Akibatnya, terjadi pergeseran orientasi pendidikan. Maka, terjadilah ketidak-utuhan dalam praktik pendidikan. Jadi, idealnya pendidikan itu mengutuhkan. Namun, dalam kenyataan bisa saja yang terjadi justru sebaliknya, yaitu praktik pendidikan yang tidak mengutuhkan. Itu bisa terjadi entah dalam keluarga, komunitas, sekolah, ataupun masyarakat. Itulah sebabnya, melalui momen sepekan dalam Pepenkris 2019, kita akan menggumuli tema tersebut di atas. Kiranya, itu menginspirasi kita untuk: Pedoman Pepenkris 2019 halaman i Pendidikan yang Mengutuhkan
(i) berefleksi tentang pelaksanaan tugas pendidikan dalam keluarga, gereja
dan sekolah Kristen di tengah godaan dan tekanan ekonomi, sosial, budaya, politik, teknologi, dll; (ii) berefleksi tentang sejauhmana kita tetap setia pada hakikat tugas pendidikan Kristen yang kita emban, yaitu bertekun mengutuhkan individu dan masyarakat melalui upaya tiada henti membentuk manusia utama dan menghadirkan kebaikan bersama. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bersedia terlibat dalam penyiapan buku Pedoman Pepenkris 2019 ini. Secara khusus, kami berterima kasih kepada Pdt. Aris Widaryanto; Pdt. Agus Wijaya; Pdt. Bambang Mulyatno; Pdt. Wisnu Sapto Nugroho; Pdt. Nike Lukitasari Ariwidodo dan Pdt. Lidia Natalia. Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia ambil bagian dalam penyelenggaraan Pepenkris tahun ini. Kiranya Tuhan menolong kita semua untuk setia dan tekun menghidupi praksis pendidikan yang mengutuhkan.